BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU
A. Pengertian dan tugas-tugas Kepala Madrasah 1. Pengertian kepala madrasah Kata kepala madrasah berasal dari dua kata yaitu kepala dan madrasah. Kata kepala dapat diartikan “ketua” atau pemimpin dalam suatu organisasi atau suatu lembaga. Sedangkan madrasah dari segi bahasa adalah sekolah, dan madrasah dari segi istilah yaitu suatu lembaga pendidikan dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana kepala madrasah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.1 2. Tugas-tugas Kepala Madrasah Kepala madrasah pada hakikatnya adalah guru yang diberi tugas tambahan. Kepala madrasah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Mulyasa menyatakan bahwa; “erat hubungannya antara mutu Kepala madrasah dengan berbagai aspek kehidupan madrasah seperti disiplin madrasah, dan iklim madrasah”. Kepala madrasah harus mampu menciptakan suasana
1
Wahyusumiyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 81.
16
17
yang kondusif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan di madrasah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, disebutkan bahwa “Kepala madrasah mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan semberdaya manusia secara optimal, menciptakan budaya dan iklim madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran”.2 Kepala madrasah harus memiliki visi, misi, kreatif serta inovatif dan berorientasi pada mutu. Strategi ini merupakan usaha sistematik Kepala madrasah secara terus menerus untuk memperbaiki kualitas layanan sehingga fokusnya diarahkan pada guru dan tenaga kependidikan lainnya agar lembaga kependidikan yang dipimpinnya dapat berjalan dengan baik. Sebagai pimpinan di madrasah, peran dan tanggung jawab Kepala madrasah sangat strategis dalam meningkatkan kinerja guru maupun tenaga kependidikan lainnya. Peran dan fungsi Kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru sangat penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa, bahwa: “Kepala madrasah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerjasama yang baik antara madrasah dan masyarakat guna mewujudkan madrasah yang efektif dan efisien. Kepala madrasah harus mampu menjalin hubungan kerjasama baik sesama
warga
madrasah
maupun
dengan
masyarakat
lingkungan
madrasah”.3
2 Mulyasa, E., Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 24. 3 Ibid., hlm. 187.
18
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas Kepala madrasah untuk melakukan komunikasi dengan bawahannya untuk meningkatkan kinerja dan kualitas kerja. Melalui jalinan kemitraan yang baik maka fungsi Kepala madrasah sebagai innovator dan motivator memiliki peran strategis yang
tepat
untuk
menjalin
komunikasi
yang
harmonis
dengan
lingkungannya, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di madrasah yang ia pimpin. Sebagai pemimpin, Kepala madrasah juga harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan yang baik, pengaturan suasana yang kondusif dan komunikatif, disiplin yang sinergis sesama komponen warga madrasah. Beberapa prinsip yang dapat diterapkan oleh Kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru sebagai tenaga kependidikan agar mampu meningkatkan
kemampuan
profesionalnya.
Prinsip-prinsip
tersebut
sebagaimana disebut oleh E. Mulyasa adalah sebagai berikut: 1. Para tenaga kependidikan akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang dilakukan menarik dan menyenagkan. 2. Tujuan kegiatan perlu disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada para tenaga kependidikan sehingga mereka mengetahui tujuan ia bekerja. Para tenaga kependidikan juga harus dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut.
19
3. Para tenaga kependidikan harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap pekerjaannya. 4. Pemberian hadiah lebih baik dari pada hukuman namun sewaktu-waktu hukuman juga perlu dilakukan. 5. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kependidikan dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, memberikan rasa aman, menunjukkan bahwa Kepala madrasah memperhatikan mereka, mengatur pengalaman sedemikian rupa sehingga setiap pegawai memperoleh kepuasan dalam pekerjaan.4 B. Kinerja Guru 1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah kemampuan kerja atau prestasi yang diperlihatkan.49 Menurut Bernandin & Russel, seperti yang dikutip oleh Faostino Cardiso Gomes, menyatakan bahwa kinerja adalah catatan out come yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode waktu tertentu. (“ …. the record of out comes produced on a specified job function or activity a specified time periode”)5 Henry Simamora mengungkapkan bahwa kinerja merupakan tingkat di mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.6
4
Ibid., hlm. 121-122 5 Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : Andi Offset, 2003). hlm. 135 6 Henry Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta : STIE YKPN, 1995),hlm. 409.
