BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan pada suatu perusahaan pada hakikatnya merupakan alat ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran kinerja perusahaan digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan keputusan yang diambil oleh manajer. Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas suatu perusahaan selama periode waktu tertentu yang merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996) dalam (Cahyani, 2009). Laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan (Lianto, et al 2010). Laporan keuangan pada hakikatnya merupakan informasi penting yang sangat berpengaruh pada pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya investor dan stakeholder. Salah satu karateristik laporan keuangan yaitu timeliness (ketepatan waktu pelaporan). Laporan keuangan yang tidak diinformasikan tepat waktu akan berakibat pada hilangnya kepercayaan para pemegang saham maupun pelanggan. Di samping itu, apabila laporan keuangan tidak segera dipublikasikan maka akan berakibat lambatnya keputusan ekonomi. Sesuai dengan ketentuan 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 29/POJK.04/2016 tentang laporan tahunan emiten atau perusahaan publik pada pasal 7 ayat 1 yang menyatakan emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir. Kinerja perusahaan yang baik akan memberikan efek nilai perusahaan yang tinggi. Salah satu cara mendapatkan laba perusahaan yang tinggi adalah dengan memaksimalkan nilai perusahaan. Kesejahteraan para pemangku kepentingan dalam perusahaan diukur dari tingginya nilai perusahaan. Corporate governance telah menjadi fenomena yang hangat dibicarakan dan memicu berbagai penelitian mengenai kualitas pelaksanaannya oleh perusahaanperusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kesadaran akan peran pentingnya corporate governance yang merupakan mekanisme kunci untuk melindungi kepentingan pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Adanya corporate governance perlu menjadi perhatian dalam dunia usaha saat ini. Selain sudah menjadi bagian dari konsep kesatuan usaha, juga menjadi keharusan dalam sebuah perusahaan untuk menerapkan
prinsip-prinsip
corporate
governance
dengan
baik,
karena
persaingan dalam dunia bisnis saat ini terbilang sangat pesat dan harus bersaing secara ketat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Perusahaan harus memiliki strategi agar dapat bersaing dan tetap berkembang, salah satunya dengan cara menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. “Good Corporate Governance diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar efisien, transparan, dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan” (Zarkasyi, 2008:36). Penerapan tata kelola perusahaan yang baik berkaitan dengan upaya menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan serta berdampak pada kesejahteraan para pemangku kepentingan (Stakeholders). Good Corporate Governance (GCG) adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggung jawabannya kepada para shareholder (pemegang saham) khususnya, dan stakeholders (pemangku) pada umumnya. Penerapan corporate governance telah diatur dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan demikian, GCG merupakan suatu tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh perusahaan, bukan suatu konsep yang sifatnya musiman. Sejak adanya krisis finansial di berbagai negara khususnya di Indonesia pada tahun 1997, yang akhirnya berubah menjadi krisis finansial Asia, banyak penelitian menyimpulkan hal tersebut sebagai akibat lemahnya praktik Good Corporate Governance (GCG) di negara-negara Asia. Adanya kegagalan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
beberapa perusahaan dan timbulnya kasus malpraktik keuangan akibat krisis tersebut cerminan buruknya praktik Corporate Governance (CG) yang mengakibatkan kinerja perusahaan tidak baik. Di Indonesia, wewenang untuk melakukan pengawasan di bursa efek dilakukan oleh OJK. Sebagai otoritas pengawas perdagangan bursa efek di Indonesia, OJK telah menetapkan berbagai aturan untuk melindungi kepentingan investor, serta menjaga sistem perdagangan yang fair dan terbuka (Sukirman dan Sari, 2013). Salah satu kasus yang terjadi di Indonesia, berdasarkan indikasi yang ditemukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu adanya kelebihan pencatatan (overstate) laba bersih yang dilakukan oleh PT. Waskita Karya pada laporan keuangan tahun 2004-2008 sebesar Rp 400 miliar. Laba yang seharusnya masuk pembukuan tahun berikutnya dicatat sebagai laba tahun berjalan. Terbongkarnya kasus ini bermula saat pemeriksaan kembali neraca dalam rangka penerbitan saham perdana (Rieka, Agustus 2009). Selain itu, kasus yang terjadi pada tahun 2013 yaitu PT Bakrieland Development, Tbk. (ELTY) tidak mengungkapkan kewajiban jangka panjang yang sebenarnya. PT Bakrieland Development, Tbk. memiliki hutang obligasi sebesar US$ 155 juta dan tidak dapat membayarnya saat jatuh tempo. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendesak agar perusahaan segera memberikan laporan terbuka kepada publik, karena sebagai perusahaan terbuka yang sudah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), keterbukaan diperlukan agar investor bisa melihat kondisi perusahaan secara langsung (Indrasari, Yuliandhari dan Triyanto, 2016). Dalam kasus tersebut terjadi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip good corporate governance yaitu pengungkapan yang akurat (accurate disclosure) dan transparan (Transparancy) yang tentu saja sangat merugikan para investor, karena keuntungan yang overstated ini tentu telah dijadikan dasar transaksi yang menyebabkan investor mengalami kerugian pada saat harga saham turun (Eka Setiajatnika, 2008). Kasus tersebut juga mengakibatkan kinerja perusahaan tidak baik dan mencemarkan nama baik perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukanya penelitian dengan judul “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2015)”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
2. Apakah ukuran komite audit berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ? 4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis : 1) Pengaruh proporsi dewan komisaris independen terhadap kinerja perusahaan 2) Pengaruh ukuran komite audit terhadap kinerja perusahaan 3) Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan 4) Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi para pembaca maupun bagi penyusun khususnya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan bukti empiris tentang pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap kinerja perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
2. Untuk menambah serta memperbanyak pengetahuan wawasan tentang ilmu sehubungan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan 3. Sebagai referensi bagi penelitian – penelitian selanjutnya, khususnya bagi penelitian mengenai good corporate governance terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan properti dan real estate.
http://digilib.mercubuana.ac.id/