BAB II KAJIAN TEORI Pada bab II ini akan dibahas tentang materi dasar yang digunakan untuk mendukung pembahasan pada bab-bab berikutnya, yaitu peubah acak, distribusi normal, matriks, analisis multivariate, aturan bayes, turunan, moving average, investasi dan portofolio. A. Peubah Acak Definisi 2.1 (Bain & Engelhardt, 1992). Peubah acak (random variable) ๐ adalah suatu fungsi yang didefinisikan pada ruang sampel ๐ yang menghubungkan setiap anggota pada ruang sampel ๐ dengan suatu bilangan real. Peubah acak ๐ dapat dinyatakan sebagai berikut : ๐(๐) = ๐ฅ๐
(2.1)
dengan ๐ adalah titik sampel (๐ โ ๐) dan ๐ฅ adalah bilangan real yang menyatakan nilai fungsi dari kejadian-kejadian pada titik sampel ๐. Peubah acak dinotasikan dengan huruf kapital misalnya ๐, ๐ dan ๐, sedangkan nilai yang mungkin dari setiap hasil observasi pada ruang sampel dinotasikan dengan huruf kecil misalnya ๐ฅ, ๐ฆ dan ๐ง. Contoh: Dua bola bola diambil tanpa pengembalian dari sebuah guci yang berisi 4 bola merah dan 3 bola hitam. Hasil yang mungkin dan nilai ๐ฅ dari peubah acak ๐ dimana ๐ adalah jumlah bola merah adalah sebagai berikut :
7
๐ 2 1 1 0
Ruang Sampel RR RB BR BB
Pada eksperimen pelantunan sebuah dadu, ditentukan pada keenam hasil ๐๐ bilangan ๐(๐๐ ) = 10๐. Maka, ๐(๐1 ) = 10, ๐(๐2 ) = 20, โฆ , ๐(๐6 ) = 60 (Papoulis, 1984) Definisi 2.2 (Bain & Engelhardt, 1992). Jika ๐ adalah peubah acak diskret dengan fungsi densitas probabilitas ๐(๐ฅ) maka nilai ekspektasi dari ๐ didefinisikan sebagai berikut: (2.2)
๐ธ(๐) = โ ๐ฅ๐(๐ฅ) ๐ฅ
Jika ๐ adalah peubah acak kontinu dengan fungsi densitas probabilitas ๐(๐ฅ), maka nilai ekspektasi dari ๐ didefinisikan sebagai berikut: โ
(2.3)
๐ธ(๐) = โซ ๐ฅ๐(๐ฅ)๐๐ฅ โโ
Definisi 2.3 (Bain & Engelhardt, 1992). Varians dari peubah acak ๐ didefinisikan sebagai berikut: ๐๐๐(๐) = ๐ธ[(๐ โ ๐)2 ]
(2.4)
Notasi varians yang lain adalah ๐ 2 , ๐๐ฅ2 atau ๐(๐). Standar deviasi dari ๐ didefinisikan sebagai akar positif dari varians yaitu ๐ = ๐๐ฅ = โ๐๐๐(๐).
8
Teorema 2.1 (Bain & Engelhardt, 1992). Jika ๐ adalah peubah acak maka ๐๐๐(๐) = ๐ธ(๐ 2 ) โ ๐ 2
(2.5)
Bukti: ๐๐๐(๐) = ๐ธ[(๐ โ ๐)2 ] = ๐ธ[๐ 2 โ 2๐๐ + ๐ 2 ] = ๐ธ(๐ 2 ) โ 2๐๐ธ(๐) + ๐ 2 , karena ๐ = ๐ธ(๐) maka = ๐ธ(๐ 2 ) โ 2๐ 2 + ๐ 2 = ๐ธ(๐ 2 ) โ ๐ 2 Teorema 2.2 (Bain & Engelhardt, 1992). Jika ๐ adalah peubah acak dan ๐, ๐ adalah konstanta maka ๐๐๐(๐๐ + ๐) = ๐2 ๐๐๐(๐)
(2.6)
Bukti: ๐๐๐(๐๐ + ๐) = ๐ธ[(๐๐ + ๐) โ ๐ธ(๐๐ + ๐)]2 = ๐ธ[(๐๐ + ๐ โ ๐๐ธ(๐) โ ๐)2 ], karena ๐๐ฅ = ๐ธ(๐) = ๐ธ[๐2 (๐ โ ๐๐ฅ ) 2 ] = ๐2 ๐ธ[(๐ โ ๐๐ฅ ) 2 ] = ๐2 ๐๐๐(๐) Definisi 2.5 (Bain & Engelhardt, 1992). Kovarians dari pasangan peubah acak ๐ dan ๐ didefinisikan sebagai berikut:
9
๐ถ๐๐ฃ(๐, ๐) = ๐ธ[(๐ โ ๐๐ )(๐ โ ๐๐ )
(2.7)
Kovarians juga dapat dinotasikan dengan ๐๐ฅ๐ฆ . Jika X dan Y peubah acak diskret maka ๐ถ๐๐ฃ(๐, ๐) = ๐ธ[(๐ โ ๐๐ )(๐ โ ๐๐ ) = โ โ (๐ โ ๐๐ )(๐ โ ๐๐ )๐(๐ฅ, ๐ฆ) ๐ฅ
(2.8)
๐ฆ
Jika X dan Y peubah acak kontinu maka ๐ถ๐๐ฃ(๐, ๐) = ๐ธ[(๐ โ ๐๐ )(๐ โ ๐๐ )] โ
โ
= โซ โซ (๐ โ ๐๐ )(๐ โ ๐๐ )๐(๐ฅ, ๐ฆ)๐๐ฅ๐๐ฆ
(2.9)
โโ โโ
Jika X dan Y peubah acak, a, b konstanta maka berlaku sebagai berikut: 1. ๐ถ๐๐ฃ(๐๐, ๐๐) = ๐๐ ๐ถ๐๐ฃ(๐, ๐) 2. ๐ถ๐๐ฃ(๐ + ๐, ๐ + ๐) = ๐ถ๐๐ฃ(๐, ๐) 3. ๐ถ๐๐ฃ(๐, ๐๐ + ๐) = ๐ ๐๐๐(๐) 4. ๐ถ๐๐ฃ(๐, ๐) = 0, jika ๐ dan ๐ independen Definisi 2.5 (Bain & Engelhardt, 1992). Jika ๐ dan ๐ peubah acak dengan varians ๐๐2 dan ๐๐2 dan kovarians ๐๐๐ = ๐ถ๐๐ฃ(๐, ๐), maka koefisien korelasi dari X dan Y adalah sebagai berikut: ๐=
๐๐๐ ๐๐ ๐๐
Peubah acak X dan Y dinyatakan tidak berkorelasi jika ๐ = 0.
10
(2.10)
B. Distribusi Normal 1.
Definisi Distribusi Normal Definisi 2. 6 (Bain & Engelhardt, 1992). Peubah acak ๐ dikatakan berdistribusi normal yang dinotasikan ๐~๐(๐, ๐ 2 ) dengan mean ยต dan varians ฯ2 mempunyai fungsi densitas probabilitas yaitu:
๐(๐ฅ; ๐, ๐) =
1 ๐โ2๐
1 ๐ฅโ๐ 2 โ {( ) } ๐ 2 ๐
(2.11)
untuk โโ < ๐ฅ < โ, dengan โโ < ๐ < โ dan 0 < ๐ < โ 2.
Uji Normalitas Uji normalitas sering digunakan untuk melihat apakah return saham berdistribusi normal atau tidak dalam hal investasi. Apabila return saham berdistribusi normal, maka saham tersebut akan diperhitungkan untuk dimasukkan ke dalam portofolio. Tujuan pengujian normalitas dalam
return
saham
adalah
untuk
mengantisipasi
terjadinya
ketidakstabilan harga yang dikhawatirkan akan mengalami penurunan harga saham yang sangat signifikan sehingga merugikan investor. Uji normalitas dapat dilakukan dengan statistik uji klomogorov-smirnov pada software bantuan SPSS atau minitab. a. Hipotesis H0 : data return saham diasumsikan berdistribusi normal. H1 : data return saham tidak dapat diasumsikan berdistribusi normal. b. Tingkat signifikansi ฮฑ.
11
c. Statistik uji Kolmogorov-Smirnov T ๏ฝ
Sup X
F * (X ) ๏ญ S(X ) .
F*(X) adalah distribusi kumulatif data sampel. S(X) adalah distribusi kumulatif yang dihipotesiskan. d. Kriteria uji H0 ditolak jika p-value KS < ฮฑ. e. Perhitungan. f. Kesimpulan. C. Matriks Definisi 2.7 (Pudjiastuti, 2006). Matriks didefinisikan sebagai suatu himpunan angka, variabel atau parameter dalam bentuk suatu persegi panjang yang tersusun di dalam baris dan kolom. Pada umumnya matriks dinotasikan dalam huruf besar, sedangkan elemen-elemennya dalam huruf kecil sebagai berikut: ๐11 ๐ด = [๐21 ๐31
๐12 ๐22 ๐32
๐13 ๐11 ๐23 ] atau ๐ด = (๐21 ๐33 ๐31
๐12 ๐22 ๐32
๐13 ๐23 ) ๐33
๐๐๐ adalah elemen dari matriks ๐จ dimana i menyatakan baris dan j menyatakan kolom. Misalnya ๐12 adalah elemen dari matriks ๐จ yang terletak pada baris ke-1 dan kolom ke-2.
12
1.
Transpose Matriks Definisi 2.8 (Pudjiastuti, 2006). Transpose suatu matriks adalah mengubah ordo suatu matriks dari ๐ ๐ฅ ๐ menjadi ๐ ๐ฅ ๐. Jika ๐จโฒ atau ๐จ๐ adalah transpose dari matriks ๐จ, maka baris pada matriks ๐จ menjadi kolom pada matriks ๐จโฒ dan sebaliknya kolom pada matriks ๐จ menjadi baris pada matriks ๐จโฒ . Contoh: Jika ๐จ = [
1 3 1 2 ] maka ๐จโฒ = [ ] 2 6 3 6
2 3 2 Jika ๐ฉ = [3 1] maka ๐ฉโฒ = [ 3 1 6 2.
