BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari instrumen keuangan jangka
panjang yang dapat diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Sebagaimana pasar tradisional, pasar modal juga merupakan sarana untuk menjembatani antara pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dari sisi perusahaan, pasar modal berperan sebagai media untuk mencari alternatif sumber dana. Keberadaan pasar modal di suatu negara memberikan alternatif pendanaan selain sistem perbankan dalam memobilisasi dana masyarakat. Melalui pasar modal, perusahaan dapat menerbitkan sekuritas yang berupa : surat tanda hutang (obligasi) maupun surat tanda kepemilikan (saham) sesuai dengan jumlah modal yang dibutuhkan. Salah satu indikator dalam penilaian baik tidaknya suatu pasar modal adalah tingkat efisiensi. P asar modal yang efisien adalah pasar modal yang mampu mencerminkan harga saham sesuai dengan nilai intrinsik saham yang bersangkutan, di samping itu efisiensi pasar modal juga berkaitan dengan kecepatan pergerakan pasar modal atas informasi yang datang. Fenomena di atas menggariskan bahwa untuk membentuk pasar modal yang efisien, perilaku para pelaku pasar modal merupakan hal penting. Apakah para pelaku pasar modal cukup mampu untuk bereaksi tepat dan cepat atas
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
suatu informasi (Fitriyani dan Sari, 2013: 422). Pasar modal yang efisien memiliki pola pergerakan random walk, atau yang disebut juga pola acak. Teori random walk mengatakan bahwa pergerakan saham harusnya bergantung atas informasi yang datang. Informasi dalam pasar modal datangnya tidak dapat diprediksi, sehingga reaksi yang terjadi dalam pasar modal juga mengalami pola yang sama, karena pasar akan bergerak ketika informasi datang (Bodie et. al, 2011: 372). Saat pasar saham bereaksi atas hal yang tidak termasuk ke dalam konsep pasar efisien, hal ini disebut sebagai anomali, atau gangguan. Ada beberapa bentuk anomali yang cukup sering mengganggu efektifitas pasar modal, di antaranya adalah efek kalender. Anomali kalender adalah kecenderungan terjadinya keadaan yang sama di saat-saat tertentu, misalnya kecenderungan perbedaan keadaan pasar modal di bulan Januari dan di bulan selain Januari (January effect), juga kecenderungan perbedaan keadaan pasar di awal dan akhir pekan (weekend effect). Kejadian ini kemudian menimbulkan pola-pola pada saat tertentu yang dapat dibaca pergerakannya (Fitriyani dan Sari, 2013:423). Contoh anomali kalender yang umum antara lain adalah Monday Effect, Weekend Effect, January Effect, Holiday Effect dan Day Of The Week Effect (Stavarek and Heryan, 2012:137). Hasil penelitian mengenai pola perubahan return saham yang dikaitkan dengan Day of The Week Effect (DOW Effect) di pasar modal baik secara regional maupun global memberikan kesimpulan yang beragam. Keragaman
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
hasil tersebut dapat dipengaruhi antara lain oleh perbedaan periode penelitian, kapitalisasi pasar modal, adanya kondisi krisis keuangan global, tingkat maturitas pasar modal, lokasi regional pasar modal, metode penelitian, jenis dan besarnya sampel penelitian (Stavarek and Heryan, 2012:135). Fenomena Day of The Week Effect ditandai dengan adanya hari perdagangan tertentu dalam satu minggu yang dapat mempengaruhi pola return saham. Menurut fenomena ini, return harian rata – rata tidak akan sama untuk tiap-tiap hari dalam satu minggu. Penurunan ataupun peningkatan return pada hari perdagangan tertentu tersebut juga dapat mempengaruhi abnormal return dan volatilitas-nya, sehingga dengan adanya fenomena ini, ada beberapa investor yang
malah
memanfaatkannya
untuk
mendapatkan
abnormal
return
(Handaryani dan Suartana, 2011: 920). Adanya fenomena ini antara lain disebabkan oleh; 1) adanya pola pergerakan return saham dalam hari-hari perdagangan satu minggu yang merupakan refleksi berbagai faktor instrinsik eminten, umumnya kebutuhan akan uang cash, 2) Faktor mood atau perilaku investor (misalkan : perilaku investor yang cenderung untuk menjual saham pada hari Senin sehingga ada fenomena Monday Effect), 3) Adanya non trading day sehingga respon terhadap bad news pada hari Jum’at baru tampak pada hari Senin (Hourvouliades dan Kourkoumelis, 2010:511). Hari perdagangan sendiri didefinisikan sebagai hari terjadinya pembelian atau penjualan saham yang dilakukan sesuai dengan waktu yang telah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
