BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Kekerasan adalah semua bentuk perilaku verbal maupun non verbal yang
dilakukan
seseorang
atau
sekelompok
orang
lain,
sehingga
menyebabkan efek negatif secara fisik, emosianal dan psikologis terhadap orang yang menjadi sasarannya (Nurhayati, 2000). Child Abuse (kekerasan pada anak) merupakan perlakuan yang salah terhadap fisik dan emosi anak, menelantarkan pendidikan dan kesehatan serta penyalahgunaan seksual yang mempengaruhi perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995). Bentuk dari kekerasan pada anak terdiri dari physical abuse, sexual abuse, emotional abuse dan neglect (Wong, 1996). Diantara bentuk-bentuk kekerasan tersebut yang paling sering di alami oleh anak-anak adalah emotional abuse. Bentuk umum dari emotional abuse adalah verbal abuse. Seiring dengan berkembangnya budaya dalam masyarakat kita saat ini menganggap bahwa proses pembelajaran kepada anak dilakukan dengan kekerasan, agar anak lebih patuh dan disiplin untuk mencapai skala keberhasilan yang diinginkan orang tua (Soetjiningsih, 1995). Padahal seharusnya setiap anak berhak mendapatkan perlindungan dari tindakan kekerasan, kebanyakan dari orang tua tidak mengetahui bahwa anak juga mempunyai hak dan kewajiban sesuai yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Anak No.23 tahun 2002 Pasal 13 dan 69 mengatakan bahwa
1
ada perlindungan hukum bagi anak terhadap kekerasan. Pasal 78 dan 80 juga mengatakan bahwa ada sanksi hukum bagi para pelaku tindak kekerasan pada anak, termasuk didalamnya kekerasan verbal (Martha, 2008). Komisi Perlindungan Anak mencatat, tindak kekerasan terhadap anak selama Januari-Mei 2006 mencapai 380 kasus. Dari jumlah tersebut, 70% kekerasan terjadi pada anak perempuan yang berumur 5-12 tahun. 80% dari temuan itu dilakukan oleh orang yang dekat dengan korban. Selain data yang dihimpun Komisi Nasional, juga berasal dari laporan masyarakat dan Kepolisian dari 380 kasus itu, 141 kasus diantaranya adalah kekerasan fisik, 146
kasus
kekerasan
seksual
dan
93
kasus
kekerasan
psikis
(Zaky, 2006). Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Jawa Tengah, jumlah anak korban kekerasan di Jawa Tengah pada tahun 2004 mencapai 2807 (Dinkes Kota Semarang, 2004). Emotional abuse (kekerasan emosional) yang biasanya juga lebih sering di sebut dengan kekerasan verbal paling banyak di dapat oleh anakanak dari orang tua mereka. Bahkan tanpa disadari, orang tua setiap hari melakukan verbal abuse pada anaknya. Bentuk dari verbal abuse itu umumnya dilakukan dalam bentuk mengancam, mengkritik, membentak, mengecilkan anak, memberi julukan negatif pada anak (Choirunnisa, 2008). Verbal abuse dapat terjadi setiap harinya di rumah. Rumah yang seharusnya tempat teraman dan tempat berlindung bagi anak tidak lagi menjadi nyaman. Adanya pengertian yang salah dalam memandang anak, dimana anak masih saja dipandang sebagai objek yang wajib menurut kepada orang tua. Padahal belum tentu orang tua selamnya benar. Kebanyakan orang
2
tua terlalu berharap pada anak dan cenderung memaksa agar anak mau menuruti sepenuhnya keinginan mereka, jika tidak maka anak akan mendapat hukuman. Hal inilah yang menjadikan alasan bagi orang tua sering melakukan kekerasan pada anak. Disamping itu, bisa juga dikarenakan riwayat orang tua yang dulunya dibesarkan dalam kekerasan sehingga cenderung meniru pola asuh yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Stress, kemiskinan, isolasi sosial, lingkungan yang mengalami krisis ekonomi, tidak bekerja, kurangnya pengetahuan orang tua tentang pendidikan anak serta minimnya pengetahuan agama orang tua yang turut berperan menjadi penyebab
orang
tua
melakukan
kekerasan
pada
anaknya
