Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Bab B II
TINJA AUAN HAKE EKAT OBYE EK STU UDI
2.1 Peng gertian Ob byek Studi 2.1.1 Pengertia an seni Seni adallah keahlia an membu uat karya bermutu b dan karya yang dicipttakan dengan keahllian dan perasaan p y yang luar biasa (Ka amus Besa ar Bahasa Indonesia,,Kashiko). Pada hakkekatnya seni merupakan semu ua kegiatan rohani/b batin manu usia yang melibatkan n seluruh daya dalam m dirinya (kesadarran dan perasaan)) dalam berkomun nikasi dengan alam (termasuk dirinya)) yang mengeilingi m inya sehingga membentuk pe engalaman n estetik, yang kem mudian mendorong jiwa usia untukk mewujud dkan kemb bali lewat simbol te ertentu seb bagai manu suatu u karya se eni. Seni ju uga menya angkut kua alitas yang g integral yang hadirr disemua kegiatan yang dila akukan ole eh semua a orang dalam lingku ungan seh hari-hari, sehingga seni seb bagai refle eksi kehidupan masyyarakat. Seni be erkaitan dengan d ke eindahan/e estetika, d dapat bersifat menghibur dan dapat dinikkmati oleh semua ka alangan ma asyarakat. Seni pakan ele emen keh hidupan masyaraka m at, sehing gga meng gikuti merup perkembangan budaya manusia. Dalam kaitan k ini memuncu ulkan pembagian senii menjadi : a. Se eni tradisio onal denga an pengerrtian seni yang y bera asal dari trradisi suatu daerah h. eni moderrn yang perkemba angnnya sampai s ta ahun 1970 0-an, b. Se did dasari oleh h prinsip modernism m m yaitu me enitikberatkkan pada nilainilai universa al dan keabsolutan.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐17
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
c. Se eni kontem mporer adallah seni ya ang dikaitkan dengan n waktu, prroses din namis dan n pluralism me. Menuru ut Hilton Kramer K sen ni kontemp porer ditterjemahka an sebagaii munculny ya perkembangan se eni tahun 19701 an n yaitu ke ebosanan pada kemapanan dan kera asionalan seni mo odern. Se ementara Douglas Davis me enafsirkan masa pasca p mo odern sebagai kemb balinya upa aya menca ari nilai-nillai budaya a dan ke emasyaraka atan
dala am
berke esenian.
Oleh
ka arenanya
seni
ko ontemporerr percaya pada perk kembangan n seni dala am batas-b batas ke enegaraan,, berinteraksi dengan n kesenian n tradision nal dan bersifat hu umanis (Jim m Supangkkat,1992). 2.1.2 Pengertia an Pertunjjukan Pertunjukan (perfo ormance) secara s umu um mempu unyai arti suatu s bentu uk karya seni yang diciptakan d melalui prroses, pera asaan kita a dan pengalaman ba atin seniman yang diekspresik d kan dalam bentuk musik, m tari, drama atau a teate er. Menurut Edi Sedyawati S hakekat seni pertunjukan
a adalah
g gerak,
perubahan p
keadaa an
karenanya
substtansinya terletak t p pada imajiinasi serta a prosesn nya sekalligus. Dalam m seni pertunjukan n terjadi komunikas k si antara penonton dan pema ain sehingga tercipta a pengalam man batin di antara a ke dua belah b pihakk (Edi Sedyyawati,198 81). 2.1.3 Pengertia an Seni Pe ertunjukan n Seni pe ertunjukan (Bahasa Inggris: performanc p ce art) ad dalah karya a seni yang g melibatka an aksi ind dividu atau u kelompokk di tempatt dan waktu u tertentu. Performance biasanya meliba atkan emp pat unsur yaitu, y waktu u, ruang, tubuh si seniman dan hubu ungan seniman dengan penonton. Meskipun seni pe ertunjukan bisa juga a dikataka an termasu uk di dalam mnya kegiatan-kegia atan seni mainstream seperrti teater, tari, musikk dan sirku us, tapi bia asanya kegiatan-keg giatan senii tersebut pada umum mnya lebih h dikenal dengan d isttilah 'seni pertunjuka an' (perforrming arts). Performin ng arts ada alah istilah yang biasa anya meng gacu pada a seni Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐18
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
konse eptual ata au avant garde g yang g tumbuh dari seni rupa dan n kini mulai beralih ke e arah seni kontempo orer. Beberapa fungsi seni s pertun njukan dallam lingkungan ethn nic di Indon nesia adala ah: a. Pe emanggil kekuatan k ga aib, b. Pe enjemput ro oh-roh pelindung unttuk hadir di tempat pemujaan, c. Me emanggil roh-roh r baik untuk me engusir roh h-roh jahatt, d. Pe eringatan kepada k ne enek moya ang denga an menirukkan kegagahan ma aupun kesigapannya a, e. Pe elengkap upacara u sehubungan peringattan tingka at-tingkat hidup h se eseorang, f. Pe elengkap upacara u se ehubungan n dengan saat-saat tertentu dalam pe erputaran waktu, w g. Pe erwujudan dorongan n untuk mengungkapkkan keinda ahan sema ata. Namun kenyataan k menunjuk kkan bahw wa seni pertunjukan yang berassal dari lingkungan n-lingkungan ethnicc tersebu ut kebany yakan berke embang di kota-kota a, suatu tempat kedu udukan yang mempu unyai sekellompok ciri c umum m. Kesenian yang dipindah hkan ke kota meng galami peru ubahan da alam berba agai hal, an ntara lain : a. Da alam kaitannya deng gan tata hidup h makka suatu p pergelaran seni ha anya dise elenggarakan di te empat
da an waktu
yang sudah
dittentukan. Dengan adanya a pe erlengkapan teater b berupa sis stemsisstem tata cahaya, tata suara dan ta ata penta as, maka sifat pe ertunjukan pun disesu uaikan den ngan itu. b. Da alam
rasa a
harmon ni,
maka a
suatu
pergelaran
seni
tidak
disselenggara an dalam waktu yan ng cukup lama (leb bih dari 3 jam) ka arena hal te ersebut dia anggap terrlalu memb bosankan d dan berlebihan, tidak sesuai denga laju u kehidupa an kota. c. Da alam idea al-ideal, maka m perw watakan dalam pe ergelaran seni dissesuaikan dengan nilai-nilai kotta.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐19
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
d. Da alam poko ok pembiccaraan, maka m perg gelaran se eni yang tidak me empunyai patokan te ertentu ak kan mengikkuti gaya b berbicara yang ad da di kota. e. Da alam baha asa maka a pergelaran seni menggun nakan bah hasaba ahasa yang g dapat dite erima oleh h penonton. Jenis seni pertunju ukan a. se eni akrobat, b. wa ayang kulitt, c. ko omedi/lawa ak, d. tarri, e. pe entas musikk, f. op pera, g. tea ater, h. film m dan lain--lain. Secara umum u senii pertunjuk kan dapat digolongka d an menjadi : a. Se eni musik Adalah ungkapan u batin yan ng dinyatakan denga an irama nada ya ang melod dis. Melod di seni musik m adalah suara, karenanya pe engamatan n
seni
m musik
lebih
pada a
pengam matan
au uditif.
Pe ertunjukan musik ada a bermacam-macam, antara laiin musik kllasik, mu usik jazz, musik m pop,, musik roc ck dan lain-lain. •
Musik kla asik Ad da beberapa tipe mu usik klasik yang terlihat dari jumlah pemain musik yan ng digunak kan dalam m orchestra a tersebutt dan jumlah penyanyiny p ya : Symp phony orch hestra deng gan 90-120 0 pemain musik dan n 100 penya anyi denga an seorang kondukttor dan pe enyanyi utama serta pemain musik utama a. mber Cham
orch hestra
de engan
40-50
pem main
dengan
kondu uktor, kad dang terda apat soloists dan atau peny yanyi dalam m jumlah ke ecil. Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐20
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Smalll ensemblle dengan n beberapa pemaiin musik dan beberrapa penya anyi. De engan orch hestra dan paduan suara s pada a konser musik m klasik, fo ormat untuk pertunjuk kan langsu ung tidak p pernah berubah sejak aw wal abad 19. Konduk ktor berdiri di bagian n depan tengah dari orch hestra dan kadang berada b di rostrum r de engan peny yanyi utama dan paduan n suara ya ang berada di belakkang orche estra. Jumlah penampil bisa berrubah-ubah sesuai dengan jenis pertunjukkan yang ditampilkan, tapi fokkus utama dari orchestra adalah penyanyi p u utama dan paduan suara s yang g dipandu oleh kondukto or. Dalam konser pia ano, pemaiin piano be erada di depan kondukto or dan terle etak di plattform. Beb berapa kom mposisi mo odern orchestra a
dapat
menguba ah
formatt
tradision nal
orche estra,
sebagai contoh, penyanyi utama tidak be erada dian ntara orchestra a dan kada ang berada a di antara a kursi penonton. Kua alitas suara
s sangat
diperlukan karena
penonton
harus dapat d
mendeng gar musik yang disajikan ada dengan d baiik. •
Jazz d New Orleans O ya ang beraka ar dari AffrikaJazzz lahir di Amerika, merupaka an percam mpuran darri jenis mussik folk, go ospel, dance band, b gyp psy. Memiliki jenis yang berrbeda-bea dan tersusun n dalam ko ombinasi ensemble e dan perm mainan tunggal, rhythm yang y kuat, improvisas si. Jazz be erkembang g dari konser inforrmal ke kkonser formal. Penampilan jazz dapat d mem minjam forrmat dari ssebuah tempat konser dan ruang g pertunju ukan untu uk mengap presiasi musik m tersebut..
Skala
perkumpu ulannya
lebih
me engarah
pada
kedekata an hubungan antara penampil dengan pe enonton da an ini kadang dapat terrjadi deng gan konekktivitas akktivitas be erupa d minum m dalam su uatu klub. Eksklusivitas dari musik m makan dan
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐21
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
jazz
sa angat
jarrang
sehingga
pe erkumpulan nnya
me enjadi
menonjo ol. Ju umlah pem main tungg gal, trio, grup menca apai 10 orrang. Pada jen nis jazz orchestra o mencapai m 30 orang dengan so oloist sebagai penyanyi dan d pemain musik. •
Musik Po op/Rock Ko onser pada musik popular, pe emain kada ang terdap pat di panggun ng dan terle etak dibela akang penyanyi dan penari . Fokus F dari pen nyanyi utam ma atau grup g penya anyi dapatt terbantu oleh penari atau a pun penyanyi yang lain n. Pemain n musik dapat d mencapa ai 50 orang g dan kerasnya musik adalah n normal. Pa ada konse er musik rock r hanya terdapat grup pemain musik dan d atau penyanyi, tidak dengan jenis musik yang normal te etapi meng ggunakan gitar elekttronik seba agai instrument utama dalam d mussik ini. Mu usik rock berasal d dari perpaduan musik jazz, folk dan mu usik popular. Musik rock dapat d dikembangkan den ngan panggung yang g memiliki tema dan efek pencaha ayaan dalam skala ya ang besar dan d spekta akuler. An ntara musiik popular dan musikk rock terikkat oleh ru umah produksi dan mengadakan konser k dengan penyyanyi dan grup yang ad da untuk meningk katkan popularitas. Konser yang diadakan n dengan penonton yang besa ar bahkan sangat besar. Jumlah penonton mulai da ari 10.000 orang hingga 100 0.000 orang. Konser K biassanya diadakan di sta adion olah raga, di ta aman terbuka dan ruang g terbuka yang y terad daptasi darri event ko onser outdoor seperti memiliki m in ndoor yan ng besar dan tertutup, contohnyya
arena a.
Layarr
video
yang
besar
untuk u
memperllihatkan pe ertunjukan n yang ada a di pangg gung sehingga penonton n dapat mendengar m musik ya ang disajika an serta dapat d melihat pertunjuka annya wa alaupun berada b di tempat yang sangat ja auh. Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐22
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
b. Se eni tari/gera ak Adala ah ekspresi jiwa manusia m y yang diwu ujudkan dalam be entuk
rittmis dari suatu ge erak yang g indah. Oleh Bagong
Ku ussudiharja a tari dide efinisikan sebagai keindahan k n dari ang ggota ba adan yang g bergerakk harmonis, dinamiss dan berrirama dim mana ma ateri dasarrnya adala ah gerak da an ritme. Tari T mengg gunakan musik m se ecara langssung maup pun berasa al dari musik yang ssudah direkam. Ta ari dapat te erbagi men njadi tari tra adisional dan tari modern. Tari tradisional adalah ta ari yang be erasal dari daerah suatu s ba angsa yang g memiliki kekhasan n tertentu dan memiliki cerita yang dia ambil dari legenda a daerah tersebut. Tari trad disional masih m me emperhatikkan
gera akan-gerak kan
dasa ar
yang
ada
dalam
ke ebudayaan tersebut. Tari modern adalah a ek kspresi da ari jiwa m manusia yang be entuknya cenderung c abstrak. Tari T moderrn kadang menggunakan mu usik baik musik lan ngsung ma aupun reka aman dan n kadang tidak me enggunaka an musik. Menurut Sumarryono dan Endo tarri adalah jenis kese enian yang terkait langsung dengan d ge erak tubuh manusia. Tubuh me enjadi ala at utama dan gera ak tubuh merupakan media a dasar untuk u me engungkap pkan ekspresi seni tari. t Gerakk tari adalah gerak yang telah distilisa asi sehing gga gerak tampak seolah-ola s ah gerak lepas (tid dak berka aitan arti) tetapi ap pabila disa ajikan dala am wujud d tari me enimbulkan n kesan be ermakna sesuai s den ngan tujuan tarian. Dunia D tarri jawa me encapai pu uncaknya dan d menya andang se ebutan seb bagai seni adiluhu ung denga an adanya a kemapanan secarra estetik dan tekknik pada tari jawa. Hal ini dic cermati mu ulai dari olah kepriba adian da alam istilah h jawa (un nggah-ungg guh), sampai pada filsafat ten ntang kehidupan manusia. Kehadira an tari ja awa meru upaka konsep kekuasaan raja/legitim masi raja. Gerak-g gerak dalam tari jawa me engandung g makna falsafah yag y tinggii. Para em mpu tari jawa Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐23
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
me engawali penciptaan p nnya denga cara me elakukan o observasi yang lua as dan den nga waktu yag cukup p lama, terhadap feno omna-fnom mena ala am
dan
lingkung gan
serta a
terhada ap
berba agai
mas salah
kemanusiaan n. Perlu diyakini bah hwa ketika a mereka b berproses juga elakukan percobaan n melalui kerja an nalisis pe enciptaan atau me pe enyusunan atau guba ahan. Hal ini terbuktti bahwa w wujud dari hasil be erproses itu sama sekali berb beda dengan kenyattaan fenom mena ala am, merekka secara cermat c melakukan prroses peng gayaan dengan me emperhatikkan tubuh h penari sebagai s alat ungkap. Maka tidak me engherankkan bila gerak-gera g ak tari ya ang dihassilkan memiliki estetika yang g cukup tin nggi serta memiliki makna m falsa afah hidup bagi kehidupan so osial masyyarakat. Ke etika para empu e tari jjawa berprroses secara sad dar juga mempertimbangkan n konsep "rasa” yang erupakan jiwa dari tari yang g diciptaka an. Selain itu kaitannya me de engan rasa a juga mem mperhatika an konsep sengguh, mungguh h dan lun ngguh. Berrbagai info ormasi sec cara lisan dari d para g guru dan empu e tarri di kerato on dalam mengawal m i penciptaa an jogged mereka selalu s ad da doronga an jiwa seb bagai “ruh”” daya ciptta yang dissebut net, yang na antinya akkan menim mbulkan krenteg k (d dorongan daya kre eatif), sehinga me enuju pada karep (kehendakk agar p punya makna), selanjutnya akan menimbulkan urip (hidup p) yang be erarti ada urub (nyyala energi). Tari jawa secara keselurruhan aka an tampakk sebagai satu jen nis tari dae erah yang ditandai d oleh sejumla ah ciri umu um yang sama. Cirri-ciri ini antara a lain n adalah sikap s dada yang te egap, lang gkahlan ngkah yan ng tenang terukur, gerak-gera g k lengan d dengan va ariasi ara ah yang lu uas tetapi dengan posisi p stabil pada sikku, gerak yang serba haluss tertahan n, gerak-g gerak lehe er yang terolah dalam be erbagai va ariasi, pe enggunaan n selenda ang untukk memperluas kemungkinan n bentuk, serta s tarika an wajah yang tidak ““dimainkan n”.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐24
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Dalam m
tari
te erdapat
berbagai b
macam
konsep
yang
terrkandung di d dalamnyya, antara lain l : a. Konsep be entuk (wad dag dan tan wadag) Bentuk ge erak tari tradisi t membedakan n ungkapan antara yang lemah dan n yang kua at. b. Konsep ku ualitas dan n bentuk se ebagai eksspresi Tari tradissi memperhatikan kualitas k ge erak sebag gai kriteria dan jenis eksp presi seni. c. Konsep ka arakter Tari tradisi memperhatikan karakter pada tia ap tokoh atau peranan sebagai s sumber gara apan tari. d. Konsep piidakan Tuntutan kemampu uan penya aji dalam menyamp paikan karakter dari segi penggunaa p an irama. e. Konsep ko omposisi irringan Pengguna aan iringa an (karaw witan) mem mpunyai berbagai cara hubungan n antara ko omposisi ge erak dan komposisi k iringan. f. Konsep ko omposisi alur a mbany yu mili Tari tradissi pada umumnya mempunya m ai ciri kom mposisi dengan alur mban nyu mili yairu suatu ra angkaian suasana s ya ang continu u. g. Komposissi pola lanta ai Dengan adanya a be entuk pemanggungan yang kh has maka pola lantainya
juga
m memiliki
ciri-ciri c
ya ang
berbe eda
sehingga
menunjukkkan nilai yang estetik k. h. Konsep ria as busana Selain wa arna dan bentuk b seb bagai perw wujudan e ekspresi, watak w dan suasa ana, maka a batik ya ang kekaya aan polanyya mempu unyai peranan dalam d mem mberikan nilai khas da alam rias b busana.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐25
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
i.
