BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta terletak 7 Km di sebelah timur kota
Yogyakarta dan masuk di wilayah Kabupaten Sleman. Bandar Udara (Bandara) Adisutjipto Yogyakarta berubah menjadi Bandara Internasional sejak 21 Februari 2004. Pada saat itu, Garuda Indonesia mengoperasikan rute Yogyakarta - Kuala Lumpur. Sebulan selanjutnya, giliran Singapura yang dikunjungi oleh Garuda Indonesia. Sejalan dengan penetapan status sebagai Bandara Internasional tersebut, aktivitas di Bandara Adisutjipto meningkat, baik dari segi kegiatannya maupun frekuensi penerbangan dan jenis pesawat yang beroperasi di Bandara. Bandara Adisutjipto melayani penerbangan sejumlah 61 kali tiap harinya, yang terdiri dari 58 domestik dan 3 mancanegara (Angkasa Pura 1, 2013). Sejak 2004, telah terjadi peningkatan jumlah penumpang maupun pesawat di Bandara Adisucipto ini. Total penumpang dan lalu lintas pesawat dari tahun 2002 hingga 2011 ditampilkan dalam Tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Total Penumpang dan Lalu Lintas Pesawat Bandara Adisucipto2002-2011 (Angkasa Pura 1, 2013) Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Total Lalu Lintas Penumpang Pesawat 917.714 12.010 1.481.022 17.052 2.442.915 27.102 2.558.262 25.961 2.564.144 23.050 2.598.549 22.559 2.793.769 24.150 3.368.228 37.894 3.690.592 46.457 4.291.646 51.216
1
2
Gambar 1.1 Grafik Total Penumpang Bandara Adisucipto 2002-2011
Gambar 1.2 Grafik Total Lalu Lintas Pesawat Bandara Adisucipto 2002-2011
Dari kedua grafik di atas dapat diketahui pergerakan pada total jumlah penumpang maupun jumlah lalu lintas pesawat di Bandara Adisucipto dari tahun
3
2002 hingga 2011. Dengan berubahnya status dari Bandara Adisucipto menjadi Bandara Internasional, terjadi kenaikan 65% pada total jumlah penumpang dan 59% pada total jumlah lalu lintas pesawat. Dengan tingginya intensitas penerbangan yang ada, akan meningkatkan kebisingan pada lingkungan mansyarakat sekitar. Maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Adisucipto, 8 dari 11 maskapai (Wikipedia, 2013) menggunakan pesawat Boeing 737 maupun Airbus A320. Berdasarkan European Safety Agency (EASA), Boeing 737 dan Airbus A320 memiliki kebisingan sebesar 93-96 dBA pada saat akan mendarat. Di sekitar Bandar Udara Adisutjipto Yogyakarta, dikutip dari Ng dkk. (2007), berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan Dirjen P2M&PL Depkes R.I dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Yogyakarta pada tanggal 11 Juni 2004 dari jam 07.00 - 23.00 yang berlokasi di Desa Kali Ajir Lor Berbah Sleman diperoleh kebisingan rata-rata sebesar 71,40 dBA. Hal ini dinyatakan di atas baku mutu tingkat kebisingan, sehingga diindentifikasikan tidak memenuhi Baku Mutu Tingkat Kebisingan yang diisyaratkan oleh KEP.48/MENLH/11/1996 yaitu 55 dBA. Dengan paparan kebisingan yang diterima oleh masyarakat di sekitar Bandar Udara Adisutjipto tiap harinya tentu akan menimbulkan efek negatif. Kebisingan dapat menimbulkan gangguan terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan seseorang melalui gangguan psikologi dan gangguan konsentrasi sehingga menurunkan produktifitas kerja (Sasongko, 2000). Dengan suara bising yang dihasilkan oleh mesin jet pesawat terbang tiap harinya, hal ini tentunya akan sangat mengganggu dari masyarakat yang tinggal di sekitar landasan pacu bandara Adisutjipto. Penelitian yang dilakukan oleh Prativi (2004) menyatakan bahwa masyarakat yang tinggal di bawah jalur landing dan take off Bandara Adisutjipto mengalami gangguan akibat kebisingan lebih banyak dari warga di luar wilayah jalur landing dan take off Bandara Adisutjipto. Tak terkecuali SMA UII Yogyakarta, yang terletak tepat di bawah jalur pesawat saat menuju Bandara Adisucipto. SMA UII Yogyakarta hanya berjarak kurang lebih 2 kilometer
4
dari ujung landasan pacu. Hal ini tentunya akan menimbulkan kebisingan yang dapat menggangu konsentrasi siswa-siswanya dalam mengikuti pelajaran. Dengan latar belakang tersebut, penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap performa kerja dengan melakukan pengujian Simple Reaction Time, Psychophysics, dan Stroop Test pada siswa di SMA UII Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran kebisingan sebelum ada pesawat yang lewat dan saat ada pesawat yang lewat, yang kemudian dilakukan pengujian performa kognitif yang selanjutnya akan dianalisis pengaruhnya menggunakan uji statistik. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kebisingan pesawat terhadap performa kognitif.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh kebisingan terhadap performa kerja dengan melakukan pengujian kemampuan kognitif berupa pengukuran Simple Reaction Time, Psychophysics, dan Stroop Test pada siswa di SMA UII Yogyakarta.
1.3
Asumsi dan Batasan Masalah Hal-hal yang menjadi asumsi dan batasan dalam penelitian ini adalah:
1.
Kebisingan yang diukur adalah yang disebabkan oleh pesawat yang akan mendarat saja, dikarenakan letak dari SMA UII Yogyakarta terletak di jalur landing bandara Adisutjipto.
2.
Kebisingan pesawat yang diukur hanya yang berasal dari pesawat komersial.
3.
Kondisi fisik responden, yaitu siswa dari SMA UII Yogyakarta yang berusia 15-17 tahun, dianggap sama.
4.
Pengukuran kebisingan hanya dilakukan pada jam sekolah saja, mulai pukul 07.00 sampai 14.00.
5.
Suhu dan kelembaban udara dianggap tidak berpengaruh.
6.
Durasi pesawat yang melintas dianggap 15 detik.
5
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengidentifikasi kebisingan rata-rata akibat pesawat yang melintas tiap hari.
2.
Mengidentifikasi tingkat kebisingan area sekolah (noise mapping).
3.
Mengidentifikasi pengaruh kebisingan dengan performa kerja yang dilihat dari pengukuran terhadap kemampuan kognitif.
4.
Mengidentifikasi pengaruh lama bersekolah terhadap performa kognitif
1.5
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh kebisingan terhadap performa kerja berdasarkan pengukuran kemampuan kognitif berupa pengukuran Simple Reaction Time, Psychophysics, dan Stroop Test pada siswa di SMA UII Yogyakarta, dan juga noise mapping yang ada bisa digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut, selain itu penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu bukti yang dapat mendukung pemindahan Bandara Adisutjipto.