BAB I PENDAHULUAN
1.1.1.
Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang
memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu pengepakan pakaian. Pada stasiun pengepakan tidak terdapat fasilitas kerja yang mendukung operator melakukan aktivitas kerjanya. Aktivitas kerja aktual yang berlangsung selama ini tanpa disadari kurang memperhatikan faktor kenyamanan yaitu tidak adanya fasilitas kerja dan kesehatan kerja operator berupa sikap dan postur kerja yang baik. Jika hal ini terus berlanjut maka dapat menimbulkan beberapa masalah seperti perubahan bentuk normal tubuh, kelumpuhan, penekanan sendi, penekanan tulang rawan, kerusakan pada discus vertebra, dan lain- lain. Berdasarkan hasil kuesioner SNQ yang disebarkan terhadap pekerja di stasiun pengepakan, diperoleh adanya keluhan pada tulang belakang dan leher yang disebabkan oleh posisi kerja operator yang membungkuk dan keluhan juga dirasakan operator pada kaki yang dijadikan sebagai titik tumpu keseimbangan tubuh. Penelitian mengenai keluhan pada otot rangka dengan sikap kerja yang tidak alamiah pada perusahaan yang melakukan proses produksi secara manual pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penilaian postur kerja dengan metode rapid entire body assessment (REBA) menunjukkan bahwa stasiun perakitan menjadi
Universitas Sumatera Utara
prioritas utama karena level risiko sangat tinggi yaitu 11. Hasil kuesioner Nordic juga menunjukkan bahwa operator menghadapi ketidaknyamanan dan cedera pada tubuh bagian pinggang, bahu kiri, dan pergelangan tangan kiri. Perancangan produk secara generik menghasilkan meja perakitan. Setelah implementasi, skor REBA turun dua tingkat menjadi risiko rendah, keluhan pada tubuh dapat dieliminasi, dan adanya perbaikan metode kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat (Dian Mardi Safitri dkk, 2008). Keluhan MSDs dapat dilihat dari beberapa studi kasus antara lain terjadi pada pekerja di Lathan Furniture yang diteliti oleh Fitri Prasetyaningrum di Surakarta. Penelitian ini membahas postur kerja pada pekerjaan yang bekerja dengan cara duduk yaitu pada stasiun perakitan kursi makan yang masih sederhana. Hasil kuesioner Nordic Body Map yang disebarkan kepada pekerja mengalami cidera otot pada bagian leher bawah (80%), bahu (20%), punggung (40%), pinggang kebelakang (40%), pinggul kebelakang (20%), pantat (20%), paha (40%), lutut (60%), dan betis (80%). Berdasarkan Penilaian postur kerja dengan metode Rapid Entire Body Assesment pada aktivitas menganyam sandaran kursi bagian belakang, membalik kursi dan menaruh kursi setelah dibalik berada dalam level tinggi dengan skor REBA 11, 9, dan 8 dalam arti kategori tindakan perlu perbaikan sekarang juga. (Prasetyaningrum, Fitri. 2010. Universitas Sebelas Maret: Surakarta.) Penelitian lain yang membahas tentang keluhan MSDs adalah penelitian yang dilakukan Saptono (2009) di PT. Makmur Alam Sentosa I (PT. MAS I). Hasil produksi PT. MAS I adalah veneer yang akan diproduksi menjadi triplex.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian dilakukan untuk menganalisis postur kerja di bagian stasiun mesin rotary, apakah berbahaya yang dapat menimbulkan keluhan MSDs atau tidak berdasarkan analisis REBA. Dari hasil penelitian dengan metode REBA didapatkan hasil: Action level 2 = 50 %, Action level 3 = 37,5 % dan Action level 4 = 12,5 %. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa postur kerja masih berbahaya. Proses produksi di CV. Raya Sport dibagi atas tujuh tahap proses, yaitu proses pemotongan pola, penjahitan, penyetingan film, pembuatan film, penyablonan, penyeterikaan dan pengepakan. Dikarenakan setelah dilakukan pengamatan di bagian pengepakan pakaian yang terdapat faktor terjadinya musculoskeletal Disorders (MsDs) berupa kerja yang berulang serta postur kerja yang tidak alamiah. Oleh karena itu dari semua tahapan proses produksi konveksi yang paling memungkinkan risiko terjadinya keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs) adalah di bagian pengepakan. Dari gambaran di atas, maka dilakukan evaluasi cara kerja operator dengan membuat fasilitas kerja yang ergonomis. Fasilitas kerja yang diusulkan berupa meja kerja dan kursi yang dirancang berdasarkan pengukuran dan prinsip-prinsip antropometri. Selain itu, posisi duduk pada saat proses pengepakan dilakukan dengan posisi badan membungkuk, menyebabkan muskuloskletal disorders pada lumbar vartebrae 5/Sacrum 1 (L5/S1) operator. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya fasilitas kerja tersebut, postur kerja yang mengalami keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs) seperti otot di tulang belakang, lengan, kaki, dan leher dapat direduksi.
