BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Sinyal (Signaling Theory) Teori signaling dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperhitungkan kenyataan bahwa orang dalam (Insiders) perusahaan pada umumnya memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat berkaitan dengan prospek perusahaan dibandingkan dengan investor luar.1 Teori sinyal yaitu dengan memberikan suatu sinyal, pihak pemilik informasi berusaha memberikan informasi yang relevan sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak penerima.2 Sinyal tersebut berupa informasi mengenai
apa
yang
sudah
dilakukan
oleh
manajemen
dalam
merealisasikan keinginan pemilik perusahaan. Informasi yang lengkap sangat diperlukan oleh investor sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Informasi tersebut bisa berupa Good News maupun Bad News. Informasi yang dipublikasikan akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif maka diharapkan pengumuman tersebut diterima oleh pasar.3
1
Zaenal Arifin, Teori Keuangan dan Pasar Modal. (Yogyakarta: Ekonisia,2007), hlm. 11. Ulfi, Kartika Oktaviana dan Nanik Wahyuni. “Pengaruh Perubahan Komposisi Jakarta Islamic Index Terhadap Return Saham”. (Jurnal El-Qudwah, No. 5, Edisi April, Vol 1, 2011), hlm 4. 3 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. (Yogyakarta: BPFE. 2000) Edisi 2, hlm. 392. 2
10
11
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis, karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, baik untuk keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan suatu perusahaan dan bagaimana
besaran
efeknya.
Informasi
merupakan
faktor
yang
memberikan arti penting bagi si penerimanya, khususnya dalam hal untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor.4 Informasi yang dalam penelitian ini yaitu komponen arus kas diharapkan dapat digunakan oleh investor sebagai sinyal dalam menilai kinerja perusahaan. Secara garis besar signaling theory erat kaitannya dengan ketersediaan informasi. Berdasarkan informasi maka pasar modal dapat dibedakan menjadi: a) Pasar Modal bentuk lemah (Weak Form) yaitu pasar yang harga – harga sekuritasnya mencerminkan informasi masa lalu. b) Pasar Modal bentuk setengah kuat yaitu pasar yang harga – harga sekuritasnya secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan. c) Pasar Modal bentuk kuat (Strong Form) yaitu pasar yang harga – harga sekuritasnya mencerminkan secara penuh semua jenis informasi termasuk informasi privat. 5
4
Nofi, Handayani. “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic index”. (Semarang : Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2009), hlm. 12-13. 5 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, hlm. 572.
12
2. Tinjauan Umum Tentang Pasar Modal a. Pasar Modal Secara Umum 1) Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan antara pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus fund) dengan pihak yang kekurangan dana (defisit fund), dimana dana yang diperdagangkan merupakan dana jangka panjang. Pengertian lainnya, pasar modal adalah semua kegiatan yang bersangkutan dengan perdagangan surat-surat berharga yang telah ditawarkan kepada publik yang akan atau telah diterbitkan oleh emiten sehubungan dengan penanaman modal atau peminjaman uang dalam jangka menengah/panjang termasuk instrumen derivatifnya.6 Pasar modal adalah pasar tempat memperdagangkan berbagai
instrumen
keuangan
jangka
panjang
yang
bisa
diperjualbelikan, misalnya saham (ekuiti/penyertaan), obligasi (surat hutang), reksadana, produk derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, sekaligus sebagai sarana bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi. Pasar modal menfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli suratsurat berharga dan kegiatan terkait lainnya. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka 6
Abdul, Manan. Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hlm. 23 dan 77.
13
panjang (lebih dari satu tahun), seperti saham, obligasi, reksadana dan berbagai instrumen derivatif seperti option, waran, right, dan lain-lain.7 Sedangkan undang‐undang Republik Indonesia nomor 8 tahun1995 tentang pasar modal memberikan pengertian yaitu pasar modal merupakan suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang akan diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.8 Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai
instrument
keuangan
jangka
panjang
yang
bisa
diperjualbelikan baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrumen derivatif dan instrumen lainnya.9 2) Landasan Hukum Pasar Modal Adapun landasan hukum undang-undang tentang pasar modal di Indonesia adalah sebagai berikut: a) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1998, tentang Pasar Modal. b) Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas.
7
Iswi, Hariyani. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Strategi tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Reksadana dan Produk Pasar Modal Syariah). (Jakarta : Visimedia, 2010), hlm, 8. 8 Adrian, Sutedi. Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah). (Jakarta : Sinar Grafika, 2011), hlm 221. 9 Indah, Yuliana. Investasi Produk Keuangan Syariah. (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 37.
14
c) Undang-undang No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang diubah dengan Undang-undang No. 25 Tahun 25 Tahun 2003. d) Undang-undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. e) Undang-undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Otoritas Jasa Keuangan. 3) Instrumen Pasar Modal Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia adalah efek atau surat berharga yaitu (a) Efek bersifat ekuitas adalah efek atau surat berharga yang dapat menambah ekuitas pemilik modal. Efek bersifat ekuitas meliputi saham. Saham merupakan instrumen yang paling dikenal dipasar modal. Investor yang memiliki instrumen jenis ini berarti ikut menjadi pemilik perusahaan tersebut sebesar modal yang ditanamkan. (b) Efek bersifat utang adalah efek berupa surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan (selaku debitor) dan dijual kepada investor (selaku kreditor). Efek bersifat utang yang paling umum adalah obligasi. (c) Derivatif merupakan bentuk turunan dari sekuritas utama, misalnya turunan dari saham. Derivatif di Indonesia yaitu warrant, right dan opsi yang merupakan turunan dari saham.
15
(d) Reksadana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portopolio efek oleh manajer investasi.10 4) Jenis – Jenis Pasar Modal Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (a) Pasar perdana adalah penjualan perdana efek atau penjualan efek oleh perusahaan yang menerbitkan efek sebelum efek tersebut dijual melalui bursa efek. (b) Pasar sekunder adalah penjualan efek setelah penjualan pada pasar perdana berakhir. (c) Bursa pararel merupakan bursa efek yang ada. Bagi perusahaan yang telah menerbitkan efek yang akan menjual efeknya melalui bursa dapat dilakukan melalui bursa paralel. Bursa paralel merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public menjualbelikan efeknya jika dapat memenuhi syarat yang ditentukan pada bursa efek. 11 b. Pasar Modal Syariah 1) Pengertian Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap perdagangan surat
10
Iswi, Hariyani. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Strategi tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Reksadana dan Produk Pasar Modal Syariah), hlm. 197-237. 11 Adrian, Sutedi. Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah), hlm. 74.
