BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sebagai salah satu negara maju, Jepang mengalami banyak fenomena-
fenomena yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena yang sedang menjamur di Jepang yaitu enjokousai. Enjokousai merupakan kegiatan atau praktik yang dilakukan oleh para remaja putri yang dibayar oleh laki-laki tengah umur dengan menemani mereka berkencan ataupun sampai dengan melakukan hubungan seksual (Smyth, 1998). Kebanyakan pelaku enjokousai berasal dari latar belakang ekonomi kelas menengah sampai kelas menengah ke atas (Wong, 2008:2) Fenomena enjokousai sebenarnya bukan masalah baru di Jepang. Pada tahun 1793, di era pemerintahan Shougun Tokugawa, pemerintah melegalkan untuk menjual anak perempuan mereka ke dalam prostitusi. Akan tetapi hal itu mereka lakukan untuk mencari uang supaya keluarganya dapat bertahan hidup (Sheldon, 1993:721). Enjokousai mulai populer di kalangan remaja Jepang seiring dengan berkembangnya terekura (servis kencan dengan media telepon) yang menjadi fasilitas untuk mempermudah pertemuan antara pelaku dan konsumen, dan berujung dengan aktivitas seksual (Wakabayashi, 2003:155). Sampai saat ini diketahui bahwa pelaku enjokousai sebagian besar dilakukan oleh gadis-gadis di bawah usia 18 tahun dan sebagian kecil dilakukan oleh gadis-gadis dewasa di atas 20-an (Wong, 2008:2). Adanya fenomena enjokousai dalam masyarakat
1
2
mendorong pengarang-pengarang di zaman modern memunculkan karya sastra yang bertemakan enjokousai. Salah satu karya sastra yang memunculkan perilaku enjokousai pada tokohnya adalah dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino. Novel Grotesque adalah sebuah novel yang mengisahkan kehidupan dua orang wanita yang berprofesi sebagai seorang pelacur yang terbunuh secara sadis. Kedua wanita tersebut adalah Kazue Sato dan Yuriko. Kazue Sato memiliki dua profesi ganda. Pada siang hari Sato adalah karyawati di salah satu perusahaan terkenal di Jepang dan ketika malam ia beralih profesi menjadi seorang pelacur. Yuriko adalah seorang gadis campuran Jepang dan Swiss. Semenjak remaja ia telah mengenal kehidupan seks. Dengan bantuan temannya, ia mulai memikat pria-pria hidung belang untuk berkencan dengannya. Melalui tokoh-tokoh dalam novel ini dijelaskan mengenai kehidupan seorang enjokousai. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dipilihnya novel Grotesque karya Natsuo Kirino sebagai objek penelitian, yaitu yang pertama dalam novel ini diceritakan mengenai kehidupan seorang enjokousai. Tokoh dalam novel yang melakukan enjokousai yaitu Yuriko dan Sato. Yuriko melakukan enjokousai ketika ia berusia 15 tahun. Diawali dengan melakukan hubungan seks pertama kali dengan pamannya sendiri, kemudian ia mulai berani berhubungan seksual dengan lelaki lain yang lebih tua darinya dengan maksud untuk mendapatkan sejumlah uang. Bahkan ia menyebut dirinya sendiri sebagai seorang pencetak uang. Dengan latar belakang kehidupan yang berbeda dari Yuriko, Sato juga menerjunkan dirinya sebagai pelaku enjokousai. Kekecewaan terhadap hidupnya
3
ia lampiaskan dengan melakukan enjokousai. Baginya, ada semacam perasaan bangga bisa melakoni pekerjaan yang tidak semua perempuan berani lakukan. Kedua, novel Grotesque ditulis oleh seorang penulis Jepang terkenal bernama Natsuo Kirino yang telah beberapa kali memenangkan penghargaan di bidang karya sastra. Ia pernah memenangkan penghargaan Grand Prix untuk fiksi kriminal di Jepang yang merupakan penghargaan sastra tertinggi di negeri itu. Novel Grotesque sendiri telah memenangkan penghargaan Izumi Kyōka Prize for Literature tahun 2003 (Tokyo, Kodansha:2003). Berdasarkan pertimbangan tersebut maka dipilihlah novel Grotesque karya Natsuo Kirino sebagai objek penelitian ini khususnya tentang perilaku enjokousai dengan menggunakan teori sosiologi sastra.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka masalah yang dibahas dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino? 2. Bagaimanakah dampak yang ditimbulkan dari perilaku enjokousai tokoh yang terdapat dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino?
