BAB II BIOGRAFI ABD. JALIL MANAF HUSAINI A. Kehidupan Pribadi Abd. Jalil Manaf Husaini Abd. Jalil Manaf Husaini bin Abd. Manaf lahir 7 Juli 1913 M/ 30 Zulkai’dah 1334 H di Penyasawan Air Tiris Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Abd. Manaf Jalil
merupakan salah satu tokoh
ilmuwan dibidang ilmu falak hususnya ahli dalam menyusun jadwal waktu shalat, salah satu jadwal shalat yang di susun Abd. Jalil Manaf Husaini adalah jadwal waktu shalat sepanjang masa yang ada di Provinsi Riau.15 Ketika masa remaja Abd. Jalil Manaf Husaini
membuktikan
kepintrannya dengan mendirikan Pandu Hilal Al Hilal di Sumaniak Sumatera Barat, akan tetapi mendapat tantangan dari Belanda akibatnya tentera Belanda ingin menangkapnya. Penangkapan itu gagal karna Abd. Jalil Manaf Husaini sudah lebih dahulu melarikan diri ke Air Tiris. Pelarian ke Air Tiris atau kampung kelahirannya belum menjanjikan keselamatan, Abd. Jalil Manaf Husaini bertekat untuk melanjutkan perjalanan menyisir sungai dan laut hingga sampai ke Singapura bahkan sampai ke Johor Malaya, sebutan waktu itu.16 Setelah menetap di Johor pada mulanya Abd. Jalil Manaf Husaini menjalani hari-harinya dengan membuat karya lukisan, karya lukisannya dijual dan hasilnya digunakan untuk menutupi kebutuhan hidup. Hasil lukisan yang bagus dan indah membuat salah seorang laki-laki dari keluarga Raja 15
TP), 2010
16
Abbas Hasan, Riwayat Hidup Abdul jalil Manaf Husaini,( Tidak Dipublikasikan: Ibid
12
13
Johor tertarik membelinya. Setelah melihat hasil karya lukisan yang begitu indah, Raja Johor (Raja Daud) meminta Abd. Jalil Manaf Husaini untuk tinggal dirumahnya. Selama Abd. Jalil Manaf Husaini tinggal di rumah Raja Dja’far, ia berperofesi sebagai guru pelukis dan mengaji serta membaca Al-Qur’an untuk anak-anak Sang Raja.17 Pada tahun 1935 Abd. Jalil Manaf Husaini pulang ke kampungnya ( Penyasawan Air Tiris). Sesampai di Air Tiris Abd. Jalil Manaf Husaini dinikahkan oleh orang tuanya dengan salah seorang puteri kampungnya yang bernama Zubaidah. Setelah beberapa bulan usia pernikahan mereka,
Abd. Jalil Manaf Husaini
kembali ke Johor untuk
melanjutkan profesinya serta untuk kuliah di Universitas Al-Attas Singapur. Pada awal tahun 1936 Abd. Jalil Manaf Husaini mendapat kabar berita dari kampung bahwa istrinya telah melahirkan seorang anak laki-laki akan tetapi anaknya meninggal dunia. Anak pertamanya diberi nama Muhammad Hanif. Selama menjalankan ikatan pernikahan dengan istrinya Zubaidah mereka di karunia oleh Allah lima (5) orang anak keturunan yaitu: Muhammad Hanif, Faizah , Nasrudin, Saifudin, Saidah. Pada tahun 1937 Abd. Manaf Jalil Husaini pulang dari Johor, dan dikampung halaman dia disambut secara meriah oleh masyarakat Penyasawan sebagai guru besar, buya dan dielu-elukan dengan iringan qasidah/ syair gubahan Dt. Taurin gelar Engku Panjang. Semenjak itu Abd. Jalil Manaf
17
Ibid
14
Husaini ditetapkan sebagai Pembina atau guru pada sekolah yang baru mereka dirikan dan telah diberi nama Madrasatun Na’im.18 Seizin isteri pertama (Zubaidah) Abd. Jalil Manaf Husaini menikah di Naumbai dengan seorang perempuan putri Ulama di Air Tiris bernama Asmah binti H. Abdul Wahid. Setelah usia pernikahan Abd. Jalil Manaf Husaini dengan Asmah mencapai satu tahun mereka dikaruniai seorang anak perempuan sebagai anak pertama dan diberi nama Fauziah. Sembilan belas (19) hari kemudian istri yang pertama (Zubaidah) juga melahirkan
seorang anak perempuan dan diberi nama Faizah. Menurut
sejarah kedua nama itu diambil dari nama dua orang putri anak Raja Mesir. 19 Selama melangsungakan pernikahan dengan Asmah Binti H. Abdul Wahid mereka di beri keturunan sebanyak tujuh (7) orang anak yaitu: Fauziah, Badaryiah, Mahyudin, Mhd. Syafi’ie, Syafrudin, Mhd. Husni, dan Mardiyah. Semenjak Abd. Manaf Jalil Husaini pulang dari Johor pada tahun 1937 sampai pada tahun 1949 dia berkiprah sebagai guru agama di Madrasatun Naim.20 B. Riwayat Pendidikan dan Karya Abd. Jalil Manaf Husaini Semasa kecil Abd. Manaf Jalil Husaini menjalani sekolah tingkat dasar atau Sekolah Rakyat di Penyasawan kemudian setelah tamat Sekolah Rakyat Abd. Jalil Manaf Husaini melanjutkan pendidikannya ke suatu 18
Wawancara langsung dengan H.Abbas Hasan dan Hj. Fauziah Jalil sebagai ahli waris Abdul Jalil Manaf Husaini pada hari Kamis tanggal 19 September 2013, Pekanbaru, Jl Pinang Merah kediaman H. Abbas Hasan 19 Ibid , h. 11 20 Ibid
15
Pondok Pesanytren yang terletak di Batusangkar Sumaniak Provinsi Sumatra Barat. Semenjak menetap di Pondok Pesantren Abd. Jalil Manaf Husaini sangat rajin bahkan di sini dia membuktikan kecerdasan dan kepintarannya dengan mendirikan Pandu Al Hilal.21 Abd. Jalil Manaf Husaini banyak menekuni ilmu falakiyah yang diperoleh dari inspirasi ilmu yang diterimanya di Pondok Pesantren dengan mempelajari pergerakan atau sirkulasi bulan, bintang dan matahari, membuat jadwal puasa untuk kalangan sendiri di sekolah. Pada tahun 1933 Abd. Jalil Manaf Husaini melanjutkan pendidikan di Al’Attas University Singapure. Selama tinggal bersama Raja Johor Abd. Jalil Manaf
Husaini di beri kesemptan untuk melanjutkan
pendidikan Ilmu Falak pada sekolah Melayu yang bernama Kuliyatul Firdaus. Salah satu karya Abd Jalil Manaf Husaini adalah Jadwal Ramadhan untuk kalangan Singapure dan Johor Tahun 1959. Penyusunan Jadwal Ramadhan Abd. Jalil Manaf Husaini mengacu kepada referensi atau buku karangan Muhammad Jalil bin Muhammad Saleh (Cholasotul Djadawilil Am) cetakan Singapure. Referensi utama adalah buku karangan Syech Muhammad Toher Jalaluddin, cetakan Singapure dengan judul:
21
a.
Ringkas dan mengenal Ilmu Falak
1357 H/ 1938 M
b.
Nachbatut Taqriraat
1356 H/ 1937 M
c.
Jadwal Pati Kiraan
1357 H/ 1938 M
d.
