BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Biodiesel Biodiesel
merupakan
bahan
bakar
alternatif
dari
bahan
mentah
terbaharukan(Renewable) yang terbuat bukan dari minyak bumi. Biodiesel tersusun dari berbagaimacam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyak-minyak tumbuhan sepertiminyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak pagar, minyak biji kapok randu,minyak kemiri, minyak nyamplung dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan di indonesia yang potensial untuk dijadikan sumber energi bentuk cair ini( Kusuma, 2003).
Gambar. 2.1. Biji dan minyak Nyamplung Hasil pengujian menunjukkan bahwa biodiesel yang dibuat memiliki sifat sifat
fisika
yang
mendekati
sama
dengan
solar.Pemakaian
biodiesel
mengurangipemakaian bahan bakar solar serta menurunkan emisi gas buang CO dan smoke density dari gas buang.
6
7
Secara kimia, transesterifikasi berarti mengambil molekul asam lemak kompleksdari minyak nabati atau hewani, menetralkan asam lemak tak jenuh minyak nabati atauhewani dan menghasilkan alcohol-ester. Karena komposisi asam lemak tak jenuh padaminyak jarak sudah berkurang secara drastis, maka pembuatan biodiesel dengan bahanbaku minyak jarak diperkirakan akan terjadi dengan lebih cepat. Prinsip prosestransesterifikasi dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Proses Transesterifikasi. Walaupun penggunaan biodiesel 100% dapat digunakan pada mesin motor bakar diesel, namun penggunaannya tidak disarankan karena dapat merusak saluran bahan bakar dan komponen mesin yang terbuat dari karet alami seperti seal. Selain itu, peningkatan campuran biodiesel pada bahan bakar, akan mempengaruhi viskositas pada bahanbakar menjadi tinggi dan hal ini akan menyebabkan penguapan di ruang bakar akan menjadi rendah sehingga boros bahan bakar. Untuk kebutuhan industry dan penghematan, sangat dianjurkan menggunakan campuran bahan bakar biodiesel dibawah 30%( Adly, 2008). Untuk mengetahui persamaan rasio deviasi(penyimpangan)ARF actual terhadap kondisi stoikiometrik. β
=
(πΉπΉπΉπΉ)ππππππππππππ (π΄π΄π΄π΄ )ππππππππππππ = β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ β¦ 2.1 (πΉπΉπΉπΉ)π π π π π π π π β (π΄π΄π΄π΄ )π π π π π π π π β
8
2.1.1. Kerapatan Massa ( Density) Adalah perbandingan antara massa bahan bakar dengan volume bahan bakar. Density bahan bakar dipengaruhi oleh temperatur, dimana semakin tinggi temperatur, maka density semakin turun dan sebaliknya. 2.1.2 .kekentalan ( Viskositas) Kekentalan suatu bahan bakar menunjukkan sifat menghambat terhadap aliran, dan menunjukkan sifat pelumasannya pada permukaan benda yang dilumasi. Kekentalan bisa didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk menggerakkan suatu bidang dengan luas tertentu pada jarak tertentu dan dalam waktu yang tertentu pula.Viskositas bahan bakar mempunyai pengaruh yang besar terhadap bentuk semprotan bahan bakar. Dimana untuk bahan bakar dengan viskositas yang terlalu tinggi akan memberikan atomisasi yang rendah sehingga mengakibatkan mesin sulit di start. Selain itu, gas buang yang dihasilkan juga akan menjadi hitam dengan smoke density yang cukup tinggi. Jika viskositas bahan bakar terlalu rendah maka akan terjadi kebocoran pada pompa bahan bakarnya dan mempercepat keausan pada komponen pompa dan injektor bahan bakar. 2.1.3. Titik Nyala (flash Point) Flash point adalah temperatur pada keadaan di mana uap di atas permukaan bahan bakar biodieselakan terbakar dengan cepat (meledak). Flash Point menunjukan kemudahan bahan bakar untuk terbakar. Makin tinggi flash point, maka bahan bakar semakin sulit terbakar.Makin mudah bahan bakar untuk terbakar maka flash point-nya menurun dan bahan bakar lebih effisien.
