BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang “Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya.
Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu kenyataan sederhana. Tetapi hal ini seringkali terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan uang”. Beberapa kalimat pembuka pada Human Development Report (HDR) pertama yang dipublikasikan oleh United Nations Development Programme
(UNDP)
pada
tahun
1990
secara
jelas
menekankan pesan utama yang dikandung oleh setiap laporan pembangunan manusia baik di tingkat global,
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 1
tingkat
nasional
maupun
pembangunan
yang
menempatkan
manusia
tingkat
daerah,
yaitu
pada
manusia
yang
berpusat sebagai
tujuan
akhir
dari
pembangunan dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Berbeda
dengan
konsep
pembangunan
yang
memberikan perhatian utama pada pertumbuhan ekonomi, dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan menguntungkan manusia. Pembangunan manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia di semua golongan masyarakat pada semua tahap pembangunan. Pembangunan manusia memperluas pembahasan tentang konsep pembangunan dari diskusi tentang cara-cara (pertumbuhan Produk Domestik Bruto) ke diskusi
tentang
tujuan
akhir
dari
pembangunan.
Pembangunan manusia juga merupakan perwujudan tujuan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 2
jangka panjang dari suatu masyarakat dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan. Dalam perspektif UNDP, pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging the choices of people), yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah “perluasan pilihan” dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut (UNDP, 1990). Pada saat yang sama pembangunan manusia dapat
dilihat
juga
sebagai
pembangunan
(formation)
kemampuan manusia melalui perbaikan taraf kesehatan, pengetahuan
dan
keterampilan
sekaligus
sebagai
pemanfaatan (utilization) kemampuan/keterampilan mereka tersebut. Konsep pembangunan di atas jauh lebih luas pengertiannya
dibandingkan
konsep
pembangunan
ekonomi yang menekankan pada pertumbuhan (economic
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 3
growth), kebutuhan dasar (basic needs), kesejahteraan masyarakat (social welfare), atau pengembangan sumber daya manusia (human resource development). Paradigma
pembangunan
manusia
UNDP
mengandung empat komponen utama : 1.
Produktifitas (productivity) Manusia harus berkemampuan untuk meningkatkan produktifitasnya dan berpartisipasi penuh dalam proses mencari penghasilan dan lapangan kerja.
2.
Pemerataan (equity) Setiap orang harus memiliki kesempatan yang sama. Semua hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus dihapuskan sehingga semua orang dapat berpartisipasi dan mendapatkan keuntungan dari peluang yang tersedia.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 4
3.
Kesinambungan (sustainability) Akses terhadap peluang/kesempatan harus tersedia bukan hanya untuk generasi sekarang tapi juga untuk generasi yang akan datang. Semua bentuk sumber daya manusia, sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
4.
Pemberdayaan (empowerment) Pembangunan harus dilakukan untuk semua orang, bukannya semata-mata dilakukan untuk sebagian orang. Semua orang harus berpartisipasi penuh untuk proses yang mempengaruhi kehidupan mereka. Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisi
pelaku atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) disebutkan bahwa manusia
adalah
sebagai
subyek
sekaligus
obyek
pembangunan, maka seharusnya pembangunan ditujukan atau bertitik berat pada pembangunan manusia itu sendiri.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 5
Dengan demikian harus ada perubahan pandangan yang dulunya pembangunan di Indonesia hanya dilihat dari peningkatan bidang ekonomi semata, digeser ke arah pembangunan manusia melalui strategi pemberdayaan masyarakat. Dalam kaitan ini UNDP melihat pembangunan manusia sebagai semacam model pembangunan tentang penduduk berupa investasi dibidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial lainnya; untuk penduduk berupa penciptaan peluang kerja melalui perluasan ekonomi dalam negeri; oleh penduduk berupa upaya pemberdayaan penduduk dalam menentukan harkat dan martabat manusia dengan partisipasi dalam proses politik dan pembangunan. Agar konsep pembangunan manusia dapat dengan mudah diterjemahkan ke dalam pembuatan kebijakan, pembangunan manusia harus dapat diukur dan dipantau dengan mudah. Sebagai alat untuk mengukur/pengontrol
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 6
pembangunan manusia yang telah dilakukan, sejak tahun 1990 United Nations (PBB) memperkenalkan suatu model untuk melihat pemberdayaan manusia melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI).
1.2
Tujuan Berdasarkan
Permendagri
No.4
Tahun
1998
tentang Pedoman Penyusunan Pola Dasar Pembangunan Daerah (Poldas), IPM dipakai untuk melihat kondisi dan potensi
pembangunan
daerah
melalui
pendekatan
pembangunan manusia. IPM merupakan indeks komposit yang diharapkan mampu mencerminkan perkembangan kinerja pembangunan manusia di suatu daerah, khususnya Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2006 - 2010.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 7
Upaya
untuk
menghitung
indeks-indeks
pembangunan manusia sampai ke tingkat kabupaten/kota adalah sangat penting karena proses desentralisasi (otonomi daerah) yang sedang berjalan di Indonesia saat ini akan menyerahkan sebagian besar proses pembangunan kepada pemerintah daerah dan masyarakat lokal, yang diharapkan lebih memahami tentang kondisi daerah setempat serta didukung oleh data-data yang lebih memadai untuk kabupaten/kota yang bersangkutan.
1.3
Sumber Data Penghitungan IPM tahun 2007-2010 sedikit berbeda
dengan penghitungan IPM tahun 2005 dan 2006, khususnya
dalam
penggunaan
data
dasar
untuk
penghitungan Angka Harapan Hidup (e0), sedangkan yang lainnya masih menggunakan metode yang sama. Data dasar
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 8
yang digunakan dalam penghitungan Angka Harapan Hidup (AHH) tahun 2007-2010 adalah dengan menggunakan sumber data Sensus Penduduk (SP) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) selama beberapa periode. Sedangkan IPM 2005 dan 2006 masih bersumber dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) KOR. Termasuk menghitung indikator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama Sekolah (MYS), Angka Harapan Hidup (e0), dan pengeluaran perkapita per bulan. Sedangkan Susenas Modul 2005 digunakan untuk menghitung daya beli (PPP) yang didasarkan pada 27 komoditi, serta catatan administrasi dari dinas/instansi terkait yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 9
1.4
Fungsi dan Keterbatasan IPM Pada dasarnya HDI atau IPM adalah suatu indeks
komposit yang diharapkan mampu mencerminkan kinerja pembangunan manusia sehingga dapat dibandingkan antar wilayah atau bahkan antar waktu. Fungsi utama sebagai alat banding ini sejalan dengan fungsi Indeks Mutu Hidup (IMH) atau Physical Quality of Life Index (PQLI). IMH disusun dari tiga komponen : (1) angka kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR), (2) angka harapan hidup umur satu tahun (e1), dan (3) angka melek huruf (Lit). Salah satu kritik mendasar terhadap IMH adalah bahwa dua komponen pertamanya kurang lebih mengukur hal yang sama, seperti dibuktikan oleh kuatnya korelasi antar keduanya, sehingga cukup diwakili oleh salah satu saja. Kelemahan inilah yang antara lain melatarbelakangi IPM.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 10
IPM nampaknya meneruskan tradisi mengemban nama yang cukup ‘bombastis’ seperti halnya IMH, yaitu mencoba menggambarkan suatu pembangunan manusia atau mutu hidup dalam suatu angka indeks. Adalah suatu kemustahilan bahwa pembangunan manusia dalam arti luas dapat diukur hanya dengan satu indeks komposit, tak peduli seberapa banyak komponen indikatornya (apalagi jika diingat bahwa semakin banyak variabel yang dimasukkan ke dalam indeks komposit tersebut semakin tinggi pula kemungkinan besarnya kesalahan/error). Hal yang sama juga berlaku bagi IMH, karena mutu hidup sendiri juga mempunyai dimensi sangat luas. Disamping itu, IPM juga masih mempunyai kelemahan seperti yang terkandung pada IMH, yaitu dari segi data dan arti. Dari segi data kelemahannya terletak pada kenyataan bahwa konsep/definisi dan kualitas data yang
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 11
digunakan antar daerah maupun antar negara sangat beragam sehingga mengurangi kekuatan IPM sebagai alat banding internasional. IPM juga membutuhkan indikator yang kuantitatif, sehingga untuk beberapa hal IPM mempunyai kelemahan karena tidak mengungkapkan faktorfaktor yang menyebabkan output ketiga komponen di sebuah negara berkembang. Kelemahan lain yang bersifat umum dari suatu indeks komposit adalah tidak memiliki arti tersendiri secara individual. Dibalik kelemahannya, fungsi IPM sebagai sarana untuk menarik perhatian masyarakat terhadap masalah pembangunan manusia diakui secara luas. Statistical Institute for Asia and the Pasific (SIAP) merekomendasikan negara anggotanya untuk menghitung IPM yang cocok untuk perbandingan
antar
wilayah
Rekomendasi
SIAP
tersebut
dalam cukup
suatu
negara.
realistis
karena
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 12
konsep/definisi sistem perstatistikan dalam suatu negara pada umumnya relatif seragam sehingga kualitas data yang dihasilkannya tidak berbeda. Setelah diperkenalkannya IPM pada tahun 1990, lima tahun kemudian yaitu pada tahun 1995 UNDP memperkenalkan pula dua jenis indeks pembangunan manusia yang berkaitan dengan jender yaitu (1) Gender Related Development Index (GDI) atau Indeks Pembangunan Jender (IPJ), dan (2) Gender Empowerment Measure (GEM) atau Indeks Pemberdayaan Jender (IDJ). IPJ seperti halnya IPM merupakan indeks komposit yang diharapkan dapat merefleksikan capaian upaya keseluruhan (overall achivement) pembangunan manusia. Tetapi berbeda dengan IPM, IPJ memperhatikan ketidaksamaan capaian antar jender. Telah diakui secara luas bahwa suatu faktor krusial bagi keberhasilan
upaya
pembangunan
manusia
adalah
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 13
pemberdayaan jender. Sebagai upaya agar faktor tersebut dapat dilihat maka UNDP mengembangkan IDJ. Indeks komposit ini menggunakan variabel yang secara eksplisit mengukur pemberdayaan relatif laki-laki dan perempuan dalam wilayah aktivitas politik dan ekonomi. HDI/IPM dan ukuran-ukuran lain yang telah dikemukakan digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan
manusia
secara
rata-rata, tetapi
tidak
mengukur deprivasi manusia (human deprivations). Untuk mengisi kesenjangan ini, pada tahun 1997 UNDP memperkenalkan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) atau Human Poverty Index (HPI). Indeks ini mencoba mengungkap deprivasi yang terjadi. Komponen HPI adalah (1) persentase penduduk yang tidak mampu bertahan hidup (meninggal) hingga umur 40 tahun sebagai refleksi dari deprivasi hidup sehat dan umur panjang, (2) persentase penduduk dewasa
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 14
yang buta huruf sebagai refleksi dari deprivasi di bidang pendidikan, dan (3) akses kepada pembangunan kesehatan, air bersih dan persentase balita yang kurang gizi. Indeks komposit dari ketiganya mewakili deprivasi dari keseluruhan yang terkait dengan ekonomi. Bila HDI mengukur pencapaian rata-rata pada setiap komponennya, maka HPI mengukur magnitude (arah) dan deprivasi (kesenjangan). Sejak diterbitkannya HDR-HDI oleh UNDP akan memudahkan para pembuat kebijakan untuk mengukur pembangunan manusia. Hal ini disebabkan antara lain karena kesederhanaan metode penghitungannya, bersifat global tidak terlalu rinci, dan merupakan kombinasi komponen sosial dan ekonomi. Dalam era otonomi daerah, prioritas pembangunan perlu betul-betul diarahkan pada kelompok penduduk, daerah dan sektor yang paling kritis untuk mendapat perhatian. Apalagi kalau dana daerah
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 15
otonom tersebut sangat terbatas sehingga alokasinya perlu disusun seefisien mungkin. Oleh karena itu kehadiran HDR-HDI menjadi lebih strategis bagi para pembuat kebijakan di kabupaten/kota.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 16
BAB II FORMULA DAN METODE PENGHITUNGAN
2.1
Rumus Umum IPM Menurut UNDP upaya ke arah “perluasan pilihan”
hanya mungkin dapat direalisasikan jika penduduk paling tidak memiliki : peluang berumur panjang dan sehat, pengetahuan keterampilan yang memadai, dan peluang untuk merealisasikan pengetahuan yang dimiliki dalam kegiatan yang produktif (misalnya dapat bekerja dan memperoleh uang sehingga memiliki daya beli). Dengan kata lain, tingkat pemenuhan ketiga unsur tersebut sudah dapat merefleksikan, secara minimal, tingkat keberhasilan pembangunan manusia suatu negara. Untuk mengukur tingkat pemenuhan ketiga unsur di
atas,
UNDP
menyusun
suatu
indeks
komposit
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 17
berdasarkan pada 3 (tiga) indikator yaitu : angka harapan hidup (life expectancy at age 0 : e0),
angka melek huruf
penduduk dewasa (adult literacy rate : Lit) dan rata-rata lama sekolah (mean years of schooling : MYS), dan Purchasing Power Parity (PPP) merupakan ukuran pendapatan yang sudah disesuaikan dengan paritas daya beli. Indikator pertama mengukur umur panjang dan sehat, dua indikator berikutnya mengukur pengetahuan dan keterampilan, sedangkan indikator terakhir mengukur kemampuan dalam mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas. Ketiga indikator inilah yang digunakan sebagai komponen dalam penyusunan HDI yang dalam publikasi ini diterjemahkan menjadi IPM. Ketiga komponen tersebut terlebih dahulu dihitung indeksnya sehingga bernilai antara 0 (keadaan terburuk) dan 1 (keadaan terbaik). Lebih lanjut komponen angka melek
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 18
huruf dan rata-rata lama sekolah digabung menjadi satu sebagai indikator pendidikan dengan perbandingan 2 : 1. Dalam laporan ini indeks tersebut dinyatakan dalam ratusan (dikalikan 100) untuk mempermudah penafsiran. Teknik penyusunan indeks tersebut pada dasarnya mengikuti rumus sebagai berikut :
I (i ) =
[X ( ) − Min.X ( ) ] i
i
[Max.X ( ) − Min.X ( ) ] i
IPM =
i
1 ∑ I (i ) 3 i
dimana : I(i)
= Indeks komponen IPM ke–i
X(i)
= Nilai komponen IPM ke–i
Max. X(i)
= Nilai komponen IPM ke–i yang tertinggi
Min. X(i)
= Nilai komponen IPM ke–i yang terendah
i
= 1, 2, 3
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 19
Dalam studi ini, nilai ekstrim yang digunakan untuk e0, Lit dan MYS adalah nilai yang telah ditetapkan UNDP (1990),
sehingga
komponen
nilai
tersebut
indeks dapat
untuk
masing-masing
dibandingkan
secara
internasional. Sedangkan nilai ekstrim untuk komponen PPP ditentukan sebagai berikut : (1)
Nilai minimum adalah nilai PPP propinsi terendah tahun 1999, dan
(2)
Nilai maksimum adalah nilai PPP ”target” yang ingin dicapai pada akhir Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II (tahun 2018) oleh propinsi yang memiliki nilai PPP tertinggi pada tahun 1993.
Nilai maksimum tersebut ditetapkan 4 (empat) kali nilai PPP propinsi tertinggi tahun 1993, suatu nilai yang setara dengan nilai proyeksi PPP untuk propinsi tersebut pada akhir PJP II dengan asumsi tingkat pertumbuhan PDB 6 sampai 7 persen
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 20
per tahun. Nilai ekstrim yang digunakan dalam studi ini disajikan pada Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Nilai Ekstrim Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang Digunakan Dalam Penghitungan Nilai Minimum
Nilai Maksimum
Angka harapan hidup (e0)
25
85
Angka melek huruf (Lit)
0
100
Rata-rata lama sekolah (MYS)
0
15
360.000
737.720
Komponen IPM
Purchasing Power Parity (PPP)
2.2
Usia Hidup (longevity) Pembangunan
manusia
atau
upaya
untuk
memperbesar pilihan-pilihan bagi penduduk, harus terlebih dahulu mengupayakan agar penduduk dapat mencapai usia hidup yang panjang dan sehat. Sebenarnya banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur usia hidup tetapi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 21
dengan mempertimbangkan ketersediaan data secara global, UNDP memilih indikator angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth) yang biasa dinotasikan dengan e0. Angka kematian bayi (IMR) tidak digunakan untuk keperluan itu karena indikator itu dinilai tidak peka bagi negara-negara industri yang telah maju. Seperti halnya IMR, e0
sebenarnya
merefleksikan
keseluruhan
tingkat
pembangunan dan bukan hanya bidang kesehatan. Angka Harapan Hidup (AHH) menunjukkan ratarata umur penduduk mulai lahir sampai dengan akhir hidupnya. Besarnya nilai AHH berkaitan erat dengan angka kematian bayi, dimana semakin tinggi kematian bayi nilai AHH
akan
menurun.