3 1 ] 1 6
Operasi Matriks a.
Penjumlahan dan Pengurangan Matriks Definisi 2.9 (Pudjiastuti, 2006). Dua buah matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan โjika dan hanya jikaโ kedua matriks tersebut berordo sama. Pada proses penjumlahan atau pengurangan ini yang dijumlahkan atau dikurangkan adalah elemen-elemen dari matriks yang bersesuaian (seletak). Contoh: ๐จ=[
1 2 4 ], ๐ฉ = [ 0 3 1
2 3 4 5 6 ], ๐ช = [ ], ๐ซ = [ ] 0 2 1 2 2
13
1 (a) ๐จ + ๐ฉ = [ 0 (b) ๐จ + ๐ช = [
2 4 2 5 ]+[ ]=[ 3 1 0 1
4 ] 3
1 2 6 8 5 6 ]+[ ]=[ ] 0 3 2 5 2 2
(c) ๐ฉ โ ๐ช = [
4 2 โ1 โ4 5 6 ]โ[ ]=[ ] 1 0 โ1 โ2 2 2
5 (d) ๐ช โ ๐ซ = [ 2
2 4 ]=[ 0 1
3 6 ]โ[ 2 2
2 ] 1
b. Perkalian Matriks Definisi 2.10 (Pudjiastuti, 2006). Dimisalkan ๐ adalah suatu bilangan riil. Perkalian matriks dengan suatu skalar berarti mengalikan setiap elemen dari matriks dengan skalar tersebut, sebagai berikut: ๐11 ๐ [๐
21
๐12 ๐๐11 ๐22 ] = [๐๐21
๐๐12 ] ๐๐22
Contoh: 3 2 3 ๐จ = [5 7], 5๐จ = 5 [5 1 3 1
5(3) 5(2) 2 15 10 7] = [5(5) 5(7)] = [25 35] 3 5(1) 5(3) 5 15
Definisi 2.11 (Pudjiastuti, 2006). Dua buah matriks dapat dikalikan โjika dan hanya jikaโ jumlah kolom pada matriks pertama sama dengan jumlah baris pada matriks kedua. Perhatikan matriks berikut ini: ๐11 ๐จ๐ฉ = ๐ช โ [๐21 ๐31
๐12 ๐ ๐22 ] [ 11 ๐32 ๐21
14
๐12 ๐22
๐11 ๐13 ] = [๐21 ๐23 ๐ 31
๐12 ๐22 ๐32
๐12 ๐23 ] ๐33
Hasil perkalian matriks ๐จ dengan matriks ๐ฉ adalah matriks ๐ช. Contoh: 3 2 2 1 ๐จ = [1 3 ] , ๐ฉ = [ ] 4 3 6 1 3 ๐จ๐ฉ = [1 6
3(2) + 2(4) 3(1) + 2(3) 2 2 1 ] = [1(2) + 3(4) 1(1) + 3(3)] 3] [ 4 3 1 6(2) + 1(4) 6(1) + 1(3)
12 = [14 16 3.
9 10] 9
Minor dan Kofaktor Matriks Definisi 2.12 (Pudjiastuti, 2006). Minor adalah determinan dari submatriks ๐จ yang diperoleh dengan menghapus baris ke-๐ dan kolom ke-๐. Kofaktor adalah minor yang sudah diperhitungkan tanda positif/negatifnya. Perhatikan matriks berikut ini: ๐11 |๐จ| = |๐21 ๐31
๐12 ๐22 ๐32
๐13 ๐23 | ๐33
|๐23 | adalah minor yang diambil dari elemen ๐23 dengan menghapus baris ke-2 dan kolom ke-3. ๐ |๐23 | = |๐11
31
๐12 ๐32 |
Untuk mendapatkan kofaktor digunakan rumus sebagai berikut:
15
|๐ถ๐๐ | = (โ1)๐+๐ |๐๐๐ |
(2.12)
sehingga |๐ถ23 | = (โ1)2+3 |๐23 | = (โ1)5 |๐23 | = โ|๐23 |,
kofaktor
|๐ถ23 |
bertanda negatif Untuk memudahkan maka perlu diingat jika jumlah baris ke-๐ dan kolom ke-๐ dari kofaktor adalah genap maka kofaktor bertanda positif. Sedangkan jika jumlah baris ke-๐ dan kolom ke-๐ dari kofaktor adalah ganjil maka kofaktor bernilai negatif. 4.
Determinan Matriks Definisi 2.12 (Anton, 2010). Determinan matriks ๐จ berukuran ๐ ๐ฅ ๐ dapat dihitung dengan mengalikan entri pada suatu kolom ke-j atau baris ke-i dengan masing-masing kofaktor dan menjumlahkan hasil perkalian tersebut. Determinan matriks ๐จ dinyatakan sebagai berikut: |๐ด| = ๐1๐ . ๐ถ1๐ + ๐2๐ . ๐ถ2๐ + โฏ + ๐๐๐ . ๐ถ๐๐ (ekspansi kofaktor sepanjang kolom keโ๐) atau |๐ด| = ๐๐1 . ๐ถ๐1 + ๐๐2 . ๐ถ๐2 + โฏ + ๐๐๐ . ๐ถ๐๐ (ekspansi kofaktor sepanjang baris keโ๐) Contoh:
16
3 1 0 Determinan dari matriks ๐จ = [โ2 โ4 3 ] adalah sebagai berikut: 5 4 โ2
3 1 0 | A |๏ฝ ๏ญ 2 ๏ญ 4 3 5 4 ๏ญ2
๏ฝ3
๏ญ4 3 1 0 1 0 ๏ญ (๏ญ2) ๏ซ5 4 ๏ญ2 4 ๏ญ2 ๏ญ4 3
๏ฝ 3.[(๏ญ4).(๏ญ2) ๏ญ 3.4] ๏ซ 2.[1.(๏ญ2) ๏ญ 0.4] ๏ซ 5.[1.3 ๏ญ 0.(๏ญ4)] ๏ฝ 3.(๏ญ4) ๏ซ 2.(๏ญ2) ๏ซ 5.3 ๏ฝ ๏ญ1
5.
Invers Matriks Definisi 2. 13 (Anton, 2010). Jika A matriks persegi dan jika terdapat suatu matriks B dengan ukuran yang sama sedemikian sehingga AB=BA=I dengan I merupakan matriks identitas, maka A invertible (dapat dibalik) dan B adalah invers dari A. Invers dari A dinotasikan dengan ๐จโ๐ sehingga ๐จ๐จโ๐ dan ๐จโ๐ ๐จ = ๐ฐ. Jika matriks A berukuran ๐ ๐ฅ ๐ maka invers dari matriks ๐จ adalah
๐จโ1 =
1 [๐๐๐(๐จ)] |๐ด|
(2.13)
dengan, Adj (๐จ) : matriks adjoin dari A yaitu transpose dari matriks kofaktor A. ๐11 ๐ ๐จ = [ 21 ๐31
๐12 ๐22 ๐32
๐13 ๐23 ] ๐33
17
(2.14)
Minor dari a11 ๐22 ๐11 = [๐ 32
๐23 ๐33 ]
(2.15)
Kofaktor dari a11 adalah ๐11 = (โ1)1+1 ๐11 = (โ1)1+1 [๐22 ๐33 โ ๐23 ๐32 ]
(2.16)
Kofaktor dan minor hanya berbeda tanda ๐๐๐ = ยฑ๐๐๐ untuk membedakan kofaktor pada ๐๐๐ adalah (+) atau (โ) seperti matrik berikut: + โ + โ [+
โ + โ + โ
+ โ + โ +
โ + โ + โ
+ โ + โ +]
(2.17)
Contoh:
2 ๏ญ 2๏น ๏ฉ0 ๏ฉ 0 ๏ญ2 1 ๏น ๏ฉ3 1 0๏น ๏ช ๏บ ๏ช 0 ๏บ๏บ , ๐๐๐ ๐จ ๏ฝ ๏ช๏ช 2 6 ๏ญ 3๏บ๏บ A ๏ฝ ๏ช2 1 1๏บ , ๐๐๐ ๐จ ๏ฝ ๏ช๏ญ 2 6 ๏ช๏ซ 1 ๏ญ 3 1 ๏บ๏ป ๏ช๏ซ๏ญ 2 0 ๏ช๏ซ6 2 2๏บ๏ป 1 ๏บ๏ป |๐จ| = 3 [1 1] โ 2 [1 0] + 6 [1 0] = 2 2 2 2 2 1 1 maka, ๏ญ1 A ๏ฝ
1 [adj(A)] A
๏ฉ 0 ๏ญ2 1 ๏น 1๏ช ๏ฝ ๏ช2 6 ๏ญ 3๏บ๏บ 2 ๏ช๏ซ๏ญ 2 0 1 ๏บ๏ป
18
1 ๏น ๏ฉ ๏ช 0 ๏ญ1 2 ๏บ ๏ช 3๏บ ๏ฝ๏ช1 3 ๏ญ ๏บ 2๏บ ๏ช 1 ๏บ ๏ช๏ญ 1 0 ๏ช๏ซ 2 ๏บ๏ป D. Analisis Multivariat Definisi 2.14 (Johnson & Wichern, 2007). Analisis statistik multivariat merupakan metode statistik untuk menganalisis hubungan antara lebih dari dua variabel secara bersamaan. Data sampel analisis multivariat secara umum dapat digambarkan dalam bentuk matriks dengan ๐ objek dalam ๐ variabel sebagai berikut: Variabel 1
Variabel 2
๏
Variabel k
๏
Variabel p
Objek 1
x11
x12
๏
x1k
๏
x1 p
Objek 2
x21
x22
๏
x2 k
๏
x2 p
๏
๏
๏
๏
๏
๏
๏
Objek j
x j1
x j2
๏
x jk
๏
x jp
๏
๏
๏
๏
๏
๏
๏
Objek n
xn1
xn 2
๏
xnk
๏
xnp
atau dapat ditulis dalam bentuk matriks ๐ฟ dengan ๐ baris dan ๐ kolom sebagai berikut:
19
๏ฉ x11 ๏ชx ๏ช 21 ๏ช ๏ X ๏ฝ๏ช ๏ช x j1 ๏ช ๏ ๏ช ๏ซ๏ช x n1
1.
