BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi nuklir dipercaya sebagai teknologi yang memecahkan teka-teki tentang krisis energi. Ilmu pengetahuan yang berkembang terkait nuklir dipercaya dapat membangkitkan tenaga yang berlimpah, murah, dan bersih yang dapat membebaskan ketergantungan terhadap beberapa jenis sumber energi seperti bahan bakar fosil, batu bara, gas dan minyak yang menjadi sumber yang terbatas dan suatu saat nanti pasti akan habis. Pada 16 September 1954, Lewis Strauss, Ketua Energi Atom Amerika Serikat,di hadapan sebuah pertemuan para penulis ilmu pengetahuan alam di New York, mendeklarasikan bahwa generasi yang akan datang dapat menikmati listrik yang dapat dikatakan “terlalu murah untuk diukur” sebagai keuntungan penelitian bom atom. 1 Energi nuklir merupakan salah satu energi dasar yang diperlukan manusia diantara beberapa energi lain seperti, energi panas, energi mekanik, energi potensial, energi kimia, dan energi listrik.Energi merupakan kebutuhan mutlak dalam kehidupan masyarakat modern, terutama bagi negara-negara industri yang menjadi pemasok kebutuhan masyarakat dunia. Tak bisa dikesampingkan, energi menjadi indikator kemajuan ekonomi dan kemakmuran warganya. 2Sebagian besar sumber energi dihasilkan oleh bahan bakar fosil, batu bara, gas, dan minyak yang cadangannya sangat terbatas dan butuh berjuta-juta tahun untuk membentuknya.
1
Marek Walisiewicz, alih bahasa : Dwi Satya Palupi, Essential Science : Energi Alternatif – Panduan ke masa depan teknologi energi, Erlangga, Jakarta. 2003, hal 22 2 Agus Mustofa, Indonesia Butuh Nuklir, Padma Press, Padang Makhsyar. 2006, hal 10
Universitas Sumatera Utara
Perilaku terhadap penggunaan energi kemudian dibayangi oleh persoalan yang lebih mendesak yaitu kerusakan lingkungan sebagai akibat dari penggunaan bahan bakar fosil. Bahkan lebih dari dua dasawarsa terakhir, perubahan lingkungan telah menunjukkan bahaya tersembunyi dari penggunaan bahan bakar fosil dan menjadi perhatian dunia. 3 Nuklir menjadi salah satu alternatif yang menarik. Negara-negara maju beramai-ramai mengembangkan teknologi nuklir untuk pembangkit listrik melalui reaktor nuklir. 4 Salah satu pertimbangannya adalah energi yang demikian besar terkandung di dalamnya. Jika dibandingkan secara kasar, antara energi nuklir dengan sumber energi lain, misalnya batubara, yaitu bahwa setiap pembakaran 1 gram uranium akan menghasilkan energi setara 1 ton batubara. Hanya dengan volume yang kecil saja bahan bakar nuklir berdaya guna dalam banyak hal dibandingkan dengan batubara.Begitu dahsyatnya efek tersebut apalagi kalau reaksi nuklir dikendalikan secara benar, maka akan diperoleh energi yang sangat besar. 5 Energi nuklir sering pula dikaitkan dengan bom atau sejenis sistem persenjataan. Bila dikaitkan dengan sejarah, hal ini bisa saja disebabkan penggunaan bom atas kota Nagasaki dan Hiroshima yang dapat dikatakan menjadi
3
Marek Walisiewicz, Op. cit., hal 18 Reaktor nuklir adalah suatu tempat atau perangkat yang digunakan untuk membuat, mengatur, dan menjaga kesinambungan reaksi nuklir. Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak digunakan untuk pembangkit listrik. pembangkit listrik tenaga nuklir (stasiun pembangkit listrik memperoleh panas dari satu atau lebih reaktor nuklir. Hingga saat ini terdapat 442 PLTN berlisensi di dunia. (Sebagaimana dimuat dalam id.wikipedia.org/wiki/Reaktor_nuklir {terakhir diakses pada 13 Februari 2014}) 5 Agus Mustofa, Op cit., hal 86 4
Universitas Sumatera Utara