16
berharga mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan ketentuan syariah. Secara sederhana, pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang seperti: riba, perjudian, spekulasi, dan lain lain.12 Pasar modal syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek yang menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya.13 Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat Islam di Indonesia yang ingin melakukan investasi di produk-produk pasar modal yang sesuai dengan prinsip dasar syariah. Pasar modal syariah di Indonesia secara resmi dikeluarkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara BAPEPAMLK dengan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia 12
Indah, Yuliana. Investasi Produk Keuangan Syariah, hlm. 45-46. Adrian, Sutedi. Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah), hlm. 45. 13
17
(DSN-MUI). Walaupun secara resmi diluncurkan pada tahun 2003, namun instrumen pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah.14 2) Landasan Hukum Pasar Modal Syariah a) Fatwa – Fatwa DSN MUI Pasar modal syariah di Indonesia telah memiliki landasan fatwa sebagai berikut:15 (1) Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah (2) Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah (3) Fatwa No. 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah (4) Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal 14
Indah, Yuliana. Investasi Produk Keuangan Syariah, hlm. 47. Fatwa Pasar Modal Syariah, http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/ pasarsyariah/fatwadanlandasanhukum.aspx, diakses 25 Agustus 2015 jam 11.05. 15
18
(5) Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah (6) Fatwa No. 59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syariah Mudharabah Konversi (7) Fatwa
No.
65/DSN-MUI/III/2008
tentang
Hak
Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah (8) Fatwa
No.
66/DSN-MUI/III/2008
No.
69/DSN-MUI/VI/2008
tentang
Waran
Syariah (9) Fatwa
tentang
Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) (10)Fatwa No. 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode Penerbitan SBSN (11) Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back (12) Fatwa No. 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang SBSN Ijarah Sale and Lease Back (13) Fatwa No. 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset To Be Leased (14) Fatwa No.80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.
19
b) Peraturan lainnya Adapun peraturan lain pasar modal syariah di Indonesia yaitu:16 (1) Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek (2) Peraturan Bapepam & LK No IX.A.14 tentang Akad – akad yang digunakan Dalam Penerbitan Obat (3) Peraturan Bapepam & LK No II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah (4) UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara. 3) Instrumen Pasar Modal Syariah Bursa efek yang berkaitan dengan modal yang tersedia dalam bentuk sertifikat mudharabah dan syirkah. Pinjaman dengan bunga tidak terdapat dalam ekonomi berbasis Islam. Tidak ada saham preferen dalam ekonomi Islam, karena ratenya sudah ditentukan terlebih dahulu. Namun bursa efek dapat boleh memperdagangkan sertifikat inal Qard Hasan yang diterbitkan oleh pemerintah.17 Berdasarkan Peraturan Bapepam Nomor IX.A.13 (Kep130/BL/2006) tentang Penerbitan Efek Syariah, instrumen yang
16
Fatwa Pasar Modal Syariah, http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/ pasarsyariah/fatwadanlandasanhukum.aspx, diakses 25 Agustus 2015 jam 11.16. 17 Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 544.
20
dapat diperdagangkan di pasar modal syariah di Indonesia terdiri dari saham syariah, obligasi syariah (sukuk), reksadana syariah, dan efek bangun aset syariah (EBA Syariah).18 Instrumen pasar modal syariah dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu: (a) Sekuritas aset/proyek aset (asset securitisation) yang merupakan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan musyarakah (management share). Penyertaan musyarakah adalah yang mewakili modal tetap (fixed capital) dengan hak pengelola, mengawasi manajemen dan hak suara dalam mengambil keputusan. Sedangkan penyertaan mudharabah (participation share) adalah mewakili modal kerja dengan hak atas modal dan keuangan tersebut, tetapi tanpa hak suara, hak pengawasan atau hak pengelolaan. (b) Sekuritas utang (debt securisation) atau penerbitan surat utang yang timbul atas transaksi jual beli atau merupakan sumber pendanaan bagi perusahaan. (c) Sekuritas modal, sekuritas ini merupakan emisi surat berharga oleh perusahaan emiten yang telah terdaftar dalam pasar modal syariah dalam bentuk saham. Sekuritas modal ini juga dapat dilakukan oleh perusahaan yang sahamnya
18
Iswi, Hariyani. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Strategi tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Reksadana dan Produk Pasar Modal Syariah), hlm. 353.
21
dimiliki
secara
terbatas
(nongo
public)
dengan
mengeluarkan saham atau membeli saham.19 3. Tinjauan Umum Tentang Saham a. Saham Secara Umum 1) Pengertian Saham Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada suatu perusahaan.20 Saham (share/stock) merupakan salah
satu
instrumen
pasar
modal
yang
paling
umum
diperdagangkan karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang, atau badan usaha didalam suatu perusahaan perseroan terbatas. Dengan memiliki saham, berarti ikut memiliki perusahaan sehingga berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Keuntungan yang didapat yang didapat investor dengan membeli saham ada dua macam yaitu mendapatkan deviden dan capital gain.21 Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.22 Porsi
19
Abdul, Manan. Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia, hlm. 223-225. 20 Irham Fahmi. Pengantar Pasar Modal (Panduan Bagi Para Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia). (Bandung: Alfabeta. 2012), hlm. 81. 21 Iswi, Hariyani. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Strategi tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Reksadana dan Produk Pasar Modal Syariah), hlm. 198. 22 Veithzal Rivai, Bank and Financial Institution Management, (Jakarta: Raja Grafindo, 2007), hlm 984.
22
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. 2) Jenis – Jenis Saham Dalam pasar modal ada dua jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu saham biasa (common stock) dan saham istimewa (preferred stock). Saham biasa (common stock) adalah suatu surat berharaga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) serta berhak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden. Saham biasa (common stock) ini memiliki beberapa jenis, antara lain: (a) Blue Chip-Stock (saham unggulan) adalah saham dari perusahaan yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas. (b) Growth
Stock
adalah
saham-saham
yang
diharapkan
memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham-saham lain, dan karenanya mempunyai PER yang tinggi.
