BAB II KAMPANYE PELESTARIAN SATWA PENYU 2.1.
Tinjauan Umum 2.1.1. Definisi Kampanye Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi Rogers dan Storey merupakan definisi kampanye yang paling populer dan dapat diterima dikalangan ilmuwan komunikasi. (Grossberg, 1998: Snyder, 2002: Klingmann & Rommele, 2002) hal ini didasarkan pada dua alasan: Kampanye merupakan wujud tindakan komunikasi Dapat mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye yang terjadi dilapangan Rogers dan Storey (1987) mendifinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Merujuk pada definisi ini maka setiap aktifitas kampanye komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni :
Tindakan kampanye yang ditujukan menciptakan efek atau dampak tertentu
Jumlah khalayak sasaran jelas
Biasanya
dipusatkan
dalam
kurun
waktu
tertentu,
ditentukan dalam kurun waktu tertentu
Melalui
serangkaian
tindakan
komunikasi
yang
terorganisasi. Berikut beberapa definisi populer lain yang sejalan dengan batasan yang disampaikan Rogers dan Storey diantaranya sebagai berikut:
10
Pfau dan Parrot (1993) Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksananakan pada
rentang
waktu
tertentu
dengan
tujuan
mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan. Leslie B. Synder (Gudykunst & Mody, 2002) Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Rajasundaram (1981) Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahanya. Berikut pendapat beberapa ahli mengenai definisi kampanye: (Rosady Suslan, S.H.) Sebagai suatu usaha yang terencana dan berjalan untuk memberikan imformasi, mendidik dan meyakinkan bagian dari kehidupan sosial masyarakat untuk tujuan pembangunan khusus. Tujuan kampanye membentuk suatu perubahan sosial atau kondisi tingkat pendidikan masyarakat tertentu. (Rice
and
Paisey)
Keinginan
seseorang
untuk
memperngaruhi individu dan publik, kepercayaan, tingkah laku, minat serta keinginan audiens dengan daya tarik komunikator yang sekaligus komunikatif. (Prof. Duyker) Mengunakan berbagai lambang untuk mempengaruhi manusia sedemikian rupa
tingkah laku
11
yang timbul karena pengaruh tersebut sesuai dengan keinginan komunikator. (Rhenal
Khasali)
pemasaran
Rencana
klegiatan
komunikasi
yang berkesinambungan dan dilaksanakan
berdasarkan suatu jadwal yang menunjukan peran satu atau berbagai media seperti : televisi, radio, majalah, surat kabar dan film. (Kamus besar bahasa Indonesia) Gerakan serentak untuk mengadakan aksi dengan jalan menyiarkan kabar angin. Dari definisi-definisi kampanye tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: “Kampanye adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan matang dan berkesinanbungan dengan pelaksanaan yang berdasarkan jadwal yang telah dirumuskan dengan baik, yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dan mempengaruhi manusia sehigga dapat menarik perhatian dan akhirnya akan menimbulkan dampak/hasil yang telah direncanakan”. Pada
dasarnya,
kampanye
menyangkut
kepentingan
lembaga, organisasi, perusahaan, peluncuran produk atau jasa hingga bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, olah raga, program pembangunan nasional dan lain sebagainya. Kegiatan kampanye biasanya memuncak dalam event tertentu untuk menarik perhatian, dukungan, pemahaman dan meningkatkan kesadaran, sekaligus mempengaruhi masyarakat tentang suatu isu atau tema tertentu.
12
2.1.2. Jenis-jenis Kampanye Membicarakan jenis jenis kampanye pada prisipnya adalah membicarakan
motivasi
yang
melatar
belakangi
di
selenggarakannya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan kearah mana kampanye akan digerakkan dan apa tujuan yang akan dicapai. Jadi secara inheren nada keterkaitan antara motivasi dan tujuan Kampanye. Bertolak dari keterkaitan tersebut, Charles U. Larson (1992) kemudian membagi jenis kampanye kedalam tiga kategori yakni :
Product
oriented
campaigns
atau
kampanye
yang
berorientasi produk umumnya terjadi dilingkungan bisnis, istilah lain sering ditukarkan dengan kampanye ini adalah commercial motivasi
campaigns
yang
keuntungan
atau
mendasarinya
financial,
cara
corporate adalah
yang
campaign, memperoleh
ditempuh
adalah
memperkenalkan produk rokok dan melipatgandakan penjualan
sehingga
memperoleh
keuntungan
yang
diharapkan.
