BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Hari Anak Jakarta Membaca merupakan sebuah program yang dibuat
pemerintah DKI. Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari Pencanangan Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjungan Perpustakaan Tahun 1995 oleh Presiden Soeharto dan dilanjutkan dengan Pencanangan Gerakan Membaca Nasional Tahun 2003, sekaligus sebagai realisasi amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan khususnya yang berkaitan dengan Pembudayaan Kegemaran Membaca. Kegiatan Hari Anak Jakarta Membaca tersebut merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat Jakarta dan Pemasyarakatan Perpustakaan melalui berbagai kegiatan infodutainment (informatif, edukatif, dan entertainment), dan di Jakarta kegiatan ini telah diselenggarakan sejak tahun 2006, yang dicanangkan oleh Bapak Gubernur Sutiyoso1. Di zaman yang semakin maju ini membaca merupakan satu hal yang harus kita perhatikan dan sangat penting yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan. Dengan membaca kita dapat mengetahui berbagai macam informasi secara luas. Budaya membaca dapat diciptakan salah satunya dengan menanamkan sejak dini. Ilmu yang didapat dari membaca akan membentuk kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik di masa depan. Rajin Seruan Hari Anak Jakarta Membaca. Di akses tanggal 29 juni 2016 dari http://nasional.news.viva.co.id/news/read/368966/seruan-hari-anak-jakarta-membaca 1
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
membaca harus ditanamkan, khususnya untuk anak dan remaja agar terwujud budaya membaca dimasyarakat. Data-data survey menunjukkan, masyarakat Indonesia menempati posisi terendah di Asia dalam budaya memebaca. Rendahnya budaya baca ini tidak hanya terjadi di kalalangan masyarakat, tetapi juga di kalangan pelajar, mahasiswa, guru, bahkan dosen dan akademisi yang mestinya dekat dengan aktivitas membaca. Kebiasaan membaca mereka rata-rata kurang dari satu jam perhari. Kalau komunitas akademik hanya memiliki kebiasaan membaca kurang dari satu jam per hari, maka berapa menit masyarakat umum memiliki kebiasaan waktu membaca. Data ini perkuat oleh laporan Bank Dunia Nomor 16369-IND, dan studi IEA (International Association for the Evaluation of Education Achicievement) di Asia Timur, tingkat terendah membaca dipegang oleh negara Indonesia dengan skor 51,7, di bawah Filipina (skor 52,6), Thailand ( skor 65,1), Singapura (skor 74,0), dan Hongkong (skor 75,5). Bukan itu saja, kemampuan orang Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah, hanya 30 persen. Data lain juga menyebutkan (UNDP) dalam Human Report 2000, bahwa angka melek huruf orang dewasa Indonesia hanya 65,5 persen. Sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4 persen, dan negara-negara maju seperti Jepang, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat umunya sudah mencapai 99,0 persen. Rendahnya budaya baca masyarakat Indonesia ini bisa dilihat dari jumlah buku baru yang terbit di negeri ini, yaitu hanya sekitar 8.000 judul/tahun. Bandingkan dengan Malaysia yang menerbitkan 15.000 judul/tahun, Vietnam 45.000 judul/tahun, sedangkan Inggris menerbitkan 100.000 judul/tahun. Kesenjangan budaya baca ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
