BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam yang diajarkan oleh Ngabdullah Syarif Sayid Kuning seorang ulama dari Kerajaan Pajang (Demak). Kekhasan dari Islam Aboge adalah masih digunakannya model penanggalan Islam Jawa untuk menetapkan awal Ramadhan, hari Idhul Fitri, dan Idhul Adha. Penggunaan penanggalan ini mengakibatkan ibadah puasa, perayaan Idhul Fitri, dan Idhul Adha mereka selalu berbeda dengan apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Gambaran umum mengenai fisik Desa Onje dapat dijelaskan dengan melihat beberapa aspek seperti kondisi geografis, aspek demografis, dan aspek kehidupan masyarakat yang meliputi kondisi sosial, budaya, kondisi ekonomi, dan pendidikan. 1. Kondisi Geografis dan Luas Wilayah Desa Onje termasuk Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga yang terletak 10 km di sebelah utara kota Purbalingga. Desa Onje merupakan desa yang berada di kaki Gunung Slamet. Desa Onje memiliki ketinggian tanah 126 mdpl dan dengan suhu rata-rata mencapai 28-35 C, dengan banyaknya curah hujan yang terjadi adalah 3000 mm/tahun. Berdasarkan topografinya, desa Onje merupakan daratan tinggi. Luas seluruh Desa Onje berdasarkan data dari Kantor Desa adalah 383,410 ha. Batas-batas wilayah desa mrebet sebagai berikut, sebelah utara yaitu desa Kradenan, sebelah selatan desa Karangturi, sebelah timur desa Sindang, dan sebelah barat desa Salaganggeng (Monografi Desa Onje tahun 2013).
12 Interaksi Sosial Masyarakat..., Imaniar Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
13
Luas wilayah desa Onje adalah 383.410 ha. Luas wilayah yang demikian itu cukup untuk desa di Mrebet, luas wilayah tersebut terbagi atas lima bagian yang dapat dilihat Tabel 1 di bawah ini : Tabel 1 Jenis Penggunaan Tanah dan Luasnya No
Jenis Lahan
Luas (ha)
1
Luas Pemukiman
73.246
2
Luas Pesawahan
123.725
3
Kuburan
4
Luas Pekarangan
5
Perikanan (kolam, empang) Jumlah
1 202.027 0.9 383.410
Sumber : Data Luas Wilayah Menurut Penggunaanya Desa Onje Tahun 2013 Data Tabel 1 tersebut menyatakan bahwa luas tanah di desa Onje sebagian besar digunakan untuk lahan pertanian yang mencapai 123.725 ha, selain itu luas pekarangan mencapai 202.027 ha, dan buat pemukiman 73.246 Ha, serta sisanya kuburan 1 Ha. Sebagian besar pekarangan biasanya ditanami singkong, jagung, dan hal ini menunjukan bahwa masyarakat sebagian besar penduduknya menggeluti sektor pertanian. Desa Onje terdiri dari 4 dusun, masing-masing dusun dipimpin oleh Kepala Dusun. Setiap dusun terbagi dalam wilayah RW dan terbagi lagi dalam wilayah RT. Secara administrasi, sebelah utara desa Onje berbatasan dengan desa Kradenan dan Tangkisan, sebelah selatan berbatasan dengan desa Karangturi dan Banjaran, kemudian sebelah timur berbatasan dengan desa Sindang, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Manggunegara dan Selaganggeng. Jumlah dusun sebanyak 4 dusun, 8 RW dan 18 RT yaitu : Dusun yang pertama yaitu RT. 001, 002, 003-RW. 001 dan RT. 001, 002-RW. 002, dusun yang kedua terdiri dari RT. 001, 002-RW. 003 dan RT. 001, 002-RW. 004, dusun
Interaksi Sosial Masyarakat..., Imaniar Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
14
yang ketiga dari RT. 001, 002-RW. 005 dan RT. 001, 002-RW. 006, dan yang terakhir yaitu dusun yang ke empat RT. 001, 002-RW. 007 dan RT. 001, 002-RW. 008. Jumlah keseluruhan penduduk Desa Onje pada November 2014 adalah 4596 jiwa. Jumlak KK (Kepala Keluarga) yang ada di Desa Onje dari keseluruhan penduduknya adalah 1349 KK.
