BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Metode Demonstrasi Metode Demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana dibandingkan dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode ini lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Demonstrasi dilakukan bagi materi yang memerlukan peragaan atau percobaan. Martinis Yamin (2008:75) mengatakan : “Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru dan pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan seperti yang telah diperagakan oleh guru atau pelatih”. Menurut Roestyah (2008:83). “Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung”. Hal-hal yang perlu diperhatikan jika ingin melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif: a. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instriksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar b. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan c. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil. Bila tidak ada harus mengambil kebijaksanaan lain Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
d. Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya. Juga anda perlu mengenal baik-baik atau telah mencoba terlebih dahulu, agar demonstrasi itu berhasil e. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan f. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya g. Selama demonstrasi guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya h. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil, dan bila perlu demonstrasi bisa diulang. Batas-batas metode demonstrasi menurut Martinis Yamin (2008:77) adalah: a. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar apabila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah aktifitas dimana para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktifitas itu pengalaman pribadi c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok d. Kadang-kadang, bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian di demonstrasikan, terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam situasi nyata e. Jika setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu yang banyak, dan membosankan bagi peserta lain.
2.2. Tujuan Metode Demonstrasi Adapun tujuan dari penggunaan teknik penyajian pembelajaran demonstrasi menurut Roestiyah (2008:83) yaitu: Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Siswa mampu memahami tentang cara memilih telur tetas yang baik dan benar, b. Siswa mampu melakukan peneropongan terhadap telur tetas yang akan ditetaskan, c. Siswa mampu mengelompokan telur tetas sesuai dengan standar (grading) d. Siswa dapat mengukur panjang dan lebar telur dengan menggunakan jangka sorong, e. Siswa dapat melakukan penimbangan terhadap telur yang akan ditetaskan dengan menggunakan timbangan digital, f. Siswa mampu mengambil tindakan terhadap telur yang sudah dikelompokkan sesuai dengan standar, g. Siswa mampu melakukan penghampelasan, pencucian, dan pemberian tanda terhadap telur tetas.
2.3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Beberapa kelebihan dan kelemahan dari metode demonstrasi menurut Djamarah & Zain (2010:91) dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini: Table.2.1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi Kelebihan - Dapat
Kelemahan
membuat
pengajaran - Metode
ini
memerlukan
menjadi lebih jelas dan lebih
keterampilan guru secara khusus,
konkret,
karena tanpa ditunjang dengan hal
verbalisme
sehingga
menghindari
(pemahaman
secara
kata-kata atau kalimat)
itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
- Siswa dapat lebih terpusatkan pada - Fasilitas seperti peralatan, tempat, mata
pelajaran
yang
sedang
dan biaya yang memadai tidak
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
diberikan.
selalu tersedia dengan baik.
- Siswa lebih mudah memahami apa - Demonstrasi memerlukan kesiapan yang dipelajari
dan perencanaan
yang matang
- Proses pengajaran lebih menarik
disamping memerlukan waktu yang
- Siswa
aktif
cukup panjang, yang mungkin
mengamati, menyesuaikan antara
terpaksa mengambil waktu atau
teori
jam pelajaran.
dirangsang
dengan
untuk
kenyataan,
dan
mencoba melakukannya sendiri.
Berdasarkan tabel kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi diatas, maka untuk mengatasi kelemahan pada metode demonstrasi adalah: a. Demi kesuksesan kegiatan demonstrasi yang akan guru lakukan, dianjurkan guru memiliki keterampilan lebih dari siswa, dan sebaiknya guru mempelajari lagi cara menggunakan alat yang akan dipakai sebelum melakukan demonstrasi di depan siswa. b. Sebelum melakukan demosntrasi, sebaiknya semua peralatan dipersiapkan dengan baik. Jika peralatan kurang memadai, sebaiknya guru berusaha mencari peralatan yang belum ada beberapa hari sebelum dilaksanakannya demonstrasi alat. c. Demonstrasi sebaiknya di lakukan pada mata pelajaran yang memerlukakn peragaan alat dan memiliki jam pelajaran yang banyak. Jika tidak, maka guru dapat melakukan demonstrasi di luar jam pelajaran yang ada.
2.4. Langkah Pembelajaran Metode Demonstrasi Langkah pembelajaran Metode Demonstrasi menurut Abdurahman Ginting (2008:54) terdapat pada tabel 2.2.yaitu: Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 2.2. Langkah Pembelajaran Metode Demonstrasi Langkah
Kegiatan - Pelajari dengan cermat topic yang akan diajarkan dan catat bagian-bagian atau langkah-langkah yang akan diperagakan. Berikan catatan untuk bagian-bagian utama atau langkahlangkah kunci. - Buat scenario peragaan merujuk kepada topic dan tujuan
Perencanaan
pembelajaran serta catatan tentang bagian dan langkahlangkah utama yang telah dibuat pada langkah sebelumnya. - Siapkan
dan
perikslaah
kesiapan
peralatan
serta
perlengkapan pendukung lainnya. - Lakukan uji coba serta penyempurnaan scenario peragaan yang telah dibuat menjadi scenario akhir yang akan digunakan dikelas - Siapkan scenario peragaan yang telah disempurnakan - Siapkan
dan
periksalah
kesiapan
peralatan
serta
perlengkapan pendukung lainnya Persiapan
- Atur possisi peraga dan duduk siswa sehingga dapat melihat setiap langkah peragaan dengan jelas - Sampaikan tujuan peragaan dan kaitannya dengan topic yang sedang dipelajari serta apa yang diharapkan dair siswa. - Lakukan langkah demi langkah dengan kecepatan normal tanpa berbicara - Ulangi melakukan langkah demi langkah dengan kecepatan diperlambat
atau
kecepatan
sumnormal
dengan
menyebutkan apa yang sedang dikerjakan Pelaksanaan
- Minta siswa menyebutkan urutan langkah-langkah dengan kecepatan subnormal dan guru melakukan langkah sesuai dengan urutan yang disebutkan oleh siswa - Minta siswa melakukan langkah demi langkah dalam kecepatan subnormal sambil menyebutkan deskripsi langkah yang dilakukannya
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Terakhir instruksikan siswa untuk melakukan seluruh langkah demi langkah tanpa bicara dengan kecepatan normal - Lontarkan sejumlah pertanyaan yang terkait dengan bagian atau langkah yang baru diperagakan - Minta komentar dari siswa lain tentang pelaksanaan langkah-langkah yang dilakukan oleh temannya Evaluasi dan Penutup
- Berikan koreksi terhadap langkah-langkah atau penjelasan yang salah dan minta siswa yang mencoba untuk mengulanginya - Buatlah rangkuman atau kesimpulan dari peragaan dan akhiri peragaan dengan menyampaikan terimakasih atas partisipasi siswa.
2.5. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang ditunjukan oleh seseorang dalam hal ini siswa setelah diberikan pembelajaran. Perubahan akan terjadi pada setiap individu yang melakukan kegiatan belajar, perubahan tersebut baik berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Pada sebuah lembaga pendidikan nilai suatu pembelajaran dinamakan hasil belajar, dan tinggi rendahnya hasil belajar diukur dengan alat ukur dan dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka.
2.6. Menetaskan Telur Menetaskan telur merupakan suatu usaha untuk menghasilkan unggas baru dalam meneruskan usaha peternakan tersebut dengan cara mengunakan mesin tetas selama waktu tertentu , sesuai dengan jenis telur yang ditetaskan.