9
2.1. 4 .Specific Gravity Berat bahan bakar atau Specific Gravity memegang peranan yang sangat penting dalam hal nilai kalor bahan bakar, flash point, dan sifat pelumasan pada mesin. Makin tinggi Specific Gravity berarti bahan bakar akan semakin berat, dan nilai kalor yang dihasilkan tiap volume akan semakin besar pula. Specific Gravity yang lebih tinggi juga menunjukkan sifat pelumasan yang lebih baik. Tetapi Specific Gravity yang terlalu tinggi akan menyebabkan viskositas yang terlalu tinggi, dan flash point yang terlalu tinggi. ππππ
ππππ
π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π· ππππ βππππ ππππππππππ 3 ππππππππ 3 ππππ ππ Specific Gravity terhadap air = β¦β¦2.2 ππππ ππππ π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π·π· ππππππ 3 ππππππππ 3 ππππ
ππ
Tabel 2.1. Specific Gravity of Various Fuel Fuel oil type
LDO (Light Diesel Oil)
Furnace Oil
LSHS (Low Sulphur Heavy Stock)
Specific Gravity
0,85 β 0,87
0,89 β 0,95
0,88 β 0,98
2.1.5. Nilai Kalor Nilai kalor dari bahan bakar diesel diukur dengan bomb kalorimeter. Untuk memperoleh perkiraan nilai kalornya, bisa dipakai rumus empiris di bawah ini: NK = 18,650 + 40 (API β 10) BTU/lb .........................................................2.3 API = API Gravity pada 60 oF = (141,5/Specific Gravity) β 131,5 ....... β¦.2.4
10
Untuk menghitung lower heating volue (LHV) dan higher heating value digunakan persamaan sebagai berikut: LHV= HHV-
ππ π»π»2ππ
ππ ππππππππ
2.2. Minyak Solar
βππππ
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦...2.5
Bahan bakar solar adalah bahan bakar minyak hasil sulingan dari minyak bumi mentah bahan bakar ini berwarna kuning coklat yang jernih. Penggunaan solar padaumumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin Diesel dengan putaran tinggi (diatas 1000 rpm), yang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsungdalam dapur-dapur kecil yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih(http:/www. Pertamina.com, 2005).
Tabel .2.2.Spesifikasi bahan bakar solar No
Properties
Limit Min
Max
-
0,5
0,82
0,87
1
Sulphur Content % Wt
2
Specific Gravity at 60/60 0F
3
Cetane Number
45
48
4
Viscosity Kinematic at cSt
1.6
5.8
5
Sulphur Content % wt
-
0,5
6
Residu Carbon % wt(on 10% vol.bottom)
-
0,1
7
Water Content % Vol
-
0.05
8
Ash Content % wt
-
0.01
11
9
Flash Point P.M.c.c.0F
10
Calorific Value (kcal/kg)
150
-
10500
10667
Tabel .2.3.Perbandingan Karakteristik Fisik minyak Nyamplung dengan Bahan Bakar lain. No
Parameter
M.Nyamplung
Kerosene
Solar
1
Massa Jenis pada 40 0C(Kg/m3)
940
804
820 - 860
2
Viskositas Kinematika pada 40
59
2,7
2.0 - 4,5
0
C(cSt)
3
Titik Nyala ( 0C )
151
Min.36
Min.55
4
Titik didi ( 0C )
150
200
370
5
Nilai Kalor (Kcal/kg )
9251
8359
10700
(Sumber:Dirjen Minyak dan Gas Bumi 1979)
2.3.
Motor Diesel Motor diesel ditemukan oleh seorang insinyur Jerman benama Rudolf
Diesel pada tahun 1897 sebagai sala satu jenis motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine).Konsep dari mesin ini adalah memulai pembakaran dengan menyemprotkan bahan bakar cair ke dalam udara yang dipanaskan kompresi yang dapat menghasilkan efisiensi yang lebih dari motor bensin.
12
2.3.1. Tipe- Tipe Motor Diesel a. Tipe motor diesel injeksi langsung (Direct Injection Type) Bahan bakar disemprotkan langsung ke ruang bakar utama letak ruang bakar utama ada di antara piston & silinder head bagian atas piston dibuatkan ruang dengan desain khusus. b. Tipe injeksi tidak langsung ( Indirect Injection Type) Pada ruang bakar motor diesel injeksi tidak langsung,bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar pendahuluan (Prechamber) yang telah dipanaskan dan disinilah awal pembakaran terjadi untuk mendapatkan campuran
yang
baik
kemudian
dilanjukan
dengan
pembakaranutamadiruangbakarutama(ttp:/www.astrainternational.com, 2007).
Gambar 2.3. Motor Diesel Injeksi Langsung/ Injeksi Tidak Langsung(http:/www.astrainternational.com.2007)
13
2.4. Prinsip Kerja Motor Diesel Empat Langkah Pada motor diesel emppat langkah, katup masuk dan katup buang digunakan untuk mengontrol proses pemasukan dan pembuangan gas dengan membuka dan menutup saluran masuk dan saluran buang.
Gambar 2.4.Prinsip kerja motor diesel 4 langkah (Rabiman. A. Z. 2011)
1. Langkah isap, yaitu waktu torak bergerak dari TMA ke TMB. Udara diisap melalui katup isap sedangkan katup buang tertutup. 2. Langkah kompresi, yaitu ketika torak bergerak dari TMB ke TMA dengan memampatkan udara yang diisap, karena kedua katup isap dan katup buang tertutup, sehingga tekanan dan suhu udara dalam silinder tersebut akan naik. 3. Langkah usaha, ketika katup isap dan katup buang masih tertutup, partikel bahan bakar yang disemprotkan oleh pengabut bercampur dengan udara bertekanan dan suhu tinggi, sehingga terjadilah pembakaran. Pada langkah ini
14
torak mulai bergerak dari TMA ke TMB karena pembakaran berlangsung bertahap. 4. Langkah buang, ketika torak bergerak terus dari TMA ke TMB dengan katup isap tertutup dan katup buang terbuka, sehingga gas bekas pembakaran terdorong keluar( Zainal, 2011). 2.5. Siklus Motor Diesel Siklus diesel adalah siklus teoretis untuk (Compression Ignition Engine) atau motor diesel.Perbadaan siklus diesel dengan siklus otto adalah: pada motor diesel penambahan panas terjadi pada tekanan tetap(Pudjanarsa, 2008).
Gambar: 2.5.Siklus diesel digram P-V dan T-S. (Astu Pudjanarsa, Djati Nursuhud. 2008) Prosesnya: 1-2 LangkahKompresi P bertambah dQ = 0(Adiabatis). 2-3Pembakaran P=c (Isobarik) 3-4 Ekspansi P turundQ = 0(Adiabatis) 4-1 Pembuangankalor pada V = c (Isochorik) Efisiensi teoritis siklus diesel.
15
ππ
ππ ππ πΆπΆ (ππ βππ ) ππ (ππ βππ ) = ππππππβ ππππππ =1β ππππππππ =1β πΆπΆ ππ (ππ4 βππ1 =1β πΎπΎ (ππ4 βππ1 )β¦β¦β¦β¦2.6 3 2 ππ 3 2) ππππ ππππ ππππ
ππ
ππ= ππ
Ξ·ππ=1 β
ππππ
1
οΏ½ ππ β1
(πππΆπΆ ππ β1)
οΏ½β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦2.7
ππ(πππΆπΆ β1)
2.6. Komponen Bahan Bakar Motor Diesel.
Gambar 2.6.Komponen Bahan bakar Motor diesel. ( https://www:URL. Komponen Bahan Bakar Motor Diesel.com)
2.6.1. Tangki Bahan bakar Tangki bahan bakar terbuat dari bahan yang tidak korosi atau terbuat dari baja tipis yang bagian dalamnya melapisi bahan anti karat.Tangki bahan bahar harus bebas dari kebocoran dan tahan terhadap tekana minimal 0-3 bar serta tahan terhadap getaran mekanis yang ditimbulkan pada saat motor beroperasi.Dalam tangki bahan bakar terdapat (fuel sender gauge) yang berfungsi untuk menujukan jumlah bahan bakar yang ada didalam tangki.
16
2.6.2. Filter Bahan Bakar Umur komponen sistem aliran bahan bakar motor diesel sangat ditentukan oleh mutu saringan/ filter serta perawantan berkala sistem bahan bakar.Tekanan bahan bakar dapat dibangkitkan oleh pompa injector melalui plunyer dan barel serta nozel.Hal ini mengharuskan bahan bakar yang selalu bersih dan tidak terkontaminasi oleh material lain sebelum masuk ke pompa injector dan nozel. 2.6.3.PompaInjeksi Berfungsi memberikan tekanan pada solar yang akan diinjeksikan / disemprotkan oleh nosel.
Gambar.2.7. Pompa Injektor Tester. (https://www: Injektor Tester.com)
Dalam memulai pembakaran pada motor diesel, sumber panasnya tidak diambil dari loncatan bunga api pada busi, tatapi sumber panas diperoleh dari tekanan kompresinya (campuran udara dan bahan bakar terbakar sendiri akibat tekanan kompresi yang berkisar 20 β 40 bar). Karena itu perbandingan kompresi motor diesel dibuat antara 15-22 bar dengan tekanan akhir langkah kompresi mancapai 20-40 bar dan suhu 500-700oC (Rabiman, 2011). Sehingga untuk
17
menghindari terjadinya pembakaran sendiri akibat kompresi yang tinggi tersebut, maka pompa injector yang digunakan dalam penelitian ini adalah pompa injector yang memiliki kapasitas tekanan keluaran dibawah tekanan kompresi normal 150bar.Dalam kasus ini, pompa injector yang digunakan diatur pada tekanan konstan 10 bar, setengahnya dari tekanan kompresi normal. 2.6.4 Spesifikasi Injektor/ Nozel Injektor/nozel adalah pemisahan fluida atau minyak menjadi tetesan kecil yang membutuhkan energi tertentu , energi yang diberikan melalui pompa yang memiliki tekanan,yang tinggi. Dengan pompa bertekana tinggi akan memecahkan minyak atau fluida dengan kecepatan tertentu. Tekana dan kecepatan yang diberikan biasaya mencapai 100 psi sehinga memaksa fluida atau minyak melalui lubang nozel Tabel 2.4 Spesifikasi Injekto/Nozel diesel yang digunakan untuk diuji. No Nozzle Holder 1 DLLA155P74 2 DLLA155P67 3 DSLA155P104
Injectors Assembly 0 432 131 849 0 432 131 870 0 432 131 854
Diesel Fuel Injection 3280787 3911185 3914474
Gambar 2.8.Injektor/Nozel. (Adapted from: www.elsevier.com/locate/renene)
18
Macam-macam injektor seperti disebutkan diatas dengan sifat pengabutan dan karakteristik yang berbeda maka pemilihan untuk fungsi pemakaiannya juga berbeda yang bergantung pada proses pembakarannya dan proses pembakaran ini ditentukan oleh bentuk ruang bakarnya, untuk sifat-sifat injector ini antara lain adalah seperti berikut: a.
Injector berlubang satu (Single Hole) proses pengabutannya sangat baik akan tetapi mememrlkukan tekanan injektion pump yang tinggi.
b.
Demikian halnya dengan Injektor berlubang banyak (Multi Hole) pengabutannya sangat baik. Injector ini sangat tepat digunakan pada direct injection (Injeksi Langsung).
c.
Injektor dengan model pin, injektor model pin ini model trotle maupun model pintle lebih tepat digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar yang memiliki combustion chamber, kamar muka maupun kamar pusar (Turbulen).
Pada umunyan injector/nozel yang digunakan dalam pengujian ini adalah injektor/nozel mesin diesel tipe broch,injektor/nozel dihubungkan dengan Tester Injektor/nozel untuk memberi tekana berdasarkan kecepatan aliran atau semprotan serta pengabutan yang diingginkan. 2.7. Penyemprotan (Spray) Penyemprotan atau spray adalah aliran udara/gas yang mengandung droplet; ataudroplet yang bergerak dalam aliran udara/gas.Oleh karena itu, dalam proses pengabutan ini pada dasarnya adalah mencampur bahan bakar dengan
19
oksigen, untuk itu proses pengabutan untuk memperoleh gas bahan bakar yang sempurna pada injector dapat dilakukan dengan tiga sistem pengabutan yaitu: a. Pengabutan Udara Proses pengabutan udara terjadi pada saat bahan bakar yang bertekanan 60 sampai 85 kg/cmΒ² mengakibatkan tekanan pada rumah pengabut sebesar 60 kg/cmΒ² yang selalu berhubungan langsung dengan tabung udara dengan tekanan bahan bakar dari pompa mencapai 70 kg/cmΒ² pada Volume tertentu akan tertampung pada cincin pembagi dari pengabut tersebut. b. Pengabutan Tekan Pada proses pengabut tekan ini saluran bahan bakar dan ruangan dalam rumah pengabut harus selalu terisi penuh oleh bahan bakar, dengan jarum pengabut yang tertekan oleh pegas sehingga saluran akan tertutup. Namun ketika bahan bakar dari injektor pump yang beterkanan 250 kg/cmΒ² mengalir kebagian takikan jarum pengabut, pengabut akan tertekan keatas sehingga saluran akan terbuka. Dengan demikian, bahan bakar akan terdesak melalui celah di antara jarum pengabut dalam bentuk gas. c. Pengabutan Gas Pengabut ini dikonstruksi sedemikisn rupah dengan komponenkomponen yang terdiri atas rumah poengabut, katup dan bak pengabut yang ditempatkan di bagian bawah dari pengabut dan berada di dalam ruang bakar. Dalam proses pengabutan ini bahan bakar telah berada dalam keadaan bertekanan tinggi dan katup injeksi sudah terbuka sejak langkah
20
pengisapan oleh torak dan pada kondisi demikan ini sebagian bahan bakar telah menetes ke bak pengabut yang di bagian sisinya terdapat lubanglubang kecil( Taufiq,2012).
Gambar 2.9. Sistem peyemprotan ( spray). (Adapted from: www.elsevier.com/locate/renene) Untuk mesin diesel, penetrasi ujung semprot terlalu lama disebabkan oleh injeksi tekanan tinggi juga memiliki efek yang merugikan pada kontrol akurasi campuran dan kinerja emisi karena penguapan.(Quanet al, 2012). Berdasarkan topik diatas sehingga untuk dapat mengetahui tingkat penyemprotan
dengan
tekanan
atomisasi,dan
dapat
di
ukur
sudut
kerucutberdasarkan jarak semprotan digunakan persamaan empirical dimana
( π‘π‘ β€ π‘π‘ππ) , jarak penetrasi L oleh (Borman, 1998).
