BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Kabupaten Natuna 1. Geografis dan Topografi a. Geografis Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten termuda di Indonesia yang lahir di era reformasi dan otonomi daerah. Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Riau yang secara resmi terbentuk dengan dasar Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999, pusat ibu kotanya Ranai yang terletak di Pulau Bunguran besar, sebagai ibu kota kabupaten. Posisi Natuna terletak paling utara Indonesia.Kabupaten Natuna terletak di Laut Cina Selatan dengan posisi yang sangat strategis baik dari segi bisnis maupun pertahanan dan keamanan karena terletak pada jalur pelayaran internasional. Secara geografis Kabupaten Natuna yang terletak pada posisi 1°16' - 7°19' LU dan 105°00' - 110°00' BT. Menurut UndangUndang Nomor 33 Tahun 2008, Kabupaten Natuna memiliki luas 264.198,37 km² dimana sebagian besar terdiri dari perairab yakni seluas 262.197,07 km² dan sisanya daratan yang berbentuk kepulauan seluas 2.001,3 km². Berikut nama dan panjang daerah aliran sungai (DAS) per kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Natuna menurut data yang tersedia di Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sumber Daya Air Kabupaten Natuna.
29
Kabupaten Natuna memiliki 154 pulau, dengan 27 pulau (17,53 %) yang berpenghuni dan 127 pulau tidak berpenghuni (82,47%). Dua pulau terbesar diantaranya adalah Pulau Bunguran, dan Pulau Serasan. Secara administratif Kabupaten Natuna terdiri dari 12 kecamatan yaitu Kecamatan Midai, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Pulau Tiga, Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Serasan, Subi dan Serasan Timur. Daerah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Natuna adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Negara Vietnam dan Kamboja b. Sebelah Timur : Malaysia Bagian Timur (Sarawak) dan Kalimantan Barat c. Sebelah Selatan : Kabupaten Bintan d. Sebelah Barat : Semenanjung Malaysia dan Kabupaten Kepulauan Anambas
30
Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Natuna
b. Topografi Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna terdiri dari tanah berbukit dan gunung batu.Daratan rendah dan landai pada umumnya terdapat di pinggiran pantai.Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu. Hampir 10% dari wilayah Kecamatan Bunguran Timur dan Bunguran Barat merupakan daratan rendah dan landai terutama di pinggiran pantai, 65% berombak dan 25% berbukit sampai bergunung. Ketinggian wilayah antar kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3-959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 2-5 meter. Pada umumnya struktur tanah dari tanah podsolik merah kuning dari bantuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit, dan alluvial serta tanah organosol dan gley humus. Wilayah Kecamatan Serasan sebagian besar terdiri perbukitan dan gunung batu dengan keberadaan tanah datar yang relative terbatas.Di Kecamatan Serasan terdapat beberapa gunung
31
batu yaitu Gunung Kute, Gunung Punjan, Gunung Payak, dan Gunung Pelawan Condong. Gambar 2.2 Peta Topografi Kabupaten Natuna
2. Demografi Penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan merupakan aspek utama yang mempunyai peran penting dalam pembangunan.Oleh karena itu peran serta penduduk dalam pembangunan wilayah mempunyai ikatan yang cukup kuat sesuai dengan tempat tinggalnya. Masalah penduduk di Kabupaten Natuna sama halnya seperti daerah lain di Indonesia. Untuk mencapai manusia yang berkualitas dengan jumlah penduduk yang tidak terkendali akan sulit tercapai. Program kedudukan yang meliputi pengendalian kelahiran, menurunkan tingkat kematian bagi bayi dan anak, perpanjangan usia dan harapan hidup, penyebaran penduduk yang seimbang serta pengembangan potensi penduduk sebagai modal pembangunan yang
