BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu alat dalam pendidikan yang dapat memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak didik menjadi manusia secara keseluruhan dan seutuhnya, oleh karena itu olahraga dapat membentuk manusia yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan manusia yang berkualitas yaitu upaya pengembangan sikap sportif, disiplin dan berani. Sikap tersebut sebagai upaya pengembangan di lingkungan sekolah untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat serta menciptakan iklim yang mendorong masyarakat berprestasi dan bertanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan olahraga. Perkembangan olahraga di Indonesia tampak semakin baik. Selangkah demi selangkah menuju ke arah yang lebih maju. Perkembangan ini membuktikan hasil nyata dari program pemerintah dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Salah satu olahraga pendidikan jasmani adalah atletik. Atletik dapat disebut sebagai induk semua cabang olahraga dan merupakan cabang olahraga yang usianya paling tua diantara cabang olahraga lainnya. Perkembangan atletik di Indonesia diperkenalkan oleh bangsa Belanda. Pada tanggal 12 juli 1917 didirikan perkumpulan atletik dan diberi nama NIAU ( Nederland Indische Atletik Unie ). Pengurus dan atletnya sebagian besar dari pemuda-pemudi bangsa Belanda atau Indo-Belanda. Pada tanggal 3 September
1
2
1950 didirikan organisasi atletik yang diberi nama PASI ( Persatuan Atletik Seluruh Indonesia ) di kota Semarang. Tujuan didirikannya PASI adalah untuk mengembangkan olahraga atletik agar seluruh masyarakat Indonesia dapat merasakan dan menikmati serta menyumbangkan pikiran yang konstruktif untuk pembinaan cabang olahraga tersebut. Olahraga atletik dapat dilakukan mulai dari tahap awal oleh anak-anak pada usia dini. Kegiatan olahraga atletik sudah dapat dilakukan sejak anak-anak mulai mengenal gerak-gerak dasar seperti berlari, melompat dan melempar. Atletik juga merupakan olahraga yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Salah satu cabang atletik yang di perlombakan dan diajarkan di sekolah menengah pertama adalah lompat jauh. Lompat jauh merupakan suatu gerakan melompat menggunakan tumpuan satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya. Untuk dapat meningkatkan prestasi pada suatu cabang olahraga, maka faktor fisik memegang peranan yang penting. Menurut moeloek dalam Nuzul (2005) komponen fisik juga merupakan kemampuan dasar tubuh, yang meliputi antara lain : daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, power atau daya ledak, kelentukan, keseimbangan, ketepatan, koordinasi. Lompat jauh merupakan suatu rangkaian gerakan yang dipengaruhi oleh berbagai unsur dalam usaha mencapai jauhnya lompatan. Unsur-unsur tersebut mutlak harus dimiliki oleh seorang pelompat antara lain kondisi fisik, teknik, taktik, strategi serta mental. Unsur-unsur itu dapat diaplikasikan secara langsung dalam rangkaian gerak yang ada dalam lompat jauh. Dalam melakukan gerakan awalan, tumpuan atau
3
tolakan, lompatan dan melayang, serta mendarat di bak pasir diperlukan kondisi fisik yang baik diantaranya: teknik awalan, teknik lari, gaya melayang, panjang tungkai, dan daya ledak otot tungkai. Masing-masing komponen kondisi fisik tersebut saling mempengaruhi. Cabang olahraga atletik ini dikelompokkan dalam tiga nomor, yaitu : 1) nomor lari dan jalan terdiri dari ; lari jarak pendek, jarak menengah, lari jarak jauh, jalan dengan jarak 10 km, dan 20 km. 2) nomor lompat terdiri dari ; lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit. 3) lempar lembing, lempar cakram, tolak peluru dan lontar martil. Dari ketiga atletik tersebut, kami ingin meniliti salah satu nomor lompat yaitu lompat jauh. Pada nomor lompat jauh ada tiga gaya yang dipergunakan dalam perlombaan yaitu : gaya jongkok, gaya menggantung, dan gaya berjalan diudara. Pada nomor lompat jauh gaya jongkok ada beberapa faktor yang mempengaruhi agar seseorang dapat berprestasi menurut Engkos Kosasih (2000 : 76) faktor tersebut antara lain : 1) panjang tungkai. 2) daya ledak otot tungkai. 3) kecepatan lari saat mengambil awalan. 4) daya tahan tubuh. 5) teknik lompat jauh. 6) teknik mengambang di udara. 7) pendaratanndan lain sebagainya. Dalam pencapaian prestasi lompat jauh perlu didukung dengan latihan yang efektif dan efisien. Untuk dapat melompat dengan kuat dan baik diperlukan penguatan otot-otot kaki, bentuk gerakan yang benar, disertai minat dan kemauan yang besar.. Lompat jauh dilakukan dengan tujuan mencapai jarak lompatan yang sejauhjauhnya pada salah satu kaki. Untuk mencapai jarak lompatan yang sejauh-jauhnya,
4