23
(c) Defensive Stock (saham-saham defensif) adalah saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan deviden, pendapatan, dan kinerja pasar. (d) Cyclical Stock adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu. (e) Seasonal
Stock
adalah
perusahaan
yang
penjualannya
bervariasi karena dampak musiman, misalnya karena cuaca dan liburan. (f) Speculative Stock adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau negatif. Ini biasanya dipakai untuk membeli saham pada perusahaan pengeboran. Sedangkan saham istimewa (preferred stock) adalah suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dolar, yen, dan sebagainya) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulanan).23
23
Irham Fahmi. Pengantar Pasar Modal (Panduan Bagi Para Akademisi dan Praktisi Bisnis dalam Memahami Pasar Modal Indonesia), hlm. 81-83.
24
b. Saham Syariah 1) Pengertian Saham Syariah Saham syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria berdasarkan fatwa DSN-MUI, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. Sebagai bukti kepemilikan, maka saham yang diperbolehkan secara syariah untuk dibeli adalah saham untuk perusahaanperusahaan yang kegiatan usaha, jenis produk/jasa serta cara pengelolaannya sejalan dengan prinsip syariah.24 Pengertian lainnya, saham syariah dapat diartikan sebagai saham
perusahaan
emiten
yang
kegiatan
usahanya
tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Saham syariah merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan modal didalam suatu perusahaan berdasarkan prinsip syariah, untuk itu penyertaan modal tidak boleh dilakukan pada perusahaan-perusahaan emiten yang dianggap melanggar prinsip syariah seperti perusahaan perjudian, perusahaan yang menerapkan prinsip riba, perusahaan yang memproduksi barang haram, dan lain-lain.25
24
Sri Nurhayati, dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hlm.351-352. 25 Iswi, Hariyani. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Strategi tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Reksadana dan Produk Pasar Modal Syariah), hlm. 353.
25
2) Kriteria Saham Syariah Tidak semua saham yang diterbitkan oleh perusahaan publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat disebut saham syariah jika memenuhi kriteria sebagai berikut:26 (a) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip – prinsip syariah. (b) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip–prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) Kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX. A.13, yaitu: (a) Perjudian dan permainnan yang tergolong judi. (b) Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa. (c) Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu. (d) Bank berbasis bunga. (e) Perusahaan pembiayaan berbasisi bunga. (f) Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional. 26
http://www.bapepam.go.id/syariah/pengenalan_produk_syariah.html, di akses tanggal 18 September 2015.
26
(g) Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau menyediakan barang atau jasa barang haram zatnya (haram li – dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li – ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN – MUI dan/atau barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. (h) Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah). (2) Rasio total hutang berbasis bunga dibanding total ekuitas tidal lebih dari 82%. (3) Rasio pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya disbanding total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%. 4. Volume Perdagangan Saham a. Pengertian Volume Perdagangan Saham Volume perdagangan saham merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi yang masuk ke dalam pasar.27 Kegiatan perdagangan saham tidak berbeda dengan perdagangan pada umumnya yang melibatkan penjual dan pembeli. Dari adanya perdagangan saham yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. Hal ini menyebabkan jumlah transaksi saham atau volume saham yang diperjualbelikan 27
Nofi, Handayani. “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic index”. (Semarang : Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2009), hlm. 20.
27
dapat
berubah-ubah
setiap
hari.
Tinggi
rendahnya
volume
perdagangan saham adalah penilaian yang dipengaruhi oleh banyak factor, seperti kinerja perusahaan, kebijakan direksi dalam investasi lain, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, tingkat pendapatan, laju inflasi, penawaran dan permintaan dan kemampuan analisa efek harga saham itu sendiri juga merupakan sebagian hal-hal yang berpengaruh terhadap volume perdagangan saham dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhinya.28 Volume perdagangan dianggap sebagai ukuran dari kekuatan atau kelemahan pasar.29 Volume perdagangan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan saham suatu waktu tertentu. Kegiatan perdagangan saham dalam volume yang sangat tinggi di suatu bursa akan ditafsirkan sebagai tanda pasar akan membaik. Dari
kegiatan
perdagangan
saham
yang terjadi
maka
akan
meningkatkan volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham sebagai suatu variabel dependen memiliki karakteristik dalam suatu penilaiannya, hal ini disebabkan oleh tinggi rendahnya volume perdagangan saham setiap harinya. Trading Volume Activity (TVA) atau Aktivitas Volume Perdagangan Saham adalah perbandingan saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham yang beredar di pasar. 28
Lah Irwin Nidi Fitra. “Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. (Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2007), hlm. 22. 29 Susanto, Djoko. Analisis Teknikal di Bursa Efek. (Yogyakarta : STIM YKPN, 2010), hlm.140.
28
Volume Aktivitas Perdagangan adalah suatu metode untuk menguji reaksi pasar modal terhadap suatu informasi dengan menggunakan pendekatan Trading Volume Activity (TVA).30 Kegiatan perdagangan saham diukur dengan menggunakan indikator sebagai berikut31 :
Aktivitas volume perdagangan saham dapat digunakan untuk melihat apakah investor secara individu menilai suatu peristiwa sebagai suatu yang informatif, dalam arti, apakah informasi tersebut akan membuat keputusan investasi yang berbeda dari keputusan investasi normal. Suatu informasi mengandung nilai informatif jika jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar atau lebih kecil pada saat peristiwa terjadi, dibandingkan dengan waktu lainnya.32 b. Faktor-Faktor Volume Saham Aktivitas volume saham dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kondisi perekonomian negara yang bersangkutan, harga saham,
prestasi
perusahaan,
rumor dan sebagainya.