Konsep se engguh mu ungguh Seorang penari dii tuntut memiliki m k kemampua an berekspresi sesuai dengan isi jiw wa maupun watak da ari tari terssebut sehingga tarian terssebut dapa at hidup.
j.
Konsep ha astasawan nda Tari tradisi pada umumnya u mempunyyai konsep p estetik yang an dalam tuntutan le ewat segi tehnis. P Pada umum mnya diwujudka komposisii selalu diharuskan memenuhi kriteria tertentu yang sesuai dengan suatii tari tradisi setempatt.
k. Konsep issi Tari tradissi banyak yang me enampilkan n isi yang premier mempunyyai
nilai-n nilai
tenta ang
pand dangan
h hidup
dan
seb bagai
pengejawa antahan ciri c dan co orak buda aya kita yyang tinggi. Isi dalam tarri tradisi banyak b yang sesuai dengan nilai Panc casila sebagai sumber s hid dup tentan ng sikap dan d cita-ciita. Tari trradisi bukan han nya sejeniss hiburan ringan. r l.
Konsep ro ohani yang g wigati dalam garapa an tari trad disi Tari sebagai pernya ataan budaya yang memiliki iisi yang cukup c tinggi nilainya serta adi luhung g. Karena di dalamn nya mempu unyai makna sebagai s suatu waw wasan yang mencerminkan dan menunjukkkan betapa tinggi harkat dan marttabat man nusia Indonesia di masa la ampau. Untukk tari gaya Surakarta a merupakkan gaya yyang meng garah
pa ada gaya romantik. Ciri-ciri sttilistik gayya tari Surakarta ad dalah lem mah gemulai, anekka ragam dan ring gan, yang g menemukan be entuknya yang y paling g indah di dalam tari-tarian la aki-laki maupun pe erempuan yang bercorak halu us. Dalam m kaidah tari Surak karta, da asar melakkukan tari muncul ko onsep yan ng dikenal dengan Hasta H Sa awanda ya aitu pacakk, pancat,, ulat, lullut, luwes,, wilet, irrama, ge endhing. Pengg golongan perwatakan p n tari yang diikuti gayya Surakarrta. Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐26
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
a. Gaya tari putri : end del (“pangikut” denga an kepala lurus kedepan gan suara lantang dan d agak terputus-p putus dan berbiicara deng untuk men nunjukkan sifatnya yang y berse emangat) d dan oyi (ke epala sedikit me enunduk dan berbica ara dengan n suara lem mbut dan agak sayu untuk menunju ukkan sifat penurut). b. Gaya tari alusan : lu uruh dan la anya. n. c. Madyatayya/katongan n. d. Dugangan apang kassatryan. e. Bapang/ba eglong. f. Bapang je Suatu gaya perrgelaran ta ari dapat menjadi m identitas penting ba agi suatu kelompok. k Gerak-ge erik kepala a juga gerrak-gerik tubuh ba agian lainnyya dilakukan dengan n anggun dan d kesekksamaan dalam tem mpo
yang g
lamban n
dan
gaya
yang g
mengallir
yang
bias
dip perbanding gkan denga an arus airr yang men ngalir (mba ayu mili). c. Se eni teater/d drama Adala ah kegiatan n manusia yang seccara sadar menggunakan tub buhnya se ebagai media utam ma untuk menyatakkan rasa dan ka arsanya ya ang diwuju udkan dalam suatu u karya sseni. Bebe erapa de efinisi men nyatakan seni s teaterr melibatkan sebagiian besar seni pe ertunjukan dan mencangkup se eluruh makkna seni pe ertunjukan yaitu dra ama, kome edi, musika al, opera ta ari dan musik. Ada beberapa skala drrama, yaittu skala besar dengan pe emain yang g berjumla ah lebih da ari 20 orang, skala m medium dengan pe emain berju umlah 20 orang, ska ala kecil de engan pem main berjumlah 10 0 orang. Drama D lebih meneka ankan pad da dialog antar pem main. Dia alaog terssebut men nceritakan suatu permasalah p han yang ada did dalam kehiidupan seh hari-hari manusia. m Drama merupa akan intre epretasi dari naska ah yang telah dib buat, dram ma juga da apat memb berikan ko omunikasi antara pemain de engan peno onton deng gan akting dan settin ng. Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐27
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
d. Se eni opera a adalah kombinasi antara drama d dan musik yang Opera terrdapat berbagai ma acam ritua al dalam pelaksana aannya. Dialog D da alam opera a berbentuk lagu yan ng kemudian diiringi oleh orchestra ya ang didalam mnya juga terdapat penyanyi p u untuk meng giringi jalannya pe ertunjukan. Musik ya ang digunakan adallah musik klasik. Dalam pe ertunjukan opera, permasalah akustik a sangat diperrhatikan ka arena ke esalahan pada p akusttik dapat mengurang m gi keindaha an pertunjukan op pera karena a musik ya ang tersam mpaikan ke e penonton n menjadi tidak jelas atau tid dak bagus untuk dide engar. Forma at gedung opera da ari jaman tradisional t hingga ja aman mo odern tida ak banyakk mengala ami peruba ahan. Forrmat utamanya ad dalah pan nggung prroscenium dengan orkestra yang be erada dia antara pan nggung uta ama dan penonton. p Terdapat pula konduktor ya ang
berdiri
didepa an
orches stra
yang g
bertuga as
mengo ontrol
pe ermainan musik m orche estra dan penyanyi serta s pema ain yang ada di pa anggung. Ada beberapa b m macam ska ala produkssi drama : •
Opera a skala be esar yang terdiri t dari 200 pema ain yang terdiri dari pemusik da an pemain peran.
•
Opera a skala sta andar yang g terdiri darri 120 pem main yang terdiri dari pemusik da an pemain peran.
•
Opera a skala ka amar yang terdiri darri 50 pema ain yang terdiri dari pemusik da an pemain peran.
•
Opera a skala keccil yang te erdiri dari 15-20 pemain yang terdiri dari pemusik da an pemain peran.
e. Se eni wayang g kulit Wayang kulit adalah seni s tradiisional Indonesia yang terrutama be erkembang g di Jawa a. Wayang g berasal dari kata 'Ma Hyyang' yang artinya menuju kepa ada roh sp piritual, dew wa, atau Tuhan Ya ang Maha Esa. Ada juga j yang mengartikkan wayang g adalah is stilah Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐28
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
ba ahasa Jawa a yang berrmakna 'ba ayangan', hal h ini dise ebabkan ka arena pe enonton juga bisa menonton m wayang dari d belakkang kelir atau ha anya bayan ngannya saja. s Wayang kulit dimainkan n oleh seo orang da alang yang g juga me enjadi narrator dialo og tokoh-ttokoh way yang, de engan diirin ngi oleh musik m gam melan yang g dimainka an sekelom mpok na ayaga dan tembang yang y dinya anyikan ole eh para pesinden. Da alang me emainkan wayang ku ulit di balik k kelir, yaittu layar ya ang terbuatt dari kain putih, sementara s di belakan ngnya diso orotkan lam mpu listrik atau lam mpu minya ak (blencon ng), sehing gga para penonton p yyang berad da di sissi lain dari layar dap pat melihatt bayangan wayang yang jatu uh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wa ayang (lakkon), peno onton ha arus mem miliki pengetahuan akan toko oh-tokoh wayang yang ba ayangannya a tampil di layar. Secarra umum wayang mengambil cerita dari na askah Ma ahabharata a dan Ra amayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pa akem (stan ndard) terssebut, ki dalang d bisa a juga me emainkan lakon ka arangan (gu ubahan). Pertun njukan wayang w ku ulit jawa diiringi d dengan musik m (se eperangka at gamelan) yang terdiri da ari bebera apa instrumen. Me enurut trad disi kraton n, pertunju ukan waya ang kulit d diiringi dengan ga amelan lara as slendro o. Namun zaman z pemerintaha Paku Buw wana X, terjadi perrubahan in nstrument. Hal ini terjjadi karena a fungsi iringan da alam pakelliran sangat penting g dan san ngat meno onjol. Untu uk itu pe erangkat ga amelan sle endro dan pelog merupakan keharusan yang ha arus dipersiapkan dallam setiap pertunjuka an wayang g. Dalam trradisi kra aton Surakkarta, gend dhing-gend dhing yang mengiring gi wayang telah dip pilih dan disesuaikan n dengan to okoh yan ditampilkan d n. Pada awalnya wayang kulit lebih h bersifat kejiwaan dan kerohanian, dengan itu kita diajar d men ngenal diri sendiri dan kehidupan yag konkrit. Pergelara an wayang g kulit bukan pertunjukan pe engalam ba atiniah ora ang jawa semata, tetapi pang galaman hidup h Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐29
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
ma anusia universal. Dewasa ini pertunjukkan wayan ng kulit selain s be erfungsi se ebagai pen nggarapan pengalam man jiwa, juga berfu ungsi sebagai hibu uran, pene erangan da an sebagaiinya. Gend dhing-gend dhing yang diguna akan untukk mengirin ngi pertunjukan wayyang kulit gaya Su urakarta da apat dikelo ompokkan menjadi beberapa b kkategori an ntara lain : gendhiing patalon n atau talu u, gendhin ng pathet n nem, gend dhing pa athet sanga a, dan gendhing path het manyurra. Waya ang kulit adalah a salah satu bentuk b perrtunjukan yang sp pektakuler di daera ah orienta al. Lebih dari itu, wayang kulit me enyajikan pertunjuka p an yang be ernilai, sebuah upaca ara penting g dan me erefleksika an permasa alahan hidup sehari-h hari dalam m budaya ja awa. f. Se eni ketopra ak Ketop prak (baha asa Jawa:: kethopra ak) adalah h sejenis seni pe entas yang berasal dari d Jawa. Dalam sebuah penttasan ketoprak, sandiwara yang y disellingi deng gan lagu-la agu Jawa, yang diiiringi de engan gamelan disajikan. Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprrak bermacamma acam. Biasanya diambil dari cerita c lege enda atau sejarah Jawa. J Ba anyak pula a diambil ce erita dari luar negeri. Tetapi te ema cerita tidak pe ernah diam mbil dari re epertoar cerita c eposs (wiracaritta): Ramayana da an Mahabh harata. g. Se eni wayang g orang Wayang orang adalah a sejenis seni pentas yan ng berasal dari Ja awa. Dalam m sebuah pentasan n wayang orang, sa andiwara yang disselingi den ngan lagu u-lagu Jaw wa, yang diiringi d dengan gam melan dissajikan. Wayang wong merupakan m n peniruan n ketat atass wayang kulit. Pe ergelarannyya diselenggarakan oleh sejum mlah banya ak penari yang dilatih denga an sunggu uh-sungguh h, tampil dalam d bussana batik tulis yang indah, berperhia asan mas s intan pe ermata dan diiringi oleh
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐30
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
ge endhing-ge endhing ga amelan ya ang nyarin ng, pastilah memberikan kesan tentan ng kebesarran dan keindahan ya ang gilang gemilang.. Perge elaran wayyang wong g Surakarta a dapat diikenali seb bagai be erikut : a. Mengguna akan sebu uah bagan tentang alur a lakon yyang terba agi di dalam
a adegan/pa akem
kemudian
dikemban ngkan
se ecara
improvisassi dalam pergelaran. b. Dalam pe ergelaran wayang wong, w taria an, akting, nyanyian dan lagu game elan dimain nkan menu urut tradisi keraton. c. Semua pe eranan dalam pergelaran waya ang wong d dimainkan oleh perempua an, dan ba ahkan toko oh-tokoh kssatria alussan diperankan oleh perem mpuan. Ciri ka arakteristikk teater trradisional jawa j ialah h pada stilisasi forrmal yang diutamaka an a. Gerak-gerrik
wajarr
yang
distilisasi
pada
tarian
untuk u
menghasilkan masing-masing g tokoh dalam d lakkon dan untuk u meningkatkan ungka apan suasana batin. b. Bahasa distilisasi baik b dalam hal isi maupun lag gu, tidak hanya pada yang g berbentu uk penutura an dan tem mbang yan ng dinyany yikan, tetapi juga a dalam pe enggunaan n percakap pan. c. Isi cerita distilisasi sehinga menjadi m suatu alur kejadian yang on) dan dim mainkan oleh sejumlah tipe para pelaku yang khas (lako sedikit ba anyak mem mpunyai ciri-ciri c dan n pola-pola a tingkah laku tertentu. Tema cerita dalam d seb buah perttunjukan wayang wong w dia ambil dari repertoar cerita epos e (wira acarita): R Ramayana dan Ma ahabharata a. h. Se eni gendhin ng gamelan Game elan ialah salah sebuah pern nyataan m musikal be erupa kumpulan alat-alat a m musik tradisional dallam jumla ah besar yang terrdapat di pulau p Jaw wa. Gamela an yang le engkap me empunyai kira Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐31
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
kirra 75 alat dan d dapat dimainkan n oleh 30 niyaga n dengan disertai 10 sampai 15 pesinden p d atau ge dan erong. Seb benarnya gamelan dapat d be erdiri sendiri dalam uyon-uyon n. Apabila a dibunyika an tidak untuk u me engiringi
suatu
te embang
atau a
nyanyian
ma anusia,
maka m
ge endingnya disebut d soran. Menurut R.M. Wasisto W Surjodiningrrat Msc. d dalam buk kunya be erjudul Gen ndhing Bekksan Mata araman, fungsi game elan yang khas ad dalah dalam m hubungannya den ngan tari dan d drama a yang bersatu pa adu dan merupakan n ciri kes senian Ja awa. Musiik Jawa yang be ernama gamelan mempunyai arti a yang dalam d dan penting dalam kehidupan orang-orang g yang me emupuknya a. Tari Jaw wa, teater Jawa J (w wayang ora ang, wayang kulit, ketoprak, k d dsb), kesu usastraan, adat istiadat, kepe ercayaan dan d naluri sangat era at hubungan dengan nnya. Ke esemuanya a itulah yan ng membe entuk watakk masyarakat jawa. 2.1.4 Perkembangan Seni Pertunjjukan Perke embangan seni saa at ini men ngalami ke emajuan pesat p dalam m memberrikan kepu uasan men nikmati ma anifestasi seni. Suasana kehid dupan yang berdasa ar pada ke epercayaa an akan ke ekuatan magis m unsur budaya, berangsu ur berubah h menjadi pemikiran yang ras sional (Edi Sedyawati S , Pertumbu uhan Seni Pertunjukkan, Sinar h harapan,19 981). Hal ini berpeng garuh juga a pada tatanan nilai sosial ma asyarakat yang a perubaha an dalam mengapre esiasi senii. Di Indon nesia berakkibat pada sendiri
perkem mbangan
seni
dapat
diliha at
dari
p periode-periode
