BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitiaan Tujuan utama seorang investor dalam menanamkan dananya adalah
untuk memperoleh pendapatan (return), baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain), dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dividen yang diperoleh merupakan salah satu motivasi investor untuk menanamkan dana di pasar modal (Sutrisno, 2012:351). Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan selama satu periode ditahan atau akan dibagi dalam bentuk dividen. Pembagian dividen akan berdampak pada jumlah laba ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan (Sutrisno, 2012:266). Menurut Baridwan (2004:444) “besarnya bagian laba yang dibagikan pada pemegang saham disebut dividend payout ratio (DPR)”. Bursa Efek Indonesia menemui masalah seperti beberapa emiten yang memilih tidak membagi hasil laba bersih dalam bentuk dividen. Ada banyak alasan yang emiten pakai untuk menghindar dari pembagian dividen. Mulai dari karena membutuhkan dana untuk ekspansi, sampai kewajiban membayar utang. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengungkapkan bahwa 1
2
BEI akan bertindak aktif untuk mencari alasan emiten tidak membagikan dividen karena hal tersebut akan merugikan investor jika realisasinya tidak jelas. Ditambah lagi menurut Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia alasan emiten menggunakan laba untuk ekspansi kadang disalahgunakan bahkan ada pula emiten yang membagikan dividen hanya sebagai formalitas yakni dalam jumlah yang kecil. Upaya yang dilakukan BEI saat ini adalah mengumpulkan informasi kemudian membentuk regulasi yang mengatur soal pembagian dividen (Indrastiti, 2013). Tabel 1.1 Emiten Yang Tidak Membagikan Dividen Sejak IPO-2013 Nama Emiten PT Hero Supermarket Tbk (HERO) PT Sumber Energi Andalan Tbk (ITMA) PT Dyviacom Intrabumi Tbk (DNET) PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW)
Tanggal IPO 21 Agustus 1989 10 Desember 1990 11 Desember 2000 24 Juli 1997 6 Agustus 1997
PT Intikeramik Alamsari Industri Tbk (IKAI)
4 Juni 1997
PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA)
16 Mei 1997
PT Keramik Indonesia Asosiasi Tbk (KIAS)
8 Desember 1994
Sumber: investasi.kontan.co.id, Indrastiti (2013)
Berdasarkan fenomena yang ada menyebabkan peneliti berkeinginan untuk menganilisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kebijakan dividen kas pada perusahaan. Menurut Keown et al. (2011:74) beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menganalisis data keuangan untuk kebijakan dividen perusahaan diantaranya analisis rasio keuangan. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, dan apakah pemegang saham terbiasa mendapat tingkat
3
pengembalian yang cukup. Rasio keuangan yang digunakan sebagai faktor-faktor memengaruhi kebijakan dividen kas dalam penelitian ini adalah likuiditas, aktivitas dan profitabilitas. Likuiditas merupakan
rasio yang menunjukkan hubungan antara kas
dengan aset lancar perusahaan dengan kewajiban lainnya dan dapat diukur melalui current ratio (CR) yakni dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar (Brigham dan Houston, 2010:134). Menurut Ahmed dan Murtaza (2015) likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki arus kas yang baik dan cenderung membagikan dividen yang lebih tinggi. Aktivitas merupakan rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengatur asetnya dan dapat diukur melalui total assets turnover (TATO) yakni dengan membagi penjualan dengan total aset (Brigham dan Houston,
2010:139).
membagikan
Perusahaan
dividen
lebih
besar
yang
pendapatannya
dibanding
dengan
stabil
cenderung
perusahaan
yang
pendapatanya tidak stabil (Sutrisno, 2012:267). Profitabilitas adalah “rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba
dengan menggunakan sumber-sumber
yang dimiliki
perusahaan seperti aktiva, modal atau penjualan” (Sudana, 2011:22). Pada penelitian ini profitabilitas diukur menggunakan return on assets (ROA) yakni “rasio yang menunjukkan seberapa mampu perusahaan menggunakan aset yang ada untuk menghasilkan laba atau keuntungan” (Gumanti, 2011:115). Menurut
4
Atmaja (2008:292) “perusahaan dengan laba yang cenderung stabil dapat membagikan dividen lebih besar”. Faktor pertama yakni likuiditas yang diukur melalui current ratio (CR) menurut penelitian yang dilakukan Setyanusa (2012) menyatakan bahwa current ratio berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas (dividend payout ratio). Faktor kedua yakni aktivitas yang diukur melalui total assets turn over (TATO) menurut penelitian yang dilakukan Rahmawati et al. (2014) menyatakan bahwa total assets turn over (TATO) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas (dividend payout ratio). Faktor terkahir yakni profitabilitas yang diukur melalui return on assets (ROA) menurut Sandi dan Nur (2013) dan Setyanusa (2012) berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas sedangkan menurut penelitian Ahmed (2015) menyatakan bahwa return on assets (ROA) berpengaruh tidak signifikan terhadap kebijakan dividen kas (dividend payout ratio). Berdasarkan fenomena yang terjadi dan hasil penelitian terdahulu yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan topik: “PENGARUH LIKUIDITAS, AKTVITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP
KEBIJAKAN
DIVIDEN
KAS”
(Studi
Empiris
pada
5
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) 1.2
Identifikasi Masalah Kebijakan dividen kas merupakan keputusan yang diambil perusahaan
untuk menentukan seberapa besar dividen yang akan dibagikan kepada investor. Teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis kebijakan dividen kas yakni melalui analisis rasio keuangan yang dapat mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya, kemampuan perusahaan mengelola aktivanya dengan optimal dan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Pembagian dividen merupakan arus kas keluar sehingga apabila ketersediaan kas perusahaan dan laba perusahaan tinggi maka adanya kecenderungan perusahaan akan membagikan dividen lebih tinggi kepada investor. Oleh karena itu likuiditas, aktivitas dan profitabilitas merupakan rasio-rasio yang dapat memengaruhi kebijakan dividen kas. Berdasarkan pentingnya likuiditas, aktivitas dan profitabilitas terhadap kebijakan dividen kas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh likuiditas, aktivitas dan profitabilitas secara simultan terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6
2. Bagaimana pengaruh likuiditas secara parsial terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Bagaimana pengaruh aktivitas secara parsial terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Bagaimana
pengaruh
profitabilitas
secara
parsial
terhadap
kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Seberapa besar pengaruh likuiditas, aktivitas, dan profitabilitas secara simultan terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Seberapa besar pengaruh likuiditas secara parsial terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Seberapa besar pengaruh aktivitas secara parsial terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
7
4. Seberapa besar pengaruh profitabilitas secara parsial terhadap kebijakan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat baik
secara langsung maupun tidak langsung bagi: a. Kegunaan Operasional 1. Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam merumuskan pembagian dividen serta tindakan-tindakan
selanjutnya
berkaitan
dengan
analisis
laporan keuangan dan perbaikan kinerja perusahaan. 2. Investor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi bagi investor mengenai kegunaan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan serta dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menilai potensi perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi.
8
b. Kegunaan Akademis 1. Peniliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan dasar pengembangan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian Peneliti melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Peneliti mengambil data yang diunduh pada www.idx.co.id. Penelitian dilakukan sejak Agustus 2015 sampai dengan September 2015.