20
Mengenai pentingnya kinerja guru telah disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 135:
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.
Mangkunegara mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.7 Simanjuntak menyatakan kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Secara definitif Bernandin dan Russell dalam Simanjuntak juga mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu.8 Kinerja merupakan aspek yang sangat menentukan dalam upaya pencapaian tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan yang maksimal
7 Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Refika Aditema, Cet. Ke-10, 2006. H.67 8 Simanjutak, Payaman J, Manajemen Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005. h.223
21
merupakan hasil dari kinerja yang baik. Sebaliknya dari kinerja yang kurang baik akan membuahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja seseorang juga dapat kita lihat dari kemampuan mencapai standar yang telah ditetapkan. Baik buruknya kinerja seseorang tidak hanya dilihat dari tingkat kuantitas yang dapat dihasilkan seseorang dalam bekerja, akan tetapi juga diukur dari segi kualitasnya dalam mencapai standar yang telah ditetapkan tersebut. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja (performance) merupakan wujud keberhasilan seseorang atau organisasi dalam mencapai tujuannya dan hasil tersebut tidak hanya terbatas pada ukuran kuantitas, tetapi juga kualitas. Untuk mengetahui kinerja seseorang (pegawai, karyawan, atau guru) harus ditetapkan standar kinerjanya. Standar kinerja merupakan tolok ukur bagi suatu pekerjaan, apakah yang telah dilakukan seseorang itu telah sesuai dengan apa yang ditargetkan atau belum. Standar kinerja juga dapat dijadikan sebagai pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilakukan. Standar kinerja masing-masing orang mempunyai perbedaan sesuai dengan jenis pekerjaan atau profesinya. Standar kinerja mengacu pada tujuan organisasi yang dijabarkan ke dalam tugas-tugas fungsional. Standar kinerja guru akan berbeda dengan standar pegawai industri atau pegawai lainnya. Masing-masing mempunyai kekhususan tugas atau pekerjaan yang berbeda.
22
Menurut Dale Furtwengler, aspek-aspek yang dapat dijadikan ukuran bagi kinerja seseorang adalah : kecepatan, layanan, kualitas, nilai, terbuka untuk berubah, ketrampilan interpersonal, mental untuk sukses, kreativitas ketrampilan berkomunikasi, inisiatif, perencanaan dan organisasi.9 Sedangkan pengertian dari penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. Andrew F. Sikula dalam Simanjuntak juga menyatakan penilaian kinerja adalah evaluasi yang sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan untuk pengembangan. Dale Yoder dalam Simanjuntak mendefinisikan penilaian kinerja merupakan prosedur yang formal dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta kepentingan bagi pegawai.10 Penilaian Kinerja menurut Mangkunegara adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen atau penyelia. Penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun. Dari berbagai pengertian tentang kinerja diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu terutama atasan pegawai yang bersangkutan.11 2. Kinerja Guru Dale Fortwengler, Penilaian Kinerja, (Yogyakarta : Andi Offset, 2003), hlm. 86 – 93 Simanjutak, Payaman J, Manajemen Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005. hlm.242 11 Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, Evaluasi Kinerja SDM, Bandung: PT Refika Aditema, Cet. Ke-10, 2006. hlm.231 9
10
23
Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pengajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan profesional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru di madrasah. Guru menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa. Guru sangat berperan dalam meningkatkan proses belajar mengajar, maka dari itu seorang Guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi dasar dalam proses belajar mengajar. Dalam kaitannya dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, maka dapat dikemukakan Tugas Keprofesionalan Guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pda penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar kelas dengan sebaik-baiknya. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Kinerja Guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen madrasah baik kepala madrasah, iklim madrasah, guru, karyawan, maupun anak didik. Pidarta dalam Uzer Usman mengemukakan
24