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penetasan telur merupakan suatu usaha untuk menghasilkan unggas baru dalam meneruskan usaha peternakan tersebut dengan cara mengunakan mesin tetas selama waktu tertentu , sesuai dengan jenis telur yang ditetaskan. Penetasan telur yang umum dilakukan oleh peternak adalah ada dua cara yaitu penetasan telur secara alami dan penetasan telur secara buatan. Penetasan telur secara alami yaitu penetasan telur dengan menggunakan induknya untuk mengerami telurnya seperti ayam, entok dan bangsa-bangsa burung. Sedangkan untuk itik atau bebek tidak bisa mengeraminya sendiri, biasanya menggunakan unggas lain untuk membantu menetaskan telurnya. Sedangkan yang dimaksud dengan penetasan telur secara buatan yaitu menetaskan telur dengan menggunakan alat yang berupa mesin tetas telur atau alat penetasan telur. Di perusahaan pembibitan ternak unggas (breeding farm), yang sekala usahanya cukup besar seperti Cipendawa dan Phokphand biasanya menggunakan mesin tetas yang moderen (komersial) dan kapasitasnyapun cukup banyak.
2.7. Telur Tetas Telur tentu saja tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, baik itu di desa maupun di kota. Menurut Nuryati Tutik (2003) “Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Selain itu, telur dengan kerabangnya juga berfungsi sebagai pelindung embrio”.
2.8. Peneropongan Untuk mengetahui telur fertil pada suatu penetasan, dilakukan dengan cara meneropongkan telur pada suatu alat yang dilengkapi dengan sumber cahaya. Alat ini disebut dengan candler.
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kegiatan meneropong telur ini, selalu dilakukan setiap kali akan menetaskan telur. Karena kegiatan peneropongan telur sangat menentukan keberhasilan pada saat proses penetasan. Dengan peneropongan untuk memastikan apakah telur tersebut mempunyai kualitas bagus atau tidak. Seandainya telur tersebut mempunyai kualitas bagus, maka telur tersebut ditetaskan begitu sebaliknya apabila kondisi telur mempunyai kualitas kurang bagus, maka telur tersebut tidak usah ditetaskan akan tetapi dipergunakan untuk telur konsumsi. Kegiatan peneropongan telur dilakukan sejak pertama kali telur akan ditetaskan sampai penetasan selesai. Hanya saja tidak setiap hari telur harus diteropong akan tatapi dilakukan secara berkala. Peneropongan telur dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kulaitas telur disaat awal, mengetahui perkembangan putih telur, mengetahui perkembangan kuning telur, dan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan embrio dan lain sebagainya. Kegiatan meneropong telur ini tidak memerlukan pendidikan khusus, namun hanya perlu pengalaman saja. Semakin sering melakukan maka semakin trampil. Peneropongan telur dapat dilakukan dengan alat egg candler Namun peneropongan telur dapat juga menggunakan kertas atau buku digulung. Langkah-langkah melakukan peneropongan: a. Ambilah telur yang akan di teropong dan diletakkan di dalam tempat telur (egg tray) b. Ambilah dan pilihlah telur yang berbentuk oval dan berkerabang halus serta rata c. Bersihkan telur tersebut dari kotoran yang menempel dengan menggunakan air hangat diamkan hingga kering d. Nyalakan alat teropong telur yang telah disediakan e. Ambilah telur dan letakkan di atas alat teropong (candler), amati letak rongga udara