32
harus ditingkatkan. Pada tahun 2012 penduduk di Kabupaten Natuna sejumlah 76.305 jiwa, jumlah penduduk di Kabupaten Natuna terdiri dari jenis kelamin laki-laki 39.524 jiwa dan dari jenis kelamin perempuan 36.781 jiwa tersebar di 12 kecamatan dan 70 desa dan 6 kelurahan di Kabupaten Natuna. Secara keseluruhan, kepadatan penduduk Kabupaten Natuna tahun 2010 sebesar 38,13 jiwa per Km². Ini artinya dalam wilayah seluas 1 Km² terdapat penduduk sekitar 38 jiwa. Untuk tahun 2013, total jumlah penduduk Kabupaten Natuna sejumlah 72.519 jiwa. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Natuna
Sumber : BPS Kabupaten NatunaTahun 2015
33
a. Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Natuna dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.2 Keadaan Penduduk Natuna Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Persentase (%) 1 Laki-laki 37.891 50,54964 2 Perempuan 37.067 49,45036 Total 74.958 100% Sumber: Bps Kabupaten Natuna Tahun 2015 Berdasarkan tabel 2.2 di atas dapat diketauhi bahwa jumlah penduduk baik laki-laki maupun perempuan tidak jauh berbeda namun lebih banyak penduduk laki-laki yaitu berjumlah 50,5 %. Hat tersebut berarti jumlah kelahiran bayi laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. b. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Umur Keadaan penduduk berdasarkan tingkat umur dikelompokan untuk mengetahu umur produktif di sebuah wilayah, keadaan penduduk di Kabupaten Natuna tercantum dalam tabel 2.3 berikut : Tabel 2.3 Keadaan Penduduk Natuna Berdasarkan Umur No Umur (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%) 1 0-14 tahun 18744,5 25,00667 2 15-64 tahun 37479 50 3 >65 tahun 18734,5 24,99333 Total 74.958 100% Sumber: Bps Kabupaten Natuna Tahun 2015 Berdasarkan tabel 2,3 dapat diketahui bahwa Kabupaten Natuna memiliki usia produktif yang lebih tinggi yaitu 50% dari jumlah penduduk di Kabupaten Natuna berada pada usia produktif. c. Keadaan Penduduk Berdasarkan Ketenagakerjaan Berikut ini adalah keadaan penduduk Kabupaten Natuna berdasarkan ketenagakerjaan : 34
Tabel 2.4 Keadaan Penduduk Natuna Berdasarkan Ketenagakerjaan No Ketenagakerjaan Frekuensi (F) Persentase (%) 1 Angkatan Kerja 49832,08 66,48 2 Bukan angkatan kerja 25.126 33,52 Total 74.958 100% Sumber: Bps Kabupaten Natuna Tahun 2015 Berdsarkan tabel 2.4 di atas dapat diketahui bahwa penduduk natuna sebagian besar bekerja dengan persentase 66% hat tersebut didukung oleh umur penduduk Kabupaten Natuna yang produktif. d. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan sangat berpengaruh terhadap penyerapan teknologi dan pengetahuan yang diterima oleh masyarakan yang tentunya akan berdapak pada perilaku masyarakat. Keadaap penduduk Kabupaten Natuna tercantum dalam tabel 2.5 berikut : Tabel 2.5 Keadaan Penduduk Natuna BerdasarkanTingkat pendidikan No Umur (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%) 1 Tidak Sekolah 6746,22 9 2 SD 12742,86 17 3 SMP 17615,13 23,5 4 SMA 28109,25 37,5 5 Perguruan Tinggi 9744,54 13 Total 74.958 100% Sumber: Bps Kabupaten Natuna Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa rata-rata penduduk Kabupaten Natuna telah menyelesaikan pendidikan wajib 9 tahun dengan mayoritas warga memiliki latar belakang pendidikan yaitu lulusan SMA sebanyak 37,5 % dari total penduduk yang ada.