21
πΏπΏ
πΏπΏππ
1 2
ππ ππ
π‘π‘
βππ
οΏ½
ππ ππ
= 0.0349( ) οΏ½ οΏ½ ( )1/2 β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..2.8 ππ ππ
ππππ
1/2
ππ
π‘π‘ππ = 28.65 οΏ½ ππ οΏ½ ππ ππ
ππ ππ
1/2
οΏ½βπποΏ½ππ ππ οΏ½
οΏ½β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..2.9
ππ
πΏπΏππ = 15.8ππππ οΏ½ ππ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.2.10 ππ ππ
1/2 βππ 1/2
πΏπΏ = 2.95 οΏ½ππππ π‘π‘ οΏ½ οΏ½ ππ ππ
οΏ½
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦..............2.11
Dimana : L = Jarak penetrasian (mm). βππ = Tekanan injeksi (MPa).
πΏπΏππ = Lubang Nozel (mm).
π‘π‘ππ = Waktu Pengabutan (m/s)
ππππ = Udara lingkungan kg/s ππππ = Diameter nozel (mm).
Diameter penyemprotan merupakan hasil rata-rata dari panjang penyemprotan di sumbu
vertikal dan sumbu
horizontal.Berdasarkan data diameter hasil
penyemprotan, menurut (Broman,1998) besarnya sudut penyemprotan dapat dihitung dengan menggunakan rumus .
ππ = 0,05 οΏ½
βππππ ππ2 ππ ππ ππ 2
Dimana:
ππ
1/4
οΏ½
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦12
ΞΈ = Sudut Penyemprotan ( 0)
22
βππ = Tekanan Injektor (MPa)
ππππ2 = Diameter Penyemprotan (mm) ππππ2 = viscositas ( m/s)
Sepanjang semprot penetrasi ditentukan dengan mencari ara axial semprotyang terjauh dari nosel,sudut yang meliputi struktur semprot dari nozzle hingga 1/3 dari penetrasi. Garis linear digunakan untuk mengukur sudut yang dekat dan garis singgung kontur yang ada sampai ujung semprot(Ghurri1,2010).
.
Gambar 2.11. Tip Penetrasi.(http:/www.springerlink.com) Untuk menganalisis sifat penetrasi seprotan diatas digunakan persamaan Hiroyasu 2βππππππππ
ππππππ = πΆπΆππ οΏ½
Dimana :
ππ πΏπΏ
; ππππ =
ππ ππ ππ πΏπΏ
β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦. 2.13
23
ππππ = Diameter Nozel (mm).
π‘π‘= Waktu setelah mulai injeksi (ms).
π‘π‘ππ =
Waktu pengabutan (Β΅m).
ππππππ = Kecepatan awal semprotan (m/s). πΆπΆππ = Discharge Koefisien Nozzle . βππππππππ = Tekana Injeksi (MPa).
πππΏπΏ = Massa Jenis Minyak (kg/s). ππππ = Udara Lingkungan (kg/s).
Sementara nilai diameter rata β rata dari semprotan yang terjadi ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Sauter Mean Diameter (SMD ) berikut ( Viriato at al,1996)
ππππππ = 10 οΏ½1 +
1
π΄π΄π΄π΄π΄π΄
0
β3
1 0.5 ππππ2 οΏ½πππππΏπΏ β5 οΏ½ οΏ½ οΏ½1 + οΏ½ + 6 π₯π₯ 10 οΏ½ οΏ½ π΄π΄π΄π΄π΄π΄ ππππ π£π£ππ ππππππ
0.425
οΏ½ β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦1.14
Ο = Tegagan permukaan minyak.Β΅L = Viskositas minyak. ΟL = Massa Jenis minyak.ΟA= Udara Lingkungan. VA = Kecepatan udara.AFR = Udara rasio bahan bakar.
24
2.8. Kamera Kamera digunakan untuk mengambil proses gambar semprotan dan sudut pengabutan pada saat penetrasi bahan bakar..untuk menganalisis data tentang semprotan,sudut pengabutan digunakan softwere.