insiden yang paling bersejarah terkait senjata nuklir. 6 Kontroversi mengenai senjata nuklir sebenarnya telah muncul sebelum senjata ini menjadi kenyataan. Hal ini bermula karena kekhawatiran para ahli fisika di barat pada awal Perang Dunia II, bahwa Hitler telah memiliki kemampuan untuk mengembangkan senjata nuklir. Atas permintaan Leo Szilard, ilmuwan pertama yang menemukan teori bahwa energi dapat dilepaskan secara berantai, meminta Albert Einstein menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat saat itu, Franklin D. Roosevelt, yang intinya menyarankan agar Amerika Serikat mengembangkan bom atom sebelum Nazi membuatnya. Ketika kemudian terbukti bahwa Jerman tidak memiliki senjata nuklir seperti yang diberitakan sebelumnya, giliran Leo Szilard menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat, tetapi kali ini memperingatkan bahaya yang dimiliki senjata ini terhadap umat manusia. Banyak ahli fisika yang kemudian bergabung menandatangani petisi menentang penggunaan senjata ini terhadap Jepang dan menyarankan untuk memberikan kesempatan kepada Jepang agar menyerah. 7 Penggunan bom atas kota Hiroshima dan Nagasaki memang telah berhasil mengakhiri Perang Dunia II untuk kemenangan pihak sekutu. Namun dilain pihak pengalaman itu juga telah mengubah sikap sebagian masyarakat dunia akan bahaya penggunaan senjata nuklir pada umumnya dalam situasi perang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kebutuhan untuk menghentikan bahaya 6
Senjata nuklir adalah alat peledak yang mendapatkan daya ledaknya dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah dahsyat. Bahkan alat peledak nuklir kecil dapat menghancurkansebuah kota dengan ledakan, api dan radiasi. Senjata nuklir disebut sebagai senjata pemusnah massal (dirangkum dari id.wikipedia.org/wiki/Senjata_Nuklir {diakses pada 17 Februari 2014}) 7 Dian Wirengjurit, Kawasan Damai Dan Bebas Senjata Nuklir, PT Alumni, Bandung. 2002, hal 9-10
Universitas Sumatera Utara
penggunaan senjata nuklir justru telah dirasakan oleh masyarakat internasional sejak permulaan abad nuklir. Buktinya, resolusi pertama yang dihasilkan oleh Sidang Majelis Umum PBB pada tanggal 24 Januari 1946 (Resolusi No.1 (I) “Establishment of a commission to deal with the problems raised by the discovery of atomic energy”, memberi mandat kepada komisi yang dibentuk untuk memberikan rekomendasi mengenai cara-cara penghapusan senjata-senjata nuklir dari sistem persenjataan negara-negara dunia. 8 Kekhawatiran ini kemudian terbukti karena tidak lama setelah berakhirnya Perang Dunia II justru muncul Perang Dingin dalam kerangka perbedaan ideologi dan persaingan untuk merebut dominasi atau hegemoni di dunia.Sejak saat itu pula kontroversi mengenai senjata nuklir ini mulai menjadi salah satu topik utama dalam hubungan internasional, khususnya dalam kerangka Perang Dingin antara Amerika Serikat beserta sekutu-sekutu mereka dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO) dan Pakta Warsawa (Warsaw Pact) 9, yang notabene adalah sesama pemenang dalam Perang Dunia II. Bahkan pada puncak Perang Dingin, terdapat tidak kurang dari 50.000 hulu ledak nuklir yang ditempatkan di berbagai
8
Nama resmi komisi ini adalah United Nations Atomic Energy Commission. Dalam resolusi tertera, bahwa komisi tersebut akan menangani masalah yang timbul akibat penemuan tenaga atom. Kaitan komisi tersebut dengan Organ PBB yaitu dalam hal penyampaian laporan dan rekomendasi kepada Dewan Keamanan PBB terkait perdamaian dan keamanan internasional. Komisi ini kemudian secara resmi dibubarkan pada tahun 1952 setelah sebelumnya memang sudah tidak aktif sejak Juli 1949 (lihat iaea.org/Publications/Magazines/Bulletin/Bull393/Chronology.pdf (terakhir diakses 20 Februari 2014) 9 NATO adalah sebuah organisasi internasional untuk keamanan bersama yang didasarkan pada Pakta Atlantik Utara yang ditandatangani pada 4 April 1949. Organisasi ini merupakan sebuah sistem pertahanan bersama dimana negara-negara anggota sepakat untuk mempertahankan keamanan terhadap serangan dari pihak luar. (dimuat dalam en.wikipedia.org/wiki/NATO) Warsaw Pact adalah sebuah aliansi militer negara-negara Eropa Timur yang bertujuan mengorganisasikan diri terhadap kemungkinan ancaman dari aliansi NATO. Pakta tersebut merupakan inisiatif dari negara Uni Soviet dan ditandatangani pada 14 Mei 1955. (dimuat dalam id.wikipedia.org/wiki/Pakta_Warsawa) [terakhir diakses 20 Februari 2014]