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kegiatan peneropongan (candling) yang dilakukan di perusahaan pembibitan biasanya pada umur 1 minggu dan ketika akan dipindah dari mesin setter (inkubator) ke hatcher, dan ini terjadi pada umur 18 hari. Adapun tujuan dari candling (peneropongan) pada umur 1 minggu adalah apabila terjadi telur infertil (tidak dibuahi) masih bisa dijual sebagai telur konsumsi. Namun sebagian perusahaan lebih mempertimbangkan effisiensi waktu, sehingga cukup melakukan 1 kali yaitu umur 18 hari. Untuk mengenal bagaimana kondisi telur yang fertil dan infertil adalah: telur yang fertil bila diteropong menggunakan lampu dalam ruangan yang gelap, telur akan nampak gelap. Sedangkan telur infertil, terlihat terang atau ada bintik-bintik terang. Seandainya hasil peneropongan telur,kondisi rongga udaranya lebar dan buram, maka telur tersebut jangan ditetaskan. Namun apabila kondisi rongga udara kelihatan putih dan bening, maka telur tersebut ambil dan simpan ditempat yang aman. Yang perlu diingat dan jangan lupa simpan telur dengan posisi bagian tumpul sebelah atas pada rak telur. 2.9. Grading Sebelum melakukan kegiatan penetasan telur, sebaiknya telur-telur tersebut di grading/ dikelompokan sesuai dengan strandar yang ada. Parameter untuk standar pemilihan telur tetas yang baik/ bagus adalah sebagai berikut:
a. Bentuk telur Telur tetas yang normal berbentuk bulat telur (oval). Telur yang berbentuk terlalu bulat atau terlalu lonjong merupakan telur yang abnormal. Telur yang abnormal ini
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dapat mengakibatkan posisi embrio menjadi abnormal dan banyak telur yang tidak menetas. b. Bobot telur Bobot telur tetas yang baik untuk ayam ras adalah 55-60 gram dan ayam kampung 45-50 gram, sedangkan bobot ideal untuk telur itik sebesar 60-65 gram. bobot tetas yang seragam akan menghasilkan anak ayam yang seragam. Sebaliknya kalau bobot telur tidak seragam (beragam), telur-telur tetas tersebut akan tidak serempak menetas. c. Besar telur Besar telur tetas sebaiknya seragam. Besar telur tetas yang baik sebaiknya memiliki indeks telur sekitar 74%. Angka ini diperoleh dari pembagian antara lebar dengan panjang telur dan dikalikan dengan 100%. Telur yang terlalu besar menyebabkan kantung udara relatife terlalu kecil untuk umur embrio. Akibatnya telur akan lama atau terlambat menetas. Sebaliknya kalau telur terlalu kecil, kantung udaranya akan terlalu besar sehingga telur akan terlalu cepat menetas. d. Ukuran telur Perbandingan/ ukuran telur yang biasanya digunakan sebagai standar dalam melakukan penetasan adalah panjang 7 dan lebar 5. Telur yang akan ditetaskan diharapkan tidak terlalu lonjong atau bulat. Pengukuran telur tetas ini dapat dilakukan dengan cara pengukuran dengan menggunakan jangka sorong. e. Umur telur Telur tetas yang baik untuk ditetaskan sebaiknya masih berumur kurang dari 7 hari. Telur yang terlalu lama disimpan dapat mengakibatkan terjadinya kematian embrio pada hari ke 2 hingga hari ke 4. Bila terjadi perkembangan pun telur tidak sempurna karena tidak dalam lingkungan yang sesuai. Sebaiknya telur tetas yang digunakan Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
umurnya seragam. Bila umur telur tetas terlalu beragam, telur tidak akan menetas secara serempak. f. Kebersihan telur Telur yang akan ditetaskan hendaknya dalam keadaan bersih. Telur yang kotor dan terkontaminasi bakteri dapat mengakibatkan telur membusuk dan pecah dalam mesin tetas. Kebersihan telur ini dapat dilihat dari keadaan bagian luar kerabang telur. g. warna kulit telur Keadaan warna kulit telur juga dapat berpengaruh terhadap daya tetas telur. Warna kulit telur yang normal yaitu mempunyai kulit telur halus dan rata. Apabila sekelompok ayam petelur menghasilkan telur yang kulitnya lebih gelap, maka akan menetas lebih baik dari yang berwarna lebih terang.
