BAB II KAJIAN TEORI
A.
Keterampilan Bola Basket
1.
Permainan Bola Basket Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola
besar, dimainkan dengan tangan. Bola boleh dioper (dilempar), boleh dipantulkan ke lantai baik di tempat atau sambil berjalan dan tujuannya adalah memasukkan bola ke ring lawan (Imam Sodikun, 1992:8). Bola basket termasuk jenis permainan yang komplek, yang berarti gerakannya terdiri dari gabungan unsur-unsur gerak yang terkoordinasi rapi, sehingga dapat bermain dengan baik. Jika cara memegang bola saja salah, tentu ia tidak dapat melemparkan bola dengan baik. Sebelum ia menerima bola, ia harus dapat menangkap bola dengan baik pula untuk dikuasai. Untuk dapat menerobos lawan dengan baik, ia harus dapat menggiring dengan baik pula.Untuk dapat bekerja sama dengan baik, tentu ia harus menguasai teknik melempar, menangkap, menggiring bola dengan baik (Imam Sodikun, 1992:47). Gerakan yang baik menimbulkan efisiensi kerja dan berkat latihan yang teratur mendapatkan efektifitas yang baik pula. Seorang pemain atau regu dapat bermain dengan baik, maka mereka dituntut untuk dapat melakukan setiap unsur gerak yang benar. Oleh karena itu penguasan terhadap teknik dasar dalam permainan bola basket harus didahulukan. Penguasaan teknik dasar yang benar akan menunjang keterampilan bermain selanjutnya.
11
12
2.
Teknik Dasar Bermain Bola Basket Gerakan yang efektif dan efisien dalam permainan bola basket adalah
merupakan suatu tujuan dalam penguasaan teknik dasar yang baik. Menurut Depdiknas Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (2007:3), beberapa teknik dasar yang perlu diketahui dalam permainan bola basket adalah sebagai berikut: “(a) Passing (teknik melempar dan menangkap bola); (b) Dribling (teknik menggiring bola); (c) Shooting (teknik menembak); (d) Pivot (berputar badan dengan salah satu kaki sebagai poros); (e) Foot work (teknik pergerakan kaki) (f) Jumping (melompat) ; (g) Rebounding (teknik merayah bola); (h) Intercept (teknik memotong arah passing bola); (i) Steals (teknik merebut bola). Secara garis besar bahwa teknik dasar bermain bola basket terdiri dari: (a) Passing (mengoper); (b) Dribbling (menggiring); (c) Shooting (menembak); (d) Rebounding (merayah). Semua teknik dasar ini harus dikuasai oleh setiap atlet bola basket. Apabila ke sembilan teknik dasar tersebut telah dimiliki dengan baik oleh seorang pemain, maka ia sudah dapat bermain dengan baik. Selanjutnya untuk meningkatkan prestasi tinggal memperbanyak ulangan latihan yang cukup, sehingga dapat menjadi gerakan yang otomatis. Pengangkatan prestasi ini adalah tugas guru atau pelatih yang akan mengantarkan kepada prestasi yang maksimal (Imam Sodikun, 1992:48).
a.
Passing (mengoper) Operan dalam bola basket bisa dengan menggunakan dua tangan atau satu
tangan. Operan yang dilakukan secara taktis, tepat waktu dan akurat menciptakan peluang untuk membuat angka.
dapat
Mengetahui saatnya harus
mengoper, tidak hanya memberikan kesempatan untuk membuat skor tapi juga
13
mencegah kehilangan bola dari intersep lawan yang sering kali memudahkan lawan untuk mencetak angka.
Menurut Depdiknas (2007:3), operan dalam bola
basket dapat digunakan untuk : 1) 2) 3) 4) 5)
Mengalihkan bola dari daerah padat pemain Menggerakkan bola dengan cepat pada fast break Membangun permainan yang ofensif Mengoper ke teman yang sedang terbuka untuk mencetak skor Mengoper dan memotong untuk melakukan tembakan sendiri. Dalam permainan bola basket ada beberapa macam operan yang sering
digunakan ( Depdiknas, 2007:4) yaitu : 1) 2) 3) 4)
Chest pass ( operan dada) Bounce pass ( operan pantul ) Baseball pass ( operan baseball) Over head pass ( operan di atas kepala )
1) Chest pass ( Operan dada ) Operan dada adalah salah satu jenis operan dasar dalam permainan bola basket.
Adapun pelaksanaannya adalah bola dipegang dengan kedua tangan
ditahan ke depan dada dengan ujung jari kedua tangan, ibu jari harus berada di belakang bola dengan tangan dan ujung jari menyebar ke arah sisi bola. Posisi siku dekat tubuh, kemudian letakkan kaki pada posisi triple threat dengan tumpuan berat badan pada kaki yang belakang. Pindahkan berat badan ke depan ketika melangkah untuk melakukan operan. Pada saat melakukan tolakan untuk mengoper bola, luruskan lengan dan putar ibu jari ke bawah, sehingga tangan lurus dan diakhiri dengan sentakan pergelangan tangan (snap). Pandangan mata tetap ke arah bola yang dioper dan arah bola harus lurus ke depan.
14
2) Bounce pass ( Operan pantul ) Operan pantul dalam permainan bola basket dilakukan ketika pemain lawan berada diantara anda dan teman anda, dan target. Salah satu pilihannya agar bola diterima oleh anda, maka operan yang terbaik adalah dengan menggunakan operan pantul. Operan pantul dapat memindahkan bola ke satu sayap pada akhir terobosan yang cepat atau pada pemain yang mendekati keranjang. Operan ini dapat digunakan dengan menggunakan satu tangan atau dua tangan. Adapun pelaksanaannya adalah kedua tangan atau salah satu tangan ditempatkan di belakang bola, kemudian lepaskan bola ke arah bawah. Bola menyentuh lantai kira-kira dua pertiga dari jarak arah sipenerima sehingga bola dapat ditangkap saat setinggi pinggang. Memantulkan bola terlalu dekat pada diri sendiri, maka lambungannya akan tinggi dan pantulannya lambat sehingga akan mudah dipotong oleh lawan, tetapi memantulkan bola terlalu dekat dengan penerima akan membuat bola sulit direbut oleh lawan.
3) Baseball pass (Operan baseball) Operan baseball dalam permainan bola basket sering dipakai oleh pemain yang berlari.
Operan ini dilakukan dengan satu tangan, akan mempermudah
mengoper untuk melakukan passing jarak jauh. Operan ini dimulai dengan posisi siap dengan salah satu kaki agak ke depan dan bola dipegang oleh satu tangan. Pada awalnya bola juga ditahan oleh tangan yang lainnya, yang tidak mengoper bola. Ketika berat badan berpindah ke belakang bola lalu diarahkan oleh kedua tangan tepat di belakang bahu dari sisi yang akan melempar. Pada saat akan
15
mengoper, tangan yang melakukan operan mengayun ke depan atas.
Bola
dilepaskan ketika tangan lurus ke depan.
4) Over head pass (Operan di atas kepala) Operan di atas kepala sering dipakai dalam permainan bola basket terutama pada saat pemain dijaga ketat dan bola harus melewati lawan, sehingga operan ini digunakan untuk melepaskan diri dan melakukan terobosan mengelakkan serangan lawan.
Seperti pada waktu melakukan operan pantul,
operan di atas kepala merupakan pilihan untuk mengumpan teman yang berada di low post. Adapun pelaksanaan operan ini dimulai dengan posisi badan yang seimbang, pegang bola di atas kepala dengan siku ke dalam dan berbentuk sudut 90 derajat. Jangan bawa bola ke belakang kepala, karena dalam posisi tersebut susah untuk melakukan operan dengan cepat, dan mudah dicuri oleh lawan, kaki melangkah ke depan sasaran, kumpulkan kekuatan maksimal dengan bertumpu pada kaki, kemudian dilanjutkan dengan operan cepat. Pada saat melakukan gerakan lecutan, jari mengarah kepada target dan telapak tangan ke bawah.
b.