(Soetjiningsih, 1995). Verbal abuse dianggap sebagai sesuatu yang lazim, namun dibalik itu semua sebenarnya verbal abuse memiliki dampak yang sangat negatif bagi anak, diantaranya : anak kurang peka terhadap perasaan orang lain, perkembangan terganggu, agresif, gangguan emosi, kepercayaan diri akan turun, menjadi penyebab bunuh diri dan menciptakan lingkaran setan kekerasan verbal dalam keluarga (Ria, 2008). Saat ini masih jarang di temukan penelitian tentang child abuse yang khusus meneliti mengenai verbal abuse pada anak. Karena fenomena membudayanya di masyarakat kita saat ini yang menganggap hal bicara kasar, mencaci, membentak, memarahi, mengancam pada anak merupakan hal wajar. Setiap hari banyak kita temui orang tua dengan mudah berbicara kasar pada anak. Padahal begitu pentingnya peran orang tua pada perkembangan masa anak-anak
3
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil area penelitian kelurahan Plamongan Sari Kecamatan Pedurungan Kota Semarang karena berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa 4 dari 6 anak di daerah ini setiap harinya medapatkan kata-kata yang tidak pantas dari orang tua mereka maupun kalimat yang bersifat mengancam dari orang tua. Orang tua menganggap hal yang biasa jika memarahi anak-anaknya dengan kata-kata yang tidak pantas. Selain alasan tersebut diatas, peneliti juga mempertimbangkan keadaan masyarakat, dimana orang tua terutama ibu yang mayoritas memiliki latar belakang pendidikan yang masih rendah yaitu tamat sekolah dasar 33,2%. Dan lebih dari setengahnya yaitu 51,58% sebagai ibu rumah tangga. Hal itu mengakibatkan stress yang disebabkan himpitan ekonomi dan himpitan hidup yang akan membuat orang tua mudah sekali meluapkan emosi, kekecewaan, kemarahan, dan ketidakmampuannya kepada orang terdekatnya, yaitu anak mereka. B. Rumusan masalah Berkembangnya budaya dalam masyarakat kita saat ini bahwa orang tua dengan mudah berbicara kasar, memarahi, memaki, dan membentak anakanak mereka dengan kata-kata yang tidak pantas dan bersifat mengacam. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi orang tua melakukan verbal abuse pada anaknya.
4
C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi orang tua
melakukan verbal abuse pada anaknya. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan verbal abuse yang dilakukan orang tua. b. Mendeskripsikan pengetahuan orang tua tentang verbal abuse. c. Mendeskripsikan pengalaman orang tua tentang verbal abuse diwaktu kecil. d. Mendeskripsikan ekonomi orang tua sehingga menimbulkan verbal abuse. e. Mendeskripsikan lingkungan orang tua sehingga menimbulkan verbal abuse. f. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap perilaku orang tua melakukan verbal abuse pada anaknya. g. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman orang tua pada masa kanakkanak terhadap perilaku orang tua melakukan verbal abuse pada anaknya. h. Untuk mengetahui pengaruh ekonomi terhadap perilaku orang tua melakukan verbal abuse pada anaknya. i. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap perilaku orang tua melakukan verbal abuse pada anaknya.
5
D. Manfaat penelitian 1. Bagi Rumah Sakit atau Puskesmas Sebagai wacana dan dasar ilmu dalam pemberian asuhan keperawatan bagi anak korban verbal abuse. 2. Bagi Masyarakat Memberikan wacana dan informasi kepada para orang tua dalam berbicara dan mendidik anak. 3. Bagi Institusi Pendidikan a. Memberikan tambahan pengetahuan dibidang keperawatan anak terutama mengenai verbal abuse. b. Memberikan gagasan untuk mengadakan penelitian tentang verbal abuse secara lebih mendalam. 4. Bagi Peneliti Memperoleh wacana dan menambah pengetahuan baru di bidang keperawatan anak mengenai verbal abuse. E. Bidang ilmu Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu keperawatan anak.
6