harus memilki kekuatan, kecepatan, dan penguasaan teknik lompatan yang baik. Salah satunya adalah panjang tungkai dan daya ledak otot tungkai. Pada dasarnya seseorang yang mempunyai tungkai yang panjang akan dapat mencapai jarak lompatan yang lebih jauh dibandingkan dengan orang yang mempunyai tungkai yang pendek, hal ini dikarenakan tungkai yang panjang dapat melakukan ayunan kaki yang baik pada saat melakukan gerakan jangkauan kakinya lebih jauh pada saat mendarat. Atlet dengan tungkai yang lebih panjang akan menghasilkan langkah yang lebih panjang, sedangkan tungkai lebih pendek akan menghasilkan langkah pendek pula, tetapi didukung oleh daya ledak otot tungkai (Agus Irianto, 2001/2002). Panjang tungkai adalah jarak vertikal antara telapak kaki sampai dangan pangkal paha yang diukur dengan cara berdiri tegak (Hadi marwanto (2007: 26). Tungkai sebagai anggota gerak bawah berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta penentu gerakan baik dalam berjalan, berlari, melompat maupun menendang. Menurut Ucup Yusup dan Yadi Sumaryadi (2000:74) menjelaskan bahwa kerangka tubuh manusia tersusun atas sistem pengungkit. Pengungkit adalah suatu batang yang kaku bergerak dalam suatu busur mengitari sumbunya, maka geraknya disebut gerak angular. Suatu objek yang bergerak dalam ujung radius yang panjang memiliki kecepatan linier lebih besar dari pada objek yang bergerak pada ujung radius yang pendek. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, semakin panjang pengungkit semakin besar yang digunakan. Panjang tungkai juga merupakan penunjang kekuatan, karena dengan tungkai yang panjang tidak menutup
5
kemungkinan semakin panjang otot yang dimiliki, karena besar kecilnya otot benarbenar berpengaruh terhadap kekuatan otot tersebut. Daya ledak otot tungkai adalah kemampuan untuk mempergunakan kekuatan otot tungkai secara maksimal untuk menghasilkan kerja fisik yang dilakukan dalam waktu yang cepat. Kekuatan otot tungkai dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui latihan-latihan yang mengarah pada hasil lompatan. Hadi Marwanto (2007:22) menjelaskan daya ledak otot tungkai merupakan kekuatan otot tungkai dalam mengatasi tahanan atau beban dalam suatu gerakan utuh dengan kecepatan yang singkat. Untuk menunjang prestasi disebuah sekolah adalah harapan dan cita-cita yang ingin dicapai disetiap sekolahan. Karena dengan sebuah prestasi akan mengangkat derajat sekolahan tersebut dan akan membuka peluang sekolah menuju arah kemajuan yang pesat. Prestasi itu bisa berupa prestasi dibidang akademik maupun olahraga. Dalam mewujudkan dan meningkatkan sebuah prestasi di sekolah memerlukan usaha yang keras. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang olahraga, salah satunya adalah pencapaian sebuah prestasai yang dapat mengangkat nama sekolah. Lebih bangga lagi jika sebuah sekolah dapat mengirimkan atlitnya untuk maju mengikuti sebuah even olahraga mewakili kabupaten baik ditingkat Provinsi dan tingkat nasional serta dapat meraih prestasi maksimal. Hal ini sama dengan kondisi yang ada di SMP N 2 Kedu, berdasarkan wawancara dengan Guru Penjasorkes SMP N 2 Kedu pada tahun 2014 SMP tersebut
6
boleh bangga karena berhasil menjuarai Popda tingkat Kabupaten antar SMP/MTs seKabupaten Temanggung. Kala itu SMP N 2 Kedu menjuarai cabang olahraga atletik di nomor lompat jauh dan lompat tinggi. Dengan begitu secara otomatis Atlit lompat jauh dan lompat tinggi SMP N 2 Kedu berhak mewakili Kabupaten Temanggung untuk maju ke Tingkat Provinsi. Untuk proses pemilihan atlit di SMP N 2 Kedu Temanggung
hanya
berdasarkan
seleksi
siswa
yang
mengikuti
kegiatan
ekstrakurikuler atletik dan amatan ketika proses pembelajaran yang diadakan oleh Guru Penjasorkes yang ada disana. Proses seleksi juga belum ketat dan belum mempertimbangkan
seleksi minat dan bakat secara ilmiah. kondisi yang harus
diperbaiki jika sekolah tidak dapat mengirimkan atlit dibidang ini karena Faktor susahnya memilih atlit yang mempunyai kemampuan dalam melakukan lompat jauh gaya jongkok. Pembelajaran pendidikan jasmani pada SMP N 2 Kedu Temanggung khususnya lompat jauh gaya jongkok telah diajarkan dengan baik. Akan tetapi ada beberapa
kendala yang menyebabkan kurangnya minat anak-anak dalam
pembelajaran atletik lompat jauh yaitu: 1) Kurang menariknya penyajian aktifitas cabang olahraga ini oleh para pendidik atau pengajar di sekolah dan juga para pelatih dasar dalam klub olahraga. 2) Pada umumnya para siswa kurang termotivasi untuk lebih menguasai teknik lompat jauh gaya jongkok dengan benar. 3) Kurangnya pemahaman latihan fisik yang terkait dengan panjang tungkai dan daya ledak otot tungkai sehingga siswa tidak dapat memiliki lompatan yang baik. 4) Kurangnya latihan-latihan fisik tersebut diduga mempengaruhi kemampuan lompatan yang
7
dimiliki oleh para siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lompat jauh di SMP N 2 Kedu Temanggung.