Candidate oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untukmeraih kekuasan politik, karena itu jenis kampanye ini dapat juga disebut sebagai political campaigns (Kampanye Politik). Tujuannya antara lain adalah
untuk
memperoleh
dukungan
masyarakat
terhadap kandidat-kandidat yang diajukan partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik yang diperebutkan lewat proses pemilihan umum.
Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang
13
bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan social, karena itu kampanye jenis ini dalam istilah kotler disebut
sebagai
social
change
campaigns,
yakni
kampanye yang ditujukan untuk menangani masalahmasalah social melalui perubahan sikap dan perilaku public. Dalam dunia periklanan ada beberapa jenis kampanye yang dikenal (Drs. Loweri, 1992), antara lain :
Kampanye Komersial/standart Kampanye
yang
ditata
secara
khusus
untuk
memperkenalkan barang dan jasa, ataupun pelayanan untuk konsumen melalaui sebuah media. Kampanye ini biasanya bertujuan untuk meransang minat dan motif konsumen untuk membeli dan memakai barang atau jasa yang ditawarkan.
Kampanye Promosi Kampanye yang dilaksanakan dalam rangka promosi untuk
meningkatkan
atau
mempertahankan
tingkat
penjualan barang atau jasa yang ditawarkan.
Kampanye Bisik Kampanye yang berarti juga sebuah gerakan untuk melawan atau mengadakan aksi serentak dengan jalan menyiarkan kabar angin.
Kampanye Layanan Masyarakat Kampanye yang bersifat non-profit, pada umumnya bertujuan untuk memberikan informasi dan penerangan serta pendidikan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan. Hal ini juga berarti mengajak masyarakat untuk berpatisipasi dan bersikap positif terhadap pesan yang
disampaikan.
Selain
itu
kampanye
layanan
masyarakat biasanya menyajikan pesan-pesan sosial
14
yang dimaksudkan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi. 2.1.3. Fungsi Kampanye Kampanye diartikan sebagai: “kegiatan komunikasi untuk mempengaruhi
masyarakat
dengan
merencanakan
serangkaian kegiatan atau usaha tertentu untuk mencapai tujuan tertentu dan dalam jangka waktu tertentu”. Hasil yang ingin dicapai dalam palaksanaan kampanye ini adalah menambah wawasan, pengetahuan pelajaran dan menanamkan rasa cinta satwa sejak dini. bentuk kegiatan kampanye berupa penyuluhan mengenai penangkaran penyu merupakan salah satu cara untuk melestarikan penyu dari kepunahan dan perburuan ilegal. Agar masyarakat dapat menanggapi sebuah permasalahan yang
dibahas
didalam
sebuah
kampanye.
