BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tugas karya akhir atau program sebelumnya
Perbedaan dengan program NO 1.
Judul Program Wisata Malam
Isi Program
yang akan dibuat
*Traveling ke tempat – tempat yang *Traveling ke tempat – eksotis
tempat yang memiliki
*Dipresenteri oleh satu presenter
potensi pariwisata
laki – laki yang ditemani oleh satu
*Dipresenteri oleh dua
atau dua presenter wanita yang
anak muda yang memiliki
cantik dan seksi
jiwa petualang dan rasa
*Lebih mengekspos tempat wisata yang berada di luar negeri
ingin tahu yang tinggi *Akan mengekspos potensi tempat – tempat wisata yang ada di Indonesia
2.
Misteri Tukul
*Membahas kisah supranatural dari
*Membahas sejarah
suatu tempat
mengenai tempat wisata
*Mendeskripsikan wujud dari
yang dikunjungi
makhluk halus ke dalam sebuah
*Mendeskripsikan tentang
lukisan
nilai – nilai edukatif yang dapat dipelajari dari tempat – tempat wisata yang dikunjungi
Rekreasi Aziz Nunung *Unsur komedi pada program
*Unsur komedi tidak
traveling “ RAN “ sangat
mendominasi dalam
mendominasi
program saya dan lebih 21
menampilkan sisi keingin tahuan sebagai anak muda.
22
Tabel 2.1 Perbandingan Dengan Program Sebelumnya
2.2 Teori atau konsep yang berkaitan dengan proses pembuatan tugas karya akhir 2.2.1 Peran produser Menurut Zettl tahapan produksi dapat terbagi menjadi tiga tahapan yaitu pra produksi, produksi dan yang terakhir adalah proses pasca produksi. Proses praproduksi merupakan tahapan sebelum dilakukannya proses produksi. Tahapan dalam proses praproduksi dapat dibagi menjadi ke dalam dua tahap. Pada tahap pertama, tim produksi pada sebuah stasiun televisi akan mengembangkan ide yang telah dibangun sebelumnya menjadi sebuah konsep dan script. Pada tahapan yang kedua, tim produksi pada sebuah stasiun televisi akan melakukan pembicaraan mengenai detil – detil produksi, termasuk di dalamnya mengenai lokasi syuting, kru, dan peralatan produksi yang akan digunakan. Tahapan selanjutnya adalah kegiatan produksi. Proses produksi merupakan tahapan dimana tiap kru dari sebuah tim produksi masuk ke dalam studio maupun lapangan baik itu pada saat melakukan rehearsel ataupun pada saat proses pengambilan gambar/syuting. Proses produksi juga dapat diartikan sebagai tahapan dimana peralatan syuting di operasikan oleh kru televisi untuk melakukan pengambilan gambar ataupun melakukan siaran.
23
Proses pasca produksi menjadi tahapan terakhir di dalam memproduksi sebuah tayangan. Kegiatan pada proses pasca produksi berbicara seputar video dan audio editing. Pada tahap ini seorang editor memegang peranan penting di dalam menghasilkan sebuah tayangan televisi yang baik, informatif, dan juga menarik. Menurut Sarwo Nugroho, Produser adalah seorang yang bertanggungjawab terhadap perencanaan suatu acara siaran, seperti telah kita ketahui bahwa sebelum merencanakan suatu acara, timbul suatu ide. Ide merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara siaran dalam hal ini seorang produser atau dari orang lain, sesuai dengan teori komunikasi ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada khalayak penonton, melalui medium televisi dengan maksud dan tujuan tertentu, karena itu sewaktu akan menuangkan idenya dalam bentuk sebuah naskah siaran, harus selalu memperhatikan faktor penonton, agar apa yang disajikan dalam bentuk acara siaran dapat mencapai sasarannya. Penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah direncanakan. (Sarwo Nugroho, 2014: 102-103) Apabila materi acara sudah direncanakan dengan baik dan sesuai dengan keinginan kita, maka langkah-langkah berikutnya adalah : 1.
Merencanakan susunan artis bersama pengarah acara yang ditunjuk.
2.
Merencanakan kegiatan.
3.
Merencanakan anggaran produki yang disesuaikan dengan rencana kegiatan.
4.
Membentuk unit pelaksana kerja produksi PD, FD, Camera Person, Audio Person, dan crew lainnya.
5.
Merencanakan peralatan yang akan digunakan.
6.
Membagi skenario kepada semua yang terlibat dalam pelaksana produksi.
Tugas dan tanggung jawab produser dibagi menjadi kedalam empat tahap, yaitu: Pra Produksi:
24
a. Mengembangkan konsep gagasan b. Membuat rencana biaya produksi c. Menentuka pengaran acara d. Mengadakan pembicaraan dengan penulis naskah e. Menyetujui berbagai saran dari pengarah acara, peñata lampu dan peñata dekorasi f.
Memimpin
dan
mengkordinasikan
seluruh
rencana
produksi. Persiapan dan Latihan: a. Mengawasi kegiatan produksi secara keseluruhan b. Memperhatikan latihan-latihan dan membuat catatancatatan
yang diperlukan sebagai bahan pengembangan
tanpa penambahan anggaran c. Menyetujui perubahan waktu akibat pengembangan Produksi: a. Dalam siaran langsungbila diperlukan membantu pengarah acara b. Dalam rekaman bekerja sama dengan pengarah acara untuk memastikan gambar-gambar yang akan digunakan c. Sebagai pimpinan pelaksana produksi Pasca Produksi: a. Menyetujui hasil akhir sesuai rencana yang telah ditentukan b. Mengadakan kordinasi dengan stasiun penyiaran untuk promosi atau publikasi 2.2.2 Peran produser dalam tahapan produksi Menurut
Alan
Wurtzel
dalam
Television
Production
menguraikan kerja produser untuk memproduksi program siaran televisi, Four Stage of Television Producton. Keempat tahapannya adalah sebagai berikut: (1). Pra Produksi Tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang atau tahap perencanaan.Bermula dari timbulnya sebuah gagasan
25
atau disebut ide, ini merupakan tanggung jawab seorang produser tapi dapat saja datangnya dari luar, hanya tanggung jawab ide tadi diambil alih oleh produser dari acara yang bersangkutan. Dengan bertitik tolak dari gagasan tadi, produser yang bersangkutan segera mulai melakukan berbagai kegiatan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk bahan pengembangan, selanjutnya data dan fakta yang diperoleh segera meminta kepada penulis naskah Apabila
untuk naskah
menuangkan dinilai
telah
dalam memenuhi
bentuk
tulisan
sarat,maka
produser
menyelengarakan planning meeting, dengan mengundang anggota kerabat kerja inti yang terdiri dari pengarah acara, technical director, audio engineer, engineering, art director. Dalam planning meeting produser melakukan pendekatan produksi tentang rencana produksinya dan seluruh anggota inti memberikan berbagai masukan, sehingga akhirnya rencana produksi tadi akan dapat direalisasikan atas kesepakatan bersama. Selanjutnya produser mempersiapkan berbagai hal yang bersifat mendukung rencananya, misalnya merencanakan anggaran yang diperlukan. Sedangkan anggota inti dengan selesainya planning meeting berarti telah mempunyai bahan-bahan sebagai rencana kerja, yang bersifat mendukung rencana produksi nantinya. (2). Setup and Rehearsal Setup Merupakan tahap persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh anggota inti bersama kerabat kerjanya, sejak dari mempersiapkan peralatan yang akan digunkan baik untuk keperluan di dalam maupun di luar studio, seperti mempersiapkan denah. Sedang masalah latihan tidak saja berlaku bagi para artis pendukungnya, tapi sangat penting pula bagi anggota kerabat kerja seperti peñata lampu, penata suara, kameramen, switcher, floor director sampai kepengarah acaranya sendiri. Dalam latihan ini dipimpin langsung oleh pengarah acara. (3). Produksi Produksi adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk audio
bagi
radio
dan
bentuk
audio
visual
untuk
televisi.