Dribbling (Menggiring bola) Menggiring bola atau membawa bola merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari permainan bola basket, dan ini penting untuk bermain individu dan tim. Dalam permainan bola basket setiap tim paling sedikit dibutuhkan satu orang pemain yang ahli dalam melakukan dribbling dengan cepat, terutama untuk
16
melakukan terobosan ke daerah lawan yang dijaga ketat. Adapun manfaat dribble menurut Depdiknas ( 2007:8) adalah : 1) Memindahkan bola dari daerah padat penjagaan ke daerah yang agak longgar penjagaannya. 2) Memindahkan bola ketika si penerima tidak bebas penjagaan. 3) Memindahkan bola pada saat melakukan fast break. 4) Menembus penjagaan ke arah ring lawan. 5) Menarik perhatian penjaga untuk membebaskan rekan setimnya. 6) Menyiapkan penyerangan. 7) Memperbaiki posisi atau sudut sebelum mengoper ke arah rekan se tim. 8) Membuat peluang untuk menembak. Adapun cara mendribble yang baik adalah posisi berdiri rendah, kepala tegak. Cara yang terbaik adalah menempatkan diri diantara lawan dan bola. Hal ini berarti tubuh, lengan dan kaki selalu berada diantara bola dan lawan, sedangkan salah satu tangan yang lainnya digunakan untuk melindungi bola. Menurut Depdiknas (2007:9) gerakan dasar mendribble bola pada permainan bola basket terdiri atas: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Control dribble Speed dribble Foot fire dribble Retreat dribble Cross over dribble Reverse dribble Behind the back dribble.
1) Control dribble Dalam permainan bola basket, control dribble digunakan apabila dijaga ketat dan bola harus tetap dijaga ketat dan dilindungi, agar bola tidak berpindah ke tangan lawan. Keseimbangan dalam control dribble merupakan dasar pengendali dalam mendribble bola dan berguna untuk memudahkan tiga hal yaitu :
17
a)
Menembak
b) Mengoper c)
Menggiring bola.(Depdiknas, 2007:9). Dalam mendribble bola jangan lebih tinggi dari lutut dan dekat dengan
tubuh saat mengontrol bola, karena hal ini dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Tempatkan tangan yang bebas dalam posisi melindungi bola.
2) Speed dribble Dalam permainan bola basket, kecepatan mendribble amat berguna terutama ketika dijaga ketat dan bola harus dibawa dengan cepat ke lapangan yang kosong. Untuk kecepatan mendribble bola, maka dilakukan dengan mendribble tinggi yaitu setinggi pinggang, angkat kepala dan lipat ke depan atau ke sisi keranjang sehingga dapat melihat ke seluruh lapangan. Mendribble sebaiknya dengan menggunakan bantalan jari, dengan control pada ujung jari.
3) Foot fire dribble Foot fire dribble adalah metode berhenti sementara sambil menjaga dribble tidak mati, ketika mendekati ketika mendekati lawan dalam permainan terbuka. Dribble ini sering digunakan pemain, terutama pada akhir fast break yang memungkinkan mendapat keseimbangan dan dapat membaca posisi pemain lawan. Ada tiga keuntungan dalam melakukan foot fire dribble yaitu : a)
Untuk melakukan tembakan
b) Untuk melakukan operan c)
Untuk bergerak ketika mendribble bola.
18
Untuk mengeksekusi gerakan foot fire harus dilakukan dengan cepat mengubah kecepatan mendribble, kemudian berhenti dengan tetap mendribble bola. Dribble foot fire biasanya dilakukan di tempat menghadap ke ring basket dengan kaki direntangkan selebar bahu dan pandangan ke depan. Efektifitas gerakan foot fire didapat dari keseimbangan dan kontrol yang prima, prediksi posisi lawan dan pembuatan gerak tipuan sebelum gerakan selanjutnya untuk menembak, mengoper atau membawa bola.
4) Retreat dribble Dalam permainan bola basket dribble mundur dilakukan untuk mengatasi masalah ketika mendapat tekanan dari lawan. Hal ini biasanya dikombinasikan dengan gerakan merubah arah dari depan. Dengan gerakan mundur dahulu ke belakang sambil tetap mendribble.
Maka dapat memperpendek jarak untuk
menghindari jebakan. Untuk melakukan retreat dribble gunakan langkah mundur yang pendek dan cepat sementara mendribble ke belakang. Ketika melakukan retreat dribble lindungi bola dan jaga keseimbangan, dengan cara ini bisa mengontrol perubahan arah dribble dan dapat melewati lawan dengan mendribble cepat.
5) Crossover dribble Dalam permainan bola basket gerakan crossover dribble ini penting dalam menyelusuri lapangan dengan gerak cepat, untuk mulai menjangkau keranjang dan menciptakan peluang untuk menembak. Kefektifan dalam mendribble cara
19
ini adalah didasarkan pada ketajaman perubahan dribble dari satu arah ke arah yang lain. Untuk melakukan dribble menyilang dengan cara silangkan bola di depan pada sudut belakang, putar dribble dari satu tangan ke tangan yang lain. Crossover dribble sebaiknya dilakukan dengan bola rendah setinggi sebatas lutut dan lebih rendah dari control dribble. Ketika merubah arah, angkat tangan yang tidak mendribble dan ubah posisi kaki dan badan untuk melindungi.
Dalam
gerakan ini diusahakan jangan melihat bola, hal ini dilakukan agar lawan tidak dapat kesempatan untuk melakukan gerakan yang sama.
6) Reverse dribble Dalam permainan bola basket, gerakan dribble berbalik digunakan untuk mempertahankan posisi badan antara bola dan lawan guna melindungi bola ketika merubah arah. Gerakan reverse dribble dapat digunakan untuk menyerang dan mematahkan permainan lawan yang kuat. Gerakan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
7) Behind- The Back dribble Dalam permainan bola basket dribel belakang digunakan untuk mengatasi lawan yang menjaga atau yang menghalangi di muka. Dribble ini harus dapat menjaga tubuh tetap berada diantara bola dan penjaga sebagai perlindungan ketika berganti arah.
Walaupun gerakan mendribel belakang cukup susah, tapi
manfaatnya cukup besar dibandingkan dengan mendribel dengan perubahan dan mendribel berputar. Dribel belakang ini lebih baik karena dapat menjaga posisi
20
antara bola dan penjaga musuh, disamping itu dribel ini memudahkan untuk berganti arah tanpa pindah perhatian.
Gerakan dribel ini dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
c.
Shooting (Menembak) Keahlian dasar yang harus dimiliki oleh setiap pemain bola basket adalah
menembak.
Hal ini agak berbeda dengan jenis permainan lainnya, misalnya
permainan sepak bola, keahlian menembak lebih ditekankan kepada pemain penyerang, sementara kepada pemain belakang atau bertahan hanya diberikan keahlian untuk bertahan dan memberikan bola ke depan untuk membuat suatu angka. Menembak adalah keahlian yang sangat penting di dalam olahraga bola basket.
Teknik dasar seperti operan, menggiring, bertahan dan rebounding
mengantar pemain untuk memperoleh peluang besar untuk membuat skor, tetapi tetap saja seorang pemain harus mampu melakukan tembakan.
Bahkan
menembak dapat menutupi teknik dasar lainnya.
1) Persiapan melakukan tembakan Untuk dapat melakukan tembakan dengan baik, maka yang harus mendapat perhatian khusus adalah persiapan untuk melakukan tembakan. Persiapan untuk melakukan tembakan dalam permainan bola basket menurut Depdiknas (2007:15) antara lain meliputi: a)
Posisi tangan
b) Pandangan
21
c)
Keseimbangan
d) Irama menembak. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: a)
Posisi tangan Untuk menembak bola ke ring basket, tangan ditempatkan di belakang
bola. Juga penting menempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola, untuk menjaga bola atau keseimbangan bola. Tangan yang menembak bebas dan tak perlu menjaga keseimbangan bola. Posisi tangan diletakkan cukup rapat dan rileks dan tidak direntangkan lebar. Posisi tangan yang rileks akan menjadi arah alami, arah bola berada pada jari-jari tidak pada telapak tangan. Tempatkan tangan yang menembak langsung di belakang bola, jari telunjuk pada titik tengah. Bola dilepas pada jari-jari telunjuk, pada lemparan bebas jari telunjuk harus tepat berada di katup atau tanda lain pada bagian bola, agar kontrol dan sentuhan ujung jari yang sudah terbangun dapat menghasilkan lemparan yang lembut dan sempurna serta tepat. Jagalah mata terfokus sehingga bola mencapai sasaran. Mata jangan selalu mengikuti gerakan bola atau tangan penjaga yang akan merebut bola.