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu12 : a. Kepemimpinan kepala madrasah, b. Iklim madrasah, c. Harapan-harapan, dan d. Kepercayaan personalia madrasah. Dengan demikian nampaklah bahwa kepemimpinan kepala madrasah dan iklim madrasah akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru. 4. Unsur-Unsur Kinerja yang dinilai Pada umumnya unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam proses penilaian kinerja menurut Uzer Usman adalah sebagai berikut13 : a. Kesetiaan Kesetiaan yang dimaksud adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab. b. Prestasi Kerja Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. c. Tanggung Jawab Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani membuat risiko atas 12 13
Usman, Uzer, Menjadi Guru Professional, Bandung: PT Rosdakarya, 2002, hlm. 47 Usman, Uzer, Menjadi Guru Professional, Bandung: PT Rosdakarya, 2002, h. 98
25
keputusan yang diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan keharusan pada seorang karyawan untuk melakukan secara layak apa yang telah diwajibkan padanya.14 Untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari: a. Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja. b. Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar. c. Melaksanakan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya. d. Ketaatan Ketaatan adalah kesanggupan seorang tenaga kerja untuk menaati segala ketetapan, peraturan yang berlaku dan menaati perintah kedinasan yang diberikan atasan yang berwenang. e. Kejujuran Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya. f. Kerja Sama Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersamasama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang mtelah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesarbesarnya. Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi tergantung pada orang yang terlibat dalam organisasi tersebut. Untuk itu penting adanya kerjasama yang baik diantarasemua pihak dalam
14
Sukadi, Guru Powerfull Guru Masa Depan, Bandung: Kholbu, 2001, h. 231
26
organisasi baik dengan teman sejawat, atasan maupun bawahannya dalam organisasi sehingga semua kegiatan dapat berjalandengan baik dan tujuan organisasi dapat dicapai. Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah: 1) Kesadaran karyawan untuk bekerja dengan teman sejawat, atasan maupun bawahan. 2) Adanya kemauan untuk membantu teman yang mengalami kesulitan dalam melakanakan tugas. 3) Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran. 4) Bagaimana tindakanseseorang apabila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya. g. Prakarsa Prakarsa
adalah
kemampuan
seseorang
tenaga
kerja
untuk
mengambil keputusan langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dan bimbingan dari atasan. h. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat
dikerahkan secara maksimal
untuk
melaksanakan tugas pokok. 5. Tugas dan tanggung jawab guru Sosok guru adalah orang yang identik dengan pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi
27
bangsa. Di tangan para gurulah tunas-tunas bangsa ini terbentuk sikap dan moralitasnya sehingga mampu memberikan yang terbaik untuk anak negeri ini di masa datang. Guru berjuang baik dengan fisik maupun non fisik. Di alam perang kemerdekaan gurupun sudah berperan dan memiliki andil besar di dalam mempertahankan republik ini, berjuang tanpa pamrih, bahkan tidak sedikit pula para guru sebagai gugur kusuma bangsa. Untuk non fisik, pejuangan guru terlihat di dalam memberikan ilmu pengetahuannya kepada anak didiknya, sehingga anak didiknya menjadi pintar, pandai dan sudah berapa banyak anak didiknya telah menjadi orang besar.15 Pada dasarnya terdapat seperangkat tugas guru yang harus dilaksanakan oleh guru berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar. Tugas guru ini sangat berkaitan dengan kompetensi profesionalnya. Secara garis besar, tugas guru dapat ditinjau dari tugas-tugas yang langsung berhubungan dengan tugas utamanya, yaitu menjadi pengelola dalam proses pembelajaran dan tugastugas lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran, tetapi akan menunjang keberhasilannya menjadi guru yang andal dan dapat diteladani. Menurut Uzer (1990) terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan, dan tugas dalam
15
Isjoni, Guru sebagai Motivator Perubahan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 3.
28
bidang kemasyarakatan. Uraian dari penjelasan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. Tugas guru sebagai suatu profesi meliputi mendidik dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan iptek, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru disekolah harus dapat menjadi orang tua kedua, dapat memahami peserta didik dengan tugas perkembangannya mulai dari sebagai makhluk bermain, sebagai makhluk remaja/berkarya, dan sebagai makhluk berfikir/dewasa.
Membantu
peserta
didik
dalam
mentransformasikan dirinya sebagai upaya pembentukan sikap dan membantu peserta dalam mengidentifikasikan diri peserta itu sendiri.16
16
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 20.