Faktor
yang
mempengaruhi
perubahan AHH dapat ditinjau dari berbagai hal seperti kondisi lingkungan dan status sosial ekonomi penduduk, ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan, status gizi dan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 22
lain-lain. Oleh karena itu, AHH cukup representatif digunakan
sebagai
indikator
dalam
menilai
tingkat
kesejahteraan penduduk khususnya di bidang kesehatan. Estimasi e0 yang digunakan untuk menghitung IPM merupakan angka proyeksi yang disusun dari series data e0 yang dihitung berdasarkan data Sensus Penduduk 2000 dan Survei Penduduk Antar Sensus 2005 menggunakan metode tidak langsung (indirect technique). Metode ini menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. Dengan menggunakan metode ini akan diperoleh tujuh estimasi e0 untuk rujukan waktu yang berbeda dari setiap sumber data sehingga diperoleh angka estimasi e0 yang dijadikan dasar penghitungan proyeksi.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 23
2.3
Pengetahuan (knowledge) Untuk mengukur dimensi pengetahuan, Badan
Pusat Statistik (BPS) menggunakan dua indikator yaitu angka melek huruf (Lit) dan rata-rata lama sekolah (MYS) dengan perbandingan bobot 2 untuk Lit dan 1 untuk MYS. Keabsahan muka (face validity) kedua indikator ini jarang dipertanyakan. Yang sering dipertanyakan adalah kepekaan Lit sebagai ukuran dimensi pengetahuan karena angkanya dinilai sudah sangat tinggi di semua wilayah di Indonesia. Walaupun demikian BPS tetap mempertahankan indikator itu karena dua alasan. Pertama, ketika digunakan untuk menghitung IPM pada tingkat kabupaten/kota indikator ini ternyata masih cukup peka. Kedua, UNDP sampai saat ini masih menggunakan indikator itu sehingga dinilai masih ada baiknya digunakan untuk kepentingan perbandingan internasional. UNDP sebenarnya tidak lagi menggunakan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 24
MYS sebagai komponen IPM dan diganti dengan angka partisipasi sekolah (APS) tetapi alasan yang dikemukakan adalah kesulitan pengumpulan data secara internasional, bukan alasan substansial. Secara substansial MYS yang merupakan indikator dampak diakui lebih unggul dari APS yang merupakan indikator proses sebagai komponen IPM. Karena alasan itu BPS tetap menggunakan MYS sebagai komponen IPM. Catatan lain mengenai Lit adalah indikator tersebut tidak terlalu peka menggambarkan variasi antar propinsi. Dampak
kelemahan
tersebut
berkurang
dengan
memasukkan MYS dalam penghitungan rata-rata Indeks Pendidikan (IP) yang menurut UNDP dihitung dengan cara sebagai berikut :
IP = 2/3 Indeks Lit + 1/3 Indeks MYS
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 25
Populasi
yang
digunakan
UNDP
untuk
penghitungan MYS dibatasi pada penduduk berumur 25 tahun ke atas. Batasan itu diperlukan agar angkanya lebih mencerminkan kondisi sebenarnya mengingat penduduk yang berusia kurang dari 25 tahun masih dalam proses sekolah sehingga belum pantas ditanyakan MYS-nya. Dalam studi ini, populasi yang digunakan adalah penduduk berumur 15 tahun keatas dan penghitungan MYS dilakukan dengan cara penghitungan tidak langsung.
2.4
Standar Hidup Layak Selain usia hidup dan pengetahuan, unsur dasar
pembangunan manusia yang diakui secara luas adalah standar hidup layak. Banyak indikator alternatif yang dapat digunakan
untuk
mengukur
unsur
ini.
Dengan
mempertimbangkan ketersediaan data secara internasional,
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 26
UNDP memilih GDP per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita) sebagai indikator standar hidup layak. Berbeda dengan indikator untuk kedua unsur IPM lainnya, indikator standar hidup layak diakui sebagai indikator input, bukan
indikator dampak,
sehingga
sebenarnya kurang sesuai sebagai unsur IPM. Walaupun demikian
UNDP
tetap
mempertahankannya
karena
indikator lain yang sesuai tidak tersedia secara global. Selain itu, dipertahankannya indikator input juga merupakan argumen bahwa selain usia hidup dan pengetahuan masih banyak variabel input yang pantas diperhitungkan dalam penghitungan IPM. Dengan alasan itu maka GDP riil per kapita yang telah disesuaikan dianggap mewakili input IPM lainnya.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 27
Untuk keperluan penghitungan IPM sub-nasional (propinsi atau kabupaten/kota), BPS tidak menggunakan PDRB per kapita yang kira-kira setara dengan ukuran yang digunakan UNDP. Alasannya karena PDRB per kapita hanya mengukur produksi suatu wilayah dan tidak mencerminkan daya beli riil masyarakat yang merupakan fokus IPM. Sebagai penggantinya digunakan konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan untuk keperluan yang sama. Standar hidup dalam laporan ini didekati dari pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan. Untuk menjamin keterbandingan antar daerah dan antar waktu, dilakukan penyesuaian sebagai berikut : 1.
Menghitung pengeluaran per kapita dari data kor Susenas [ = Y ];
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 28
2.
Menaikkan nilai Y sebesar 20% [ = Y1 ], karena dari berbagai studi diperkirakan bahwa data dari Susenas cenderung lebih rendah sekitar 20%;
3.
Menghitung nilai riil Y1 dengan mendeflasi Y1 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) [ = Y2 ];
4.
Menghitung nilai daya beli -Purchasing Power Parity (PPP)- untuk tiap daerah yang merupakan harga suatu kelompok barang relatif terhadap harga kelompok barang yang sama di daerah yang ditetapkan sebagai standar, yaitu Jakarta Selatan;
5.
Membagi Y2 dengan PPP untuk memperoleh nilai rupiah yang sudah disetarakan antar daerah [ = Y3 ];
6.
Mengurangi nilai Y3 dengan menggunakan formula Atkinson untuk mendapatkan estimasi daya beli [ = Y4 ]. Langkah ini ditempuh berdasarkan prinsip penurunan manfaat marginal dari pendapatan.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 29
2.5
Tingkatan Status Pembangunan Manusia Tingkatan status pembangunan manusia suatu
wilayah oleh UNDP dibagi ke dalam tiga golongan yaitu rendah (kurang dari 50), sedang atau menengah (antara 5080), dan tinggi (80 ke atas). Sedangkan untuk keperluan perbandingan
antar
kabupaten/kota
tingkatan
status
menengah dipecah lagi menjadi dua, yaitu menengah bawah dan menengah atas. Dengan demikian kriteria tingkatan status pembangunan manusia sebagai berikut :
Tingkatan Status
Kriteria
Rendah
IPM < 50
Menengah bawah
50 ≤ IPM < 66
Menengah atas
66 ≤ IPM < 80
Tinggi
IPM ≥ 80
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 30
2.6
Kecepatan Perubahan IPM (Shortfall ) Kebijakan pembangunan perlu memperhatikan
tingkat
kemajuan
pembangunan
manusia
yang
terbandingkan antar wilayah. Dengan besaran IPM, dapat dikaji pencapaian berbagai program yang diimplementasikan dalam suatu periode tertentu. Dalam hal ini kemajuan dari pencapaian pembangunan manusia dikaitkan dengan sasaran pencapaian yang ideal dari IPM yakni nilai 100. Perbedaan laju perubahan IPM selama periode waktu tertentu dapat diukur dengan rata-rata reduksi shortfall per tahun. Nilai shortfall mengukur keberhasilan dipandang dari segi jarak antara apa yang telah dicapai dengan apa yang harus dicapai, yaitu jarak dengan nilai maksimum. Angka shortfall juga merefleksikan prestasi pencapaian
dan
gambaran
yang
terbandingkan
dari
kemajuan pencapaian atau kinerja pembangunan manusia
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 31
di suatu wilayah. Nilai reduksi shortfall yang lebih besar menandakan
peningkatan
IPM
yang
lebih
cepat.
Pengukuran ini didasarkan pada asumsi bahwa laju perubahan tidak bersifat linier, tetapi laju perubahan cenderung melambat pada tingkat IPM yang lebih tinggi. Nilai reduksi shortfall juga dapat dihitung untuk masingmasing komponen IPM. Prosedur penghitungan reduksi shortfall IPM (=r) dapat dirumuskan sebagai berikut :
(IPM t + n − IPM t ) x100 r= (IPM ref − IPM t )
1 n
dimana : IPMt
= IPM pada tahun t
IPMt +n
= IPM pada tahun t+n
IPMref
= IPM acuan atau ideal yang dalam hal ini sama dengan 100
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 32
BAB III STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
3.1
Kabupaten Pandang
Penajam
Paser
Utara
Selayang
Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan daerah pemekaran
dari
Kabupaten
Paser
sesuai
dengan
diterbitkannya UU No. 7 Tahun 2002 tanggal 10 April 2002 tentang “Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara”. Kabupaten Penajam Paser Utara secara geografis memiliki
kedudukan
yang
cukup
strategis
diantara
kabupaten yang ada di Kalimantan Timur. Jalan arteri primer/jalan
negara
yang
menghubungkan
Propinsi
Kalimantan Timur dengan Propinsi Kalimantan Selatan melintasi
Kabupaten
Penajam
Paser
Utara
(Trans
Kalimantan).