perke embangannya,diman na ada tiga a periode besar b yang g mendasarinya (Ensiklopedi Na asional Ind donesia,1990). Pada periode prrasejarah,d dalam kon nteks sen ni pertunju ukan, ditand dai denga an keingin nan sekelo ompok ora ang untukk mengadakan pertunjukan tea aterikal seb bagai kebu utuhan dassar rohani. Pada periode berikutnya yaitu u periode seni s tradisional , dim mana masuknya peng garuh asing g (hindu da an buda pada p abad ke V) me erpakan tan nda diawa alinya periode ini (dan kemudia an Islam pada p abad XIII). Pen nghayatan seni Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐32
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
dikaittkan deng gan ritual magis dim mana penciptaan se eni gerak dan musikk adalah sebagai irin ngan serem monial ritua al. Terakhir adalah periode p se eni kontem mporer, d dimana se ejalan dengan perkem mbangan fisik f kota dan tatan nan sosial,, kesusasttraan asan-gaga asan baru dalam te eater dan tari. Pera alihan baru dan gaga budaya agrariis menuju u budaya industry, psikolog gi masyarakat nian Indonesia mem mpunyai kecenderu k ungan bersselera hib buran kesen (Psikkologi Masyyarakat Ke esenian Be erselera Hiburan,Kom mpas 24 januari 1996). Victor Turners, seorang antropolog a g yang ba anyak me eneliti mbangan te eater dunia, mengattakan bahw wa saat ini kita tentang perkem sedang memassuki “buda aya perform mansi” dim mana yang menjadi dasar d ah proses antar un nsure kehidupan dan ketramp pilan indiv vidual adala dalam m bereksprresi (Victorr Turner,An ntropologyy of Perform mance,198 88). 2.1.5 Pengertia an Gedung g Seni Pertunjukan Banguna an yang dig gunakan untuk u mena ampilkan kkarya seni yang melib batkan akssi individu atau a kelom mpok di tem mpat dan waktu tertentu. perfo ormance biasanya me elibatkan empat e unsu ur: waktu, ruang, tub buh si senim man dan hu ubungan seniman s de engan peno onton. 2.2 Fung gsi dan Tip pologi Oby yek Studi Fu ungsi gedu ung pertunjjukan senii adalah untuk tempat pementtasan karya-karrya seni ya ang berup pa karya se eni bergerrak sepertii musik, op pera, tarian, drama. Dallam peme entasan te ersebut terrdapat hub bungan an ntara penonton n yang berrada di kurrsinya den ngan penam mpil yang berada di atas panggung g. Tipologii bangunan n gedung pertunjuka an ini adala ah culturall and entertainm ment. Pada bangu unan ini menunjukkan kebu udayaan suatu s wilayah maupun m b beberapa w wilayah ya ang juga sebagai s te empat rek kreasi masyarakkat.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐33
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
2.3 Pers syaratan, Kebutuh han, Stan ndar-Stand dar Perencanaan dan Perrancangan n Fa asilitas sen ni pertunju ukan adala ah tempat bagi pem mentasan karya k seni yang g diciptaka an melalui proses, perasaan, p pikiran da an pengala aman batin sen niman yan ng mengekkspresikan keindaha an dan ken nyataan dalam bentuk musik, m tari, drama d atau gabunga an di antara anya. Te eater berassal dari ba ahasa Yun nani Theattron yang berarti tempat untuk me elihat pertunjukan dan d menga arah pada bentuk b bangunan semi sirkular pada p tepi bukit yang mewadahi m pertunjuka an drama Y Yunani kun no. Te eater ekpe erimental (skala ( kecil) merupa akan teate er multi be entuk yang me emiliki flekksibelitas maksimum m pada penataan p ttempat du uduk, panggung g, penepattan layar la ampu dan kontrol akkustik. Dile engkapi dengan kursi porrtable, panggung flekksibel,lamp pu gantung g pada lan ngit-langit yang dapat dig geser. a. Teater kecil kapasitasnya 350-375 orang, o b. Ruang g drama ka apasitasny ya 1000 ora ang, c. Gedun ng teater mempuny yai kapasitas 1500 tempat duduk (konse er, recital, drama ), d. Conce ert hall kap pasitasnya 2500-3000 0 tempat d duduk. Te erbagi dari 3 kategori ruang (T Theater Fa acilities : G Guidelines s and Strategis,,Beckley, R.M R dan Myers,S.M, M 1982): a. Pe erformance e space (pa anggung) Tempat
tampil
p para pem main
dan didalamn nya
peno onton
me enyaksikan n pertunjukkannya. Fa aktor pentingnya ada alah hubungan an ntara daerrah penonton dan daerah pemain/pentas. Be entuk pa anggung te erbagi men njadi 4 yaiitu : prosccenium, are ena, panggung terrbuka, eksperimentall teater. Proscenium memp punyai 3 sisi s tertutu up dan satu sisi terrbuka yang mengh hadap penonton. Performing area a tidak selalu dib batasi de engan buka aan, namu un dapat berupa b pen naikan lanttai dalam jarak j terrtentu dari auditorium m dalam su uatu bentu uk yang dissebut fores stage Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐34
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
ata au apron. Bentunk panggu p prroscenium memliki p pemisah an ntara pe enonton da an pemain . Panggun ng arena berbentuk b melingkar dimana p penonton dapat d me elihat men ngelilingi pa anggung sehingga s h hubungan antara pemain da an penonto on menjadi lebih intim m. Panggun ng terbuka a adalah panggung p utama yan ng menghadap pe enonton da an dikeliling gi penonto on dari beb berapa sisii. Panggun ng ini me enciptakan n suasana a yang sa angat intim m antara penonton dan pe emain. Kelemahannyya, penontton menge elilingi pan nggung sampai ba atas tertentu sehingg ga kadang g pemain membelakkangi peno onton da an menimbulkan kelemahan aku ustik dan visual. v Eksperim mental tea ater dapatt disesuaikkan dan m memungkinkan po osisi pangg gung dapat diubah secara manual m m maupun se ecara me ekanis men njadi bentu uk panggung proscenium,terbu uka atau arrena. (C Contempora ary Theate er, Athanas sopulos, C..G,1976). b. Su upport spacce (ruang pendukung g) Ruang g yang membantu u pelaksa anaan pertunjukan dan pe ementasan. Memiliki posisi di belakang g panggung (backsta age), terrdiri dari gudang, ka antor, ruang latihan,rruang paka aian dan ruang ria as (Dressin ng room), Switchboa ard unuk lampu dallam audito orium da an panggun ng, layar dan d ruang property p untuk menyyimpan barrang. Ru uang prope erty ada 2 : propertty besar da an propert rty kecil. Diatas D pa anggung te erdapar rua ang layar untuk men naikkan da an menurunkan layyar serta menyimpan m n layar saatt tidak digu unakan. c. Co ommunal Space S ( Ru uang bersa ama) Diman na terjadi komunikas k si antara sesama penonton. Ruang pe endukung
adalah
ruang
yang
m membantu
pelaksanaan
pe ertunjukan, dimana terjadi komunikasi antara se esama pem main, sutradara
d dan
sem mua
oran ng
yang
berkomp peten
dengan
pe elaksanaan n pertunjukkan.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐35
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Terdirri dari Hu ub dan public p spa ace. Hub adalah ruang be erkumpul antar a kegiatan publik, dapat berupa ru uang terse endiri ata au hanya sebagai ruang sirk kulasi (perrpustakaan n, pusat studi, s rua ang diskussi). Public space ada alah ruang g yang mellayani kegiatan pu ublik (cafeteria/retail,, tiketing, lobby) (R R.M dan M Myers, The eater Fa acilities : Guidelines G a Strateg and gis,Beckleyy, S.M,198 82). 2.3.1 Tata pang ggung dan area pen nonton •
Tatanan panggung p g dan area a penonto on untuk orchestra dan choral mu usik
Gambar 2.1 Tatanan pan nggung dan are ea penonton unttuk orchestra da an choral musik k Sumber : Building fo or the Performin ng Arts : A Desig gn and Develop pment Guide
1. Penon nton fokuss pada pe emain musik (denga an atau tanpa penya anyi). 2. Peleta akan pangg gung peny yanyi di bellakang pan nggung pemain musicc. 3. Penon nton berad da pada tiga sisi atau mengelilin ngi panggu ung.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐36
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
4. Tipe bentuk b are ea penonto on (auditorrium) adala ah bentuk segi empatt, bentuk variasi se egi empat,, bentuk kkipas (are ea ini dapat menggun nakan balk kon dan da apat tidak menggunakan balkon n). •
Tatanan panggung g dan are ea penonto on untuk opera, da ance and musiikals
Gambar 2.2 Tatanan panggung dan area penonton untuk ope era, dance and musikals P Arts : A Design and Development G Guide Sumber : Building for the Performing
1. Orche estra diletakkan antarra panggun ng dengan n penonton n. 2. Perga antian dekkorasi atau u backgro ound pang ggung dila akkan denga an cepat. 3. Penon nton meliha at panggun ng hanya pada p satu arah pandang. 4. Tipe bentuk b are ea penonto on (auditorium) adala ah bentuk tapal kuda (Horse-sho oe), bentuk kipas, bentuk cou urtyard (are ea ini nakan balk kon dan da apat tidak menggunakan dapat menggun n). balkon •
Tatanan panggung p g dan area a penonton n untuk Ro ock dan ja azz
Gambar 2.3 Tatanan panggung dan are ea penonton untuk Rock dan ja azz Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐37
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
1. Penon nton fokus pada pem main music.. 2. Pema ain musik dan d penyay yi berada pada p satu p panggung. 3. Penon nton berad da di tiga siisi panggung atau be erada setengah meling gkar di dep pan panggung atau mengeliling m gi panggun ng. 4. Tipe bentuk b are ea penonto on (auditorrium) adala ah bentuk segi empatt, bentuk amphithea a atre, bentuk mengelilingi panggung denga an sudut 9 900 (area in ni dapat menggunak m kan balkon n dan dapat tidak men nggunakan balkon). •
Tatanan panggung p g dan area a penonton n untuk drrama
Gambar 2.4 Tatanan n panggung dan n area penonton n untuk drama P Arts : A Design and Development G Guide Sumber : Building for the Performing
1. Penon nton fokus pada pem main drama a. 2. Pema ain musik dan d penyay yi berada pada p satu p panggung. 3. Penon nton bera ada di sa atu sisi panggung p atau be erada seteng gah meling gkar di dep pan panggu ung. 4. Pangg gung
me emiliki
hu ubungan
antara
p penonton
dan
penam mpil. 5. Tipe bentuk b are ea penonto on (auditorrium) adala ah bentuk segi empatt, bentuk amphithe eatre, bentuk tapal kuda (Ho orseshoe),, bentuk kipas (area ini dapat menggunak m kan balkon n dan dapat tidak men nggunakan balkon). Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐38
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
•
Tatanan panggung p g dan area a untuk seg gala acara a
Gambarr 2.5 Tatanan pa anggung dan arrea penonton un ntuk segala acara Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
1. Penon nton fokus pada pem main drama a. 2. Pema ain musik dan d penyay yi berada pada p satu p panggung. 3. Penon nton berad da di satu u sisi panggung ata au mengelilingi pangg gung. 4. Area panggung memiliki area orche estra atau u penyanyii dan p area panggung penampil. 5. Pangg gung
me emiliki
hu ubungan
antara
p penonton
dan
penam mpil. 6. Tipe bentuk b are ea penonto on (auditorrium) adala ah bentuk segi empatt, bentuk tapal kud da (Horse e-shoe), (a area ini dapat d mengg gunakan balkon b dan dapat tida ak menggu unakan balkon).
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐39
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
•
Bentuk Area A Duduk k
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐40
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Gamb bar 2.6 Tatanan area penonton Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
Keterang gan Gamba ar : a. Barisan lurus. l b. Barisan lurus dengan barisa an di bagian kanan dan kiri yang ditata membentuk sudut da an terfokuss pada pa anggung. Antar A kolom ba arisan mem miliki jarak.. c. Barisan melengkun m ng yang terfokus pad da panggun ng. m ng dalam satu d. Barisan bersudut kaku dan saling menyambun baris dan n terfokus pada pang ggung. s gambar d tetapi memiliki sudut yang e. Barisan bersudut seperti lebih melengkung. f. Area pe enonton de engan blo ok yang je elas dan terfokus pada panggun ng.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐41
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
g. Barisan yang berrsudut dan n terfokuss pada pa anggung serta ar kolom ba arisan yang g memben ntuk blok. memiliki jarak anta h. Barisan berorientasi pada pa anggung yang berbe entuk lingka aran, biasanya a digunaka an untuk pe ertunjukan panggung g terbuka. i.
Sudut untuk panjang barisa an berasa al dari sud dut pangg gung, biasa dig gunakan un ntuk pangg gung tipe proscenium p m.
eometri pa ada area p penonton selalu s j. Tipe proscenium : bentuk ge berorienttasi pada bentuk pa anggung dan memilikki balkon pada bagian atasnya. a k. Seperti gambar g j. •
Jenis Kurrsi
Gambar 2.7 Je enis kursi Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐42
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Keterang gan Gamba ar : a. Kursi
y yang
dapat
dipin ndahkan
(memuda ahkan
dalam
memberssihkan lanttai dan fle eksibel unttuk diguna akan di tempat lain) ; kursi ini membutuhk m kan dudukkan yang kuat sehingga gunakan oleh o publik ; kursi bissa menggunakan lengan dapat dig kursi dan n bisa tanpa lengan kursi ; ku ursi diletakkkan di tempat penyimpa anan dan untuk me enyimpann nya dapat menggunakan trolley da alam pemin ndahan dallam jumlah h besar. b. Kursi yan ng dapat dipindahka d n seperti gambar g ad dengan tempat duduk ya ang bisa dittekuk ke attas. c. Kursi den ngan tipe bench b dan tidak dapa at dipindah hkan. d. Kursi den ngan tipe individual ; kursi bissa menggunakan lengan kursi dan n bisa tanpa a lengan kursi. k e. Kursi den ngan tipe individual ; kursi bissa menggunakan lengan kursi dan n bisa tanp pa lengan kursi den ngan temp pat duduk yang bisa ditekkuk ke atass. f. Kursi me enggunaka an lengan kursi den ngan kaki kursi terk kunci pada lanttai. g. Kursi den ngan tumpuan dan ka aki kursi te erkunci pad da lantai. h. Kursi ya ang saling menyatu u dengan beberapa a kusi dengan dihubingkkan oleh sebuah s ba atang dan memiliki kkaki kursi yang menjadi tumpuan t di lantai. i.