ditetapkan pada suatu pasar modal. Umumnya pasar modal didunia menetapkan hari perdagangannya sebanyak lima hari, mulai hari Senin sampai dengan Jum’at (Trading Days), sedangkan hari Sabtu dan Minggu merupakan hari dimana tidak ada perdagangan (Non Tarding Days). Pasar modal di Bursa Efek Indonesia melakukan perdagangan lima hari kerja dalam satu minggu. Hari perdagangan dimulai hari Senin sampai dengan Jumat, sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu tidak ada perdagangan. Perdagangan untuk hari Senin s.d Kamis, ada dua sesi perdagangan yaitu sesi pertama dibuka pada jam 09.00 WIB dan ditutup pada 12.00 WIB sedangkan untuk sesi kedua dibuka jam 13.30 WIB kemudian ditutup pada pukul 15.49.59 WIB, dan untuk hari Jum’at, sesi pertama dibuka jam 09.00 WIB dan ditutup pada 11.30 WIB sedangkan untuk sesi kedua dibuka jam 14.00 WIB kemudian ditutup pada pukul 15.49.59 WIB (BEI, 2016: http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/jamperdagangan.aspx). Beberapa penelitian mengenai fenomena Day-of-the-Week Effect (DOW Effect) yang dikaitkan dengan pola return saham di Bursa Efek Indonesia memberikan hasil yang beragam. Hasil dari penelitian-penelitian tersebut ada yang mendukung adanya fenomena DOW Effect, namun ada pula yang tidak. Penelitian-penelitian yang mendukung diantaranya; 1) Cifuentes dan Cordoba (2013:113) yang menemukan adanya DOW Effect di pasar saham Indonesia tahun 2012, 2) Lari et al (2013:452) menemukan DOW Effect di Jakarta Cmposite Index (JKSE) periode 2008 s.d 2012, 3) Handayani dan Suartana (2015:916) melaporkan adanya pengaruh hari perdagangan terhadap abnormal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
return dan volatilitas indeks saham LQ45 periode Januari s.d Desember 2013, dan 4) Maria dan Syahnunan (2012:9), melaporkan pengaruh signifikan hari terhadap return LQ45 pada periode Agustus 2011 s.d Juli 2012. Penelitianpenelitian
yang tidak mendukung adanya DOW Effect antara lain; 1)
Mardiansyah (2012:42) yang menemukan hari perdagangan tidak berpengaruh signifikan terhadap return harian IHSG di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2010, dan 2) Widodo (2010:11) yang tidak menemukan efek DOW terhadap return saham-saham sektor pertanian yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode Januari s.d Desember 2009. Gambaran deskriptif rata-rata mean return harian saham LQ 45 pada periode September 2013 sampai dengan September 2014 yang peneliti sampling, menunjukkan perbedaan gambaran dengan hasil-hasil penelitian dalam literatur penelitian sebelumnya. Gambaran rata-rata indeks saham LQ 45 dan return pasar untuk periode September 2013 sampai dengan September 2014 dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1 Rata-rata Return Harian Indeks Saham LQ 45 dan Market Return di Bursa Efek Jakarta Periode September 2013 s.d September 2014 Uraian Jumla Hari Perdagangan Rata-rata Return LQ45 Rata-rata Market Return
Senin 49 0,00120 0,00485
Selasa 47 0,00054 0,00393
Sumber : Yahoo Finance diolah (2015)
Rabu Kamis 48 48 0,00187 0,00112 0,00399 0,00394
Jum'at 48 -0.00055 0,00384
Dari tabel 1 di atas, pada periode September 2013 sampai dengan September 2014 tampak bahwa rata-rata return indeks LQ 45 terendah pada hari
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Jum’at yaitu sebesar -0,00055, sedangkan rata-rata return tertinggi terjadi pada hari Rabu sebesar 0,00187. Dari gambaran deskriptif diatas sepertinya tampak tidak mendukung adanya fenomena Monday Effect, karena return negatif bukan di hari Senin akan tetapi hari Jum’at. Indeks LQ 45, yaitu indeks saham yang terdiri atas 45 saham pilihan pilihan yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu yaitu ; 1. Termasuk ke dalam 60 besar perusahaan dengan kapitalisasi terbesar selama 12 bulan terakhir, 2. Termasuk ke dalam 60 perusahaan dengan nilai transaksi tertinggi selama 12 bulan terakhir, 3. Telah masuk listing di Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan, 4. Mempunyai kondisi keuangan yang baik, prospek pertumbuhan dan frekuensi serta nilai transaksi yang tinggi. Setiap 6 bulan sekali dikalkulasi kembali oleh divisi research & development Bursa Efek Indonesia untuk dinilai ulang perusahan-perusahaan yang masuk kriteria-kriteria tersebut. Oleh karena mempunyai karakteristik tersebut, indeks LQ45, sering dijadikan sample penelitian mengenai pasar saham di Indonesia, karena dianggap representatif untuk mewakili kondisi pasar saham sebenarnya (Wikipedia, 2016: https://en.wikipedia.org/wiki/LQ-45)
1.2. Identifikasi Masalah Fenomena Day of The Week Effect di pasar saham Indonesia masih menjadi fenomena yang perlu dibuktikan keberadaannya. Beberapa penelitian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
yang ada menunjukkan hasil yang beragam, hal tersebut diantaranya disebabkan oleh perbedaan penggunaan metode analisis, sampel dan periode penelitian. Masih lemahnya kondisi tersebut untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan strategi investasi. Sejak munculnya fenomena ini, dimanfaatkan oleh sebagian investor untuk memperoleh abnormal return. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah serius dan berdampak negatif pada resiko investasi apabila tidak didukung dengan bukti yang kuat tentang keberadaannya di pasar modal Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang membuktikan adanya fenomena dimaksud, dengan metode yang lebih presisi dan periode yang lebih terkini. Penelitian dengan sampel indeks LQ45 diharapkan dapat mencerminkan kondisi pasar saham yang ada.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan teori dan hasil penelitian dari berbagai referensi diatas, fenomena Days of The Week Effect di pasar modal merupakan bentuk anomali dari hipotesis pasar efisien. Banyak penelitian yang mendukung konsistensi adanya fenomena Monday dan Weekend Effect dikaitkan dengan rata-rata return dan abnormal return saham di berbagai pasar modal di berbagai regional di dunia dan Bursa Efek Indonesia sendiri, namun demikian adapula penelitian yang menemukan sebaliknya, dimana rata-rata return negatif terjadi pada hari-hari lain. Penelitian yang menguji pengaruh hari-hari perdagangan terhadap return, abnormal dan volatilitas return saham juga memberi hasil yang beragam. Ada yang menyebutkan adanya pengaruh tersebut, adapula yang membuktikan tidak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Berdasarkan uraian tersebut di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 periode September 2013 sampai dengan September 2015 ? 2. Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap abnormal return saham perusahaan yang terdaftar pada saham LQ 45 periode September 2013 sampai dengan September 2015? 3. Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap volatilitas return saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar LQ 45 periode September 2013 sampai dengan September 2015?
1.4. Maksud dan Tujuan Tesis Sesuai dengan perumusan masalah sebagaimana diuraikan di atas, maka maksud dan tujuan dilakukan penelitian ini adalah : 1.
Untuk menganalisis pengaruh hari perdagangan terhadap return saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 pada periode periode September 2013 sampai dengan September 2015.
2.
Untuk menganalisis pengaruh hari perdagangan terhadap abnormal return saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 pada periode periode September 2013 sampai dengan September 2015.
3.
Untuk menganalisis pengaruh hari perdagangan terhadap volatilitas return saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada LQ 45 pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
periode periode September 2013 sampai dengan September 2015
1.5. Manfaat dan Kegunaan penelitian Penelitian mengenai efek akhir pekan terhadap return, abnormal return dan volatilitas saham ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan kegunaan sebagai berikut : 1. Bagi peneliti dapat menerapkan ilmu dan teori yang diperoleh selama kuliah. 3. Bagi calon investor, investor, dan analis keuangan dapat berguna sebagai bahan dalam mempertimbangkan strategi investasi yang efektif untuk memprediksi harga saham di masa yang akan datang dan menetapkan keputusan investasi pada sekuritas saham. 4. Bagi masyarakat dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kondisi pasar modal Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/