Universitas Sumatera Utara
jenis peluru kendali/rudal yang dimiliki oleh kedua negara adidaya, dengan kemampuan ribuan kali lebih dahsyat dari bom atom yang dijatuhkan tahun 1945 dan dapat menjangkau seluruh pelosok dunia. 10 Persoalan mengenai senjata nuklir dan pengaruhnya terhadap keamanan juga masih tetap relevan untuk diperbincangkan. Perlucutan senjata tidak dengan sendirinya menghapus ilmu pengetahuan dan teknologi tentang persenjataan. Pada saat Non-Proliferation Treaty 11 ditandatangani tahun 1968 hanya ada 5 negara nuklir. 12 Negara-negara tersebut antara lainAmerika Serikat, Uni Soviet, Britania Raya, Perancis dan Cina. Akan tetapi kemudian muncul beberapa negara yang mempunyai potensi untuk mengembangkan senjata nuklir seperti Israel, India, dan Pakistan yang disebut dengan istilah “negara-negara ambang nuklir” (threshold countries) yang sampai saat ini belum meratifikasi traktat NPT dan keadaan ini tentu saja mengkhawatirkan. Penggunaan energi nuklir sampai saat ini masih kontroversial dan banyak memunculkan perdebatan. Ada beberapa suara yang menghendaki kepercayaan yang lebih besar pada energi nuklir di dunia barat. Mereka merupakan pihak yang pro terhadap energi nuklir dan memiliki sebuah alasan yaitu nuklirtidak menghasilkan gas rumah kaca karbon dioksida sehingga sedikit sumbangannya pada pemanasan global. Demikian pula perbaikan yang sangat besar pada 10
Ibid., hal 11-14 Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (bahasa Inggris : Treatyon the Non-Proliferation of Nuclear Weapons atau yang lebih dikenal dengan nama Non-Proliferation Treaty atau NPT) adalah suatu perjanjian multilateral yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 1968 yang mencegah penyebaran kepemilikan senjata nuklir. (dimuat dalam en.wikipedia.org/wiki/Treaty_on_the_Nonproliferation_of_Nuclear_Weapons {terakhir diakses 13 Februari 2014}) 12 Kusnanto Anggoro, “Senjata Nuklir, Doktrin Penangkalan, dan Kerjasama Keamanan Pasca Perang Dingin” dalam buku Perkembangan Studi Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan, Pustaka Jaya, Jakarta. 1996, hal 80 11
Universitas Sumatera Utara
keamanan dan efisiensi reaktor serta banyaknya negara yang sekarang menemukan teknologi baru selama beberapa tahun terakhir dipercaya akan memperbaiki tenaga nuklir di abad-21. Sedangkan pihak yang kontra menganggap bahwa energi nuklir sering dihadapkan pada beberapa masalah antara lain, biayanya, keamanannya, dan kesulitan yang disebabkan produk limbahnya. Bencana hampir tidak terhindarkan yang muncul di Reaktor Three Mile Island di Pennsylvenia, Amerika Serikat pada tahun 1979 mempengaruhi tanggapan publik tentang energi nuklir. Kemudian pada tahun 1986 diikuti oleh kecelakaan pada Reaktor Chernobyl yang terletak di dekat Pripyat, Ukraina yang semakin mengubah pandangan dunia terhadap energi nuklir. 13 Semua konferensi internasional dalam kerangka global menyangkut energi nuklir yang diadakan sejak akhir Perang Dunia II pada dasarnya diarahkan pada dua hal, yaitu : Pertama, mengawasi dan menghapuskan “atoms for war” , dan kedua, mempromosikan dan mengupayakan “atoms for peace”. Kedua hal tersebut kerapkali menimbulkan dilema karena pada dasarnya pengembangan energi nuklir untuk tujuan apapun akan meningkatkan atau mengembangkan potensi yang lainnya atau dengan kata lain “as countries acquired nuclear facilities, material and know-how from their peaceful power programs, they would also acquired the know-how for making nuclear weapons”. Selain itu, dalam perkembangan dunia saat ini dapat dikatakan bahwa disain senjata nuklir bukan lagi merupakan rahasia. Bahan baku utama untuk senjata