x12 x 22 ๏ x j2 ๏ xn 2
๏ ๏ ๏ ๏ ๏ ๏
x1k x2k ๏ x jk ๏ x nk
๏ ๏ ๏ ๏ ๏ ๏
x1 p ๏น x 21 ๏บ๏บ ๏ ๏บ. ๏บ x jp ๏บ ๏ ๏บ ๏บ x np ๏ป๏บ
Distribusi Multivariat Normal Definisi 2. 15 (Johnson & Wichern, 2007). Fungsi distribusi multivariat normal merupakan perluasan dari fungsi distribusi univariat normal untuk ๐ โฅ 2. Jika ๐~๐๐ (๐, ฦฉ) adalah ๐-variat multivariat normal dengan rata-rata ๐ dan matriks varians-kovarians ๐ด, dimana ๏ฉ X1 ๏น ๏ชX ๏บ 2 X ๏ฝ ๏ช ๏บ, ๏ช ๏ ๏บ ๏ช ๏บ ๏ช๏ซ X p ๏บ๏ป
๏ฉ ๏ญ1 ๏น ๏ช๏ญ ๏บ 2 ๏ญ ๏ฝ ๏ช ๏บ, ๏ช ๏ ๏บ ๏ช ๏บ ๏ช๏ซ๏ญ p ๏บ๏ป
๏ฉ๏ณ 11 ๏ณ 12 ๏ช๏ณ ๏ณ 22 21 ๏ฅ๏ฝ๏ช ๏ช ๏ ๏ ๏ช ๏ช๏ซ๏ณ p1 ๏ณ p1
๏ ๏ณ1p ๏น ๏ ๏ณ 2 p ๏บ๏บ . ๏ ๏ ๏บ ๏บ ๏ ๏ณ pp ๏บ๏ป
maka fungsi densitas multivariat normal adalah
f (X ) ๏ฝ
1 (2๏ฐ )
p/2
๏ฅ
1/ 2
e ๏ญ( X ๏ญ๏ญ )'๏ฅ
๏ญ1
( X ๏ญ๏ญ ) / 2
(2. 18)
dengan ๏ญ ๏ต๏ผ X i ๏ผ๏ต, i ๏ฝ 1,2,.....p . 2.
Vektor random dan matriks random Definisi 2. 16 (Johnson & Wichern, 2007). Vektor random adalah vektor yang elemen-elemennya berupa peubah acak (random variable). Jika suatu unit eksperimen hanya memiliki satu variabel terukur maka variabel terukur disebut peubah acak, sedangkan jika terdapat lebih dari satu variabel terukur, misalkan ๐ variabel maka variabel-variabel
20
tersebut disebut vektor random dengan ๐ komponen. Sedangkan matriks random adalah matriks yang mempunyai elemen peubah acak. 3.
Mean dan Kovarians Vektor Random Definisi 2. 17 (Johnson & Wichern, 2007). Dimisalkan ๐ adalah variabel random dengan mean ๏ญ ๏ฝ E ( X ) dan matriks kovarians ๐ด. Mean vektor random ๐ dengan ordo ๐ ๐ฅ 1 dapat dinyatakan sebagai berikut: ๏ฉ E ( X 1 ) ๏น ๏ฉ ๏ญ1 ๏น ๏ช E( X ) ๏บ ๏ช ๏ญ ๏บ 2 ๏บ 2 E( X ) ๏ฝ ๏ช ๏ฝ๏ช ๏บ๏ฝ๏ญ ๏ช ๏ ๏บ ๏ช๏ ๏บ ๏ช ๏บ ๏ช ๏บ ๏ช๏ซ E ( X p )๏บ๏ป ๏ช๏ซ๏ญ p ๏บ๏ป
(2.19)
Sedangkan kovarians vektor random ๐ dengan ordo ๐ ๐ฅ 1 adalah ๏ฅ ๏ฝ E ( X ๏ญ ๏ญ )( X ๏ญ ๏ญ )'
๏ฆ ๏ฉ X 1 ๏ญ ๏ญ1 ๏น ๏ถ ๏ง๏ช ๏ท ๏บ ๏ง ๏ช X 2 ๏ญ ๏ญ2 ๏บ ๏ท ๏ฝ E๏ง ( X ๏ญ ๏ญ X 2 ๏ญ ๏ญ2 ๏ X p ๏ญ ๏ญ p ) ๏ท ๏ช ๏ ๏บ 1 1 ๏ง๏ช ๏ท ๏ง ๏ช X p ๏ญ ๏ญ p ๏บ๏บ ๏ท ๏ป ๏จ๏ซ ๏ธ ๏ฉ ( X 1 ๏ญ ๏ญ1 ) 2 ( X 1 ๏ญ ๏ญ1 )( X 2 ๏ญ ๏ญ 2 ) ๏ช ( X ๏ญ ๏ญ 2 )( X 1 ๏ญ ๏ญ1 ) ( X 2 ๏ญ ๏ญ2 )2 ๏ฝ E๏ช 2 ๏ช ๏ ๏ ๏ช ๏ช๏ซ( X p ๏ญ ๏ญ p )( X 1 ๏ญ ๏ญ1 ) ( X p ๏ญ ๏ญ p )( X 2 ๏ญ ๏ญ 2 )
21
๏ ( X 1 ๏ญ ๏ญ1 )( X p ๏ญ ๏ญ p ) ๏น ๏บ ๏ ( X 2 ๏ญ ๏ญ 2 )( X p ๏ญ ๏ญ p )๏บ ๏บ ๏ ๏ ๏บ 2 ๏ (X p ๏ญ ๏ญ p ) ๏บ๏ป
๏ฉ E ( X 1 ๏ญ ๏ญ1 ) 2 E ( X 1 ๏ญ ๏ญ1 )( X 2 ๏ญ ๏ญ 2 ) ๏ช E ( X 2 ๏ญ ๏ญ 2 )( X 1 ๏ญ ๏ญ1 ) E( X 2 ๏ญ ๏ญ 2 ) 2 ๏ฝ๏ช ๏ช ๏ ๏ ๏ช ๏ช๏ซ E ( X p ๏ญ ๏ญ p )( X 1 ๏ญ ๏ญ1 ) E ( X p ๏ญ ๏ญ p )( X 2 ๏ญ ๏ญ 2 )
๏ E ( X 1 ๏ญ ๏ญ1 )( X p ๏ญ ๏ญ p ) ๏น ๏บ ๏ E ( X 2 ๏ญ ๏ญ 2 )( X p ๏ญ ๏ญ p )๏บ ๏บ ๏ ๏ ๏บ ๏ E( X p ๏ญ ๏ญ p ) 2 ๏บ๏ป
Atau dapat dinyatakan, ๏ฉ๏ณ 11 ๏ณ 12 ๏ช๏ณ ๏ณ 22 21 ๏ฅ ๏ฝ Cov( X ) ๏ฝ ๏ช ๏ช ๏ ๏ ๏ช ๏ซ๏ช๏ณ p1 ๏ณ p1
๏ ๏ณ1p ๏น ๏ ๏ณ 2 p ๏บ๏บ ๏ ๏ ๏บ ๏บ ๏ ๏ณ pp ๏ป๏บ
(2.20)
Dengan ๏ณ ij : kovarian dari ๐๐ dan X j , i ๏ฝ 1,2,๏ p dan j ๏ฝ 1,2,๏ p . Kovarians untuk sampel dinyatakan ๏ฉ s11 s12 ๏ชs s 22 21 S๏ฝ๏ช ๏ช ๏ ๏ ๏ช ๏ช๏ซs p1 s p1
๏ s1 p ๏น ๏ s 2 p ๏บ๏บ ๏ ๏ ๏บ ๏บ ๏ s pp ๏บ๏ป
(2.21)
๏ฉ
๏ฉ
Dengan sij : kovarian dari X i dan X j , i ๏ฝ 1,2,๏ p dan j ๏ฝ 1,2,๏ p E. Aturan Bayes 1.
Konsep Probabilitas Probabilitas adalah ukuran kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu. Suatu percobaan mempunyai ruang sampel ๐ dan kejadian-kejadian ๐ด1 , ๐ด2 , โฆ yang mungkin terjadi, P(๐ด) dalam selang [0,1] disebut probabilitas dari ๐ด dan P(๐) = 1.
22
Probabilitas terjadinya suatu kejadian ๐ด bila diketahui bahwa kejadian ๐ถ telah terjadi disebut probabilitas bersyarat dan dinyatakan sebagai berikut:
P(๐ด|๐ถ) =
P(๐ด โฉ ๐ถ) P(๐ถ)
(2.22)
Lambang P(๐ด|๐ถ) biasanya dibaca โprobabilitas ๐ด terjadi bila diketahui ๐ถ terjadiโ atau lebih sederhana lagi โprobabilitas ๐ด, bila ๐ถ diketahuiโ. 2.
Probabilitas Total dan Aturan Bayes Misalkan kejadian-kejadian ๐ถ1 , ๐ถ2 , โฆ , ๐ถ๐ saling asing sehingga ๐ถ1 โช ๐ถ2 โช โฆ โช ๐ถ๐ = ๐. Probabilitas total dari kejadian ๐ด dapat dinyatakan sebagai berikut: P(๐ด) = P(๐ด|๐ถ1) P(๐ถ1 ) + P(๐ด|๐ถ2 ) P(๐ถ2 ) + โฏ + P(๐ด|๐ถ๐ ) P(๐ถ๐ )
Misalkan kejadian-kejadian ๐ถ1 , ๐ถ2 , โฆ , ๐ถ๐ saling asing sehingga ๐ถ1 โช ๐ถ2 โช โฆ โช ๐ถ๐ = ๐. Peluang bersyarat dari ๐ถ๐ dengan kejadian ๐ด telah diketahui, aturan bayes dapat dinyatakan sebagai berikut :
P(๐ถ๐ |๐ด) =
P(๐ด|๐ถ๐ )P(๐ถ๐ ) P(๐ด|๐ถ1 ) P(๐ถ1 ) + P(๐ด|๐ถ2 ) P(๐ถ2 ) + โฏ + P(๐ด|๐ถ๐ ) P(๐ถ๐ )
Atau secara sederhana
P(๐ถ๐ |๐ด) =
P(๐ด|๐ถ๐ )P(๐ถ๐ ) P(๐ด)
(Dekking & Kraaikamp, 2005)
23
(2.23)
F. Turunan 1.
Turunan Parsial Definisi 2.18 (Varberg & Purcell, 2001). Bila ๐ง = ๐(๐ฅ, ๐ฆ) terdefinisi dalam dominan D dibidang ๐๐, sedangkan turunan pertama ๐ terhadap ๐ฅ dan ๐ฆ di setiap titik (๐ฅ, ๐ฆ) ada, maka: Turunan pertama ๐ di ๐ฅ (selain ๐ฅ dianggap konstan) adalah : ๐๐ ๐(๐ฅ + โ๐ฅ, ๐ฆ) โ ๐(๐ฅ, ๐ฆ) = lim ๐๐ฅ โ๐ฅโ0 โ๐ฅ Turunan pertama ๐ di ๐ฆ (selain ๐ฆ dianggap konstan) adalah : ๐๐ ๐(๐ฅ, ๐ฆ + โ๐ฆ) โ ๐(๐ฅ, ๐ฆ) = lim ๐๐ฆ โ๐ฅโ0 โ๐ฆ atau dapat dinotasikan dengan : ๐๐ ๐๐(๐ฅ, ๐ฆ) = = ๐๐ฅ (๐ฅ, ๐ฆ) ๐๐ฅ ๐๐ฅ ๐๐ ๐๐(๐ฅ, ๐ฆ) = = ๐๐ฆ (๐ฅ, ๐ฆ) ๐๐ฆ ๐๐ฆ Turunan dari fungsi vector Definisi 2.19 (Felippa, 2001). Misalkan ๐ dan ๐ adalah vektor dengan order ๐ dan ๐ yaitu: ๐ฅ1 ๐ฆ1 ๐ฅ2 ๐ฆ2 ๐ = [ โฎ ], dan ๐ = [ ], โฎ ๐ฆ๐ ๐ฅ๐
24
dimana setiap komponen ๐ฆ๐ adalah fungsi dari semua ๐ฅ๐ , atau dapat dikatakan ๐ adalah fungsi dari ๐, atau ๐ = ๐(๐). Jika ๐ = 1, maka ๐ adalah skalar yang kemudian disebut ๐ฅ. Jika ๐ = 1, maka ๐ adalah skalar yang kemudian disebut ๐ฆ. 1. Turunan Vektor terhadap Vektor Turunan vector ๐ terhadap vector ๐ adalah matriks ๐ ๐ฅ ๐.
๐๐ ๐๐
=
๐๐ฆ1
๐๐ฆ2
๐๐ฅ1 ๐๐ฆ1
๐๐ฅ1 ๐๐ฆ2
๐๐ฅ2
๐๐ฅ2
โฎ
โฎ
๐๐ฆ1
๐๐ฆ2
[๐๐ฅ๐
๐๐ฅ๐
โฏ โฏ โฎ โฑ
๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ1 ๐๐ฆ๐
(2.24)
๐๐ฅ2
โฎ ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ๐
]
2. Turunan Skalar terhadap Vektor Jika ๐ฆ adalah skalar maka, ๐๐ฆ1
๐๐ฆ ๐๐
๐๐ฅ1 ๐๐ฆ1
=
(2.25)
๐๐ฅ2
โฎ ๐๐ฆ1
[๐๐ฅ๐] 3. Turunan Vector terhadap Skalar Jika ๐ฅ adalah skalar maka, ๐๐ ๐๐ฅ
๐๐ฆ
= [๐๐ฅ1 1
๐๐ฆ2 ๐๐ฅ1
โฏ
๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ1
]
(2.26)
Contoh: ๐ฅ1 ๐ฆ1 Misalkan ๐ = [๐ฆ ], ๐ = [๐ฅ2 ] 2 ๐ฅ3 Dan ๐ฆ1 = ๐ฅ12 โ ๐ฅ2
25
๐ฆ2 = ๐ฅ32 + 3๐ฅ2 ๐๐
Turunan parsial matriks ๐๐ adalah sebagai berikut: ๐๐ฆ1 ๐๐ฅ1 ๐๐ ๐๐ฆ1 = ๐๐ ๐๐ฅ2 ๐๐ฆ1 [๐๐ฅ3 2.
๐๐ฆ2 ๐๐ฅ1 2๐ฅ1 ๐๐ฆ2 = [ โ1 ๐๐ฅ2 0 ๐๐ฆ2 ๐๐ฅ3 ]
0 3 ] 2๐ฅ3
Aturan Rantai Andaikan ๐ฆ = ๐(๐ข) dan ๐ข = ๐(๐ฅ) merupakan fungsi komposit ๐ฆ = ๐(๐(๐ฅ)) = (๐ โ ๐)(๐ฅ). Jika ๐ terdiferensialkan di ๐ฅ dan ๐ terdiferensialkan di ๐ข = ๐(๐ฅ), maka ๐ โ ๐ terdiferensialkan di ๐ฅ sehingga (๐ โ ๐)โฒ (๐ฅ) = ๐ โฒ (๐(๐ฅ))๐โฒ(๐ฅ) yakni ๐ท๐ฅ ๐ฆ = ๐ท๐ข ๐ฆ๐ท๐ฅ ๐ฆ. Contoh: Jika ๐ฆ = (2๐ฅ 2 โ 4๐ฅ + 1)60 , carilah ๐ท๐ฅ ๐ฆ Misalkan ๐ฆ = ๐ข60 dan ๐ข = 2๐ฅ 2 โ 4๐ฅ + 1 Maka, ๐ท๐ฅ ๐ฆ = ๐ท๐ข ๐ฆ. ๐ท๐ฅ ๐ข = (60๐ข59 )(4๐ฅ โ 4) = 60(2๐ฅ 2 โ 4๐ฅ + 1)59 (4๐ฅ โ 4) Aturan Rantai untuk Fungsi Vector
26
๐ฅ1 ๐ฆ1 ๐ง1 ๐ฆ2 ๐ง2 ๐ฅ2 Misalkan ๐ = [ โฎ ], ๐ = [ โฎ ], dan ๐ = [ โฎ ] ๐ฅ๐ ๐ฆ๐ ๐ง๐ Dimana ๐ adalah fungsi dari ๐ dan ๐ adalah fungsi dari ๐. Sehingga ๐๐ง1 ๐๐ฅ1 ๐๐ง2 ๐๐ ๐ ( ) = ๐๐ฅ1 ๐๐ โฎ ๐๐ง๐ [ ๐๐ฅ1
๐๐ง1 ๐๐ฅ2 ๐๐ง2 ๐๐ฅ2 โฎ ๐๐ง๐ ๐๐ฅ2
๐๐ง1 ๐๐ฅ๐ ๐๐ง2 โฏ ๐๐ฅ๐ โฎ โฑ ๐๐ง ๐ โฏ ๐๐ฅ๐ ] โฏ
Setiap entri dari matriks diatas dapat diperluas sebagai berikut: ๐
๐๐ง1 ๐๐ง๐ ๐๐ฆ๐ =โ . ๐๐ฅ๐ ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ๐
{
๐=1
๐ = 1,2, โฆ , ๐ ๐ = 1,2, โฆ ๐
Kemudian ๐๐ง1 ๐๐ฆ๐ . ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ1 ๐๐ง2 ๐๐ฆ๐ ๐๐ ๐ โ . ( ) = ๐๐ฆ ๐๐ฅ1 ๐ ๐๐ โฎ ๐๐ง๐ ๐๐ฆ๐ โ . ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ1 [ โ
๐๐ง1 ๐๐ฆ1 ๐๐ง2 = ๐๐ฆ1 โฎ ๐๐ง๐ [ ๐๐ฆ1 ๐๐ ๐
๐๐ง1 ๐๐ฆ2 ๐๐ง2 ๐๐ฆ2 โฎ ๐๐ง๐ ๐๐ฆ2 ๐๐ ๐
๐๐ง1 ๐๐ฆ๐ . ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ2 ๐๐ง2 ๐๐ฆ๐ โ . ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ2 โฎ ๐๐ง๐ ๐๐ฆ๐ โ . ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ2 โ
๐๐ง1 ๐๐ฆ1 ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ1 ๐๐ง2 ๐๐ฆ2 โฏ ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ1 โฎ โฎ โฑ ๐๐ง ๐๐ฆ ๐ ๐ โฏ ๐๐ฆ๐ ] [๐๐ฅ1 โฏ
๐๐ ๐๐ ๐
= (๐๐) (๐๐) = (๐๐ ๐๐) ๐๐
๐๐ ๐๐
๐๐ง1 ๐๐ฆ๐ . ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ๐ ๐๐ง2 ๐๐ฆ๐ โฏ โ . ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ๐ โฎ โฑ ๐๐ง๐ ๐๐ฆ๐ . โฏ โ ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ๐ ] โฏ โ
๐๐ฆ1 ๐๐ฅ2 ๐๐ฆ2 ๐๐ฅ2 โฎ ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ2
โฏ โฏ โฑ โฏ
๐๐ฆ1 ๐๐ฅ๐ ๐๐ฆ2 ๐๐ฅ๐ โฎ ๐๐ฆ๐ ๐๐ฅ๐ ] (2.27)
Sehingga diperoleh ๐๐ = ๐๐ ๐๐ yang mana ini adalah aturan rantai untuk vector.