Pati kiraan
1357 H/ 1938 M
Ibid
16
Karya dan Hasil pemikiran Abd. Jalil Manaf Husaini yang pernah di jadikan penentu awal masuknya waktu shalat di Provinsi Riau adalah Jadwal Waktu shalat sepanjang masa yang di pergunakan Sepanjang Masa untuk kota Madya Pekanbaru dan daerah-daerah di Provinsi Riau. Jadwal waktu Shalat Sepanjang Masa yang di susun oleh Abd. Jalil Manaf Husaini di Riau menggunkan alat seadanya antara lain dengan tongkat istiwa22 menetukan saat zuhur, ditengah panas terik, ia duduk memperhatikan bayangan Tongkat Istiwa dan berulang-ulang satu dengan yang lainnya sehingga berhasil menciptakan jadwal waktu sepanjang masa yang termaskur di Riau. Umumnya di Indonesia Tongkat digunakan untuk mencocokkan waktu istiwa (waktu matahari pertengahan setempat atau Local Mean Time) dan awal menentukan waktu shalat.23 C. Kiprahnya dalam Bermasyarakat Sosok Abd. Jalil Manaf Husaini sangat banyak berkiprah pada masyarakat, mulai masa remaja sampai tua. Semenjak di pondok pesantren dia telah membuat Jadwal Ramadhan untuk di kalangan sendiri (Sokalah), Semasa berada di Johor menjadi tenaga pendidik di rumah Raja Johor bahkan
22
Lihat Tesis Anisah Budiwati, Kajian Tongkat Istiwa’ Dalam Penentuan titik Koordinat Bumi, Tongkat Istiwa’ adalah tongkat yang diposisikan tegak lurus dengan pusat bumi dan di pasang pada suatu pelataran datar untuk mengetahui aktivitas pergerakan matahari, (Kemenag, 2010: 237-238). Dalam Almanak hisab rukyat Tongkat istiwa dikenal dengan “gnomon” adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menggunakan tinggi matahari. Alat ini terbuat dari sepotong kayu yang tegak lurus pada bidang horizontal (Khazin, 2005: 27). 23 Ibid
17
Abd. Jalil Manaf Husaini pernah membuat Jadwal Imsyakiyah Ramadhan untuk Singapura dan Johor. Semenjak tahun 1937 sampai dengan 1949 lebih kurang dua belas (12) tahun Abd. Jalil Manaf Husaini mengkiprahkan diri sebagai tenaga pendidik bidang agama di Madrosatun Na’im. Pada masa Indonesia berperang dengan Belanda tepatnya pada tahun 1949 Abd. Jalil Manaf Husaini diangkat menjadi Qhodi Nikah. Dalam pengangkatan itu ia mendapat dua pilihan, pertama kalau dia menerima jabatan itu maka dia harus berhadapan dengan tentera Belanda, disisi lain kalau jabatan itu ditolak maka hukum nikah atau pernikahan tidak ada yang mengurus, artinya urusan agama akan kacau. Akhirnya dengan membaca Bismillah dan berserah diri kepada Allah Abd. Jalil Manaf Husaini menjadi Qodhi Nikah. Ketika menjalankan tugasnnya sebagai Qhodi Abd. Jalil Manaf Husaini sangat berhati- hati sehingga tidurpun kadang-kadang di Masjid, kadang di Surau bahkan tidak memikirkan tempat yang penting aman dari kejaran dan penangkapan para tentera Belanda terutama para Gerilya. Walaupun demikian hati-hati dalam menjalankan tugas, yang ditakutkan datang juga. Pada bulan Oktober 1949 hari Sabtu pertengahan Puasa Abd. Manaf Jalil Hausaini sedang berjalan di Pasar Air Tiris bersama temannya bernama H. Abdus Somad mendadak Abd. Jalil Manaf Husaini ditodong dengan pistol oleh seorang anggota Gerilya dan langsung menembakkan pistolnya kearah Abd. Jalil Manaf Husain. Namun Allah SWT berkehendak lain pistolnya tidak meletus, kemudian dengan pistol itu juga diarahkan
18