Volume
perdagangan saham bisa naik dan bisa turun tergantung pada perubahan satu atau lebih faktor tersebut. Volume perdagangan saham 30
Aris Budiyanto, “Analisis Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return pada Saham Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) Sebelum dan Setelah Bergabung dengan JII”. (Jurnal Pendidikan Akuntansi No.1,Vol. V, 2006), hlm. 45. 31 Abdul Rahman. “Pengaruh langsung dan tidak langsung arus kas dan laba terhadap volume perdagangan saham pada emiten di Bursa Efek Jakarta”. (Jurnal Akuntansi & Auditing, Volume I/No. 02/: 95-111. 2005), hlm. 103. 32 Aris Budiyanto, “Analisis Trading Volume Activity (TVA) dan Abnormal Return pada Saham Perusahaan-Perusahaan yang Tercatat dalam Jakarta Islamic Index (JII) Sebelum dan Setelah Bergabung dengan JII”. 2006, hlm. 45-46.
29
juga tidak terlepas dari adanya informasi yang beredar di bursa saham.33 5. Jakarta Islamic Index (JII) Dalam rangka merespons segala hal yang berhubungan dengan investasi sebagai akibat pesatnya perkembangan ekonomi syariah di seluruh dunia, di Jakarta dibentuk Jakarta Islamic Index (JII) yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Jakarta pada tanggal 3 Juli 2000.34 Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus yang berupa control yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index.35 Dalam Jakarta Islamic Index terdiri atas 30 jenis saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Jakarta Islamic Index dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) dalam mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuiti secara syariah. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Invesment Management.
33
Adrian, Sutedi. Produk-produk Derivatif dan Aspek Hukumnya. (Bandung : Alfabeta. 2012), hlm. 369. 34 Adrian, Sutedi. Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah), hlm. 30. 35 Indah, Yuliana. Investasi Produk Keuangan Syariah, hlm 71.
30
Jakarta Islamic Index merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia untuk merespon kebutuhan informasi yang berkaitan dengan investasi syari’ah. Langkah ini diambil berkaitan dengan semakin berkembangnya ekonomi islam terutama ditanah air yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. JII juga diharapkan dapat mendukung proses transparansi dan akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII menjadi jawaban atas keinginan investor yang ingin berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah tanpa takut tercampur dengan dana ribawi.36 Adapun kriteria Emiten yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) ini adalah sebagai berikut: a. Tidak melakukan usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi. b. Tidak melakukan usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi), yaitu usaha perbankan dan asuransi konvensional. c. Tidak
melakukan
usaha
yang
memproduksi,
mendistribusi,
menyediakan dan memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram.
36
Ulfi, Kartika Oktaviana dan Nanik Wahyuni. “Pengaruh Perubahan Komposisi Jakarta Islamic Index Terhadap Return Saham”. (Jurnal El-Qudwah No. 5, Edisi April, Vol. I, 2011), hlm. 2-3.
31
d. Tidak melakukan usaha yang memproduksi, mendistribusi dan memperdagangkan atau menyediakan barang-barang atau jasa yang dapat merusak moral. 37 Untuk menetapkan saham-saham yang akan masuk dalam perhitungan indeks syariah ini, dilakukan proses seleksi sebagai berikut : a. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah tercatat lebih dari tiga bulan (kecuali bila termasuk didalam saham-saham sepuluh berkapitalisasi pasar terbesar). b. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah tahunan terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal sebesar 90%. c. Memilih 60 saham dari susunan saham diatas berdasarkan urutan ratarata kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir. d. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas, dilihat rata-rata nilai perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.38 Selanjutnya pengkajian ulang akan dilakukan enam bulan sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal Januari dan Juli setiap tahunnya. Sementara perubahan jenis usaha emiten akan dimonitoring terus-menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.39
37
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Metodologi Penelitian Keuangan Prosedur, Ide dan Kontrol. (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006), hlm. 179. 38 Adrian, Sutedi. Pasar Modal Syariah (Sarana Investasi Keuangan Berdasarkan Prinsip Syariah), hlm. 68. 39 Iswi, Hariyani. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal (Strategi tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi, Reksadana dan Produk Pasar Modal Syariah), hlm. 354.
32
6. Tinjauan Umum Tentang Laporan Arus Kas a. Pengertian Arus Kas Laporan arus kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasi,
aktivitas
investasi,
sampai
pada
aktivitas
pendanaan
(pembiayaan) untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan dan penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.40 Dalam PSAK No.2 (2009) disebutkan bahwa “arus kas (cash flows) adalah arus masuk dan arus keluar atau setara kas”. Setara kas (cash equivalent) dapat didefinisikan sebagai investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang tidak signifikan.41 Laporan arus kas adalah salah satu laporan keuangan dasar. Laporan ini berguna bagi manajer dalam mengevaluasi operasi masa lalu dan dalam merencanakan aktivitas investasi serta pembiayaan di
40
Hery,. Akuntansi Keuangan Menengah I. (Jakarta : Bumi Aksara. 2012), hlm. 3 Jundan Adiwiratama. “Pengaruh Informasi Laba, Arus Kas Dan Size Perusahaan Terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei)”, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika JINAH No.1, Vol. 2. 2012), hlm. 7. 41
33
masa depan. Laporan ini juga berguna bagi para investor, kreditor dan pihak lainnya dalam menilai potensi laba perusahaan.42 Laporan arus kas merupakan alat analisis yang penting bagi kreditor, investor, serta berbagai pihak lainnya dalam rangka menentukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas pada periode mendatang, kapasitas untuk memenuhi kewajiban dalam bentuk kas, kebutuhan pembiayaan dari luar pada waktu mendatang, menunjukkan tingkat kesuksesan dari aktivitas investasi serta menunjukkan efektivitas dari implementasi strategi investasi dan pembiayaan.43 Di samping laporan arus kas, perusahaan publik juga menerbitkan laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Namun, dalam penelitian ini akan difokuskan pada laporan arus kas. Laporan arus kas dibutuhkan karena : 1) Kadangkala ukuran laba tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. 2) Seluruh informasi mengenai kinerja perusahaan selama periode tertentu dapat diperoleh melalui laporan arus kas. 3) Dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi arus kas perusahaan di masa mendatang.44
42
Arfan, Ikhsan. Pengantar Praktis Akuntansi. (Yogyakarta : Graha Ilmu. 2012), hlm. 177. Said, Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya. Metodologi Penelitian Keuangan Prosedur, Ide dan Kontrol. (Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006), hlm. 220. 44 Hery, Akuntansi Keuangan Menengah I, hlm. 201. 43
34
b. Tujuan Laporan Arus Kas Suatu perusahaan apabila arus kasnya baik maka akan menarik perhatian investor untuk berinvestasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa arus kas merupakan informasi penting yang dibutuhkan investor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas bagi investor, maupun untuk kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, keberhasilan manajemen dalam mengelola kegiatan investasi, efektifitas dalam menjalankan strategi investasi dan pendanaan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.45 Laporan arus kas dibuat untuk memenuhi beberapa tujuan berikut ini: 1) Untuk memperkirakan arus kas masa datang 2) Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Laporan arus kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer. 3) Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar deviden kepada pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada kreditor. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor mengetahui apakah perusahaan bisa melakukan pembayaranpembayaran tersebut.