Konsentrasi pada target dapat mengurangi gangguan, seperti
teriakan, gerakan tangan lawan dan lain sebaiknya yang dapat mengganggu dan merusak konsentrasi yang akan menembak bola.
b) Pandangan Dalam pelaksanaan menembak, pandangan harus dipusatkan ke ring basket, tujukan pada posisi muka lingkaran untuk semua jenis tembakan, kecuali
22
untuk melakukan tembakan pantul.
Gunakan tembakan samping jika posisi
berada pada sudut 45 derajat dari depan ring basket.
c)
Keseimbangan Menjaga keseimbangan akan memberikan tenaga dan kontrol irama
tembakan. Posisi kaki adalah dasar keseimbangan dan menjaga kepala segaris kaki sebagai kontrol keseimbangan. Agar keseimbangan ini dapat terjadi pada setiap pemain yang akan melakukan tembakan, yaitu kaki harus direntangkan selebar bahu dan arah jari-jari ke depan. Kaki pada sisi tangan yang menembak harus di depan atau kaki kanan untuk tembakan tangan kanan. Jari kaki yang dibelakang harus sejajar dengan tumit dari kaki yang menembak. Kaki sedikit ditekuk, akan memberikan tenaga untuk menembak. Kepala harus selalu segaris pinggang dan kaki, kepala mengontrol kaki dan harus sedikit lebih maju ke depan untuk membuat garis menanjak antara bahu dan tubuh bagian atas dengan ring basket.
Dan yang terakhir bahu harus rileks, sehingga akan menciptakan
keseimbangan yang sempurna untuk menembak.
d) Irama menembak Menembak merupakan sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu dan siku, serta kelentukan pergelangan tangan dan jari tangan.
Tembakan bola yang
dilakukan dengan halus, berbarengan dengan gerakan pengangkat yang ritmis. Kekuatan inti dan ritme tembakan berasal dari gerakan naik dan turunnya kaki. Ketika tembakan dimulai bola ditata kembali mulai dari tangan pengimbang ke tangan penembak. Cara terbaik untuk menyinggung bola adalah dengan menarik
23
pergelangan tangan sampai terlihat lipatan kulit. Dorongan dan kontrol terakhir tembakan berasal dari kelentukan pergelangan tangan, lepaskan bola dari jari tengah dengan sentuhan ujung jari yang lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan memperhalus hasil tembakan.
2) Teknik dasar tembakan Mengenai teknik dasar tembakan, Depdiknas (2007:17) menjelaskan bahwa, hampir semua pemain bola basket pada umumnya, saat melakukan tembakan menggunakan tujuh teknik dasar tembakan, yaitu : a) b) c) d) e) f) g)
One hand set shoot ( Tembakan satu tangan) Free throw ( Tembakan bebas) Jump shoot (Tembakan sambil melompat) Three point shoot (Tembakan tiga angka) Hook shoot (Tembakan mengkait) Lay Up Runner. Adapun mekanika dasar dari ketujuh tembakan di atas akan dijelaskan
sebagi berikut: a)
One hand set shot (Tembakan satu tangan) Dalam permainan bola basket tembakan satu tangan sering dilakukan oleh
setiap pemain, untuk melakukan tembakan satu tangan pada dasarnya tekniknya sama seperti yang digunakan untuk tembakan bebas, termasuk pandangan, keseimbangan,
posisi
tangan,
pengaturan
siku,
irama
tembakan
dan
pelaksanaannya. Tembakan satu tangan posisi tangan dipertahankan agar tetap seimbang sampai bola terlepas dari tangan. Sedangkan kekuatan dorongan bola tergantung pada jarak tembakan, yaitu antara si penembak dengan ring basket.
24
Untuk tembakan jarak dekat memerlukan kelentukan pergelangan tangan dan jari memberikan dorongan yang lebih kuat, sedangkan pada tembakan jarak jauh memerlukan tenaga atau dorongan dari kedua kaki, punggung dan bahu.
b) Free throw (Tembakan bebas) Dalam tembakan bebas memerlukan keahlian, kebiasaan, konsentrasi dan keyakinan. Untuk keberhasilan terhadap tembakan bebas diperlukan keyakinan dan teknik yang benar, serta kepercayaan diri. Saat menerima bola posisi kaki tepat di tengah garis free throw, atur posisi kaki untuk melakukan tembakan dan bola segaris dengan ring basket bagian tengah.
Siap dengan sikap berdiri
seimbang dan memantulkan bola terlebih dahulu beberapa kali ke lantai, untuk menenangkan diri. Gunakan posisi tengah yang rileks dan searah dengan jari tengah pada sumbu bola. Kamudian kontrollah perataan siku, sambil atur nafas panjang untuk rileks. Visualisasi sebelum menembak agar dapat membuahkan tembakan yang mulus dan pusatkan perhatian pada sasaran.
Langkah yang
penting sebelum mengawali tembakan bebas adalah menghilangkan semua gangguan pada pikiran dan pusatkan perhatiannya pada ring basket.
c)
Jump shot (Tembakan melompat) Dalam permainan bola basket, tembakan melompat sering digunakan oleh
semua pemain. Pada gerakan tembakan melompat harus disertai dengan lompatan dan kemudian pada puncak lompatan tembakan, bola harus sudah dilepaskan melalui lengan, pergelangan, dan jari tangan dengan seluruh tenaga, kemudian
25
angkat bola secara serentak dengan kaki, punggung dan bahu serentak ke atas. Pada tembakan melompat bola harus diangkat tinggi dan menembak setelah melompat, agar hasil tembakan mendekati ring basket. Saat melakukan tembakan melompat, lompatlah tegak lurus dengan dua kaki, luruskan sepenuhnya antara pergelangan kaki, lutut, punggung dan bahu. Ketinggian lompatan disesuaikan dengan jarak tembakan, pada tembakan dalam jika dijaga ketat, maka kaki harus memompakan tenaga untuk melompat lebih tinggi dari penjagaan. Sedangkan pada tembakan di luar jarak tembakan akan memiliki banyak waktu, oleh sebab itu tidak perlu melompat terlalu tinggi dari lawan.
d) Three point shot (Tembakan tiga angka) Tembakan tiga angka dilakukan dan disiapkan pada kejangkauan yang cukup dari garis yang telah ditentukan, untuk menghindari penginjakan garis dan untuk memfokuskan pandangan pada ring basket. Gunakan tembakan jump shot yang seimbang, karena tembakan tiga angka harus dilakukan pada jarak yang cukup jauh.
Tembakan tiga angka dapat dilakukan tanpa ketegangan saat
melompat, karena semakin jauh melakukan tembakan diperlukan mekanisme, urutan dan irama yang benar.
Pada tembakan tiga angka biasanya memiliki
waktu, sehingga saat melakukan tembakan tidak perlu melakukan terlalu tinggi, tetapi menggunakan tenaga lebih dari kaki dan menambah tenaga dengan cara melangkah saat akan melakukan tembakan. Disamping itu dalam tembakan ini upayakan melompat dengan seimbang, sehingga dapat menembak tanpa ketegangan.
Penulis sependapat bahwa menembak tiga angka yang sukses
26
biasanya memiliki kelebihan dalam hal: (1) halus dan irama yang sama, (2) menggunakan kaki, punggung, dan bahu secara berurutan, (3) menggunakan mekanisme yang benar, seperti posisi tangan dan perataan siku, dan (4) follow through yang sempurna (Depdiknas, 2007:21). Pada umumnya tembakan tiga angka dilakukan sambil melakukan gerakan lompatan, baik dilakukan dengan satu tangan maupun dengan menggunakan dua tangan. Sebelum melakukan tembakan ini biasanya lutut sedikit ditekuk dan siap untuk mendorong kedua kaki ke atas dan setelah melompat tinggi lepaskan bola yang telah dikendalikan oleh jari-jari tangan. Biasanya tembakan yang diawali dengan lompatan, akan lebih menguntungkan karena akan sulit di block oleh lawan. Gerakan ini akan berhasil apabila si penembak memiliki power yang baik.
e)
Hook shot (Tembakan mengait) Keunggulan dari tembakan mengait adalah susah untuk dihalangi baik oleh
pihak lawan yang tinggi maupun yang pendek.
Tembakan mengait hanya
dilakukan apabila si penembak dekat dengan ring basket yang berjarak antara tiga sampai empat meter. Tembakan mengait yang berhasil menyebabkan ditempel ketat oleh lawan, dan jenis tembakan tipuan seperti ini membuat ruang terbuka pada arah yang berlawanan untuk suatu serangan maupun untuk operan pada teman.
Gerakan dari tembakan mengait diawali mulai dari sikap seimbang
dengan punggung menghadap ke ring basket, kaki direntang selebar bahu dan lutut sedikit ditekuk.
Pandangan sasaran melalui bahu pada arah tembakan,
dengan sudut 45 derajat terhadap papan ring basket, ketepatan terbantu dengan
27
menggunakan papan ring untuk melunakan tembakan. Ketika menembak isinya ditujukan pada puncak dekat sudut papan ring basket. Jika tidak membentuk sudut 45 derajat, tujuan dilingkaran ring. Gunakan kaki berlawanan dengan sisi yang menembak, menyingkirlah dari penjagaan lawan.
Ketika melangkah
peganglah bola kembali dan lindungi dengan kepala dan bahu dan jangan maju dengan bola. Lakukan pivot dengan memutar tubuh ke arah ring, angkat lutut pada sisi yang menembak dan lompat pada kaki yang melakukan pivot atau tumpuannya.
Tembakan hook shoot yang luput sebaiknya dianggap sebagai
operan pada diri sendiri, lawan yang berusaha menghalangi hook shoot tidak akan berada di luar ringkaran, karena ia akan tetap berusaha keras untuk mengahalangi lawan.
f)
Lay up Tembakan lay up dilakukan dekat dengan ring basket, setelah menyelip
bola atau menggiring bola. Untuk dapat melakukan lompatan yang tinggi dalam gerakan lay up, maka dibutuhkan kecepatan pada tiga atau empat langkah terakhir mendapat bola. Melangkah dengan kaki, langkah sebelum melakukan lay up haruslah pendek sehingga dapat segera membungkuk lalu mengangkat lutut untuk melakukan gerakan lompatan. Angkat lutut sambil menembak dan bola lurus ke atas sambil melompat dan bawa bola di antara telinga dan bahu. Arahkan lengan, pergelangan, jari-jari lurus ke arah ring basket, dengan sudut antara 45 derajat sampai 60 derajat dan lepaskan bola dari telunjuk jari tengah dengan sentuhan halus. Pertahankan posisi tangan menyeimbang pada bola sampai bola terlepas.
28
Lakukan gerakan follows trough dengan tetap mengangkat lengan dan lurus terentang pada siku, telunjuk menunjuk lurus pada target dan telapak tangan untuk menembak menghadap ke bawah.
g) Runner (Lay up yang diperpanjang) Tembakan lay up yang diperpanjang digunakan jauh dari ring basket. Tembakan runner dilakukan dengan cara seperti lay up, kecuali ancang-ancang melompat agak lebih jauh dari ring basket. Bila menembak runner dilakukan pada irama yang teratur dan selesaikan follow through.
d.
Rebound (Merajah) Rebound adalah salah satu teknik dasar yang tidak boleh terlalu sering
digunakan. Seorang pemain bola basket boleh saja sering menembak, mendribel, mengoper dan mencoba mencuri bola, menghalangi tembakan, namun tidak melakukan rebound. Penulis sependapat bahwa dalam permainan bola basket, usaha untuk rebound menciptakan kesempatan untuk mencetak angka kedua. Usaha untuk rebound dapat menciptakan kesempatan untuk mencetak skor, sukses tim tergantung pada rebound menyerang atau rebound bertahan.
Rebound
penyerang meningkatkan kemungkinan menambah skor, sedangkan rebound bertahan lebih berharga untuk menghalangi kemungkinan lawan menambah skor. Kontrol bertahan terhadap papan ring basket, mengurangi kemungkinan lawan untuk mendapat tembakan kedua yang sering lebih mudah mencetak skor dan permainan bernilai tiga. Rebound bertahan tidak hanya membatasi kesempatan
29
kedua lawan, tapi juga dapat menciptakan kesempatan untuk fast break. Jadi dapat disimpulkan bahwa rebound dapat terbagi atas dua bagian yaitu : (1) Rebound menyerang, dan (2) Rebound bertahan.
1) Rebound menyerang Dalam permainan bola basket, melakukan rebound menyerang adalah terus bergerak dan tekadkan diri juga kemauan untuk selalu mengejar bola kemanapun.
Bergerak untuk maneuver lawan yang biasanya selalu berada
diantara anda dengan keranjang. Buat gerakan cepat, agresif untuk menghindar lawan dan lompat untuk mendapatkan bola, usahakan selalu menangkap bola dengan menggunakan dua tangan atau dengan satu tangan, coba arahkan ke ring basket atau tetap bergerak sampai anda dan teman bisa mengambilnya. Untuk menghindari hadapan lawan maka tetaplah bergerak.
2) Rebound bertahan Dalam permainan bola basket, rebound bertahan adalah suatu usaha berada di dalam daerah lawan dan mengejar bola.
Ketika bertahan biasanya anda
mendapat posisi di antara musuh dan ring basket, ini merupakan kesempatan besar untuk melakukan rebound. Untuk menjaga seorang pemain dengan bola di dekat ring basket, anda harus membuat sikap siap menggagalkan satu tangan dan satu kaki di atas, sedangkan untuk menjaga pemain pada sisi yang berlawanan arah ring basket maka harus melangkah bertahan menjauh sehingga dapat melihat bola dan pemain yang anda jaga. Jika anda menjaga pemain bebas dari bola dan
30
tembakan dilakukan, maka pertama-tama amati gerakan memotong musuh, lalu melakukan reverse turn, jatuhkan kaki ke belakang, menjauh dari gerakan memotong lawan. Blok dan lakukan rebound.
B. Motivasi 1.
Pengertian motivasi Seringkali penggunaan istilah motif dan motivasi dianggap sama, padahal
kedua istilah itu tidak persis sama. Sependapat dengan Max Darsono ( 2001: 61) mengemukakan bahwa, “Dalam penggunaan istilah, sering terdapat penggunaan motif dan motivasi untuk menyatakan hal yang sama. Mempersamakan kedua istilah itu memang tidak menimbulkan kerugian, akan tetapi kedua istilah tersebut tidak persis sama.” Motivasi berasal dari kata motif yang berarti sesuatu yang didorong seseorang untuk melakukan tindakan. Pada dasarnya setiap perilaku dari individu didorong oleh sesuatu kekuatan, baik yang terdapat dalam diri maupun yang terdapat diluar orang yang bersangkutan. Dorongan yang menggerakkan perilaku individu dikenal dengan istilah motif. Seperti yang dijelaskan Sudibyo Setyobroto (1989:19), motif dimaksud segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa motif merupakan sumber kekuatan atau dorongan yang selamanya tidak terlepas dari setiap kehidupan individu dalam bertingkahlaku dan daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
31
Selanjutnya J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain (1995:119) motif adalah suatu yang mendasari perbuatan atau tindakan seseorang. Winkel dalam Max Darsono (2001:61) motif adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Kemudian Sri Mulyani dan Max Darsono (2001:62) motif adalah suatu disposisi laten yang berusaha dengan kuat untuk menuju ke tujuan tertentu. Tujuan ini dapat berupa prestasi, afiliasi, atau penguasaan. Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat ditarik pengertian, bahwa motif adalah daya penggerak seseorang di dalam melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi dapat disimpulkan, karena tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan dari dalam diri orang itu, maka kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motif, ini sesuai dengan pendapat (Sardiman A.M, 1990:71) yang menyatakan bahwa pengertian motif itu adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Jadi motif itu merupakan suatu kondisi internal dalam bahasa yang lebih sederhana, motif itu adalah “kesiapsiagaan” dalam diri seseorang. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat melakukan suatu perbuatan, sedangkan motif sudah ada dalam diri seseorang jauh sebelum orang tersebut melakukan suatu perbuatan. Pada dasarnya dalam melakukan kegiatan atau tingkah laku selalu didasari oleh motivasi. Motivasi adalah suatu keadaan yang merupakan daya penggerak dalam diri seorang
32
individu untuk mendorong yang bersangkutan melakukan kegiatan-kegiatan atau aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Daya penggerak ini akan menjadi aktif pada saat tertentu jika tujuan yang ingin dicapai sangat dirasakan atau dihayati. Motivasi juga merupakan serangkaian usaha tertentu untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga orang atau individu mau dan ingin melakukan sesuatu dan apabila tidak suka maka akan berusaha menghindarinya. Motivasi dapat menimbulkan suatu perubahan energi dalam diri individu, dan pada akhirnya akan berhubungan dengan kejiwaan, perasaan dan emosi untuk bertindak dan melakukan sesuatu untuk pencapaian tujuan, kebutuhan dan keinginan tertentu. Supaya kegiatan itu terlaksana, harus ada kekuatan pendorong baik dari dalam maupun dari luar diri manusia. Adapun definisi-definisi mengenai motivasi itu sendiri banyak dikemukakan oleh ahli psikologi antara lain: Menurut Singer menyatakan bahwa motivasi adalah dorongan untuk mencapai tujuan atau dorongan dari dalam terhadap aktivitas yang berpengaruh terhadap keinginan dan tujuan yang menjadi pendorong untuk bertingkah laku (Singgih D. Gunarso, 1989:92). Sedangkan menurut Soemargo (1989:48) motivasi adalah daya yang timbul dalam diri seseorang yang dapat mendorong seseorang itu dapat berbuat sesuatu dalam usaha memenuhi keinginan untuk mencapai tujuan atau kebutuhan. Heckhusen dalam Sudibyo Setyobroto (1989:20) menyatakan bahwa motivasi adalah proses aktualisasi dari sumber penggerak dan pendorong tersebut. Motivasi adalah niat, dorongan, dasar untuk berbuat sesuatu untuk mencapai hasil yang baik ( J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, 1995:203). Dari berbagai definisi tersebut diatas, walaupun dinyatakan dengan kalimat yang berbeda dapat
33
disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu yang muncul dari diri seseorang yang dapat berakibat adanya dorongan untuk melakukan sesuatu, hal tersebut karena adanya tujuan kebutuhan atau keinginan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan suatu kondisi tertentu sehingga orang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka akan berusaha untuk mengelak perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi tidak lain tumbuh dari dalam diri seseorang itu sendiri. Bimo Walgito (1992:169) mendefinisikan motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Adapun mengenai penjelasan diatas motivasi mempunyai tiga aspek yaitu: a) keadaan terdorong dalam diri organisme, yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental, b) perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan, c) tujuan yang dicapai oleh perilaku tersebut. Definisi motivasi mengandung tiga komponen pokok yitu menggerakan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia (Ngalim Purwanto, 1990:72). Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalkan kekuatan dalam hal ingatan, respon-respon efektif dan cenderung mendapat kesenangan. Motivasi juga mengarahkan dan menyalurkan tingkah laku, dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan tingkah laku individu terhadap sesuatu untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan-dorongan dari kekuatan individu,. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sesuatu yang disadari untuk
34
menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan. Dijelaskan lebih jauh oleh Harsono (1988:250),” motivasi adalah wujud yang tidak nampak pada seseorang dan tidak bisa diamati secara langsung.” Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan dua pengertian pokok motivasi, yaitu: a. Motivasi berhubungan dengan kehidupan batin seseorang yang menyangkut fungsi psikis atau berkaitan dengan soal kejiwaan yang abstrak sifatnya. Karena bersifat abstrak, maka sulit dilihat bagaimana wujud yang sebenarnya, tetapi motivasi itu memang tidak ada walaupun keberadaannya hanya bisa dirasakan secara pasti oleh orang yang bersangkutan. b. Motivasi juga berkaitan erat dengan tingkah laku seseorang, maksudnya sebelum seseorang melakukan suatu perbuatan di dalam dirinya telah ada motivasi yang menjadi pendorong serta penggerak pertamanya. Motivasi mengandung pengertian yang lebih umum dan memungkinkan kepada seluruh proses gerak termasuk situasi yang mendorong, berupa dorongan yang timbul serta tingkah laku yang ditumbuhkan. Proses gerakan pada dasarnya akan berorientasi pada satu tujuan. Pengertian motif dan motivasi telah diuraikan diatas tampaknya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Karena motif merupakan suatu tenaga. Dengan demikian motif merupakan dorongan untuk berbuat, sedangkan motivasi merupakan usaha atau langkah mengefektifkan dorongan dalam usaha mencapai
35
tujuan. Dengan kata lain, tingkah laku yang berorientasi kepada suatu tujuan tertentu disebut tingkah laku yang bermotivasi, karena tingkah laku itu dilatar belakangi oleh motif. Motivasi mempunyai peranan yang sangat penting karena motivasi merupakan dasar untuk menggerakkan perbuatan seseorang dalam berolahraga. Olahraga yang dilakukan oleh setiap individu merupakan hal yang positif, yaitu untuk meningkatkan kesegaran jasmani, bersosialisasi, pengalaman baru, meningkatkan pengalaman diri dan sebagainya.
2.
Macam-macam motivasi Seseorang dalam melakukan kegiatan didasari adanya motivasi. Menurut
Soemargo (1989:48) motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan-dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri. Menurut Singgih D. Gunarso (1989:53), menyatakan bahwa motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi akan tetapi tidak perlu rangsangan dari luar, karena dalam setiap individu sudah memiliki dorongan dari dalam yang menyebabkan individu berpartisipasi. Sedangkan menurut Harsono ( 1988:251) motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri individu sendiri. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, individu bertingkah laku karena mendapat dorongan dari dalam tanpa adanya pengaruh dari luar.
36
Motivasi intrinsik sering disebut competence motivation, karena orang dengan motivasi intrinsik biasanya sangat bergairah untuk meningkatkan kompetensi dalam usaha untuk mencapai kesempurnaan. (Harsono, 1988:252) Aktivitas dengan dorongan motivasi intrinsik cenderung dapat bertahan lama dibandingkan dengan kegiatan yang didorong oleh motivasi ekstrinsik. Oleh karena itu motivasi intrinsiklah yang harus ditumbuhkan dalam setiap aktivitas. A. Kamiso (1991:135), biasanya orang yang mempunyai motivasi intrinsik menunjukkan sikap berikut : 1) tekun dalam usaha memperdalam ilmu, 2) menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam usaha berlatih, 3) tidak menggantungkan diri pada orang lain, 4) mempunyai kepribadian yang matang dan mantap, 5) percaya pada diri sendiri, 6) memiliki kedisiplinan dalam latihan. Sedangkan motivasi ekstrinsik terjadi karena dorongan tumbuh karena adanya rangsangan dari luar dirinya. Misalkan : seseorang mau melakukan kegiatan olahraga karena banyak teman yang juga mengikuti kegiatan olahraga. Max Darsono (2000:63) motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dalam diri seseorang karena pengaruh dari rangsangan luar. Tujuan yang diinginkan dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak diluar tingkah laku tersebut. Sedangkan menurut Irwanto (1994:217) motivasi ekstrisik adalah dorongan yang berasal dari luar individu. Soemargo (1989:50) mendefinisikan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang tumbuh karena adanya rangsangan dari luar dirinya.
37
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang menyebabkan individu bertingkah laku karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Dalam dunia olahraga motivasi ekstrinsik sering pula disebut competitive motivation, oleh karena itu dorongan untuk bersaing dan memang memegang peranan yang lebih besar daripada rasa kepuasan karena telah berprestasi dengan baik, karena lebih dari yang lain maka sering timbul perasaan superior, hal ini disebabkan karena adanya motivasi kompetitif. Perasaan ini mudah berkembang menjadi sifat egosentrik, karena itu orang tersebut biasanya kurang peka terhadap keadaan atau pendapat orang lain ( Harsono, 1988:51) Manusia hidup dan bertingkah laku terhadap lingkungan tidak terlepas dari kehidupan manusia. Dalam kegiatan olahraga peserta juga dipengaruhi oleh masing-masing individu tidak sama kecenderungannya, ada yang lebih dominan motivasi intrinsik dan ada pula yang lebih dominan motivasi ekstrinsik.