27
G. Moving Average Metode simple average adalah metode peramalan yang dilakukan dengan menggunakan rata-rata dari semua data pengamatan sebagai ramalan untuk periode selanjutnya. Namun jika seorang pengamat ingin menggunakan data terbaru saja, maka dapat ditentukan suatu data sebagai titik awal pengamatan dan nilai rata-rata dihitung dimulai dari data tersebut. Dengan moving average dapat ditentukan nilai pengamatan terbaru, yaitu dengan mengambil data-data terbaru dan menghitung rata-ratanya. Moving average ini digunakan untuk meramalkan pengamatan periode selanjutnya. Istilah moving average digunakan karena setiap data observasi baru tersedia, maka angka rata-rata yang baru dihitung dan dipergunakan sebagi ramalan. Berikut adalah persamaan moving average: ๐ฬ๐ก+1 =
๐๐ก + ๐๐กโ1 + โฏ + ๐๐กโ๐+1 ๐
(2.28)
dengan, ๐๐ก+1
: nilai peramalan untuk periode ๐ก + 1
๐๐ก
: nilai aktual pada periode ๐ก
๐
: jumlah batas dalam moving average
Moving average untuk periode waktu ๐ก adalah rata-rata aritmatika dari ๐ pengamatan terbaru (Hanke & Winchern, 2005).
28
H. Investasi 1.
Tahap Pengambilan keputusan Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin, 2010). Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan investasi pada efek-efek yang dapat dipasarkan dan kapan dilakukan. Proses pengambilan keputusan investasi merupakan proses yang berkesinambungan (On Going Process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap yang terus berlangsung sampai tercapai keputusan investasi yang baik, yaitu: a.
Penentuan tujuan investasi Tahap pertama dalam proses keputusan investasi untuk menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi untuk masing-masing investor bisa berbeda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
b.
Penentuan kebijakan investasi Tahap penentuan kebijakan investasi dilakukan dengan penentuan keputusan alokasi aset. Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas aset yang tersedia (saham, obligasi, bangunan maupun sekuritas luar negeri).
c.
Pemilihan strategi portofolio
29
Strategi portofolio yang bisa dipilih yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktifitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham. d.
Pemilihan aset Pemilihan aset yang dilakukan untuk membentuk suatu portofolio. Tahap ini memerlukan pengukuran kinerja setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan expected return yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan expected return tertentu dengan tingkat risiko rendah.
e.
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Portofolio Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio ini meliputi pengukuran
kinerja
portofolio
dan
membandingkan
hasil
pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya. Proses ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibanding kinerja portofolio lainnya (portofolio pasar).
30
2.
Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Saham adalah salah satu di antara beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi. Berikut adalah contoh gambar lembar saham yang diakses dari google.com.
Gambar 2. 1 Gambar Lembar Saham
3.
Indeks LQ-45 Indeks Liquid Quality-45 (LQ-45) terdiri dari 45 saham yang telah terpilih memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi dan
31
direview setiap 6 bulan pada awal Februari dan Agustus. Menurut Tandelilin (2010) saham-saham pada indeks LQ-45 harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). 2. Masuk dalam urutan 60 terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar di pasar regular (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir). 3. Telah tercatat di BEI selama paling sedikit 3 bulan. Jika saham tidak memenuhi kriteria tersebut pada saat review maka saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lainnya yang memenuhi kriteria. I.
Portofolio 1.
Pengertian Portofolio Portofolio secara sederhana bisa disebut kumpulan aset investasi, bisa berupa properti, deposito, saham, emas, obligasi, atau instrumen lainnya. Portofolio saham adalah kumpulan aset investasi berupa saham, baik yang dimiliki perorangan atau perusahaan. Tujuan dari pembentukan portofolio ini adalah untuk mengurangi risiko dengan mengadakan diversifikasi. Filosofi portofolio yang digunakan adalah โWise Investor Do Not Put All Their Eggs Into Just One Basketโ. Teori portofolio adalah pemilihan portofolio dari sekian banyak aset untuk memaksimalkan return yang diharapkan pada tingkat risiko
32
tertentu yang bersedia ditanggung investor. Dengan kata lain, teori portofolio membahas bagaimana cara untuk membentuk portofolio yang optimal. a.
Return Portofolio Return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Adanya hubungan positif antara return portofolio dan risiko dalam berinvestasi yang dikenal dengan high risk โ high return, yang artinya semakin besar risiko yang diambil, maka semakin besar pula return yang diperoleh. Hal ini dimaksudkan bahwa harus ada pertambahan return sebagai kompensasi dari pertambahan risiko yang ditanggung oleh investor. Return dapat berupa realized return yang sudah terjadi atau expected return yang belum terjadi tetapi diharapkan akan diperoleh pada masa mendatang (Jogiyanto, 2010). Realized return portofolio dapat dirumuskan sebagai berikut: Rp ๏ฝ ๏ฅi ๏ฝ1 ๏จwi .Ri ๏ฉ n
(2.29)
keterangan: ๐
๐
: realized return portofolio,
๐ค๐
: proporsi dana investor pada sekuritas ke-i,
๐
๐
: realized return dari sekuritas ke-i,
๐
: banyaknya sekuritas.
33
Return suatu sekuritas untuk dapat dihitung menggunakan rumus: Rt ๏ฝ
Pt P ๏ญ Pt ๏ญ1 ๏ญ1 ๏ฝ t Pt ๏ญ1 Pt ๏ญ1
(2.30)
keterangan: Pt : harga sekuritas pada periode ke-๐ก, Pt ๏ญ1 : harga sekuritas pada periode ke-(๐ก โ 1).
Return suatu sekuritas untuk sampel dinyatakan dengan rumus:
Rt ๏ฝ
Pt P ๏ญ Pt ๏ญ1 ๏ญ1 ๏ฝ t Pt ๏ญ1 Pt ๏ญ1
(2.31)
Sedangkan expected return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari expected return masing-masing sekuritas dalam portofolio. Expected return portofolio dapat dirumuskan sebagai berikut: E( Rp) ๏ฝ ๏ฅi ๏ฝ1 ๏จwi .E๏จRi ๏ฉ๏ฉ n
(2.32)
keterangan: ๐ธ(๐
๐ ) : expected return dari portofolio, ๐ค๐
: proporsi dana investor pada sekuritas ke-i,
๐ธ(๐
๐ ) : expected return dari sekuritas ke-i, ๐
: banyaknya sekuritas. Nilai expected return pada Persamaan (2.32) secara matematis
dapat dibentuk dalam matriks adalah sebagai berikut:
34
E( Rp) ๏ฝ w1 ๏จE๏จR1 ๏ฉ๏ฉ ๏ซ w2 ๏จE๏จR2 ๏ฉ๏ฉ ๏ซ ๏ ๏ซ wn ๏จE๏จRn ๏ฉ๏ฉ
= [๐ค1
๐ค2
โฆ
๐ธ(๐
1 ) ๐ค๐ ] [๐ธ(๐
2 ) ] = ๐พโฒ ๐ฌ(๐น) โฎ ๐ธ(๐
๐ )
(2.33)
keterangan: ๐พ
: matriks bobot tiap sekuritas dalam portofolio,
๐ฌ(๐น)
: matriks expected return tiap sekuritas dalam portofolio.
b. Risiko Portofolio Risiko dalam portofolio dapat diartikan sebagai tingkat kerugian tidak terduga yang besarnya tergantung pada portofolio yang dibentuk. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar atau varians yang merupakan kuadrat dari standar deviasi. Risiko portofolio dapat diukur dengan besarnya varians dari nilai-nilai return saham-saham tunggal yang ada di dalamnya. Banyaknya sekuritas dalam suatu portofolio dapat mempengaruhi nilai varians dari risiko. Pembentukan suatu portofolio diperlukan minimal dua sekuritas. Varians dengan dua sekuritas adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2010) Var๏จRp๏ฉ ๏ฝ ๏ณ P
2
๏ฝ E๏Rp ๏ญ E ๏จRp๏ฉ๏
2
๏ฝ E๏๏จw1R1 ๏ซ w2 R2 ๏ฉ ๏ญ E๏จw1R1 ๏ซ w2 R2 ๏ฉ๏
2
๏ฝ E๏๏จw1R1 ๏ซ w2 R2 ๏ฉ ๏ญ E๏จw1R1 ๏ฉ ๏ญ E๏จw2 R2 ๏ฉ๏
2
35
๏ฝ E๏๏จw1R1 ๏ซ w2 R2 ๏ฉ ๏ญ w1E๏จR1 ๏ฉ ๏ญ w2 E๏จR2 ๏ฉ๏
2
๏ฝ E๏w1 ๏จR1 ๏ญ E๏จR1 ๏ฉ๏ฉ ๏ซ w2 ๏จR2 ๏ญ E๏จR2 ๏ฉ๏ฉ๏
2
๏
๏ฝ E w1 ๏จR1 ๏ญ E๏จR1 ๏ฉ๏ฉ ๏ซ 2w1w2 ๏จR1 ๏ญ E๏จR1 ๏ฉ๏ฉ๏จR2 ๏ญ E๏จR2 ๏ฉ๏ฉ ๏ซ w2 ๏จR2 ๏ญ E๏จR2 ๏ฉ๏ฉ 2
2
๏จ
2
2
๏ฉ
๏จ
๏
๏ฝ w1 E ๏จR1 ๏ญ E๏จR1 ๏ฉ๏ฉ ๏ซ 2w1 w2 E๏จ๏จR1 ๏ญ E๏จR1 ๏ฉ๏ฉ๏จR2 ๏ญ E๏จR2 ๏ฉ๏ฉ๏ฉ ๏ซ w2 E ๏จR2 ๏ญ E๏จR2 ๏ฉ๏ฉ 2
2
2
๏ฝ w1 ๏ณ 1 ๏ซ 2w1 w2๏ณ 12 ๏ซ w2 ๏ณ 2 . 2
2
2
2
(2.34)
Varians dengan 3 sekuritas adalah sebagai berikut : ๐๐๐(๐
๐) = ๐๐2 = ๐ธ[๐
๐ โ ๐ธ(๐
๐)]2 = ๐ธ[(๐ค1 ๐
1 + ๐ค2 ๐
2 + ๐ค3 ๐
3 ) โ ๐ธ(๐ค1 ๐
1 + ๐ค2 ๐
2 + ๐ค3 ๐
3 ]2 = [๐ค12 ๐12 + ๐ค22 ๐22 + ๐ค32 ๐33 ] + [2๐ค1 ๐ค2 ๐12 + 2๐ค1 ๐ค3 ๐13 +2๐ค2 ๐ค3 ๐23 ]
(2.35)
Selanjutnya varians dengan n sekuritas dapat dinyatakan sebagai berikut: ๐๐2 = [๐ค12 ๐12 + ๐ค22 ๐22 + ๐ค32 ๐33 + โฏ + ๐ค๐2 ๐๐2 ] + [2๐ค1 ๐ค2 ๐12 +2๐ค1 ๐ค3 ๐13 + โฏ + 2๐ค1 ๐ค๐ ๐1๐ + 2๐ค2 ๐ค3 ๐23 + โฏ +2๐ค2 ๐ค๐ ๐2๐ + โฏ + 2๐ค๐โ1 ๐ค๐ ๐๐โ1,๐ ] ๐ = โ๐๐=1 ๐ค12 ๐๐2 + 2 โ๐๐=1 โ๐=1 ๐ค1 ๐ค๐ ๐๐๐
(2.36)
๐โ ๐
Persamaan (2.36) dapat dinyatakan dalam bentuk matriks yaitu:
36
2
๏ฉ
๐๐2 = [๐ค1
๐ค2
๐11 โฆ ๐ค๐ ] [๐21 โฎ ๐๐1
๐12 ๐22 โฎ ๐๐2
โฆ ๐1๐ โฆ ๐2๐ ] โฑ โฎ โฆ ๐๐๐
= ๐พโฒ ๐บ๐พ
(2.37)
keterangan: ๐บ
: matriks varians kovarians n x n,
๐พ : matriks bobot tiap sekuritas n x 1. Risiko portofolio dihitung menggunakan rumus deviasi standar sebagai berikut: ๏ณ p ๏ฝ ๏ณ p2
(2.38)
keterangan: ๏ณ p : deviasi standar dari return portofolio.