35
B. Profil Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna 1. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007 Tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Natuna menyatakan bahwa Dinas Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang kepariwisatan dan kebudayaan. Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna menetapkan visi yaitu :“ TERWUJUDNYA
NATUNA
SEBAGAI
KAWASAN
PENGEMBANGAN BUDAYA BANGSA“ untuk mewujudkan Visi tersebut, Dinas pariwisata Kabupaten Natuna menetapkan beberapa Misi diantaranya : a. Melestarikan Nilai serta Mengembangkan Keragaman dan Kekayaan budaya Bangsa dengan tetap menjadikan Budaya Melayu sebagai Payung Negeri b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia serta Pengelolaan Sarana dan Prasarana Kepariwisataan c. Mengembangkan Industri Pariwisata yang berdaya saing, Destinasi yang unggul serta Pemasaran dan Promosi Pariwisata yang berkelanjutan.
36
2. Struktur Organisasi Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna KEPALA DINAS Drs. H Syamsul Halil
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKERTARIS Subandi. S,sos., M.Si
SUB BAGIAN PROGRAM Esi Kuawati, SE
KABID SENI PERTUNJUKAN DAN DOKUMENTASI KEPARIWISATAAN Riswandi, ST.,MP
SEKSI SENI PERTUNJUKAN Rusdan Hadian, SE
SUB BAGIAN TATA USAHA Said Banjariza, SE
KABID DESTINASI PARIWISATA Toni Yulifandri, S.Pi
SEKSI DOKUMENTAASI KEPARIWISATAAN Isnaeni Mutiah, SHum
SEKSI PEMBINAAN & PENGEMBANGAN SARANA & PRASARANA WISATA Warnida, S.Pt
SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN Zaruddin, SE
KABID PEMASARAN PARIWISATA Drs. Marhafiz Lutfhi.,Msc
SEKSI OBJEK DAERAH TUJUAN WISATA ( ODTW ) Juliadi, ST
SEKSI ANALISA PASAR PARIWISATA, SARANA PROMOSI & KERJASAMA PARIWISATA Hendri Harianto, S.sos
SEKSI INFORMASI, PEMBINAAN & PENGENDAL IAN JASA USAHA PARIWISATA Marhadi, SP
Tugas dan fungsi masing-masing jabatan adalah sebagai berikut : 1. Kepala Dinas Pariwisata Bertugas melaksanakan ketentuan dan pengambilan keputusan Pengelolaan kegiatan kesekretariatan, meliputi perencanaan dan evaluasi keuangan, umum
dan
kepegawaian.
Penyusunan
program
di
bidang
pariwisata.perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan
37
teknis di bidang pariwisata.
Perumusan kebijakan teknis, fasilitasi,
koordinasi serta pembinaan teknis di bidang destinasi dan pemasaran pariwisata.Penyelenggaraan
dan
pengendalian
di
bidang
pariwisata.
Pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh bupati sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Seketariat Sekretariat mempunyai: tugas melaksanakan urusan surat menyurat, perleng-kapan, urusan keuangan, kepegawaian, urusan rumah tangga, penyusunan
peren-canaan,
mengumpulkan,
mensistiminasikan
dan
mengumpulkan program serta evaluasi. 3. Bidang Seni Pertunjukan dan Dokumentasi Kepariwisataan. Bidang Seni Pertunjukan dan Dokumentasi Kepariwisataan mempunyai tugas melaksanakan perumusan teknis, fasilitasi, koordinasi serta pembinaan dan pen-gembangan di Bidang Seni Pertunjukan dan Dokumentasi Kepariwisataan. 4. Bidang Destinasi Pariwisata Bidang Destinasi Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan tugas Dinas Pariwisata dalam mengembangkan sarana prasarana pariwisata dan objek dan daya tarik pariwisata buatan. 5. Bidang Pemasaran Pariwisata Bidang Pemasaran Pariwisata membantu kepala dinas dalam pemasaran pari-wisata khususnya promosi pariwisata, kerjasama regional dan internasional serta mengawasi dan menertibkan perizinan usaha pariwisata.