3. Hierarki motivasi Untuk lebih memahami konsep motivasi harus mengetahui hierarki motivasi. Motivasi manusia sebagai suatu hierarki terdiri dari lima tingkat. Tingkat-tingkat ini menunjukkan urutan kebutuhan yang mempengaruhi kegiatan olahraga dalam suatu waktu-waktu tertentu. Kelima tingkat motivasi menurut Abraham H. Maslow dalam Sugiyanto (1997:387) yaitu: a. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan badan manusia dalam bentuk makanan yang sehat, air, istirahat, dan kesehatan fisik. b. Kebutuhan rasa aman,setiap manusia membutuhkan rasa aman akan keselamatan diri, baik secara fisik maupun psikis.
38
c. Kebutuhan akan status sosial, manusia pada dasarnya mahluk sosial yang ingin diterima menjadi anggota kelompok masyarakat tertentu dan ingin ikut aktif dalam berbagai kegiatan olahraga yang disenangi. d. Kebutuhan akan harga diri, setiap manusia mempunyai rasa harga diri yang terwujud dalam berbagai bentuk diantaranya prestise. Kebutuhan untuk berhasil dan dihormati. e. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan ini nampak pada keinginan untuk mengembangkan kapasitas fisik. Kapasitas mental melalui latihan yang giat akan berbuat sebaik-baiknya dalam melakukan berolahraga. Melihat teori Maslow tersebut di atas dapat diartikan bahwa kebutuhankebutuhan itu saling ketergantungan ( interdependent ) dan saling menopang. Suatu kebutuhan yang lebih rendah tidak lalu hilang bila kebutuhan yang lebih tinggi muncul.
Jadi bila suatu kebutuhan mencapai puncaknya, kebutuhan
tersebut berhenti menjadi motivasi utama perilaku. selanjutnya mulai mendominasi.
Kemudian kebutuhan
Tetapi walaupun suatu kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku, hanya intensitasnya lebih kecil, karena kebutuhan-kebutuhan manusia saling tergantung dan saling menopang.
4. Karakteristik motivasi Karakteristik umum motivasi menurut Thornburgh (Elida Prayitno, 1989: 27) dalam Satiyo Widodo (2001:76) ada lima yaitu: a. Tingkah laku yang bermotivasi adalah digerakkan, pendorongnya mungkin kebutuhan dasar dan mungkin kebutuhan yang dipelajari. b. Tingkah laku yang bermotivasi memberi arah, apabila seseorang memilih sumber yang dapat menimbulkan motivasi, maka berarti sedang mencapai tujuan yang diharapkan memuaskan. c. Motivasi menimbulkan intensitas bertindak, apabila seseorang hebat di bidang akademik, maka akan termotivasi untuk membuktikannya. d. Motivasi itu efektif, karena tingkah laku mempunyai arti dan terarah pada tujuan, maka seseorang memilih tingkah laku yang tepat untuk tujuannya.
39
e. Motivasi merupakan kunci untuk pemuas kebutuhan dengan merasa adanya kekurangan pada diri seseorang, maka akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan itu. Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa pemberian motivasi tidaklah dapat dipisahkan dengan konsep kebutuhan manusia. Membahas kebutuhan maka salah satu teori yang paling populer sampai saat ini adalah Teori Kebutuhan dari Maslow, yaitu : (1) Biological needs, (2) Security needs, (3) Social needs, (4) Self-resfect needs, dan (5) Self-fulfillment needs.
5. Fungsi motivasi Fungsi-fungsi motivasi dalam hubungannya dengan perilaku dijelaskan oleh M.Ngalim Purwanto (1990:70) adalah sebagai berikut : a. Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. b. Penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. c. Menentukan arah perbuatan, motivasi ini menuju ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan itu. d. Menyeleksi perbuatan kita, artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Motivasi adalah proses tingkah laku dibangkitkan dan dipertahankan selama berjalannya waktu. Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja.
Oleh karenanya tingkah laku positif haruslah
dibangun dan diarahkan kepada pencapaian tujuan.
Jika seseorang tidak
mempunyai motivasi, maka akan sulit untuk dapat meningkatkan kinerja. Dan akhirnya akan sulit untuk dapat mencapai tujuan.
40
Sedangkan menurut Sardiman A.M (1990:83) ada tiga fungsi motivasi yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepas pergi. b. Menentukan arah perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan yang hendak dicapai. c. Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan. Dari penjelasan tersebut di atas, tiga fungsi motivasi menjadi penting dimiliki oleh seseorang karena akan memberikan arah pencapaian tujuan yang diharapkan seefektif dan efisien mungkin.
6.
Motivasi Olahraga Motivasi memiliki peranan yang sangat penting sebab motivasi merupakan
dasar untuk menggerakkan perbuatan seseorang dalam melakukan kegiatan olahraga. Olahraga yang dilakukan oleh setiap individu merupakan hal yang positif, yaitu untuk meningkatkan kesegaran jasmani, bersosialisasi, pengalaman baru, meningkatkan pengalaman diri dan lain sebagainya. Menurut
Heclausan
dalam
Sugiyanto
(1997:12).
Motivasi
dalam
berolahraga itu bervariasi antara individu satu dengan individu yang lain, karena kebutuhan dan kepentingan yang berbeda disebabkan antara lain : 1) untuk bersenang-senang dan untuk mendapatkan kegembiraan, 2) untuk melepaskan ketegangan psikis, 3) untuk mendapatkan hubungan dengan orang lain, 5) untuk kebanggan kelompok, 6) untuk memelihara kesehatan, 7) untuk kebutuhan pekerjaan, 8) untuk mengisi waktu luang.
41
Sedangkan menurut Kamlesh (1983) dalam Singgih D. Gunarsa (1989:104), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi orang melakukan olahraga adalah : a. Sehat fisik dan mental merupakan kesatuan organis yang memungkinkan motivasi berkembang. b. Lingkungan yang sehat dan menyenangkan merupakan lingkungan yang dapat mendorong motivasi. c. Olahraga yang disesuaikan dengan naluri dan kebutuhan, olahraga yang tepat disesuaikan dengan unsur-unsur naluri dan kebutuhan akan perkembangan motivasi seseorang secara baik. d. Fasilitas lapangan dan alat yang baik untuk latihan, lapangan yang rata dan menarik, peralatan yang memadai akan memperkuat motivasi. e. Program kegiatan jasmani yang menuntut aktivitas, diperlukan tempat-tempat yang baru dalam melakukan kegiatan jasmani disertai permainan-permainan ringan yang menarik yang dapat meningkatkan motivasi. f. Menggunakan audio-visual aid, untuk latihan yang melibatkan perasaan, penglihatan dan pendengaran seperti tv, kartu, gambar akan meningkatkan motivasi agar lebih rajin. g. Metode pembinaan olahraga, pemilihan metode yang menarik dalam memberikan materi yang berhubungan dengan pembinaan olahraga akan membantu dalam pelaksanaan pembinaan olahraga.
7.