13
Marek Walisiewicz, Op. cit., hal 22-23
Universitas Sumatera Utara
nuklir yaitu Plutonium, dapat diproduksi secara besar-besaran dalam reaktorreaktor nuklir. Dengan demikian, setiap negara yang memiliki reaktor nuklir pada dasarnya memiliki potensi untuk membuat senjata nuklir. Sebagaimana yang pernah dinyatakan oleh Hannes Alfven, pemenang Nobel Fisika tahun 1970 asal Swedia, bahwa “The Peaceful atom and the military atom are Siamese twins”. 14 Ilmu pengetahuan dan teknologi memang mengandung segi-segi positif, tetapi dilain pihak juga mengandung segi-segi negatif yang dapat menimbulkan akibat yang mengerikan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menimbulkan berbagai masalah, baik pada tingkat lokal, nasional, regional, maupun global. Segala masalah yang ditimbulkan itu membutuhkan pengaturan-pengaturan pada semua tingkat tersebut. Dengan kata lain, dibutuhkan campur tangan hukum untuk mengaturnya baik hukum nasional maupun hukum internasional. Dengan demikian, akan semakin banyak bermunculan prinsip-prinsip yang disebabkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 15Salah satu contoh dari kemajuan bidang hukum yang tumbuh dan berkembang sebagai konsekuensi dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat yaitu di bidang nuklir. Melihat dari sejarahnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pemanfaatan nuklir bisa mempengaruhi keamanan internasional. Oleh sebab itu selain instrumen hukum, sebuah organisasi dapat dijadikan sebuah wadah oleh masyarakat internasional untuk melakukan pengawasan atas pemanfaatan nuklir.
14
William Epstein, “A Nuclear-Weapon-Free-Zone in Africa?”, dalam Dian Wirengjurit, Op.cit., hal 12 15 I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, Mandar Maju, Bandung. 2003, hal 66-67
Universitas Sumatera Utara
Hal ini wajar mengingat nuklir merupakan teknologi yang dapat dipergunakan untuk tujuan damai, tetapi dapat juga disalahgunakan untuk kepentingan militer. Organisasi internasional merupakan salah satu anggota dari masyarakat internasional. Hukum internasional merupakan tatanan hukum yang mengatur hubungan antara masyarakat internasional. Berbicara mengenai hubungan antara hukum internasional dan organisasi internasional, maka berbicara mengenai status organisasi internasional dalam hukum internasional.Status organisasi internasional dalam hukum internasional adalah : 16 a. Sebagai subjek hukum internasional b. Membantu pembentukan hukum internasional c. Sebagai forum untuk membicarakan, mencari jalan yang dihadapi oleh anggotanya d. Sebagai alat untuk memaksakan agar kaidah hukum internasional ditaati Organisasi internasional diperlukan dalam rangka kerjasama, menyesuaikan dan mencari kompromi untuk memecahkan persoalan bersama. Lebih jauh lagi organisasi internasional penting sebagai wadah untuk menjajagi sikap bersama dengan ciri yang mencolok yaitu merupakan suatu organisasi permanen yang melanjutkan fungsinya yang telah ditetapkan. 17Demikian pula International Atomic Energy Agency(Badan Tenaga Atom Internasional) sebagai organisasi internasional didirikan agar menjadi forum kerjasama antar-pemerintah yaitu
16
Sri Setianingsih Suwardi, Pengantar Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta. 2004, hal 7 17 Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, UI Press, Jakarta. 1990, hal 10
Universitas Sumatera Utara
kerjasama yag bersifat teknis dan ilmiah atas penggunaan teknologi nuklir dan kekuatan nuklir secara damai di seluruh dunia. Program-program International Atomic