38
C. Potensi Wisata di Kabupaten Natuna 1. Wisata Alam a. Pantai Setai Pantai Setai berada dalam kawasan Kecamatan Pulau Tiga dan bersebelahan dengan Pulau Setanau. Pulau ini memiliki bibir pantai berkisar 5 meter saja namun anda akan disajikan beraneka biota laut seperti karang dan ikan yang seliweran di pinggir pantainya. Pulau ini juga menjadi destinasi favorit para wisatwan kapal Pesiar Natgeo Orion, dimana para wisatawan sangat suka melakukan aktivitas snorkeling dan diving. Pulau yang luasnya 2x lebih besar dari Pulau setanau ini menyimpan keeksotisan alam bawah lautnya, jika beruntung dapat menyaksikan sekelompok ikan dalam jumlah besar lewat di depan mata padaa saat snorkeling maupun diving.
Gambar 2.3 Pantai Setai Kabupaten Natuna
39
b. Pantai Cemaga Pantai ini terletak di kecamatan Bunguran Selatan melintasi 3 desa mulai dari desa cemaga selatan,cemaga kota hingga cemaga tengah. Bentangannya mencapai radius 5 Km. dari bibir pantai hingga tepian batas air laut ketika pasang mencapai 10-15 meter. Selain cantik, kealamiannya juga masih terjaga.Airnya yang jernih dengan serta merta mengajak kita untuk menceburkan diri dan bermalas-malasan di dalamnya. Nyiur melambai, airnya yang jernih, dan bongkahan batu besar yang bertebaran di sepanjang tepi pantai adalah hal menakjubkan yang tidak akan selesai diperbincangkan dalam semalam. Bentuknya pun sangat beragam, ada yang bulat, lonjong, hingga menyerupai gunung, atap rumah bahkan lambung kapal. Titik sebarannya mencapai empat kawasan dengan sebutan yang berbeda-beda.Sisi teluk yang berada di wilayah sebintang dinamai penduduk setempat dengan Batu kaun.Lalu berturut-turut disebut Batu Madu, Batu setapung hingga Batu kasah.Yang terakhir disebut dianggap sebagai kawasan bongkahan batu yang terluas dan memiliki pemandangan yang paling spektakuler dan bahkanada beberapa bongkahan batu yang terlohat seperti mengapung di atas permukaan air. Pantai Cemaga ini dikenal sebgai salah satu surga bagi para pemancing-mania, dimana-mana lokasi bisa dijadikan area untuk memancing.
40
Gambar 2.4 pantai Cemaga Kabupaten Natuna
c. Pantai Batu Catur Zaman dulu kala, penduduk Negeri Serasan dan Negeri Tanjung Datok sepakat membuat jembatan batu yang menghubungkan dua negeri
tersebut.
Tujuannya,
mempermudah
lalu
lintas
menuju kedua negeri tersebut. Inisiatif membangun jembatan itu muncul karena Puteri Langsai dari Negeri Serasanakan menikah dengan Putera Mahkota dari Kerajaan Tanjung Datok.Sebab Negeri Serasan dengan Negeri Tanjung Datok terpisah laut yang tidak begitu luas, dikenal dengan selat. Negeri Tanjung Datok, proses pembangunan jembatan tersebut sudah dimulai mengarah ke Negeri Serasan. Demikian juga dengan penduduk Negeri Serasan pun sudah memulai membangun jembatan mengarah ke
41
Negeri Tanjung Datok. Sebelum jembatan rampung dikerjakan oleh kedua penduduk negeri itu, keburu air laut mengalami pasang.Saat itu, hulu
balang
bertugas
mengawasi
proyek
tersebut.