Kontribusi Motivasi Olahraga Terhadap Keterampilan Bola Basket Kita menyadari bahwa prestasi olahraga yang tinggi tidak hanya
tergantung pada penguasaan teknik dan taktik saja, tetapi peranan kemantapan jiwa dalam latihan dan pertandingan ternyata juga ikut menentukan. Menurut Harsono dalam Herman Subardjah (2000:22) mengemukakan bahwa, ”...olahraga bukan hanya merupakan masalah fisik saja, yaitu yang berhubungan dengan gerakan-gerakan anggota tubuh, otot tulang dan sebagainya.” Motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu untuk senantiasa meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau lebih dari biasa dilakukan. Motivasi berprestasi dapat didefinisikan sebagai dorongan untuk berbuat baik berdasarkan standar yang paling baik. Setiap guru
42
penjas menginginkan kegiatan belajar mengajarnya berjalan dengan baik supaya mencapai hasil yang optimal. Untuk mencapai prestasi tersebut, diperlukan motivasi yang tinggi. Tingkah laku dalam olahraga berprestasi didorong oleh berbagai macam motivasi, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua motivasi, yaitu: 1.) motivasi berprestasi dan 2.) motivasi lain selain berprestasi. (Subardjah, 2000:44). Ada beberapa bentuk dan strategi untuk meningkatkan motivasi atlet dicobakan oleh para ahli psikologi olahraga. Walaupun demikian berbagai strategi tersebut tidak dapat diberikan secara umum kepada setiap atlet, karena karakteristik individu berbeda dan mempunyai kekhasan tersendiri sehingga penanganannya berbeda pula. Teknik meningkatkan motivasi diantaranya sebagai berikut: a. Motivasi verbal Motivasi verbal dapat dilakukan dengan penyampaian secara diskusi dan individual. Secara umum ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan motivasi verbal ini: 1) Berilah pujian mengenali apa-apa yang telah dilakukan siswa. Hal ini mendorong siswa agar merasa mampu melaksanakan tugasnya. 2) Berilah koreksi dan sugesti. Koreksi yang diberikan sebaiknya yang bersifat membangun, termasuk evaluasi secara obyektif terhadap kekurangankekurangannya dan bagaimana suatu ketrampilan seharusnya dilakukan. 3) Berilah semacam petunjuk. Misalnya, dikatakan bahwa latihan yang lebih tekun lagi akan dapat mengatasi kelemahan dan meningkatkan prestasinya.
43
b.
Motivasi behavioral Untuk mencapai sukses atlet harus dibina dan dikendalikan behavioralnya
menjadi perilaku yang mencerminkan sportivitas yang terpuji dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas-tugas dan latihan. Dalam hal ini guru penjas dan pelatih memegang peranan penting dalam memberikan contoh perilaku yang positif. Dengan contoh behavioral yang baik diharapkan para siswa dapat termotivasi untuk bersikap dan berperilaku
dalam usahanya mencapai
keberhasilan baik dalam aktivitas olahraga maupun aktivitas lainnya di masyarakat.
c.
Motivasi intensif Motivasi intensif adalah dorongan dengan memberikan intensif atau
hadiah-hadiah. Tujuannya adalah: 1) Menambah semangat berlatih atau bertanding. 2) Menambah gairah atau ambisi untuk berprestasi. 3) Memperpendek proses belajar. Disatu pihak cara pemberian motivasi ini dapat memberikan dorongan kuat untuk berlatih keras dan berprestasi. Tetapi dipihak lain apabila terus menerus dipakai cara ini akan dapat menyebabkan siswa bersikap kurang wajar. Sebab jika suatu saat tidak diberikan intensif, maka kemungkinan menjadi kurang bergairah,tak acuh, demikian pula jika hadiahnya kurang besar, maka siswa kurang berambisi atau menuntut hadiah yang lebih besar lagi.
44
Jadi motivasi intensif hendaknya diberikan dalam situasi yang tepat dan jangan berlebihan. Motivasi intensif kurang baik jika merupakan satu-satunya cara untuk memotivasi siswa.
d.
Supertisi Supertisi merupakan bentuk kepercayaan kepada sesuatu yang merupakan
simbol yang dianggap mempunyai daya kekuatan atau dorong mental. Hal ini biasanya pada siswa yang memiliki kedekatan kepada guru atau pelatihnya dengan menggunakan cara supertisi ini akan membuat siswa lebih bersemangat, lebih ambisius dan kepercayaan dirinya lebih kuat.
e.
Citra mental Citra mental dewasa ini banyak dipraktikkan oleh pelatih dan merupakan
bagian penting untuk mempercepat proses berlatih dan menumbuhkan semangat dalam latihan. Siswa dilatih untuk mampu membentuk citra mental mengenal suatu gerakan atau keterampilan atau apa yang harus dilakukan dalam suatu situasi tertentu. Caranya antara lain dengan menyuruh siswa melihat, mengamati, memperhatikan, dan membayangkan dengan seksama suatu pola gerak tertentu, kemudian mengingat-ingat gerakan tersebut. Motivasi
olahraga
adalah
upaya
seseorang
untuk
mengarahkan
perilakunya, bertindak dan menggunakan seluruh kemampuan psikis, sosial dan kekuatan fisiknya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Keinginan untuk
mencapai tingkat penguasaan keterampilan bola basket yang baik dalam suatu
45
pertandingan merupakan salah satu keinginan para atlet.
Keinginan tersebut
timbul karena adanya dorongan-dorongan pada diri seorang atlet yang datang dari dalam maupun dari luar dirinya.
Dengan demikian motivasi olahraga pada
hakekatnya adalah suatu dorongan yang dialami seseorang untuk melakukan suatu aktivitas olahraga dengan semangat yang tinggi. Motivasi olahraga dapat dilihat dari dua dimensi internal dan eksternal. Tampaknya dimensi internallah yang lebih kuat mempengaruhi penampilan seorang atlet dibandingkan dimensi eksternal.
C. Kemampuan Gerak Dasar 1. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar Kemampuan gerak biasa juga disebut dengan motor ability. Istilah motor ability ini dianggap sebagai faktor pendukung bagi pelaksanaan suatu keterampilan yang selanjutnya membedakan kemampuan seseorang. Mengenai istilah ability, Rusli Lutan (1988:33) menjelaskan sebagai berikut,”Abilitas semacam himpunan dari perlengkapan milik seseorang yang akan dipakai olehnya untuk melakukan suatu keterampilan motorik. Abilitas itulah yang menentukan baik buruknya suatu keterampilan motorik dapat dilakukannya.”
Ability ini dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor keturunan,
namun faktor pengalaman atau latihan bisa juga mempengaruhi terhadap kemampuan tertentu di dalam suatu penampilan gerak. Hal ini sesuai dengan penjelasan Singer (1980:107) tentang ability sebagai berikut,”An ability is thought
46
to be something that is rather general and enduring, it is trait effected by both learning and heredity.” Selanjutnya apa yang dimaksud dengan motor ability? Dalam hal ini Nurhasan menjelaskan bahwa,”Motor ability adalah kemampuan yang umum untuk bergerak.” Lebih lanjut lagi dikemukakan bahwa, “Motor ability adalah kapasitas seseorang untuk dapat melakukan bermacam-macam gerakan yang memerlukan keberanian (stunts) dalam olahraga.” (Nurhasan, 1986:12). Pendapat lain tentang motor ability, disampaikan Singer (1980:107) menjelaskan sebagai berikut, “Motor ability indicates present athletic. It denotes the immediate state of the individual to perform in a wide range of motor skill.” Kemudian Rusli Lutan menjelaskan bahwa, “Motor ability adalah kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak.” (Rusli, 1988:96). Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, motor ability adalah kapasitas seseorang
untuk dapat melakukan bermacam-
macam gerakan yang memerlukan keberanian dalam berolahraga, yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak.
2.
Unsur-unsur Kemampuan Gerak Dasar. Kemampuan gerak dasar dapat dibagi menjadi beberapa kategori.
Pembagian kategori ini meliputi tiga macam, yaitu lokomotor, non lokomotor, dan manipulasi. Gerak dasar lokomotor merupakan gerak yang dilakukan dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti jalan, lari, lompat, dan sebagainya. Sedangkan
47
gerak dasar non lokomotor merupakan gerak yang dilakukan di tempat, seperti membungkuk, membalik, meliuk dan sebagainya.