kepada temannya yang bernama Abdus Somad dan pistol itu meledak. Abdus Samad jatuh tersungkur dan meninggal dunia ditempat. Grilla belum merasa puas dengan hasil tembakannya, sebelum meninggalkan pasar yang masih ramai itu ia membakar Pasar Air Tiris dengan istilah membumi hanguskan pasar hingga rata dengan tanah. Setelah kejadian itu, tentera Belanda datang mencari Grilya tapi tidak bertemu karena mereka telah lebih dahulu melarikan diri ke hutan. Akhiranya Abd. Jalil Manaf Husaini selamat dari maut. Setelah perang dengan Belanda usai, Abd. Jalil Manaf Husaini tetap menjadi Qhodi Nikah di Air Tiris. Disamping itu juga mengajar sebagai guru agama di sekolah Attarbiyah Islamiyah Tanjung Berulak dan Naumbai serta Darun Na’im di Penyasawan. Pada tahun 1955 Abd. Jalil Manaf Husaini mendirikan sekolah Agama Tarbiyah Isalamiyah di Jl. Kamboja Pekanbaru diatas tanah wakaf masyarakat. Selaian itu, Abd. Jalil Manaf Husaini juga berpropesi sebagai Pegawai Kandepag Kota Praja Pekanbaru.24 Tahun 1958 saat pergolakan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indoensia)25. Rumah kediaman Abd. Jalil Manaf Husaini dikepung oleh Tentera Militer bermaksud untuk menangkap dan membawanya ke Kodim. Dengan berbagai alasan disampaikan Abd. Jalil Manaf Husaini dan setelah Tentera Militer menunggu empat jam barulah ia memenuhi dan
24 25
Abbas Hasan, Ibid ( http://prri.nagari.or.id/historio.php)
19
melaksanakan perintah Kodim. Peristiwa ini terjadi karna perintah Tertera Pusat yang telah mencurigai Abd. Jalil Manaf Husaini. Bersama Tentera Militer Abd. Jalil Manaf Husaini mendatangi Kodim. Sampai di Kodim Abd. Jalil Manaf Husaini diintrogasi diruangan bagian belakang Kodim. Ketika diperiksa tidak ditemukan bukti sama sekali. Hal ini terjadi karna map yang berisi dokumen penangkapanya yang semula diletakkan di meja piket hilang. Karena tidak ada bukti akhirnya Abd. Jalil Manaf Husaini dilepas dan kembali ke rumah. Saat Kaharuddin Nasution menjabat sebagai Gubernur Riau Abd. Jalil Manaf Husaini menjabat sebagai Anggota DPR-GR26 Provinsi Riau sampai tahun 1966. Tahun 1966 Arifin Achmad menjadi Gubernur Riau, Abd. Jalil Manaf Husaini pindah menjadi Pegawai Urusan Agama Depertemen Agama Provinsi Riau.27 Setelah Abd. Jalil Manaf Husaini pensiun dari jabatannya sebagai Pegawai Kantor Departemen Agama Provinsi Riau dia menjadi imam tetap di Masjid Agung Annur hingga ajal menjamputnya. Suatu peristiwa diakhir bulan Ramdhan selesai shalat jum’at Abd. Jalil Manaf Husaini bertakbir, padahal hari Raya baru hari besok (Sabtu), Abd. Jalil Manaf Husaini diadukan ke Gubernur Riau Arifin Achmad lalu dia diapanggil karna dianggap telah mengada-ada dalam shalat. Abd Jalil Manaf Husaini menjawab, saya berbuat menurut hadist Rasulullah SAW, bahwa bila
26
DPR-GR adalah singktan dari Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong dilantik tanggal 25 Juni 1960 setelah pembubaran DPR hasil Pemilu Tahun 1955, lihat. (http://sejarahsmapbg.wordpress.com/materi-kelas-xii/) 27 Abbas Hasan, Ibid
20
hisab jatuh disiang hari, hari Raya nya hari besok tapi dibolehkan bertakbir pada hari sebelunya, akhirnya dia disegani dan mereka meminta maaf kepada nya. Pada hari Selasa tanggal 29 Januari 1985, pukul 08.00 pagi bertepatan 08 Jumadil Awal 1405 H, Abd. Jalil Manaf Husaini menghembusankan nafas terakhir di Rumah Sakit Ibnu Sina Pekanbaru.28 Selama hidup Abd. Jalil Manaf Husaini dikenal sebagai orang jujur, tawadhu, disegani, dihormati dan mempunyai ilmu yang luas. Kepribadian Abd. Jalil Manaf Husaini pantas untuk dijadikan sebagai contoh dan panutan, husus bagi generasi muda harus memiliki semangat, kegigihan dan tanggung jawab yang dimiliki oleh Abd. Jalil Manaf Husaini.29
28
Ibid Wawancara langsung dengan Amir MZ rekan Abd. Jalil Manaf Husaini selama menjadi Imam /Pengurus di Masjid Agung Annur Pekanbaru Riau, Rabu tanggal 25 September 2013, pukul 12.04 WIB 29