BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perkembangan
ilmu pengetahuan,
teknologi,
seni,
dan
ekonomi mendorong pada perubahan kebutuhan dan kondisi baru
yang menimbulkan berbagai macam tantangan dan
yang semakin rumit dan kompleks. dan
Untuk menghadapi tantangan
permasalahan tersebut diperlukan manusia
yaitu
"manusia yang
Yang
Maha
mandiri,
Esa, maju,
disiplin,
dan
permasalahan
berbudi
pekerti
terhadap
luhur,
tangguh, cerdas, kreatif,
diamanatkan
serta sehat jasmani dan
Tuhan
berkepribadian, terainpil,
beretos kerja, profesional, bertanggung
produktif,
yang
beriman dan bertaqwa
berkualitas,
rohani",
Garis-Garis Besar Haluan
Negara
berjawab,
seperti (GBHN,
1993).
Manusia
dapat
berkualitas seperti diharapkan di atas
diwujudkan
terpadu
melalui
pendidikan
yang
hanya
komprehensif,
dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan
ling-
kungannya. Dalam hal ini perlu adanya perubahan sosial yang member!
arah bahwa pendidikan merupakan
pendekatan
dasar
dalam
proses perubahan itu. Pendidikan
adalah
kehidupan,
untuk
itu kegiatan belajar harus diacukan pada
lingkungan
kehidupan
dan kebutuhan peserta didik.
Pemecahan
masalah
secara reflektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang dilakukan
melalui ker.iasama secara demokratis.
Pendidikan
.iuga harus peka terhadap perkembangan masyarakat dan
ling-
kungannya.
Pendidikan berkaitan yang
merupakan
hal
yang
sangat
langsung dengan segala aspek
menyangkut setiap individu.
penting
kehidupan
Hal tersebut
manusia
dikarenakan
pendidikan berperan dan berpengaruh secara langsung dap perkembangan manusia dengan seluruh aspek
dan
dan sebagainya berperan
prasarana
berurusan kata
terha
kepribadian-
nya. Kalau bidang-bidang lain seperti: ekonomi, perindustrian
pertanian,
menciptakan
bagi kepentingan manusia,
maka
sarana
pendidikan
langsung dengan pembentukkan manusianya.
lain
dan
pendidikan menentukan model manusia
Dengan
yang
akan
dihasilkannya.
Apa
yang
direalisasikan
diungkapkan sekaligus,
berangsur-angsur,
di atas
tidak
tetapi perlu
mungkin
dapat
dilakukan
sistematis dan berencana.
Hal
secara tersebut
harus dimulai sedini mungkin pada usia pra sekolah, kemudian diintensifkan secara formal melalui pendidikan di
lah
seko
dasar sampai perguruan tinggi. Dengan demikian
proses
pendidikan tidak hanya mentransformasikan seperangkat
pengetahuan studi, puan
(transfer
of knowledge) dalam
tetapi tugas terpenting adalah
setiap
ilmu
bidang
mengembangkan kemam-
berpikir peserta didik melalui proses
efektif dan efisien (Resnik and Klopfer,
berpikir
1989:
1-3).
yang
ilenghadapi
berbagai
rangka
meningkatkan
dalam sesuai atas ,
dengan
amanat GBHN
Departemen
1994:
97-98),
menetapkan
nasional",
kesempatan
pendidikan,
pendidikan,
tantangan
kualitas
tersebut
sumber
daya
dan
Kebudayaan
mengambil
(1)
pemerataan
(2) relevansi pendidikan,
efisiensi pengelolaan
kebijakan
"link and match"
sionalkan melalui pengembangan
(3)
1984
lokal telah dilakukan sejak dengan
bidang lagi
muatan
lokal yang
studi yang sesuai,
dan
pelaksanaanya dalam kurikulum
1994 muatan
lokal.
pengembangan
kurikulum
digunakannya
kurikulum
ini
pada
lebih
1994.
berbagai
diintensifkan
Dalam
kurikulum
bidang
studi,
tapi menggunakan pendekatan monolitik berupa
bidang
studi,
baik bidang studi wajib maupun muatan
tidak
diopera-
lagi disisipkan pada setiap
kurikulum
lokal
pemerintah
yang
disisipkan hal
kuali
pendidikan.