Dengan dilakukannya penelitian di sekolah SMP N 2 Kedu Temanggung, diharapkan dapat memberi manfaat pengetahuan maupun kemampuan dalam memilih atlit lompat jauh yang tentunya banyak faktor yang harus dilihat. Melalui tes dan pengukuran terhadap panjang tungkai dan daya ledak otot tungkai pada siswa SMP N 2 Kedu Temanggung tahun 2015 sehingga akan diketahui ada atau tidaknya hubungan dengan hasil lompat jauh gaya jongkok. Dengan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui ada atau tidak ”Hubungan Panjang Tungkai dan Daya Ledak Otot Tungkai Dengan Hasil Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Siswa Ekstrakurikuler SMP N 2 Kedu Temanggung Tahun Ajaran 2015”.
1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, selanjutnya peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa masalah antara lain sebagai berikut: 1.2.1. Peserta siswa ekstrakurikuler lompat jauh kurang banyak diminati. 1.2.2. Besarnya pengaruh Panjang Tungkai kaki sebagai komponen pendukung dalam mencapai prestasi hasil lompatan dalam lompat jauh gaya jongkok. 1.2.3. Besarnya pengaruh Daya Ledak Otot Tungkai sebagai komponen pendukung dalam mencapai prestasi hasil lompatan dalam lompat jauh gaya jongkok.
8
1.2.4. Besarnya pengaruh Panjang Tungkai kaki dan Daya Ledak Otot Tungkai yang mendukung berpengaruh dalam mencapai prestasi hasil lompatan dalam lompat jauh gaya jongkok. 1.3. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas dapat diketahui bahwa masalah-masalah yang muncul cukup banyak. Pembatasan yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1.3.1. Panjang tungkai terhadap hasil lompat jauh pada siswa ekstrakurikuler di SMP N 2 Kedu Temanggung tahun 2015. 1.3.2. Kekuatan daya ledak otot tungkai terhadap hasil lompat jauh pada siswa ekstrakurikuler di SMP N 2 Kedu Temanggung tahun 2015.
1.4. Rumusan Masalah Dalam sebuah penelitiantentunya mempunyai permasalahan yang akan diteliti, dianalisis, dan diusahakan pemecahannya yang diangkat adalah sebagai berikut: 1.4.1. Adakah hubungan antara panjang tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler di SMP N 2 Kedu Temanggung 2015?. 1.4.2. Adakah hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler di SMP N 2 Kedu Temanggung 2015?.
9
1.4.3. Adakah hubungan antara panjang tungkai dan daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler di SMP N 2 Kedu Temanggung 2015?.
1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : 1.5.1. Mengetahui hubungan antara panjang tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler di SMP N 2 Kedu Temanggung tahun 2015. 1.5.2. Mengetahui hubungan antara daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya
jongkok pada siswa ekstrakurikuler di SMP N 2 Kedu
Temanggung tahun 2015. 1.5.3.
Mengetahui hubungan antara panjang tungkai dan daya ledak otot tungkai dengan hasil lompat jauh gaya jongkok pada siswa ekstrakurikuler di SMP N 2 Kedu Temanggung tahun 2015.
1.6. Manfaat Penelitian Sedangkan manfaat peneliti ini adalah sebagi berikut: 1.6.1. Manfaat teoritis Sebagai
upaya
memberikan
sumbangan
ilmu
pengetahuan
dalam
pengembangan sarana prasarana dalam bidang ilmu pendidikan terkait dengan studi analisis.
10
1.6.2. Manfaat Praktis 1.6.2.1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak terkait seperti kepala sekolah guru, pengurus komite guna menambah wawasan atau ilmu pengetahuan tentang pentingnya sarana prasarana untuk menunjang jalanya proses belajar mengajar agar meningkatkan prestasi bagi peserta didik. 1.6.2.2. Merupakan suatu bahan informasi sebagai upaya meningkatkan dan menambah pengetahuan serta keahlian dan kreaktifan dalam olahraga yang berkaitan dengan lompat jauh gaya jongkok.