Energy
Agency(selanjutnya
disebut
IAEA)ialah
mendorong
pengembangan secara damai dari penggunaan teknologi nuklir, mengadakan pengawasan internasional terhadap penyalahgunaan teknologi nuklir dan bahan nuklir, dan mempromosikan keamanan nuklir (termasuk proteksi radiasi) dan standar keamanan nuklir serta implementasinya. Sampai pada Februari 2014, IAEA memiliki 162 negara anggota, dimana Iran merupakan salah satu negara anggota.Berkaitan dengan program nuklir Iran, IAEA pernah menyatakan tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa program nuklir Iran merupakan program nuklir yang sepenuhnya damai. Isu tentang program nuklir Iran telah dibawa ke Dewan Keamanan PBB pada Februari 2006. Hal ini terkait program pengayaan uranium. Namun Iran merespon bahwa aktivitas nuklirnya merupakan program yang
damai. Dalam beberapa waktu terakhir,
serangkaian perundingan terus dilakukan namun belum mencapai kesepakatan. Hasil perundingan terbaru yaitu pada 24 November 2013 dengan nama Joint Plan of Action 2013. 18
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang menjadi pembahasaan dalam penulisan skripsi ini antara lain :
18
Dirangkum http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia
dari
www.theguardian.com/world
dan
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimana aspek organisasi internasional International Atomic Energy Agency menurut hukum internasional? 2. Bagaimana pemanfaatan
nuklir serta pengaturannya
menurut
hukum
internasional? 3. Bagaimana peranan International Atomic Energy Agency untuk mengawasi program nuklir Iran dalam kaitannya dengan implementasi Kesepakatan Joint Plan of Action 2013?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi Tujuan Penulisan dalam penulisan skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui aspek International Aomic Energy Agency sebagai Organisasi Internasional 2. Untuk mengetahuipemanfaatan energi nuklirterhadap kehidupan manusia serta pengaturannya dalam hukum internasional 3. Untuk mengetahui peranan International Atomic Energy Agency sebagai Organisasi Internasional dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam pengawasan program nuklir negara-negara dunia, khususnya terhadap negara Iran pasca adanya Kesepakatan Joint Plan of Action 2013.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat Penulisan Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, maka penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Secara teoritis Pembahasan tentang masalah yang dirumuskan dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan akademis dalam hal menambah literatur bagi Hukum Internasional pada umunya dan Hukum organisasi internasional khususnya. 2. Secara praktis Pembahasan tentang masalah yang diangkat diharapkan dapat memberikan masukan tentang kepada Pemerintah Republik Indonesia mengenai pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan energi nuklir.
D. Keaslian Penulisan Penulisan ini merupakan karya tulis asli, sebab isi dalam penulisan ini bukan merupakan hasil penggandaan dari karya tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Penulisan ini juga dapat dipertanggungjawabkan keasliannya dan belum ada judul yang sama sebelumnya berdasarkan pemeriksaan oleh Perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara/ Pusat Dokumentasi dan Informasi, tertanggal 04 Desember 2013. Dalam hal mendukung penulisan ini, digunakanberbagai referensi antara lain buku-buku, jurnal ilmiah, media cetak dan elektronik yang ada hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan. Jika terdapat kesamaan kutipan, hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
semata-mata digunakan sebagai penunjang yang diperlukan demi penyempurnaan skripsi ini.
E. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesalahpahaman istilah, maka diberikan batasan yang berkaitan dengan pembahasan skripsi ini: Hukum Internasional Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara: 1) Negara dengan negara 2) Negara dengan subjek hukum lain 19 Pembahasan tentang subjek hukum internasional haruslah terlebih dahulu berpangkal pada pengertian tentang subjek hukum internasional itu sendiri. Subjek hukum internasional adalah pemegang (segala) hal dan kewajiban menurut hukum internasional. Perkembangan hukum internasional dewasa ini mengenal subjek hukum internasional yang antara lain : 1. Negara 2. Takhta Suci 3. Organisasi Internasional 4. Individu
19
Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional (edisi kedua), PT. Alumni,
2003. hal 6
Universitas Sumatera Utara
5. Komite Internasional Palang Merah (International Committee od red Cross) 6. Pihak-pihak yang bersengketa
Hukum
Organisasi
Internasional
merupakan
bagian
dari
Hukum
Internasional. Pembahasan hukum organisasi internasional dalam penulisan ini hanya menyangkut pada organisasi-organisasi internasional pada tingkat pemerintahan karena lebih melibatkan pada pemerintah negara-negara anggotanya sebagai pihak, oleh sebab itu organisasi internasional dalam pengertian ini dapat disebut
sebagai
organisasi
internasional
publik
(public
international
organization). 20
International Atomic Energy Agency Badan Tenaga Atom Internasional (bahasa Inggris: International Atomic Energy Agency, disingkat IAEA) adalah sebuah organisasi yang menjadi pusat kerjasama di bidang nuklir. IAEA didirikan sebagai organisasi “Atoms for Peace” dunia pada tahun 1957 dan berada dalam lingkup PBB. Badan ini bekerja dengan negara-negara anggotanya dan partner di seluruh dunia untuk mempromosikan penggunaan teknologi nuklir yang aman, terjamin dan damai. 21
20
Sumaryo Suryokusumo, Op cit., hal 5 The “Atoms for Peace” Agency dalam http://www.iaea.org/About/about-iaea.html
21
Universitas Sumatera Utara
Program Nuklir Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, program adalah rancangan serta usaha yang akan dijalankan. 22 Sedangkan menurut The Oxford English Dictionary,
program
adalah
serangkaian
tindakan
atau
aktivitas
yang
dimaksudkan untuk jangka waktu yang lama. 23 Selanjutnya dari kedua sumber tersebut, nuklir diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan inti atom. Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik batasan pengertian program nuklir adalah serangkaian tindakan serta usaha yang dijalankan yang berkaitan dengan inti atom.
Joint Plan of Action2013 Joint Plan of Action 2013 adalah nama resmi dari Geneva Interim Agreement, yaitu sebuah persetujuan terkait program nuklir iran yang ditandatangani oleh Iran dengan 6 negara pada 24 November 2013 di Jenewa, Swiss. 24 Joint Plan of Action 2013 ini termasuk kedalam kategori perjanjian internasional yang berbentuk Agreement (persetujuan) dan diadakan antara negara-negara. Hal ini sesuai dengan pengertian perjanjian yang dimuat dalam Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian (Vienna Convention on the Law of Treaties) berikut adalah uraian pengertian “Perjanjian” yang dimuat dalam Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian:
22
Lihat http://kbbi.web.id Lihat http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/programme 24 http://en.wikipedia.org/wiki/Geneva_interim_agreement_on_Iranian_nuclear_program 23
Universitas Sumatera Utara
“Treaty” means an international agreement concluded between states in written form and governed by international law, whatever embodied in a single instrument or in two or more related instruments and whatever its particular designation. 25 (Perjanjian diartikan sebagai persetujuan internasional yang diadakan diantara negara-negara dalam bentuk tertulis yang diatur oleh hukum internasional baik itu berbentuk suatu instrumen tunggal atau dua atau lebih instrumen yang saling berhubungan dalam nama apapun juga) Banyak istilah-istilah yang dipakai untuk menggambarkan perjanjian internasional yang ada atau pernah dibuat dalam masyarakat internasional. Istilahistilah itu antara lain : a. Treaty