Bukannya
memberikan pengawasan atau pun arahan kepada rakyatnya, melainkan mereka menyibukkan diri dengan bermain catur.Sehingga proyek raksasa kedua negeri itu tidak bisa terselesaikan.Menerima kenyataan proyek pembangunan jembatan itu tidak selesai, maka raja pun menjadi murka. Raja memarahi hulubalangnnya sambil menghamburkan dan menendang-nendang
catur
tersebut hingga berantakan.Imbas
dari
kemurkaan Sang Raja, meninggalkan bekas hingga saat ini. Yakni bebatuan yang menyerupai batu catur dan lengkap dengan papan catur bermotif kotak-kotak.Batu tersebut pada akhirnya oleh masayarakat Natuna sebagai Batu Catur
42
Gambar 2.5 Pantai Batu Catur Kabupaten Natuna
d. Air Terjun Gunung Hiu Lokasi wisata air terjun di Gunung Air Hiu terletak di Desa Ceruk, lokasinya juga dekat dengan bjek Wisata Pantai Teluk Selahang atau lebih dikenal sebagai Pantai tanjung.Lokasi yang diresmikan tahun 2012 oleh Bupati Natuna ini awalnya hanya sebuah ladang durian, cengkeh dan kelapa. Di sekitar air terjun ini terdapat sejumlah kolam buatan yang isinya terdiri dari berbagai macam jenis ikan air tawar yang sengaja dipelihara.Seperti ikan mas, ikan koi dan lain-lain. Di saat santai pengunjung bisa memberi makan ikan tersebut dengan pakan yang telah disediakan oleh penjaga di sana. salah satu keistimewaan air terjun ini, adalah airnya dingin walaupun matahari bersinar terik. Selain itu,
43
terdapat sejumlah fasilitas permainan anak-anak yang dapat digunakan gratis. Juga terdapat area permainan outbond di bagian luarnya,dan pada musim Durian tempat ini akan dibanjiri oleh buah berduri yang nikmat tersebut, dengan harga dan ukuran yang bervariasi. Menurut cerita masyarakat ada legenda tentang air terjun di Gunung Hiu yang terletak di Desa Ceruk Kecamatan Bunguran Timur Laut Kabupaten Natuna.Ceritanya, pada suatu masa air laut naik ke daratan sampai mencapai dataran sekitar Gunung Ranai.Dan, pada saat itu ada ikan hiu yang terikut arus.Sehingga ketika air surut ikan hiu tersebut terjebak pada cekungan air yang ada di dataran Gunung Ranai.Cekungan air tersebut secara alami lama-lama membentuk saluran ke bawah yang menyerupai air terjun. Sejak itu masyarakat sekitar Desa Ceruk menyebut daerah ini dengan sebutan Air Terjun Gunung Hiu Gambar 2.6 Air Terjun Gunung Hiu Kabupaten Natuna
44
2. Wisata Budaya a. Mendu Natuna Kesenian Mendu yang berasal dari Provinsi Kepri tepatnya Kabupaten Natuna yakni wilayah Bunguran telah ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia yang tak berupa benda.Direktur Jenderal Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan saat ini ada sebanyak 2.632 warisan budaya tidak benda yang terdaftar. Selanjutnya mulai tahun ini dibentuk tim untuk melihat kembali 2632 warisan budaya satu per satu untuk ditetapkan. Kesenian Mendu menceritakan tentang Kerajaan Langkadura pada zaman dahulu. Singkatnya pada suatu hari putri raja ingin bermain-main kesuatu tempat, namun sang ayah(raja) keberatan mengizinkan permintaannya itu, namun si anak tetap memaksa, hingga ayah mengabulkan permintaan anaknya itu. Putripun pergi yang didampingi oleh dayang-dayang kerajaan, ketika sedang bermain, tiba-tiba putri berubah menjadi seekor gajah putih, ternyata ada seorang pria yang suka pada putrid ini, dan meminta kepada jin beruk (seperti monyet) merubah wujud sang putrid,dayang-dayangpun kaget melihat hal itu. Tidak lama kemudian datanglah dua orang pemuda lewat, dan kedua orang itu melihat gajah putih itu. Pemuda ini bernama Dewa Mendu (sekedar nama dewa,tapi bukan dewa), pemuda ini berhasil mengembalikan wujud asal putri ini. Setelah itu putri pun pulang dan membawa kedua pemuda dibalai kerajaan. Sesampai disana,putrid menceritakan kejadian