Kursi kan ntilever tanpa kaki ku ursi dan tan npa kelebih han kekuattan.
j. Kursi ka antilever tanpa t kak ki kursi dan deng gan keleb bihan kekuatan n. k. Kursi yan ng menjad di satu dengan lanta ai yang be erundak (d dapat merupaka an kursi in ndividual maupun m ku ursi yang menjadi satu). s Jarak anttar kursi merupakan jarak j dua step s tangg ga. l.
Kursi den ngan ventilasi berupa a kisi-kisi di d bagian be elakang ku ursi.
m.. Kursi den ngan ventiilasi berup pa kisi-kisi yang terg gabung dengan tumpuan kursi. Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐43
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
n. Kursi den ngan ventiilasi di bag gian belakang yang berupa lubang pada hub bungan an ntara luban ng kursi dengan d punggung ku ursi ; memiliki
penyang gga
memudah hkan
unttuk
kursi
di
bagian
mem mbersihkan
dep pan
lantai
;
sehingga kursi
bisa
menggun nakan lengan kursi da an bisa tan npa lengan n kursi. o. Kursi den ngan ventiilasi di bag gian belakang yang berupa lubang pada hub bungan an ntara luban ng kursi dengan d punggung ku ursi ; dengan te empat dud duk yang bisa ditekukk ke atas. p. Kursi yang terdap pat AC di punggung g kursi de engan tekanan e udara yan ng rendah. Memiliki p rendah dan volume pengaruh pada ketebalan n kursi seh hingga berp pengaruh pada p jarakk antar bariis. ustik, dengan punggu ung kursi yang y tinggi dan berlubang q. Kursi aku yang mem mungkinka an penyera apan suara a ; sering d diaplikasikan di concert halls. h ng lebih tin nggi dari ku ursi di dep pannya karrena dileta akkan r. Kursi yan pada lanttai datar, cocok c untuk k balkon ya ang pende ek. mping den ngan lenga an kursi ya ang pende ek dan tempat s. Kursi ram duduk ya ang dapatt ditekuk keatas, k co ocok untukk tempat yang sempit. •
K Ukuran Kursi
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐44
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Gambar 2.8 Uku G uran kursi P Arts : A Design and Development G Guide Sumber : Building for the Performing
Gambar 2.9 Uku G uran kursi S Sumber : Theater Design
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐45
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Lebar kurssi 1. Uku uran denga an lengan kursi adala ah 500-750 0 mm. 2. Uku uran tanpa a lengan ku ursi adalah h 450-600 m mm. Tinggi kurrsi dan kem miringan ku ursi 1. Tinggi kursi 430-450 4 mm m. 2. Tinggi punggung kursi 800-850 8 m mm. miringan te empat duduk kursi 70-90. 3. Kem 4. Kem miringan punggung p kursi k 150-200 . Kedalama an kursi 1. Ked dalaman kursi k 600-720 mm. 2. Ked dalaman tiipped seat depth 425 5-500 mm. Lengan ku ursi 1. Pan njang leng gan kursi sepanjang s tipped se eat depth yaitu 425 5-500 mm. 2. Teb bal lengan kursi 50 mm. m 3. Tinggi lengan n kursi 600 mm dari la antai.
Gambar 2.10 Jarak kursi dengan cahaya pada te empat duduk P Arts : A Design and Development G Guide Sumber : Building for the Performing
Keterang gan Gamba ar : a. Tinggi minimum m h handrail ba alkon untu uk barisan paling depan pada are ea penonto on adalah 790mm da ari dasar la antai dan jarak j maksimal adalah 1100mm.. Lebar letak hand drail minimum adalah 25 50mm yang memiliki jarak deng gan tempa at duduk.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐46
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
b. Balkon sederhana s a untuk se erambi
pa ada bagian n depan untuk u
penonton n dengan ja arak yang kecil yaitu 300mm. B Balkon ters sebut dapat dip pindahkan dan pada a auditoriu um yang ffleksibel. Pada P bagian depan balkkon cocok dan bergu una untuk tempat la ampu mpu juga ha arus terdap pat dalam desain ballkon. dan letakk fitting lam •
Jarak Anttar Kursi
Gambar 2.11 Jarak kursi dengan cahaya pada te empat duduk Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
Gambar 2.12 Jarak antar kursi S Sumber : Theate er Design
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐47
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Barisan ku ursi 1. Jum mlah kursii dalam satu baris adalah 22 2 jika terd dapat gan ng di kanan n-kiri baris san. 2. Jum mlah kursi dalam satu s bariss adalah 11 jika hanya terd dapat gang g di kanan atau kiri barisan. b 3. Jarrak antar punggung kursi k 900-1000 mm. 4. Jarrak antar baris 400-500mm. 5. Leb bar gang di d kanan-kirri barisan adalah a 110 00 mm.
Gambarr 2.13 Bentuk ku ursi dan jaraknyya S Sumber : Theate er Design
•
Jarak Anttar Baris
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐48
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐49
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Gam mbar 2.14 Tingg gi antar kursi S Sumber : Theate er Design
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐50
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Ga ambar 2.15 Pele etakan kursi Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
Keteranga an Gambarr : a. Barisan kursi ya ang dapat ditarik ma asuk ; setiap baris dapat d ditarik masuk ke bawa ah baris diatasnya a. Kursi bisa mengg gunakan le engan kursi dan bisa b tanpa a lengan kursi dengan tempat duduk yang bisa ditekuk ke atas sehingga bentukknya rata. Lebar ke depan ma aksimal 6m m dan pan njang barisan n maksimal 30m. Barisan B da apat dikelu uarkan dengan mengg gunakan peralatan p elektrik. e Kursi yang menggunakan lengan n kursi dan d dapatt ditekuk maka m minimum tinggi t punggung kursi 250mm. 2 b. Rostra a : duduka an kursi yang y terbu uat dari b besi/kayu yang dibuat untuk me enjadikan lantau beru undak pad da lantai datar. d d n dengan engsel e pada kaki. Lantai ini dapat dirobohkan c. Dilengkapi dengan roda ya ang dapat di rem . D Disimpan pada ruang
panan penyimp
yang y
bessar
sehingga
mudah
ndahkannyya pada saa at tidak dig gunakan. memin d. Penyangga yan ng miring dan dap pat pula menggunakan scaffollding untukk membua at lantai menjadi m be erundak. Untuk U memin ndahkan
penyangga a
yang
miring
te ersebut
dapat d
mengg gunakan tro rolley. e. Metode e hidrolik yaitu penyangga dapat din naikkan se ecara hidrolikk sesuai dengan d ke etinggian yang y dibutu uhkan. Ap pabila
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐51
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
tidak digunakan d dapat ditturunkan ke k bawah dan mem mbuat lantai menjadi m rata kembalii.
Gambar 2.16 Ara ah pandang pen nonton terhadap p panggung Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
•
Arena Mu usik/Orkes stra
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐52
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Gamb bar 2.17 Arena Musik/Orkestra M Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
Keteranga an Gambarr : Area mussik pengirin ng suatu drama d atau u tari dapa at diletakka an di antara area penontton dan area a panggung. Pad da area musik m pengiring dapat jug ga digunak kan untuk tempat du uduk peno onton A tempa at duduk p penonton dapat d pada saatt tidak digunakan. Area diberi lift untuk menyembuny yikan temp pat duduk tersebut pada saat digunakan sebagai area a musik. Sehingga area ters sebut dapat me enjadi are ea multifu ungsi. Are ea tersebu ut dapat pula digunakan n sebagai perluasan p panggung.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐53
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
•
Ukuran Ruang R Kos stum,Ruan ng Dandan n dan Rua ang Ganti
Gamb bar 2.18 Ukuran ruang kostum,ruang dandan dan d ruang ganti Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐54
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
•
Jalur evakuasi 1. Jarrak pintu evakuasi e dari berbag gai baris kursi antara a 1518m m. 2. Wa aktu maksiimal yang digunakan n untuk evvakuasi ad dalah 2,5 5 menit. 3. Leb bar pintu evakuasi 52 20-530mm m per 45 ora ang per me enit. Ta abel 2.1 Leba ar Pintu untu uk Jalur Evakkuasi
Jumlah orang ≤2 200 20 01-300 30 01-400 40 01-500 50 01-999 10 000-1999 20 000-2999 30 000
Lebar p pintu (m) 2,2 2 2,4 4 2,8 8 3,2 2 4,8 8 6,4 4 14 4,4 20 0,8
S Sumber : Buildin ng for the Perforrming Arts : A Design D and Deve elopment Guide e
•
Ukuran Panggung P Tabel 2.2 Ukuran U Panggung
Jenis Pe ertunjukan Ope era Mussik Tarri Dra ama
•
ensi Dime Kecil (m) 12 10 10 8
Dimensi Se edang (m) 15 12 12 10
Dimen nsi Besar (m) ( 20 15 15 10
Kapasitas s Tempat Duduk Ta abel 2.3 Kapa asitas Tempa at Duduk
Ska ala Nasiona al Ope era house Tea ater tari Con ncert hall Rua ang pertunjukan Rua ang musik eksperimen e tal Kom mersial teatter • Drama al • Musika Are ena Tea ater drama
1.60 00-2.000 1.20 00-1.500 1.50 00-2.000 600 0-800 Berrvariasi •
750-900 (proscenium m) 500-1.200 0 (panggung g terbuka) • 1.500-3.00 00 >2.0 000 750 0-900 (prosccenium) 500 0-1.200 (pan nggung terb buka)
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐55
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Dra ama ukuran kecil dan sed dang Aud ditorium institusi pendid dikan Ska ala Provins si Con ncert hall Tou uring theatre e Tea ater drama Are ena Dra ama ukuran kecil dan sed dang Aud ditorium institusi pendid dikan Ska ala Kota Tea ater komunitas Artss workshop Amateur theatre
150 0-500 150 0-350 1.20 00-1.700 900 0-1.400 750 0-900 (prosccenium) 500 0-1.200 (pan nggung terb buka) >2.0 000 150 0-500 150 0-350 150 0-350 150 0-350 150 0-350
S Sumber : Buildin ng for the Perforrming Arts : A Design D and Deve elopment Guide e
2.3.2 Kenyama anan Visua al Pencaha ayaan panggung ada alah haruslah fleksib bel sebagai alat dalam m produksii teater , ta ari , opera dan d lain kinerja seni.. Ada bebe erapa jenis instrume en pencah hayaan pa anggung yang dig gunakan untuk u menimbulkan kesan-kesa k an yang be erbeda-beda. Teknikk pencahayaan telah berkemba ang dalam m beberapa a tahun te erakhir den ngan peralatan yang lebih cang ggih. Desa ain pencah hayaan ada alah sebua ah bentuk seni, d demikian tida ak hanya ada a satu ca ara, ada ge erakan mo odern dan dengan yang
menyattakan
ba ahwa
De esain
pe encahayaan
memb bantu
mencciptakan lingkungan n secara berlangsu ung samb bil mendukung pertunjukan yan ng berlang gsung. •
F Fungsi pen nerangan Penca ahayaan memiliki m beberapa b fungsi, walaupun untuk u me emungkinkkan untuk efek artis stik, tidak ada atura an keras yang da apat diterap pkan. Fung gsi pencah hayaan me eliputi: Iluminas si: Kemam mpuan sed derhana untuk u meliihat apa yang terjadi di atas panggung. Setiap S dessain penccahayaan akan m ka arakter pa anggung yang efektif jika pemirssa bisa melihat ditampilkan.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐56
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Revelatio on of form: Penc cahayaan yang dap pat mengubah persepsi bentuk panggung. Fokus: Mengarahk M kan perhatiian penontton ke area a panggung Mood: Pengatura P n nada dari d sebua ah pertun njukan. La ampu merah memiliki m effek yang benar-ben b ar berbed da dari cahaya lavender lembut. d waktu u hari: Menetapkan n atau me engubah posisi p Lokasi dan dalam ru uang dan waktu. Biru B dapatt mengisyyaratkan waktu w malam dengan d percampuran n sedikit oranye o dan n merah dapat d mengisya aratkan ma atahari terb bit atau terrbenam. Proyeksii : Penccahayaan dapat diigunakan atau seb bagai pemanda angan di attas panggu ung. Plot (scrript):
Seb buah peris stiwa penccahayaan dapat me emicu
aksi pang ggung. Komposisi: Penca ahayaan da apat digunakan untukk menamp pilkan bidang ta ahapan jala annya satu u cerita ya ang peranccang ingin para penonton n untuk melihat, m da an untuk "melukis gambar" atau backgrou und dari pe ertunjukan tersebut. 2.3 3.2.1 Krite eria Kenya amanan Viisual • Instrumen I n Lighting Gambar G 2.19 Sta age lighting instrument Sumber S : http://w winlights.com/sta age-lighting/ligh hting20.jpg
Da alam kontteks desaiin pencahayaan, ala at penerangan (juga dissebut lumiinair) adallah perang gkat yang menghas silkan pencaha ayaan yan ng dikenda alikan seb bagai bag gian dari efek sebuah desainer pencahaya aan memb bawa men nunjukkan. Ada berbagaii instrumen n yang sering diguna akan di teater. Mesk kipun berbeda
dalam
banyak
hal
semu uanya
memiliki
empat
en berikut : kompone
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐57
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Box/Ho ousing : Logam atau a wada ah plastik untuk ru umah seluruh h instrumen n dan men ncegah cah haya dari ttumpah di arah yang tid dak diingin nkan. Sumber cahaya (lampu). Lens or o openin ng : Celah h cahaya yang dima aksudkan agar cahaya a keluar. Reflecttor : Dib belakang atau di sekitar s su umber cahaya sedemiikian rupa untuk me engarahka an cahaya lebih ke arah lensa atau a membuka. Keb banyakan bola lampu untuk teater adalah tungstenhalogen. Lampu ne eon yang jarang digunakan sselain seb bagai worklightss karena, meskipun jauh leb bih efisien, tetapi mahal m untuk me embuat re edup tanpa menggu unakan d dimmer kh husus ballast. Mereka M juga tidak menghasilka an cahaya a dari satu u titik atau daerrah agar lebih mud dah terkon nsentrasi, dan biasanya memiliki masa m hang gat yang semakin s na aik, sehing gga neon tidak memanca arkan caha aya. High h-intensity discharge e lamps (HID lamps), output o ca ahaya tera ang sang gat dibutu uhkan-misa alnya mengikuti spot, hyd drargyrum medium-a arc iodide e (HMI) flo oods, matis mode ern. Ketika a peredup pan diperlu ukan, dan perallatan otom hal itu dila akukan oleh dousers mekanis atau a jendella, karena jenis lampu yan ng tidak bissa redup secara otom matis. n keselam Keb banyakan tempat memastika m matan kru dan pemain de engan melampirkan kabel kesselamatan / rantai (k kawat logam ata au rantai dengan d pen nguncian cara c biner ) untuk fix ixture tersebut. Fungsi klem fixtu ure's ada alah pada a saat te erjadi kegagalan n pemasan ngan, kabe el akan me enangkap jjatuhnya fix ixture sebelum
bisa
b bertemu
dengan
seseoran ng.