Seperti telah kita ketahui bahwa pelaksanaan produksinya tergantung dari
26
naskahnya, dengan demikian karakter produksi lebih ditentukan oleh karakter naskahnya Karakter
yang
mana
produksi
naskah
dibagi
merupakan
atau
hasil
ditentukan
perenungan
menurut
ide.
lokasinya:
a. Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio b. Produksi yang sepenuhnya diselenggarakan di luar studio c. Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar Sedangkan kamera yang digunakan dapat meggunakan kamera labih dari satu kamera atau hanya menggunakan satu kamera jinjing. (4). Paska Produksi Pada tahapan terakhir merupakan tahapan penyelesaian atau tahap penyempurnaan, dari bahan baik yang berupa pita auditif maupun pita audio visual. Tahap penyelesaian meliputi : a. Melakukan editing baik gambar atau suara b. Pengisian grafik c. Pengisian narasi d. Pengisian sound efect dan ilustrasi e. Melakukan avaluasi terhadap hasil produksinya. Di dalam evaluasi ini dapat saja hasil produksi tadi dinyatakan layak siar, tetapi dapat pula masih diberikan beberapa catatan misalnya, masalah ilustrasi, editing gambar dan sebagainya, sehingga masih harus dilakukan perbaikan. 2.3 Teori atau konsep yang menjadi kaitan antara tugas karya akhir dengan penontonnya 2.3.1 Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana tiap anggota dari organisasi berinteraksi dan memberikan makna atas apa yang sedang terjadi. Komunikasi organisasi juga berbicara seputar arah aliran informasi yang berpindah dari satu posisi ke posisi lainnya di dalam sebuah struktur organisasi. Aliran informasi di dalam suatu struktur organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
27
komunikasi ke bawah dan komunikasi ke atas. (R. Wayne Pace & Don F. Faules, 2010:33) Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas
lebih
rendah.
Ada
lima
jenis
informasi
yang
biasa
dikomunikasikan dari atasan kepada ke bawahan menurut Katz dan Kahn pada tahun 1966, yaitu : a.
Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
b.
Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
c.
Informasi mengenai kebijakan dan praktik – praktik organisasi
d.
Informasi mengenai kinerja pegawai
e.
Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas
Berbeda dengan komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas lebih menekankan pada aliran komunikasi dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Aliran komunikasi ke atas akan memberikan informasi penting di dalam pembuatan keputusan oleh seseorang yang memiliki kedudukan yang tinggi dalam suatu organisasi. (R. Wayne Pace dan Don F. Faules, 2010:183 - 190) Bila ditinjau dari fungsi maka terdapat empat fungsi komunikasi di dalam sebuah organisasi, yaitu fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan intergratif. Fungsi informatif adalah suatu keadaan dimana organisasi dipandang sebagai suatu sistem informasi. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya dengan lebih pasti. Fungsi regulatif berkaitan dengan peraturan – peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pesan – pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, setiap anggota membuuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang dapat dilaksanakan. Fungsi persuasif erat kaitannya dengan bagaimana aliran informasi dari atasan kepada bawahan. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Namun lewat persuasi memungkinkan anggota organisasi bekerja secara sukarela dan memiliki kepedulian yang lebih besar terhadap pekerjaan yang dikerjakan.
28
Fungsi intergratif berkaitan dengan bagaimana jalinan komunikasi yang baik antar tiap anggotanya, baik komunikasi yang bersifat formal maupun informal. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi lebih besar dalam diri anggota terhadap organisasi.(Burhan Bungin, 2006:278 – 280) Beberapa hal di atas dapat dikaitkan dengan bagaimana kerja sama antara antar lini dalam suatu struktur organisasi, kerja sama yang tentunya menentukan hasil akhir yang ingin dicapai suatu organisasi. Begitu pula dengan produksi program feature traveling Travacation yang membutuhkan kerja sama antar anggotanya. Kesinambungan antara camera person, editor, dan producer diperlukan dalam tiap tahapan produksi demi mencapai hasil terbaik di dalam menghasilkan sebuah program televisi yang berkualitas.