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 33
Sumber daya alam yang tersedia dan dapat dimanfaatkan sangat besar, terutama sumber daya alam berupa kesediaan alam yang cocok untuk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Selain sumber kayu bundar (log) sebagai produksi hutan, terdapat juga hasil hutan yang meliputi rotan, kayu ulin (sirap), dan sarang burung. Bahan galian yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara meliputi minyak bumi, batu bara, batu kapur, batu gunung, kerikil, pasir kwarsa, dan lain – lain. Usaha industri masih terbatas pada usaha industri kecil/rumah tangga. Memperhatikan potensi sumber daya bahan baku yang tersedia, kegiatan industri yang perlu dikembangkan adalah industri yang mengolah lebih lanjut hasil–hasil pertanian (agro industri) seperti karet, kelapa sawit, sagu, perikanan, buah- buahan, hasil kehutanan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 34
seperti industri kayu dan rotan serta industri semen dengan bahan baku kapur yang cukup tersedia. Letak Kabupaten Penajam Paser Utara yang strategis tidak saja menjadikan daerah ini penting artinya bagi pertumbuhan
ekonomi
dan
pembangunan
regional
Kalimantan Timur, tetapi juga bagi kepariwisataan apabila potensinya dikembangkan. Pembangunan yang dilaksanakan selama ini di Kabupaten
Penajam
Paser
Utara
telah
banyak
mendatangkan kemajuan baik kualitas maupun kuantitas. Walaupun demikian upaya perbaikan terus ditingkatkan agar pembangunan semakin tertib sehingga benar–benar mengenai sasaran yaitu : masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Tahun 1945.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 35
Strategi, prioritas dan sasaran pembangunan serta arah kebijaksanaan daerah telah disusun dalam Program Perencanaan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara yang dititikberatkan pada bidang ekonomi dengan prioritas pembangunan sektor pertanian sesuai dengan usaha masyarakat dan kondisi fisik yang ada. Pembangunan usaha pertanian masyarakat terutama diarahkan pada usaha perkebunan dan perikanan. Kegiatan ini didukung oleh pengembangan usaha pertanian tanaman pangan dan ekstensifikasi usaha perikanan. Kesemuanya ditekankan pada pengembangan usaha pertanian yang tangguh, diimbangi dengan peningkatan sektor industri yang sesuai dengan potensi yang ada terutama agro industri, guna menciptakan struktur ekonomi yang berimbang dan saling menunjang.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 36
Setelah mengalami pemekaran dari Kabupaten Paser pada tahun 2002, Kabupaten Penajam Paser Utara sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Loa Janan Kabupaten Kutai, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Samboja Kota Balikpapan dan Selat Makasar, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Long Kali Kabupaten Paser, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bongan Kabupaten Kutai Barat dan Kecamatan Long Kali Kabupaten Paser. Luas Kabupaten Penajam Paser Utara adalah 3.333,06 km2 yang terdiri dari empat kecamatan yaitu Kecamatan Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku.
3.2
Gambaran Pendidikan Kabupaten Penajam Paser Utara Undang
–
Undang
Dasar
Tahun
1945
mengamanatkan pemerataan akses bagi setiap penduduk Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 37
untuk memperoleh pendidikan sehingga tercapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal yang sama juga
tertuang dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2002 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Di dalam Sistem Pendidikan
Nasional
dapat dibedakan atas struktur
pendidikan yaitu pendidikan umum, pendidikan masyarakat dan pendidikan kedinasan. Pada bahasan ini lebih ditekankan pada pendidikan umum, yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar adalah pendidikan yang bertujuan untuk memberikan dasar pengembangan kehidupan, baik untuk pribadi maupun untuk masyarakat. Pendidikan dasar juga dipersiapkan untuk dapat mengikuti pendidikan menengah. Dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia
(SDM),
dibidang
pendidikan
telah
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 38
dicanangkan program wajib belajar (Wajar) pendidikan dasar 9 tahun sejak tahun 1994. Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 beserta amandemennya menyatakan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Landasan ini memberikan gambaran bahwa pemerintah serius dalam upaya meningkatkan kualitas SDM bidang pendidikan. Di tingkat regional, khususnya di Kabupaten Penajam
Paser
kesejahteraan
Utara,
dan
untuk
peningkatan
menambah mutu
tingkat
pendidikan,
pemerintah kabupaten juga memberikan honor tambahan bagi tenaga pendidik dan administrasi untuk semua jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta, termasuk Taman Kanak-Kanak serta melakukan pelatihan-pelatihan terhadap tenaga pendidik.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 39
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, semakin baik pula kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar manusia untuk mengembangkan kepribadian di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Oleh karenanya agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, maka
pendidikan
adalah
tanggung
jawab
keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Strategi
pembangunan
pendidikan
dijabarkan
melalui empat sendi pokok yaitu pemerataan kesempatan, relevansi
pendidikan
pendidikan
dan
dengan
efisiensi
pembangunan, pengelolaan.
kualitas
Pemerataan
kesempatan pendidikan diupayakan melalui penyediaan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 40
sarana dan prasarana belajar seperti gedung sekolah baru dan penambahan tenaga pengajar mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Relevansi pendidikan merupakan konsep ‘link and match’, yaitu pendekatan atau strategi meningkatkan relevansi sistem pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja. Kualitas pendidikan adalah menghasilkan manusia terdidik yang bermutu dan handal sesuai
dengan
tuntutan
zaman.
Sedangkan
efisiensi
pengelolaan pendidikan dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemerintah sampai saat ini dan juga di masa-masa mendatang akan terus berusaha meningkatkan pendidikan bangsanya agar cita-cita kemerdekaan dapat menjadi kenyataan. Dalam pelaksanaannya tercermin pada pasal 31 ayat
1
Undang-Undang
Dasar
Tahun
1945
yang
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 41
menyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”. Pemerintah sadar, bahwa untuk mendapatkan pendidikan
yang
memadai
harus
ditunjang
dengan
kemampuan masyarakat. Rendahnya pendapatan keluarga selalu menjadi kendala untuk tidak menyekolahkan anaknya. Realita ini senantiasa ditemui di sekeliling kita. Banyak anak yang mestinya belajar, namun sudah harus bekerja untuk membantu menambah penghasilan keluarga. Kondisi ini mendorong Pemerintah membuat kebijaksanaan wajib belajar sekolah dasar enam tahun yang kemudian disusul dengan wajib belajar pendidikan sembilan tahun. Kebijaksanaan lain adalah melalui program sekolah terbuka. Program atau kebijakan pemerintah dewasa ini dalam bidang pendidikan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk menampung jumlah murid sebanyak-banyaknya.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 42
Penekanan program adalah pada aspek kuantitas. Hal ini sangat dimaklumi karena pemerintah ingin agar penduduk Kalimantan Timur khususnya dan penduduk Indonesia pada umumnya terbebas dari masalah buta huruf, buta bahasa Indonesia dan buta pendidikan dasar. Selain itu aspek kualitas juga harus mendapat perhatian. Hal ini dalam rangka menyongsong abad globalisasi, dimana berbagai pengaruh dari luar masuk dengan bebas ke negeri ini. Kualitas harus dimiliki untuk siap bersaing dengan pihak luar. Semakin tinggi akses terhadap fasilitas pendidikan, diharapkan semakin banyak pula penduduk yang dapat bersekolah,
sehingga
pemerataan
pendidikan
dapat
terwujud. Salah satu indikator untuk mengukur pemerataan akses pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK).
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 43
Dari Tabel 3.2.1 di bawah ini dapat kita ketahui bahwa APK SD tahun 2010 menunjukkan angka 114,28 persen, sedangkan APM SD hanya mencapai 95,69 persen. Selisih sekitar 19 persen antara APK dan APM disebabkan oleh adanya penduduk yang seharusnya tidak bersekolah di SD tetapi sudah/masih bersekolah di SD. Penduduk tersebut terdiri atas penduduk yang seharusnya belum bersekolah di SD atau usianya kurang dari 7 tahun dan penduduk
yang
seharusnya
sudah
menyelesaikan
pendidikannya di SD atau penduduk yang berusia di atas 12 tahun. Besarnya proporsi ini kemungkinan disebabkan oleh adanya kecenderungan orang tua untuk menyekolahkan anaknya lebih dini atau sebaliknya, terdapat pula orang tua yang terlambat menyekolahkan anaknya. Pada jenjang pendidikan SLTP, APK mencapai 89,97 persen dan APM mencapai 75,97 persen. Selisih ini
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 44
disebabkan oleh banyaknya penduduk berumur kurang dari 13 tahun dan penduduk berumur di atas 15 tahun yang bersekolah di SLTP. Uraian di atas perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk melihat keterersediaan fasilitas pendidikan lanjutan dengan jarak dari Lokasi SD, serta melihat motifasi dan dukungan orang tua. Sementara itu APK dan APM SLTA sebesar 68,86 dan 56,10 persen. Tabel 3.2.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 Jenjang Pendidikan
APK
APM
SD
114,28
95,69
SLTP
89,97
75,97
SLTA
75,97
56,10
Sumber : Susenas Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2010
Indikator penting lainnya yang dapat dipakai untuk mengukur kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 45
tertinggi
yang
ditamatkan.