45
Roza Thohiri, Imelda Sirahar. “Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Bersih terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, (Jurnal Bina Akuntansi Ibbi No.1, Juni, Vol. 19. 2013), hlm. 28-29.
35
4) Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya kas dan laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba cenderung menyebabkan peningkatan kas dan sebaliknya. Tetapi jika nilai sisa kas menurun ketika laba bersih tinggi atau sebaliknya kas meningkat ketika laba bersih rendah, maka ada kemungkinan bangkrutnya sebuah perusahaan yang mempunyai laba bersih yang cukup tinggi tetapi kasnya rendah, untuk itulah diperlukannya informasi arus kas.46 c. Faktor yang Mempengaruhi Arus Kas Arus kas yang akan diperoleh ialah arus kas di masa mendatang yang bersumber dari penerimaan operasi maupun nonoperasi. Arus kas akan terjadi di masa mendatang dan masa mendatang itu penuh ketidakpastian, maka realisasi arus kas tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor ketidakpastian di masa mendatang, faktor tersebut bisa bersifat internal maupun eksternal yaitu sebagai berikut : 1) Faktor Internal yang Mempengaruhi Arus Kas Faktor internal organisasi yang cenderung berpengaruhi terhadap realisasi arus kas pada umumnya berkaitan dengan efisiensi sistem. Faktor internal yang dimaksud berupa : (a) Produktivitas tenaga kerja (b) Kualitas tenaga kerja, terutama kualitas lapisan manajemen
46
Arfan, Ikhsan. Pengantar Praktis Akuntansi, hlm. 178-179.
36
(c) Metode produksi yang diaplikasikan pada perusahaan atau proyek (d) Kualitas atau tipe teknologi sarana produktif (e) Tata letak bangunan dan mesin pabrik, atau peralatan produktif 2) Faktor Ekstenal yang Mempengaruhi Arus Kas Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan untuk merealisasikan arus kas yang direncanakan mencakup : (a) Tingkat inflasi (b) Nilai tukar rupiah terhadap valuta asing (c) Tingkat bunga (d) Pendapatan rata-rata masyarakat (e) Kondisi umum perekonomian47 d. Penyajian Laporan Arus Kas Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut serta kepastian perolehannya. Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang 47
Murdifin, Haming dan Salim Basalamah. Studi Kelayakan Investasi Proyek dan Bisnis, hlm. 78-82.
37
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas terhadap posisi keuangan perusahaan serta jumlah kas dan setara kas. Berikut klasifikasi arus kas, yaitu ; 1) Aktivitas Operasi (Cash Flow Operating/CFO) adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Aktivitas operasi berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang memengaruhi penetapan laba atau rugi bersih seperti penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,
pembayaran
kepada
pemasok
dan
pembayaran
gaji
karyawan.48 Arus kas operasi pada penelitian ini adalah arus kas bersih dari aktivitas operasi yang diperoleh dari selisih antara arus kas operasi masuk dengan arus kas operasi keluar. Rumusnya49 CFO = CFO Masuk - CFO Keluar 2) Aktivitas Investasi (Cash Flow Investing/CFI) mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.50 Merupakan aktivitas yang berkaitan dengan perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang, mencakup penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap dan pembelian kas untuk mesin produksi.51 Arus kas investasi pada penelitian ini adalah arus kas bersih dari 48
Raja Adri Satriawan S. Akuntansi Keuangan Versi IFRS+. (Yogyakarta : Graha Ilmu. 2012), hlm. 45-48. 49 Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Metodologi Penelitian Keuangan Prosedur, Ide dan Kontrol, hlm. 220. 50 Raja Adri Satriawan S. Akuntansi Keuangan Versi IFRS+, hlm. 49. 51 Lah Irwin Nidi Fitra. “Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. (Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2007), hlm. 18.
38
aktivitas investasi yang diperoleh dari selisih antara arus kas investasi masuk dengan arus kas investasi keluar. Rumusnya52 : CFI= CFI Masuk – CFI Keluar 3) Aktivitas Pendanaan (Cash Flow Financing/CFF) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi kewajiban jangka panjang dan modal perusahaan. Mencakup penerimaan kas dari penerbitan saham baru dan pengeluaran kas untuk
pembayaran
hutang.53
Aktivitas
ini
berguna
untuk
memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.54 Arus kas pendanaan pada penelitian ini adalah arus kas bersih dari aktivitas pendanaan yang diperoleh dari selisih antara arus kas pendanaan masuk dengan arus kas pendanaan keluar. Rumusnya55 : CFF = CFF Masuk - CFF Keluar e. Pola Normal Arus Kas56 Pola normal arus kas masuk positif atau arus kas keluar negatif yang dilaporkan pada laporan arus kas berbeda-beda dari tiap aktivitas. Dari aktivitas operasi kebanyakan perusahaan menghasilkan arus kas 52
Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Metodologi Penelitian Keuangan Prosedur, Ide dan Kontrol, hlm. 220. 53 Lah Irwin Nidi Fitra. 2007, hlm 18-19. 54 Adri Satriawan S. Akuntansi Keuangan Versi IFRS+, hlm. 50. 55 Said Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Metodologi Penelitian Keuangan Prosedur, Ide dan Kontrol, hlm. 220. 56 Willy Indrawan_________. Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Riau : Universitas Riau), hlm. 5.