Sementara itu gerak dasar
manipulasi merupakan gerak untuk bertindak melakukan sesuatu bentuk gerak dari anggota badannya secara lebih terampil, seperti menendang, melempar, menangkap dan sebagainya. Pada dasarnya gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar. (Aip Syarifuddin dan Muhadi, 1992:24). Bentuk gerakan dasar tersebut telah dimiliki oleh murid-murid sekolah dasar. Gerak dasar lari dan lompat merupakan gerak dasar lokomotor yang perlu dikembangkan di sekolah dasar disamping gerak dasar lainnya. Gerak dasar lokomotor merupakan dasar macam-macam keterampilan yang sangat perlu adanya bimbingan, latihan, dan pengembangan agar anak-anak dapat melaksanakan dengan baik dan benar. Sebagian besar gerak dasar lokomotor berkembang sebagai hasil dari beberapa tahap kematangan. Namun yang menjadi permasalahannya sekarang adalah bagaimana cara menanamkan
dan mengembangkan bentuk-bentuk gerak dasar yang telah
dimilikinya itu. Agar dapat dilakukan dengan baik dan benar. Rusli Lutan (2001:21) menyatakan bahwa, “Kemampuan gerak dasar dapat diterapkan dalam aneka permainan, olahraga, dan aktivitas jasmani yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.” Melalui aktivitas bermain sangatlah tepat untuk mengembangkan keterampilan gerak dasar anak di sekolah dasar, karena pada dasarnya dunia anak-anak adalah bermain. Untuk dapat melihat motor ability secara umum sebagai suatu test yang dapat mengklasifikasikan kemampuan dan dapat meramalkan keberhasilan dalam mempelajari keterampilan
48
gerak, maka perlu diketahui unsur-unsur yang terdapat di dalamnya, dan bagaimana unsur-unsur tersebut mencerminkan potensi seseorang di dalam kegiatan olahraga. Faktor-faktor motor ability menurut Gallahue yang mengutip pendapat Peterson at al adalah sebagai berikut, There is factors structure of motor abilities is children generally consisting of four of five items depending on the age level investigated. Movement control factors of balance ( both static and dynamic balance ) and coordination ( both gross motor and eye-hand coordination ), coupled with the movement force factors of speed, agility, and power. . .(Gallahue, 1980:178)
Nurhasan (1986:12) mengemukakan tentang motor ability sebagai berikut, “ Faktor-faktor yang paling banyak terlihat dalam ketangkasan olahraga yaitu kekuatan, kecepatan, dan koordinasi otot. Faktor lain yang penting yaitu, motor educability, tinggi badan, tenaga, daya tahan, keseimbangan dan kecepatan.”
3.
Kontribusi Kemampuan Gerak Dasar Terhadap Keterampilan Bola Basket Seperti telah dijelaskan oleh Rusli Lutan mengenai kemampuan gerak
dasar dapat diterapkan dalam aneka permainan, olahraga dan aktivitas jasmani dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan olahraga atau permainan tidak lepas dari unsur-unsur gerak dasar manusia yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Demikian juga dalam permainan bola basket diperlukan adanya unsur-unsur gerak dasar tersebut.
Dilihat dari bentuk gerakannya, dalam permainan bola basket saat
melakukan serangan diperlukan keterampilan melempar dan menangkap bola dengan cepat dan akurat. Gerakan ini akan lebih baik apabila pemain memiliki koordinasi yang baik antara mata, tangan dan kaki.
Mata untuk melihat
49
pergerakan bola akan kemana bola itu bergerak. Tangan untuk melempar dan menangkap bola serta menguasainya. Sedangkan kaki dengan cepat bergerak untuk segera melangkah ke arah datangnya bola. Seorang pemain dapat menggiring bola dengan cepat ke arah lapangan lawan. Pada tahap ini setiap pemain harus memiliki kecepatan, kelincahan dan keterampilan mendrible bola. Setiap pemain tentunya akan memiliki kecepatan dan kelincahan yang berbeda-beda. Oleh karena itu bagi mereka yang memiliki kecepatan dan kelincahan yang baik cenderung dapat bermain dengan baik. Demikian juga seorang pemain agar dapat mengejar bola saat past break atau serangan balik memerlukan kecepatan dan kelincahan yang tinggi untuk dapat merebut bola. Kemudian saat melakukan gerakan past break diperlukan tenaga atau power yang besar agar dapat melempar lebih jauh. Bagi pemain yang dapat melempar lebih jauh memberikan peluang pada timnya untuk dapat melakukan serangan dengan baik untuk memenangkan pertandingan. Dalam permainan ini juga seorang pemain dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengontrol alat-alat tubuh yang bersifat neuromuscular atau keseimbangan yang baik. Untuk mendapatkan point saat melakukan serangan diperlukan keterampilan shooting yang tinggi. Sebagai contoh saat gerakan lay up shoot, gerakan ini dibutuhkan kemampuan gerak seperti koordinasi, power dan keseimbangan yang baik.
Seorang pemain dapat menyelesaikan serangannya
dengan memasukan bola ke basket lawan, apabila didukung oleh unsur-unsur gerak tersebut.
50
Gerakan-gerakan tersebut merupakan kemampuan gerak dasar yang diperlukan dalam permainan bola basket.
Oleh karena itu untuk dapat
meningkatkan kemampuan gerak yang sudah dimiliki harus dicari komponen dasar fisiologisnya dan kemudian dilatih untuk dapat meningkatkan kualitas fungsi dasarnya. Dalam hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Giriwijoyo (1984:4) sebagai berikut, . . . dalam meningkatkan kecepatan (speed) harus dicari kembali pada komponen dasar fisiologisnya yang terpenting yaitu kekuatan otot-otot yang bersangkutan, oleh karena otot-otot yang lebih kuat yang mampu menimbulkan gerakan yang lebih cepat . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Bila misalnya mau melatih agility hendaknya dilihat dulu apa yang mendasari agility itu dan apakah kemampuan-kemampuan (fungsi) dasarnya sudah mencukupi atau masih harus ditingkatkan, khususnya dalam hubungan dengan cabang olahraga yang memerlukannya. Berdasarkan uraian dan analisis gerak dalam permainan bola basket tersebut, maka dapat penulis simpulkan bahwa unsur-unsur kemampuan gerak dasar yang banyak diperlukan dalam permainan bola basket adalah sebagai berikut : a. Tenaga atau power b. Kecepatan c. Kelincahan d. Koordinasi e. Keseimbangan. Dengan melihat pada uraian di atas, diduga kemampuan gerak dasar memberikan kontribusi positif terhadap penguasaan keterampilan bola basket.
51
D. Kontribusi Motivasi Olahraga dan Kemampuan Gerak Dasar terhadap Keterampilan Bola Basket Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Disini motivasi adalah sangat penting, motivasi merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku. Apabila terdapat dua anak yang memiliki kemampuan sama dan memberikan peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil yang dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal (Oemar Hamalik, 2005:108). Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi olahraga, maka tidak akan terjadi aktivitas olahraga pada diri anak tersebut. Walaupun begitu, hal itu kadang-kadang menjadi masalah karena motivasi bukanlah suatu kondisi. Apabila motivasi anak itu rendah, umumnya diasumsikan bahwa prestasi yang bersangkutan akan rendah dan besar kemungkinan ia tidak akan mencapai tujuan belajar. Bila hal ini tidak diperhatikan, tidak belajar. (Catharina, 2004:112). Pada kenyataannya motif setiap orang dalam olahraga dapat berbeda satu sama lain. Ada siswa yang rajin olahraga karena ingin meningkatkan kebugaran jasmaninya, adapula siswa yang olahraga karena takut dimarahi oleh orang tua. Adanya perbedaan motivasi tersebut dipengaruhi oleh motivasi instrinsik yang muncul dalam diri sendiri tanpa dipengaruhi oleh sesuatu diluar dirinya. Dan
52
motivasi ekstrinsik yang muncul dalam diri seseorang karena adanya pengaruh dari luar seperti: guru, orang tua dan lingkungan sekitar. Seseorang yang motivasinya besar akan menampakkan minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi, serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan, jenuh apalagi menyerah. Sebaliknya siswa yang rendah motivasinya akan terlihat acuh tak acuh, cepat bosan, mudah putus asa dan berusaha menghindar dari kegiatan. Dalam kaitannya dengan kegiatan, motivasi erat hubungannya dengan prestasi yang tinggi. Demikian pula pada permainan bola basket siswa yang memiliki motivasi tinggi tentunya akan memperlihatkan minat berlatih, perhatian, kemauan berlatih tanpa merasa bosan, ulet tidak mudah menyerah. Bila kondisi ini tetap terpelihara tentu siswa tersebut akan semakin mudah memiliki keterampilan dasar bermain bola basket. Kemudian apabila keterampilan dasar bermain bola basket sudah dimiliki, maka siswa tersebut semakin percaya diri atas kemampuan dirinya. Pada akhirnya penguasaan keterampilan bola basket akan semakin dikuasainya dengan baik.
53
54