kurikulum muatan
Pada jenjang pendidikan dasar, muatan
di
(Depdikbud,
Dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan, telah
manusia
"empat strategi pokok pembangunan
yaitu peningkatan:
dan (4)
dan
1993 sebagaimana dikemukakan
Pendidikan
pendidikan
tas
isu dan
lokal dimaksudkan
bangi
keiemahan-kelemahan
sasi,
dan
nal
bertu.juan
1ingkungannya,
yang*
Pengembangan
terutama untuk
pengembangan
kurikulum
agar peserta didik mencintai serta
mau
mengembangkan sumber daya alam, dayaan
pilihan.
dan
mampu
kualitas
mendukung pembangunan
mengim-
sentralidan
menge-
melestarikan
sosial,
nasional,
dan
dan
kebu
peiubanHuL,.;.;;
regional,
maupun pembangunan lokal, sehingga peserta
didik
tidak terlepas dari akar sosial budaya 1ingkungannya. Kurikulum muatan lokal pada hakekatnya merupakan suatu
perwujudan
dari Pasal 38 ayat I Undang-undang sistem
pen
didikan nasional (UUSPN) yang berbunyi: Pelaksanaan kegiat an
pendidikan
kurikulum disesuaikan ciri
khas
tersebut,
dalam
didasarkan
atas
yang berlaku secara nasional dan kurikulum
yang
pendidikan
dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan satuan pendidikan. Sebagai muatan
operasionalisasi "...
satuan
lokal 'link
telah & match'
tindak
dijadikan
lanjut
strategi
(Depdikbud,
ampilan
yang
relevan dengan kebutuhan
lokal
dan
mungkin melibatkan peranserta masyarakat dalam
hal pokok
1993:
(2) memaksimalkan muatan lokal untuk kemampuan
dan
14): keter-
sejauh
perencanaan
dan pelaksanaan program ini.
Sebagaimana dikemukakan di atas, peningkatan relevansi
pendidikan
merupakan salah satu dari empat strategi
pembangunan pendidikan nasional.
Pemerintah telah
pokok
berusaha
untuk meningkatkan relevansi pendidikan,
antara lain
lui pengembangan kurikulum muatan lokal,
namun belum menun-
jukkan
hasil yang memuaskan. Oleh karena itu
mela
pengembangan
kurikulum muatan lokal masih perlu ditingkatkan dan
disem-
purnakan.
Untuk kepentingan tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai
cara,
baik dengan
menyempurnakan
menambah fasilitas dan sumber bela.iar,, maupun
kurikulumnya, meningkatkan
kemampuan faktor utama,
gurunya.
guru
Dari berbagai hal
perlu
mendapat perhatian
di samping kurikulumnya,
kurikulum
pada
kreatifitas
kurikulum
akhirnya
guru
tersebut
dalam
tersebut.
yang
nampaknya
pertama
dan
karena baik buruknya suatu
bergantung menjabarkan
Demikian
halnya
pada
aktivitas
dan
merealisasikan
dalam
dan
pengembangan
kurikulum muatan lokal, di sini guru diberi kebebasan lebih
leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai
puannya
dengan memperhatikan kebutuhan
lokal.
yang kemam-
Dengan
lain berhasil tidaknya pengembangan kurikulum muatan sangat
bergantung pada unjuk kerja gurunya.
Hal
seperti apa yang diungkapkan Nana Syaodih (1988:
kata
lokal
tersebut 212):
...betapapun bagusnya suatu kurikulum (offisial), tetapi hasilnya sangat tergantung pada apa yang dilakukan
oleh
guru dan juga murid
dalam
kelas
(actual). Dengan demikian guru memegang peranan penting baik dalam penyusunan maupun pelaksanaan kurikulum.
Uraian
di
atas
menunjukkan
betapa
pemerintah
masyarakat terutama ahli pendidikan menaruh perhatian
dan yang
sangat besar terhadap pengembangan kurikulum dalam memecah-
kan masalah pendidikan, pendidikan
mempunyai
karena kurikulum sebagai kedudukan yang cukup
keseluruhan kegiatan pendidikan,
hasil
pendidikan.