h. Rongga udara Telur yang mempunyai rongga udara lebar dan terlihat buram, juga kurang baik apabila dipergunakan untuk telur tetas. Karena rongga udara lebar dan dalam keadaan buram kemungkinan telur tersebut sudah lama dalam penyimpanan. Pilihlah telur yang mempunyai rongga udara putih bening. Keadaan atau posisi rongga udara yang yang baik untuk telur tetas adalah terletak dibagian yang tumpul. Apabila rongga udara didalam telur tersebut sudah bergeser dari ujung tumpul , maka daya tetas telur tersebut menurun. Oleh karena itu agar rongga udara tidak bergeser dari bagian ujung tumpul, pada saat penyimpanan di egg tray letakkan bagian yang tumpul dibagian atas. Rongga udara ini sangat diperlukan oleh embrio untuk perkembangannya. Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i. Induk unggas Telur tetas yang mempunyai kualitas baik apabila telur tersebut dibuahi oleh pejantan. Oleh karena itu dalam pemeliharaan induk ayam harus ada perbandingan yang tepat antara jantan dan betinanya. Perbandingan antara jantan dan betina yaitu 1: 6 ( satu ekor jantan dan 6 ekor betina). Untuk bibit petelur, rationya 1:10
j. Kondisi fisik telur Kondisi fisik temur dapat dilihat dari kondisi kerabang telur. Telur yang terlalu tipis atau terlalu porous akan mengakibatkan penguapan isi telur terlalu tinggi sehingga akan menurunkan daya tetas. Akan tetapi, telur yang terlalu tebal juga akan mengakibatkan daya tetas menurun karena anak ayam kesulitan memecah kulit telur. Keadaan kulit atau kerabang telur yang dalam keadaan pecah atau retak tidak bagus untuk ditetaskan. Karena telur yang retak atau pecah dapat menyebabkan masukkan mikroorganisma atau bibit penyakit kedalam telur. Apabila keadaan kulit telur yang pecah atau retak dipaksakan untuk ditetaskan maka yang terjadi bukannya telur tersebut menetas akan tetapi telur menjadi busuk. Disamping itu telur yang mempunyai kualitas kulitnya tipis dan kerabang telur berpasir (kerabang berbintik-bintik kasar menyerupai pasir) juga kurang bagus untuk ditetaskan. Karena telur yang kulitnya tipis tersebut tidak sempurna dalam proses pembentukannya. Telur yang bagus adalah telur yang mempunyai kulit yang tidak terlalu tipis maupun tidak terlalu tebal selain itu telur yang mempunyai kualitas bagus mempunyai ciri Tebal kulit telur yang normal berkisar antara 0,33 – 0,35 mm. k. kuning telur tidak dobel (double yolk).
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.10. Perlakuan Setelah Grading Adapun beberapa kegiatan yang harus dilakukan setelah pengelompokan/ grading dilakukan adalah sbb: a. Membersihkan dengan hampelas Kegiatan membersihkan telur dengan hampelas dilakukan hanya untuk telur yang memiliki kerabang tebal dan kasar saja. b. Melakukan pencucian telur Telur dalam keadaan kotor dapat dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan kertas bekas bungkus semen, hal ini apabila kondisi kotornya ringan. Selain menggunakan kertas bekas dari kantong semen pada saat membersihkan telur bisa juga menggunakan air hangat (suam-suam kuku) kemudian dikeringkan. Tujuan pencucian dengan air hangat adalah untuk membunuh bakteri yang menempel pada telur yang akan ditetaskan. c. Melakukan pengelapan telur Kegiatan pengelapan telur dengan kain lap dilakukan setelah telur dicuci. Lap yang digunakan adalah lap kering. Tujuan pengelapan telur ini adalah agar telur tidak basah dan terkontaminasi jamur. d. Pemberian tanda Penyimpanan telur ke dalam mesin tetas Dalam proses penetasan telur pemberian tanda memiliki peranan yang cukup penting, dimana tujuan pemberian tanda tersebut adalah untuk mempermudah dalam pembalikan telur. Pemberian tanda dapat dilakukan dibagian ujung tumpul maupun di bagian ujung runcing. Manfaat dari pemberian tanda pada telur tetas adalah untuk membedakan telur saat pembalikan. Langkah kerja pemberian tanda pada telur tetas: Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
- Ambil telur yang sudah bersih - Berilah tanda pada telur di salah satu ujungnya dengan seragam, gunakan spidol atau kertas yang ditempel - Biarkan telur tersebut sampai tanda benar-benar kering! - Lakukan kegiatan ini pada telur selanjutnya sampai telur habis - Setelah semua telur yang akan ditetaskan selesai di tandai, masukan telur ke dalam mesin yang sudah siap pakai.
Irma Agristiany, 2013 Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Menetaskan Telur Kompetensi Dasar Memilih Telur Tetas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Agribisnis Ternak Unggas (ATU) Di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu