BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sumber norma bagi kehidupan manusia yang memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Setiap orang harus memiliki pendidikan yang dapat menjadi tumpuan dalam peningkatan sumber daya manusianya. Melalui pendidikan, diharapkan adanya sebuah pencapaian diri manusia dalam meningkatkan sumber daya dan kualitas dirinya sendiri. Berbagai usaha untuk meningkatkan sumber daya dan kualitas diri manusia telah dilakukan melalui pendidikan di sekolah. Meskipun hasilnya sebagian besar belum banyak dirasakan oleh guru, sekolah, orangtua maupun siswa di sekolah. Keberhasilan siswa di sekolah dalam upaya peningkatan sumber daya dan kualitas dirinya dapat terlihat melalui hasil belajarnya. Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 4 Yogyakarta mengenai hasil belajar siswa kelas VIII belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa kelas VIII di semester 1 pada tahun ajaran 2012/2013 sekarang ini masih banyak siswa yang belum mencapai batas nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu nilai 75. Banyak faktor yang menyebabkan siswa memperoleh nilai dibawah KKM antara lain: pertama, perbedaan inteligensi siswa yang satu
1
2
dengan yang lainnya sehingga daya tangkap yang diperoleh pun berbeda. Kedua, siswa kurang berminat dengan pelajaran IPS dan penggunaan metode yang tidak bervariasi hanya menggunakan metode ceramah saja, sehingga membuat siswa menjadi bosan, akibatnya minat siswa menjadi menurun dan rendah. Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS pun, yang terkadang siswa ramai sendiri dengan temannya ketika mengikuti pelajaran. Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah yaitu dengan adanya pemberian tugas dalam pembelajaran IPS di kelas (Tabrani Rusyan, 1994:81). Pemberian tugas ini memiliki tujuan agar siswa benarbenar mampu memahami kembali pelajaran yang telah diajarkan di sekolah. Siswa juga akan memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melaksanakan tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi. Kegiatan melaksanakan tugas, menjadi siswa lebih aktif belajar dan merasa terangsang untuk meningkatkan belajar yang lebih baik, memupuk inisiatif dan berani bertanggung jawab sendiri. Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, hal itu diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu senggang untuk hal-hal yang menunjang belajarnya dengan mengisi kegiatan-kegiatan yang berguna. Tugas semacam itu dapat dikerjakan di luar jam pelajaran, di rumah maupun sebelum pulang sehingga dapat dikerjakan bersama temannya. Tugas yang
3
diberikan oleh guru pun menjadi lebih optimal, karena siswa mengerjakan tugas tersebut dengan baik. Berdasarkan pada observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa kelas VIII ternyata tugas yang diberikan oleh guru dipandang hal yang tidak penting bagi siswa, mereka terkesan terpaksa apabila dituntut untuk mengerjakan tugas. Siswa mengerjakan tugas tersebut pun tidak secara disiplin. Pada hari pengumpulan tugas, seringkali para siswa menyelesaikan tugas tersebut di sekolah. Beberapa siswa bahkan menyelesaikan tugas itu dengan cara meniru maupun menyontek jawaban temannya sendiri, bahkan ada yang tidak mengerjakan tugasnya sama sekali dengan alasan bermacam-macam seperti, lupa maupun ada yang mengatakan bahwa bukunya tertinggal di rumah. Berbagai perilaku menyimpang tersebut masih saja dilakukan oleh para siswa. Penyebabnya mungkin saja karena tidak ada pengawasan ketat yang dilakukan oleh para orang tua siswa di rumah. Respon yang diberikan oleh para siswa pada umumnya berbedabeda ada yang menerima tugas dengan senang hati dan menyelesaikannya tepat waktu, ada pula yang menolak. Penolakan ini terjadi karena siswa berpikir sudah terlalu banyak tugas yang diberikan oleh guru kepada mereka, yang berarti mereka mempunyai beban yang memberatkan mereka. Dengan kata lain, walaupun menurut persepsi siswa sendiri pemberian tugas ini memberatkan bagi mereka namun hal ini dapat menumbuhkan kedisiplinan mereka dalam mengerjakan tugas sehingga
4
akan menumbuhkan minat belajar siswa. Siswa akan menjadi disiplin ketika tugas siswa tersebut diselesaikan secara tepat waktu. Hal ini mengandung arti bahwa, kualitas kebiasaan belajar atau disiplin belajar mereka
akan
banyak
dipengaruhi
oleh
kebiasaan
siswa
dalam
menyelesaikan tugas-tugas mereka. Kualitas kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap tugas-tugas yang diterimanya dari guru mereka. Persepsi siswa terhadap tugas dari guru merupakan hal yang penting agar persepsi yang terjadi antar siswa tidak terjadi kekeliruan sehingga terdapat kesamaan persepsi antar siswa mengenai pemberian tugas. Siswa haruslah memiliki persepsi yang positif terhadap pemberian tugas agar siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajarnya. Selain itu, minat belajar siswa yang tinggi pun menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, dari uraian tersebut penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut terhadap “Hubungan Minat Belajar dan Persepsi Siswa tentang Pemberian Tugas dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 4 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, hasil belajar IPS dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dapat diidentifikasi faktor hasil belajar IPS siswa sebagai berikut:
permasalahan
5
1. Minat belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPS masih rendah. 2. Siswa belum dapat mengoptimalkan usahanya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sehingga pengerjaan tugas tersebut belum efektif dan efisien. 3. Persepsi siswa terhadap pemberian tugas belum sama, siswa cenderung bersikap positif dan negatif. 4. Hasil belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Yogyakarta belum memuaskan karena dalam hasil ulangan siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM. 5. Model pembelajaran dari guru masih bersifat monoton dan tidak bervariasi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang diuraikan di atas. Peneliti membatasi pada masalah: 1. Minat belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPS masih rendah. 2. Persepsi siswa terhadap pemberian tugas belum sama, siswa cenderung bersikap positif dan negatif. 3. Hasil belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Yogyakarta belum memuaskan karena sebagian siswa dalam hasil ulangannya masih memperoleh nilai di bawah KKM.
6
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013? 2. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013? 3. Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian tugas secara bersama-sama dengan hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1. Hubungan antara minat belajar dengan hasil belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. 2. Hubungan antara persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
7
3. Hubungan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian tugas secara bersama-sama dengan hasil belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini akan menambah kekayaan penelitian di bidang pengajaran IPS, memberikan sumbangan pemikiran bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya dunia pendidikan IPS berkaitan dengan hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan masukan kepada guru dalam rangka memahami siswa secara komprehensif dan memperhatikan kondisi individual siswa yang berupa minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian tugas sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan bantuan kepada siswa sehingga mencapai hasil yang maksimal. b. Bagi pihak sekolah dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas siswa.