Risiko portofolio untuk sampel dinyatakan sebagai berikut: (2.39)
ฬโฒ ๐บ๐พ ฬ ๐๐ = โ๐พ keterangan: ๐บ
: matriks varians kovarians sampel n x n,
ฬ : matriks bobot sampel tiap sekuritas n x 1 ๐พ
37
2.
Model Portofolio
a.
Model Mean-Variance Markowitz Model mean-variance Markowitz pertama kali diperkenalkan tahun 1952 oleh Harry Markowitz tentang pemilihan portofolio optimal secara kuantitatif pada tahun 1952 (Markowitz, 1952). Model meanvariance Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut (Guerard, 2010): 1. Investor hanya memperhatikan mean dan varians portofolio 2. Preferensi investor akan meminimumkan risiko dengan tingkat return tertentu. 3. Preferensi investor akan memaksimumkan return dengan tingkat risiko tertentu. 4. Tidak ada biaya transaksi dan tidak ada pinjaman. Menurut Moehring (2013) portofolio optimal menggunakan model mean-variance Markowitz berdasarkan preferensi investor adalah sebagai berikut: a.
Meminimumkan risiko untuk tingkat return tertentu ๐๐๐ ๐๐๐(๐
๐ ) = ๐พโฒ๐ฎ๐พ dengan ๐ธ(๐
๐ ) = ๐พโฒ๐
b.
(2.40)
Memaksimumkan return dengan tingkat risiko tertentu ๐๐๐๐ ๐ธ(๐
๐ ) = ๐พโฒ ๐ dengan ๐๐๐(๐
๐ ) = ๐พโฒ ๐ฎ๐พ
38
(2.41)
Bobot untuk masing-masing sekuritas dapat dinyatakan dengan ๐พโฒ = [๐ค1 โฆ ๐ค๐ ] dan ๐ merupakan matriks expected return masing-masing sekuritas ๐ ๐ฅ 1. Optimasi untuk memaksimumkan return dengan tingkat risiko tertentu dapat diselesaikan dengan menggunakan fungsi Lagrange L sebagai berikut: ๐ฟ = ๐พโฒ ๐ โ ๐(๐พโฒ ๐บ๐พ โ ๐ 2 )
(2.42)
Turunan parsial ๐ฟ terhadap ๐พ adalah dijabarkan sebagai berikut: ๐๐ฟ ๐(๐พโฒ ๐) โ ๐(๐(๐พโฒ ๐บ๐พ โ ๐ 2 )) = ๐๐ ๐๐พ Misalkan, ๐ค1 ๐พ = [๐ค ] , ๐พโฒ = [๐ค1 2
๐ ๐2 ๐ค2 ], ๐ = [ 1 ] , ๐บ = [ 1 ๐2 ๐21
๐12 ] ๐22
Maka, ๐พโฒ ๐ = [๐ค1
๐ค2 ] [
๐1 ๐2 ] = ๐ค1 ๐1 + ๐ค2 ๐2
Dengan menggunakan Persamaan (2.25) diperoleh turunan parsial dari ๐(๐ โฒ ๐) ๐๐
adalah sebagai berikut:
๐(๐ค1 ๐1 + ๐ค2 ๐2 ) ๐(๐ ๐) ๐1 ๐๐ค1 = = [๐ ] = ๐ ๐(๐ค1 ๐1 + ๐ค2 ๐2 ) 2 ๐๐ [ ] ๐๐ค2 โฒ
39
๐พโฒ ๐บ๐พ = [๐ค1
๐2 ๐ค2 ] [ 1 ๐21
๐12 ๐ค1 ][ ] ๐22 ๐ค2
= ๐ค12 ๐12 + 2๐ค1 ๐ค2 ๐12 + ๐ค22 ๐22 Dengan menggunakan Persamaan (2.25) diperoleh turunan parsial dari ๐(๐ โฒ ฮฃ๐) ๐๐
adalah sebagai berikut:
๐(๐ค12 ๐12 + 2๐ค1 ๐ค2 ๐12 + ๐ค22 ๐22 ) ๐(๐ โฒ ฮฃ๐) ๐๐ค1 = 2 2 ๐๐ ๐(๐ค1 ๐1 + 2๐ค1 ๐ค2 ๐12 + ๐ค22 ๐22 ) [ ] ๐๐ค2 2๐ค1 ๐12 + 2๐ค2 ๐12 ๐ค1 ๐12 + ๐ค2 ๐12 =[ ] = 2[ ] = 2๐บ๐พ 2๐ค2 ๐12 + 2๐ค1 ๐12 ๐ค2 ๐12 + ๐ค1 ๐12 Sehingga turunan parsial ๐ฟ terhadap ๐พadalah sebagai berikut: ๐๐ฟ ๐(๐พโฒ ๐) โ ๐(๐(๐พโฒ ๐บ๐พ โ ๐ 2 )) = ๐๐ ๐๐พ = ๐ โ 2๐๐บ๐พ
(2.43)
Optimasi harus memenuhi syarat
๏ถL ๏ฝ 0 sehingga ๏ถW
๐ โ 2๐๐บ๐พ = ๐
๐ = 2๐๐บ๐พ, karena
๏ฌ๏ฝ
๏ค 2
maka
๐ = ๐ฟ๐บ๐พ
(2.44)
Dengan ๐ฟ merupakan koefisien risk aversion (Moehring, 2013).
40
Rumus bobot portofolio model mean-variance Markowitz untuk masing-masing sekuritas dalam pasar (market) berdasarkan rumus (2.44) adalah sebagai berikut : ๐พ๐ = (๐ฟฦฉ)โ1 ๐
(2.45)
dengan ๐พ๐ yaitu matriks bobot masing-masing sekuritas. b. Capital Asets Pricing Model (CAPM) Capital Asets Pricing Model (CAPM) pertama kali diperkenalkan oleh Williah Sharpe, Jhon Lintner dan Jan Mossin pada tahun 1964. CAPM didasari oleh teori portofolio Markowitz yaitu masing-masing investor diasumsikan akan mendiversifikasikan portofolionya dan memilih portofolio yang optimal berdasarkan pandangan investor terhadap return dan risiko. Untuk mengembangkan model CAPM diperlukan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi ini digunakan untuk menyederhanakan persoalan-persoalan yang sesungguhnya terjadi di dunia nyata, supaya suatu model lebih mudah untuk dipahami dan diuji. Asumsi-asumsi yang digunakan di model CAPM adalah sebagai berikut (Strong, 2009): 1. Varians return dan mean return menjadi keputusan investor. 2. Investor sebagai pengambil harga dan tidak dapat mempengaruhi harga saham. 3. Investor mempunyai probabilitas tingkat return di masa depan yang sama dan akses harga yang sama untuk informasi yang relevan.
41
4. Tidak terdapat pajak atau biaya transaksi. 5. Semua investor mengamati dalam periode investasi yang sama. 6. Setiap orang mempunyai keahlian yang sama dalam menganalisis sekuritas dan menginterpretasikan berita. Ekuilibrium pasar terjadi jika harga-harga dari aktiva berada di suatu tingkat yang tidak dapat memberikan insentif lagi untuk melakukan perdagangan spekulatif. Keadaan ekulibrium pasar yang dapat menyangkut return ekspektasi dan risiko dapat digambarkan oleh Garis Pasar Modal (GPM) atau Capital Market Line (CML). Jika semua asumsi tersebut dipenuhi, maka akan terbentuk kondisi pasar yang ekuilibrium. Hubungan expected return dan risiko dalam keadaan ekuilibrium pasar dapat digambarkan pada Gambar 2.2.
๐ฌ(๐น๐)
Garis Pasar Modal ๐ฌ(๐น๐)
๐ด ๐ฝ
๐๐ ๐๐ท ๐๐ด
Gambar 2. 2 Capital Market Line
42
Slope dalam garis pasar modal disimbolkan
๏ฑ merupakan harga
pasar dari risiko untuk portofolio yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
๏ฑ๏ฝ
E ๏จ RM ๏ฉ ๏ญ r f
Perubahan
(2.46)
๏ณM
๏ฑ yang semakin kecil mengakibatkan risiko portofolio
semakin besar dan sebaliknya. Garis pasar modal menunjukan semua kemungkinan kombinasi portofolio efisien yang terdiri sekuritassekuritas berisiko dan sekuritas bebas risiko (Jogiyanto, 2010). Garis pasar modal terbentuk sepanjang titik expected return sekuritas bebas risiko (๐๐ ) sampai titik M. Expected return sekuritas bebas risiko didekati dengan tingkat return suku bunga bank sentral, di Indonesia umumnya diambil dari tingkat return suku bunga bank Indonesia. Portofolio CAPM diharapkan memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan sekuritas yang diinvestasikan pada bank. Expected return dalam portofolio CAPM berdasarkan Gambar 2.2 dapat dirumuskan dengan:
E ๏จR p ๏ฉ ๏ฝ r f ๏ซ
E ๏จ RM ๏ฉ ๏ญ r f
๏ณM
(2.47)
๏ณp
keterangan: E ๏จR p ๏ฉ
: expected return portofolio
rf
: return sekuritas bebas risiko
E๏จRM ๏ฉ
: expected return portofolio pasar
43
๏ณ M : standar deviasi dari return portofolio pasar ๏ณ p : standar deviasi dari return portofolio.
Kontribusi masing-masing sekuritas terhadap risiko portofolio pasar tergantung dari besarnya kovarians return sekuritas dengan portofolio pasar. Mensubstitusikan kontribusi risiko sekuritas terhadap risiko pasar untuk sekuritas ke-i yaitu
๏ณ iM pada Persamaan (2.47) dan ๏ณM
diperoleh:
E ๏จri ๏ฉ ๏ฝ r f ๏ซ
E ๏จRM ๏ฉ ๏ญ r f ๏ณ iM .
๏ฝ rf ๏ซ
๏ณM
๏ณM
E ๏จRM ๏ฉ ๏ญ r f
๏
.๏ณ i ,M
๏ณM2
๏ฝ r f ๏ซ ๏ข i E ๏จ RM ๏ฉ ๏ญ r f
dengan ๏ข i ๏ฝ
๏
(2.48)
๏ณ iM cov๏จRi , RM ๏ฉ ๏ฝ sebagai pengukur tingkat risiko dari var ๏จRM ๏ฉ ๏ณM2
suatu sekuritas terhadap risiko pasar dan ๐ธ(๐๐ ) sebagai expected return CAPM masing-masing sekuritas. Expected return CAPM untuk suatu sampel dapat dinyatakan dengan persamaan (2.49).
๏
๏
E ๏จri ๏ฉ ๏ฝ r f ๏ซ ๏ข i E ๏จRM ๏ฉ ๏ญ r f .
(2.49)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan penggambaran secara keseluruhan keadaan harga-harga saham. Pasar dalam model ini yaitu indeks harga saham gabungan (IHSG) disebut juga Jakarta
44
Composite Index (JCI) atau JSX Composite yang merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). c.
Portofolio Model Black-Litterman Model Black-Litterman diperkenalkan oleh Fisher Black and Robert Litterman di Goldman Sachs pada tahun 1990. Model ini menggabungkan 2 jenis informasi yaitu return ekuilibrium dari CAPM dan expected return yang merupakan titik acuan dari model BlackLitterman (He & Litterman, 1999). Satchell & Scowcroft (2000) menjelaskan pendekatan bayes untuk menyelesaikan kombinasi distribusi probabilitas model Black-Litterman. Model Black-Litterman dengan pendekatan bayes menggunakan pandangan investor (views) sebagai informasi prior dan informasi pasar sebagai data sampel yang kemudian dikombinasi untuk membentuk data baru (data posterior). Seorang investor dapat memiliki pandangan hanya untuk sejumlah k aset dari n aset yang terdapat dalam portofolio atau dengan kata lain investor tidak perlu menyatakan pandangannya (views) pada tiap-tiap aset pada semua portofolio namun cukup pada sejumlah portofolio yang menjadi perhatian investor. Views model Black-Litterman digunakan untuk menyesuaikan expected return ekuilibrium dalam memprediksi return di masa yang akan datang. Model Black-Litterman ini memberikan dua kemungkinan pandangan investor baik berupa absolute views maupun relative views (Idzorek, 2004).
45
a. Pandangan pasti (absolute views) Pandangan pasti (absolute views) terbentuk apabila seorang investor akan memberikan prediksinya terhadap suatu saham, maka investor
tersebut
akan
mengungkapkan
pandangannya
dengan
yakin/pasti terhadap besarnnya return yang akan diberikan oleh masingmasing saham. Contoh: Views 1 : โSaya prediksikan return saham A akan meningkat sebesar 2%โ. Views 2 : โSaya prediksikan return saham B akan meningkat sebesar 3%โ b. Pandangan relatif (relative views) Pandangan relatif (relative views) terbentuk jika seorang investor diminta untuk memberikan pandangannya tentang dua buah saham atau lebih, kemudian investor tersebut melakukan perbandingan antara return yang akan diberikan
kedua saham tersebut, maka terbentuklah
pandangan relative. Contoh: โSaya prediksikan bahwa return saham A akan melebihi return saham B sebesar 2%โ.
46
โSaya prediksikan bahwa return saham A dan B akan melebihi return saham C dan D sebesar 2%โ. Idzorek (2004) memberikan contoh penerapan views investor terhadap 7 buah saham sebagai berikut: Suatu portofolio terbentuk dari 7 sekuritas, yaitu sekuritas A, B, C, D, E, F dan G. Pada contoh ini, investor menyatakan ketujuh sekuritas tersebut dalam 3 views sebagai berikut: Views 1:
โSaya yakin sekuritas A akan memberikan return 2%โ.
Views 2: โSaya yakin sekuritas B akan memberikan return 4% melampaui sekuiritas Cโ. Views 3:
โSaya yakin sekuritas D dan E akan memberikan return 1,5% melampaui sekuiritas F dan G โ.
Jika ๐ธ(๐) adalah estimasi return investor dengan 7 sekuritas, yaitu A , B , C, D, E, F dan G maka ketiga views investor tersebut dapat dinyatakan dengan: ๐ธ(๐๐ด ) = 0,02; ๐ธ(๐๐ต ) โ ๐ธ(๐๐ถ ) = 0,04; (๐ธ(๐๐ท ) + ๐ธ(๐๐ธ )) โ (๐ธ(๐๐น ) + ๐ธ(๐๐บ )) = 0,015. Matriks views dapat disusun sebagai berikut:
47
1 0 ๐ = [0 1 0 0
0 0 0 0 0 โ1 0 0 0 0 ], 0 0.5 0.5 โ0.5 โ0.5
๐ธ(๐๐ด ) ๐ธ(๐๐ต ) โ ๐ธ(๐๐ถ ) ๐ธ(๐) = [ ], (๐ธ(๐๐ท ) + ๐ธ(๐๐ธ )) โ (๐ธ(๐๐น ) + ๐ธ(๐๐บ ))
0.02 ๐ = [ 0.04 ] 0.015
P adalah matriks views dari return dimana tiap baris matriks menyatakan satu views pada suatu portofolio. Jika investor memiliki views yang pasti maka jumlah bobot saham dalam views akan bernilai satu. Sedangkan jika investor memiliki views yang relatif maka jumlah bobot saham dalam views akan bernilai nol. Proses kombinasi dua sumber informasi menggunakan pendekatan bayes adalah sebagai berikut (Idzorek, 2004)
Gambar 2. 3 Proses kombinasi dengan pendekatan bayes
48
Pembentukan model Black-Litterman menggunakan pendekatan bayes untuk menggabungkan return ekuilibrium CAPM dengan views sebagai informasi prior untuk membentuk distribusi posterior baru dari return. Dua informasi pada model Black-Litterman dimisalkan sebagai dua kejadian yaitu expected return (kejadian C) dan ekuilibrium return CAPM (kejadian A). Berdasarkan Persamaan 2.23 pada aturan bayes maka diperoleh sebagai berikut:
๐(E(r)|ฯ) =
(2.50)
๐(๐|๐(๐ซ))๐(๐(๐ซ)) ๐(๐)
dengan, ๐
: vektor excess return ukuran n x 1
๐ฌ(๐) : vektor expected return investor ukuran n x 1 ๐
: equilibrium return CAPM Diasumsikan keyakinan prior Pr(๐ฌ(๐)) yang mempunyai bentuk k
kendala linear dari vektor expected return ๐ฌ(๐) dan ditulis dengan matriks P berukuran ๐ ๐ฅ ๐ sehingga
๐ท๐ฌ(๐) = ๐ + ๐
(2.51)
dengan v yaitu vektor error yang berdistribusi normal dengan meannya nol dan variansinya ๐ , atau ๐~๐(0, ๐) dimana ๐ adalah matriks
49
diagonal kovarians dari views. He & Litterman (1999) merumuskan kovarians dari views adalah sebagai berikut:
๐ = ๐(ฯโ)๐โฒ
(2.52)
Jika elemen ๐ adalah nol maka investor dianggap sangat yakin terhadap pandangannya. Skalar ฯ merupakan kuantitas yang diberikan oleh investor untuk menyatakan keyakinan dalam pandangannya. Kebanyakan peneliti menggunakan nilai ฯ yang berbeda. Satchell & Scowcroft (2000) menentukan nilai ฯ sama dengan 1, sedangkan He & Litterman (1999) menggunakan nilai ฯ yaitu 0,025. Nilai ฯ tergantung dari tingkat keyakinan investor terhadap views, sehingga nilai ฯ untuk akan berkisar antara 0 sampai 1. Persamaan 2.52 dapat dinyatakan dengan bentuk matriks
โ
(๐๐ค ๐บ๐๐คโฒ ) ฯ 0 ๐=[ 0 โฑ 0 0
0 ] 0 โฒ โ (๐๐ค ๐บ๐๐ค ) ฯ
(2.53)
Distribusi ๐ท๐ฌ(๐) diasumsikan sebagai berikut: ๐ท๐ฌ(๐)~๐(๐, ๐). Sedangkan fungsi densitas dari data equilibrium return dengan syarat informasi prior, diasumsikan berdistribusi (๐ฌ(๐), ๐๐ฎ) . Asumsi bahwa
50
mean ekuilibrium return sama dengan mean return pasar yang dapat diperoleh melalui CAPM dinyatakan ๐
= ๐ฌ(๐). Jika informasi prior yang dimiliki investor memiliki tingkat views yang tidak pasti yaitu ๐ โ 0 dengan asumsi ๐ท๐ฌ(๐)~๐(๐, ๐) dan (๐
|๐ฌ(๐))~๐(๐ฌ(๐), ๐๐ฎ) maka fungsi densitas posterior (๐ฌ(๐)|๐
) berdistribusi multivariat normal dengan mean dan varians sebagai berikut (Syvertsen, 2013): Diasumsikan ๐ท๐ฌ(๐)~๐(๐, ๐) dan (๐
|๐ฌ(๐))~๐(๐ฌ(๐), ๐๐ฎ) sebagai berikut:
๐(๐ท๐ฌ(๐)) =
๐(๐
|๐ฌ(๐)) =
1 โ2๐|๐|
๐
1 โ2๐|ฯ๐บ|
(2.54)
1 (โ2(๐ท๐ฌ(๐)โ๐)โฒ ๐โ1 (๐ท๐ฌ(๐)โ๐))
๐
(2.55)
1 (โ2(๐
โ๐ฌ(๐))โฒ (ฯ๐บ)โ1 (๐
โ๐ฌ(๐)))
Fungsi densitas (2.54) dan (2.55) disubstitusikan pada Persamaan (2.50) sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut: Pr(๐ธ(๐)|๐) 1
=
โฒ
(โ (๐
โ๐ฌ(๐)) (ฯ๐บ) 1 1 ๐ 2 โ2๐|ฯ๐บ| โ2๐|๐|
1 ๐
โ๐ฌ(๐)))(โ (๐ท๐ฌ(๐)โ๐)โฒ ๐โ1 (๐ท๐ฌ(๐)โ๐)) 2
โ1 (
Pr(๐
)
1
Misalkan dinyatakan dalam Pr(๐ธ(๐)|๐) =
51
1
๐
โ2๐|ฯ๐บ|โ2๐|๐|
Pr(๐
)
1 (โ2๐)
maka:
๐ = (๐
โ ๐ฌ(๐))โฒ (ฯ๐บ)โ1 (๐
โ ๐ฌ(๐))(๐ท๐ฌ(๐) โ ๐)โฒ ๐โ1 (๐ท๐ฌ(๐) โ ๐) = ๐
โฒ (ฯ๐บ)โ1๐
โ ๐ฌ(๐)โฒ (ฯ๐บ)โ1 ๐
โ ๐
โฒ (ฯ๐บ)โ1 ๐ฌ(๐) + ๐ฌ(๐)โฒ (ฯ๐บ)โ1 ๐ฌ(๐) +[๐ท๐ฌ(๐)]โฒ ๐โ๐ ๐ท๐ฌ(๐) โ ๐โฒ ๐โ๐ ๐ท๐ฌ(๐) โ [๐ท๐ฌ(๐)]โฒ ๐โ๐ ๐ + ๐โฒ ๐โ๐ ๐
= ๐
โฒ (ฯ๐บ)โ1๐
โ ๐ฌ(๐)โฒ (ฯ๐บ)โ1 ๐
โ ๐
โฒ (ฯ๐บ)โ1 ๐ฌ(๐) + ๐ฌ(๐)โฒ (ฯ๐บ)โ1 ๐ฌ(๐) +๐ฌ(๐)โฒ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท๐ฌ(๐) โ ๐โฒ ๐โ๐ ๐ท๐ฌ(๐) โ ๐ฌ(๐)โฒ ๐ทโฒ๐โ๐ ๐ + ๐โฒ ๐โ๐ ๐
= ๐ฌ(๐)โฒ [(ฯ๐บ)โ1 + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]๐ฌ(๐) + ๐
โฒ (ฯ๐บ)โ1 ๐
โ ๐ฌ(๐)โฒ(ฯ๐บ)โ1 ๐
โ๐
โฒ (ฯ๐บ)โ1 ๐ฌ(๐) โ ๐โฒ ๐โ๐ ๐ท๐ฌ(๐) โ ๐ฌ(๐)โฒ ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ + ๐โฒ ๐โ๐ ๐ = ๐ฌ(๐)โฒ [(ฯ๐บ)โ1 + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]๐ฌ(๐) โ (ฯ๐บ)โ1 ๐
๐ฌ(๐) โ (ฯ๐บ)โ1 ๐
๐ฌ(๐) โ๐ท๐โ๐ ๐๐ฌ(๐) โ ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐๐ฌ(๐) + ๐
โฒ (๐๐บ)โ๐ ๐
+ ๐โฒ ๐โ๐๐ = ๐ฌ(๐)โฒ [(ฯ๐บ)โ1 + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]๐ฌ(๐) โ 2[(ฯ๐บ)โ1 ๐
+ ๐ท๐โ๐ ๐]๐ฌ(๐) +๐
โฒ (ฯ๐บ)โ1 ๐
+ ๐โฒ ๐โ๐ ๐
Untuk ๐จ = (๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท ๐ฉ = (๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐, dengan ๐ฉ simetris dengan ๐ฉ = ๐ฉโฒ ๐ช = ๐
(๐๐บ)โ๐ ๐
+ ๐โฒ๐โ๐ ๐ Sehingga dapat dinyatakan sebagai berikut: ๐ = ๐ฌ(๐)โฒ ๐จ๐ฌ(๐) โ ๐๐ฉโฒ ๐ฌ(๐) + ๐ช = ๐ฌ(๐)โฒ ๐จโฒ ๐จ๐จโ๐ ๐ฌ(๐) โ ๐๐ฉโฒ ๐จ๐จโ๐ ๐ฌ(๐) + ๐ช = (๐จ ๐ฌ(๐) โ ๐ฉ)โฒ ๐จโ๐ (๐จ ๐ฌ(๐) โ ๐ฉ) โ ๐ฉโฒ ๐จโ๐ ๐ฉ + ๐ช Sehingga ๐ช โ ๐ฉโฒ ๐จโ๐ ๐ฉ akan menjadi konstanta dan selanjutnya
52
(๐จ ๐ฌ(๐) โ ๐ฉ)โฒ ๐จโ๐ (๐จ ๐ฌ(๐) โ ๐ฉ) = (๐จ ๐ฌ(๐) โ ๐ฉ)โฒ ๐จโ๐ ๐จ๐จโ๐ ๐จ๐จโ๐ (๐จ ๐ฌ(๐) โ ๐ฉ) = (๐จโ๐ ๐จ ๐ฌ(๐) โ ๐จโ๐ ๐ฉ)โฒ ๐จ๐จโ๐ ๐จ(๐จโ๐ ๐จ ๐ฌ(๐) โ ๐จโ๐ ๐ฉ) = (๐ฌ(๐) โ ๐จโ๐ ๐ฉ)โฒ ๐จ( ๐ฌ(๐) โ ๐จโ๐ ๐ฉ) Maka mean posteriornya ๐จโ๐ ๐ฉ yaitu [(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ [(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐] dan variansnya ๐จโ๐ yaitu [(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ Jadi distribusi return kombinasi yang baru (๐ฌ(๐)|๐
) sebagai distribusi posterior berdistribusi normal (๐ฌ(๐)|๐
)~๐([(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ [(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐], [(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ Selanjutnya, ๐๐ต๐ฟ = [(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ [(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐] = [(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ (๐๐บ)โ๐ (๐๐บ)[(๐๐บ)โ๐ + ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐] = [๐ฐ + ฯ๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ [๐
+ ๐๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐] = [๐ฐ + ฯ๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ [๐ฐ + ฯ๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท)๐
+ ๐๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ (๐ โ ๐ท๐
)] = ๐
+ [๐ฐ + ฯ๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ [๐๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ (๐ โ ๐ท๐
)] = ๐
+ [๐ฐ + ฯ๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท]โ๐ [๐๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ {(๐ + ๐ทโฒ ฯ๐บ๐)(๐ + ๐ทโฒ ฯ๐บ๐)โ๐ }
53
(๐ โ ๐ท๐
)] = ๐
+ [(๐ฐ + ฯ๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท)โ๐ (๐ฐ + ฯ๐บ๐ทโฒ ๐โ๐ ๐ท)]๐๐บ๐ทโฒ(๐ + ๐ทโฒ ฯ๐บ๐)โ๐ (๐ โ ๐ท๐
)
= ๐
+ ๐๐บ๐ทโฒ(๐ + ๐ทโฒ ฯ๐บ๐)โ๐ (๐ โ ๐ท๐
)
(2.56)
dengan, ๐ฌ(๐๐ฉ๐ณ ) : expected return model Black-Litterman ๐
: vektor k x 1 untuk return ekuilibrium CAPM
๐
: skala tingkat keyakinan dalam views (range 0-1)
๐บ
: matriks varians kovarians return
๐
: matriks diagonal kovarians dari views
๐ท
: matriks k x n untuk views yang berkaitan dengan return
๐
: vektor k x 1 untuk views return yang diberikan investor. Pembobotan
portofolio
model
Black-Litterman
dihitung
menggunakan model mean variance Markowitz, sehingga diperoleh sebagai berikut:
๐พ๐ฉ๐ณ = (๐ฟ๐บ)โ1 ๐๐ฉ๐ณ
(2.57)
dengan,
54
๐พ๐ฉ๐ณ : bobot sekuritas pada model Black-Litterman
๏ค
: koefisien risk aversion
๐บ
: matriks varians kovarians return
๐๐ฉ๐ณ : expected return Black-Litterman.
55