Bebe erapa
perlengka apan yang lebih besa ar dapat me enimbang lebih dari 45kg dan ditan ngguhkan sangat tin nggi di atas kepala a artis. Se emua lampu longgar diklassifikasikan sebagai la ampu sorot (lampu cuci) . Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐58
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Instrumen ya ang jatuh di d suatu tem mpat di tengah spek ktrum olongkan sebagai s te empat atau u banjir, te ergantung pada dapat digo jenis instru umen dan bagaiman na digunaka an. Secara a umum, la ampu sorot memiliki lenssa sementara lamp pu sorot yyang lens sless, ak selalu te erjadi. meskipun hal ini tida • Jenis pencahayaan fixture Profille Perlengkapan
in ni
fitur
lensa
se enyawa
yang
mem mungkinkan n desainerr untuk me enempatka an pengha alang dalam m
path
gambar
yang
ke emudian
diproyeks sikan.
Ham mbatan ini bisa b "gobo os" atau je endela. Pro ofil adalah spot light,, tapi memungkinkan n untuk fokus yang te epat. Fres snel Sebuah
fresnel
adalah
jenis
cah haya
seb bagai
perangkat optiik akhir da alam ranta ai. Teater tradisionall dan penccahayaan panggung g menggun nakan tipe e "generik"". Ini adala ah lampu yang y difokuskan, da an kemudia an cukup redup untuk memberikan efek desainer d ya ang diingin nkan. Sebuah
cahaya
yang
bergerak
m memungkinkan
ainer untukk mengontrrol posisi, warna, w ben ntuk, dan nyala n desa dari sinar dibu uat. Ini dap pat diguna akan untukk efek menarik untuk penggun naan hibu uran atau dance flo oor. Pergantian lamp pu juga se ering digun nakan seb bagai peng gganti memiliki sejum mlah besar "generik"" lampu. Hal ini karen na satu cahaya yang g bergera ak dapat melakuka an pekerja aan bebe erapa gene erik. Di Australia dan banyak te empat lain nnya, lamp pu di dalam m
perlen ngkapan
teatrikal
yang
dissebut
seb bagai
bubb bles. Panas akan menyeba abkan sebagian la ampu minyyak yang di atasnya untuk u mem mperluas ke etika itu ad dalah pada a mencipta akan gelembung, da an menye ebabkan la ampu Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐59
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
mele edak . Itula ah sebabny ya mengap pa seseora ang tidak boleh b langssung men nyentuh ba agian kaca a lampu. Membersihkan deng gan alkoho ol akan menghilangka an minyak.. • Lighting g control Gambar 2.20 Lighting ccontrol baba.com/wsphoto/ Sumberr : http://img.alib 359326970/24CH-chan nnel-digital-lighttcontrol--board-DMX-512 2-lantern-conso olestage-lig ght-equipment-C Club-Weddingplaning.jpg
Allat kontro ol lighting g terbaik mungkin digamba arkan sebagai sesuatu yang y meng gubah kua alitas cahaya. Sejara ah ini telah dilakukan dengan mengguna m akan konttrol intens sitas. Kemajua an teknolo ogi telah membuat m kontrol in ntensitas relatif r sederhan na, dimme er solid statte dikenda alikan oleh satu atau lebih controlle er pencah hayaan. Controller C pencahayyaan biasanya konsol canggih c yang diranca ang untuk kontrol ata as jumlah yang sangat besar attau dimm mer lampu u, tetapi mungkin alat sederhan na yang memutar m ulang urutan n disimpan n pencahayaan dengan antar a muka a pemakai. Untuk menu unjukkan le ebih besarr atau insta alasi, bebe erapa konsol sering s digu unakan be ersama-sam ma dan da alam bebe erapa kasus controller c pencahay yaan yang g dikomb binasikan atau dikoordin nasikan de engan kon ntroler untu uk suara, pemandangan otomatiss, kembang g api dan efek lain nnya untukk menyediakan otomatissasi total dari d seluru uh acara. Pencahayyaan conttroller dihubung gkan dengan dimm mer (atau langsung g ke lum minair otomatiss) menggun nakan kabel kontrol atau a samb bungan nirk kabel (misalnya DMX512 2 ), yang memungkin m nkan dimm mer yang besar, panas da an kadang g-kadang berisik, b harus diposissikan jauh h dari panggun ng dan pen nonton dan n memung gkinkan lum minair otom matis untuk diposisikan d dimanap pun diperllukan. Se elain DMX X512, Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐60
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
koneksi
kontrol
baru
terrmasuk
R RDM
(Re emote
De evice
ment) yang g menamb bahkan dengan statu us umpan balik Managem kemamp puan
m manajemen n
menggun nakannya
sambil
untukk menjaga
peran ngkat
yang
kompatib bilitas
dengan
DMX512 2. • Peredu upan Gambar G 2.21 Pe eredupan Sumber S : http://ttokolampujakartta.com/wpcontent/uploads c s/2010/12/Dimm mer-DX12202.jpg g
Diimmer
ad dalah
perrangkat
y yang
digu unakan
untuk u
menvaria asi daya listrik dikirrim ke insstrumen la ampu. Seb bagai daya ke e lampu berkurang, cahaya memudar m a atau mere edup. Penting untuk dica atat bahwa a beberapa a perubah han warna juga terjadi sebagai se ebuah lampu redup, memungkkinkan dengan jumlah te erbatas me engontrol warna w mela alui dimme er itu. Mem mudar dapat berupa b UP P atau DOWN, D ya ang menin ngkatkan atau menurun nkan intenssitas. Ke egagalan untuk me enggunaka an modul daya kon nstan pada perangkat no on-dimming dapat mengakibat m tkan kerusakan perangka at, khusussnya bila perangkat p b bergantung g pada sebuah transform mator interrnal yang spesifik s te ergantung pada keku uatan standar (di AS, 110 V, 60 Hz daya a) . Bahka an jika saluran dimmer dipercaya a untuk se elalu diope erasikan p pada keku uatan penuh, selama s starrt up dan shut s down siklus perm mukaan ko ontrol pencaha ayaan, seju umlah kecil gangguan suara da an DMX sinyaldaur ulang dapat menyebab bkan gangguan sesa aat dalam data stream dan d menye ebabkan dimmer untu uk sirkuit re edup, sehingga BPT ada alah penting untuk memastika an peralattan yang tidak rusak.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐61
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
2.3 3.2.2 Aspe ek Penentu Kenyam manan Visu ual Em mpat kualitas utama dalam pencahayaan, yaitu : inttensitas pe encahayaan, warna, pola p dan fo okus. • In ntensitas miner Diukkur dalam lux , lumen dan foott-candles. Setiap lum d diberikan (p pencahaya aan alat ata au tempat)), hal ini te ergantung pada k kekuatan la ampu, desain instrum men dan efisiensi yang sesuai,, ada a atau tidak adanya ge el warna atau a gobos , jarak d dari area yang a akan menyyala dan balok atau sudut lapa angan darii fixture, warna w d dan substa ansi yang akan me enyala, da an neuro-o optik dari total a adegan (ya aitu relatif kontras k den ngan daera ah lain di p pencahaya aan). •
W Warna Suhu u warna diukur d dallam kelvin n, dan wa arna gel yang d dimiliki ole eh beberapa siste em yang berbeda dimiliki oleh p perusahaan n manufakktur warna a. Warna yang jela as dari cahaya d ditentukan terutama oleh o warna a gel yang diberikan itu. Persen ntase s sebuah lam mpu pada setiap cahayanya, seperti tun ngsten fila amen d dalam bola lampu yang me emunculka an warna oranye yang w warnanya h hampir puttih. Ini dike enal sebag gai drift attau perges seran a amber. Jad di watt insttrumen 1000 sebesa ar 50% akan tampil lebih je eruk jauh dari d instrum men 500 watt w pada penuh. LED membuatt warna melalui m wa arna aditiff yaitu dengan p pencampur ran denga an hijau, dan d biru serta LED D merah pada in ntensitas yang y berbeda. Jenis s pencamp puran warna juga sering d digunakan dengan borderligh hts dan cyclorama c u lampu untuk m menciptaka an warna berbeda di pangg gung. Bentuk lain dari p pencampur ran
warna
adalah h
p pencampur ran.
Cyan n,
magen nta
CMY dan
atau yellow
wa arna
subttraktif
d dichroic
filters f
d digunakan dalam pe ersentase yang berb beda untuk mencipttakan w warna berbeda. Karrena sulit untuk membuat m w warna me enjadi b benar-bena ar merah dan hija au, green n dichroicc filter sering Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐62
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
d ditambahka an untuk pe eralatan menggunak m kan metode e pencamp puran w warna. •
P Pola Pola mengacu u pada ku ualitas, be entuk dan ketidakra ataan o output lamp pu. Pola in nstrumen cahaya c dittentukan o oleh tiga fa aktor. Y Yang perta ama adalah spesifika asi dari lam mpu reflekktor, dan lensa p perakitan. P Posisi pem masangan yang berb beda untukk lampu (ak ksial, a alas bawah h), berbaga ai ukuran dan d bentukk reflektor dan sifat lensa (a atau lensa a) yang digunakan d semua bisa b memp pengaruhi pola c cahaya. K Kedua, se ecara spe esifik tentang baga aimana la ampu d difokuskan mempen ngaruhi
pola. p
Dala am
ellipso oidal refllector
s spotlights ( (ERS) or profile sp potlights, ada a dua b berkas cahaya d dipancarka n dari lampu. Ketiika kerucu ut berpoto ongan baik di le emparan ja arak (jarak ke panggu ung), lamp pu memilikii ketajaman. Ketikka dua kerrucut tidak k berpotongan di kejjauhan itu,, tepi tidak jelas dan “lemb but”. Terga antung pad da balok ((langsung atau d dipantulkan n) berada di luar ya ang lain, pola mung gkin “tipis dan lu unak” atau u “gemuk dan lemb but”. Terakkhir, sebuah Gobo atau m memecah pat diterap pkan untu uk ERS d dan instru umen pola dap s serupa. Hal ini biasan nya menjad di lembaran tipis dari logam dengan b bentuk dip potong ke dalamnya a. Gobos datang dalam ba anyak b bentuk, nam mun biasanya termas suk daun, ombak, bintang dan pola y yang serupa.
Gam mbar 2.22 Globo o Sumber : htttp://www.gobostogo.com/image es/stockthumbn nails.jpg
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐63
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
•
F Fokus, Pos sisi, dan Lampu L Me enggantun ng
Gambar 2.23 Lampu menggantung p://www.dailyico on.net/magazine e/wpSumber : http content/uploa ads/2009/12/ogle01dailyicon.jpg g
ad dalah
F Fokus
isttilah
yan ng
biasan nya
digu unakan
untuk u
m menggamb barkan alatt yang run ncing. Fokkus harus menempa atkan "h hot spot" balok te epat diatas s aktor ketika k berrdiri di tengah p panggung y yang berfu ungsi seba agai "area fokus" f di a atas pangg gung. P Posisi me engacu pa ada lokasi panggung dalam teater dengan s sistem
terbang.
H Hanging
adalah
t tindakan
menempa atkan
in nstrumen dalam d posiisi. Selain itu, in nstrumen modern tertentu t yyang otom matis, m mengacu p pada gerakkan, baik fixture f selu uruh tubuh h atau gerrakan c cermin dile etakkan di depan len nsa terluarr. Perlengkkapan otom matis ja atuh ke salah sa atu bagian yang bergerak
atau ce ermin
b bergerak//k kategori sccanner. Sc canner memiliki bagiian yang berisi b la ampu, PC CB, trafo, dan efek k (warna, Gobo, iriss dll). Ce ermin d digunakan nyorot dan miring pad da posisi yyang diinginkan untuk men o oleh motorr pan dan tilt, sehingga menyyebabkan berkas cahaya u untuk berg gerak. Pe erlengkapan bagian lampu yyang berg gerak m memiliki effek dan perakitan p lampu di dalam kkepala dengan trransformerr dan ele ektronik la ainnya di dasar a atau pemb berat e eksternal. Ada kele ebihan da an kekura angan unttuk kedua anya. S Scanner biiasanya le ebih cepat dan lebih h murah d daripada la ampu y yang berge erak secara manual, tetapi memiliki jangkauan se empit g gerakan. Dala am
Sebua ah
Metod de
Lightin ng Stage,,
McCand dless
m membahas warna, distribusi, intensitass dan gerakan seb bagai
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐64
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
k kualitas ya ang dapatt dimanipu ulasi oleh desainer pencahayaan u untuk men ncapai tam mpilan visu ual, emossional dan tematik yang d diinginkan d atas pan di nggung. Metode M ini melibatkan n pencahayaan o objek di panggung da ari tiga sud dut 2 lampu u di 45 derrajat ke kirri dan k kanan, dan satu di 90 0 derajat (te egak lurus ke depan objek). 2.3 3.2.3 Pera ancang pencahayaan Untukk mempeng garuhi indera penon nton dan m membangk kitkan em mosi merekka, desaine er pencaha ayaan akra ab dengan n berbagai jenis insstrumen pencahaya p aan dan menggun nakannya. Plot cahaya bia asanya pan ndangan re encana da ari teater ya ang memiliki kinerja yang akkan berlangsung den ngan setia ap luminair Ini biasa anya term masuk fokkus perkirraan (arah itu harrus menu unjuk), nomor referrensi, akksesori yan ng diperlukkan, dan spesifik s (a atau nomo or saluran) dari hu ubungannya dengan dimmer sistem ata au kontroll pencahayaan konsol. 2.3.3 Kenyama anan Akus stik Pengend dalian
k kualitas
bunyi
di
dala am
ruangan
mempertimbangkan deta ail peranc cangan ru uang dan n penggunaan material khususs, disertai dengan perilaku perrambatan bunyi di dalam ruang gan. Pada a ruang terbuka, bunyi yang dihasilkan d suatu sum mber bunyi yang berrgetar aka an meramb bat ke seg gala arah. Semakin jauh jarak seseorang g dari sum mber bunyi, semakin lemah tingkat keras bunyi b yang dapat dide engarkan. n gelomba Proses perambata p ang bunyi pada p ruang tertutup tidak sama a dengan yang y terjad di pada rua ang terbukka. Elemen n–elemen yang membatasi ruangan, seperti dinding, lantai, dan d plafon menyebabkan prose es peramb batan gelo ombang bunyi b ke segala arrah menga alami pemb batasan. Bergantung B g pada pa ada karaktteristik bid dang pemb batas dan jenis frekuensi bunyii yang terja adi, maka bunyi yan ng meramb bat di dalam m ruang akkan menga alami berb bagai perisstiwa, sepe erti pemantulan
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐65
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
(refle eksi), pem mantulan menyebar m (difusi), penyerapan (absorpsi), pemb belokan (diifraksi), da an pembias san (refrakksi). 2.3 3.3.1 Krite eria Kenya amanan Ak kustik Agar gelombang bunyi da apat mera ambat dari sumber bunyi b ke penerima diperlukan n perantara a, dimana perantara ini mempu unyai 3 wujud, w yaittu gas, cairr, dan pada at. Udara a adalah medium m pe erambatan n gelombang bunyi yang sehari–hari. Peramb pa aling banya ak dijumpa ai dalam kehidupan k batan ge elombang
bunyi melalui m ud dara diseb but peram mbatan se ecara
airrbone, yaitu ketika ge etaran yang dialami sumber s bu unyi menye entuh mo olekul–mollekul udarra yang ada di sekitarnya. s Bila mo olekul pe embatas ju uga ikut bergetar, b maka m dise ebut peram mbatan se ecara strructurebon ne. Peram mbatan se ecara airbo one dapatt diredam oleh material de engan kem mampuan redam leb bih rendah h bila dib banding tin ngkat red daman yang dibutuh hkan untuk menaha an bunyi yyang merambat secara struccturebone. Perambata an secara structureb bone merambat secara mera ayap di sepanjang pembatass dimungkkinkan berubah me enjadi pera ambatan airbone. a Ha al ini dipen ngaruhi ole eh keberadaan celah atau homogeniitas kerap patan mate erial yang g rendah (ada ba agian mate erial yang lebih l rapatt dan lebih h renggang g), dan dis sebut sebagai
fla anking
tra ansmission n.