Semakin
tinggi
tingkat
pendidikan penduduk, semakin baik kualitas sumber dayanya. Kualitas sumber daya manusia Kabupaten Penajam Paser Utara masih rendah. Walaupun demikian jika dilihat perkembangan dari tahun 2006 ke tahun 2010, pendidikan masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami perubahan yang cukup bagus. Berdasarkan Susenas tahun 2009, lebih dari setengah penduduk usia 10 tahun ke atas berpendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Pada tahun 2010, persentase penduduk yang berpendidikan SD ke bawah sekitar 59,34 % (tidak memiliki ijazah SD sebanyak 28,04 persen dan tamat SD/sederajat 31,30 %) Pada persentase
jenjang
pendidikan
pendidikan
penduduk
menengah tahun
dimana
2010
yang
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 46
menamatkan pendidikan tingkat SLTP/sederajat
17,35
persen dan persentase pendidikan penduduk tahun 2010 yang menamatkan pendidikan tingkat
SMU/sederajat
sekitar 18,34 persen. sedangkan untuk tahun 2010 penduduk yang menamatkan pendidikan Perguruan Tinggi mengalami kenaikan dibandingkan dengan Tahun 2009 menjadi sekitar 4,97. Hal ini diduga terjadi karena adanya keharusan bagi Tenaga Pendidikan dan Tenaga Kesehatan yang diwajibkan mengikuti peendidikan di Perguruan Tinggi.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 47
Tabel 3.2.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2010 Laki-laki
Perempuan
Laki + Perempuan
%
%
%
Tidak punya ijazah SD
28,01
32,35
28,04
SD/Sederajat
29,23
32,07
31,30
SLTP/Sederajat
18,12
18,12
17,35
SLTA/Sederajat
19,89
14,11
18,34
4,75
3,35
4,97
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Perguruan Tinggi
Jumlah 100 100 100 Sumber : Susenas Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2010
3.3
Gambaran Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional karena kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Tujuan akhir dari pembangunan kesehatan adalah terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 48
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Upaya pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara dibidang kesehatan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain dengan memberikan penyuluhan kesehatan agar keluarga berperilaku hidup sehat, memberikan ASKES PRIMA (berlaku untuk berobat ke dokter praktek) kepada seluruh pegawai negeri sipil daerah, serta penyediaan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, posyandu, serta penyebaran tenaga medis (dokter dan bidan desa). Selain pendidikan, kualitas kesehatan yang dimiliki seseorang menggambarkan kualitas manusianya. Manusia yang sehat rohani dan jasmani, dapat dikatakan bahwa kualitas gizi yang dikonsumsinya relatif baik, disamping itu agar kondisi tetap sehat tubuh perlu dijaga. Untuk menjaga kesehatan tubuh, perlu pengetahuan mengenai hal tersebut.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 49
Jika kondisi tubuh baik dan sehat, maka dapat diharapkan angka harapan hidup sejak lahir meningkat pula. Menurut GBHN 1993 program pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta kualitas kehidupan dan usia harapan hidup, dan mempertinggi kesadaran masyarakat atas pentingnya hidup sehat. Target grup program pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok masyarakat tertinggal. Peran serta masyarakat
terus
ditingkatkan
melalui
pengelolaan
kesehatan terpadu, termasuk dunia usaha. Secara kuantitas dan kualitas penyediaan berbagai sarana kesehatan, tenaga kesehatan, penyediaan obat juga terus ditingkatkan. Salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan
pembangunan
bidang
kesehatan
adalah
ketersediaan fasilitas kesehatan. Dengan tersedianya sarana
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 50
dan prasarana kesehatan yang cukup memadai akan sangat mendukung pelayanan kesehatan masyarakat. Tahun 2010 di Kabupaten Penajam Paser Utara terdapat 2 buah rumah sakit pemerintah yang terletak di ibukota 1 buah di ibukota Kabupaten dan 1 buah di Kecamatan Sepaku serta 11 puskesmas, 44 puskesmas pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan. Sarana pendukung lainnya seperti posyandu terdapat di setiap desa dengan jumlah seluruhnya 243 buah. Dengan jumlah fasilitas kesehatan yang demikian itu, semestinya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara sudah dapat terpenuhi. Dalam
usaha
pendayagunaan
Sumber
Daya
Manusia (SDM) secara lebih efektif, peran kesehatan yang mempengaruhi kinerja produktifitas sangat menentukan. Apabila seseorang sedang menderita sesuatu penyakit, maka dapat dipastikan bahawa produktifitas dari orang tersebut
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 51
akan berkurang/menurun secara signifikan. Dari hasil survei, tercatat beberapa jenis penyakit yang umum diderita oleh penduduk. Dari beberapa jenis penyakit tersebut, yang banyak dikeluhkan adalah penyakit batuk dan pilek yang masingmasing diderita lebih dari 32,64 persen penduduk, penyakit lainnya 11,02 persen dan penyakit kepala berulang lebih dari 9,52 persen dari seluruh penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara. Pada tahun 2010 proses persalinan yang dibantu oleh tenaga medis lebih dari 80 persen, hal ini menggambarkan adanya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pemanfaatan tenaga-tenaga kesehatan.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 52
Tabel 3.3 Indikator Kesehatan Masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 Ada Keluhan (%)
Tidak Ada Keluhan (%)
Panas
9,48
90,52
Batuk
15.91
84,09
Pilek
16,73
83,27
Asma/napas sesak/cepat
2,23
97,77
Diare/buang air
1,08
98,92
Sakit kepala berulang
9,52
90,48
Sakit gigi
3,18
96,82
Lainnya
11,02
88,98
Jenis Keluhan Kesehatan
Sumber : Susenas Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2010
3.4
Gambaran Ketenagakerjaan Kabupaten Penajam Paser Utara Ketenagakerjaan
merupakan
salah
satu
aspek
penting yang tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi perekonomian
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 53
rumah tangga dan kesejahteraan masyarakat. Konsep dasar yang layak bagi kemanusiaan”. Dari pernyataan tersebut terkandung
makna
bahwa
perempuan
dan
laki-laki
mempunyai kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. Dalam bab ini disajikan beberapa indikator ketenagakerjaan. Indikator ketenagakerjaan yang disajikan antara lain Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), persentase formal dan pekerja di sektor informal, hal i ni dapat dilihat pada Tabel 3.4. TPAK dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja. Angkatan kerja mencakup penduduk yang bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 54
Tabel 3.4 Indikator Dasar Ketenagakerjaan Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2006 – 2010 Indikator Ketenagakerjaan - TPAK - % pekerja sektor formal - % pekerja sektor informal
2006
2007
2008
2009
2010
60,96
60,38
64,03
64,08
67,91
51,28
44,77
41,71
42,16
43,62
48,72
55,23
58,29
57,84
56,38
Sumber : Sakernas Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2006 – 2010
Pekerja formal dapat diartikan hanya berdasarkan status pekerjaan, namun dalam publikasi ini, pendekatan batasan kegiatan informal diambil dari kombinasi antara jenis pekerjaan utama dan status pekerjaan. Batas kegiatan informal dapat dilihat sebagai berikut.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 55
Jenis Pekerjaan Utama Status Pekerjaan
Tenaga Tenaga Profesi Kepemi onal mpinan
(1) Berusaha Sendiri Berusaha dibantu buruh tdk tetap/buruh tak dibayar Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar Buruh /Karyawan/pegawai Pekerja bebas di pertanian Pekerja bebas di nonpertanian Pekerja tak dibayar
(2)
(3)
Tenaga Tenaga Tenaga Usaha Pekeja Produks Operasi Lainnya Pertani Kasar i onal an (7)
(8)
(9)
(10)
(11)
F
F
F
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
F
F
F
F
F
INF
F
F
F
INF
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
F
F
F
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
INF
Keterangan: F= Formal
3.5
Pejabat Pelaksa Tenaga Tenaga na dan Penjual Usaha Tata an Jasa Usaha (4) (5) (6)
INF= Informal
Gambaran Perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara Kabupaten Penajam Paser Utara mempunyai luas
wilayah 3.333,06 km2 serta jumlah penduduknya pada tahun 2010 adalah 142.922 jiwa. Jika dibandingkan dengan luas wilayah Propinsi Kalimantan Timur, luas Kabupaten
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 56
Penajam Paser Utara sekitar 1,54 persen, sedangkan jumlah penduduknya sekitar 4,02 persen dari jumlah penduduk Propinsi Kalimantan Timur. Dengan proporsi luas wilayah dan jumlah penduduk di atas, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2010 mampu memberi kontribusi terhadap PDRB Kalimantan Timur sebesar 0,91 persen (PDRB Kalimantan Timur dengan Migas) atau sebesar 1,79 persen bila PDRB Kalimantan Timur dihitung tanpa Migas. Dari angka kontribusi PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara terhadap PDRB Kalimantan Timur di atas, dapat dikatakan bahwa Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki potensi ekonomi yang cukup bagus, sehingga sangat diperlukan sikap pro aktif untuk mengembangkan potensi ekonominya tersebut, dan diharapkan nantinya akan banyak menarik minat investor untuk menanamkan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 57
modalnya di Kabupaten Penajam Paser Utara. Disamping situasi politik dan keamanan cukup kondusif juga potensi ekonomi yang dihasilkan daerah ini sebagian besar merupakan komoditi ekspor, sehingga daerah ini prospektif untuk
berinvestasi.
