BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang ditandai dengan adanya keterbukaan dan kebebasan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi dengan adanya Free Trade Area dalam kawasan asean atau bisa disebut Masyarakat Ekonomi Asean yang disingkat menjadi (MEA). Kegiatankegiatan bisnis pun menjadi sorotan utama dalam perkembangan negara Indonesia kedepannya, apakah perusahaan-perusahaan kita dapat bersaing di tingkat asean atau tidak. Hal ini dapat berupa bermunculannya perusahaanperusahaan baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat Asean, atau dapat berupa banyak perusahaan-perusahaan negeri yang mengalami kepailitan. Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa disebut triple bottom line. Sinergis dari tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)1 Konsep dari triple bottom line berkembang menjadi apa yang telah kita kenal saat ini yaitu Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan counter action yang muncul dalam perkembangan dunia bisnis dan memiliki
1
Abdul Kohar Irwanto dan Angga Prabowo, Kajian Efektivitas Porgram Corporate Social Responsibillity (CSR) Yayasan Unilever Indonesia, Jurnal Manajemen IPB, Bogor, 2009, Hlm. 99.
2
peranan sangat penting dalam peningkatan kehidupan manusia. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah konsep dimana perusahaan memutuskan secara sukarela untuk memberi kontribusi kepada masyarakat dengan lebih baik lagi dan untuk lingkungan disekitarnya. Konsep tanggung jawab social perusahaan (CSR/Corporate Social Responsibility) melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumberdaya komunitas, dan komunitas setempat (lokal).2 CSR ada dalam semua aspek kegiatan perusahaan. Kemitraan yang berkeadilan dalam mata rantai nilai bisnis dipandang sebagai salah satu bentuk CSR pada aspek ekonomi. Pada aspek lingkungan CSR dapat berwujud sebagai analisis dan antisipasi dampak lingkungan secara bertanggungjawab. Disisi etika, CSR bersifat sukarela, tapi terkait dampak lingkungan CSR bersifat memaksa dan diatur oleh hukum.3 Di Indonesia pengaturan mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) diatur di dalam Undang-Undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 menyatakan bahwa: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan; (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya
2
Bambang Rudito, Melia Famiola, 2007, Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia, Rekayasa Sains, Bandung, hlm. 207 3 Ambarini, Nur sulistyo B. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI INSTRUMEN HUKUM DAN EKONOMI DI ERA GLOBALISASI. Jurnal Dinamika Hukum Unsoed Vol. 10. 2010. Hlm. 321
3
dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran; (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Selain itu pengaturan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dalam PP nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dalam pasal 2 dan 3 yang menyatakan bahwa: Pasal 2, Setiap Perseroan selaku subjek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pasal 3, (1) tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 menjadi kewajiban bagi perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam berdasarkan Undang-Undang; (2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan baik di dalam maupun di luar lingkungan Perseroan. Berdasarkan ketentuan hukum tersebut, maka jenis Perseroan Terbatas yang dikenakan kewajiban untuk melaksanakan CSR yaitu Perseroan Terbatas yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam. Dengan kata lain kegiatan usaha tersebut bisa berkaitan langsung dengan sumber daya alam, maupun tidak berkaitan langsung dengan sumber daya alam. PT Jasa Marga (Persero) Tbk merupakan perusahaan BUMN yang memiliki tugas untuk merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana kelengkapannya agar jalan tol berfungsi
4
sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol. Menurut Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, BUMN didirikan dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan perkonomian nasional dan pendapatan negara, mengejar keuntungan, menyelenggarakan kemanfaatan umum bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak, menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha, serta turut aktif memberikan bimbingan, dengan kata lain BUMN dimaksudkan sebagai contoh/leader dalam kegiatan perekonomian Indonesia. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk dalam melaksanakan tugasnya sebagai operator jalan tol sampai dengan saat ini, membutuhkan kerjasama dengan masyarakat untuk menjadikan jalan tol yang bebas hambatan. Untuk membangun kerjasama tersebut, dibutuhkan komunikasi yang baik antara pihak perusahaan maupun masyarakat. Untuk membangun komunikasi yang baik maka diperlukan adanya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut. oleh karena itu diperlukan adanya CSR untuk membangun nama baik perusahaan kepada masyarakat. PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah melakukan CSR sejak tahun 2007. Mengenai efektifitas dan efisiensi daripada CSR yang diberikan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk tersebut masih dipertanyakan. Selain itu terhadap pertanggung jawaban korporasi terhadap dana yang dikeluarkan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk, jika ada penyelewengan dana, siapakah yang bertanggung jawab jika kesalahan merupakan kesalahan pihak ke-tiga? Mengingat saham yang dimiliki oleh BUMN setidak-tidaknya 51% dari saham
5
tersebut merupakan milik negara, dan dapat di asumsikan bahwa dari dana yang dikeluarkan oleh BUMN maka minimum 51% dari dana tersebut merupakan keuangan negara. oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
hukum
dengan
judul
“TINJAUAN
TERHADAP
PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY OLEH PT JASA MARGA (PERSERO) TBK.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana pelaksanaan Corporate Social Responsibility oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk?
2.
Bagaimana Pertanggung Jawaban korporasi terhadap kerugian yang timbul dari program Corporate Social Responsibility