Peram mbatan
secara
fra ankin
tra ansmission n dapat dikurangi dengan menggunakan material ba angunan ya ang berbed da–beda. • Pemantula P an Kece epatan perrambatan (frekuensi gelomban ng bunyi) dan k karakteristik k bidang pembatas (kepadata an/tingkat keras, bentuk, tingkat kehalusan permukaan) akan men nentukan b besar dan arah p pantulan. Terjadinya a pemantu ulan di dalam ruang tertutup dapat d d dimanfaatk an untuk tujuan men nyebarkan gelomban ng bunyi se ecara
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐66
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
m merata dan n menamb bah tingkat keras bu unyi. Tetap pi, pemantulan y yang terjadi dapat jug ga merusak k kualitas bunyi b di da alam ruang gan. Bunyyi
akan
memantu ul
apabila a
menabrak
bebe erapa
p permukaan n sebelum sampai ke k penden ngar. Pem mantulan dapat d d diakibatkan n
oleh
bentuk
ruang r
ma aupun
bahan
pe elapis
p permukaan nnya. Perrmukaan pemantul yang ce embung akan m menyebark kan gelom mbang bun nyi sebaliknya perrmukaan yang c cekung se eperti ben ntuk dome e (kubah) dan perrmukaan yang le engkung menyebabk m kan peman ntulan bun nyi yang m mengumpull dan tidak menye ebar sehin ngga terjadi pemusata an bunyi. Permuukaan cembunng Permuukaan cekung
Sumber S bunyi
Gamb bar 2.24 Peman ntulan suara ke langit-langit Sumber As sli : Doelle (1990 0) Sumber Tulisan :P Perancangan Ak kustik Interior Gedung Pertunju ukan oleh Dwi Retno Srri Ambarwati, M.Sn M
Permu ukaan
penyerap
bunyi
dapat
memb bantu
m menghilang gkan perm masalahan gema ma aupun pem mantulan yang b berlebihan. Pemantula an oleh bidang batas b yang membe entuk ru uangan da apat dibeda akan menja adi 3, yaitu u: 1 Pemantulan aksia 1. al n yang seb baiknya dih hindari kare ena merupakan Jenis pemantulan pantula an
bolak– –balik
ya ang
men ngganggu
dan
dapat d
menimb bulkan caccat akustik k pada ruangan yan ng disebabkan jarak te empuh pan ntulnya ya ang terlalu jauh. Gelombang bunyi b yang mengenai m p permukaan n akan seg gera dipan ntulkan kem mbali dengan n kuat ke permukaan yang tepat seja ajar berad da di Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐67
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
depann nya, seperrti pada pemantulan p n berulang g antara lantai dan pla afon yang mendatarr atau anttara dindin ng yang saling s berhada apan. 2 Pemantulan tange 2. ensial an dikemb balikan ke arah perrmukaan yyang bersiisian. Pantula Pantula an terjadi secara horisontal h dan men nyentuh empat elemen n
pemba atas
ruan ngan.
P Pemantulan n
ini
dapat d
menimb bulkan kualitas bun nyi yang rendah ba agi pende engar yang ad da di sekita ar sudut ru uangan. 3 Pemantulan obliq 3. q Pantula an ini juga dikembalikan ke arah perrmukaan yang bersisia an dan me enimbulkan n kualitas bunyi yan ng rendah bagi penden ngar yang ada a di sek kitar sudut ruangan. P Pantulan te erjadi secara meruang dan menyentuh ke eenam bid dang pemb batas ruang. Pada a permukkaan mendatar, bunyi yang datang akan d dipantulkan n
dengan n
mengikuti
hukkum,
bessarnya
sudut s
p pantul=sud ut datang g. Pada permukaan p n cembung g, bunyi akan d dipantulkan n secara menyebar. Sedang gkan, pad da permukaan c cekung bun nyi akan dipantulkan secara terrpusat. • Penyerapa P an Pada a suatu keadaan k tertentu, t b bidang pe embatas dapat d m menyerap s sebagian e energi bun nyi yang datang. Penyerapan yang te erjadi oleh h bidang pembatas p sangat be ergantung pada keadaan p permukaan n bidang pembatas (kerapata an/kepadattan) dan jenis frrekuensi bunyi b yang g datang. Semua material m ya ang digunakan s sebagai
p pembatas
memiliki
kemamp puan
men nyerap,
meski m
b besarnya b berbeda–be eda. Kema ampuan serap s mate erial ditenttukan o oleh koefissien serap p (absorps si), yaitu banyaknya b a energi bunyi b y yang diserap diban ndingkan keseluruhan energ gi bunyi yang
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐68
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
m mengenai pembatas. Energi bunyi b yang g diserap akan berubah m menjadi kallor di dalam m material tersebut. Saatt bunyi me enabrak pe ermukaan yang lemb but dan be erpori m maka bunyyi akan te erserap ole ehnya (Do oelle, 1990 0:26) sehingga p permukaan n tersebutt disebut penyerap bunyi. Bahan-bahan te ersebut me enyerap bu unyi sampa ai batas te ertentu, tap pi pengend dalian a akustik yan ng baik membutuhk m an penyerrapan bun nyi yang tinggi. A Adapun ya ang menu unjang pe enyerapan bunyi a adalah lap pisan p permukaan n dinding, lantai, lang git-langit, issi ruang se eperti peno onton d bahan tirai, temp dan pat duduk dengan lapisan luna ak, karpet serta u udara dalam m ruang. • De efraksi Ketikka rambata an gelomb bang bunyii mengena ai ujung bidang p pembatas m maka gelombang bunyi akan membelok m melewati ujung u p pembatas t tersebut m menuju rua angan yang g ada di b balik pembatas. P Peristiwa ini disebutt dengan difraksi. Kemampu K an gelombang b bunyi untukk terdefrakksi menye ebabkan diimensi bid dang pemb batas d dan sisa celah c yang g terbentu uk dari bid dang pembatas ters sebut m menjadi bahan pertim mbangan penting ketiika meranccang pemb batas u untuk men nahan perrambatan gelomban ng bunyi. Difraksi bunyi b m merupakan n gejala akkustik yang menyeb babkan gelombang bunyi b d dibelokkan atau dihamburkan di d sekitar penghalang p g seperti sudut s (ccorner), ko olom, temb bok dan balok. •
R Refraksi adinya Terja
p peristiwa
pemantulan
dan
penyerapan
g gelombang bunyi ketiika mengenai bidang g pembatass, maka bidang p pembatas yang sam ma juga dimungkinkan mampu meneru uskan g gelombang bunyi te ersebut. Itu I berarti setiap material yang d digunakan sebagai pembatas p dimungkink d kan untuk memberik kan 3 p perilaku se ekaligus, yaitu mem mantulkan sebagaia an gelombang
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐69
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
b bunyi yan ng datang g, menyerap seba agian dan n meneru uskan (m mentransm misikan) se ebagian sis sanya. Jika sebagian n energi bunyi b yan ng ada diteruskan atau d ditransmisik kan, maka a pada saat s melew wati mate erial pemb batas te ersebut, gelombang g bunyi ak kan mengalami perristiwa refrraksi, y yaitu
perristiwa
m membias/m membeloknyya
arah
peramb batan
g gelombang bunyi karena k melewati m m material yyang berbeda pembiasa k kerapatann nya. Gelom mbang bun nyi akan mengalami m an ke b bawah ketikka perjalan nannya berpindah da ari medium m yang memiliki m molekul leb bih rengga ang menujju medium m yang mo olekulnya lebih p padat. Seb baliknya akan a meng galami pembiasan kke atas ketika k b berpindah dari mole ekul yang rapat me enuju ke molekul yang re enggang. Besa arnya prossporsi mas sing–masing perlaku uan ini sa angat b bergantung g pada fre ekuensi bu unyi yang datang da an kerakte eristik b bidang pem mbatas (kerapatan/k kepadatan permukaa an serta berat b d dan
ketebalan
material).
Kemampu uan
pem mbatas
dalam
m memantulk an, menye erap, dan mentranssmisikan d ditunjukan oleh k koefisien pa antul, sera ap, dan tran nsmisi. • Difusi Difussi adalah peristiwa yang dia alami gelo ombang bunyi b k ketika mem mbentur bid dang pemb batas yang memiliki kkecenderungan m memantul (bepermukaan pad dat dan keras), k na amun memiliki p permukaan n yang tida ak halus. Ketidak K halusan perm mukaan bidang p pembatas ini dapat be erupa perm mukaan ya ang kasar, bergelomb bang, b bergerigi, dsb. Pem mantulan yang y men nimbulkan difus dis sebut d difuser. Difusser yang baik akan n menyeb barkan gelombang bunyi b y yang datan ng secara merata m pada area de engan jang gkauan 18 800 di d depannya. Difuser tid dak saja menyebark m kan bunyi ssecara me erata, n namun perrbedaan besar b sudut pantul dan jarakk tempuh dari Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐70
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
s sumber bu unyi ke permukaan difuser juga akan menimbu ulkan p perbedaan antul, meski sanga at minim. Hal ini dapat d waktu pa m menimbulka an sensassi bunyi yang y lebih h mantap, yang ma ampu m menciptaka an sensassi bunyi pada p ruan ngan yang g kecil/sempit, s serasa pada ruangan yang lebih h besar da an bunyi tersebar merata. 2.3 3.3.2 Aspe ek Penentu Kenyam manan Aku ustik Persyaratan tatta akustik k gedung pertunjukkan yang baik dikkemukakan n oleh Do oelle (199 90:54) yan ng menye ebutkan ba ahwa un ntuk mengh hasilkan kualitas k suara yang baik, seca ara garis besar b ge edung pertu unjukan ha arus meme enuhi syara at : kekera asan (loudn ness) yang cukup, bentuk ru uang yang tepat, distribusi ene ergi bunyi yang me erata dala am ruang, dan ruan ng harus bebas da ari cacat-c cacat akkustik. • Kekerasan K n (Loudnes ss) yang Cukup C Keke erasan yan ng kurang terutama pada p gedung pertunjukan u ukuran
be esar
disebabkan
oleh o
enerrgi
yang
hilang
pada
p perambatan n gelomba ang bunyi karena jarak tempu uh bunyi te erlalu p panjang, da an penyera apan suara a oleh peno onton dan isi ruang (kursi ( y yang empuk, karpet, tirai t ). Hilan ngnya ene ergi buny yi dapat dikurangi d agar terc capai k kekerasan/l loudness yang y cuku up. Dalam hal ini Do oelle (1990 0:54) m mengemuk kakan perrsyaratan yang pe erlu diperrhatikan untuk u m mencapainy ya, yaitu dengan d ca ara mempe erpendek jjarak peno onton d dengan sum mber bunyyi, penaikan sumber bunyi, pem miringan la antai, s sumber bun nyi harus dikelilingi d lapisan l pemantul suara, luas lantai h harus sesu uai dengan n volume gedung g pe ertunjukan, menghindari p pemantul b bunyi paralel yang sa aling berha adapan, da an penemp patan p penonton d area yang mengunttungkan. di Ada beberapa tipe pene empatan lo oudspeake er pada sistem b bunyi elektrronik,namu un pada da asarnya ad da 4 tipe :
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐71
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
1 Terpusa 1. at (central cluster) Sekelom mpok speaker yang g diletakka an di atas sumber bunyi b asli, setinggi 7-13 3m dan agak ke depan sedikit (manusia tidak terlalu peka terh hadap pergeseran sumber
bunyi se ecara
vertical dan lebih peka terhadap perg geseran se ecara horiz zontal kiri-kan nan). Kumpulan spe eaker ini dapat d dise embunyika an di balik tirrai dan ma asing-masing speakker diarahkkan ke aud diens deretan n depan, te engah, ma aupun bela akang. Kelebihan tipe ini, bunyi dari d speake er sama arrahnya den ngan posissi sumber bunyi b asli, sehingga tera asa alami. 2 Terseba 2. ar (distribu uted) Peletakkan rangkaian pelettakan spe eaker diata as penden ngar. Tipe ini digunaka an untuk ru uangan ya ang langit-langitnya relatif r pendekk sehingga tidak memungkinkan me emakai sistem terpusa at. Tipe ini diutamakan untu uk aktivita as yang lebih memen ntingkan
kejelasan n
bunyi
dan
tidak
te erlalu
memen ntingkan arah bunyi.. Termasu uk dalam tipe ini ad dalah speake er yang dile etakkan di kolom seccara merata a. 3 Terpadu dengan kursi (seatt-integrated 3. d) Meletakkkan speakker secara a terpadu di d belakang g kursi. Tip pe ini biasa diterapkan d digereja ketika k bunyyi yang pe elan tetapi jelas dan
m merata
diperlukan.
Biasanyya
speakker
dileta akkan
dibelakkang sanda aran kursi dan bunyyinya akan n ddengar oleh orang duduk d dibe elakang ku ursi tersebu ut. Sedang g orang di kursi tersebu ut akan me endengar dari d speakker di belakang sand daran kursi di depannya a. 4 Kombin 4. nasi Untuk kombinasi k tipe terpus sat dan tipe e tersebar diperlukan n alat penund da bunyi (initial ( time e delay) agar a bunyyi dari spe eaker didereta an belakan ng menunggu datan ngnya bunyyi dari spe eaker terpusa at di depan n. Jika tida ak, maka audiance yang dudu uk di Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐72
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
deretan n kursi bela akang akan mendengar bunyi dari speak ker di deretan n belakang g terlebih dahulu,ba aru kemud dian bunyi dari speake er di depan. Ini tenttu sangat menggan nggu dan tidak alami. •
pendek Jarrak Penon nton dengan Sumbe er Bunyi. Memperp Mills (1976: 15) mengemukaka an pendapat meng genai p persyaratan n
jarak
m mendapatk kan
penonton
kepu uasan
dengan
da alam
sumber
mendengar
bunyi dan
untuk u me elihat
p pertunjukan n.Jarak tem mpat dudu uk penonto on tidak b boleh lebih dari 2 meter dari 20 d pangg gung agar penyaji pertunjukan n dapat terlihat d terdeng dan gar dengan n jelas. Akan n tetapi unttuk menda apatkan ke ekerasan ya ang cukup p saja (ttanpa harrus meliha at penyaji dengan jelas), m misalnya pada p pementasa n orkestra a atau kons ser musik, toleransi jjarak peno onton d dengan pen nyaji dapa at lebih jau uh hingga jarak j maksimum dengan p pendengar
yang
te erjauh
ad dalah
40m m,
sebag gaimana
yang
d dikemukaka an Mills (19 976:8). •
Penaikan Sumber Bunyi B Sum mber bunyii harus dinaikkan agar a seba anyak mun ngkin dapat diliihat oleh penonton, sehingga a menjam min gelombang bunyi lang gsung yang bebas (g gelombang g yang me erambat se ecara langsung tanpa pem mantulan) ke setiap pendengar p r.
•
Pemiringa an Lantai Lan ntai di are ea penonto on harus diibuat miring karena bunyi b lebih mud dah diserap p bila merrambat me elewati pen nonton dengan sinar
datang
miriing
(graz zing
incid dence).