B. Keadaan Penduduk Berdasarkan laporan tahunan desa Onje pada tahun 2013, penduduk desas Onje berjumlah 4.563 jiwa, dengan rincian sebagai berikut. Jumlah seluruh kepala keluarga yaitu berjumlah 1.254, dan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.273, sedangkan untuk jumlah penduduk perempuan yaitu berjumlah 2.290. Komposisi penduduk desa Onje menurut umur dan jenis kelamin antara laki-laki dengan perempuan. Umur dan jenis kelamin ini dianggap penting untuk membedakan atau mengklarifikasi banyak hal, misalnya, usia balita, usia sekolah, produksi atau usia kerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin No
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
0-14 tahun
625
792
1.417
2.
15-49 tahun
1.450
1.308
2.758
3.
50 tahun ke atas
198
190
388
Jumlah
2.273
2.290
4.563
Sumber : Data desa Onje pada Tahun 2013. Melihat dari data di atas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk menurut usia. Jumlah paling banyak adalah pada umur 15-49 tahun yang berjumlah 2.758
Interaksi Sosial Masyarakat..., Imaniar Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
15
jiwa, yang terbagi atas laki-laki 1.450 jiwa dan perempuan 1.308 jiwa, sedangkan umur 50 tahun ke atas biasanya tidak lagi bekerja terlalu banyak mereka menggantungkan hidup dari anak-anak meraka. Stratifikasi masyarakat desa Onje tidak tampak secara jelas karena sebagian besar penduduknya adalah masyarakat menengah ke bawah. Stratifikasi yang paling menonjol akan tampak terlihat, tetapi tidak terlalu diperhatikan adalah di bidang pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka semakin tinggi status sosialnya. Begitu juga dengan pekerjaan, semakin tinggi status sosialnya. Warga masyarakat desa Onje juga dikenal sebagai warga masyarakat yang cukup taat dalam hal agama, setiap sore banyak anak-anak belajar mengaji di masjid ataupun mushola-mushola, tetapi untuk kalangan remaja saat ini terlihat adanya penurunan dalam hal keagamaan. Jarang sekali terlihat remaja yang pergi mengaji atau mengajari anak-anak mengaji karena remaja lebih memilih mengaji di rumah ataupun juga disibukkan dengan urusan pribadi mereka sendiri seperti sekolah dan pergaulan. Pola pikir masyarakat desa Onje yang masih tradisional banyak bertautan dengan hal adat istiadat. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya upacara keagamaan seperti acara selametan yang merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang. Pelaksanaan selametan ada yang dilakukan secara berkelompok dan ada yang dilakukan secara di rumah sendiri dengan beberapa tetangga. Adapun selamatan yang diaksanakan secara berkelompok biasanya bertempat di masjid dan mushola. Acara selamatan yang biasanya dilakukan antara lain adalah peringatan Isra Mi’raj, Maulud Nabi, syukuran mendirikan rumah, aqiqah, dan juga selamatan yang berhubungan dengan hidup manusia.
Interaksi Sosial Masyarakat..., Imaniar Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
16
Upacara khitan dan perkawinan biasanya dirayakan secara besar yaitu dengan mengundang seluruh warga desa atau juga dari desa lain yang masih saudara. Warga yang diundang biasanya akan datang dengan memberikan sumbangan berupa gula, beras, minyak, uang, dan hadiah. Selain hal-hal yang bersifat religius, kegiatan masyarakat yang bersifat sosial juga masih mewarnai kehidupan masyarakat Desa Onje. Hal ini tampak pada acara hajatan seperti khitan dan nikahan, semua tetangga dan saudara dekat untuk membantu atau lebih dikenal oleh masyarakat desa Onje dengan istilah rewang. Dalam kehidupan bermasyarakat baik penganut Islam Aboge maupun non Aboge tidak ada persaingan, sedangkan dalam penggunaan tempat ibadah seperti masjid atau mushola, penganut Islam Aboge lebih terkonsentrasi hampir di seluruh wilayah RW 1 dan lebih memfokuskan kegiatan keagamaan di masjid Raden Sayyid Kuning. Masjid itu pun tidak hanya dipakai oleh penganut Islam Aboge saja, masyarakat lain yang non-Aboge juga diperbolehkan untuk memakainya. Bila ada salah satu penganut Islam Aboge melaksanakan ibadah shalat di masjid lain juga tidak menjadikan pertikaian. Terdapat aktivitas sosial budaya dalam kehidupan penganut Islam Aboge dengan non-Aboge yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial di antara keduanya, seperti a) Sumbang-menyumbang, apabila ada salah satu masyarakat penganut Islam Aboge yang memiliki gawe maka tidak jadi halangan bagi masyarakat non Aboge untuk menyumbang, b) Takziyah, kegiatan ini juga menjadi peluang kesempatan bagi salah satu pihak untuk berinteraksi satu sama lain.