Dengan
demikian
diharapkan
Kabupaten Penajam Paser Utara dapat lebih besar menyumbangkan PDRB dimasa yang akan datang. Tahun 2010 perekonomian
nasional telah
menunjukkan adanya kemajuan, hal ini dapat terlihat dari membaiknya kinerja beberapa indikator ekonomi makro setelah sebelumnya mengalami keterpurukan. Membaiknya perekonomian
ini
ditandai
juga
dengan
adanya
pertumbuhan ekonomi nasional yang bergerak positif dan menurunnya tingkat inflasi. Kondisi perekonomian Nasional yang membaik ini juga mempengaruhi perekonomian regional terutama
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 58
perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara, bila kita cermati selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2006 – 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara sangat berfluktuasi, yaitu pada tahun tahun 2006 sebesar 1,63 persen, tahun 2007 sebesar 3,79 persen, tahun 2008 tumbuh sebesar 4,99 persen, tahun 2009 tumbuh sebesar 3,51 persen dan tahun 2010 tumbuh sebesar 7,28 persen. Dari angka pertumbuhan ekonomi antara tahun 2006 – 2010 ini dapat dikatakan bahwa perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara meningkat. Dengan adanya berbagai program yang dilaksanakan pemerintah guna pemulihan ekonomi nasional, membawa dampak nyata terhadap perbaikan kinerja ekonomi regional, ditambah lagi dengan diberlakukannya UU No. 32 dan UU No. 33 Tahun 2004
tentang
pelaksanaan
Otonomi
Daerah
dan
Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah yang
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 59
merupakan modal untuk memacu pembangunan dan berdampak langsung terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah. Hal tersebut dapat terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2010 masih tumbuh positif, yaitu sebesar 7,28 persen. Gambaran mengenai perkembangan dan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2006 sampai dengan 2010 dapat dilihat pada tabel 3.5.1.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 60
Tabel 3.5.1 Perkembangan Dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2006 – 2010 (Ribu Rupiah) Laju Pertumbuhan A.D. (%) A.D. Harga Harga Tahun Adh. Konstan Adh. Berlaku Konstan 2000 Berlaku ‘00 2.049.445 1.639.973 6,10 1,63 2006 2007
2.205.357
1.702.082
7,61
3,79
2008
2.769.209
1.787.049
25,57
4,99
2009 r)
2.577.863
1.849.722
– 6,91
3,51
2010 *)
2.923.168
1.984.290
13,40
7,28
Keterangan : r) Angka Revisi
*) Angka Sementara
Pertumbuhan ekonomi Regional berkaitan erat dengan pertumbuhan masing – masing sektor dan sub sektor. Bila diamati menurut sektor – sektor ekonomi atau lapangan usaha di Kabupaten Penajam Paser Utara, hanya pada tahun 2008 semua sektor mengalami pertumbuhan positif. Pada tahun 2006 dan 2007 sektor pertambangan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 61
dan penggalian mengalami pertumbuhan negatif. Sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2006 dan 2007 mengalami pertumbuhan negatif hal ini akibat turunnya produksi sub sektor Minyak dan Gas di sumur – sumur minyak yang terdapat di Kabupaten Penajam Paser Utara. Tabel 3.5.2 dapat memperlihatkan pertumbuhan ekonomi sektoral di Kabupaten Penajam Paser Utara. Grafik 3.5.1 PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara ADHB dan ADHK 2000, Tahun 2006 – 2010
Dari tabel 3.5.2 di bawah dapat dilihat angka pertumbuhan sektor-sektor ekonomi Kabupaten Penajam Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 62
Paser Utara pada tahun 2010. Angka pertumbuhan yang positif menunjukkan bahwa Nilai Tambah Bruto (NTB) sektor tersebut meningkat, di lain pihak besar kecilnya angka
pertumbuhan
menunjukkan
tingkat
laju
pertumbuhannya, apabila angka pertumbuhan lebih besar dari angka pertumbuhan tahun sebelumnya artinya laju pertumbuhan tahun ini lebih cepat dibanding tahun sebelumnya, demikian sebaliknya bila lebih kecil berarti pertumbuhannya
mengalami
perlambatan.
Sebaliknya,
angka pertumbuhan negatif menunjukkan bahwa NTB sektor tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 63
Tabel 3.5.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun 2006 – 2010 (%) Lapangan Usaha 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 2. Pertambangan & Penggalian
2009 r) 2010 *)
2006
2007
2008
14,29
8,25
7,74
–0,97
11,53
–5,26 –1,86
0,42
1,81
3,09
3. Industri Pengolahan
8,12
9,57
7,52
5,69
7,33
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
12,58
8,49
13,79
5,97
7,71
3,14
8,57
4,99
5,51
8,02
1,72
5,46
9,77
7,62
13,72
3,94
6,00
5,78
6,18
9,48
3,96
9,32
7,73
8,30
12,21
16,87 12,65
14,15
6,77
6,74
4,99
3,51
10,03
5. Bangunan 6. Perdag, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keu, Persew. & Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB Keterangan :
r
) Angka Revisi
1,63
3,79
*) Angka Sementara
Dari tabel 3.5.2 juga dapat dilihat angka PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara relatif stabil, walaupun
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 64
angka pertumbuhan tahun 2008, 2009 dan 2010 cukup berfluktuatif dengan nilai masing-masing sebesar 4,99 persen, 3,51 persen, dan 7,28 persen. Perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2010 cukup baik, ini dapat dilihat dari angka pertumbuhannya yang cukup tinggi yaitu sebesar 7,28 persen. Jika
kita
amati,
Sektor
yang
mengalami
pertumbuhan tertinggi pada tahun 2010 ini adalah Sektor Perdagangan, hotel, dan restoran dengan pertumbuhannya sebesar 13,72 persen. Pertumbuhan terbesar pada sector ini adalah
sub
sektor
perdagangan
besar
dan
eceran.
Pertumbuhan sektor–sektor lain cukup baik mendukung peningkatan yang signifikan pada sub sektor perdagangan besar dan eceran ini. Peringkat kedua tertinggi pertumbuhannya yaitu Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, dengan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 65
angka pertumbuhan pada tahun 2010 sebesar 12,21 persen. Pada Sektor ini, Sub Sektor Bank memiliki angka pertumbuhan sebesar 15,21 persen. Perkembangan ekonomi yang cukup baik mengakibatkan perputaran uang di bank semakin cepat, sehingga peningkatan pendapatan yang diperoleh bank juga semakin baik. Disamping membaiknya ekonomi di Penajam Paser Utara juga beberapa bank telah melakukan ekspansi dengan menmbuat beberapa kantor cabang di kecamatan–kecamatan yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara, sehingga meningkatkan keinginan masyarakat untuk menggunakan jasa bank. Sektor yang memiliki nilai pertumbuhan tertinggi ketiga yaitu Sektor Pertanian. Pada tahun 2010 Sektor Pertanian tumbuh sebesar 11,53 persen. Pertumbuhan ini disebabkan oleh tumbuhnya sektor tanaman
bahan
makanan sebagai sub sektor dominan sebesar 11,53 persen
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 66
dimana pada tahun sebelumnya sektor ini mengalami penurunan sebesar –0,97 persen. Pada tahun 2010 Sektor Pertambangan dan Penggalian sebagai sector yang memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian di Penajam Paser Utara mengalami pertumbuhan sebesar 3,09 persen. Hal ini disebabkan oleh produksi minyak mentah yang berada di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2010 mengalami
kenaikan
yang
cukup
signifikan
bila
dibandingkan dengan produksi tahun 2009.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 67
Grafik 3.5.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara ADHK 2000, Tahun 2006 – 2010
Melihat agregat PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2010 perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara tumbuh sebesar 7,28 persen, pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi selama lima tahun terakhir, yaitu pada tahun 2006 sebesar 1,63 persen, tahun 2007 sebesar 3,79 persen, tahun 2008 mengalami sebesar 4,99 persen dan pada tahun 2009 sebesar 3,51. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang cukup tinggi pada sektor pertanian khususnya tanaman pangan. Sektor pertanian ini
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 68
merupakan
sektor
dominan
yang
kedua
dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara, sehingg sangat mempengaruhi laju pertumbuhan PDRB. Selama
tahun
2006
–
2010
perekonomian
Kabupaten Penajam Paser Utara sangat tergantung pada nilai tambah yang diciptakan oleh dua sektor primer/sektor tradisional. Dominasi kedua sektor primer ini dalam membentuk perekonomian di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dapat dilihat pada tabel 3.5.3 PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2010. Kedua sektor primer dimaksud yaitu : Sektor Pertanian dan Sektor Pertambangan dan Penggalian, dalam kurun waktu lima tahun terakhir kontribusi kedua sektor ini menunjukkan kisaran antara 13 – 50 persen. Pada tahun 2010 kedua sektor tersebut kontribusinya terhadap PDRB masing – masing sebesar 19,31 persen dan 33,44 persen.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 69
Sektor Industri Pengolahan mampu memberi kontribusi sebesar 16,75 persen dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran mampu memberi kontribusi sebesar 16,59 persen terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2010. Sedangkan sektor – sektor lainnya hanya dapat memberikan sumbangan di bawah 7 persen, dengan kontribusi terendah berasal dari Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,22 persen. Secara rinci peranan masing – masing sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Penajam Paser Utara di tahun 2006 – 2010 dapat tergambar pada tabel 3.5.3 berikut.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 70
Tabel 3.5.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2006 – 2010 (%) (Kontribusi NTB Sektoral Terhadap PDRB ADHB) Lapangan Usaha
2006
2007
2008
2009 r)