Kita
perlu
mengemas pesan sedemikian rupa, baik dari fungsi dan jangkauan media,. 2.1.4. Persuasi Kampanye Menurut Otto Lerbinger didalam bukunya Persuasive
Communication,
ada
Design for
beberapa
model
merekayasa persuasi, antara lain : a. Stimulus Respons Model persuasi sederhana dengan berdasarkan konsep asosiasi. b. Kognitif Model yang berkaitan dengan nalar, pikiran dan rasio untuk peningkatan pemahaman, mudah dimengerti dan logis yang bisa diterima. Dalam melakukan persuasi pada
15
posisi ini, komunikator dan komunikan lebih menekankan penjelasan yang rasional dan logis. Artinya, imformasi yang disampaikan tersebut tidak bisa diterima sebelum dikenalkan alasan yang wajar. c. Motivasi Persuasi dengan model membujuk seseorang agar mau merubah opininya atau agar kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan menawarkan ganjaran tertentu. d. Social Mangajurkan pada pertimbangan aspek sosial dari publik atau komunikan, artinya kesan yang disampaikan itu sesuai dengan status sosial yang bersangkutan sehingga proses komunikasi akan lebih mudah dilakukan. e. Personalitas Model persuasi dengan memperhatikan karakteristik pribadi sebagai acuan untuk melihat respon dari khalayak tertentu. 2.1.5. Pelaksana Kampanye Secara umum siapapun yang terlibat dalam menggagas, merancang, mengorganisasikan dan menyampaikan pesan dalam sebuah kegiatan kampanye dapat disebut sebagai pelaku kampanye. Kegiatan kampanye tidak dilakukan tunggal melainkan sebuah tim kerja (teamwork). Membagi tim kerja kampanye (social change campaign) didalam dua kelompok yakni: a.
Leaders (pemimpin) Koordinator
pelaksana,
penyandang
dana,
petugas
administrasi, dan pelaksana teknis
LSM PPSJ (Pusat Penyelamatan Sawta Jogja)
BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) Daerah Yogyakarta
16
b.
Supporters (pendukung) Petugas lapangan, penyumbang dana dan simpatisan yang meramaikan acara kampanye
The Gibbon Foundation
2.2. Pembahasan dan Penyelesaian masalah 2.2.1. Kabupaten Bantul Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima daerah kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. terletak di sebelah selatan Kota Yogyakarta dengan, dibagi dalam 17 Kecamatan, 75 Desa, dan 933 Dusun. Apabila dilihat bentang alamnya secara makro, Luas wilayah Kabupaten Bantul 508,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari separonya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur. a. Letak Geografis Kabupaten Bantul
Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang serta perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17,73 % dari seluruh wilayah).
Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94 km2 (41,62 %).
Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%).
Bagian
Selatan,
adalah
sebenarnya
merupakan
bagian dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya terbentang
yang di
berpasir Pantai
dan
Selatan
sedikit dari
berlagun, Kecamatan
Srandakan, Sanden dan Kretek
17
Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07º44'04" - 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" 110º31'08" Bujur Timur. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia. b.
Potensi Daerah Kabupaten Bantul Potensi
daerah
Kabupaten
Bantul
cukup
besar
kontribusinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD) adalah sektor pariwisata, dengan jenis wisata alam, religius, budaya, dan industri kerajinan. Sektor ini masih sangat
potensial
untuk
dikembangkan
guna
meningkatkan PAD dan pendapatan masyarakat luas. Lokasi potensi wisata Kabupaten Bantul tersebar di Kecamatan
Kretek,
Imogiri,
Sanden,
Srandakan,
Pajangan, Kasihan, dan Piyungan. Di pesisir selatan Yogyakarta, terdapat sekitar 13 obyek pantai
yang
memiliki
pesona
wisata.
Semuanya
membentang sepanjang 110 kilometer dari barat ke timur. Mulai dari Pantai Congot, Glagah, Trisik di Kabupaten Kulon Progo; kemudian Pantai Pandansimo, Samas, Parangkusumo, Parangtritis (Kabupaten Bantul); hingga Pantai Parang Endog, Baron, Kukup, Krakal, Wedi Ombo, dan Ngungap (Gunung Kidul). Selain memiliki pesona yang indah pantai selatan adalah sebagai tempat habitat mendaratnya penyu untuk
18
bertelur, tetapi disisi lain tempat tersebut juga dikenal sebagai perdagangan penyu dan bagian-bagiannya. Daerah pesisir terutama pantai, hutan dataran rendah maupun gabungan antara pantai dan hutan merupakan salah tempat yang potensial untuk kegiatan pariwisata. Berkembangnya
industri
pariwisata
disamping
menguntungkan kebanyakan masyarakat, juga akan berimbas terhadap kelestarian beberapa jenis satwa dilindungi. Terutama yang berasal dari biota laut. Tempat-tempat pariwisata di pesisir selatan Jawa banyak dikenal
dengan
perdagangan
penyu
dan
bagian-
bagiannya. Tingginya angka perdagangan penyu dan bagian-bagiannya
ini
akan
semakin
mendorong
penurunan populasi penyu di alam. Kedatangan penyu di pantai selatan dimulai dari bulan April sampai bulan Agustus. Pada
bidang
ketenagakerjaan,
Kabupaten
Bantul
merupakan daerah penyangga bagi Kota Yogyakarta dalam penyediaan jasa tenaga kerja. Namun dalam kenyataannya tenaga kerja yang ada sebagian besar bukanlah tenaga kerja dengan keahlian yang profesional. Sehingga dari segi ekonomi penghasilannya masih jauh dari mencukupi untuk mencapai standar hidup sejahtera. Di Kabupaten Bantul pada tahun 1999 terdata sebanyak 34.186 orang penganggur. c.