Mengingat
rancangan
sentral
dalam
yang menentukan proses dan
begitu
pentingnya
peranan
kurikulum dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia,
maka pengembangan dan pembinaan
kurikulum
tidak
dapat
dilakukan
landasan
secara
sembarangan,
tetapi
yang kuat berdasarkan hasil-hasil
memerlukan
pemikiran
dan
penel it ian.
Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
menun.jukkan perlunya dilakukan berbagai penelitian terhadap pengembangan kurikulum muatan tersebut
antara
yang dilakukan oleh Pistos Manila Konsep dan Pelaksanaan
judul
Kurikulum
Hasil-hasil penelitian
lain:
Penelitian dengan
lokal.
Sekolah
Muatan
Dasar (studi pada
tiga
negeri di kabupaten Dati II Bandung).
menunjukkan bahwa: belajar-mengajar
dan
lebih
dikatagori
kegiatan praktikum;
pada
aspek
keterampilan persamaan muatan tian.
hal
lain
kegiatan tersebut
satuan pelajaran
dan
muatan
lokal
lebih
mene-
dan
mengabaikan
aspek
Lebih lanjut
dikemukakan
adanya
perbedaan terhadap konsep
dan
pelaksanaan
lokal dari ketiga sekolah yang menjadi objek peneli Sehubungan dengan
untuk melakukan
dap
dasar
pelaksanaan
pengetahuan,
(praktek).
dan
sekolah
kurang,
banyak dilaksanakan di dalam kelas,
kankan
dalam
Hasilnya antara
paling tidak dilihat dari dua aspek yakni: (SP)
Lokal
pelaksanaan muatan lokal dalam masih
(1992),
muatan
permasalahan,
itu disarankan kepada peneliti
penelitian
lokal,
lanjutan secara mendalam
baik berkenaan
sumber data maupun
Penelitian
dengan
ruang
lain
terha
lingkup
lokasi penelitian.
yang dilakukan oleh Muzfar
Ahmad
(1993),
judul Penerapan Program Muatan Lokal dalam
dengan
Pengajaran sekolah
di
dasar negeri Kotamadya Pekanbaru
menunjukkan
praktek
bahwa
penerapan program
Riau).
muatan
lokal
dan
dan
petunjuk dari kepala
dikemukakan
lebih
antara lain ditujukan
lanjut bahwa guna memperoleh
program
muatan
sekolah.
lokal yang akan
pro
lebih
miniranya
Rekomendasi
untuk
penelitian
efektifitas
datang,
ini
pemahaman
rinci dan buku sumber lainnya yang relevan, serta
yang
dalam
Hal
tidak tersedianya buku petunjuk/pedoman yang
pembinaan
tiga
Hasilnya
persepsi guru yang kurang tentang gagasan
muatan lokal, terbatasnya pengetahuan
guru,
pada
pengajaran belum terlaksana dengan baik.
disebabkan gram
Sekolah Dasar (studi kualitatif
Praktek
perlu
penerapan dilakukan
penelitian lebih lanjut terhadap kontinuitas dan konsisten-
si
pelaksanaan
pengajaran
muatan
lokal
...
Pengajaran
muatan lokal dengan pendekatan monolitik perlu pula
menda
pat perhatian lebih lanjut.
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Abas (1993) pengembangan
tang wajib
belajar
disimpulkan
lakukan lokal
dan
muatan lokal SD dan SLTP
sembilan tahun di Jawa Barat,
bahwa,
sembilan
:"Mengingat wajib belajar
tahun
maka
upaya
dalam antara
dikemukakannya
lain,
:"Bahwa
lain
diber-
pengembangan
muatan
lanjutan tingkat pertama." antara
rangka
akan
... perlu mencakup bahan kajian untuk sekolah
sekolah
ten
Rekomendasi dalam
dasar
yang
pelaksanaan
muatan terus
lokal perlu menunjuk perguruan tinggi untuk
secara
menerus mengembangkan konsep dasar muatan lokal
memberikan
masukan-masukan yang berarti
pengembangan pendidikan
dan
berkaitan
penilaian kurikulum muatan
dan
dengan
lokal
untuk
dasar."
Penelitian yang dilakukan oleh Engkoswara, dkk. (1993) tentang pengembangan muatan lokal SD dan SLTP dalam
wajib
belajar sembilan tahun di Jawa Barat, dalam
rangka
laporan
eksekutifnya antara lain mengemukakan bahwa, :"dalam rangka pengembangan perlu
bahan
kajian muatan lokal
perguruan
tinggi
mengadakan pengkajian/penelitian pelaksanaan
muatan
lokal dan satuan biaya muatan lokal."
Memahami kajian
yang
hasil-hasil penelitian pernah dilakukan
tersebut,
mengenai
tampaknya
kurikulum
muatan
lokal lebih menitikberatkan pada masalah-masalah di sekitar program
dan pelaksanaannya/proses belajar-mengajar
lokal.
Sebagaimana
diketahui bahwa salah
satu
pendidikan dewasa ini adalah lulusannya tidak
kan
pada dunia kerja secara luas, sehingga
memahami
bangkan perlu
dan
muatan
kelemahan
diorientasi-
mereka
kurang
seluk beluk dunia kerja yang ada dan bisa
dikem-
di
masyarakat. Sehubungan
untuk mengkaji lebih lanjut
implementasi
dengan
itu
mengenai
kurikulum muatan lokal
dirasakan
karakteristik
dalam
kaitannya
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan pekerjaan yang terdapat dalam lingkungan masyarakat setempat (lokal).
B.
Runusan
Masalah
Penelitian
pengembangan
kurikulum
muatan lokal dalam kaitannya dengan perkembangan
kebutuhan
masyarakat tempat
akan
ini berkisar pada
dan
pekerjaan yang terdapat
dalam
dimana pendidikan itu dilaksanakan. Penelitian
berupaya untuk mengungkapkan hal-hal
dengan
lingkungan
relevansi
pendidikan, khususnya
yang
ini
berkaitan
relevansi
antara
kurikulum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan masya rakat setempat. Penelitian ini akan mengungkapkan pula halhal
yang berkaitan dengan peranan guru dan kepala
sekolah
dalam mengembangkan kurikulum muatan lokal. Di samping akan
diungkap
pula hal-hal yang
berkaitan
dengan
itu peran
serta masyarakat dalam pengembangan kurikulum muatan lokal.
Dengan demikian penelitian ini tidak hanya akan
mengungkap
dan menjawab pertanyaan tentang "bagaimanakah" pengembangan kurikulum muatan lokal, tetapi harus pula
dapat mengungkap
dan menjawab pertanyaan "bagaimana" kaitan kurikulum muatan
lokal dengan kebutuhan masyarakat dan pekerjaan lokal, "bagaimana"
peran
kurikulum tersebut,
serta masyarakat
dalam
dan
merealisasikan
serta "mengapa" hal tersebut dilakukan.
Untuk mengkaji permasalahan tersebut, terutama tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum, dike mukakan beberapa paradigma konseptual sebagai berikut:
Murr ay
P r in t
curriculum models"
(1987:
21),
m e1u k is k an
'continuum
of
sebagai berikut:
Rat iona1/objective
Cyc1ica1
models
models
Dynamic/interaction models
Tyler
Wheeler
Walker
Taba
Nicholls
Skillbeck
Secara singkat ia menjelaskan ketiga pendekatan terse but sebagai berikut:
Rational models, such as those of Tyler and Taba, follow a logical, sequential approach to curriculum development.