39
positif, apabila arus kas negatif dari aktivitas operasi pada suatu periode adalah indikator adanya masalah yang serius atau sebagai akibat besarnya kas keluar untuk peluncuran produk. Perusahaan harus mencari sumber dana dari luar untuk membiayai operasi rutinnya, jika operasi perusahaan tidak menghasilkan kas positif dan apabila perusahaan tidak memiliki cadangan saldo kas yang dibawa dari periode sebelumnya. Arus kas dari aktivitas investasi biasanya berpola negatif, menunjukkan bahwa pada waktu normal, kebanyakan perusahaan menggunakan kas untuk memperluas atau menambah aktiva jangka panjangnya. Sebuah perusahaan dengan arus kas positif dari aktivitas investasi berarti menjual aktiva jangka panjang/asset yang tidak terpakai melebihi dana lebih cepat daripada menemukan dengan yang baru. Tidak ada panduan yang umum dalam arus kas dari aktivitas pendanaan. Pada perusahaan yang sehat, angkanya bisa saja positif atau negatif. Sebagai contoh, arus kas yang positif dari aktivitas pendanaan mungkin merupakan tanda bahwa sebuah perusahaan sedang melakukan ekspansi dengan cepat sehingga tidak dapat menyediakan kas yang cukup untuk itu. Maka kas tambahan harus ada dari pendanaan. Tambahan ini bisa diperoleh dari pihak luar seperti kreditur dan penjualan saham. Arus kas negatif dari aktivitas pendanaan dapat saja dilaporkan oleh perusahaan yang sudah mapan
40
yang telah mencapai tahap stabil dan memiliki kelebihan kas dari aktivitas operasi yang bisa digunakan untuk membayar hutang atau membayar deviden tunai yang besar. Pola arus kas merupakan gambaran umum tentang posisi keuangan perusahaan dalam siklus hidupnya.
B. Tinjauan Pustaka Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang diantaranya dari : Penelitian yang dilakukan Sherly Lestari (2004)57 yang meneliti “Pengaruh Pengumuman Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham di Bursa Efek Jakarta (Periode 2000-2002)”. Pengumuman laporan arus kas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan saham. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan yang signifikan pada pengamatan lima hari sebelum pengumuman, pada saat pengumuman dan lima hari setelah pengumuman laporan arus kas. Dengan demikian informasi pengumuman arus kas menyebabkan perubahan perilaku investor dalam pembelian saham. Atau dengan kata lain pengumuman arus kas berpengaruh terhadap total volume activity (TVA). Penelitian Irwin Lah Nidi Fitra (2007)58, yang menguji tentang “Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (Periode 57
Sherly Lestari. “Pengaruh Pengumuman Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham di Bursa Efek Jakarta (Periode 2000-2002)”. (Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata. 2004) 58 Lah Irwin Nidi Fitra. “Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”.(Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. 2007)
41
2003-2006)” hasil penelitiannya membuktikan bahwa arus kas operasi dan pendanaan
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
volume
perdagangan saham, sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham. Melli Atik Wahyuni (2008)59 melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kandungan Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham (Studi kasus pada perusahaan di Jakarta Islamic Index)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan apakah perubahan volume perdagangan saham dipengaruhi oleh komponen variabel aktivitas arus kas, dan seberapa besar pengaruhnya terhadap volume perdagangan saham. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan metode asumsi klasik model ordinary least square (OLS). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa arus kas dari aktivitas operasi dan
investasi
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap volume perdagangan saham sedangkan pada arus kas dari aktivitas pendanaan tidak memiliki pengaruh terhadap volume perdagangan saham. Selanjutnya, penelitian dari Nofi Handayani (2009)60 yang meneliti tentang “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap
59
Melly, Atik Wahyuni. “Pengaruh Kandungan Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham (studi kasus perusahaan di Jakarta Islamic Index)”. (Yogyakarta : Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri. 2008) 60 Nofi, Handayani. “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index”. (Semarang : Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo. 2009)
42
Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index” Hasil pengujian secara simultan dari variabel terikat dan bebas dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh positif antara arus kas dari aktivitas operasi (AkOp), arus kas dari aktivitas investasi (AkIn) dan arus kas dari aktivitas pendanaan (AkPn) secara bersama-sama terhadap volume perdagangan saham yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index.
43
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dari Jurnal No. 1.
2.
Penelitian
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Uji Analisis
Kesimpulan
Perbedaan
Willy Indrawan,
Pengaruh Publikasi
Metode Kuantitatif.
Pengujian Asumsi
Aruskas dari aktivitas operasi
Universitas Riau.
Laporan Arus Kas
Berdasarkan kriteria,
Klasik meliputi: Uji
berpengaruh positif dan signifikan digunakan, dan
Jurnal skripsi.
Terhadap Volume
perusahaan yang
Normalitas,Uji
terhadap volume perdagangan
periode waktu
Perdagangan Saham
menjadi sampel dalam
Multikolinearitas, Uji
saham. Aktivitas investasi
penelitian.
Pada Perusahaan
penelitian ini ada 11
Autokorelasi, Uji
berpengaruh secara negatif dan
Consumer Goods
perusahaan.
Heteroskedastisitas, Uji signifikan terhadap volume
yang Terdaftar di
T, Uji F, serta
perdagangan saham, aktivitas
Bursa Efek Indonesia.
pengujian persamaan,
pendanaan tidak berpengaruh
hipotesis (analisis
secara signifikan terhadap volume
regresi berganda)
perdagangan saham.
Objek yang
Setyo Utomo,
Informasi Arus Kas
Metode kuantitatif.
-Uji Asumsi Klasik:
Arus kas dari aktivitas operasi
Andayani.
Dan Volume
Teknik pengambilan
Uji Normalitas, Uji
(AkOp), aktivitas investasi (AkIn) digunakan, dan
Jurnal Ilmu dan
Perdagangan Saham
sampel yang digunakan
Multikolinearitas, Uji
dan aktivitas pendanaan (AkDa)
Riset Akuntansi
Industri Otomotif Di dalam penelitian ini
Autokorelasi, Uji
secara simultan terbukti memiliki penelitian.