akan semikin terlihat kalau dibandingkan dengan Jepang. Menurut kalangan pers Jepang, tiras koran yang beredar setiap hari mencapai 60 juta. Padahal penduduk Jepang hanya 125,6 juta. Di Jepang rata-rata pembaca koran 1:2 sampai 1:3. Artinya, tiap dua atau tiga penduduk, satu diantaranya baca koran. Mungkin tiap rumah di Jepang berlangganan satau sampai dua Koran, sehingga tidak heran banyak mempengaruhi hidup mereka dalam banyak aspek, seperti cultural, ilmiah, sosial, ekonomis, demokratis, dan kreativitas individu2. Selain dari jumlah penerbitan buku, rendahnya minat baca masyarakat Indonesia juga terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Di setiap tempat, mulai café, halte bus, stasiun kereta, bandara, taman dan area publik lainnya kita jarang sekali melihat ada orang yang membaca, mereka lebih banyak ngobrol, main HP atau bengong sambil melamun. Kondisi ini sangat berbeda dengan masyarakat Jepang, yang budaya membacanya sudah tinggi. Di Jepang kita akan mudah melihat dan menemukan orang membaca di Stasion Kreta Api, terminal bus atau antrean calon penumpang taksi. Bahkan tidak sedikit yang tetap membaca sambil berjalan dengan langkah-langkah cepat3. Seiring kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini menuntut kita untuk mempunyai pengetahuan dan kecerdasan yang bisa mengimbangi untuk menerima perkembangan zaman. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat lepas dari aktivitas komuniaksi, karena komunikasi merupakan bagian dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia dan atau Strategi kultural tingkatkan minat baca . di akses tanggal 28 Juni 2016 dari http://gpmb.perpusnas.go.id/index.php?module=artikel&id=39 3 ibid 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
masyarkat. Aktivitas komunikasi dapat terlihat pada setiap aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu sejak dari bangun tidur di pagi hari sampai dengan manusia beranjak tidur pada malam hari. Kemudia seberapa jauh pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia, dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa presentase waktu yang digunakan dalam proses komunikasi adalah sangat besar, berkisar 75% sampai 90% dari waktu kegiatan kita. Waktu yang digunakan dalam peorses komunikasi tersebut 5% digunakan untuk menulis, 10% untuk membaca, 35% untuk berbicara, dan 50% untuk mendengar4. Berbicara mengenai komunikasi, banyak faktor yang mempengaruhi seseorang mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi yaitu salah satunya adalah dengan membaca. Dengan membaca kita dapat mengetahui berbagai macam informasi secara luas. Dalam masyarakat informasi sebagai dampak dari revolusi komunikasi atau informasi terjadi perubaha dalam proses komunikasi yang meliputi (1) pengumpulan informasi ; (2) pengelolaan informasi : (3) penyimpanan informasi ; (4) penyebaran informasi ; (5) balikan informasi (umpan balik). Setiap perubahan pada kelima komponen ini pada manusia selalu memengaruhi struktur dan cara masyarakat berfungsi. Arti penting dan palig fundamental dari revolusi komunikasi itu adalah kemampuan manusia dalm menghemat waktu dan menaklukan ruang5. Dalam hal ini pemertintah sudah memfasilitasi masyarakat khususnya Jakarta dengan menyediakan Perpusatakaan dimana terdapat berbagai macam buku untuk di baca secara grtais. Tommy surapto. Pengantar Teori Komunikasi. Jakarta : Media Pressindo 2006, hal 1 Farid Hamid & Heri Budianto. Ilmu Komunikasi : Sekarang dan Tantangan Masa Depan. Jakarta : Kencana, 201, hal 22 4 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Menurut Sutarno NS, MSi 6 “perpustakaan adalah suatu ruangan, bagian dari gedung/bangunan, atau gedung itu sendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk pembaca”. Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan umum adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pengertian perustakaan adalah suatu institusi yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan mengelolanya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya. Saat ini di setiap wilayah DKI Jakarta pemerintah sudah menyediakan kantor arsip perpusatakaan di masing-masing wilayah. Salah satu contohnya adalah Kantor Perpustakaan dan Arsip di Jalan Tanjung Duren, Jakarta Barat. Gubernur DKI Jakarta H Fauzi Bowo meresmikan gedung Perpustakaan dan Arsip Kota Jakarta Barat yang telah selesai direnovasi secara total, di Jalan Tanjung Duren Barat No 36, Senin 20-01-2012. Peresmian ini dilakukan bersamaan dengan empat gedung Perpustakaan lainnya se DKI dan sekaligus peluncuran e-library yang ditandai dengan penandatanganan prasasti. Saat ini, gedung Perpustakaan Jakarta Barat dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan kemudahan mulai dari koleksi buku, pemanfaatan koleksi audio visual, akses internet, pencarian informasi koleksi via katalog komputer (OPAC), bimbingan Diakses pada tanggal 3 mei 2016 dari Perpustakaan di Yogyakarta. http://ejournal.uajy.ac.id/643/3/2TA12721.pdf 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
dari pemustaka, perpustakaan anak, layanan fotokopi, sampai ruang bermain anak pun tersedia7. Dalam upaya membantu pemerintah untuk meningkatkan minat baca pada anak maka pemerintah kota Jakarta berinisiatif untuk membuat program kampanye Hari Anak Jakarta Membaca (Hanjaba) yang merupakan sebuah event tahunan yang menjadi program unggulan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DKI Jakarta, yang telah terselenggara pertama kali dilaksanakan pada tahun 2006 sejalan dengan Undang Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan dan Peraturan Gubernur Nomor 169 Tahun 2009 tentang Taman Bacaan Masyarakat. Acara ini juga berlangsung di Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu8. Humas Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat bekerja sama dengan Ikatan Abang dan None Buku (IKANOBU) Jakarta Barat mengadakan acara Hari Anak Jakarta Membaca (HANJABA). Di dalam program ini peran Humas perpustakaan jakarta barat mempunyai peran yang sangat penting dalam program tersebut. Menjadi seorang Humas tidaklah mudah, diperlukan adanya kompetensi yang harus dimilikai oleh seorang humas itu sendiri. Kata- kata kunci yang perlu di ingat untuk mendefinisikan public relation adalah sebegai berikut :
Perpustakaan Jakbar Kian Modern, Bantu Masyarakat Akses ke Sumber Informasi. Diakses pada tanggal 30 Mei 2016 dari http://www.lensaindonesia.com/2012/01/30/perpustakaan-jakbar-kianmodern-bantu-masyarakat-akses-ke-sumber-informasi.html 8 Jakbar Gelar Hari Anak Jakarta Membaca. Diakses pada tanggal 30 mei 2016 dari http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/13/05/27/mnftn1-jakbar-gelarhari-anak-jakarta-membaca 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
a.
Sengaja. Kegiatan PR adalah sesutau yang di sengaja, di rancang untuk
memengaruhi,
mendaoatkan
pengertian,
memberikan
informasi, dan memperoleh umppan balik (reaksi dari mereka yang terkena dampak kegiatan). b.
Terencana. Kegiatan Public Relation adalah sesuatu yang terorganisasi. Solusi masalah dapat di ketahui melalui proses dan analisis logis. Kegiatan ini sesitematis, membutuhkan riset, dan analisis.
c.
Kinerja. PR yang efektif didasarkan pada kebijakan dan penampilan nyata dari seseorang atau sebuah organisasi. Tidak ada public relation yang dapat menciptakan simpati serta dukungan, jika organisasi yang bersangkutan merupakan “ pemilik usaha yang payah atau tidak di anggap terhadap kepentingan masyarakat.
d.
Kepentingan masyarakat. Dasar dari setiap kegaitan public relation adalah melayani kepantingan masyakarat, dan bukan sekedar memperoleh keuntungan bagi organisasi.
e.
Komunikasi dua arah. Kemampuan mendengarkanadlaah bagian dari keahlian komunikasi yang pokok.
Berkaitan dengan manajemen yang harus dilakukan, tentunya harus miliki dalam menjalankan tugasnya sebagai PR. Fungsi Manajemen PR yang berfungsi paling efektif, apabila menjadi bagian dari pengambilan keputusan oleh manajemen puncak. PR melibatkan konsultasi dan pengangan masalah tingkat tinggi, serta tidak hanya mengeluarkan informasi setelah keputusan dibuat. PR
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
didefinisikan oleh Denny Griswold, pendiri dan pemilik PR News, sebagai “fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap masyarakat, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur sebuah organisasi dengan kepentingan masyarakat, dan melaksanakan suatu program tindakan (dan komunikasi) untuk mendapatkan pengertian masyarakat, dan dapat di terima oleh masyarakat.”9 Kedebaradaan humas telah menjadi faktor penentu dalam mempengaruhi seluruh perilaku publik untuk menerima serta mengenal jasa, produk, atau gagasan dari suatu lembaga, instansi atau perusahaan komersial10. Peranan pokok atau tanggung jawab PR atau pejabat humas adalah bagaimana menciptakan kepercayaan, goodwill, dan kejujuran alam menyampaikan pesan atau informasi, serta publikasi yang positif kepada public (khalayak) yang didukung dengan kiat dan taktik serta teknik dalam berkampanye untuk memperoleh citra.disamping itu, public relation harus proaktif, dinamis, kreatif dan antisipatif untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat, baik di bidang komunikasi, informasi, politik, ekonomi dan sosial dalam negeri maupun di luar negeri(internasional)11. HANJABA juga merupakan bukti majunya perkembangan teknologi serta pembentukan citra perpustakaan jakarta barat di mata masyarakat serta Tujuannya yaitu merangsang minat baca anak-anak dan remaja Jakarta. Pencanangan program tersebut berlangsung di perpustakaan jakarta barat yang Jakarta. Drs. Elvinaro Ardianto. Public Relation pendekatan praktis untuk menjadi Komunikatot, Orator, Presenter dan Juru Kampanye Handal.Bandung : Cetakan, Pebruari 2009, hal 42 10 Dananjaja. Peran Humas dalam perusahaan. Jakarta : Garaha Ilmu. 2011hal 8 11 Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation. Jakarta : PT RajaGrafindo. 2008 hal 63 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Berbagai perlombaan akan diadakan untuk memeriahkan acara tersebut. Selain itu juga menampilkan pameran foto pahlawan kemerdekaan dan foto gedung-gedung bersejarah. Program kampanye Hari Anak Jakarta Membaca ini digelar untuk meningkatkan minat baca di kalangan pelajar. Kegiatan ini berlangsung setiap tahun yang bertempat di Kantor Perpustakaan Jakarta Barat di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Tetapi dalam penelitian ini saya hanya meneliti pelajar SMA sebagai bahan penelitian saya di karenakan peserta terbanyak dalam program kampanye Hari Anak Jakarta Membaca merupakan pelajar SMA di Jakarta Barat. Dengan adanya program tersebut akan mendukung program pemerintah dalam mengingkatkan minat baca anak dan pemberdayaan masyaratat dalam upaya membangun budaya baca masyarakat Jakarta. Menurut Aji12 siswa SMA Jakarta Barat peserta Hanjaba 2015 mengatakan “Hanjaba menjadi ikon untuk memotivasi gerakan membaca bagi warga khususnya anak dan remaja di Ibukota." Publikasi atau publisitas merpakan alat penting, baik di dalam bauran promosi maupun dalam bauran PR karena Publikasi atau publitas meruapakn salah satu relasi komponen yang cukup berperdan banyak untuk menunjang keberhasilan dalam promosi dan publikasi, khususnya dalam kampanye PR (PR Campain 13 ). Kampanye public relation (PR Campaign) dalam arti sempit bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kyalayak sasaran (target Siswa di Jakbar Ikut Hanjaba. Diaskses pda tanggal 19 agustus 2015 dari http://barat.jakarta.go.id/v10/?page=Berita&id=2240 13 Rosady Ruslan. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation. Jakarta : PT RajaGrafindo. 2008 hal 58 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
audience) untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi atau opini yang positif terhadap suatu kegiatan adri suatu lembaga atau organisasi (Corporate activities) agar tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proses komunikasi dan jangka waktu tertentu yang berkeelanjutan. Dalam arti lebih umum atau luas, kampanye jhu10[‘; tersebut memberikan penerangan terus menerus serta pengertian dan memotivasi masyarakat terhadap suatu kegiatan atau program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana untuk mencapai publisitas dan citra yang positif14. Meinreiech berpendapat 15 bahwa penerapan persuasi baik dalam praktik kampanye maupun dalam setting laboratorium, selalul mendasarkan diri pada perspektif teoritis yang ada. Beberapa teori dan model persuasi yang umumnya dijadikan panduan dalam praktif kampanye diantaranya model keyakinan kesehatan, teori difusi inovasi, teori pertimbangan sosial, teori perilaku terencana, teori disonansi kognitif, teori tahapan perubahan dan teori sosial kognitif. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori tahapan perubahan (stage of change theory), Kaitannya dengan penelitian ini pada teori ini lebih tepatnya menjelaskan tahapan-tahapan khalayak dalam rangka mengadopsi sebuah perilaku seperti tahap praperenungan, perenungan, persiapan, tindakan, dan pemeliharaan, sehingga dapat menjabarkan bagaimana pengaruh publik terhadap program kampanye sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada. Ibid hal 66 Drs. Antar venus, M.A. Manajemen Kampanye panduan teoritis dan Praktis dalam mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. 2007 hal 30 14 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Kegiatan program kampanye Hari Anak Jakarta Membaca (HANJABA) bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan khalayak sasaran, serta menumbuhkan persepsi atau opini positif suatu kegiatan dari suatu lembaga atau organisasi agar terciptanya kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui pesan secara intensif dengan komunikasi ini dan jangka waktu tertentu yang berkelanjutan. Jadi program kampanye ini, memberikan penerangan secara terus menerus serta pengertian dan motivasi terhadap suatu kegiatan atua program tertentu melalui proses dan teknik komunikasi yang berkesinambungan dan terencana khususnya dalam peningkatan minat baca. Sehubungan dengan hal ini , seluruh masyarakat Jakarta pada akhirnya mampu menangkap isi pesan program kampanye, dengan adanya penambahan pengetahuan (Kognitif), dan perubahan Perilaku (Konatif). Dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang mulanya tidak peduli menjadi peduli (Simpati), hingga pada tingkatan perubahan perilaku. Untuk itu penelitian ini dibuat agar dapat mengetahui bagaimana pengaruh program tersebut terhadap kesadaran masyarakat khususnya para generasi penerus bangsa akan pentingnya membaca dan memanfaatkan fasilitas pemerintah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang diatas, maka rumusan msalah pada penelitian
ini yaitu “Sejauh mana Pengaruh Program Kampanye “Hari Anak Jakarta Membaca” oleh Humas Perpustakaan Jakarta Barat Terhadap Minat Baca Anak (Survey terhadap pelajar SMA di Jakarta Barat)?”
1.3
Tujuan Penelitian Peneitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan Pengaruh
Program Kampanye “Hari Anak Jakarta Membaca” oleh Humas Perpustakaan Jakarta Barat Terhadap Minat Baca Anak (Survey terhadap pelajar SMA di Jakarta Barat)” 1.4
Manfaat penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangan kajian bidang ilmu
komunikasi,
khususnya
pada
kajian
PR
terkait
penerapan
dan
cara
mengkomunikasikan program kampanye. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis berikutnya. 1.4.2
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa informasi
dan bahan evaluasi kepada pemerintah Jakarta dalam melaksanakan program kampanye Hari Anak Jakarta membaca. Dalam hal ini Humas memberikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
layanan yang maksimal dan berkualitas kepada Masyarakat. Selain itu dapat memberikan informasi baru tentang bagaimana membuat dan merealisasikan program kampanye komunikasi terhadap minat baca pada pelajar serta membentuk citra Kantor Perpustakaan dan Arsip Jakarta Barat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/