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan
14,97
16,49
15,51
18,39
19,31
2. Pertambangan & Penggalian
46,14
43,23
47,81
35,26
33,44
3. Industri Pengolahan
15,30
16,22
13,92
17,21
16,75
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
0,19
0,21
0,20
0,23
0,22
5. Bangunan
3,28
3,53
2,96
3,40
3,38
13,00
12,79
11,72
15,33
16,59
7. Pengangkutan & Komunikasi
1,30
1,31
1,13
1,32
1,31
8. Keuangan, Pers. & Jasa Perush.
2,29
2,40
2,19
2,65
2,74
9. Jasa-jasa
3,53
3,82
4,56
6,21
6,25
6. Perdagangan, Hotel & Restoran
100 TOTAL Keterangan : r) Angka Revisi
100 100 100 *) Angka Sementara
2010 *)
100
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 71
Grafik 3.5.3 Struktur Ekonomi Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010
Perkembangan PDRB perkapita dan pendapatan perkapita Kabupaten Penajam Paser Utara dari tahun ke tahun juga terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 PDRB perkápita sebesar 20,45 juta rupiah, sedangkan pada tahun 2009 PDRB perkapita sebesar 18,46 juta rupiah. Peningkatan
PDRB
perkapita
tersebut
diikuti
oleh
peningkatan pendapatan perkapita. Pada tahun 2010
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 72
pendapatan perkapita sebesar 17,49 juta rupiah, sedangkan pada tahun 2009 sebesar 15,78 juta rupiah. Kenaikan PDRB perkapita maupun pendapatan perkapita dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu kenaikan PDRB itu sendiri dan pertambahan penduduk. Jika PDRB tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan penduduk, maka pendapatan perkapita akan mengalami peningkatan yang lebih cepat juga, namun sebaliknya jika PDRB tumbuh lebih lambat dari pertumbuhan penduduk, maka pertumbuhannya akan melambat juga. Untuk lebih jelasnya gambaran PDRB perkapita maupun pendapatan perkapita bisa dilihat pada tabel 3.5.4.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 73
Tabel 3.5.4 PDRB Per Kapita Dan Pendapatan Per Kapita Migas Dan Non Migas, Tahun 2006 – 2010 (Jutaan Rupiah) PDRB Perkapita
Pendapatan Perkapita
Tahun Migas
Non Migas
Migas
Non Migas
2006
15,85
8,59
13,55
7,34
2007
16,62
9,49
14,21
8,11
2008
20,34
10,67
17,39
9,13
2009 r)
18,46
12,01
15,78
10,21
2010 *)
20,45
13,68
17,49
11,70
Keterangan :
r
) Angka Revisi
*) Angka Sementara
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 74
Grafik 3.5.4 PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Kabupaten Penajam Paser Utara, Tahun 2006 – 2010
3.6
Status Pembangunan Penajam Paser Utara
Manusia
Kabupaten
Dimasukkannya konsep pembangunan manusia ke dalam kebijakan – kebijakan pembangunan sama sekali tidak berarti meninggalkan berbagai strategi pembangunan terdahulu, yang antara lain bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan absolut dan mencegah perusakan lingkungan. Perbedaannya adalah
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 75
bahwa dari sudut pandang pembangunan manusia, semua tujuan tersebut di atas diletakkan dalam kerangka untuk mencapai tujuan utama, yaitu memperluas pilihan – pilihan bagi manusia. Pendekatan
pembangunan
manusia
menggabungkan aspek produksi dan distribusi komoditas, serta peningkatan dan pemanfaatan kemampuan manusia. Pembangunan manusia melihat secara bersamaan semua isu dalam masyarakat baik itu tentang pertumbuhan ekonomi, perdagangan, ketenagakerjaan, kebebasan politik ataupun nilai-nilai
kultural
dari
sudut
pandang
manusia.
Pembangunan manusia juga mencakup isu penting lainnya, yaitu jender. Dengan demikian, pembangunan manusia tidak hanya memperhatikan sektor sosial, tetapi merupakan pendekatan yang komprehensif dari semua sektor.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 76
Pada
periode
tahun
2006
–
2010
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Penajam Paser Utara terus mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari 71,70 tahun 2006 menjadi 72,00 pada tahun 2007 menjadi 72,69 tahun 2008, tahun 2009 menjadi 73,11 dan tahun 2010 menjadi 73,59. Reduksi shortfall tahunan IPM Kabupaten Penajam Paser Utara periode 2009 – 2010 sebesar 1,78 yang berarti tingkat pertumbuhan setahun mencapai IPM ideal (IPM=100) adalah 1,78 persen. Angka harapan hidup (AHH) menunjukkan ratarata umur penduduk mulai lahir sampai dengan akhir hidupnya. Besarnya nilai AHH berkaitan erat dengan angka kematian bayi, dimana semakin tinggi kematian bayi nilai AHH
akan
menurun.
Faktor
yang
mempengaruhi
perubahan AHH dapat ditinjau dari berbagai hal seperti kondisi lingkungan dan status sosial ekonomi penduduk,
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 77
ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan, status gizi dan lain-lain. digunakan
Oleh karena itu, AHH cukup representatif sebagai
indikator
dalam
menilai
tingkat
kesejahteraan penduduk khususnya di bidang kesehatan Angka harapan hidup Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2010 sekitar 71,46 tahun, angka tersebut mengalami
kenaikan
bila
dibandingkan
tahun-tahun
sebelumnya yaitu pada 2006 besarnya sekitar 70,90 tahun, 2007 sekitar 71,04 tahun, 2008 sekitar 71,18 tahun, dan pada 2009 sekitar 71,32 tahun. Upaya penurunan mortalitas perlu dilakukan pula usaha pengendalian fertilitas, karena keberhasilan mengurangi laju pertumbuhan penduduk pada dasarnya akan mempercepat terjadinya peningkatan kualitas hidup. Dengan demikian penanganan masalah demografi sepatutnya
ditempatkan
sebagai
isu
sentral
dalam
perencanaan pembangunan yang terintegrasi, baik untuk
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 78
kesehatan, pendidikan, perumahan maupun perluasan kesempatan kerja. Hal ini diupayakan karena sebagai dasar untuk memperkuat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Perkembangan
paling
cepat
dari
indikator
pembangunan manusia adalah pengeluaran riil perkapita yang telah disesuaikan dan yang paling lambat adalah indikator angka melek huruf penduduk dewasa (usia di atas 15 tahun). Perubahan indikator pendidikan tidak sebesar pengeluaran riil perkapita kemungkinan berkaitan dengan kendala
kesadaran
bersekolah
yang
belum
tinggi.
Pemanfaatan prasarana pendidikan yang belum maksimal serta pengaruh krisis ekonomi global yang memaksa sebagian masyarakat kurang mampu menunda anak mereka melanjutkan sekolah. Kendati angka perubahan indikator pendidikan belum besar namun secara umum angka pencapaian pendidikan pada tahun 2010 cukup tinggi.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 79
Tabel 3.6 Indikator Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2006 – 2010 Indikator (1) - Angka harapan hidup (tahun) - Angka melek huruf penduduk dewasa (%) - Rata-rata lama sekolah (tahun) - Pengeluaran riil perkápita yang disesuaikan (000 rupiah) - IPM
Tahun 2006
Tahun 2007
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010 *)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
70,90
71,04
71,18
71,32
71,46
93,80
93,80
94,46
94,93
95,55
7,40
7,53
7,57
7,58
7,66
617,94
619,55
625,27
628,25
630,91
71,70 72,00 72,69 73,11 73,59 Menengah Menengah Menengah Menengah Menengah - Tingkatan IPM atas atas atas atas atas - Reduksi shortfall tahunan (2009 - 2010) 1,78
Berdasarkan tingkatan kriteria yang telah ditetapkan oleh UNDP, maka dapat dilihat bahwa pembangunan manusia
di
Kabupaten
Penajam
Paser
Utara
yang
berlangsung selama periode 2006 – 2010 tidak mengalami perubahan yang cukup berarti yaitu selalu berada pada tingkatan pembangunan manusia Menengah Ke Atas. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 80
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan Salah satu faktor yang menyebabkan tidak terjadinya
penurunan kehadiran siswa di sekolah adalah adanya program
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)
dari
pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Program BOS bidang pendidikan mengkompensasi pemotongan anggaran pendidikan, dan bertujuan untuk melindungi golongan miskin melalui pemberian subsidi tambahan. Dukungan ini diberikan dalam bentuk paket hibah yang diberikan kepada sekolah di wilayah-wilayah yang paling miskin, yang diberikan bersamaan dengan program beasiswa yang diberikan langsung pada murid-murid yang paling miskin. Program inilah yang mungkin telah
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 81
membantu orang tua untuk tetap menyekolahkan anaknya, terutama di sekolah menengah pertama, tingkat yang paling rawan di mana siswa sangat mudah untuk ditarik ke luar dari sekolah untuk bekerja. Salah satu unsur penting yang menentukan keberhasilan
pembangunan
bidang
kesehatan
adalah
ketersediaan fasilitas kesehatan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang cukup memadai akan sangat mendukung pelayanan kesehatan masyarakat. Berbagai indikator kesehatan dasar menunjukkan bahwa keadaan kesehatan penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2010 lebih baik dibandingkan keadaan tahun-tahun sebelumnya (tahun 2006 – 2010). Derajat kesehatan masyarakat suatu daerah dapat diukur dengan menggunakan indikator Angka Harapan Hidup (AHH).
