BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Verba gerakan, seperti pindah, datang, dan berlari dapat ditemukan pada semua bahasa. Hal itu juga terdapat pada bahasa-bahasa daerah di Indonesia, termasuk bahasa Batak Toba. Verba gerakan dalam bahasa Batak Toba mengacu pada ro ‛datang’, mulak ‛pulang’, dan , dan mangalangka ‛melangkah’. Verba gerakan melibatkan perpindahan entitas (Mulyadi, 1998: 122). Perpindahan entitas itu dibedakan atas ciri kesengajaan atau ketidaksengajaan. Verba yang gerakan ditandai dengan gagasan kesengajaan, berseluncur, dan menyelam dinamai verba gerakan agentif,
seperti berlari, sedangkan verba
gerakan yang ditandai dengan gagasan ketidaksengajaan, seperti jatuh, pingsan dan terpelanting disebut verba gerakan non agentif (pasientif) (Mulyadi 1998: 105,124). Pada penelitian ini dikaji verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba. Tipe verba gerakan itu dapat dilihat pada verba seperti laho ‛pergi’, malojong ‛berlari’, dan
mardalan ‛berjalan’. Semua anggota verba gerakan itu dapat
ditempatkan ke dalam satu
kategori semantis karena memiliki komponen
semantis yang sama. Fakta menunjukan bahwa anggota verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba mempunyai ciri sematis yang berbeda. Misalnya, verba laho ‛pergi’ dan borhat ‛berangkat’ meskipun dipahami sebagai dua kata yang bersinonim,
1
Universitas Sumatera Utara
namun mengandung ciri semantis khusus. Borhat mengkhususkan tempat gerakan sedangkan laho ‛pergi’ bermakna sangat umum. Hal ini tampak pada contoh di bawah ini. (1a) ?Borhat/ Laho berangkat/pergi
ibana tu lapo. 3Tg prep kedai
‛Dia pergi ke Kedai’. (1b) Borhat/Laho tu sikola hami. berangkat/pergi prep sekolah 1Jmk ‛Kami berangkat ke sekolah.’ Pada contoh (1a) terlihat bahwa verba laho ‛pergi’ dapat bergerak kemana saja sedangkan pada contoh (1b) verba borhat ‛berangkat’ justru mengkhususkan tempat gerakannya. Pada contoh (1b) verba borhat ‛berangkat’ dapat berterima sebab sekolah merupakan lebaga formal dan tempat menuntut ilmu. Verba laho ‛pergi’ bergerak berdasarkan intuisi sedangkan borhat ‛berangkat’ merupakan verba yang bersifat temporer. Dalam kaitan ini, Mulyadi (1998: 3) menjelaskan, “Verba bahasa Indonesia pada umumnya dibatasi da ri makna yang kompleks, bukan dari makna yang sederhana. Akibatnya, verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba memiliki relasi semantis yang berputar-putar”. Hal itu terlihat pada Kamus Bahasa Batak Toba Indonesia (Warneck, 2012). Misalnya, kata laho ‛pergi’ berelasi dengan borhat ‛berangkat’, marlojong ‛berlari’, dan mardalan ‛berjalan’ (hlm. 284). Relasi semantisnya tampak pada ilustrasi berikut
2
Universitas Sumatera Utara
laho
marlojong mardalan
borhat Gambar 1.1 Relasi Semantis Verba Gerakan Agentif dalam Bahasa Batak Toba
Pada gambar 1.1 diilustrasikan bahwa relasi semantis verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba dapat ditempatkan ke dalam satu kategorisasi, karena verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba
memiliki ciri makna yang
berhubungan. Penelitian tentang semantik verba sudah pernah dilakukan oleh sejumlah ahli. Misalnya, Subiyanto (2008) mengkaji verba gerakan bukan agentif dalam bahasa Jawa. Mulyadi, yaitu struktur semantis verba bahasa Indonesia (2000), verba mirip takut dalam bahasa Melayu Asahan (2014), Suciati Beratha (2000) meneliti verba ujaran bahasa Bali dan Giovani (2014) meneliti verba POTONG dalam bahasa Batak Toba. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kajian semantik verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba belum pernah dilakukan. Dalam penelitian ini diperlihatkan bahwa semantik verba gerakan agentif pada bahasa Batak Toba mencakup kategorisasi dan maknanya.
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah kategorisasi verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba ? 2. Bagaimanakah deskripsi makna verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah mendeskripsikan pola-pola berbahasa tentang verba gerakan agentif sesuai dengan konsepsi dan persepsi penuturnya. Selanjutnya, tujuan khusus penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan kategorisasi semantik verba gerakan agentif
dalam bahasa Batak Toba dan (2)
mendeskripsikan makna verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba.
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 Secara Teoretis (1) Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai kajian verba terutama verba gerakan agentif dalam bahasa Batak Toba. (2) Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dalam kajian linguistik terutama kajian semantik.
4
Universitas Sumatera Utara
1.3.2.2 Secara Praktis (1) Sebagai bahan masukan bagi peneliti-peneliti lain, yang ingin membahas verba gerakan agentif dalam bahasa-bahasa daerah, khususnya di sumatera utara. (2) Sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah mengenai hasil penelitian dalam bidang semantik dalam bahasa Batak Toba.
5
Universitas Sumatera Utara