Latar Belakang Kondisi Masyarakat
Kepadatan Penduduk Agraris Kabupaten Bantul Kepadatan penduduk agraris adalah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk pada suatu daerah dengan luas lahan pertanian yang
19
tersedia. Kepadatan penduduk agraris di Kabupaten Bantul secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
No.
Luas Areal
Kecamatan
2002
Jumlah Penduduk
2004
2002
2004
Kepadatan/Km2 2002
2004
1
Srandakan
421
421
29,203
29,271
69.366
69.527
2
Sanden
991
991
33,935
34,087
34.243
34.397
3
Kretek
892
891
30,703
31,060
34.420
34.828
4
Pundong
881
881
32,877
33,054
37.318
37.519
5
Bb.Lipuro
1,165
1,164.14
42,586
42,968
36.555
36.910
6
Pandak
936
935.87
48,155
48,440
51.448
51.759
7
Bantul
1,147
1,145.88
57,580
58,473
50.201
51.029
8
Jetis
1,245
1,244.68
49,081
49,802
39.422
40.012
9
Imogiri
1,181
1,180.89
56,226
56,684
47.609
48.001
10 Dlingo
513
513
36,373
36,796
70.903
71.727
11 Pleret
872
871.21
33,980
34,263
38.968
39.328
12 Piyungan
1,417
1,416.15
37,656
38,081
26.574
26.891
13 Banguntapan
1,466
1,458.47
76,162
77,207
51.952
52.937
14 Sewon
1,372
1,366.44
75,231
76,436
54.833
55.938
707
702.61
77,100
78,514
109.052
111.746
15 Kasihan 16 Pajangan 17 Sedayu Jumlah
263
262.95
29,941
30,271
113.844
115.121
1,023
1,022.74
42,996
43,804
42.029
42.830
16,492
16,469.8
789,785
799,211
53.455
54.147
Tabel 2.1 Kepadatan Penduduk Agraris Kabupaten Bantul per Kecamatan.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah penduduk Kabupaten Bantul berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut. Sebagai perbandingan, tabel berikut ini memuat data untuk tahun 2002 dan 2004
No.
1 2 3 4 5 6 7
Kecamatan
Srandakan Sanden Kretek Pundong Bb.Lipuro Pandak Bantul
Jumlah Penduduk Th 2002 L
14.019 16.392 14.730 15.849 20.337 23.545 27.879
P
15.054 17.469 15.817 16.968 21.996 24.242 29.125
Jumlah
29.073 33.861 30.547 32.817 42.333 47.787 57.004
Jumlah Penduduk Th 2004 L
14,135 16,461 14,917 15,942 20,595 23,858 28,469
P
15,107 17,534 16,029 17,069 22,237 24,495 29,738
Jumlah
29,242 33,995 30,946 33,011 42,832 48,353 58,207
20
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jetis Imogiri Dlingo Pleret Piyungan Banguntapan Sewon Kasihan Pajangan Sedayu Jumlah
23.514 27.128 17.639 16.658 18.308 36.893 37.406 38.048 14.393 20.743 383.841
25.127 28.882 18.443 17.095 19.092 37.879 37.155 38.188 15.309 21.738 399.579
48.641 56.010 36.082 33.753 37.400 74.772 74.561 76.236 29.702 42.481 789.785
24,011 25,570 27,400 29,162 17,826 18,872 16,894 17,239 18,602 19,337 38,271 39,252 38,247 37,852 38,975 39,069 14,636 15,499 21,295 22,268 390,534 406,329
49,581 56,562 36,698 34,133 37,939 77,523 76,099 78,044 30,135 43,563 806,539
Tabel 2.2 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Kab. Bantul per Kecamatan.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk Kabupaten Bantul berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada dibawah ini
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Tahun 2004
Tidak/belum pernah sekolah Tidak/belum tamat SD Sekolah Dasar SLTP Umum dan Kejuruan SLTA Umum SLTA Kejuruan D1 / D2 Akademi / D3 D4 - S3 Jumlah
2005
31.58
28.23
25.96 16.41 12.44 8.27 0.99 1.84 2.51 100.00
24.02 17.59 15.21 8.42 1.26 1.70 3.57 100.00
Tabel 2.3. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas berdasarkan pendidikan di Kabupaten Bantul tahun 2002 dan 2004 2.2.2.
Analisa Permasalahan Dengan melihat latar belakang kabupaten Bantul dalam kenyataannya tenaga kerja yang ada sebagian besar bukanlah tenaga kerja dengan keahlian yang profesional. Sehingga dari segi ekonomi penghasilannya masih jauh dari mencukupi
untuk
mencapai
standar
hidup
sejahtera
21
dikarenakan belum profesional. daerah selatan adalah daerah pesisir pantai, daerah ini merupakan salah satu tempat habitatnya penyu untuk bertelur. Di samping itu masyarakat
pesisir
pantai
selatan
adalah
masyarakat
nelayan, mereka bekerja setiap hari dari malam sampai pagi untuk menangkap ikan, demi memenuhi kebutuhan hidup mereka. Siang sampai sore nelayan menggunakan waktunya untuk beristirahat mengumpulkan tenaga untuk kembali bekerja. Berikut adalah analisa permasalahan masyarakat pesisir pantai Samas, diantaranya :
22
MASALAH
SEBAB
AKIBAT
(Penyebab dari timbulnya masalah)
(Dampak yang ditimbulkan dari masalah)
Tingginya perburuan satwa liar penyu yang terjadi di pesisir pantai selatan terutama pantai Samas
Rendahnya pendapatan otonomi daerah nelayan dan kurangnya wawasan
Merajalelanya perdagangan satwa liar penyu
Terbatasnya informasi tentang satwa liar penyu terhadap masyarakat
Minimnya media informasi mengenai satwa liar penyu yang disediakan
Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai satwa liar penyu
Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai peraturan hukum satwa liar
Kurang pedulinya masyarakat dalam memahami peraturan hukum satwa liar
Masyarakat banyak yang memelihara satwa liar baik hidup maupun mati
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan satwa liar penyu dan habitatnya
Masyarakat kurang peduli dalam melestarikan satwa liar penyu dan habitatnya
Rusaknya ekosistem alam di laut
Rendahnya angka populasi kehidupan generasi penyu
Dari seribu telur yang ditetaskan hanya 5-15 ekor yang bertahan hidup hingga dewasa
Berkurangnya generasi penyu dampak terjadinya kepunahan satwa penyu
Rendahnya wawasan masyarakat didalam pemamfaatan pelestarian penyu
Sebagian masyarakat nelayan belum tahu apa yang akan diperoleh dari peleatarian penyu
Sebagian masyarakat nelayan tetap melakukan perburuan dan perdgangan penyu secara ilegal
Tabel 2.4 Analisa Permasalahan Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan kampanye, menyebarkan media informasi kepada masyarakat tentang pelestarian satwa penyu. Dengan meramu pesan secara persuasif dan membagi informasi menjadi beberapa tahapan sesuai dengan bobot informasi itu sendiri.
23
2.2.3. Penyelesaian/Solusi Masalah Dari uraian permasalahan pada analisa permasalahan di atas, maka didapat suatu penyelesaian masalah berupa penyuluhan.
Penyuluhan
menghimbau
yang
masyarakat
dimaksudkan
untuk
turut
untuk
mendukung
pelaksanaan program Penangkaran Penyu sebagai salah satu cara untuk melestarikan penyu dari kepunahan. Bentuk kegiatan penyuluhan nantinya diarahkan kepada sesuatu yang bisa membuka wawasan pengetahuan tentang konservasi satwa penyu, memupuk cinta kepada satwa dan menggugah kesdaran masyarakat untuk bersama-sama melestarikan satwa penyu dan habitatnya. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka disusunlah penyesuaian penerapan media komunikasi yang tepat melalui analisa 5W+1H dan analisis S.W.O.T. maka diperoleh hasil sebagai berikut : What
Memberitahukan
kepada
masyarakat
pesisir
pantai Samas tentang fungsi dari Penangkaran Penyu Why
Rendahnya
pendidikan
dan
pengetahuan
masyarakat didalam penggunaan potensi alam Who
Masyarakat pesisir pantai Samas yang belum mengetahui
dan
memahami
fungsi
dari
Penangkaran Penyu When
Penyuluhan dilakukan pada saat awal bulan Maret tanggal
6,
karena
pada
tanggal
ini
kita
memperingati hari bumi, dan bulan depan penyu mulai berdatangan kedaerah pesisir pantai Samas
24
Where
Di daerah pantai Samas, Kabupaten Bantul, Yogyakarta
How
Penyuluhan mengenai fungsi dari Penangkaran Penyu, didaerah pantai Samas
SWOT analisis
S Strong •
(kekuatan)
Kegiatan Penangkaran
W Weakness •
Penyu dapat dikerjakan
•
Menambah pengetahuan
•
Habitat penyu akan
•
Pengetahuan wawasan masyarakat umumnya terbatas
•
meningkat
Membutuhkan biaya yang besar
•
dan wawasan
Pendidikan masyarakat umumnya rendah
•
bersama-sama
(kelemahan)
Menambah pemasukan
Perlu dukungan masyarakat didalam pelaksanaan
pendapatan bagi masyarakat
O Opportunity •
•
(peluang)
Penyuluhan bermanfaat
T
Treatmen (ancaman)
•
Kurangnya respon
pada kesejahteraan masyarakat
masyarakat terhadap arti
nelayan
pentingnya penyuluhan
Penyu akan terhindar dari kepunahan
•
Pembagian
waktu
yang
kurang tepat karena kesibukan masyarakat dan nelayan
Berdasarkan analisa permasalahan diatas maka penulis merancang sebuah penyuluhan tentang Penangkaran Penyu di pantai Samas dengan menyampaikan pesan kepada sejumlah khalayak yang tersebar melaui media cetak dan mengarahkannya pada satu titik tertentu untuk diberikan sebuah imformasi atau penerangan dan pengetahuan melalui buku panduan pelestarian satwa penyu,
25
sehingga
pesan
yang
disampaikan
akan
menjadi
sebuah
pengetahuan dan menambah wawasan, dengan tujuan :
Dalam
rangka
menambah
wawasan,
pengetahuan
dan
menanamkan rasa cinta satwa terhadap masyarakat.
Menggugah
kesadaran
masyarakat
untuk
bersama
sama
melestarikan satwa penyu dan habitat ekosistemnya.
Menumbuhkan
kesadaran
dan
kewaspadaan
masyarakat
terhadap bahaya memburu satwa liar penyu
Memberitahukan masyarakat bahwa memperdagangkan satwa penyu baik hidup maupun mati yang kini diperdagangkan adalah termasuk dalam jenis satwa liar yang dilindungi oleh undangundang
Memberi pengetahuan dampak dari membunuh penyu akan merusak ekosistem keseimbangan laut
26