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 82
Perubahan
mendasar
dalam
struktur
ketenagakerjaan pada masa lima tahun terakhir adalah terjadinya peningkatan yang cukup besar pada penduduk yang bekerja di sektor informal yang pada tahun 2006 berjumlah 48,72 persen kemudian pada tahun 2010 naik menjadi
56,38
persen.
Pembangunan
yang
sedang
berlangsung telah banyak menambah kesempatan kerja di sektor
informal
sehingga
menyebabkan
terjadinya
penurunan kesempatan kerja di sektor formal. Perkembangan
paling
cepat
dari
indikator
pembangunan manusia adalah pengeluaran riil perkapita yang telah disesuaikan dan yang paling lambat adalah indikator angka melek huruf penduduk dewasa (usia di atas 15 tahun). Perubahan indikator pendidikan tidak sebesar pengeluaran riil perkapita kemungkinan berkaitan dengan kendala
kesadaran
bersekolah
yang
belum
tinggi.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 83
Pemanfaatan prasarana pendidikan yang belum maksimal serta pengaruh keadaan ekonomi yang memaksa sebagian masyarakat
kurang
mampu
menunda
anak
mereka
melanjutkan sekolah. Kendati angka perubahan indikator pendidikan belum besar namun secara umum angka pencapaian pendidikan pada tahun 2010 cukup tinggi. Berdasarkan tingkatan kriteria yang telah ditetapkan oleh UNDP, maka dapat dilihat bahwa pembangunan manusia
di
Kabupaten
Penajam
Paser
Utara
yang
berlangsung selama periode 2006 – 2010 tidak mengalami perubahan yang cukup berarti yaitu berada pada tingkatan menengah atas.
4.2
Saran Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 dan
Undang – Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang otonomi
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 84
daerah, memberikan keleluasaan dan kewenangan yang lebih kepada pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya masing-masing termasuk di dalamnya adalah keleluasaan dan kewenangan pembelanjaan. Kesempatan ini diberikan kepada DPRD baik di tingkat propinsi maupun di tingkat kabupaten/kota. Upaya desentralisasi yang dilakukan belakangan ini telah membangkitkan kekhawatiran bahwa pemerintah daerah akan mengabaikan pembangunan sosial jangka panjang karena mereka cenderung untuk mengarahkan perhatian pada kegiatan ekonomi jangka pendek yang menghasilkan uang. Oleh karenanya, pemanfaatan konsep pembangunan
manusia
sebagai
alat
advokasi
bagi
pembangunan daerah yang berkelanjutan akan menjadi sangat penting.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 85
Salah
satu
cara
untuk
menjamin
bahwa
desentralisasi akan berjalan untuk kepentingan semua rakyat adalah dengan membuat kesepakatan sosial baru (new social compact) : suatu kesepakatan bahwa semua warga negara Indonesia berhak atas suatu standar pembangunan manusia yang menjadi kesepakatan nasional. Mereka berhak untuk bisa membaca dan menulis, misalnya, untuk hidup sehat, untuk bisa mendapat penghasilan yang layak, dan untuk mendapat rumah yang memadai. Konsep
pembangunan
manusia
mempunyai
cakupan yang sangat luas melingkupi hampir seluruh aspek kehidupan
manusia
mulai
dari
kebebasan
untuk
menyatakan pendapat, untuk mencapai kesetaraan jender, untuk memperoleh pekerjaan, untuk menjaga gizi anak, untuk bisa membaca dan menulis. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di lain pihak mempunyai cakupan yang lebih
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 86
sempit. Meskipun IPM mencoba untuk mengukur tingkat pembangunan manusia, indeks ini hanya mampu mengukur sebagian saja. Hal ini disebabkan karena berbagai aspek seperti tingkat partisipasi masyarakat atau kesehatan mental sangat sulit untuk diukur atau dikumpulkan datanya. Oleh karenanya daerah harus lebih memfokuskan diri pada konsep pembangunan manusia secara luas serta penerapan
prinsip-prinsip
utamanya,
daripada
hanya
memfokuskan pada indeks semata. Artinya, dalam setiap aspek pekerjaannya, pejabat dan pegawai daerah harus mengutamakan manusianya dengan meletakkan manusia bukan sebagai alat pembangunan tetapi sebagai tujuan utama
dari
meningkatkan
pembangunan. pendidikan
dan
Misalnya,
daripada
menjaga
kesehatan
masyarakat hanya untuk menyediakan tenaga kerja yang lebih baik atau untuk meningkatkan perekonomian,
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 87
selayaknya
pejabat
dan
pegawai
daerah
membantu
masyarakat di daerahnya untuk menjalankan kehidupan yang lebih berarti dan memuaskan. Oleh karena itu, semua kegiatan mulai dari pembangunan jalan atau pemberian lisensi penambangan, atau pembangunan fasilitas kesehatan baru harus bertujuan untuk memperluas kesempatan dan pilihan yang dimiliki masyarakat secara merata dan berkelanjutan. Pembangunan
manusia
lebih
dari
sekedar
pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak anti pertumbuhan ekonomi.
Dalam
pertumbuhan
perspektif
ekonomi
pembangunan
bukanlah
tujuan
manusia, akhir.
Pertumbuhan ekonomi adalah alat untuk mencapai tujuan akhir, yaitu memperluas pilihan – pilihan bagi manusia. Dalam jangka pendek, dengan pengeluaran publik yang teratur, suatu daerah dapat mencapai kemajuan yang
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 88
signifikan dalam pembangunan manusia, meskipun tanpa adanya
pertumbuhan
ekonomi
yang
cukup
berarti.
Meskipun demikian, adalah salah untuk menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai arti penting bagi pembangunan manusia. Dalam jangka panjang tidak akan ada
kemajuan
yang
berkelanjutan
tanpa
adanya
pertumbuhan ekonomi. Perhatian pembangunan manusia tidak hanya terfokus pada laju pertumbuhan ekonomi tetapi juga pada aspek pendistribusiannya. Jadi bukan hanya masalah berapa besar pertumbuhan ekonomi, tetapi pertumbuhan yang seperti apa. Perhatian harus lebih ditujukan pada struktur dan kualitas dari pertumbuhan untuk menjamin bahwa pertumbuhan diarahkan untuk mendukung perbaikan kesejahteraan manusia baik bagi generasi sekarang maupun generasi mendatang. Perhatian utama dari kebijakan
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 89
pembangunan
haruslah
ditekankan
pada
bagaimana
keterkaitan tersebut dapat diciptakan dan diperkuat.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 90
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 1996. Indeks Pembangunan Manusia Indonesia Perbandingan Antar Propinsi 1990-1993. Jakarta. --------------------------. 1997. Ringkasan Laporan Pembangunan Manusia Indonesia 1996. Jakarta. --------------------------. 1999. Pemantauan Perkembangan Kesejahteraan Rakyat. Jakarta. --------------------------. 2001. Menuju Konsensus Baru Demokrasi dan Pembangunan Manusia di Indonesia. Jakarta. --------------------------. 2011. Survei Sosial Ekonomi Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010. Penajam. --------------------------. 2011. Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka Tahun 2010. Penajam. --------------------------. 2011. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Penajam Paser Utara Menurut Lapangan Usaha Tahun 2000 – 2010. Penajam. Lembaga Demografi FEUI. 1977. Demografi Teknik. Jakarta.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 91
Lembaga Demografi FEUI. 1981. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta. Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph. D. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta. United Nation. 1983. Manual X Indirect Techniques For Demographic Estimation. New York. Uzair Suhaimi. 2001. Tinjauan Sepintas Mengenai Metode dan Teknik Pengukuran Indeks Pembangunan Manusia dan Variannya. Jakarta.
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2010 92