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini memiliki dua
tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
4
1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap karya sastra Jepang agar semakin dikenal masyarakat. Selain itu, memberikan informasi kepada pembaca agar dapat memahami novel Grotesque karya Natsuo Kirino beserta aspek sosiologinya. 1.3.2 Tujuan Khusus Penelitian ini memiliki tujuan khusus yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino 2. Mengetahui dampak dari perilaku enjokousai tokoh dalam novel Grotesque karya Natsuo
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis
maupun praktis, yaitu: 1.4.1 Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai karya sastra Jepang, khususnya mengenai penelitian dalam karya sastra dengan menggunakan teori sosiologi sastra dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian berikutnya.
5
1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca dan para pembelajar bahasa Jepang untuk memahami perilaku enjokousai khususnya mengenai jenis-jenis perilaku enjokousai, latar belakang serta dampak perilaku enjokousai dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian Batasan-batasan penelitian diperlukan dalam sebuah penelitian. Hal ini
berfungsi untuk membatasi jangkauan penelitian agar tidak melenceng dari pokok bahasan. Maka dari itu, ruang lingkup penelitian difokuskan pada perilaku enjokousai dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku enjokousai dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino.
1.6
Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel asli
dengan judul Grotesque karya Natsuo Kirino diterbitkan di Jepang oleh Bungei Shunju LTD pada tanggal 27 Juni 2003 dengan tebal 536 halaman. Dipergunakan pula sumber lain, yaitu buku, jurnal, sumber internet mengenai masyarakat Jepang, khususnya fenomena enjokousai sebagai sumber referensi.
6
1.7
Metode dan Teknik Penelitian Sebagai alat, sama dengan teori, metode berfungsi menyederhanakan
masalah sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami (Ratna, 2004). Metode dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan dan dilanjutkan dengan teknik catat. Metode kepustakaan yaitu metode yang secara khusus meneliti teks untuk dapat memahami teks dan menginterpretasikannya (Ratna, 2004:39). Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pertama dengan menetapkan sumber data, yaitu novel Grotesque. Setelah menetapkan sumber data, langkah kedua yaitu membaca secara intensif novel Grotesque, kemudian yang terakhir mencatat data yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu mengenai perilaku enjokousai dalam novel Grotesque dan dampak yang ditimbulkan dari perilaku enjokousai. 1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data `
Metode yang digunakan dalam analisis data adalah metode deskriptif
analisis, yaitu mendeskripsikan dan memahami data-data yang didapat kemudian dianalisis (Ratna, 2004:53). Data-data yang terdapat dalam novel dianalisis dengan mendeskripsikan fakta-fakta yang ada sesuai dengan masalah yang dibahas
dalam
penelitian.
Teknik
analisis
data
dilakukan
dengan
mengidentifikasikan masalah dan menganalisis data-data mengenai perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel serta dampak dari perilaku enjokousai. Data-data tersebut dianalisis dengan teori sosiologi sastra dan teori patologi sosial.
7
1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Metode penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini adalah metode informal yaitu penyajian hasil analisis dengan rangkaian kata-kata, bukan dalam bentuk angka-angka (Ratna, 2004:50). Teknik penyajian hasil analisis data yaitu teknik narasi. Hasil analisis data mengenai perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel serta dampak-dampak dari perilaku enjokousai yang terdapat dalam novel Grotesque karya Natsuo Kirino disajikan dengan rangkaian kata-kata dalam bentuk narasi.