Vol.1 Nomor 1,
Bursa Efek Indonesia adalah purposive
Heterokedastisitas,
pengaruh signifikan terhadap
-Pengujian Hipotesis :
volume perdagangan saham, total
Januari 2013, 21-
sampling dengan tipe
Objek yang
periode waktu
44
No.
Penelitian
Judul Penelitian
36
Metode Penelitian judgement sampling.
Uji Analisis
Kesimpulan
Regresi Linear
arus kas secara simultan tidak
Berganda dan Regresi
berpengaruh signifikan terhadap
Linear Sederhana
volume perdagangan saham.
a. Uji F (Simultan),
AkOp dan AkIn secara parsial
b. Uji T (Parsial),
berpengaruh signifikan terhadap
Perbedaan
volume perdagangan saham, sedangkan AkDa dan total arus kas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan saham. 3.
Elizabeth T.
Pengaruh Publikasi
Metode deskriptif
Alat analisis yang
Pada periode sebelum
Objek yang
Manurung dan
Laporan Arus Kas
analitis. Penelitian ini
digunakan dalam
pengumuman laporan keuangan
digunakan, dan
Yulia.
Terhadap Volume
dibagi dalam tiga
penelitian ini adalah
yaitu H-9, periode saat
periode waktu
Bina Ekonomi
Perdagangan Saham
periode waktu yaitu
analisis regresi.
pengumuman laporan keuangan
penelitian.
Majalah llmiah
(Suatu Kasus Pada
periode sebelum
Perhitungan dari data-
yaitu H, dan periode setelah
Ekonomi, Vol.11,
PT. Telekomuniksi
perusahaan
data berupa koefisien
pengumuman laporan keuangan
No. 1, Januari
Indonesia, Tbk)
mengeluarkan
korelasi, koefisien
yaitu H+9, masing-masing
45
No.
Penelitian
Judul Penelitian
2007.
Metode Penelitian
Uji Analisis
Kesimpulan
pengumuman laporan
determinasi serta
terdapat pengaruh antara
keuangan, periode Saat
persamaan regresi
komponen arus kas dengan
perusahaan
antara komponen
volume perdagangan saham.
mengumumkan laporan
laporan arus kas dengan
keuangan, dan periode
volume perdagangan
setelah perusahaan
saham.
Perbedaan
mengumumkan laporan keuangan. 4.
Roza Thohiri,
Pengaruh Informasi
Metode deskriptif
Pengujian hipotesis
Secara parsial tidak ada pengaruh Objek yang
Imelda Sirahar.
Arus Kas Dan Laba
kuantitatif. Pemilihan
dilakukan dengan
yang signifikan antara informasi
Jurnal
Bersih Terhadap
sampel dengan
regresi linier berganda. arus kas terhadap volume
waktu penelitian
Bina Akuntansi
Volume Perdagangan menggunakan metode
Pengujian Asumsi
perdagangan saham pada
dan jumlah
IbbiVol.19 No.1
Saham Pada
Klasik meliputi : Uji
perusahaan manufaktur yang
variabel.
Juni 2013
Perusahaan
Normalitas, Uji
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Manufaktur
Multikolinearitas, Uji
sedangkan secara parsial
Yang Terdaftar Di
Autokorelasi, Uji
informasi laba bersih berpengaruh
Bursa Efek Indonesia.
Heteroskedastisitas,
secara signifikan dan positif
Purposive sampling.
digunakan, periode
46
No.
Penelitian
Judul Penelitian
Metode Penelitian
Uji Analisis Uji F dan Uji T.
Kesimpulan terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Secara simultan informasi arus kas dan laba bersih berpengaruh secara signifikan terhadap volume perdagangan saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Perbedaan
47
C. Kerangka Pemikiran Berdasarkan telaah pustaka dan tujuan penelitian maka kerangka pemikiran dengan variabel Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap Perubahan Aktivitas Volume Perdagangan Saham dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Arus kas dari Aktivitas Operasi (CFO) (X1) Arus kas dari Aktivitas Investasi (CFI) (X2)
Volume Perdagangan Saham (TVA) (Y)
Arus kas dari Aktivitas Pendanaan (CFF) (X3)
(Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini) Pengembangan alur berpikir selanjutnya adalah pengaruh CFO, CFI, dan CFF terhadap volume perdagangan saham (TVA). Kerangka berpikir di atas menggambarkan pengaruh antara variabel independen (X) yaitu CFO (X1), CFI (X2), dan CFF (X3), terhadap variabel dependen (Y) yaitu Volume perdagangan saham (TVA). Adapun hubungan variabel independen dengan dependennya seperti berikut:
48
Hubungan antara Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham Tinggi rendahnya volume perdagangan saham sangat dipengaruhi oleh banyak factor. Seperti faktor-faktor secara makro dalam artian pengaruh internal perusahaan seperti penggantian direktur, perubahan kebijakan manajemen dan pengaruh eksternal seperti fluktuasi, laju inflasi, kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi Negara bersangkutan.61 Tetapi disini volume perdagangan saham dilihat secara mikro yaitu kinerja/prestasi perusahaan, yang dalam penelitian adalah informasi dari laporan arus kas. Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi kepada para pengguna, tentang mengapa posisi arus kas perusahaan berubah selama periode akuntansi. Informasi yang disajikan dalam laporan arus kas dapat membantu menunjukkan bagaimana mungkin sebuah perusahaan yang melaporkan kerugian tetapi dapat membeli aktiva tetap atau membayar deviden. Pelaporan kenaikan dan penurunan bersih kas menjadi berguna karena para investor, kreditor dan pihak lainya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas.62 Suatu perusahaan apabila arus kasnya baik maka akan menarik perhatian investor untuk berinvestasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa arus kas merupakan informasi penting yang dibutuhkan investor untuk mengetahui
61
Setyo Utomo, Andayani. Informasi Arus Kas dan Volume Perdagangan Saham Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia. (Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi No1, Januari, Vol.1, 21-36. 2013), hlm. 24-25. 62 Nofi, Handayani. “Analisis Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index”. (Semarang : Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo. 2009), hlm. 26.