A Aturan
gra adien
kemiringan lantai ya ang ditetap pkan tidak boleh lebih dari 1:8 atau 30°
dengan
perttimbangan
nan keaman
dan
keselamatan.
Kemiringa an lebih dari itu me enjadikan lantai terla alu curam dan
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐73
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
membaha ayakan. 3 0° Area tempat duduk penontton
Gambar 2.25 Sudut panda ang Penampil ke k area penonton Sumber As sli : Doelle (1990 0) Sumber Tulisan :P Perancangan Ak kustik Interior Gedung Pertunju ukan oleh Dwi Retno Srri Ambarwati, M.Sn M
Gambar di d atas me enjelaskan pemiringa an lantai d dan pening ggian sumber bunyi. b Bila sumber bunyi b diting ggikan da an area tempat penonton dimiringkkan 30° maka m pendengar akkan mene erima lebih banyyak bunyi langsung yang men nguntungkkan kekerrasan suara . •
Sumber bunyi b haru us dikelilin ngi lapisan n pemantu ul suara Unttuk mence egah berk kurangnya a energi ssuara, sumber bunyi harrus dikelilingi oleh permukaa an-permukkaan pemantul bunyi seperti gypsum m board, plywood, p fle exyglass d dan sebaga ainya dalam jum mlah yang cukup ban nyak dan besar b untu uk memberikan energi bunyi panttul tamba ahan pada tiap b bagian da aerah penonton,, terutama pada temp pat-tempatt duduk ya ang jauh.La angitlangit dan n dinding samping s auditorium a merupaka an permukaan yang tepa at untuk memantullkan bunyyi. Sehubu ungan dengan upaya pen nguatan bu unyi terse ebut Mills (1976:28) ssalah satu cara untuk
memperkuatt
bunyi
dari
panggung
ad dalah
dengan
menyediakan pema antul di ata as bagian depan au uditorium untuk u memantulkan bunyii secara la angsung ke k tempat duduk ba agian belakang, dimana bunyi langsung (direct sound) te erdengar paling p lemah. Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐74
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Perrmukaan-p permukaan n pemantull bunyi (accoustical bo oard, plywood, gypsum board dan lain-lain n) yang m memadai akan memberikkan energi pantul tambahan pada tia ap-tiap ba agian terutama pada ba daerah penonton, p agian yang g jauh.Uk kuran permukaa an pemantul harus cukup c besar dibandiingkan dengan panjang gelombang g g bunyi ya ang akan dipantulka d n. Sudut-s sudut permukaa an
pemantul
haru us
diteta apkan
de engan
hu ukum
pemantula an bunyi dan langiit-langit se erta permukaan din nding perlu dim manfaatkan dengan baik agarr diperoleh h pemantulanpemantula an bunyi singkat ya ang tertun nda dalam m jumlah yang terbanyakk.
Gamb bar 2.26 Penem mpatan langit-la angit pemantul Sumber Asli A : Doelle (199 90) Sumber Tulisan T :Perancangan Akustik Interior I Gedung g Pertunjukan oleh Dwi Retno Sri S Ambarwati, M.Sn
Gambar di atas a menjjelaskan bahwa b kettepatan dalam meletakka an
langit--langit pem mantul den ngan
pem mantulan bunyi b
yang makkin banyakk ke tempa at duduk yang y jauh,, secara efektif e menyumb bang kekerrasan yan ng cukup. Langit-lan ngit dan ba agian depan
d dinding-din nding
sa amping
auditorium m
merupakan
permukaa an yang cocok c unttuk diguna akan seba agai pemantul bunyi. •
Kesesuaian luas la antai deng gan volume ruang an kapasittas tempatt duduk, T The Associiation Terrkait denga of
British
Theatrre
Techn nicians
d dalam
Mills(
1976 6:32)
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐75
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
mengklasifikasikan gedung pertunjuka p an dari ya ang beruk kuran gga sang gat besar kecil hing
yakni: ukuran sangat besar b
berkapasitas 1500 atau a lebih tempat du uduk, ukurran besar 9001500 temp pat duduk, ukuran sedang 500 0–900 tem mpat duduk k dan ukuran ke ecil kurang dari 500 te empat duduk. Doe elle (1990 0:58) meny yebutkan bahwa nillai volume e per tempat du uduk peno onton yang g direkome endasikan untuk gedung pertunjuka an serbag guna minim mal 5.1 m³, m optima al 7.1 m³ dan maksimal 8.5 m³. Dari D perba andingan tersebut t d dapat diperoleh u vo olume yan ng dipersyyaratkan untuk gedung standar ukuran ukuran
t tertentu
s sehingga
kelebihan n
ataupun n
kekurangan
kapasitas ruang dap pat dihinda ari . •
dari pemantul buny yi paralel yang y saling berhada apan Menghind Ben ntuk plafon nd paralel secara s horrisontal seperti gamb bar di bawah ini tidak dianjjurkan. Pad da gamba ar di baw wah terjadi peman ntulan kem mbali sebagian besar bun nyi langsun ng (direct sound) s ke sumber bunyi, b dan seba agian lagi dipantulka an ke lan ngit-langit dengan waktu w tunda sing gkat yang terbatas baru b kemu udian diseb barkan ke arah penonton sehingga bunyi lang gsung yang g diterima penonton lebih sedikit seh hingga kekkerasan sa angat berku urang. pemantulann yang berguna
Arah bunyi Areaa tempat duduk penoonton Sumbber bunyi
pangguung
30˚
Gambar 2.27 Bentuk plaffond paralel yan ng tidak dianjurkkan Sumber Asli A : Doelle (199 90) Sumber Tulisan T :Perancangan Akustik Interior I Gedung g Pertunjukan oleh Dwi Retno Sri S Ambarwati, M.Sn
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐76
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Dissarankan bentuk permukaan pemantu ul bunyi yang miring den ngan perm mukaan yan ng tidak be eraturan, te erutama da aerah plafond di d atas su umber bu unyi, agar sebagian n besar bunyi b langsung (direct so ound) men nyebar ke arah pen nonton dengan nda yang panjang sehingga bunyi waktu tun
la angsung dapat d
diterima sebagian s besar penonton hingga ke tempat duduk terjauh.
Bentu uk plafond yang dianjjurkan
•
Gambar 2.2 28 Pemantulan yang dianjurkkan Sumber Aslii : Doelle (1990)) Sumb ber Tulisan :Perrancangan Akus stik Interior Ged dung Pertunjuka an oleh Dwi Retno Sri Ambarwati, A M.Sn
Penempa atan penon nton di are ea yang menguntun m ngkan Pen nonton harus berada a di daera ah yang menguntung gkan, baik saat menonton n maupun melihat pe ertunjukan n, yakni be erada pada area a sumbu longitudinal..
staage Area tempaat 45 ° duduk terbaik Sumber bunyyi
Gambar 2.29 Area sumbu long G gitudinal Sumber As sli : Doelle (1990 0) Sumber Tulisan T :Perancangan Akustik Interior I Gedung g Pertunjukan oleh Dwi Retno Sri S Ambarwati, M.Sn
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐77
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Are ea pendenga aran
sumbu
longitu udinal
merupakan
area
untuk u
dan
pengliihatan
terbaik,
ehingga se
harus h
diefektifka an untuk tempat duduk. Harrus dihind dari perlettakan lorong siirkulasi di area in ni. Selain n ditinjau dari kua alitas mendenga ar dan mellihat dari segi penonttonnya, jug ga harus dilihat d dari segi kenyaman nan pema ainnya.
A Agar pema ain masih bisa
akukan ak ksi panggungnya, m maka leluasa dalam mela
ren ntang
sudut yan ng masih bisa b ditolerrir 135° dari d sumbe er bunyi se eperti yang dijela askan oleh h Mills (197 76:37) :Lin ngkar area a tempat duduk penonton yang lebih h besar me erupakan hal h yang m menguntungkan karena le ebih banyak peno onton yan ng menda apatkan jarak j mendenga ar dan mellihat yang baik secarra akustik m maupun viisual, tapi dalam m beberapa hal cend derung tid dak mengu untungkan bagi penonton yang bera ada di sisi panggung p yang lain. Lagipula, tidak mungkin bagi b pema ain untuk menghadap m p ke arah penonton yang berada di d dua arrah yang berlawan nan dalam m waktu yang bersamaa an. Lingka ar dengan n sudut 135° merrupakan batas b maksimal,,
karena a
ketidaklelu uasaan
lebih
penampila an
dari
itu
pema ain
akan n
menam mbah
saatt
melak kukan
pertunjuka an.
aktor 135°
Batas areaa akting (act of commands)
audience
Gambar 2.30 0 Limit Lingkar area penonton yang dapat dija angkau pemain (act of comma and) Sumber As sli : Doelle (1990 0) Sumber Tulisan T :Perancangan Akustik Interior I Gedung g Pertunjukan oleh Dwi Retno Sri S Ambarwati, M.Sn
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐78
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
•
Pemilihan n Bentuk Ruang R yan ng Tepat Doe elle (1995::95) menye ebutkan ba ahwa benttuk ruang juga mempeng garuhi kua alitas buny yi. Ada be eberapa b bentuk
ruang
pertunjuka an yang la azim diguna akan , yaittu: bentuk empat persegi (rectangullar shape),, bentuk kipas (fan shape), s ben ntuk tapal kuda (horse-sho oe shape) dan bentu uk hexagon nal (hexag gonal shape). Bentu uk Ruang Empat Pe ersegi (rec ctangular s shape) Merup pakan ben ntuk tradisional yang paling um mum digunakan Ruang g-ruang ko onser dari abad a ke- 19 dan aw wal abad ke e-20. Keunttungan dari bentuk ruang r ini dijelaskan d Mills (1976 6:28) bahwa a bentuk ruang em mpat perse egi panjan ng (rectangular shape e) memilikki tingkat keseragaman suarra yang tinggi t sehing gga terjadi keseimba angan anta ara suara a awal dan suara s akhir. Sisi leba ar
yang lebih l kecill dapat m merespon bunyi b
lateral/bunyi sa amping, diperkuat d dengan p pantulan yang berula ang-ulang
antar
dinding d
s samping
menyebabkan
bertam mbahnya kepenuhan n nada, suatu s segi akustik ruang yang sangat diin nginkan pa ada ruang pertunjuka an. s stage
Gambar 2.31 Bentuk lantai empat e persegi (Rectangular ( sh hape) Sumber As sli : Doelle (1990 0) Sumber Tulisan T :Perancangan Akustik Interior I Gedung g Pertunjukan oleh Dwi Retno Sri S Ambarwati, M.Sn
Kelem mahan da ari bentuk k ini ada alah pada a bagian sisi panjan ngnya, ka arena me enjadikan jarak anttara peno onton denga an panggung terlalu jauh.Solus j si untuk pe ermasalaha an ini adalah h
dengan
mempersempit
area
pa anggung
dan
memp perlebar sissi depanny ya. Lanta ai bentuk Kipas K (Fan n Shape) Memb bawa peno onton dek kat dengan sumberr bunyi ka arena balkon. Ke memu ungkinkan adanya konstruksi k euntungan n lain Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐79
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
dari bentuk b ini menurut Mills M (1986: 29) bahw wa keuntungan ruang g bentuk kipas, k dap pat menam mpung pe enonton dalam jumlah h banyakk, disamping itu ju uga menye ediakan sudut s panda ang yang maksimum m bagi peno onton.
Dindingg belakang
stage
Gambar 2.32 Denah Gedung g Pertunjukan dengan d bentuk kkipas Sumber As sli : Doelle (1990 0) Sumber Tulisan T :Perancangan Akustik Interior I Gedung g Pertunjukan oleh Dwi Retno Sri S Ambarwati, M.Sn
Akan tetapi disiisi lain, ba anyak pula kekurang gan dari be entuk ini me emiliki kekkurangan yang y membuat reputtasi akustiiknya kurang g baik, karena bentu uk dinding g samping g yang melebar ke bellakang me enyebabkan pemantu ulan yang tterlalu cepat ke dindin ng belakang yang dile engkungka an sehingg ga mencipttakan gema dan pemusatan bu unyi sehing gga ruang ini cende erung memilliki akustikk yang tida ak seraga am, dengan kondisi area dudukk penonton n bagian te engah yang g kurang ba aik. Ruang Bentuk Tapal Kud da (Horse-shoe sha ape) pakan ben ntuk yang memiliki m ke eistimewaa an karakte eristik Merup yakni adanya kotak-kota ak yang berhubungan (ring gs of boxess) yang sa atu di atas yang lain.Walaupun n tanpa lap pisan permu ukaan pe enyerap bu unyi pada interiornya a, kotak-k kotak ini be erperan se ecara efis sien pada penyerap pan bunyi dan menyediakan waktu w dengung yang pendekk.Disamping itu nya membu uat jarak penonton p d dengan pemain bentuk dindingn menja adi lebih de ekat. (Doellle:1990).
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐80
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Area penoonton
Audien nce
sta age
Stage/pannggung
Gambar 2.33 Ruang berbenttuk Tapal Kuda (Horse-shoe Shape) Sumber Asli : Doelle (1990) Sumbe er Tulisan :Pera ancangan Akusttik Interior Gedu ung Pertunjukan n oleh Dwi Retno Sri Ambarwati, M.Sn n
Akan tetapi disisi lain terd dapat keku urangan ya aitu permukaan dindin ng bagian belakang yang cekkung meru upakan be entuk yang tidak t dianjurkan karrena akan terjadi pen nyerapan suara s yang terlalu t tinggi di bagia an belakang g. Ruang g Bentuk Hexagona al (Hexago onal Shap pe) Bentuk Lantai Hexagonal H (Hexagonal Shape) di di bawa ah ini dapat membaw wa penonto on sangatt dekat de engan sum mber d ketega asan, karena permuk kaanbunyi,, keakraban akustik dan permu ukaan
y yang
dig gunakan
untuk
menghas silkan
pemantulan-pem mantulan dengan d wa aktu tunda a singkat dapat d dipadu ukan deng gan mudah h ke dalam m keseluruh han rancangan arsitekktur.
stage audiencee
Gambar 2.34 Ruang berben ntuk Hexagonal (Hexagonal Sh hape) Sumber Asli : Doelle (1990) Sumber Tulisan :Peran ncangan Akustikk Interior Gedun ng Pertunjukan oleh Dwi Retno o Sri Ambarwati,, M.Sn
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐81
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
•
Distribusi Bunyi ya ang Merata a Ene ergi bunyi dari sumb ber bunyi harus h terdiistribusi se ecara merata ke e setiap ba agian ruan ng, baik ya ang dekat maupun yang jauh dari sumber bunyi. Un ntuk menccapai kea adaan ters sebut D (19 990:60) pe erlu diusah hakan pen ngolahan pada menurut Doelle elemen pe embentuk ruangnya, yakni unsur langit-la angit, lantai dan dinding, dengan d ca ara membu uat permukaan yang g tidak terratur, penonjolan elemen bangunan n, langit-langit yang ditutup, kotakkotak yan ng menonjol, dekora asi pada permukaan p n dinding yang dipahat, bukaan b jend dela yang dalam dan n sebagain nya. Pen ngolahan bentuk b perrmukaan elemen e pem mbentuk ruang terutama dibagian dinding dan d langit--langit dengan susunan yang tidak teratur dan dalam m jumlah dan ukura an yang cukup c akan banyyak memp perbaiki kondisi deng gar, terutam ma pada ruang dengan waktu dengu ung yang cukup c panjjang.