In these models the state
ment of objectives is very important and the other curriculum elements follow in fixed order. Cyclical models are an elaboration of rational
models
in that they are essentially
logical
and
sequential in approach. However, cyclical models view the curriculum process as a continous activi ty that is constantly updating itself. Dynamic models lie at the other end of continu
um from rational models. Here with any curriculum element, sequence of
elements,
constantly
and
perceived
Dalam dijadikan lahan
interrelate between elements
tend to relate more
directly
to
(dynamic
model)
learner needs.
penelitian ini,
model dinamik
dasar dalam mengembangkan dan mengkaji
mengenai pengembangan kurikulum muatan
kaitannya
dengan
pekerjaan
yang ada dalam lingkungan
Model
kan.
developers begin progress in any
perkembangan
kebutuhan
however,
lokal
dalam
masyarakat
masyarakat
ini dipilih karena lebih fleksibel untuk
"Teachers,
permasa
dan
setempat. dilaksana-
appear to prefer a form of
dynamic
model,
often adapted from a recognised model such as Skill-
beck."
(Murray Print,
1987:
17).
Berdasarkan
beberapa
paradigma konseptual
di
atas,
paradigma penelitian ini dilukiskan sebagai berikut:
Ide
Pengembangan
Penerapan
Hasil
Sosok pribadi yang akan di wujudkan me lalui kuriku lum muatan
Desain
Implementasi
Kurikulum
dan Modifikasi
lokal \
\ \
/
\
/ /
\ /
Ma syareikat
Gb.
1. Paradigma Penelitian
Berdasarkan paradigma tersebut. masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah karakteristik
dan
implementasi kurikulum muatan lokal dalam kaitannya
dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat?. Adapun
konsep
pokok
yang menjadi bahan kajian penelitian ini
dirumuskan
dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
karakteristik dan
implementasi
kurikulum
muatan lokal di SLTP Negeri Kabupaten Majalengka?
2. Bagaimanakah Kabupaten
perkembangan
Majalengka,
kebutuhan
tempat
masyarakat
kurikulum
muatan
di lokal
diimplementasikan?
3. Bagaimanakah
keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat?
C.
Definisi Operasional
Implementasi kurikulum. Implementasi kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegitan guru mewujudkan
kurikulum
muatan
lokal,
melalui
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum
yang
dimaksud
muatan
dalam
lokal.
Kurikulum
penelitian
ini
muatan
adalah
lokal
program
pendidikan yang isi dan media penyampaiannya disesuaikan
dengan
lingkungan alam,
lingkungan sosial,
dan
kungan
budaya serta kebutuhan daerah dan wajib
lingdipela-
jari oleh peserta didik di daerah itu.
Pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan guru dalam
melakukan strategi
penjabaran tujuan muatan lokal, belajar-mengajar,
pengembangan
alat
pengembangan
evaluasi, yang
dalam satuan pembelajaran.
pengembangan materi,
semuanya
dan
dituangkan
Keterkaitan. Keterkaitan yang dimaksud dalam
pene
litian ini adalah kesesuaian antara implementasi kuriku
lum muatan lokal dengan perkembangan kebutuhan
masyara
kat setempat.
Kebutuhan masyarakat setempat. Yang dimaksud dengan kebutuhan
masyarakat
setempat
dalam
penelitian
ini
adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di
kabupaten Majalengka, khususnya untuk kelangsungan hidup dan
peningkatan
sesuai
dengan
taraf kehidupan
masyarakat
arah perkembangan daerah
tersebut,
serta
potensi
daerah.
D.
Rincian Masalah
Untuk lebih operasionalnya, maka permasalahan
peneli
tian sebagaimana telah dirumuskan di atas diadakan
rincian
masalah sebagai berikut
1. Bagaimanakah muatan yang
karakteristik dan
implementasi
kurikulum
lokal di SLTP Negeri Kabupaten Majalengka,
menyangkut
tujuan, struktur,
isi/materi,
baik proses
pembelajaran, maupun evaluasi kurikulum muatan lokal?
2. Bagaimanakah
Kabupaten
perkembangan
Majalengka,
kebutuhan
yang berkaitan
masyarakat
dengan
di
perkem
bangan kebutuhan masyarakat akan pelestarian dan pengem bangan daerah,
kebudayaan dan
daerah,
pengembangan
pengembangan kemampuan
perekonomian
masyarakat
dalam
berwiraswata
tempat kurikulum muatan lokal
diimplemen-
tasikan?
3. Bagaimanakah
keterkaitan kurikulum muatan lokal dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat setempat, baik
secara
keseluruhan maupun dalam bagian-bagiannya?
E.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini ditujukan untuk
menganali-
sis dan menemukan karakteristik dan implementasi
kurikulum
muatan lokal dalam kaitannya dengan perkembangan
kebutuhan
masyarakat katkan
setempat,
relevansi
masyarakat
dan
pengalaman
yang
sebagai bahan masukan untuk
pendidikan
terutama
lingkungannya,
dalam
dengan
kebutuhan
rangka
lebih bermakna bagi peserta
mening
memberikan
didik,
sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikannya pada
baik
jenjang
yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan diri di masya rakat sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
menemukan:
1. Karakteristik dan implementasi kurikulum muatan lokal di
SLTP
Negeri Kabupaten Majalengka, baik yang
tujuan,
struktur,
isi/materi,
maupun evaluasi kurikulum muatan
proses
menyangkut
pembelajaran,
lokal.
2. Perkembangan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Majaleng ka, yang berkaitan dengan
perkembangan kebutuhan
masya-
rakat
akan
daerah,
pelestarian
dan
pengembangan
kebudayaan
pengembangan perekonomian daerah,
dan
bangan kemampuan masyarakat dalam berwiraswata,
pengem tempat
kurikulum muatan lokal diimplementasikan.
3. Keterkaitan
kurikulum muatan lokal dengan
perkembangan
kebutuhan
masyarakat setempat, baik secara
keseluruhan
maupun dalam bagian-bagiannya.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian pendidikan,
dengan
ini
khususnya
kebutuhan
tersebut
difokuskan relevansi
pada
masalah
relevansi
pengembangan
kurikulum
masyarakat setempat.
Untuk
kepentingan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan
suatu
masukan
tentang cara mengembangkan kurikulum muatan
lokal
sekolah
lanjutan
dapat
memberikan
tingkat pertama; dengan
demikian
sumbangan terhadap upaya peningkatan
pendidikan
melalui
pengembangan
relevansi
kurikulum,
khususnya
pengembangan kurikulum muatan lokal.
Secara
rinci
hasil-hasil penelitian
ini
diharapkan
berguna:
1. Bagi
Depdikbud/Lembaga
Pengembang
Kurikulum,
hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber
dalam
menyempurnakan
kurikulum, lokal.
khususnya
dan
meningkatkan
pengembangan
pengembangan
kurikulum
muatan
2. Bagi Lembaga Penataran dan Pelatihan Guru, hasil peneli tian
ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
purnakan
P>
dan meningkatkan latihan dan
menyem
penataran
guru-
guru .
3. Bagi
Lembaga
Pendidikan
Tenaga
Kependidikan
hasil
penelitian ini dapat dijadikan
umpan
balik
dan dapat digunakan
(LPTK),
sebagai
sebagai
masukan,
bahan
untuk
menyempurnakan dan meningkatkan kualitas perkuliahan dan pembekalan di kampus.
4. Bagi
para
guru, hasil penelitian ini
merupakan
umpan
balik dan dapat digunakan sebagai bahan untuk menyempur nakan
lokal,
dan
meningkatkan pengembangan
kurikulum
muatan
sehingga diperoleh relevansi pembelajaran dengan
kebutuhan
masyarakat
dan
pembangunan
di
lingkungan
5. Bagi para kepala sekolah dan para pengelola
pendidikan,
setempat (lokal) .
hasil
penelitian
ini
dapat
dijadikan
sebagai
bahan
supervisi dalam menyempurnakan dan meningkatkan relevan si
pengembangan kurikulum, khususnya
kurikulum
muatan
lokal .
6. Bagi masyarakat, orang tua, dan pihak pengusaha/ gan kerja, hasil penelitian ini dapat digunakan tolok ukur tentang partisipasinya dalam bidang
lapan sebagai pendidi
kan, dan sebagai bahan untuk meningkatkan partisipasinya di masa mendatang.
7. Bagi
program
untuk
lanjut, muatan
pengembangan kurikulum,
sebagai
masukan
membuka wawasan bagi penelitian-penelitian
khususnya dalam masalah pengembangan lokal.
lebih
kurikulum