Interaksi Sosial Masyarakat..., Imaniar Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
17
C. Keadaan Ekonomi Kondisi ekonomi masyarakat desa Onje secara umum berada pada posisi ekonomi menengah ke bawah. Masyarakat desa Onje mempunyai mata pencaharian utama sebagai petani. Hampir sebagian warga masyarakat Desa Onje bermata pencaharian petani baik sebagai pemilik, penggarap maupun buruh tani. Jenis mata pencaharian warga masyarakat Desa Onje tidak bersifat tungggal karena banyak warga masyarakat juga berwiraswasta, bahkan ada yang bekerja sebagai buruh bangunan dan tukang ojek. Selain itu banyak juga yang berprofesi sebagai PNS, bidan Desa, dan juga buruh pekerja swasta. Tabel 3 Mata Pencaharian Penduduk Jenis Mata Pencaharian
No
Jumlah
1.
Petani
689
2.
Buruh Tani
776
3.
Buruh Bangunan
84
4.
PNS/TNI/ABRI
86
5.
Pedagang
34
6.
Lain-lain
260 Jumlah
1.929
Sumber : Data desa Onje tahun 2013 Meskipun demikian masyarakat desa Onje bukanlah termasuk masyarakat yang tertinggal karena masyarakat Desa Onje sudah cukup maju. Hal ini ditunjukkan dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi. Contohnya rumah warga yang sudah bagus, kondisi jalan yang beraspal dan perkampungan yang sudah berpaving. Berbagai macam barang elektronik dan kendaraan bermotor yang dimiliki oleh sebagian besar warga turut menunjukkan tingkat masyarakat di desa Onje.
Interaksi Sosial Masyarakat..., Imaniar Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
18
D. Kondisi Pendidikan Pendidikan merupakan sarana sosialisasi kebudayaan yang paling efektif karena dengan adanya pendidikan yang maju paling tidak suatu desa akan mengalami perkembangan yang dinamis. Warga masyarakat desa Onje telah banyak mengenyam pendidikan, terutama pada generasi muda dewasa ini. Semakin banyak remaja di desa Onje yang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
No
Tabel 4 Tingkat pendidikan penduduk Tingkat pendidikan
Jumlah
1.
Tidak tamat SD/ sederajat
25
2.
SD
431
3.
SLTP
237
4. 5.
SLTA
176
Perguruan Tinggi Jumlah
67 936
Sumber : Tingkat Perkembangan Desa Onje Tahun 2013 Data di atas dapat menjelaskan bahwa penduduk yang menempati tingkat pendidikan paling banyak adalah tidak tamat SD/ sederajat yang berjumlah 431 jiwa, dan sedangkan paling sedikit adalah tidak tamat SD yang berjumlah 25 jiwa. Bila melihat tingkatan pendidikan masyarakat desa Onje tersebut, maka program pemerintah yang mencanangkan wajib belajar sembilan (9) tahun terbilang cukup sukses, di mana tingkat pendidikan perguruan tinggi cukup banyak di desa Onje. Orang tua yang menyekolahkan anaknya minimal sampai tingkat SMA adalah orang tua yang mempunyai pola pikir terbuka dan berharap anaknya
Interaksi Sosial Masyarakat..., Imaniar Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015
19
memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Orang tua di desa Onje cukup antusias terhadap pendidikan formal anak-anaknya. Orang tua di desa Onje pada umumnya menyadari bahwa pendidikan formal sangat berguna bagi kehidupan anakanaknya pada masa moderen ini, terlebih untuk mencari pekerjaan yang lebih baik agar mampu meningkatkan hidup. Dengan demikian, anak bisa bekerja sebagai pegawai atau mendapatkan pekerjaan diluar bidang pertanian yang dianggap lebih baik. Dilihat dari segi pendidikan penganut Islam Aboge dan non-Aboge juga hampir tidak ada bedanya, mereka sama-sama memperhatikan pendidikan formalnya, tetapi untuk anak-anak dari kalangan Islam Aboge lebih ditekankan pada pendidikan agama seperti pesantren, pengajaran agama di TPQ, dan Madrasah Diniyah.
Interaksi Sosial Masyarakat..., Imaniar Tri Rahayu, FKIP UMP, 2015