49
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas bagi investor, maupun untuk kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, keberhasilan manajemen
dalam
mengelola
kegiatan
investasi,
efektifitas
dalam
menjalankan strategi investasi dan pendanaan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.63 Hubungan Informasi Laporan CFO Terhadap TVA Aruskas aktivitas operasi (Cash Flow Operating/CFO) adalah aktivitas
penghasil
utama
pendapatan
perusahaan.
Semakin
tinggi
kemampuan menghasilkan kas, diharapkan dapat meyakinkan para investor bahwa operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.64 Dalam arus kas aktivitas operasi memuat tentang siklus kas, semakin cepat aliran kas dalam sebuah perusahaan maka semakin likuid.65 Oleh sebab itu, semakin tinggi nilai arus kas operasi mencerminkan kinerja perusahaan yang semakin bagus sehingga menyebabkan peningkatan pada volume perdagangannya.66
63
Roza Thohiri, Imelda Sirahar. “Pengaruh Informasi Arus Kas dan Laba Bersih terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, (Jurnal Bina Akuntansi Ibbi No.1, Juni, Vol. 19. 2013), hlm. 28-29. 64 Raja Adri Satriawan S. Akuntansi Keuangan Versi IFRS+, hlm. 48. 65 Willy Indrawan_________. Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Riau : Universitas Riau), hlm 5. 66 Melly, Atik Wahyuni. “Pengaruh Kandungan Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham (studi kasus perusahaan di Jakarta Islamic Index)”. (Yogyakarta : Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri. 2008), hlm 12.
50
Hubungan Informasi Laporan CFI Terhadap TVA Arus kas aktivitas investasi (Cash Flow Investing/CFI) adalah Aktivitas yang berhubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan seperti pembelian mesin produksi, tanah, dan gedung.67 Aktivitas ini
menyangkut perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang dan investasi yang tidak termasuk dalam pengertian setara kas.68 Kebijakan perusahaan untuk melakukan investasi jangka panjang maupun jangka pendek membuat para investor tertarik untuk membeli saham perusahaan dengan harapan bisa memperoleh keuntungan dari investasi jangka panjang.69 Jika perusahaan mengeluarkan banyak dana untuk asset produktif maka perusahaan akan mampu bertumbuh sehingga arus kas investasi digunakan sebagai sinyal positif bagi investor dalam pengambilan
keputusan
investasinya
yang
tercermin
pada
volume
perdagangan saham.70 Kenaikan investasi memungkinkan timbulnya arus kas masa depan yang lebih tinggi apabila kinerja perusahaan baik. Hubungan Informasi Laporan CFF Terhadap TVA Arus kas aktivitas pendanaan (Cash Flow Financing/CFF) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah komposisi hutang jangka panjang dan modal perusahaan. Aktivitas ini terkait dengan bagaimana 67
Raja Adri Satriawan S. Akuntansi Keuangan Versi IFRS+, hlm. 49. Willy Indrawan_________. Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Riau : Universitas Riau), hlm 6. 69 Setyo Utomo, Andayani. Informasi Arus Kas dan Volume Perdagangan Saham Industri Otomotif di Bursa Efek Indonesia. (Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi No1, Januari, Vol.1, 21-36. 2013), hlm 33. 70 Melly, Atik Wahyuni. “Pengaruh Kandungan Informasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham (studi kasus perusahaan di Jakarta Islamic Index)”. (Yogyakarta : Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri. 2008), hlm 13. 68
51
perusahaan memperoleh dana dari pihak luar seperti pinjaman/hutang atau penjualan saham apabila dana dari aktivitas operasi tidak mencukupi untuk mendanai investasi pertumbuhan perusahaan. Dan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjangnya serta pembayaran dividen kepada investor dari kas
yang tersisa dari kegiatan operasinya. Investor
memanfaatkan informasi dari aktivitas pendanaan guna menilai apakah perusahaan sudah memanfaatkan sebaik-baiknya modal yang ada untuk membantu pelaksanaan kegiatan operasional dan investasinya. Investor/kreditor perlu memperhatikan laporan arus kas yang meliputi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi dan arus kas dari aktivitas pendanaan, untuk mengetahui ketersediaan kas, karena walaupun perusahaan memperoleh laba, jika kas yang tersedia tidak mencukupi maka ada kemungkinan perusahaan menahan laba tersebut untuk diinvestasikan kembali, bukan dibagi dalam bentuk deviden. Semakin baru, wajar dan baik informasi laporan arus kas yang diterima para investor, diharapkan mampu membawa pengaruh terhadap volume perdagangan saham. Karena informasi yang baru dapat membentuk suatu kepercayaan baru dikalangan para investor. Selanjutnya kepercayaan baru itu dapat mengubah demand dan supply surat-surat berharga seperti saham, obligasi yaitu dengan cara investor bertransaksi saham di Jakarta
52
Islamic Index. Besar kecilnya transaksi inilah yang akan membentuk tinggi rendahnya volume perdagangan saham.71
D. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara (teoretis) mengenai hubungan antara dua variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam dua hal sebagai hipotesis nol (H0) serta sebagai hipotesis alternatif (H1 atau Ha).72 Dari kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang penulis ingin ajukan adalah sebagai berikut: H01 : Tidak ada pengaruh antara CFO terhadap Volume Perdagangan Saham (TVA) Ha1 : Ada pengaruh antara CFO terhadap Volume Perdagangan Saham (TVA) H02 : Tidak ada pengaruh antara CFI terhadap Volume Perdagangan Saham (TVA) Ha2 : Ada pengaruh antara CFI terhadap Volume Perdagangan Saham (TVA) H03 : Tidak ada pengaruh antara CFF terhadap Volume Perdagangan Saham (TVA) Ha3 : Ada pengaruh antara CFF terhadap Volume Perdagangan Saham (TVA) 71
Willy Indrawan_________. Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas terhadap Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). (Riau : Universitas Riau), hlm. 2-6. 72 Said, Kelana Asnawi dan Chandra Wijaya, Riset Keuangan: Pengujian-pengujian Empiris. (Jakarta: PT. Graha Pustaka Utama 2005), hlm. 252.
53
H04 : Tidak ada pengaruh antara CFO, CFI, dan CFF terhadap Volume Perdagangan Saham (TVA) Ha4 : Ada pengaruh antara CFO, CFI, dan CFF terhadap Volume Perdagangan Saham (TVA)