BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia, Malaysia, dan Singapura merupakan negara-negara yang
terletak di Asia Tenggara dan secara geografis saling berdekatan. Kesamaan letak geografis inilah yang menyebabkan adanya kemiripan etnis, budaya, serta agama yang dianut oleh penduduk di ketiga negara tersebut, namun tentu saja terdapat perbedaan terutama terkait dengan perbedaan dominansi etnis, budaya, serta agama di ketiga negara tersebut. Bedasarkan data sensus tahun 2010 yang dilaksakan oleh Departemen Statistik di masing-masing negara (Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang terangkum pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa ada lebih dari satu agama yang dianut di masing- masing negara, namun ada dominansi dari agama yang dianut tersebut. Di Indonesia, sebanyak sebanyak 207.176.162 jiwa atau sekitar 87% penduduknya beragama Islam. Di Malaysia, sebanyak 15.762.012 jiwa atau sekitar 61% penduduknya beragama Islam. Sedangkan di Singapura penyebaran agamanya hampir merata, namun bila dilihat dari etnis yang mendominansi terdapat 2.349.505 jiwa atau sebesar 76% penduduknya beretnis Cina.
1
2
Sumber: Departemen Statistik Indonesia, Departemen Statistik Malaysia, Departement Statistik Singapura
Tabel 1.1: Jumlah Penduduk Berdasarkan Etnis dan Agama tahun 2010
Ada banyak studi empiris (misalnya, Eun dan Shim (1989), Hamao, Masulis, dan Ng (1990), dan Becker, Finnerty, dan Gupta (1990) yang memberikan bukti bahwa ada keterkaitan return saham secara internasional. Berdasarkan studi empiris tersebut, Kim dan Park (1994) meneliti adanya kemungkinan Amerika mempengaruhi holiday effect di Inggris dan Jepang. Ketiga negara tersebut memiliki kesamaan hari libur namun peraturan dan regulasi di masing-masing negara berbeda. Hasil penelitian dari Kim dan Park (1994) menyatakan bahwa holiday effect yang terjadi di Amerika, Inggris, dan Jepang adalah independen. Indonesia, Malaysia, dan Singapura memiliki kesamaan hari libur dan peraturan di ketiga negara tersebut berbeda. Sehingga bercermin dari penelitian Kim dan Park (1994), maka holiday effect yang terjadi di Indonesia, Malaysia, dan Singapura dihipotesiskan saling independen. Holiday effect yang telah banyak dibahas di berbagai jurnal, terjadi di banyak negara, namun penyebab terjadinya holiday effect masih menjadi pertanyaan. Selain itu, masih sedikit peneletian tentang Holiday effect di wilayah Asia, khususnya Asia Tenggara, dimana sebagian besar negaranya adalah negara berkembang. Pasar Modal di Indonesia telah ada jauh sebelum kemerdekaan , yaitu pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal tersebut didirikan oleh pemerintahan Hindia Belanda dan mengalami masa vakum akibat kondisi politik dan perang dunia yang terjadi pada masa itu. Pasar modal di Indonesia kemudian dibuka kembali pada tahun 1977.
3
Pada tahun 1930, pasar modal pertama kali dibuka di Malaysia dengan nama Singapore Stockbroker’s Association yang kemudian pada tahun 1937 diubah menjadi Malayan Stockbrokers’ Association. Pada tahun 1973, pasar modal Malaysia baru benar-benar terpisah dengan pasar modal singapura dan diberi nama Kuala Lumpur Stock Exchange Berhad. Pasar modal di Singapura yang saat ini dikenal dengan SGX (Singapore Exchange) berdiri pada tanggal 1 desember 1999. SGX merupakan gabungan dari SES (Stock Exchange of Singapore) yang merupakan pecahan dari kerjasama antara Singapura dan Malaysia pada tahun 1973, Simex (Singapore International Monetary Exchange), dan SCCS (Securities Clearing and Computer Services Pte Ltd). Dari sejarah pasar modal di negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura, terlihat adanya kesamaan di ketiga negara tersebut dimana di ketiga negara tersebut sudah memiliki pasar modal sebelum perang dunia ke II berlangsung dan mulai bangkit kembali pada tahun 1970an. Holiday effect adalah anomaly effect yang terjadi menjelang hari libur. Hari libur di suatu negara didasari dari sejarah negara tersebut (seperti perayaan kemerdekaan) dan perayaan keagamaan yang dianut oleh penduduk di negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut muncul dugaan bahwa agama, budaya, dan etnis yang ada di negara tersebut mempengaruhi holiday effect. Bila dugaan tersebut benar, maka holiday effect akan cenderung terjadi pada hari sebelum atau sesudah hari libur keagamaan daripada sebelum dan setelah hari libur nasional. Dengan adanya dugaan bahwa holiday effect tersebut karena faktor budaya maka penelitian dilakukan pada negara-negara yang memiliki kesamaan budaya.
4
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini bertujuan untuk meneliti respon pasar terhadap hari libur keagamaan dan nasional yang terjadi di negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Pemilihan ketiga negara tersebut didasarka karena adanya kesamaan budaya dan kedekatan ketiga negara tersebut secara geografis.
1.2
Rumusan Masalah Indonesia, Malaysia, dan Singapura merupakan negara-negara di Asia
Tenggara yang kehidupan sehari-harinya masih kental dipengaruhi dengan kebudayaan dan agama. Hal tersebut menimbulkan dugaan bahwa holiday effect di ketiga negara tersebut akan cenderung terjadi pada hari sebelum atau sesudah hari libur keagamaan daripada sebelum dan setelah hari libur nasional.
1.3 1.
Pertanyaan Penelitian Apakah holiday effect di Indonesia, Malaysia, dan Singapura terjadi saat hari raya keagamaan?
2.
Apakah holiday effect di Indonesia, Malaysia, dan Singapura terjadi saat hari raya nasional?
1.4
Tujuan Penelitian Secara khusus penelitian ini akan meneliti respon pasar terhadap hari libur
keagamaan dan nasional yang terjadi di negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
5
1.5
Manfaat Penelitian Pedoman pengambilan keputusan bagi investor yang akan melakukan
transaksi sebelum atau setelah hari libur keagamaan dan hari libur nasional di negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
1.6
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penulis meneliti holiday effect yang terjadi di Indonesia, Malaysia, dan
Singapura yang terjadi selama 16 tahun (2000-2015) untuk melihat respon pasar terhadap hari libur keagamaan dan hari libur nasional di ketiga negara tersebut. Pengolahan data membandingkan rata-rata return saat hari biasa, hari sebelum libur, serta hari setelah hari libur. Hari libur yang dimaksud adalah hari libur yang berlaku secara nasional di negara tersebut. Pembatasan ini dilakukan karena terjadi kebijakan hari libur di negara malaysia, berdasarkan wilayah.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari: BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
6
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori dasar yang digunakan berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang membentuk hipotesis.
BAB III
: METODE PENELITIAN Bab ini berisi Sampel dan Sumber Data, serta Analisis Data yang digunakan.
BAB IV
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini mengolah data
sampel dengan mengunakan metode
analisis data yang dijelsakan pada bab III. BAB V
: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian serta memberikan masukan untuk penelitian selanjutnya.
7