g. Pact
b. Convention
h. Agreement
c. Declaration
i. Statute
d. Charter (Piagam)
j. Covenant
e. Protocol (Protokol)
k. Modus Vivendi
f. General Act
F. Metode Penulisan Adapun metode penelitian yang ditempuh dalam memperoleh data-data atau bahan-bahan dalam penulisan adalah :
25
Pasal 2 ayat (1) Konvensi Wina 1969 tentang Perjanjian Internasional
Universitas Sumatera Utara
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang menganalisis baik hukum yang diartikan sebagai kaedah atau norma yang terdapat dalam hukum positif yang tertulis, maupun hukum sebagai keputusan dari pejabat, misalnya keputusan hakim. 26 Metode penelitian ini merupakan metode yuridis normatif (kaedah atau norma yang terdapat dalam hukum positif)yaitu metode untuk meneliti pasal-pasal dalam berbagai Perjanjian Internasional baik yang berbentuk Statuta, Piagam, Konvensi maupun Persetujuan (Agreement). 2. Sumber Data a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang berupa peraturan yang mengikat, yang merupakan landasan dalam penulisan dan berhubungan dengan
objek penulisan ini , yaitu berupa Piagam
PBB, Statuta IAEA, Konvensi Internasional dan berbagai Perjanjian Internasional lainnya. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, berupa buku-buku, jurnal ilmiah, media massa dan pendapat para ahli hukum internasional yang berkaitan dengan masalah dalam penulisan.
26
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (edisi kedua), UI Press, Jakarta, 1986, hal 43
Universitas Sumatera Utara
c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus hukum dan kamus bahasa dan sebagainya. 27 3. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan berbagai data yang berhubungan dengan ruang lingkup penulisan. Materi-materi tersebut diperoleh dari berbagai bahan kepustakaan seperti buku-buku, jurnal ilmiah, media massa, serta dokumen perjanjian internasional yang terkait dengan pembahasan dalam skripsi ini. 4. Analisis Data Data – data yang diperoleh selanjutnya disusun secara sistematis kemudian dianalisa dengan analisis kualitatif untuk menguraikan secara menyeluruh tentang jawaban atas permasalahan dan memperoleh kesimpulan atas permasalahan yang dirumuskan.
G. Sistematika Penulisan Pembahasan dalam penulisan ini diuraikan secara garis besar melalui sistematika penulisan. Secara sistematis, terbagi atas ringkasan garis besar lima bab dan setiap bab terdiri atas beberapa sub-bab. Sistematika penulisannya terperinci sebagai berikut :
27
Bambang Sunggono,Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal 113-114
Universitas Sumatera Utara
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Perumusan masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II :ASPEK ORGANISASI INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY MENURUT HUKUM INTERNASIONAL Bab ini menguraikan tentang IAEA sebagai Organisasi Internasional, Hak dan kewajiban negara anggota, Personalitas dan Kewenangan IAEA sebagai Organisasi Internasional BAB III : RUANG LINGKUP DAN PEMANFAATAN NUKLIR SERTA PENGATURANNYA MENURUT HUKUM INTERNASIONAL Bab ini menguraikan tentang Tinjauannuklir secara umum dan Perkembangan program nuklir negara-negara di dunia. Kemudian dibahas juga pemanfaatan nuklir serta resiko yang mungkin ditimbulkan. Selanjutnya dibahas tentang pengaturannya dalam hukum internasional. BAB IV : PERANAN INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY UNTUK MENGAWASI PROGRAM NUKLIR IRAN DALAM KAITANNYA DENGAN IMPLEMENTASI JOINT PLAN OF ACTION 2013 Bab ini menguraikan tentang program nuklir Iran secara umum. Selain itu diuraikan juga Pengawasan IAEAterhadap program nuklir negaranegara di dunia. Bab ini juga membahas Implementasi Joint Plan of Action 2013 serta Pengawasan IAEA sebagai badan yang berwenang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V : PENUTUP Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Sebagai bagian akhir dari skripsi, maka dalam bab ini dirangkum intisari dari penulisan, serta saran yang terkait objek penulisan.
Universitas Sumatera Utara