Universitas Sumatera Utara
1.1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas maka
rumusan masalah yang dihadapi adalah adanya keluhan musculoskeletal yang dialami operator akibat postur kerja operator yang membungkuk dan kaki di tekuk sehingga perlu adanya rancangan fasilitas kerja untuk mereduksi keluhan tersebut.
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah meminimalisir keluhan
musculoskeletal yang dialami operator di stasiun pengepakan Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi bagian tubuh yang mengalami keluhan musculoskeletal. 2. Menganalisis level risiko postur kerja aktual operator dalam melakukan aktivitas. 3. Mendapatkan rancangan fasilitas kerja pada bagian pengepakan.
1.4.
Asumsi dan Batasan Masalah Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Penelitian dilakukan dengan gerakan normal dan tidak berada dalam tekanan.
2. Operator yang diukur berada dalam kondisi yang sehat, baik jasmani maupun rohani.
Universitas Sumatera Utara
3. Operator leluasa bekerja, artinya tempat kerja dan susunan fasilitas kerja tidak menjadi penghambat. 4. Operator tidak mengalami pergantian selama bekerja. 5. Proses
produksi
tidak
mengalami
perubahan
selama
penelitian
berlangsung. 6. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berada pada kondisi baik dan sesuai standar. 7. Prosedur kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.
Batasan-batasan pada penelitian ini antara lain: Adapun batasan-batasan pada penelitian ini antara lain: 1. Penelitian hanya dilakukan pada stasiun pengepakan pakaian. 2. Pengukuran hanya dilakukan pada operator yang bertugas mengemas pakaian jadi. 3. Prinsip yang digunakan tidak terbatas pada antropometri statis, yaitu data didapat dari pengukuran dimensi tubuh manusia pada saat diam tetapi juga bergerak. 4. Sampel data dimensi antropometri, yaitu mahasiswa Teknik Industri dapat mewakili populasi manusia di Indonesia sebagai acuan dalam merancang fasilitas kerja berupa meja kerja dan kursi di bagian pengepakan.
Universitas Sumatera Utara
1.5.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi Perusahaan Menjadikan suatu pertimbangan sebagai masukan untuk merancang fasilitas kerja yang ergonomis dalam usaha untuk mereduksi keluhan Musculosceletal Disorders (MSDs).
2.
Bagi Mahasiswa Penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan teori-teori Teknik Industri terutama dalam bidang Ergonomi dan Perancangam Sistem Kerja, khususnya dalam penilaian beban serta postur kerja, dan perancangan fasilitas kerja berdasarkan dimensi dan prinsip antropometri yang telah didapat di perguruan tinggi ke dalam lingkungan industri secara nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan-permasalahan praktis.
3. Bagi Departemen Teknik Industri Menjalin hubungan baik antara Departemen Teknik Industri dan perusahaan yang terlibat. Selain itu untuk menambah jumlah dan mempengaruhi hasil karya mahasiswa yang dapat menjadi literatur dan referensi penelitian bagi peneliti-peneliti selanjutnya, khususnya dalam bidang ergonomi dan perancangam sistem kerja di Departemen Teknik Industri.
Universitas Sumatera Utara
1.6.
Sistematika Penulisan Laporan Tugas Sarjana Sistematika penulisan laporan Tugas sarjana adalah sebagai berikut : Pada bab I Pendahuluan menguraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas sarjana. Pada bab II Gambaran Umum Perusahaan, berisikan sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, struktur organisasi, jumlah tenaga kerja, jam kerja, sistem pengupahan, proses produksi, bahan baku, bahan penolong, bahan tambahan, mesin dan fasilitas produksi serta beberapa hal yang mendukung mengenai perusahaan CV. Raya Sport. BAB III Landasan Teori; memaparkan teori yang meliputi keluhan musculoskeletal, standard nordic quetionnaire (SNQ), rapid entire body assessment (REBA), dan antropometri. BAB IV Metodologi Penelitian; menggambarkan langkah langkah mulai dari lokasi dan waktu penelitian, subjek penelitian, jenis penelitian, populasi penelitian, variabel penelitian (variabel independen, variabel dependen, dan kerangka konseptual), instrumen penelitian, sumber data, dan prosedur penelitian BAB V Pengumpulan dan Pengolahan Data. Pengumpulan data meliputi proses dan situasi kerja, data keluhan musculoskeletal, postur kerja operator, dan data pengukuran dimensi antropometri. Pengolahan data meliputi penilaian postur kerja operator dengan menggunakan REBA, dan pengolahan data antropometri (uji keseragaman data, uji kecukupan data, uji kenormalan data, dan perhitungan persentil).
Universitas Sumatera Utara
BAB VI Analisis Pemecahan Masalah; berisi analisis mengenai keluhan musculoskeletal, postur kerja aktual, data antropometri, rancangan fasilitas kerja usulan, dan postur kerja usulan, serta perbandingan kondisi aktual dengan kondisi usulan. BAB VII Kesimpulan dan Saran, menjelaskan akan kesimpulan dari hasil penelitian serta rekomendasi saran-saran yang bermanfaat bagi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara