1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Minyak atsiri lazim dikenal dengan nama minyak mudah menguap atau
volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud cair dan diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan. Minyak atsiri juga dapat diperoleh dengan cara lain seperti dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun dengan cara dipres atau dikempa dan secara enzimatik (Ketaren, 1981). Dalam dunia perdagangan Internasional, Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama minyak atsiri dengan berkembangnya berbagai industri di dalam negeri seperti industri kosmetika dan parfum, maka Indonesia mulai mengimpor beberapa jenis minyak asiri dalam jumlah cukup besar diantaranya minyak permen, lemon, ekaliptus, lavender dan lain-lain. Impor minyak atsiri pada tahun 1998 mencapai 54.320 ton dengan nilai US$ 200,13 juta. Sebagian besar minyak atsiri Indonesia diekspor atau dijual ke luar negeri seperti ke negara Jepang, Amerika Serikat, Inggris dan Eropa. Minyak atsiri tersebut diekspor dalam bentuk bahan mentah, sehingga peluang dibidang ini cukup menjanjikan. Minyak atsiri sangat penting sebagai sumber rasa dan obat. Sifat toksik alami minyak atsiri berguna dalam pengobatan dan minyak atsiri telah lama
2
dikenal sebagai sumber terapi yang penting (Setiawan, 2002). Jenis tanaman yang mengandung minyak atsiri sering digunakan oleh masyarakat untuk dijadikan repelan alami sebagai pengusir nyamuk hal ini disebabkan dari aroma yang ditimbulkan minyak atsiri yang tidak disukai dan bersifat toksik terhadap nyamuk serta cara ini lebih aman, praktis, dan ramah lingkungan. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri yaitu tanaman ekaliptus yang termasuk kedalam famili Myrtaceae dan merupakan salah satu tanaman yang bersifat multifungsi. Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan. Minyak ekaliptus disebut juga sebagai Eucalypt oil. Minyak tersebut mengandung sineol dan piperiton yang menjadi ciri khas minyak ekaliptus. Kegunaan minyak ekaliptus antara lain sebagai bahan parfum, desinfektan, obat gosok, fungisida, bahan pembersih pakaian, insektisida, obat dan keperluan medis lainnya (Ketaren, 1990). Nyamuk merupakan salah satu vektor penyakit yang berbahaya pada manusia seperti
malaria, demam kuning,
demam
berdarah, dan kaki
gajah/filariasis (Noor, 2006). Nyamuk Culex quinquefasciatus Say. merupakan salah satu nyamuk yang cukup berbahaya dimana nyamuk C. quinquefasciatus merupakan vektor cacing filaria yaitu cacing parasit yang menyebabkan penyakit kaki gajah atau filariasis pada manusia. Menurut Pusat Data Surveilans Epidemiologi Kemenkes RI, (2010) mengungkapkan bahwa lebih dari 120 juta orang telah terinfeksi penyakit kaki gajah dengan 40 juta dari mereka telah mengalami penurunan kapabilitas yang serius. Infeksi pada manusia ini dapat terjadi tanpa gejala atau gejala ringan sampai mengakibatkan kesakitan yang
3
parah seperti kerusakan sistem saraf pusat yang bersifat permanen, pada beberapa kasus fatal hingga kematian. Nyamuk C. quinquefasciatus Say. termasuk kelas insecta, ordo Diphtera dan famili Culicidae. Nyamuk ini berukuran kecil, berwarna kuning keperakan dan terdapat bercak putih di thorak badannya. Jenis nyamuk rumah ini, biasanya menggigit manusia pada malam hari dan mempunyai kemampuan terbang sejauh 2 km. Tempat berkembang biak adalah di tempat tampungan air yang kotor seperti kolam, genangan parit, dan lain-lain. Bahkan juga membiak di dalam air yang dikotori bahan organik yang telah membusuk. Usaha
preventif
yang
biasa
dapat
dilakukan
untuk
mencegah
perkembangbiakan nyamuk umumnya menggunakan metode 3m (menguras, mengubur, dan membersihkan tempat-tempat nyamuk) selain itu untuk menolak kehadiran nyamuk digunakan anti nyamuk. Penggunaan anti nyamuk dianggap sebagai tindakan yang praktis dan ekonomis. N.N-diethyl-m-toluamide (DEET) merupakan senyawa yang banyak digunakan sebagai repelan sintetik (Sembel, 2009). Repelan ini bersifat toksik bagi tubuh manusia dan lingkungan. Efek eritema (kulit kemerahan), dan pruritus (rasa gatal) sampai efek samping yang fatal seperti kejang, depresi saluran pernapasan, dan koma. Mengingat penggunaan anti nyamuk berbahan sintetik cukup berbahaya, maka diperlukan bahan pengganti yang lebih aman untuk digunakan dan ramah lingkungan. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan tanaman yang bersifat repelan (penolak) nyamuk atau yang bisa membunuh nyamuk. Oleh karena itu, repelan dari bahan alami dengan efek samping minimal sangat dibutuhkan.
4
Repelan alami dapat berasal dari tanaman yang mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri telah digunakan untuk mengatasi antialergi, antipiretik, gangguan sirkulasi darah, dan penyakit inflamatori dibanyak negara. Kandungan senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri seperti terpenoid juga memberikan aktivitas terhadap nyamuk, yaitu sifat toksik dan racun bagi pernapasan nyamuk. Menurut Dubey et al., (2008), aktivitas biologi minyak atsiri terhadap serangga dapat bersifat menolak (repellent), menarik (attractant), racun kontak (toxic), racun pernapasan (fumigant), mengurangi nafsu makan (antifeedant), menghambat peletakan telur (oviposition deterrent), menghambat petumbuhan, menurunkan fertilitas, serta sebagai anti serangga vektor. Dengan kemajuan teknologi di bidang perminyak-atsirian, maka usaha penggalian sumber-sumber minyak atsiri dan pendayagunaannya dalam kehidupan manusia semakin meningkat. Minyak ekaliptus yang ditemukan dalam perdagangan dewasa ini dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan utama yaitu golongan minyak medisinal, industri, dan golongan minyak parfum. Akhir-akhir ini minyak ekaliptus komersil diproduksi menurut spesiesnya. Minyak ini digunakan untuk parfum, penolak serangga, obat-obatan, disinfektan, dan lain-lain (Guenther, 1990). Berdasarkan penelitian diatas maka dilakukan penelitian mengenai efektivitas repelan minyak atsiri dari tanaman Eucalyptus tereticornis dan Eucalptus deglupta pada beberapa tingkatan konsentrasi terhadap daya repelan nyamuk Culex quinquefasciatus.
5
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Mengetahui komposisi kimia dan sifat fisiko-kimia lainnya minyak atsiri Eucalyptus tereticornis dan Eucalyptus deglupta.
2.
Mengetahui pengaruh konsentrasi minyak atsiri Eucalyptus tereticornis dan Eucalyptus deglupta terhadap daya repelan nyamuk dewasa Culex quinquefasciatus Say.
1.3
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai efektivitas
dari bahan alami, yaitu minyak atsiri Eucalyptus tereticornis dan Eucalyptus deglupta sebagai repelan terhadap nyamuk dewasa Culex quinquefasciatus, serta untuk mencari alternatif pencegahan penyakit yang dibawa oleh nyamuk dewasa Culex quinquefasciatus dengan menggunakan bahan alami dari minyak Eucalyptus tereticornis dan Eucalyptus deglupta sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian lainnya yang sejenis atau sebagai dasar dalam penentuan pemanfaatan dan pengolahan lebih lanjut.