•
Ruang ha arus bebas s dari cac cat-cacat akustik a Caccat akustik merupak kan kekurrangan-kekkurangan yang terdapat pada pengolahan elemen e pe embentuk ruang gedung pertunjuka an yang menimbulkan permasa alahan aku ustik. Ada apun caca at akustik yang bia asa terjadi pada sebuah gedung pertunjukan n yang tida ak di desa ain dengan n baik men nurut a Doelle (1990:64) ada
dela apan
jeniis, yakni: gema/ech hoes,
pemantula an yang berkepanja b angan (lon ng - delaye ed reflectiions), gaung, distorsi,
p pemusatan n bunyi, ruang r gan ndeng (cou upled spa aces), bayangan n bunyi,
dan sera ambi bisika an (whispering
gallery). Gema (echo oes) merup pakan caccat akustik yang paling p unyi yang dipantulka an oleh sua atu permukaan berat, terjadi bila bu tertunda cukup c lam ma untuk dapat d diterima dan menjadi bunyi b yang berb beda dari bunyi b yang g meramba at langsun ng dari sum mber suara ke e pendengar. Pem mantulan suara ya ang meng genai Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐82
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
permukaa an datar ya ang lebar beresiko terdengar t sebagai gema, yang ditan ndai dengan adanya a penunda aan yang berulang-u ulang dari bunyi langsung.. Pem mantulan
yang
berkepanjjangan
(Long-Dellayed
Reflection ns) adalah cacat ak kustik yang g sejenis dengan gema, tetapi pen nundaan waktu w antarra penerim maan bunyi langsung g dan bunyi pan ntul agak lebih l singk kat, sedan ngkan gau ung merupakan cacat akustik yang terdiri t atas s gema-gema kecil yyang berturrutan dengan cepat. c Periistiwa ini dapat diam mati bila tterjadi ledakan singkat se eperti tepukan tangan n atau tem mbakan yan ng dilakukan di antara dua a permuka aan dinding g atau pem mantul bun nyi yang se ejajar dan rata. Waktu den ngung (rev verberation n time) be erperan penting dalam me enciptakan n kualitas musik
dan kema ampuan untuk u
memaham mi suara percakapan p n dalam ru uang. Ketiika permukaan ruang me emiliki daya pantull yang tin nggi, bunyi akan terus t memantul
atau
m menggema a
secara a
berlebih han
sehingga
mengakibatkan bun nyi tidak dapat didengar d dan dimen ngerti dengan je elas . Pem musatan bunyi b atau disebut d jug ga dengan hot spots atau titik pana as, merupa akan caca at akustik yang dissebabkan oleh pemantula an
bunyii
pada
permukaa an-permukkaan
cek kung.
Intensitas bunyi di titik pan nas sanga at tinggi d dan merug gikan daerah de engar karena menyeb babkan disstribusi ene ergi bunyi tidak dapat merrata . Rua ang gand deng (cou upled spa aces) merrupakan cacat c akustik ya ang terjadii bila suattu ruang pertunjukan p n berhubungan langsung dengan ruang r lain seperti ruang r dep pan dan ruang tangga, maka m kedua a ruang terrsebut membentuk ruang gand deng. Selama rongga r ud dara ruan ng yang bergandengan ters sebut terbuka maka m masu uknya buny yi dengung g dari ruan ng lain ters sebut akan tera asa meski dengung di dalam ruang perrtunjukan telah Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐83
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
diatasi dengan baik.Gejala ini akan men ngganggu penonton yang eluar masu uk yang terrbuka. duduk dekkat pintu ke Disstorsi meru upakan cacat akustik yang dissebabkan oleh perubahan n kualitas bunyi yan ng tidak dikkehendaki. Hal ini te erjadi akibat kettidakseimb bangan ata au penyerrapan bunyi yang te erlalu besar ole eh permukkaan-permukaan
dinding. Ba ayangan Bunyi B
merupaka an cacat akustik a yan ng terjadi apabila b bunyi terha alang untuk sam mpai ke pen nonton . Gejala G ini da apat diama ati pada tempat duduk di bawah balkon b yan ng menon njol terlalu u jauh dengan t kedalaman lebih darri dua kali tingginya. Serrambi bisikan (whis spering ga allery) merupakan cacat c akustik ya ang disebabkan oleh adanya fre ekuensi bu unyi tinggi yang mempunyyai
kecen nderungan
untuk
merangka ak
sepan njang
permukaa an-permuka aan cekun ng yang besar (ku ubah setengah bola). Suatu bunyi yang san ngat lemb but sepertii bisikan yang diucapkan n di bawah kubah tersebut t akan terdengar pada a sisi yang lain. Meskipun n gejala ini kadang menyenang m gkan dan tidak merusak, akan tetap pi tetap sajja merupakkan suatu u keadaan yang tidak diing ginkan bagi akustik ya ang baik. •
Pengguna aan Bahan n Penyera ap Bunyi Pem milihan
bahan pe enyerap bunyi b yang g tepat untuk u
melapisi elemen e pe embentuk ruang ged dung pertu unjukan sa angat dipersyara atkan
untuk
meng ghasilkan
kualitas
suara
yang
memuaskkan. Doelle e (1990:33 3) menjela askan me engenai ba ahanbahan pe enyerap bunyi b yang g digunakkan dalam m perancangan akustik ya ang dipakkai sebaga ai pengend dali bunyi dalam ru uangruang bising dan dapat d dipa asang pada a dinding ruang ata au di gantung sebagai penyerap p ruang r yakkni yang berjenis bahan berpori da an panel pe enyerap (p panel absorrber) serta a karpet.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐84
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Bahan n Berpori Bahan berpori b merupakan suatu ja aringan se elular denga an pori-po ori yang saling berh hubungan. Bahan ak kustik yang termasuk t kategori in ni adalah papan p sera at (fiber bo oard), pleste eran lembu ut (soft pla asters), miineral woo ols dan se elimut isolasi. Karakterristik dasarr dari sem mua bahan berpori se eperti ini ad dalah men ngubah en nergi bunyyi yang datang me enjadi energi panas dalam po ori-pori dan disera ap, semen ntara sisanyya yang telah berku urang ene erginya dip pantulkan oleh permu ukaan ba ahan.Bahan n akustik berpori dapat dibagi d menja adi 2 kateg gori, yakni: unit akusttik siap pakai, dan bahan yang disemprotk d kan.
Gambar 2.3 35 Unit akustik siap pakai yang g berlubang dan n bercelah Sumber: http://www.acou ustics.com/prod duct Sumber Tu ulisan :Perancan ngan Akustik Intterior Gedung P Pertunjukan oleh h Dwi Retno Sri Ambarwatti, M.Sn
Unit akustik siap pakai p
me eliputi berm macam-ma acam
jenis ubin selu ulosa dan n serat mineral m ya ang berlub bang, bercelah, bertekstur, pan nel penyisip dan lem mbaran
lo ogam
bang deng gan bantalan penye erap.Jenis-jjenis ini dapat d berlub dipasa ang denga an berbag gai cara, sesuai s de engan petu unjuk pabrikk seperti disemen pa ada permukkaan yang padat, dip paku, dibor pada kera angka kayu u atau dipa asang pada a sistem la angitlangit gantung.. Unit ak kustik siap p pakai kkhusus se eperti acousstical boarrd untuk pelapis dinding
d dan geoco oustic
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐85
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
board d dipasang g pada lan ngit-langit dalam su usunan dengan jarak tertentu da alam poton ngan-poton ngan kecil. Penggunaan baha an akustik siap p pakai ini juga menguntungkan n ditinjau dari daya a serap b bunyinya yang dijamiin oleh pab brik, pema asangan da an perawatannya mu udah, dapatt dihias tanpa t me empengaru uhi jumlah h penyera apan, pengg gunaannya a dalam sistem langit-kangit dapat disattukan secara fungsion nal dan vis sual denga an instalassi peneran ngan, pemanasan da an pengko ondisian udara. u Apa abila dipasang denga an tepat maka penye erapannya dapat berttambah. Bahan ya ang disem mprotkan diigunakan tterutama untuk u tujuan n reduksi//pengurang gan bising g. Bahan ini berbe entuk semip plastik, dite erapkan dengan d cara disemp protkan me elalui pistol penyemprrot/sprayerr gun. Kele ebihan dari bahan ak kustik jenis ini yang
adala ah fleksibilitasnya karena k berbentuk cairan
disemprrotkan
ke e
permukkaan
seh hingga
dapat d
diterapkan pad da bentuk k penamp pang apap pun. Biasanya diterapkan pad da ruang dalam au uditorium dimana upaya pengo olahan aku ustik lain tid dak dapat dilakukan karena be entuk permu ukaan yan ng meleng gkung ata au tidak tteratur.Efis siensi akustiiknya biassanya cuku up baik ap pabila dike erjakan dengan cerma at, tepat da alam pene entuan kom mposisi ple esteran, jumlah perekkat, serta ke eadaan lap pisan dasa ar yang dig gunakan. Penye erap Pane el Penyerap p panel merupaka an bahan kedap yang dipasa ang pada lapisan pe enunjang yang y padatt (solid ba aking) tetapi terpisah oleh sua atu rongga. Bahan ini berfu ungsi sebag gai penyera ap panel dan akan n bergetar bila tertum mbuk oleh gelombang bunyi. Getaran lentur dari panel akan menye erap
seju umlah
en nergi
bun nyi
yang
datang
dan
mengubahnya menjadi energi e pan nas. Cara a pemasangan Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐86
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
denga an di seme en pada pe ermukaan yang y pada at, dipaku, dibor pada kerangka kayu atau dipasang pada siste em langit-langit gantung.
G Gambar 2.36 Pa anel Penyerap (Panel Absorbe er) siap pakai ya ang bertekstur Sumber: http://www.a acoustics.com/p product Sumb ber Tulisan :Perrancangan Akus stik Interior Ged dung Pertunjuka an oleh Dwi Retno Sri Ambarwati, A M.Sn
Gambar 2.37 Penerapan Panel P Penyerap pada plafond d dan dinding acoustics.com/p product Sumber: http://www.a Sumb ber Tulisan :Perrancangan Akus stik Interior Ged dung Pertunjuka an oleh Dwi Retno Sri Ambarwati, A M.Sn
Kelebihan dari bahan ini adallah kemud dahannya untuk u disusu un sesuai desain yang y diing ginkan karrena dalam m
ukuran--ukuran
yang y
berrvariasi,
m mudah
ters sedia dalam
pemassangannya a serta ek konomis da an merupa akan peny yerap bunyi
yang
e efisien
karena
men nyebabkan n
karakte eristik
dengu ung yang merata pada p selurruh jangka auan freku uensi (tinggi maupun rendah karena berfu ungis untukk mengimb bangi penye erapan su uara yang g agak berlebihan b n oleh bahan penye erap berpo ori dan isi ruang. r Jen nis bahan yang term masuk penye erap panel antara la ain: panel kayu, k hard dboard, gyp psum board d dan panel kayu yang digantun ng di langit-langit.
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐87
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Karpe et Karpet selain s digunakan seb bagai penu utup lantai, juga diguna akan seba agai bahan akustik karena kkemampuannya mered duksi
dan n bahkan meniadakkan bising benturan dari
atas atau a dari permukaan p n seperti suara s seretan kaki, bunyi b langka ah kaki, pemindahan n perabot rumah da an sebaga ainya. Karpe et juga dap pat diterapk kan sebagai bahan p pelapis dinding, untuk memberikan pered daman suara yang lebih opttimal. Makin n tebal dan n berat ka arpet maka a makin be esar pula daya serap dan kema ampuannya a dalam me ereduksi b bising.
Gambar 2.38 Bahan akustikk dari Karpet Sumber: http://www.acoustics.com/product Sumb ber Tulisan :Perrancangan Akus stik Interior Ged dung Pertunjuka an oleh Dwi Retno Sri Ambarwati, A M.Sn
2.4 Keny yamanan Akustik A da an Visual pada p Gedung Pertu unjukan 1. Wa aktu dengung (RT) pada frekuensi teng gah (rata-rrata untuk k 500 da an 1000 Hzz) di saat ruangan penuh p anta ara 1 dan 2,4 detik untuk u op pera, simpo oni, organ dan padua an suara. Waktu W den ngung <1,2 2 bila dig gunakan untuk u teate er (diutama akan freku uensi 250-4 4000 Hz). Jika bu unyi musik di dalam ruangan memiliki m wa aktu dengu ung yang tepat t ma aka akan sangat hidup h aka an tetapi jika waktu u dengungnya be erlebihan , akan men nyebabakan bunyi mu usik campur aduk, kisruh k da an tidak dapat dibeda a-bedakan. 2. Un ntuk pertun njukan mussik, rasion bass (basss ratio) ha arus lebih besar b da ari 1,2. Rasio bass adalah a perrbandingan n antara w waktu dengung
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐88
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
fre ekuaensi re endah (ratta-rata untuk 125 da an 250 Hz)) dan freku uensi ten ngah (rata--rata untukk 500-1000 0 Hz). Rassio bass ya ang tinggi akan me emberikan kesan ke ehangatan. Hindari mengguna m akan panil tipis (m misalnya pa apan kayu <3/4”) yang akan meredam m b bunyi freku uensi ren ndah. 3. Ke eintiman dapat d dipe eroleh den ngan mengusahakan n celah tunda wa aktu awal (initial-time e-delay ga ap, ITDG) kurang dari 20 ms untuk u bu unyi pantullan. Jika ruangan r musik m berpentuk perssegi sebaiiknya me empunyai perbandin ngan panja ang dan lebar kurang dari 2 dan me emiliki perb bandingn tinggi t dan lebar l >0,7.. 4. Ke ekerasan (lloudness) ditentukan n oleh volu ume ruanga an, pereda aman bu unyi dan bentuk b sisi depan ru uangan. Untuk U ruangan berbe entuk pe ersegi panjjang deng gan pangg gung di de epan, volu ume ruang g per ora ang adalah h 8 m3. Untuk panggung di te engah, volu ume ruang g per ora ang 13 m3 . 5. Ke epadatan te empad dud duk 0,6-0,8 8 m 2. 6. Vo olume kurssi antara 2,25-4,25 m3. 7. Pe ermukaan dinding samping, s langit-lang git, dinding balkon dan din nding pang ggung harus dapat memantu ulkan bunyyi secara baur (diifus). 8. Pe ermukaan pemantul bunyi di d dekat panggung harus dapat d me emantulkan bunyi ke embali ke panggung sehingga a pemain dapat d me erasakan respon r ruangan yang g memadaii. 9. Me enghindari permuka aan-permukaan yang menyeb babkan gema, leccutan dan rayapan. 10. Tin ngkat keb bisingan latar bela akang harrus mendekati ambang pe endengaran n, yaitu NC C-15. 11. Bu unyi latar belakang b <3 34 dBA, NC 25. 12. Tin ngkat bunyyi pembica araan haru us lebih besar b 15 d dB dari krriteria kebisingan ru uangan. 13. Pe erbedaan ja arak antara a bunyi lan ngsung dan n tak langssung <11m m. Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐89
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
14. Ke emiringan penonton p 70. 15. Billa kapasita as lebih dari 500 ku ursi lebih baik mem makai peng geras suara. 16. Ekkspresi wajjah dapat dikenali d da ari jarak <12 m, gerak tubuh <2 20 m. ge erakan besar <30m. 17. Su udut area kursi k sebaiknya 1400. 18. Arena stage 400 kursi, open stag ge 700 kurssi, procenium stage 1000 kursi.
Ga ambar 2.39 Sudut pandang pe enonton ke arah h panggung Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐90
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Gambar 2.40 Sudut pandang antar kursi Sumber : Building for the Performing P Arts : A Design and Development G Guide
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐91
Gedung Pertunjukan P S Seni di Solo
Gamb bar 2.41 Sudut berdasarkan pe eletakan kursi Sum mber : Building fo or the Performin ng Arts : A Design and Develop pment Guide
Nimas Sekarlangit/0701126680 II‐92