45
dengan ayahnya, dan ayahnya bertrimakasih pemuda itu, dan akhirnya Dewa Mendu menikah dengan putrinya itu. Gambar 2.7 Mendu Natuna
b. Tari Ayam Sudur Kesenian ini sering dilakukan masyarakat dalam pesta pernikahan adat.Ayam sudur sering dimainkan oleh masyarakat Kecamatan Bunguran Timur Laut.Tapi kesenian ini sangat monoton gerakannya. Gambar 2.8 Tari Ayam Sudur
46
c. Kompang/Qasidah Natuna Kompang merupakan kesenian yang bernuansa islam. Biasanya digunakan untuk menyambut atau mengiringi kedatangan para tamu besar dan juga sering dimainkan untuk acara pernikahan. Personilnya terdiri atas wanita saja Gambar 2.9 Kompang/ Qasidah Natuna
d. Kesenian Alu Dahulu pada saat musim panen dan menuai padi, datanglah saat-saat yang ditunggu da amat menyenangkan.Sebagian dari hasil panennya disimpan dilumbung dan sebagiannya diolah secara tradisional pula dengan menggunakan satu buah lesung besar dengan beberapa "anak Alu".Selain itu merayaka pesta panen masyarakat juga membuat emping.Sambil membuat emping dengan menggunakan anak alu yang terdiri dari berbagai macam ukuran hingga menimbulkan nada-nada yang khas dan memberikan nada-nada yang indah tersendiri.Dari nadanada tersebut terciptalah beberapa lagu.Lagu tidak dinyanyikan dengan
47
suara penumbuk alu, melainkan suara yang timbuk dari hentakan alu dan lesung tersebut. Kesenian Alu sering dibawakan oleh tim kesenian dari Kecamatan Bunguran Timur laut. Gambar 2.10 Kesenian Alu
3. Wisata Kuliner a. Kernas Kernas adalah makanan khas asal Natuna sejenis kue yang terbuat dari campuran ikan dan sagu. Dua jenis bahan baku ini dikaloborasi menjadi kuliner yang enak dan gurih. Rasanya tentu tidak terlepas dari rasa ikan segar asli Natuna. Bentuknya berkeping-keping dan terdapat buliran sagu butir dipermukaan maupun didalamnya.Makanan ini sangat mudah didapatkan, jika anda sudah berada di Pulau Natuna.Kernas biasanya di jual di pinggir - pinggir jalan dan di lokas-lokasi wisata yang ada di Kabupaten Natuna.Biasanya pada hari libur seperti hari minggu sangat banyak sekali orang yang berjualan kernas ini dipinggir
48
jalan.Terutama jalan yang menuju kelokasi wisata seperti mau ke pantai Cemaga.Setiap hari minggu banayak sekali masyarakat natuna berkunjung ketempat wisata ini, hanya untuk menikmati kernas bersama keluarga dan menikmati keindahan Alam Natuna. Gambar 2.11 Makanan Karnas
b. Lempar Makanan ini sudah dikenal oleh seluruh penduduk yang ada di 12 Kecamatan di Kabupaten Natuna.Karena rasanya yang enak, sampai sekarang masih tetap menjadi kue yang paling diminati oleh anak-anak maupun orang dewasa.Di warung kopi juga banyak tersedia jenis makanan ini.Lempar Natuna terdiri atas 2 macam, yakni terbuat dari parutan ubi kayu dan beras ketan/pulut, namun bagian dalamnya samasama berisi abon ikan pedas.Kuliner Natuna memang identik dengan campuranikan, ini dikarenakan laut Natuna dikarunia oleh Allah SWT hasil laut yang melimpah.Bagian luar dari lempar ini dibungkusi dengan daun pisang.Dalam pembuatannya memerlukan tahap pemanggangan
49
sehingga tidak heran ketika anda membuka bungkusan daun pisang terlihat bagian luar dari parutan ubi kayu agak hangus, namun rasanya tetap gurih.Sebaiknya, lempar lebih enak dicicipi ketika masih panas. Jika anda ke Natuana jangan lupa untuk mencicipi makanan khas Natuna yang satu ini, karena anada akan hanya menemukannya di Natuna. Gambar 2.13 Makanan Lempar
50