1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi telah lama digunakan di lingkungan Pemerintahan, yang sekarang memunculkan istilah e-Government dan telah menunjukkan perkembangan ke arah perbaikan pelayanan publik oleh instansiinstansi yang telah mengaplikasikannya. Di Indonesia khususnya Bali, eGovernment juga telah diwujudkan dalam bentuk berbagai Sistem Informasi untuk melayani kepentingan masyarakat. Dalam perkembangannya penerapan eGovernment telah menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, walaupun hanya pada tahap inisiasi sampai dengan tahap interaksi (Dishubkominfo Kab. Badung, 2010). Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah sangat baik dalam menuju transformasi pelayanan publik yang bersih, transparan dan akuntabel dengan memanfaatkan Teknologi Informasi. Kebijakan e-Government di Indonesia tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan eGovernment.
Ini
merupakan
inisiatif
yang
dilakukan
dalam
rangka
mengembangkan infrastruktur Sistem Informasi Pemerintahan secara terpadu dan mengintegrasikannya dalam satu kesatuan yang utuh dalam rangka mendukung pencapaian Good Governance. Sehingga pengembangan e-Government setiap instansi Pemerintah maupun Pemerintahan Daerah seyogyanya mengacu kepada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tersebut, yaitu setiap Satuan Kerja
2
Perangkat Daerah (SKPD) wajib memiliki Sistem Informasi dalam pelaksanaan tugas pokok, dan fungsinya. Di Kabupaten Badung, masing-masing SKPD memiliki Tugas Pokok dan Fungsi sendiri-sendiri sesuai bidangnya yang tertuang dalam Misi Satuan Kerja Perangkat Daerah. Dalam pelayanan kepada masyarakat, dalam hal ini Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika memiliki salah satu Misi yaitu Meningkatkan pemanfaatan Teknologi Informasi secara efektif dan efisien (Dishubkominfo Kabupaten Badung, 2010). Adapun perwujudan pelaksanaan Misi tersebut adalah menjalin sebuah komunikasi dan menyediakan informasi yang baik, dengan dan untuk masyarakat, dengan memanfaatkan teknologi informasi. Penanggulangan bencana alam, pelaksanaan kegiatan pemeliharaan fasilitas umum, kebersihan dan penyelamatan lingkungan merupakan tanggung jawab Pemerintah dan masyarakat. Untuk itu diperlukan informasi lokasi dan kondisi riil di lapangan dalam menentukan kebutuhan bahan/material serta peralatan yang dibutuhkan. Dari sisi internal pemerintah Kabupaten, penyelesaian dari masalah ini adalah dengan melakukan pengawasan atau monitoring secara berkala dan berkesinambungan. Pengawasan ini memerlukan biaya, sumber daya manusia dan waktu yang tidak sedikit. Salah satu solusi dari masalah ini adalah dengan melibatkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan informasi di lapangan khususnya masyarakat di Kabupaten Badung. Menurut Juan Andres A.Gonzalez dan Andrea Rossi dalam New Trends for Smart Cities tahun 2011, layanan dan infrastruktur Kota Cerdas memerlukan
3
karakteristik yang menarik dan interaksi dengan dan untuk warga yang memanfaatkannya. Menurut Prof. Indrajit dalam Kerangka Merancang dan Membangun Kota Cerdas di Seantero Nusantara tahun 2012, salah satu dari 6 (enam) komponen yang dipergunakan sebagai acuan dalam menilai kesiapan sebuah kota/kabupaten memasuki abad ekonomi digital adalah Sumber Daya Teknologi yang didalamnya termasuk beraneka ragam jenis aplikasi yang berfungsi untuk membantu masyarakat kota/kabupaten terkait dalam mendukung aktivitasnya sehari-hari. Untuk membantu dan mempermudah masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam membangun daerahnya secara langsung di lapangan dengan biaya yang relatif murah dan dengan menggunakan perangkat yang umum digunakan yaitu handphone maupun komputer tablet, maka diperlukan suatu sistem aplikasi yang dapat diakses secara mobile. Sistem Aplikasi ini dapat menampung informasi tentang permasalahan di lapangan dalam hal penanggulangan bencana, fasilitas umum yang rusak, masalah kebersihan dan lingkungan yang dikirim oleh masyarakat kepada pemerintah yang mengandung informasi lokasi, dan kondisi riil di lapangan sehingga dalam perkembangannya memenuhi salah satu kriteria dalam usaha pengembangan sebuah Kota menjadi Kota Cerdas. Sehingga, tidak hanya tata kelola Pemerintahan saja yang harus baik, atau Good Governance, namun haruslah didukung oleh masyarakat yang peduli dengan pembangunan daerahnya atau lebih dikenal dengan istilah Good Citizen. Sebagai warga negara yang baik, dan peduli, sudah seyogyanya ikut aktif berperan dalam mengisi pembangunan daerahnya dengan ikut berperan aktif
4
melakukan pengawasan dan memonitor kinerja Pemerintah khususnya Pemerintah Daerah dalam pelayanan publik dengan Sistem Informasi Pengaduan Masyarakat. Saat ini di Kabupaten Badung belum terdapat Sistem Informasi Pengaduan Masyarakat yang dapat diakses secara mobile dan dapat melaporkan secara langsung lokasi dan kondisi riil di masalah lapangan. Sehingga perlu dirancang sebuah Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat yang dapat digunakan secara luas oleh masyarakat dan Instansi Pemerintah Kabupaten yang bertanggungjawab atas pelaksanaan pembangunan pada bidang-bidang penanggulangan bencana alam, pemeliharaan fasilitas umum, kebersihan dan penyelamatan lingkungan. Sistem Aplikasi ini haruslah terjangkau oleh masyarakat dengan alasan kemudahan penggunaan, yang berfungsi sebagai alat untuk menghubungkan aparat pemerintah dengan masyarakatnya dengan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu serta hemat biaya dari segi penggunaan transportasi dan komunikasi. Sistem Aplikasi ini merupakan prototype Sistem Informasi Kota Cerdas, yang didefinisikan sebagai sebuah perangkat lunak yang memberdayakan kelompok pelaku Kota (kota, masyarakat, warga negara) untuk bersama-sama mengatasi tantangan kota dengan cara yang lebih efisien dan cerdas (Hans S.,dkk, 2012). Berdasarkan atas karakter dan kebutuhan sistemnya, yaitu dapat secara langsung melaporkan kejadian, peristiwa, dan kondisi yang terjadi di lapangan yang ditemui oleh masyarakat pada waktu mereka sedang berada di lokasi tersebut, maka yang diperlukan adalah suatu aplikasi mobile dengan layanan berbasis lokasi yang handal sekaligus mudah digunakan dan bahkan hanya dengan menggunakan handphone. Layanan berbasis lokasi atau lebih dikenal dengan
5
Location Based Service (LBS) merupakan layanan yang memberikan suatu informasi tertentu kepada penggunanya yang didasarkan atas lokasi pengguna. Dalam hal ini, layanan yang disediakan adalah berupa informasi kepada Instansi Pemerintah Kabupaten dan masyarakat tentang kejadian, peristiwa dan kondisi di lapangan yang perlu mendapat perhatian, layak untuk dilaporkan dan menuntut penanganan cepat. Selanjutnya diharapkan terjadi sebuah pertukaran informasi baik dari masyarakat maupun dari Pemerintah Kabupaten. Adapun Informasi yang dapat disampaikan oleh masyarakat merupakan temuan langsung yang terjadi di lapangan, dengan dilengkapi berbagai informasi baik gambar, maupun video, serta data lokasi yang diterima oleh aparat Pemerintah Kabupaten yang kemudian ditindaklanjuti. Hasil dari tindak lanjut tersebut berupa informasi dari Pemerintah Kabupaten kepada masyarakat sebagai sebuah pertangungjawaban pelaksanaan pembangunan serta pelaksanaan kegiatan oleh masing-masing SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait, khususnya yang menangani masalah bencana alam, fasilitas umum yang rusak, polusi dan kebersihan serta permasalahan lainnya di lapangan. Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini berbasis Client-Server. Pada sisi Client merupakan aplikasi mobile dengan sistem operasi Android karena sistem operasi ini dinilai cukup terjangkau dan sangat umum digunakan pada handphone yang ada dipasaran. Sedangkan pada sisi Server merupakan aplikasi berbasis web. Layanan yang diberikan adalah layanan berbasis lokasi atau Location Based Service. Penerapan sistem aplikasi ini diharapkan menjadi salah
6
satu solusi untuk pengembangkan Kota Cerdas di Indonesia khususnya di Kabupaten Badung.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada yaitu : 1. Bagaimana rancangan Sistem Aplikasi Client-Server Pengaduan Masyarakat guna mendukung pengembangan Kota Cerdas ? 2. Bagaimana membangun sebuah Sistem Aplikasi Client berbasis Android dan Server berbasis Web yang menggunakan layanan berbasis lokasi LBS (Location Based Service) sebagai Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ? 3. Bagaimana
tanggapan
pengguna
Sistem
Aplikasi
Pengaduan
Masyarakat ini dalam usaha pengembangan Kota Cerdas khususnya di Kabupaten Badung ?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk merancang sebuah Sistem Aplikasi Client-Server yang mudah digunakan oleh masyarakat khususnya di Kabupaten Badung dari sisi Client untuk ikut berpartisipasi dalam mengisi pembangunan daerahnya dalam bentuk Pengaduan Masyarakat kepada SKPD terkait dan dari sisi Server dapat menampilkan informasi yang telah
7
disampaikan oleh masyarakat serta yang telah ditindaklanjuti oleh SKPD terkait guna mendukung pengembangan Kota Cerdas. 2. Untuk membangun sebuah Sistem Aplikasi Client berbasis Android dan Server berbasis Web yang menggunakan cara kerja layanan berbasis lokasi LBS (Location Based Service) sebagai Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat. 3. Untuk mengetahui tanggapan pengguna Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini dalam usaha pengembangan Kota Cerdas khususnya di Kabupaten Badung.
1.4 Manfaat Penelitian Aplikasi ini dapat dijadikan contoh atau prototype dalam menyusun Sistem Informasi dalam skala yang lebih besar dan kompleks, pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung khususnya bidang Informasi dan Telematika sehingga dapat mencakup semua SKPD di jajaran Pemerintah Kabupaten Badung, serta terintegrasi dengan Sistem Informasi lainnya. Pemanfaatan teknologi informasi dalam menyusun aplikasi layanan publik akan berdampak pada peningkatan kinerja secara keseluruhan yang bermuara kepada prestasi kerja SKPD dan selanjutnya menjadi prestasi Pemerintah Daerah dalam mewujudkan visi-misinya melayani masyarakat.
8
Terwujudnya visi-misi Pemerintah Daerah secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat, iklim usaha yang baik dan kepercayaan kepada instansi Pemerintah yang pada akhirnya akan mendorong meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang sekaligus akan meningkatkan pendapatan asli daerah dari berbagai segi kehidupan masyarakat yang merupakan tujuan pengembangan Kota Cerdas. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian dan Batasan Masalah Sistem Aplikasi ini akan digunakan pada Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung yang dapat digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Badung dengan bidang pengaduan yang disesuaikan untuk Kabupaten Badung. Pada sisi Client, merupakan aplikasi mobile dengan sistem operasi Android dengan layanan LBS (Location Based Service) yang memiliki kemampuan menyediakan data berupa koordinat lokasi tempat pengaduan dibuat, serta dengan tambahan fitur penyediaan informasi lain berupa multimedia baik gambar maupun video. Sedangkan pada sisi Server merupakan aplikasi berbasis web, dengan kemampuan administrasi pengaduan dari Client dan menyimpannya dalam basis data yang kemudian akan diolah dan diteruskan kepada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait yang menangani bidang sesuai pengaduan tersebut. Adapun fitur yang disediakan dibatasi hanya untuk pengaduan dengan klasifikasi pengaduan bencana alam, fasilitas umum yang rusak, polusi dan kebersihan serta permasalahan lainnya di lapangan yang dilengkapi dengan berita
9
serta file multimedia yang dapat berupa foto maupun video yang telah disisipkan koordinat lokasi tempat dimana pengaduan dibuat. Fitur yang lain adalah melihat pengaduan yang pernah dibuat dan status dari pengaduan tersebut apakah telah ditangani atau belum oleh instansi terkait. Evaluasi dilakukan dengan melakukan uji coba Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat dan menganalisa tanggapan pengguna dalam usaha pengembangan Kota Cerdas dengan mengacu kepada parameter-parameter keberhasilan suatu Sistem Aplikasi yang memiliki tujuan pengembangan Kota Cerdas. Data untuk analisa diperoleh dengan melakukan uji coba aplikasi, serta pengisian kuesioner. Perangkat lunak yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah AI2Complete yaitu App Inventor Versi 2 yang dapat dijalankan dalam kondisi Offline, sebagai aplikasi visual berbasis browser untuk mengembangkan aplikasi Android secara visual, XAMPP (Apache, PHP dan My SQL) yaitu Apache merupakan paket aplikasi WebServer lokal, PHP sebagai Server Side scripting dan My SQL sebagai database dalam mengembangkan aplikasi berbasis web, Web Browser (Chrome/Mozilla), Editor HTML dan PHP serta FileZilla sebagai aplikasi FTP Client untuk mengupload seluruh berkas ke WebServer pada Web Hosting. Penempatan berkas pada layanan Web Hosting ini bertujuan agar dapat diakses oleh publik secara luas, dan dapat mengakses layanan gratis peta dari GoogleMaps.
10
1.6 Keaslian Penelitian Penelitian yang berkaitan dengan Aplikasi mobile dengan sistem operasi Android dengan menerapkan layanan berbasis lokasi atau LBS (Location Based Service) pernah dilakukan oleh Luca Calderoni, Dario Maio dan Paolo Palmieri pada tahun 2012 dengan Judul Location-aware Mobile Services for a Smart City : Design, Implementation and Deployment. Pada penelitian ini dibahas bagaimana merancang, implementasi dan penyebaran sebuah layanan mobile berbasis lokasi atau disini disebut sebagai Location-aware untuk Smart City. Smart City dalam pengembangannya dapat dibagi menjadi tiga inovasi yaitu pengembangan eksternal (arsitektural, ekologi dll), kedua adalah pengembangan di bagian hubungan (tata kelola, peraturan dan interaksi penduduk kota) dan yang ketiga adalah berfokus pada infrastruktur yang berbasis teknologi informasi. Interaksi dari penduduk kota dalam memberikan dan menerima informasi yang bermanfaat bagi mereka merupakan sebuah hal yang penting dalam pengembangan Smart City. Informasi tentang tempat dan waktu merupakan contohnya. Mengetahui informasi ini akan memberikan nilai pelayanan yang tinggi kepada penduduk kota. Aplikasi ini menggunakan sistem operasi android yang dipasang pada smartphone yang dapat mengakses informasi penting mengenai tempat dan acara yang sedang berlangsung disekitar lokasi tempat smartphone melakukan akses. Pada penelitian ini juga ditemukan teknik baru dalam akses basis data dari tabel data spasial yang lebih cepat. Penelitian yang dilakukan oleh Noraziarahtulhidayu Kamarudin dan Sazilah Salam dengan Judul Enabling Mobile Location Based Services for
11
Emergency Cases. Pada penelitian ini dikemukakan permasalahan yang dihadapi oleh Polisi maupun Petugas Pemadam Kebakaran di Malaysia dalam menangani sebuah kasus. Adapun permasalahan yang utama adalah keakuratan informasi dan waktu. Sehingga diusulkanlah penggunaan mode Push maupun Pull LBS dalam menangani permasalahan tersebut. Usulan ini diantaranya adalah dengan merancang sebuah sistem LBS yang diperuntukkan untuk kejadian gawat darurat / emergency dan biasanya sangat bermanfaat bagi Polisi maupun Petugas Pemadam Kebakaran. Untuk mode Pull LBS jika dibandingkan dengan mekanisme penanganan konvensional diperoleh peningkatan kecepatan aliran informasi sehingga penanganan dapat segera dilakukan. Sedangkan bagi masyarakat disekitarnya yang ingin mengetahui peristiwa atau kejadian yang terjadi disekitar mereka, dapat mengakses informasi tersebut dengan mudah melalui smartphone mereka. Dari penelitian di atas belum ditemukan penelitian tentang Pengembangan Kota Cerdas dengan membangun sebuah Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat dengan layanan berbasis lokasi atau LBS (Location Based Service) dalam bentuk aplikasi Client-Server dan memanfaatkan sistem operasi Android pada Client. Adapun pemetaan permasalahan penelitian ini dapat digambarkan melalui diagram Fishbone pada Gambar 1.1.
12
Arsitektur LBS
Model LBS
Pengembangan
(Location Based
(Location Based
Kota Cerdas
Service)
Service) Pull-based model
Sumber Daya Teknologi
CellID
GPS
Poll-based model
Infrastruktur
Push-based model Suprastruktur
OTDOA
Piranti Lunak /
Sistem Aplikasi
Aplikasi
LBS untuk pengembangan SI Pengaduan Masyarakat
Windows Phone
SI Kependudukan iOS Android
Sistem Informasi
Kota Cerdas
Blackberry
Sistem Operasi Mobile
Gambar 1.1 Diagram Fishbone Penelitian
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. State of The Art Review Penelitian tentang Aplikasi mobile berbasis Android dengan layanan LBS (Location Based Service) telah diteliti oleh banyak kalangan. Namun dari penelitian-penelitian tersebut, belum ada yang melakukan penelitian yang menuliskan tentang pemanfaatan LBS untuk pengembangan Kota Cerdas khususnya melalui sumbu utamanya Smart Governance. Beberapa referensi yang bisa dijadikan acuan untuk menjelaskan tentang penelitian tentang LBS untuk Aplikasi pelaporan dan pengaduan masyarakat tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Penelitian yang dilakukan oleh Luca Calderoni, Dario Maio dan Paolo Palmieri (2012) dengan judul Location-aware Mobile Services for a Smart City : Design, Implementation and Deployment. Pada penelitian ini dibahas bagaimana merancang, implementasi dan penyebaran sebuah layanan mobile berbasis lokasi atau disini disebut sebagai Locationaware untuk Smart City. Smart City dalam pengembangannya dapat dibagi menjadi tiga inovasi yaitu pengembangan eksternal (arsitektural, ekologi dll), kedua adalah pengembangan di bagian hubungan (tata kelola, peraturan dan interaksi penduduk kota) dan yang ketiga adalah berfokus pada infrastruktur yang berbasis teknologi informasi. Interaksi dari penduduk kota dalam memberikan dan menerima informasi yang bermanfaat bagi mereka merupakan sebuah hal yang penting dalam
14
pengembangan Smart City. Informasi tentang tempat dan waktu merupakan contohnya. Mengetahui informasi ini akan memberikan nilai pelayanan yang tinggi kepada penduduk kota. Pemodelan layanan Smart City ini dibagi menjadi tiga lapisan yaitu yang pertama lapisan layanan, berisi penyumbang informasi baik penduduk, organisasi, dunia usaha dan dari jaringan sensor maupun web. Lapisan kedua adalah kernel. Dan lapisan ketiga adalah lapisan akses yang berisi orang yang mengakses informasi yang sesuai untuknya yang telah melalui pemrosesan terlebih dahulu pada lapisan kernel. Sebagai studi kasusnya adalah sebuah aplikasi mobile yang memberikan informasi kepada pengguna tentang apa yang ada disekeliling tempatnya berada sekarang. Aplikasi ini menggunakan sistem operasi android yang dipasang pada smartphone yang dapat mengakses informasi penting mengenai tempat dan acara yang sedang berlangsung disekitar lokasi tempat smartphone melakukan akses. Pada penelitian ini juga ditemukan teknik baru dalam akses basis data dari tabel data spasial yang lebih cepat. 2.
Penelitian yang dilakukan oleh Gunita Mustika Hati (2013) dengan judul Aplikasi Penanda Lokasi Peta Digital Berbasis Mobile GIS pada Smartphone Android. Pada penelitian ini dikemukakan permasalahan akan suatu kebutuhan masyarakat untuk menyimpan data-data lokasi sesuai kebutuhan pengguna. Dengan bantuan Global Positioning System (GPS) yang berfungsi sebagai petunjuk lokasi, Location Based Service (LBS) yang menyediakan informasi berdasarkan letak geografis
15
perangkat mobile, melalui visualisasi Google Maps, maka aplikasi ini mudah digunakan. Aplikasi ini dibangun dengan pemrograman java Android menggunakan software ADT Bundle yang didalamnya terdapat Eclipse sebagai editor bahasa pemrograman java, ADT sebagai plugin untuk Eclipse, dan SDK untuk kepentingan development aplikasi berbasis Android. Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa aplikasi penanda lokasi peta digital berbasis mobile GIS pada smartphone android. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur utama seperti input data, menampilkan list data tersimpan, menampilkan rute pada peta, dan membackup serta mengimpor data. 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Noraziarahtulhidayu Kamarudin dan Sazilah Salam dengan Judul Enabling Mobile Location Based Services for Emergency Cases. Pada penelitian ini dikemukakan permasalahan yang dihadapi oleh Polisi maupun Petugas Pemadam Kebakaran di Malaysia dalam menangani sebuah kasus. Adapun permasalahan yang utama adalah keakuratan informasi dan waktu. Sehingga diusulkanlah penggunaan
mode
Push
maupun
Pull
LBS
dalam
menangani
permasalahan tersebut. Usulan ini diantaranya adalah dengan merancang sebuah sistem LBS yang diperuntukkan untuk kejadian gawat darurat / emergency dan biasanya sangat bermanfaat bagi Polisi maupun Petugas Pemadam Kebakaran. Untuk mode Pull LBS jika dibandingkan dengan mekanisme penanganan konvensional diperoleh peningkatan kecepatan aliran informasi sehingga penanganan dapat segera dilakukan. Sedangkan
16
bagi masyarakat disekitarnya yang ingin mengetahui peristiwa atau kejadian yang terjadi disekitar mereka, dapat mengakses informasi tersebut dengan mudah melalui smartphone mereka. 4.
Penelitian yang dilakukan oleh S. Noufan Maulana Rahman (2012) dengan Judul Sistem Informasi Geografi Pariwisata Yogyakarta berbasis mobile Android 2.2. Pada penelitian ini dikemukakan permasalahan dalam menampilkan informasi lokasi obyek wisata dan akomodasi wisata yang ada di Yogyakarta dalam perangkat mobile berbasis Android. Hasil dari penelitian ini adalah tersedianya aplikasi dengan layanan berbasis Android yang menyediakan informasi geografis dari lokasi wisata dan akomodasinya di wilayah Yogyakarta.
5.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmi Marwa Putri dengan Judul Aplikasi Petunjuk Arah Kampus Gunadarma (D&J) Menggunakan Metode Haversine. Pada Penelitian ini dikemukakan permasalahan dalam mencari Kampus D dan J dari Universitas Gunadharma. Sehingga diperlukan bantuan aplikasi berbasis mobile untuk membantu mahasiswa, tamu, karyawan dan lainnya untuk lebih mudah mencapai Kampus berdasarkan petunjuk arah yang ditampilkan pada peta GoogleMap dan perhitungan haversine formula untuk menghitung jarak tempuh terdekat kearah yang ingin dituju. Penelitian ini menggunakan prinsip LBS yaitu dengan Reverse Geocoding yaitu menentukan posisi geografis sebuah tempat pada peta dengan memasukkan koordinat (latitude dan longitude) dan kemudian Forward Geocoding untuk menentukan arah dan
17
Haversine Formula untuk menghitung jarak tempuh minimal suatu tempat ke tempat tertentu pada peta GoogleMap. Dari beberapa penelitian yang dapat dijadikan acuan mengenai Sistem Aplikasi LBS (Location Based Service) berbasis Android dapat dibuat rangkuman seperti ditunjukkan pada tabel 2.1. Tabel 2.1 Rangkuman penelitian Sistem Aplikasi LBS No.
Judul, Penulis
1
Location-aware Mobile Services for a Smart City : Design, Implementation and Deployment, Luca Calderoni, Dario Maio dan Paolo Palmieri Aplikasi Penanda Lokasi Peta Digital Berbasis Mobile GIS pada Smartphone Android, Gunita Mustika Hati
LBS, Aplikasi mobile berbasis Android
Disain, Penerapan dan Distribusi dari penggunaan aplikasi mobile dengan layanan berbasis lokasi untuk Smart City
Global Positioning System (GPS), Location Based Service (LBS), GIS, Android
aplikasi penanda lokasi peta digital berbasis mobile GIS pada smartphone android. Aplikasi ini memiliki beberapa fitur utama seperti input data, menampilkan list data tersimpan, menampilkan rute pada peta, dan membackup serta mengimpor data
Enabling Mobile Location Based Services for Emergency Cases, Noraziarahtulhidayu Kamarudin dan Sazilah Salam
Push LBS dan Pull LBS
sistem LBS yang diperuntukkan untuk kejadian gawat darurat / emergency bagi Polisi maupun Petugas Pemadam Kebakaran. Untuk mode Pull LBS jika dibandingkan dengan mekanisme penanganan konvensional diperoleh peningkatan kecepatan aliran informasi. Bagi masyarakat disekitarnya yang ingin mengetahui peristiwa atau kejadian yang terjadi disekitar mereka, dapat mengakses informasi tersebut dengan mudah melalui smartphone mereka
2
3
Metode
Deskripsi / hasil / kesimpulan
18
Tabel 2.1 (lanjutan) Rangkuman penelitian Sistem Aplikasi LBS No.
Judul, Penulis
4
Sistem Informasi Geografi Pariwisata Yogyakarta berbasis mobile Android 2.2., S. Noufan Maulana Rahman Aplikasi Petunjuk Arah Kampus Gunadarma (D&J) Menggunakan Metode Haversine, Rahmi Marwa Putri
5
Metode
Deskripsi / hasil / kesimpulan
GIS, Database Pariwisata, Android
aplikasi dengan layanan berbasis Android yang menyediakan informasi geografis dari lokasi wisata dan akomodasinya di wilayah Yogyakarta
LBS, Geocoding, Haversine, Android
aplikasi berbasis mobile untuk membantu mahasiswa, tamu, karyawan dan lainnya untuk lebih mudah mencapai Kampus berdasarkan petunjuk arah yang ditampilkan pada peta GoogleMap dan perhitungan haversine formula untuk menghitung jarak tempuh terdekat kearah yang ingin dituju
2.2. Pengembangan Kota Cerdas Belakangan ini cukup ramai terlihat sejumlah gubernur, bupati, walikota, maupun industri serta komunitas di berbagai belahan nusantara yang secara sadar, bersemangat, dan kolektif mencanangkan misi pembentukan Cyber Province, Cyber City, atau Smart City di daerahnya masing-masing. Tentu saja hal ini patut disambut gembira oleh seluruh praktisi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di tanah air karena adanya keinginan untuk menerapkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai upaya meningkatkan daya saing daerah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Untuk dapat membangun Smart City atau “Kota Cerdas” yang sesuai dengan keinginan, harus dimiliki sebuah kerangka yang holistik dan utuh, agar apa yang dibangun sesuai dengan kebutuhan kota/kabupaten terkait.
19
Apa yang dimaksud dengan “Kota Cerdas”?. Menurut Juan A. A. G. dan Andrea R. (2011) Kota Cerdas adalah administrasi publik atau pemerintah yang memberikan (atau bertujuan untuk) satu set layanan dan infrastruktur generasi baru, yang didasarkan pada teknologi informasi dan komunikasi. Mendefinisikan layanan generasi baru adalah tetap sedikit lebih kompleks dan lebih luas sebagai sistem dan layanan yang disediakan oleh kota-kota cerdas haruslah mudah digunakan, efisien, responsif, terbuka dan berkelanjutan bagi lingkungan. Konsep Kota Cerdas menyatukan semua karakteristik yang terkait dengan perubahan organisasi, pengembangan teknologi, ekonomi dan sosial dari sebuah kota modern. Layanan dan Infrastruktur Kota Cerdas memerlukan karakteristik yang menarik dan interaksi dengan dan untuk warga yang memanfaatkannya. Elemen sentral lainnya adalah sifat layanan yang adaptif, sistem TIK, infrastruktur, dan bangunan yang memahami konsep Kota Cerdas. Mereka mengakui status awal mereka melalui seperangkat indikator dan menyesuaikan respon mereka sesuai dengan perubahan eksternal yang mempengaruhi mereka. Pada dasarnya Kota Cerdas adalah sebuah kota yang mampu mengetahui secara dini (unsur pintar, preventif) kebutuhan riil masyarakatnya sehingga senantiasa dapat terpenuhi / terantisipasi keinginan publik tersebut melalui beragam aplikasi dan inovasi teknologi informasi (Prof. Richardus E.I.,2012). Contoh aplikasi sederhananya adalah adanya panel elektronik mengenai jadwal perhentian dan perjalanan pada setiap halte bis yang ada di kota tersebut untuk membantu terpenuhinya kebutuhan transportasi mereka. Contoh
20
aplikasi lainnya adalah mobil ambulance yang terhubung dengan Unit Gawat Darurat Rumah Sakit terdekat dan Palang Merah Indonesia untuk menjamin ketersediaan donor darah pada setiap insiden kecelakaan yang terjadi untuk menyelamatkan jiwa korban. Contoh lainnya lagi adalah aplikasi manajemen lampu merah untuk memastikan kelancaran transportasi di jalan-jalan utama atau protokol kota yang bersangkutan. Atau aplikasi lain seperti: sistem peringatan dini bencana alam, aplikasi kesehatan terpadu, sistem belajar atau pelayanan pendidikan berbasis online, aplikasi pelayanan publik 24/7, jaringan kemitraan UKM, dan lain sebagainya. Pada tahun 2005 Indonesia turut meratifikasi kesepakatan dalam pertemuan internasional WSIS (World Summit on Information Society) di kota Jenewa, Swiss. Sebanyak 10 indikator disepakati untuk menjadi tolak ukur pembangunan dan kesiapan Indonesia dalam memasuki era digital, dimana milestone pengukurannya disepakati akan dilakukan pada tahun 2015. Adapun kesepuluh indikator dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Menghubungkan seluruh perdesaan dengan TIK dan menciptakan titik-titik akses untuk komunitas dalam masyarakat. 2. Menghubungkan seluruh SLTP dan SMU dengan TIK 3. Menghubungkan seluruh pusat-pusat sains dan penelitian dengan TIK 4. Menghubungkan seluruh perpustakaan umum, Musium, Kantor Pos dan Kantor Arsip dengan TIK 5. Menghubungkan seluruh pusat kesehatan dan Rumah Sakit dengan TIK
21
6. Menghubungkan seluruh Departemen di Pemerintah Pusat dan membangun masing-masing halaman webnya. 7. Memasukkan TIK ke kurikulum SLTP dan SMU agar memenuhi tantangan akan “masyarakat informasi” 8. Memastikan seluruh populasi dunia mendapat akses layanan televisi dan radio 9. Mendorong pengembangan konten dan menempatkan kondisi teknis untuk memfasilitasi keberadaan dan penggunaan semua bahasa dunia di Internet 10. Memastikan bahwa lebih dari setengah penduduk dunia memiliki akses ke TIK dalam jangkauan mereka dan memanfaatkan TIK. Dari kesepuluh indikator tersebut dapat dilihat sejumlah komponen atau entitas yang perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh sebagai domain pengguna teknologi informasi dan komunikasi yang penting, seperti: sekolah, perguruan tinggi, fasilitas publik, pusat penelitian, rumah sakit dan institusi kesehatan masyarakat, dan lain sebagainya. Integrasi kurikulum dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi, jangkauan akses masyarakat terhadap pusat pelayanan informasi, pemanfaatan internet bagi seluruh lapisan masyarakat, pencapaian tingkat e-literasi yang memadai, dan lain sebagainya. Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) bekerja sama dengan Dewan TIK Nasional (Detiknas), Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dan PT Telekomunikasi Tbk. melakukan kajian untuk membangun sebuah instrumen yang dapat dipakai sebagai alat dalam mengukur kesiapan kota-kota dan kabupaten-kabupaten yang ada di Indonesia dalam
22
memasuki abad ekonomi digital. Hasilnya adalah sebuah kerangka holistik (bernama ZEN Framework) yang terdiri dari berbagai komponen saling berpengaruh (sistem) dalam tatanan sebuah kota/kabupaten masa depan. Pada dasarnya terdapat 6 (enam) buah komponen yang harus dipergunakan sebagai acuan dalam menilai kesiapan sebuah kota/kabupaten dimaksud, yaitu: (i)
infrastruktur;
(ii)
suprastruktur;
(iii) komunitas pengguna; (iv) sumber daya teknologi; (v)
strategi nasional; dan
(vi) manfaat yang diperoleh secara langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah penjelasan singkat masing-masing komponen dimaksud dari (i) sampai (vi). (i)
Infrastruktur Setiap kota/kabupaten membutuhkan jaringan telekomunikasi fisik yang dipergunakan sebagai media transmisi komunikasi elektronik masyarakatnya. Secara teknologi, infrastruktur yang ada dapat dibangun dengan memanfaatkan media darat (jaringan kabel atau fiber optic), media laut (jaringan kabel laut), maupun media udara (jaringan radio atau satelit). Tanpa adanya infrastruktur yang memadai, maka akan sulit dilakukan komunikasi dan interaksi yang efektif serta efisien di abad teknologi informasi ini. Dalam konteks ini, biasanya pemerintah-lah yang bertugas memastikan adanya infrastruktur dimaksud, tentu saja dengan bekerjasama
23
bersama sektor swasta sebagai pembangun dan pengelolanya (infrastruktur utama); sementara di masing-masing kota, kerap tumbuh infrastruktur tambahan yang dibangun oleh swadaya masyarakat, komunitas pendidikan tinggi, maupun
pihak lainnya sebagai pelengkap jejaring yang ada
(infrastruktur pendukung). Biasanya, ada dua hal yang dipakai dalam menilai kebercukupan infrastruktur diluar kualitas jaringan yang dibangun, masing-masing adalah besarnya kapasitas jaringan dan luasnya ruang jangkauan. (ii)
Suprastruktur Secara definisi, suprastruktur memiliki komponen utama individu atau kelompok manusia yang bertugas memanfaatkan dan mengelola sistem teknologi informasi yang dimiliki. Dalam konteks kota/kabupaten, seorang walikota atau bupati adalah pimpinan yang paling bertanggung jawab dalam mengelola
suprastruktur. Biasanya proses
pengelolaan dimulai dengan menyusun rencana dan strategi pemberdayaan sistem teknologi yang dimiliki - sebelum akhirnya menelurkan berbagai peraturan dan kebijakan untuk membangun lingkungan yang kondusif dalam lingkungan kota/kabupaten yang dipimpinnya. Agar pembangunan tersebut selaras dengan visi dan misi daerah yang bersangkutan, maka ada baiknya dikembangkan peta pandu (roadmap) perjalanan pembangunan TIK dan pendekatan manajemen tata kelolanya.
24
(iii) Komunitas Pengguna Teknologi dibangun
untuk kepentingan manusia dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Mereka pulalah yang selanjutnya mengembangkan teknologi dimaksud agar sesuai dengan
konteks
pekerjaannya masing-masing. Paling tidak terdapat 4 (empat) kelompok komunitas yang relevan dan paling berpengaruh. 1. Pertama
adalah
pemerintah,
selaku
regulator
yang
paling
bertanggung jawab dalam mengembangkan kota/kabupaten yang bersangkutan. 2. Kedua adalah komunitas industri (swasta) yang selain berfungsi sebagai pengguna teknologi, juga merupakan
sektor industri
tersendiri yang mengembangkan industri TIK dimaksud. 3. Ketiga
adalah
komunitas
pendidikan,
selaku
pihak
yang
merepresentasikan para individu terpelajar dan pemikir yang selain sangat intensif dalam memanfaatkan teknologi, namun menjadi penentu meningkatnya tingkat kualitas pendidikan di daerah tersebut. 4. Dan yang keempat adalah individu maupun kelompok masyarakat tertentu - seperti organisasi massa, partai, yayasan, perhimpunan, dsb - yang aktif berkarya di daerah bersangkutan. (iv) Sumber Daya Teknologi Penerapan
sistem
dan
teknologi
informasi
membutuhkan sejumlah sumber daya yang mencukupi.
yang
efektif
25
1. Yang pertama adalah SDM atau Sumber Daya Manusia, atau individu maupun kelompok masyarakat yang dapat mengelola teknologi yang dimiliki baik secara manajerial, administratif maupun dari segi teknis operasional. 2. Yang kedua adalah beraneka ragam jenis aplikasi yang berfungsi untuk
membantu
masyarakat
kota/kabupaten
mendukung aktivitasnya sehari-hari. Keseluruhan
terkait
dalam
program dan
portofolio aplikasi ini (biasanya disebut sebagai software
atau
piranti lunak) dikembangkan oleh industri teknologi informasi yang berada di daerah tersebut, maupun yang diperoleh dari tempat lain (nasional, regional, atau internasional). 3. Yang ketiga adalah
beragam piranti keras dan
teknologi yang
diinstalasi pada titik-titik infrastruktur, seperti komputer, kanal akses, piranti jaringan, kios teknologi, tele center, community access point (PLIK/MPLIK), warung internet, dan lain sebagainya. 4. Dan yang keempat terkait dengan kolektif
repositori data dan
sumber informasi berbasis elektronik/digital, termasuk di dalamnya database penduduk, pustaka kota, rekaman peristiwa masa lampau (disimpan pada berbagai lokasi seperti kantor media massa, aplikasi knowledge management industri, catatan pemerintah, dan lain-lain), dan beragam sumber data lainnya.
26
(v)
Strategi Nasional Dalam era otonomi daerah, kota/kabupaten dapat membuat dan menentukan cetak biru pembangunannya masing masing, termasuk halnya dalam bidang TIK. Walau bagaimanapun juga, sebagai sebuah negara kesatuan, harus ada keselarasan antara pembangunan dan pengembangan TIK daerah dengan berbagai program TIK berskala nasional, agar maksud tercapainya daya saing bangsa dapat tercapai. Contohnya program nasional yang harus senantiasa selaras dengan daerah adalah berbagai flagships yang berada di bawah inisiatif Kemendagri maupun Detiknas (Dewan TIK Nasional), seperti program: e-KTP, e-Education, e-Learning, e-Government, dan lain sebagainya.
(vi) Manfaat Utilisasi Pada akhirnya, keseluruhan TIK yang dikembangkan oleh kota/kabupaten dimaksud haruslah memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakatnya. Apakah berupa peningkatan pendapatan daerah, perbaikan transparansi, percepatan utilisasi sumber daya, atau manfaat lainnya - TIK harus benar-benar memberikan value bagi penghuni kota/kabupaten terkait.
2.3. E-Government Solution Map Pemerintah Kabupaten Badung selalu mengupayakan peningkatan pelayanan khususnya pelayanan informasi kepada masyarakat. Otomasi pelayanan selalu diupayakan peningkatan-peningkatan. Penerapan Teknologi Informasi di
27
semua lini pelayanan adalah salah satu kegiatan strategis dalam usaha penyebaran informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat. Namun dalam implementasi penerapan Teknologi Informasi dimaksud sering dilakukan secara parsial. Hal ini mendasari disusunnya Rencana Detail Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten Badung sebagai Peraturan Bupati Badung Nomor 82 Tahun 2012. Dalam Peraturan Bupati tersebut telah dirancang sebuah kerangka eGovernment bidang pelayanan yang didalamnya tercantum sub bagian Pengaduan Masyarakat.
Dalam Dokumen Rencana
Penerapan Teknologi Informasi
Pemerintah Kabupaten Badung ini disusun sebuah kerangka e-Government Pemerintah Kabupaten Badung dengan Bidang Pelayanan sebagai berikut : 1. Bidang Pelayanan, terdiri dari Kependudukan, Perpajakan dan Retribusi, Pendaftaran dan Perijinan, Bisnis dan Investasi, Pengaduan Masyarakat dan Publikasi Info Umum dan Kepemerintahan. 2. Bidang Administrasi dan Manajemen, terdiri dari Surat Elektronik, Sistem Dokumen Elektronik, Sistem Pendukung Keputusan, Kolaborasi dan Koordinasi dan Manajemen Pelaporan Pemerintahan. 3. Bidang Legislasi, terdiri dari Sistem Administrasi DPRD, Sistem Pemilu Daerah, Katalog Hukum, Peraturan dan Perundangan 4. Bidang Pembangunan terdiri dari, Sistem Informasi dan Manajemen Data, Perencanaan Pengelolaan Pembangunan
Pembangunan dan
Monitoring
Daerah, Proyek,
Sistem Sistem
Perencanaan Evaluasi
Proyek, dan
Info
28
5. Bidang Keuangan, terdiri dari Sistem Anggaran, Sistem Kas dan Perbendaharaan, Sistem Akuntansi Daerah 6. Bidang Kepegawaian, terdiri dari Pengadaan PNS, Sistem Absensi dan Penggajian, Sistem Penilaian Kinerja PNS, Sistem Pendidikan dan Latihan. Disisi lain, sistem aplikasi dikembangkan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan fungsi kepemerintahan yaitu terdapat sebuah Cetak Biru (Blue Print) yang kemudian disebut sebagai Kerangka Fungsional Sistem Kepemerintahan yang terdiri dari Kelompok Blok Fungsi dan bagian-bagiannya (Komponen Modul) disusun dalam sebuah Bagan Fungsi. Dengan mempertimbangkan fungsi sistem aplikasi dan layanannya, sistem aplikasi tersebut kemudian disusun dan dikelompokkan dalam sebuah sistem kerangka arsitektur, yang dalam dokumen Cetak Biru (BluePrint) ini selanjutnya disebut sebagai Peta Solusi Aplikasi eGovernment. Dalam peta solusi aplikasi e-Government, sistem aplikasi dikelompokkan melalui pendekatan matrik antara orientasi fungsi layanan dan sifat fungsi sistem aplikasi tersebut. Melalui pendekatan ini, sistem aplikasi dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok sebagai berikut : 1. Kelompok
sistem
aplikasi
yang
orientasi
fungsinya
langsung
memberikan pelayanan kepada penggunanya (aplikasi front office). 2. Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya lebih banyak ditujukan
untuk
administrasi
memberikan
kepemerintahan,
bantuan serta
kelembagaan (aplikasi back office).
pekerjaan
fungsi-fungsi
yang
bersifat
kedinasan
dan
29
3. Kelompok sistem aplikasi yang fungsi layanannya bersifat mendasar dan umum, diperlukan oleh setiap pengguna, atau setiap sistem aplikasi lain yang lebih spesifik. Untuk setiap kelompok sistem tersebut, masing-masing dibagi lagi ke dalam tiga sub-grup berdasarkan orientasi pengguna yang dilayaninya, sebagai berikut (Dishubkominfo,2012): 1. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan dan kepentingan masyarakat (G2C: Government To Citizen) 2. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan dan
kepentingan kalangan bisnis (G2B
:
Government To Business) 3. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya melayani kebutuhan internal lembaga kepemerintahan, atau kebutuhan dari pemerintah daerah lainnya (G2G: Government To Government). Sedangkan adapun standar kebutuhan sistem aplikasi yang harus dipenuhi oleh setiap sistem aplikasi e-Government adalah antara lain : 1. Reliable, yaitu menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat berjalan dengan handal. Robust terhadap kesalahan pemasukan data, perubahan sistem operasi dan bug free.
30
2. Interoperable, yaitu menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat saling berkomunikasi serta bertukar data dan informasi dengan sistem aplikasi lain untuk membentuk sinergi sistem. 3. Scalable, yaitu menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat dengan mudah ditingkatkan kemampuannya, terutama penambahan fitur baru, penambahan user dan kemampuan pengelolaan data yang lebih besar. 4. User Friendly, yaitu menjamin bahwa sistem aplikasi akan mudah dioperasikan dengan user interface (antar muka pengguna) yang lazim berlaku di pemerintahan dan sesuai dengan kebiasaan bahasa dan budaya penggunanya. 5. Integrateable yaitu menjamin sistem aplikasi mempunyai fitur untuk kemudahan integrasi dengan sistem aplikasi lain, terutama untuk melakukan transaksi pertukaran data dan informasi antar sistem aplikasi e-Government, baik dalam lingkup satu pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lain.
2.4. Global Positioning Sistem dan Assisted GPS Global Positioning System (GPS) adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan
31
ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistim ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna. -
Bagian Kontrol : Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal dari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi.
-
Bagian Angkasa : Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil diatas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi ‘waktu/jam’ ini. Data ini dipancarkan dengan kode ‘pseudorandom’. Masing-masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan
32
sinyal satelit juga akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat diatasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari terbenam/terbit). Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum. -
Bagian Pengguna : Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi. Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan
33
hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat. Assisted GPS (A-GPS) sebenarnya sama dengan GPS tapi pada sistem ini ada bantuan dari base station dalam penentuan posisi yaitu jaringan internet dari operator yang digunakan untuk memperbaiki koordinat/posisi sehingga receiver GPS dapat memproses lebih cepat, akurat, dan efisien. A-GPS menggunakan jaringan internet sehingga pengguna dikenakan biaya untuk akses data. Namun, A-GPS juga dapat digunakan secara offline hanya saja membutuhkan aplikasi tertentu sebagai antar mukanya. Teknologi A-GPS inilah yang saat ini banyak digunakan dalam smartphone.
2.5. Location Based Services Layanan
Berbasis
Lokasi
(LBS)
adalah
sebuah
platform
yang
menyediakan layanan informasi berbasis pada lokasi sekarang atau lokasi yang dikenal, didukung oleh platform peta elektronik (Sandeep K., dkk, 2009). Informasi lokasi tersebut (koordinat lintang dan bujur) dari pengguna akhir dapat diperoleh melalui jaringan komunikasi bergerak atau Global Navigation Satellite Systems (GNSS). Penelitian berfokus pada LBS sangat luas dan sejumlah layanan ini telah dilaksanakan dan diuji. Sistem informasi Tourist adalah contoh yang ideal untuk aplikasi tersebut. Sistem ini menawarkan informasi untuk wisatawan dengan mempertimbangkan akun lokasi mereka saat ini.
34
Layanan Berbasis Lokasi (LBS) memberikan personalisasi layanan kepada pelanggan berdasarkan posisi mereka saat ini yang menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS), Sistem Informasi Geografis (GIS) dan teknologi Wireless Communication (WC). LBS menawarkan kepada dunia modern sebuah alat untuk manajemen yang efisien dan kontrol yang berkesinambungan. Semakin banyak orang terlibat di LBS baik industri maupun dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai tujuan mereka. Kebutuhan dan permintaan yang meningkat terhadap LBS komersial memicu ilmuwan untuk mengembangkan LBS secara lebih fokus untuk mencapai posisi yang lebih akurat. Banyak aplikasi yang dikembangkan hal mana membutuhkan sebuah integrasi yang baik antara teknologi GIS dengan teknologi komputasi bergerak dalam rangka memenuhi kebutuhan sebuah LBS, yaitu salah satu aplikasi yang paling menjanjikan dari GIS. Layanan berbasis lokasi (LBS) menyediakan layanan kepada pengguna dengan konten yang disesuaikan dengan lokasi pengguna saat ini, seperti restoran / hotel / klinik terdekat, yang diambil dari database spasial yang disimpan jauh di Server LBS. LBS tidak hanya melayani pengguna ponsel individu, tetapi juga memainkan peran penting dalam keselamatan publik, transportasi, manajemen respon darurat, dan bencana. Dengan meningkatnya jumlah perangkat mobile yang menampilkan teknologi built-in Global Positioning System (GPS), LBS memiliki pertumbuhan pesat yang dialami dalam beberapa tahun terakhir.
35
Arsitektur dari sebuah sistem LBS dapat dibagi menjadi 3 (tiga) berdasarkan metode memperoleh informasi lokasi pada aplikasinya, yaitu (Noraziahtulhidayu K., dkk, 2011): -
CellID System Sistem CellID memposisikan user equipment (UE) dalam jangkauan dari sel yang sedang melayaninya. Informasi ini mungkin saja memiliki nilai yang terbatas untuk Sel yang besar, namun sangat bernilai jika disediakan oleh sebuah pico cell dengan jangkauan sampai 100m.
-
Observed Time Difference of Arrival (OTDOA) Sistem OTDOA menggunakan triangulasi dari paling sedikit tiga base station untuk menentukan posisi geografis. Jarak lokasi dari masingmasing station kemudian dihitung dari Round Trip Time dari user equipment (UE).
-
Global Positioning System (GPS) Teknologi ini merupakan yang terbaik dan masih diklaim sebagai yang terakurat
dalam
menentukan
lokasi
pengguna
yaitu
dengan
memanfaatkan triangulasi dari sinyal satelit. Adapun cara kerja sistem LBS dapat dibagi menjadi tiga model, yaitu Pullbased model, Poll-based model dan Push-based model seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1. Adapun penjelasan untuk masing-masing model tersebut adalah sebagai berikut (Sandeep K., dkk, 2009) :
36
a) Pull-based model Location Proxy berada diantara aplikasi klien dan aplikasi LBS. Ketika klien memulai permintaan LBS pada aplikasi LBS, informasi lokasi dari klien dilekatkan pada permintaan (request) oleh Location Proxy dan diteruskan ke aplikasi LBS. b) Poll-based model Aplikasi LBS secara aktif mengirim permintaan lokasi melalui antar muka lokasi ke Server Lokasi (LS), yang bertanggungjawab dalam memperoleh lokasi yang diminta oleh klien. Pada model ini, Aplikasi LBS terus menerus menyimpan LS atau membuatkan daftar on demand LS dalam upayanya menjawab pertanyaan dari klien. c) Push-based model Aplikasi LBS mem push informasi lokasi kepada klien menurut preferensi klien dengan melacak keberadaan perangkat mobile milik pengguna.
Gambar 2.1 Model Layanan LBS (Sumber : Sandeep K.,dkk,2009)
37
2.6. Android Android merupakan sebuah sistem operasi telepon seluler dan komputer tablet layar sentuh (touchscreen) yang berbasis Linux. Namun dalam perkembangannya Android menjadi sebuah platform. Platform Android terdiri dari sistem operasi berbasis Linux, sebuah GUI (Graphic User Interface), sebuah web browser dan aplikasi end-user yang dapat di download dan juga pra pengembang bias dengan leluasa berkarya serta menciptakan aplikasi yang terbaik dan terbuka untuk digunakan oleh berbagai macam perangkat (Ahmad D.K.,2013). Saat ini, sistem operasi Android menjadi pilihan yang menguntungkan bagi banyak vendor smartphone, karena memiliki biaya lisensi yang lebih murah dan sifatnya yang semi-open source. Selain itu, Android tentunya juga akan support dengan berbagai layanan dari Google. Sistem Operasi Android telah mengalami perkembangan dari versi beta yang dirilis pada tahun 2007 dan dilanjutkan dengan versi pertama pada tahun 2008 dengan sebutan Android 1.0 Astro, versi kedua pada tahun 2009 dengan sebutan Android 1.1 Bender, pada tahun 2009 Android 1.5 Cupcake, selanjutnya Android 1.6 Donut dan Android 2.0/2.1 Éclair masih di tahun 2009. Pada tahun 2010 dilanjutkan dengan Android 2.2 Froyo, Android 2.3 Gingerbread dan pada tahun 2011 Android 3.0/3.1 Honeycomb dan Android 4.0 ICS. Versi yang terakhir sampai saat ini yang digunakan pada smartphone dan computer tablet di Indonesia adalah Android versi 4.1 atau 4.2 Jelly Bean. Pada 3 September tahun 2013 yang lalu, Google baru saja mengumumkan versi 4.4 dari android yang dinamai KitKat.
38
2.6.1 Arsitektur Aplikasi Berbasis Android Google mengibaratkan Android sebagai sebuah tumpukan software. Setiap lapisan tumpukan ini menghimpun beberapa program yang mendukung fungsi-fungsi spesifik dari sistem operasi. Berikut ini susunan dari lapisan-lapisan tersebut jika dilihat dari lapisan dasar hingga lapisan teratas yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.(Ahmad D.K.,2013). a. Linux Kernel Tumpukan paling bawah pada arsitektur Android ini adalah kernel. Google menggunakan kernel Linux versi 2.6 untuk membangun sistem Android, yang mencakup memory management, security setting, power management, dan beberapa driver hardware. Kernel berperan sebaagai abstraction layer antara hardware dan keseluruhan software. Sebagai contoh, HTC GI dilengkapi dengan kamera. Kernel Android terdapat driver kamera yang memungkinkan pengguna mengirimkan perintah kepada hardware kamera.
Gambar 2.2 Lapisan arsitektur aplikasi android. (Sumber : Ahmad D.K.,2013)
39
b. Android Runtime Lapisan setelah Kernel Linux adalah Android Runtime. Android Runtime ini berisi Core Libraries dan Dalvik Virtual Machine. Core Libraries mencakup serangkaian inti library Java, artinya Android menyertakan satu set librarylibrary dasar yang menyediakan sebagian besar fungsi-fungsi yang ada pada library-library dasar bahasa pemrograman Java. Dalvik adalah Java Virtual Machine yang memberi kekuatan pada sistem Android. Dalvik VM ini di optimalkan untuk telepon seluler. Setiap aplikasi yang berjalan pada Android berjalan pada prosesnya sendiri, dengan instance dari Dalvik Virtual Machine. Dalvik telah dibuat sehingga sebuah piranti yang memakainya dapat menjalankan multi Virtual Machine dengan efisien. Dalvik VM dapat mengeksekusi file dengan format Dalvik Executable (.dex) yang telah dioptimasi untuk menggunakan minimal memory footprint. Virtual Machine ini register-based, dan menjalankan classclass
yang
dicompile
menggunakan
compiler
Java
yang
kemudian
ditransformasi menjadi format .dex menggunakan "dx" tool yang telah disertakan. Dalvik Virtual Machine (VM) menggunakan kernel Linux untuk menjalankan fungsi-fungsi seperti threading dan low-level memory management. c.
Libraries Bertempat di level yang sama dengan Android Runtime adalah Libraries.
Android menyertakan satu set library-library dalam bahasa C/C++ yang digunakan oleh berbagai komponen yang ada pada sistem Android. Kemampuan
40
ini dapat diakses oleh programmer melewati Android application framework. Sebagai contoh Android mendukung pemutaran format audio, video, dan gambar. Berikut ini beberapa core library tersebut : -
System C library diturunkan dari implementasi standard C system library (libc) milik BSD, dioptimasi untuk piranti embedded berbasis Linux
-
Media Libraries berdasarkan PacketVideo's OpenCORE; library-library ini mendukun playback dan recording dari berbadai format audio and video populer, meliputi MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, and PNG
-
Surface Manager mengatur akses pada display dan lapisan composites 2D and 3D graphic dari berbagai aplikasi
-
LibWebCore web browser engine modern yang mensupport Android browser maupun embeddable web view
-
SGL the underlying 2D graphics engine
-
3D libraries implementasi berdasarkan OpenGL ES 1.0 APIs; library ini menggunakan hardware 3D acceleration dan highly optimized 3D software rasterizer
41
-
FreeType bitmap dan vector font rendering
-
SQLite relational database engine yang powerful dan ringan tersedia untuk semua aplikasi
d. Application Framework Lapisan selanjutnya adalah application framework, yang mencakup program untuk mengatur fungsi-fungsi dasar smartphone. Application Framework merupakan serangkaian tool dasar seperti alokasi resource smartphone, aplikasi telepon, pergantian antar - proses atau program, dan pelacakan lokasi fisik telepon. Para pengembang aplikasi memiliki aplikasi penuh kepada tool-tool dasar tersebut, dan memanfaatkannya untuk menciptakan aplikasi yang lebih kompleks. Programmer mendapatkan akses penuh untuk memanfaatkan API-API (Android Protocol Interface) yang juga digunakan core applications. Arsitektur aplikasi didesain untuk menyederhanakan pemakaian kembali komponenkomponen, setiap aplikasi dapat menunjukkan kemampuannya dan aplikasi lain dapat memakai kemampuan tersebut. Mekanisme yang sama memungkinkan pengguna
mengganti
komponen-komponen
yang
dikehendaki.
Di dalam semua aplikasi terdapat servis dan sistem yang meliputi : -
Satu set Views yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi meliputi lists, grids, text boxes, buttons, dan embeddable web browser
42
Content Providers yang memungkinkan aplikasi untuk mengakses data
-
dari aplikasi lain (misalnya Contacts), atau untuk membagi data yang dimilikinya. Resource Manager, menyediakan akses ke non-code resources misalnya
-
localized strings, graphics, dan layout files Notification
-
Manager yang
memungkinkan
semua
aplikasi
untuk
menampilkan custom alerts pada the status bar Activity Manager yang memanage life cycle of dari aplikasi dan
-
menyediakan common navigation backstack e.
Application Di lapisan teratas terdapat aplikasi itu sendiri. Di lapisan inilah terdapat
fungsi-fungsi dasar smartphone seperti menelepon dan mengirim pesan singkat, menjalankan web browser, mengakses daftar kontak, dan lain-lain. Akses fungsi-fungsi dasar tersebut melalui user interface. Google menjabarkan aplikasi Android ke dalam empat blok bangunan dasar (tidak semua aplikasi mempunyai keempatnya) yaitu : -
Activities yaitu ketika sebuah aplikasi memunculkan screen di layar. Sebagai contoh, sebuah aplikasi GPS mempunyai screen peta dasar, screen rencana perjalanan, dan screen rute di atasnya. Ketiga penampakan screen ini disebut activities.
-
Intents yaitu mekanisme perpindahan dari suatu activity ke activity lainnya.
43
Sebagai contoh ketika merencanakan perjalanan pada aplikasi GPS, intent akan menginterpretasi input dan mengaktifkan screen rute di atas screen peta. -
Services yaitu serupa dengan service di PC dan Server, program yang berjalan di belakang layar, tanpa interferensi dari pengguna.
-
Content Provider yaitu mekanisme yang memungkinkan sebuah aplikasi berbagi informasi dengan aplikasi lainnya.
2.6.2 Fitur-fitur Android Beberapa fitur yang dimiliki oleh sistem operasi Android adalah sebagai berikut : -
Application framework mendukung pemakaian komponen-komponen yang mudah diganti dan digunakan kembali.
-
Dalvik virtual machine dioptimasi untuk piranti mobile
-
Integrated browser dibangun dari engine browser open source WebKit
-
Optimized graphics
44
didukung oleh custom 2D graphics library; 3D graphics dibangun berdasarkan OpenGL ES 1.0 specification (dukungan hardware acceleration optional) -
SQLite untuk penyimpanan database terstruktur
-
Media support untuk mendukung berbagai audio, video, dan still image formats (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)
-
GSM Telephony
-
Bluetooth, EDGE, 3G, and WiFi
-
Camera, GPS, compass, and accelerometer
-
Rich development environment meliputi device emulator, tools untuk debugging, memory dan performance profiling, dan plugin untuk Eclipse IDE
2.6.3
Keunggulan Android Beberapa keunggulan Android adalah :
-
Keterbukaan Android menyediakan akses ke fungsi dasar perangkat mobile menggunakan standar panggilan ke API.
45
-
Penghancuran perbatasan Dapat menggabungkan informasi dari Internet ke dalam telepon, seperti informasi kontak, atau data pada lokasi geografis untuk mendapatkan kesempatan baru.
-
Kesamaan aplikasi Untuk Android ada perbedaan antara telepon utama aplikasi dan perangkat lunak lain.
-
Cepat dan mudah dalam mengembangkan SDK memiliki semua yang dibutuhkan untuk membuat dan menjalankan aplikasi Android.
2.7. Google Map dan Geocoding Peta dari Google yang lebih dikenal dengan Google Map merupakan basis peta elektronik yang dapat digunakan dalam aplikasi berbasis sistem operasi Android. Google Map dapat menjadi bagian dari user interface melalui Android graphic library. Layanan berbasis lokasi (LBS) berbasis Android dapat memanfaatkan teknologi seperti GPS dan teknologi penentuan lokasi dari Google berbasis sel untuk menentukan posisi dari perangkat pengguna. Lokasi tersebut dapat dinyatakan dalam koordinat berupa latitude dan longitude. Untuk mengkombinasikan peta dan lokasi, Android memiliki sebuah Application Programming Interface (API) untuk forward dan reverse geocoding yang dapat menentukan koordinat suatu tempat pada peta dan alamat dari suatu posisi di peta. Reverse Geocoding menyediakan cara untuk mengkonversi
46
koordinat geografis (longitude, latitude) menjadi sebuah alamat pada peta dan Forward Geocoding menyediakan koordinat geografis dari sebuah posisi pada peta (Amit K., dkk, 2011).
2.8. App Inventor 2 App Inventor merupakan Aplikasi Pengembangan Perangkat Lunak dengan antarmuka grafis yang dikembangkan oleh Google, MIT Media Lab yang ditulis dalam bahasa Java dan Skema Kawa berplatform Android. Aplikasi ini memungkinkan seseorang dalam membangun sebuah aplikasi berplatform Android dengan lebih sederhana yang disebabkan oleh telah disediakannya balokbalok built-in, sehingga pengguna cukup melakukan drag dan drop balok yang sesuai dengan kata lain memasangkan balok-balok yang terdiri dari balok controls, logic, math, text, lists, colors,variables dan procedures. Walaupun masih dalam tahap pengembangan dan masih terbatas, namun App Inventor versi 2 telah cukup lengkap bila digunakan dalam membangun sebuah aplikasi yang kompleks sekalipun yang menggunakan : -
Sensors : yang mengakses lokasi, kecepatan, orientasi dan lainnya.
-
ActivityStarter : akses terhadap aplikasi pihak ketiga lainnya, seperti GoogleMaps
-
TinyDB dan WebDB : basis data baik yang lokal maupun web database,
-
Web : bekerja dengan aplikasi berbasis web lainnya seperti Server Side scripting PHP, sehingga akses database seperti MySql dapat dilakukan.
47
App Inventor 2 juga dapat bekerja dengan berkas, multimedia, menggambar dan animasi, pengambilan gambar, pengambilan daftar, dan semua jenis input form yang terdapat dalam layanan web seperti button, checkbox, label, slider, spinner, textbox, dan passwordtextbox. 2.9. eXtensible Markup Language dan Comma Separated Value 2.9.1 XML Untuk membuat layanan berbasis Web dan dapat berkomunikasi dengan perangkat berbasis mobile dengan system operasi Android, diperlukan parsing data. Data yang diambil dari sebuah tabel di database dirubah kedalam format XML yang kemudian diparsing sehingga dapat ditampilkan pada aplikasi dengan sistem operasi Android. XML adalah singkatan dari eXtensible Markup Language. XML adalah bahasa mark up. Bahasa mark up adalah sekumpulan aturan-aturan yang mendefinisikan
suatu
sintaks
yang
digunakan
untuk
menjelaskan
dan
mendeskripsikan teks atau data dalam sebuah dokumen melallui penggunaan tag. XML terletak pada inti Web Service yang digunakan untuk mendeskripsikan data. Fungsi utama dari XML adalah komunikasi antar aplikasi, integrasi data, dan komunikasi aplikasi eksternal dengan partner luaran. Dengan standarisasi XML, aplikasi-aplikasi yang berbeda dapat dengan mudah berkomunikasi antar satu dengan yang lain. Seperti halnya dengan HTML, XML juga menggunakan elemen yang ditandai dengan tag pembuka (diawali dengan ‘<’ dan diakhiri dengan ‘>’), tag penutup (diawali dengan ‘’ diakhiri dengan ‘>’) dan atribut elemen (parameter
48
yang dinyatakan dalam tag pembuka misalnya form name=”alamat”>). Perbedaannya dengan HTML adalah HTML mendefinisikan dari awal tag dan atribut yang dipakai didalamnya, sedangkan pada XML dapat menggunakan tag dan atribut secara bebas.
2.9.2 CSV sebagai pengganti JSON JSON (JavaScript Object Notation) merupakan format yang ringan untuk memasukan data ke dalam sebuah variabel. Sangat mudah dimengerti dan diimplementasikan oleh manusia, dan mudah juga untuk komputer dalam melakukan parsingnya. JSON dibangun dalam dua struktur: 1. Beberapa pasangan dari nama/nilai. Dalam beberapa bahasa perograman biasa disebut dengan istilah object, record, struct, tabel hash, key list atau associative array. 2. Nilai-nilai yang terusun secara ordered list. Biasa disebut dengan array, vector, list atau daftar dalam bahasa pemrograman. Struktur-struktur data tersebut dikenal sebagai struktur data universal. Pada dasarnya semua bahasa pemrograman modern mendukung struktur data ini dalam bentuk yang sama maupun berlainan. Karena format data mudah dipertukarkan dengan bahasa-bahsa pemrograman yang juga berdasarkan pada struktur data ini.
49
Struktur penulisan JSON ditandai dengan tanda {} dan []. Tanda kurung kurawal ( {} ) menandakan JSONObject dan tanda kurung kota ( [] ) menandakan JSONArray. CSV (Comma Separated Value) merupakan salah satu format yang digunakan dalam standar file ASCII. Format ini menggunakan tanda koma (,) sebagai pemisah antara satu elemen dengan yang lainnya. Format penulisan CSV dipisahkan dengan menggunakan koma (,) atau titik koma (;). Yang perlu dilakukan hanyalah menyisipkan tanda titik koma di antara data-data yang ada. Adapun keuntungan menyimpan data dalam bentuk CSV adalah karena kompatibilitas yang cukup tinggi, karena hamper semua program pengolahan data sudah mendukung format CSV. Karena kompatibilitas yang tinggi ini, seringkali format CSV dijadikan standar dalam pengolahan data. Termasuk dalam penelitian ini, oleh karena diperlukan parsing data dari web server ke perangkat berbasis android, data-data dari basis data Mysql disusun dalam format CSV agar mudah diterjemahkan pada aplikasi android khususnya yang dikembangkan dengan App Inventor 2.
2.10. Optimasi Range Query Dalam sistem aplikasi untuk pengembangan Kota Cerdas digunakan proses akses database berupa On-Line Transaction Processing (OLTP). Online Transaction Processing atau sering dikenal dengan OLTP adalah sistem yang berorientasi proses yang memproses transaksi secara langsung melalui komputer yang terhubung dalam jaringan. Misalnya biasa digunakan pada sebuah
50
supermarket, kasir menggunakan mesin dalam proses transaksinya. OLTP mempunyai karakteristik beberapa user dapat creating, updating, retrieving untuk setiap record data, OLTP sangat optimal untuk updating data. Untuk mengoptimalkan waktu akses database dalam sistem aplikasi ini digunakan pembatasan range query atas akses database hal mana dibuatkan sebuah kotak imajiner dalam peta dengan batas-batas berupa koordinat latitude dan longitude. Pengguna yang memberikan data lokasinya kemudian dijadikan patokan untuk membuat kotak tersebut. Sehingga, area di luar kotak tersebut tidak dilakukan proses query terhadap data yang ada. Hal ini sangat menghemat waktu dan sumber daya dalam penggunaan aplikasi ini.
2.11. Sistem Aplikasi Pengaduan yang telah ada Sistem Aplikasi mobile berbasis Android untuk Pelaporan atau pengaduan masyarakat telah ada, hanya saja diperuntukkan untuk Kabupaten atau Kota lain yaitu Bandung dan Jakarta. Sedangkan di luar negeri ada aplikasi sejenis yaitu di India dan Singapura. Di Bandung, aplikasi ini diusung oleh Bapak Ridwan Kamil, sebagai terobosan dalam menyelesaikan beberapa permasalahan yang kerap dikeluhkan masyarakat Kota Bandung. Pada aplikasi ini, belum ada fitur monitoring yang disediakan untuk memantau tindak lanjut pihak yang berwenang terhadap laporan masyarakat tersebut. NgaBandungan adalah aplikasi mobile berbasis Android yang disediakan bagi masyarakat kota Bandung untuk ikut berperan serta dalam melaporkan
permasalahan
yang
terjadi
di
Kota
Bandung
51
(http://www.ridwankamil.net/ngabandungan). Aplikasi NgaBandungan mencoba menyelesaikan empat permasalahan di Bandung, yaitu sampah, jalan berlubang, macet, dan fasilitas umum yang rusak. Pengguna bisa melaporkan keluhan dengan meng-upload foto dan deskripsi, serta menunjukkan lokasi. Setelah itu pengguna bisa melihat keluhan-keluhan yang telah diverifikasi oleh admin pada fitur Timeline, serta memberi “like” dan membagi “share” laporan yang penting agar segera ditindaklanjuti. NgaBandungan juga menyediakan fitur Statistik untuk memperlihatkan jumlah total permasalahan yang sudah dilaporkan. Di Jakarta, belum ada aplikasi yang serupa dengan NgaBandungan. Namun Jakarta memiliki situs pelaporan seperti Halo Jakarta yang memungkinkan penduduk di Jakarta melaporkan keluhan dan menunjukkan lokasi keluhannya melalui platform crowdmap. Keluhan yang dilaporkan di situs ini mempunyai cakupan yang lebih luas, seperti keluhan terhadap layanan kesehatan, sarana trasportasi, dan layanan pendidikan. Jakarta juga memiliki LewatMana dan TMC Polda Metro yang akan melaporkan titik kemacetan kepada para penggunanya (http://halojakarta.org). Di India, permasalahan sosial ini juga ingin diselesaikan oleh aplikasi “pengaduan” non-profit, UnMuted. Aplikasi ini dikembangkan oleh Ahmedabad Global Shapers yang berbasis di India dengan dukungan dari World Economic Forum. UnMuted bekerja seperti kotak pengaduan virtual. Anda hanya perlu meng-upload foto terkait hal yang ingin Anda keluhkan, memberi deskripsi singkat pada foto tersebut, dan memilih kategori.
52
Instansi pemerintah yang berwenang akan menerima laporan
melalui
dashboard yang menunjukkan berapa banyak laporan yang telah disampaikan, lokasi di mana permasalahan tersebut berada, daftar masalah yang tertunda, dan grafik yang mengelompokkan laporan berdasarkan jenis. Hal ini menghemat waktu kedua belah pihak, seperti instansi pemerintah tidak perlu menghabiskan banyak waktu menjawab panggilan telepon dan melacak informasi tersebut secara manual. Keluhan yang tidak ditangani dalam jangka waktu tertentu akan ditandai lagi secara otomatis (http://id.techinasia.com).
53
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Gambaran Umum Sistem Sistem Aplikasi ini berbasis mobile untuk sisi Client, yaitu pada pengguna
yang dapat berupa Smartphone atau Komputer Tablet berbasis Android. Aplikasi ini menghubungkan pengguna ke sisi Server dengan mengirim data lokasi berupa titik koordinat untuk kemudian direspon oleh Server dengan memetakan lokasi pengguna pada Google Maps dengan Google Maps APIs.
Gambar 3.1 Arsitektur Sistem LBS
Server melayani permintaan pengiriman data lokasi dengan terlebih dahulu melakukan otentikasi terhadap pengguna, yaitu dengan penerapan username dan password untuk pengguna yang telah terdaftar. Data ini dikirim melalui protokol HTTP. Server yang melayani dengan model web service, menerima data untuk
54
otentikasi penggunaan aplikasi, kemudian mencocokkannya dengan data yang ada pada database dengan terlebih dahulu memparsing datanya. Server membalas dengan memberikan akses masuk ke dalam aplikasi. Dengan fitur akses database dan dengan bantuan Google APIs untuk akses GoogleMaps, pengguna dapat memperoleh informasi mengenai jumlah, jenis dan status pengaduan yang telah dilaporkan dan memiliki koordinat lokasi disekitar tempat pelapor atau dimana pengaduan tersebut dilakukan. Proses ini ditunjukkan pada Gambar 3.1. Fitur yang lain adalah membuat pengaduan dengan mengirimkan data informasi berupa teks, gambar atau video dengan disisipkan koordinat lokasi tempat pengguna melakukan upload ke Server. Seorang Administrator dapat melihat seluruh pengguna yang telah terdaftar baik yang telah melakukan aktivasi maupun belum. Aktivasi dilakukan setelah pendaftaran dengan. Aktivasi dikirimkan ke alamat email yang didaftarkan. Khusus untuk pengguna yang mengakses dari halaman web melalui browser dapat menggunakan akun media sosial Facebook untuk dapat login sebagai pengguna tanpa aktivasi terlebih dahulu. Sedangkan bagi pengguna yang mengakses melalui aplikasi Android, pendaftaran dan aktivasi dapat dilakukan seperti pengguna yang mengakses dari browser, hanya saja jika pengguna memiliki akun media sosial Twitter, akun tersebut dapat digunakan untuk login. Administrator juga dapat melihat keseluruhan pengaduan yang diunggah oleh pengguna aplikasi secara lengkap dari sisi pelapor, topik, deskripsi, lokasi dan statusnya. Seorang Administrator dapat mengelola pengaduan yaitu merubah
55
status dari belum ditangani menjadi telah ditangani, dan juga menghapus penanda pada peta untuk pengaduan lama yang telah ditangani oleh instansi terkait sesuai dengan jenis pengaduannya serta verifikasi kebenaran pengaduan. Sehingga, sistem yang dibangun adalah sistem Pengaduan Masyarakat berbasis TIK dengan layanan berbasis lokasi yang cukup responsif, walaupun masih memerlukan campur tangan seorang administrator dalam mengelola pengaduan.
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Pemerintah Kabupaten Badung dalam menjalankan roda pemerintahan
didukung oleh perangkat alat daerah, diantaranya Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika yaitu Dinas Daerah yang menangani bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Di dalam Dinas ini terdapat Bidang yang khusus menangani masalah SI/TI yaitu bidang Telematika. Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi di Kabupaten Badung menjadi salah satu tugas pokok dari bidang ini. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan contoh/prototype bagi pimpinan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dalam merancang Sistem Informasi Pengaduan Masyarakat berbasis aplikasi mobile dan berbasis web yang handal dan tepat guna dikemudian hari. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung dengan alamat Gedung X Lt.3 Pusat
56
Pemerintahan Kabupaten Badung “Mangupraja Mandala” Jalan Raya Sempidi Mengwi Badung Bali. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 6 (enam) bulan, mulai dari bulan April 2014 s.d. September 2014.
3.3. Data dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari SKPD dan masyarakat, sedangkan data sekunder diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, serta studi literatur. 1. Observasi Observasi ini dimaksudkan untuk mengamati sebuah atau beberapa Sistem Informasi yang telah ada dan berjalan guna menilai kinerjanya. Apa
saja
yang menjadi
kekurangan
sistem dan
kemungkinan
pengembangannya. Serta kendala yang ada dalam proses penyampaian pengaduan oleh masyarakat dan kesulitan yang dihadapi SKPD dalam menentukan lokasi pengaduan tersebut serta informasi riil mengenai kondisi di lapangan. 2. Studi Literatur Studi Literatur adalah mencari referensi teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Referensi yang digunakan terkait dengan
57
Sistem Aplikasi mobile Android berbasis Client Server dengan layanan LBS (Location Based Service) yaitu menggunakan data koordinat dari GPS dalam menentukan lokasi dari sisi Client, yang digunakan dalam pengembangan Kota Cerdas dari berbagai buku maupun jurnal ilmiah.
3.4. Instrumen Penelitian Spesifikasi alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perangkat Keras yang digunakan adalah : A. Komputer dengan spesifikasi : -
Core i5 3,2GHz
-
Ram 4 Gb
-
HDD 500Gb
-
Sistem Operasi Windows 7 Ultimate Edition
B. Komputer Tablet Smartfren Andromax Tab 8.0 dengan spesifikasi Android Jelly Bean 4.1 Prosesor Dual Core 1,5 Ghz C. Handphone Samsung Galaxy S3 dengan Spesifikasi Android Jelly Bean 4.1 prosesor Dual Core 1Ghz, dengan AGPS, GLONASS Support 2. Perangkat Lunak (software) yang terdiri dari : -
App Inventor 2 (AI2 Complete Offline)
-
XAMPP (Apache, PHP dan My SQL)
-
Web Browser (Chrome)
-
Editor HTML dan PHP
58
-
FileZilla (FTP Client)
-
Aplikasi pengolah data SPSS 17 dan MS Excel
3. Kuesioner yang valid dan reliable dengan mengacu kepada indikator keberhasilan suatu aplikasi sebagai bentuk dari pengembangan Kota Cerdas. Kuesioner ini selain dibagikan secara offline, juga akan disusun dalam bentuk polling secara online yang datanya disimpan dalam database.
3.5 Alur Pembangunan Sistem Aplikasi Secara singkat langkah langkah pembangunan Sistem Aplikasi dapat disusun sebagai berikut : 1. Studi Literatur Studi Literatur dilakukan untuk mendalami teori dan perkembangan penelitian yang ada serta sekaligus memahami permasalahan dan penyelesaiannya. 2. Mengumpulkan data primer dan sekunder : -
Kendala yang dihadapi oleh masyarakat dalam melakukan laporan atau masukan kepada Pemerintah Kabupaten secara lebih praktis dan dapat dijangkau dan dilakukan lebih banyak kalangan.
-
Kendala yang dihadapi oleh SKPD dalam menentukan lokasi pengaduan masyarakat
-
Bidang Kerja SKPD di Kabupaten Badung
59
Mengumpulkan data kendala masyarakat dalam menyampaikan pengaduan tentang kondisi riil di lapangan dari SKPD terkait. Disamping itu juga dihimpun cakupan bidang kerja yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari SKPD terkait. 3. Menyusun algoritma dan menentukan fitur-fitur yang disediakan oleh Aplikasi baik yang berjalan di sisi Client maupun di sisi Server sekaligus merancang basis data. Menyusun algoritma cara kerja aplikasi, dan fitur-fitur apa saja yang diperlukan dalam aplikasi tersebut sehingga dapat menghasilkan aplikasi yang tepat guna sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dengan tetap menjaga kemudahan pemakaian. 4. Menulis program pada sisi Client dan Server Pada sisi Client, aplikasi dioperasikan pada sistem operasi Android yang biasanya tertanam pada Smartphone atau Komputer Tablet. Untuk akses menggunakan browser, halaman web Pengaduan dapat diakses melalui suatu domain name tertentu menggunakan protokol HTTP. Contoh http://disayang.in. Adapun Fitur-fitur yang akan dibuat adalah : -
Otentikasi Anggota (Login) Status Keanggotaan didasarkan pada hasil pendaftaran yang dilakukan sebelumnya yaitu dengan mengisi sebuah formulir dengan kelengkapan sebagai berikut : a. Username
60
b. Password c. Nama lengkap d. Alamat e. Nomor Telepon f. Email atau dengan menggunakan akun Facebok atau Twitter, sebagai salah satu Social media yang cukup dikenal oleh masyarakat saat ini. Twitter API (Application Programming Interface) yang digunakan adalah API Dialogs khususnya login dialog. API ini memungkinkan seseorang dengan akun Twitter untuk mendapatkan akses untuk login pada sebuah aplikasi dengan menggunakan login dialog API. Protokol Otentikasi Twitter yang digunakan berdasarkan pada protocol OAuth. Pada
halaman
web,
selain
pengguna
dapat
login
menggunakan akun Twitter, mereka dapat pula melakukan login ke dalam sistem dengan menggunakan akun Facebook, sebagai salah satu Social media yang cukup dikenal oleh masyarakat saat ini. Facebook API (Application Programming Interface) yang digunakan adalah API Dialogs khususnya login dialog. API ini memungkinkan seseorang dengan akun Facebook untuk mendapatkan akses untuk login pada sebuah aplikasi dengan menggunakan login dialog API. Protokol Otentikasi Facebook yang digunakan berdasarkan pada protocol OAuth 2.0.
61
-
Menampilkan
masing-masing
Topik
Pengaduan,
Deskripsi
Pengaduan dan kelengkapan data informasi Pengaduan lainnya seperti File Multimedia serta Peta Lokasi tempat dimana lokasi Pengaduan dimaksud atau darimana Pengaduan dikirim, serta status penanganan oleh Instansi Tujuan lengkap beserta tanggapan tertulis dan waktu kapan tanggapan dibuat oleh Instansi tersebut. Topik
Pengaduan
adalah
bidang-bidang
yang
menunjukkan
klasifikasi permasalahan yang akan dilaporkan. Contohnya adalah Topik Fasilitas Umum yang rusak. Adapun Deskripsi Pengaduan sebagai contoh adalah Lampu Penerangan Jalan yang padam pada ruas jalan Raya Legian. Permasalahan mengenai Lampu Penerangan Jalan yang telah dilaporkan berikut statusnya yaitu apakah telah ditangani atau belum oleh Instansi Tujuan Pengaduan. Untuk tampilan keseluruhan, akan ditampilkan lengkap dengan waktu dilaporkan serta nama pelapornya. -
Mengirim Pengaduan dengan kelengkapan data berupa teks, file gambar atau video dengan disisipkan data lokasi berupa koordinat sesuai dengan Topik Pengaduan.
-
Pengiriman Pengaduan terlebih dahulu melalui beberapa filtrasi diantaranya : a. Otentikasi login anggota, sehingga pengaduan hanya bisa dilakukan oleh pengguna yang telah terdaftar sebagai anggota
62
atau telah memiliki akun social media yaitu Facebook atau Twitter. b. Filtrasi terhadap masukan karakter terlarang seperti misalnya script untuk menampilkan atau mengarahkan kepada sesuatu yang tidak memiliki hubungan dengan pengaduan. Selain karakter, filtrasi juga dilakukan pada kata dan kalimat judul serta isi deskripsi pengaduan. c. Filtrasi rentang koordinat latitude maupun longitude di sekitar wilayah Kabupaten Badung, sehingga pengaduan hanya dapat diterima jika lokasi pengaduan mengirim koordinat lokasi di wilayah Kabupaten Badung. Sesuai dengan Buku Badung Dalam Angka 2013, wilayah Kabupaten Badung terletak pada koordinat 08°14’20’’ - 08°50’48’’ Lintang Selatan dan 115°05’00” 115°26’16” Bujur Timur. Jika dikonversi ke dalam koordinat pada Google Map yang menggunakan koordinat desimal diperoleh rentang
-8,238 s/d -8,846 latitude dan 115,083 s/d
115,437 longitude. d. Perangkingan untuk anggota yang telah 3 (tiga) kali melakukan pengaduan valid berturut-turut, secara otomatis pengaduan berikutnya mendapat persetujuan untuk langsung tayang, namun terlebih dahulu melalui semua filtrasi di atas. Masyarakat pada kondisi mobile, dapat melakukan pengaduan langsung dengan menggunakan aplikasi berbasis android ini. Setelah
63
melakukan login, pengguna dapat memilih menu Lapor dan memilih Topik serta menulis Deskripsi Pengaduan yang akan dibuat. Adapun kelengkapan data pengaduan yang dapat dimuat adalah : a. Deskripsi Pengaduan, yang menjelaskan jenis, lokasi serta keterangan yang dapat dijelaskan dengan kalimat mengenai obyek pengaduan. Deskripsi ini berupa teks yang diinput oleh pengguna pada formulir yang telah disediakan pada aplikasi. b. Upload Foto atau Video, yang menjelaskan kondisi riil di lapangan yang mendukung Deskripsi Pengaduan. Adapun format Foto dan Video yang didukung adalah berdasarkan format Image dan Video untuk Android serta yang dapat secara langsung disematkan dan dimainkan pada halaman web berbasis HTML 5, yaitu diantaranya untuk Image : -
.jpeg
-
.gif
-
.png
-
.bmp
-
.webp
Sedangkan untuk format Video : -
.mp4
-
.webm
-
.ogg
64
-
Aplikasi akan melakukan filtrasi terhadap jenis file multimedia yang diijinkan, yaitu dibatasi untuk format file multimedia seperti tersebut di atas. Untuk menghindari waktu akses memuat data karena keterbatasan kapasitas jaringan yang mungkin terjadi terutama saat jam sibuk, maka besar file multimedia yang diunggah dibatasi. Untuk sekali unggah, akan dibatasi ukuran file maksimal sebesar 1 MB. Jika file yang diunggah baik file gambar maupun video melebihi ukuran 1 MB, maka akan otomatis dirubah sehingga memenuhi syarat untuk diunggah. Hal ini berdasarkan atas kemampuan upload PHP, dan berdasarkan penelitian Quality of Service Web pada jaringan internet GSM XL dengan landasan ITU-T G.1030 (Sandy Wijaya,dkk,2012) bahwa indikator waktu kecepatan membuka sebuah web/situs kategori cepat adalah 2 detik, sedang 3 detik dan pelan adalah 14 detik. Indikator ini dapat dijadikan acuan bahwa kenyamanan seorang pengguna internet masih terjaga saat akses aplikasi web, browsing fitur aplikasi dan unggah file berkisar pada waktu tersebut.
-
Penyimpanan file multimedia akan ditempatkan pada folder khusus, bukan pada database, sehingga diharapkan tidak membebani akses ke database. Database hanya memuat informasi nama file, lokasi file beserta id file multimedia.
-
Menampilkan pengaduan-pengaduan yang telah dilaporkan beserta statusnya dalam bentuk Peta yang dilengkapi penandaan lokasi.
65
Dengan bantuan Google Maps Android API v3, aplikasi ini menyertakan pengaturan dari Google Maps API pada penyusunan projectnya. Sehingga, data pengaduan yang diambil dari Server beserta dengan titik koordinatnya akan dipetakan dalam Google Maps. Sehingga, pengguna pada saat mengakses fitur ini dapat mengetahui pengaduan-pengaduan yang ada beserta statusnya, dan dapat menelusurinya dari lokasinya berada saat ini. Hal ini bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pengaduan ganda maupun berulang oleh pengguna yang berbeda.
Pada sisi Server, aplikasi berbasis web dengan fitur sebagai berikut : -
Otentikasi Admin (Login) Status Keanggotaan didasarkan pada hasil pendaftaran yang dilakukan sebelumnya yaitu dengan mengisi sebuah formulir dengan kelengkapan sebagai berikut : a. Username b. Password c. Nama lengkap d. Nomor Telepon e. Email Atau langsung ditentukan di dalam sistem. Adapun jenis user dari sisi admin ada 3(tiga) yaitu Administrator Sistem, Admin Instansi Tujuan, dan Inspektur.
66
Adapun tugas masing-masing user ini yaitu : 1. Administrator Sistem bertugas melakukan verifikasi terhadap pengaduan yang masuk dari segi keabsahan data pengaduan bahwa tidak terdapat kalimat yang tidak pantas, file multimedia yang tidak semestinya atau kesesuaian lokasi yang diadukan dengan deskripsi yang dikirim. Setelah dinyatakan absah dan benar, maka status pengaduan akan diaktifkan. Diaktifkan berarti pengaduan akan muncul dalam daftar pengaduan dan dapat dilihat oleh publik. Sedangkan jika data pengaduannya dinyatakan tidak absah maka Administrator dapat memilih untuk tidak mengaktifkan Pengaduan tersebut sehingga tidak muncul dalam daftar pengaduan dan tidak dapat diakses atau dilihat oleh publik. Pemberitahuan hal ini dapat dilakukan dengan mengirim surat elektronik kepada Pelapor. Administrator Sistem juga bertanggungjawab terhadap arah Pengaduan, apakah telah ditujukan kepada Instansi yang tepat atau tidak, jika belum tepat, tugasnyalah untuk mengarahkan kepada Instansi Tujuan Pengaduan yang tepat. 2. Admin Instansi Tujuan Pengaduan bertugas melakukan verifikasi lapangan terhadap kebenaran informasi Pengaduan serta bertugas mengirimkan tanggapan kepada seluruh pengaduan yang ditujukan kepada Instansinya. Pengaduan yang masuk ke dashboard Admin Instansi Tujuan Pengaduan
67
adalah
Pengaduan
yang
telah
dinyatakan
absah
oleh
Administrator Sistem dan ditujukan kepada Instansinya. Setelah melakukan verifikasi lapangan, Admin Instansi Tujuan diwajibkan memberikan tanggapan kepada setiap pengaduan paling lambat selama 7 (tujuh) hari kalender. 3. Inspektur berwenang melakukan inspeksi terhadap kinerja SKPD yang dapat dipantau melalui dasbor Inspektur. Dasbor dapat
menampilkan
seluruh
Pengaduan
beserta
proses
penanganannya. Disana dapat dilihat bagaimana Instansi Tujuan Pengaduan melakukan respon terhadap Pengaduan yang ada. Jika tanggapan diberikan lebih dari 7(tujuh) hari kalender, maka respon dianggap “LAMBAT”, sedangkan jika tanggapan diberikan 0 - 7 hari kalender dianggap sebagai waktu respon yang “WAJAR”. Tabel Pengaduan yang tampil dapat dicetak untuk keperluan pengawasan internal. -
Menampilkan masing-masing Topik Pengaduan, Pelapor, Deskripsi Pengaduan, status dan lainnya. Fitur ini menampilkan tabel informasi antara lain : Pelapor (Nama, Alamat,
Nomor Telepon, Email dll), Topik Pengaduan dan
Deskripsi Pengaduan yang dikirim, Waktu kirim, Foto/Video Pengaduan serta Koordinat Lokasi Pengaduan dibuat, Status Pengaduan (Tahap Verifikasi/Telah Diverifikasi), (telah ditindaklanjuti/belum ditindaklanjuti).
Status Tangan
68
-
Menampilkan pengaduan-pengaduan yang telah dilaporkan beserta statusnya dalam bentuk Peta untuk seluruh pengaduan dengan statusnya masing-masing. Dengan bantuan Google Maps Places dan Webservice API, aplikasi berbasis web ini dapat menampilkan data pengaduan yang diambil dari database beserta titik koordinatnya, kemudian dikombinasikan sehingga dapat dipetakan dalam Google Maps. Sehingga, Admin dapat mengetahui seluruh pengaduan yang ada beserta statusnya.
-
Memanajemen Pengaduan, yaitu mengubah status pengaduan, mengarsip pengaduan yang telah ditangani, menghapus penandaan lokasi pada peta untuk pengaduan yang telah ditangani cukup lama.
5. Melakukan ujicoba sistem aplikasi baik di sisi Client maupun di sisi Server. Melakukan ujicoba terhadap aplikasi apakah telah berjalan dengan baik pada sisi Client, maupun Server. Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan kepada beberapa pengguna yang dipilih secara acak untuk mencoba
menggunakan
aplikasi.
Uji
Coba
dilakukan
dengan
menggunakan semua fitur yang tersedia apakah telah berjalan dengan baik. 6. Untuk menilai tanggapan penggunaan sistem aplikasi ini dalam usaha pengembangan Kota Cerdas di Kabupaten Badung, akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang memuat pertanyaan-pertanyaan yang memetakan parameter-parameter keberhasilan sebuah sistem
69
aplikasi yang digunakan dalam pengembangan Kota Cerdas. Sebelum kuesioner diberikan, terlebih dahulu aplikasi mobile dan informasi mengenai layanan web tentang Pengaduan Masyarakat ini diberikan kepada responden. Kuesioner diberikan kepada setiap pengguna aplikasi yang telah mencoba melakukan pengaduan, dan mencoba semua fitur yang ada. Jawaban dari kuesioner yang disebarkan merupakan respon terhadap sistem aplikasi ini yang kemudian dianalisa untuk mengetahui tanggapan penggunaan sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat berbasis LBS dalam usaha pengembangan Kota Cerdas khususnya di Kabupaten Badung. Jika disusun ke dalam flowchart / diagram alur, langkah-langkah yang akan dilakukan dalam Penelitian ini adalah sebagai Gambar 3.2.
3.6 Pengujian Sistem Aplikasi 3.6.1 Parameter Pengembangan Kota Cerdas Sesuai dengan Rencana Detail Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten Badung yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 82 Tahun 2012, seluruh Sistem Informasi yang ada di Pemerintah Kabupaten Badung hendaknya mengacu kepada peraturan ini. Pada Kerangka e-Government Pemerintah, terdapat Bidang yang akan dikembangkan dalam struktur Sistem Informasi Pemerintahan di Kabupaten Badung, yaitu Bidang Pelayanan yang salah satu Sub Bidang nya adalah Pengaduan Masyarakat.
70
A
START Studi Literatur dan Mengumpulkan Data Primer & Data Sekunder
Melakukan Analisa Validitas alat ukur dengan parameter pemanfaatan sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat berbasis LBS mendukung pengembangan Kota Cerdas serta Reliabilitas data kuesioner
Menyusun Algoritma dan Menulis Program Aplikasi di sisi Client dan sisi Server
T
Y
Apakah alat ukur valid dan data reliabel?
T
Aplikasi berjalan dengan baik di sisi Client dan Server?
Menyusun Kesimpulan Penelitian
Y Melakukan Ujicoba Unjuk Kerja Sistem Aplikasi
Menyusun Kuesioner dengan teknik Skala Likert berdasarkan dengan parameter pemanfaatan sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat berbasis LBS mendukung pengembangan Kota Cerdas
A
Gambar 3.2 Flowchart penelitian
STOP
71
Berdasarkan salah satu Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung sebagai ujung tombak penerapan Teknologi Informasi di Kabupaten Badung, yaitu “meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi secara efektif dan efisien”. Adapun tujuannya adalah terlaksananya pemanfaatan teknologi informasi secara efektif dan efisien serta mampu berperan optimal sebagai sumber informasi utama. Parameter-parameter yang ditinjau pada tahap pengujian ini adalah sebagai berikut : 1. Semakin luasnya penggunaan teknologi informasi di masyarakat dan semakin
luasnya
akses
terhadap
jaringan
komunikasi
pada
masyarakat. (International WSIS - World Summit on Information Society). 2. Sumber Daya Teknologi yang salah satunya adalah adanya Sumber Daya Teknologi berupa aplikasi yang berfungsi untuk membantu masyarakat dalam mendukung aktivitasnya sehari-hari. (APTIKOM, DETIKNAS, PT.TELKOM) 3. Standar kebutuhan sistem aplikasi yang harus dipenuhi oleh setiap sistem aplikasi e-Government yaitu -
Handal
-
Memiliki Interoperabilitas, yaitu kapabilitas sistem, yang antar mukanya diungkapkan sepenuhnya, untuk berinteraksi dan berfungsi dengan sistem lain, kini atau di masa mendatang, tanpa batasan akses atau implementasi
72
-
Scalable, dapat di gunakan untuk mengembangkan aplikasi dalam skala yang kecil maupun skala enterprise
-
Relatif mudah digunakan dan
-
Mudah diintegrasikan
Ketiga parameter tersebut di atas, kemudian digunakan dalam menganalisa Sistem Aplikasi yang dibangun apakah memenuhi syarat sebagai Sistem Aplikasi yang memiliki tujuan pengembangan Kota Cerdas. Parameterparameter tesebut di petakan dalam daftar pertanyaan pada kuesioner.
3.6.2 Pengujian Sistem Aplikasi Pengujian
ini
dilakukan
dengan
cara
memberikan
kesempatan
penggunaan sistem aplikasi kepada beberapa sampel yang dinilai dapat mewakili populasi masyarakat perkotaan yang menggunakan smartphone dengan sistem operasi android atau mengakses halaman web sistem aplikasi ini. Kemudian diberikan serangkaian pertanyaan yang terangkum dalam sebuah kuesioner tentang pendapat mereka terhadap sistem aplikasi tersebut dikaitkan dengan usaha pengembangan Kota Cerdas dengan memanfaatkan sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat berbasis LBS.
a. Penentuan alat analisis Pengujian
ini
juga
merupakan
proses
pengumpulan
berbagai
informasi/data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana
73
tujuan dari penelitian ini tercapai. Dalam proses pengujian ini terdapat banyak alat analisis yang dapat digunakan diantaranya adalah teknik Skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang digunakan dalam kuesioner dan merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam evaluasi suatu program atau kebijakan perencanaan. Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk mengukur sikap masyarakat di tahun 1932 yang sekarang terkenal dengan nama skala Likert. Skala Likert ini merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena. Dan pada evaluasi, skala likert digunakan untuk : (a) Menilai keberhasilan suatu kebijakan atau program (b) Menilai manfaat pelaksanaan suatu kebijakan atau program (c) Mengetahui kepuasan stakeholder terhadap pelaksanaan suatu kebijakan atau program Pemenuhan atas ketiga parameter yang diacu oleh Sistem Aplikasi ini diukur berdasarkan analisa pendapat oleh orang-orang yang telah mencoba sistem aplikasi ini. Skala Likert memiliki dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif diberi skor 1,2,3,4, dan 5. Bentuk jawaban skala Likert terdiri dari Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari variabel menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator, dari indikator dijabarkan menjadi sub indikator yang dapat diukur. Sub indikator
74
kemudian dijadikan tolak ukur untuk membuat suatu pertanyaan / pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Alternatif jawaban Skala Likert tidak hanya tergantung pada jawaban setuju atau penting. Alternatif jawaban dapat berupa apa pun sepanjang mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang suatu objek jawaban, misalnya baik, senang, tinggi atau puas, dan lain-lain.
b. Penentuan Sampel dalam Populasi Responden merupakan sampel dari sebuah populasi yang akan diteliti. Populasi yang dimaksud adalah masyarakat Kabupaten Badung. Sedangkan sampelnya adalah sebagian masyarakat yang dipilih berdasarkan teknik pengambilan sampel gabungan dari Purposive Sampling dan Quota Sampling, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden untuk dijadikan sampel atau peneliti memilih orang-orang untuk menggunakan sistem aplikasi dan memberikan pendapatnya berdasarkan kuesioner yang telah disiapkan. Jumlah populasi ditentukan berdasarkan asumsi jumlah pengguna Smartphone dengan sistem operasi Android di Kabupaten Badung. Berdasarkan data yang diperoleh dari artikel sebuah situs yang banyak mengulas tentang perkembangan TIK di Asia dan di Indonesia www.merdeka.com dan www.id.techinasia.com bahwa penetrasi pengguna Android di Indonesia untuk usia 18-24 tahun mencapai 34%, sedangkan untuk rentang usia 25-34 tahun mencapai 40%. Data ini kemudian dijadikan sebuah asumsi pengguna
75
Smartphone dengan sistem operasi Android di Kabupaten Badung dengan rentang usia penggguna yang sama yaitu untuk usia 18-24 tahun dan rentang usia 25-34 tahun. Asumsi ini mengabaikan pengguna diluar rentang usia tersebut, karena menurut data yang diperoleh, pengguna Smartphone Android adalah berkisar pada rentang usia tersebut. Sesuai data yang diperoleh dari Dokumen Badung Dalam Angka milik Balai Pusat Statistik Pemerintah Kabupaten Badung Tahun 2013, jumlah penduduk kabupaten Badung untuk rentang umur 18-34 tahun adalah sebagai tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Badung berdasarkan Umur Tahun 2012 (Badung dalam Angka, 2013) No.
Usia
1
18 – 24 Tahun
2
25 – 34 Tahun
Kecamatan Mengwi Abiansemal Petang Kuta Selatan Kuta Kuta Utara Mengwi Abiansemal Petang Kuta Selatan Kuta Kuta Utara TOTAL
Jumlah (org) 7.279 4.997 1.384 7.452 4.982 5.538 19.285 14.193 4.061 16.606 10.529 14.074 110.380
Berdasarkan ketentuan dalam Visi dan Misi Kabupaten Badung bahwa wilayah Kabupaten Badung dibagi menjadi 3 (tiga) wilayah pembangunan dengan karakter berbeda yaitu wilayah Badung Utara yaitu Kecamatan Petang diramalkan sampai 5 (lima) tahun ke depan akan menjadi daerah suburban. Wilayah Badung Tengah meliputi Kecamatan Mengwi dan Abiansemal diramalkan dalam 5 (lima) tahun ke depan akan menjadi daerah urban. Wilayah Badung Selatan meliputi
76
wilayah Kecamatan Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan diramalkan dalam 5 (lima) tahun ke depan tetap menjadi daerah urban. Dengan mempertimbangkan data tersebut, maka untuk penentuan populasi dan pengambilan sampel dalam menilai tanggapan pengguna terhadap sistem aplikasi pengaduan masyarakat dalam usaha pengembangan kota cerdas akan ditentukan wilayah Kabupaten Badung yang termasuk daerah urban, yaitu Kecamatan Mengwi, Abiansemal, Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan. Dari tabel 3.1 didapat bahwa jumlah penduduk untuk daerah tersebut dengan rentang usia 18-24 tahun adalah 31.632 orang dan untuk rentang usia 25-34 tahun adalah 78.748 orang sehingga total populasi adalah 110.380 orang. Sehingga populasi pengguna Android di Kabupaten Badung untuk rentang umur 18-24 tahun adalah 34% x 31.632 = 10.755. Sedangkan untuk rentang umur 25-34 tahun adalah 40% x 78.748 = 31.499. Sehingga total populasi adalah 42.254 orang. Adapun jumlah responden yang dipilih didasarkan penentuan ukuran sampel dengan teknik Slovin (Syofian Siregar, 2010). Rumus : n =
......................................................................... (3.1)
dimana : n
= sampel
N
= jumlah populasi
e
= perkiraan tingkat kesalahan
77
Sehingga dengan asumsi kesalahan sebesar 10%, maka di dapat jumlah sampel yaitu n =
. .
. ,
≈ 100 orang
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah gabungan dari Purposive Sampling dan Quota Sampling. Dengan Purposive Sampling, responden ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu. Dalam hal ini, ditentukan berdasarkan tiga kelompok pemangku kepentingan pengembangan Kota Cerdas, yaitu pemerintah, masyarakat, dan pengusaha. Sedangkan kuota untuk masingmasing kelompok ditentukan terlebih dahulu. Jumlah populasi yang diberikan kesempatan mencoba sistem aplikasi berjumlah 100 orang. Komposisi responden dibagi menjadi 3 (tiga) yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Badung, Masyarakat Umum dalam hal ini pelajar, mahasiswa dan karyawan serta yang ketiga adalah Pengusaha. Pemilihan responden berdasarkan atas keterwakilan para pemangku kepentingan atas pengembangan Kota Cerdas, yaitu Pemerintah, Masyarakat, dan Pengusaha. Masing-masing pemangku kepentingan tersebut memiliki bobot yang sama, sehingga sampel masing-masing untuk responden yang mewakili pemerintah, dan masyarakat termasuk pengusaha ditentukan masing-masing sebanyak 50 orang.
c. Penilaian Kuesioner Pendapat dari responden dipetakan dalam sebuah skala dengan rentang skor 1-5. Adapun pemberian skor untuk masing-masing pernyataan positif dan pernyataan negatif adalah sebagai berikut :
78
a. Pernyataan Positif : Sangat Setuju
(SS)
=5
Setuju
(S)
=4
Netral
(N)
=3
Tidak Setuju
(TS)
=2
Sangat Tidak Setuju
(STS) = 1
b. Pernyataan Negatif : Sangat Setuju
(SS)
=1
Setuju
(S)
=2
Netral
(N)
=3
Tidak Setuju
(TS)
=4
Sangat Tidak Setuju
(STS) = 5
Untuk masing-masing item pernyataan, Skor total kemudian dihitung dengan cara mengalikan skor dengan jumlah orang yang menjawab. Kemudian hasil perkalian dari masing-masing skor dengan jumlah orang yang menjawab dijumlahkan. Nilai ini adalah skor total yang menyatakan pendapat responden yang mewakili pendapat populasi terhadap sebuah pernyataan. Adapun skor tertinggi untuk suatu pernyataan positif adalah 5 x (jumlah sampel) sedangkan skor terendahnya adalah 1 x (jumlah sampel). Sedangkan prosentase kelompok responden untuk masing-masing item pernyataan dapat dihitung dengan rumus : Skor total/Skor tertinggi x 100%. Jika dinyatakan secara garis kontinum dapat dilihat dalam Gambar 3.3.
79
0
Skor terendah
Skor tertinggi
STS 0
TS
20%
Sangat lemah
40% Lemah
N
S
60%
80%
Cukup
Kuat
SS 100%
Sangat Kuat
Gambar 3.3 Garis interval skor penilaian dan prosentase Skala Likert
3.6.3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas a.
Uji Validitas Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid measure if it successfully measure the phenomenon). Adapun yang ingin diukur adalah sejauh mana pengaruh penerapan dan pemanfaatan sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat berbasis LBS mendukung pengembangan Kota Cerdas. Variabel yang digunakan adalah 3 (tiga) parameter pengembangan Kota Cerdas seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Uji
validitas
dilakukan
dengan
metode
Pearson
yaitu
dengan
mengkorelasikan skor item kuesioner dengan skor totalnya. Pengujian ini dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan software MS Excel atau SPSS 17. Suatu Instrumen dikatakan valid, bila : 1. Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3 (Soegiyono,1999) 2. Jika koefisien korelasi product moment (t-hitung) > t-tabel ( α ; n-2), n = jumlah sampel
80
Rumus yang dapat digunakan untuk menguji validitas dengan teknik korelasi product moment adalah : r
=
(∑ (∑
) (∑ )(∑ )
) (∑ )
(∑
) (∑ )
......................................... (3.2)
di mana : n
= jumlah responden
X
= Skor tiap item pertanyaan
Y
= Skor total seluruh item untuk responden n
Sedangkan : t hitung =
( (
) )
........................................................................ (3.3)
dimana : r
= koefisien korelasi validitas PEARSON
n
= jumlah responden
t hitung = nilai uji t untuk masing masing item pertanyaan
b. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Pengujian reliabilitas dilakukan secara internal. Reliabilitas alat ukur dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu.
81
Teknik yang dapat digunakan pada uji reliabilitas adalah teknik Alpha Cronbach. Penghitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliabel dengan teknik ini bila Variabel dinyatakan reliabel jika alphanya lebih dari 0,6. Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yaitu : -
Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan =
-
(
∑
)
.......................................................... (3.4)
Menentukan nilai varians total =
-
∑
∑
(
∑
)
............................................................ (3.5)
Menentukan reliabilitas instrumen r 11 = [
] [1 −
∑
] .................................................... (3.6)
dimana : n
= jumlah sampel
X
= nilai skor yang dipilih = varians total
∑
= jumlah varians total = jumlah butir pertanyaan
11
= koefisien reliabilitas instrumen
82
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Arsitektur Sistem Arsitektur Sistem Informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Arsitektur Client-Server. Berbagai komputer dari berbagai vendor dapat saling berinteraksi, istilah ini biasanya disebut dengan interoperabilitas. Client adalah sembarang sistem atau proses yang melakukan sesuatu permintaan data atau layanan ke Server. Sever adalah proses atau sistem yang menyediakan data atau layanan yang diminta oleh Client. Arsitektur Client-Server ditunjukkan oleh Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Arsitektur Client-Server
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat berbasis lokasi ini terdiri dari sistem aplikasi berbasis web pada sisi Server dan dapat diakses melalui browser
83
maupun aplikasi mobile oleh Client. Aplikasi Pada sisi Server dibangun sebagai sebuah website pada sebuah web Server dengan nama domain tertentu. Server yang
digunakan
adalah
Server
dari
layanan
hosting
berbayar
dari
http://mixmaxspace.com dengan nama domain http://disayang.in. Sehingga, untuk mengakses layanan Pengaduan Masyarakat ini dapat dilakukan dengan mengakses alamat tersebut. Sedangkan pada sisi Client, disediakan alternatif berupa aplikasi mobile berbasis Android yang dapat digunakan langsung pada Smartphone maupun Komputer Tablet dengan sistem operasi Android minimal OS Ice Cream Sandwich, atau langsung mengakses halaman web dengan browser dengan alamat tersebut. Pada halaman utama web dengan alamat tersebut, pengunjung akan diberikan informasi mengenai apa itu Pengaduan Masyarakat Halo-Mangupura, link menuju ke aplikasi web untuk mengisi Formulir Pendaftaran, Aplikasi Log In ke dalam sistem, link untuk melihat pengaduan yang telah dilaporkan dengan fitur detail mengenai : - Identitas Pelapor - Topik Pengaduan - Instansi Tujuan Pengaduan - Tanggapan Instansi Tujuan Pengaduan - Foto pengaduan atau video pengaduan, serta - Lokasi dimana pengaduan dilaporkan dalam bentuk penandaan marker pada Google Map
84
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini dapat diakses dari mana saja dan kapan saja, sepanjang masih dalam jangkauan jaringan telekomunikasi baik dengan jaringan dengan kabel maupun nirkabel yang dapat mengakses Internet. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka web browser dengan mengetikkan alamat http://disayang.in pada browser. Perangkat yang dapat digunakan yaitu PC, Laptop, Smartphone, dan Komputer Tablet. Khusus untuk pelaporan langsung dari tempat kejadian, perangkat yang digunakan wajib memiliki built-in GPS yang diperlukan untuk mendapatkan lokasi tempat pengaduan dibuat dan dikirim dengan memanfaatkan aplikasi mobile berbasis Android Halo-Mangupura. Secara umum, gambaran arsitektur penyusun sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat ini adalah sebagai berikut : Tabel 4.1. Arsitektur Penyusun Sistem Sisi Server dan Client SISI SERVER Perangkat Keras 1.
Server @mixmaxspace.com
SISI CLIENT Perangkat Keras 1.
Dengan domain http://disayang.in Server name : papaya – Linux shared IP Address 192.211.61.240
Perangkat Lunak 1. 2.
Web Server - Apache 2.2.25 DNS Addon domain @domosquare
2.
PC Persyaratan Minimum : - Proc. Pentium 4 - RAM min 1 GB - VGA min 256 MB Komputer Tablet/Smartphone Persyaratan Minimum : - Proc.Dual Core - ROM min 1 GB - OS Android ICS
85
Tabel 4.1. (lanjutan). Arsitektur Penyusun Sistem Sisi Server dan Client SISI SERVER
SISI CLIENT Perangkat Lunak
3.
4.
Database Server - Mysql 5.1.68-cll-lve
1.
Web Browser - Chrome atau - Firefox dan Browser lainnya yang mendukung HTML 5 dan Javascript
2.
Aplikasi Mobile berbasis Android Halo-Mangupura
Aplikasi Server Side Script PHP 5.3.27
Adapun tugas masing-masing komponen penyusun sistem ini baik dari sisi Server maupun Client adalah sebagai berikut : 1. Pada Server, Web Server bertugas memberikan layanan berbasis web kepada setiap Client melalui protokol-protokol web yang utama yaitu HTTP. 2. DNS memberikan layanan konversi dan mengarahkan permintaan nama domain ke alamat IP Public yang terdaftar, sehingga memudahkan dalam mengakses layanan web. 3. Database Server, memberikan layanan akses basis data MySql, sebagai tempat input, menyimpan, dan mengolah data yang diperlukan dalam aplikasi ini baik yang diakses dari halaman web maupun aplikasi mobile. 4. Aplikasi sisi Server yang bersifat OpenSource dan cukup mumpuni yaitu PHP dipasang pada sisi Server untuk memberikan respon terhadap request Client melalui protokol HTTP. Layanan ini memberikan respon
86
dalam banyak hal, yaitu menambahkan data, menampilkan data, dan mengolah data yang kemudian dapat menampilkannya dalam bentuk bahasa hypertext mark up atau HTML, sehingga dapat ditampilkan langsung pada halaman web oleh browser namun tidak dapat diakses langsung melalui browser demi keamanan. 5. Pada sisi Client, jika akses aplikasi web menggunakan peragkap PC, persyaratan perangkat kerasnya paling tidak adalah -
Proc. Pentium 4
-
RAM min 1 GB
-
VGA min 256 MB
Hal ini dibutuhkan karena aplikasi ini membutuhkan resource yang cukup
besar
dalam
hal
mengakses
peta
Googlemaps
dan
menampilkannya. Selain itu, pengolahan tabel dari database juga walaupun memerlukan sedikit resource, namun tetap diperlukan agar proses tambah, delete, update dan lainnya berjalan lancar. 6. Komputer Tablet/Smartphone yang digunakan dibatasi pada perangkat yang menggunakan OS Android minimal Ice Cream Sandwich. Hal ini disebabkan aplikasi mobile Halo-Mangupura yang dibangun berbasis android, aplikasi ini dalam bentuk file aplikasi .apk yang dapat diinstal langsung pada perangkat android baik smartphone maupun komputer tablet. Penggunaan pembatasan sistem operasi Android melalui pertimbangan bahwa pengembangan aplikasi pada sistem operasi ini
87
adalah tidak berbayar dan tidak memerlukan lisensi tertentu apalagi dipergunakan dengan tujuan pendidikan. 7. Perangkat Lunak browser yang digunakan oleh Client untuk mengakses halaman web aplikasi ini adalah browser yang telah mendukung HTML 5 yaitu diantaranya Chrome dan Mozilla Firefox. 8. Aplikasi Halo-Mangupura dalam bentuk .apk dapat diinstal langsung pada perangkat mobile ber OS Android untuk mengakses layanan Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura secara mobile. Hubungan antara komponen penyusun sistem ini ditunjukan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Arsitektur Hubungan Server dan Client 4.2. Rancangan Sistem Dalam merancang sebuah sistem aplikasi, diperlukan beberapa tahapan yang wajib dikerjakan sehingga sistem aplikasi dapat bekerja sesuai harapan dan
88
memungkinkan dalam melakukan analisis terhadap aplikasi tersebut nantinya. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mendesain Bagan Alir Proses Bisnis 2. Merancang Diagram Arus Data (DAD) yang dapat disusun dari : a. Diagram Konteks (Context Diagram) b. Bagan Berjenjang (Hierarchy Chart) yang kemudian digunakan dalam menyusun Diagram Arus Data level 0, 1, dan seterusnya. 3. Merancang Basis Data
4.2.1. Bagan Alir Proses Bisnis Adapun Proses bisnis pada sistem aplikasi pengaduan masyarakat Halo Mangupura ini terdiri dari beberapa proses sebagai berikut : 1. Pendaftaran, Aktivasi/Deaktivasi/Delete User oleh Administrator Sistem 2. Laporan Pengaduan oleh User Masyarakat, Aktivasi/Deaktivasi Pengaduan dan Pengalihan Pengaduan ke Instansi yang tepat oleh Administrator Sistem, Pemberian Tanggapan oleh Admin Instansi Tujuan Pengaduan. 3. Inspeksi Pengaduan masing-masing instansi. Jika digambarkan, ketiga Proses tersebut yaitu Manajemen User, Manajemen Pengaduan dan Inspeksi Pengaduan ditunjukkan sebagai Gambar 4.3, Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 berikut :
89
Gambar 4.3. Bagan Alir Proses Bisnis Manajemen User
90
Proses Lapor – Aktivasi – Pemberian Tanggapan Pengaduan Masyarakat
Administrator Sistem
Admin Instansi Tujuan
Pilih menu Manajemen Pengaduan
Pilih menu Manajemen Pengaduan
START
Data Laporan Pengaduan
Data Pengaduan Lengkap/Valid ?
Y Simpan Data Pengaduan ke Database
Database
Query data pengaduan dari tabel Pengaduan
Query data pengaduan dari tabel Pengaduan Status Aktif?
Y Sudah ditanggapi ? Notifikasi Pengaduan Aktif/Tanggapan/ Pengalihan Instansi Tujuan Pengaduan
Y
Aktivasi Pengaduan
Listing Pengaduan Instansi Tujuan Tepat ?
Y Pemberian Tanggapan
Alihkan Instansi Tujuan
List Pengaduan Saya dengan status Penanganan
List Pengaduan lengkap dengan tanggapan
END
Gambar 4.4. Bagan Alir Proses Bisnis Manajemen Pengaduan
91
Gambar 4.5. Bagan Alir Proses Bisnis Inspeksi Pengaduan
92
4.2.2. Rancangan Diagram Konteks (Context Diagram) Diagram Konteks disusun dengan terlebih dahulu menentukan input/output data untuk masing-masing External Entity yaitu : Administrator Sistem, Admin Instansi Tujuan Pengaduan, Masyarakat dan Inspektur. Administrator Sistem memberikan input dan menerima output. Admin Instansi Tujuan Pengaduan memberikan input dan menerima output. Masyarakat memberikan input dan menerima output. Inspektur memberikan input dan menerima output. Adapun Diagram Konteks berdasarkan atas proses input dan output yang dilakukan maupun diterima masing-masing external entity dapat digambarkan sesuai dengan Gambar 4.6 berikut :
Gambar 4.6. Diagram Konteks Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura
Penjelasan untuk masing-masing arus data baik input atau output ke atau dari sistem aplikasi ini untuk masing-masing external entity adalah sebagai berikut :
93
1. External Entity Administrator Sistem Input ke Sistem : Update Bio Data User Administrator Sistem, Aktivasi/Deaktivasi
User,
Aktivasi/Deaktivasi
Pengaduan,
Pengalihan/Pengarahan Pengaduan ke Instansi Tujuan Pengaduan Output dari Sistem : Data User, Data Pengaduan, Data Instansi Tujuan Pengaduan 2. External Entity Admin Instansi Tujuan Pengaduan Input ke Sistem : Update Bio Data User Admin Instansi Tujuan Pengaduan, Tanggapan atas Pengaduan Output dari Sistem : Data Pengaduan ke Instansinya 3. External Entity Masyarakat Input ke Sistem : Update Bio Data User Masyarakat, Data Pengaduan Output dari Sistem : Informasi Tanggapan dari Instansi Tujuan Pengaduan 4. External Entity Inspektur Input ke Sistem : Update Bio Data User Inspektur Output dari Sistem : Data Pengaduan, Informasi Tanggapan dari Instansi Tujuan Pengaduan
4.2.3. Bagan Berjenjang (Hierarchy Chart) Bagan Berjenjang menunjukkan Proses-proses yang terjadi dalam sistem aplikasi ini, yang tersusun dalam beberapa jenjang proses yaitu Proses Utama dan Sub Proses. Proses Utama terdiri dari beberapa Sub Proses yang merupakan
94
bagian mendetail dari sebuah Proses Utama. Dalam Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini, proses utama yang ada adalah sebagai berikut : 1. User 2. Pengaduan Dengan Sub Proses untuk masing-masing Proses Utama sebagai berikut : Sub-sub Proses dari Proses Utama User : 1.1. Pendaftaran 1.2. Masuk dan Keluar Sistem 1.3. Aktivasi/Deaktivasi/Delete User Sub-sub Proses dari Proses Utama Pengaduan : 2.1.Aktivasi/Deaktivasi Pengaduan 2.2.Lapor Pengaduan 2.3. Lihat Pengaduan 2.4. Pengalihan Pengaduan 2.5. Tanggapan Pengaduan Sehingga dapat disusun sebuah Bagan Berjenjang Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura seperti pada Gambar 4.7
95
Gambar 4.7. Bagan Berjenjang Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura
4.2.4. Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram) Berdasarkan atas Diagram Konteks yang menunjukkan arus data masuk dan keluar sistem dan Bagan berjenjang yang menunjukkan hirarkir proses-proses, maka dapat disusun Diagram Aliran Data untuk overview diagram (level 0) yang mengandung proses 1 dan 2. Pada DAD level 0 ini semua External Entity dan
96
data flow yang terlibat pada Diagram Konteks muncul kembali karena DAD level 0 merupakan overview diagram yang ditunjukkan pada Gambar 4.8. Proses berikutnya adalah menentukan DAD masing-masing sub proses sebagai DAD level 1. Berdasarkan Diagram Konteks Gambar 4.6 dan Bagan Berjenjang pada Gambar 4.7, Sub Proses dalam sistem ini yaitu : Pendaftaran, Masuk/Keluar Sistem, Aktivasi/Deaktivasi/Delete User, Aktivasi/Deaktivasi Pengaduan, Lapor Pengaduan, Lihat Pengaduan, Pengalihan Pengaduan, dan Tanggapan Pengaduan. 1. Pendaftaran Pada Sub proses ini, aliran data adalah dari Pengguna aplikasi yang belum terdaftar sebagai User Masyarakat atau Admin Instansi Tujuan Pengaduan atau Inspektur. Data-data yang dimasukkan Pengguna aplikasi yang telah dinyatakan lengkap akan disimpan pada Database User.
2. Masuk/Keluar Sistem Pada Sub proses ini, aliran data adalah dari User aplikasi yang telah terdaftar sebagai Administrator Sistem atau Masyarakat atau Admin Instansi Tujuan Pengaduan atau Inspektur dan status keanggotaannya aktif. Data informasi untuk login oleh User akan dicocokkan dengan username dan password pada Database User. Jika sesuai proses login dinyatakan berhasil, dan pengguna masuk ke dalam sistem. Sedangkan untuk proses logout atau keluar sistem, data sesi dari User yang diperoleh dari data pasangan username dan password pada Database
97
User akan dihancurkan, sehingga User yang telah keluar sistem harus melakukan autentifikasi kembali untuk masuk ke sistem.
3. Aktivasi/Deaktivasi/Delete User Pada Sub proses ini, aliran data adalah dari Administrator Sistem. User Masyarakat, Admin Instansi Tujuan Pengaduan dan Inspektur yang telah aktif, dapat dinonaktifkan oleh Administrator Sistem. Demikian pula sebaliknya, dari kondisi tidak aktif, setiap User dapat diaktifkan oleh Administrator Sistem. Hanya User dengan status aktif saja dapat masuk ke dalam sistem dan menggunakan fitur yang ada. User yang tidak aktif, datanya masih tersimpan pada Database, namun tidak dapat masuk ke dalam sistem. Dengan pertimbangan tertentu, Administrator Sistem dapat menghapus data User di Database.
4. Aktivasi/Deaktivasi Pengaduan Pada Sub proses ini, aliran data adalah dari Administrator Sistem. Pengaduan dari Masyarakat yang telah dilaporkan, harus diaktifkan terlebih dahulu untuk dapat tayang pada sistem. Pengaduan ini dapat dinonaktifkan oleh Administrator Sistem dengan alasan tidak memenuhi syarat sebagai sebuah pengaduan yang valid. Pengaduan yang tidak aktif, datanya masih tersimpan pada Database Pengaduan, namun tidak dapat tayang dalam sistem dan dilihat oleh publik. Aktivasi dari sebuah pengaduan akan merubah status Pengaduan Saya pada halaman web User dan Screen List Pengaduan Saya pada aplikasi mobile Halo-Mangupura.
98
5. Lapor Pengaduan Pada Sub proses ini, aliran data adalah dari User Masyarakat ke Database Pengaduan. Data Pengaduan dari Masyarakat disimpan dalam Database Pengaduan dan menunggu proses aktivasi dari Administrator Sistem sehingga dapat tayang pada sistem. Pengaduan yang aktif adalah pengaduan yang dinyatakan valid oleh Administrator Sistem. Pengaduan yang tidak aktif, datanya masih tersimpan pada Database Pengaduan, namun tidak dapat tayang dalam sistem dan dilihat oleh publik.
6. Lihat Pengaduan Pada Sub proses ini, aliran data adalah dari User Masyarakat ke Database Pengaduan. Data Pengaduan dari Masyarakat disimpan dalam Database Pengaduan. Pengaduan yang aktif adalah pengaduan yang dinyatakan valid oleh Administrator Sistem. Pengaduan yang tidak aktif, datanya masih tersimpan pada Database Pengaduan, namun tidak dapat tayang dalam sistem dan dilihat oleh publik. Hanya Pengaduan yang aktif dapat dilihat oleh User Masyarakat maupun pengunjung umum halaman web.
7. Pengalihan Pengaduan Pada Sub proses ini, aliran data adalah dari Administrator Sistem ke Database Pengaduan. Data Pengaduan dari Masyarakat disimpan dalam Database Pengaduan. Pengaduan yang Instansi Tujuan Pengaduannya tidak tepat, akan di
99
arahkan kepada Admin Instansi Tujuan Pengaduan yang menangani masalah terkait oleh Administrator Sistem. Pengaduan yang telah dialihkan arahnya dan aktif, kemudian dapat dilihat oleh User Masyarakat maupun pengunjung umum halaman web termasuk muncul pada Dashboard Admin Instansi Tujuan Pengaduan hasil pengalihan oleh Administrator Sistem.
8. Tanggapan Pengaduan Pada Sub proses ini, aliran data adalah dari Admin Instansi Tujuan Pengaduan ke Database Pengaduan. Data Pengaduan dari Masyarakat disimpan dalam Database Pengaduan. Pengaduan yang diarahkan kepada Instansi Tujuan Pengaduan yang tepat, akan muncul pada menu Manajemen Pengaduan pada dashboard Admin Instansi Tujuan Pengaduan. Setelah melalui tahap verifikasi lapangan, Pengaduan yang dinyatakan valid diberikan tanggapan tindaklanjut dari pengaduan tersebut. DAD Level 1 untuk Proses Proses tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 4.9, dan 4.10.
100
Gambar 4.8. Diagram Aliran Data level 0 Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura
101
Gambar 4.9. Diagram Aliran Data level 1(Proses User) Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura
102
Gambar 4.10. Diagram Aliran Data level 1 (Proses Pengaduan) Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura
103
4.2.5. Perancangan Basis Data Terdapat 4 (empat) jenis user dalam sistem aplikasi ini yaitu Administrator Sistem, Admin Instansi Tujuan Pengaduan, Masyarakat, dan Inspektur. Administrator Sistem bertugas melakukan administrasi terhadap keseluruhan sistem khususnya memanajemen User dan Pengaduan Masyarakat. Admin Instansi Tujuan bertugas memanajemen pengaduan yang ditujukan kepada instansinya. Sedangkan user Masyarakat berhak melakukan pengaduan dan user Inspektur berwenang melakukan inspeksi terhadap kinerja Instansi dalam merespon pengaduan. Masing-masing user tersebut memiliki akses ruang kepentingan tersendiri dalam penggunaan sistem aplikasi pengaduan masyarakat ini. Jika disusun ke dalam bagan maka masing-masing akses ruang kepentingan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.11, 4.12, 4.13 dan 4.14.
Gambar 4.11. Akses Sistem oleh Administrator Sistem
Gambar 4.12. Akses Sistem oleh Admin Instansi Tujuan Pengaduan
104
Gambar 4.13. Akses Sistem oleh Masyarakat
Gambar 4.14. Akses Sistem oleh Inspektur
Penjelasan untuk masing-masing akses sistem oleh masing-masing user adalah sebagai berikut : 1. Akses sistem oleh Administrator Sistem Pada aplikasi web, Administrator wajib melakukan login ke dalam sistem dengan cara yang sama dengan user lainnya, hanya saja untuk administrator sistem memiliki ruang gerak tersendiri di dalam sistem yaitu : -
Akses halaman Control Panel website.
-
Akses Database sistem.
-
Akses Halaman Administrator untuk Update Biodata
-
Dapat melihat seluruh data user serta memanajemennya termasuk mengubah status, maupun menghapus user.
105
-
Dapat melihat seluruh data pengaduan serta memanajemennya termasuk mengarahkan tujuan pengaduan, memverifikasi keabsahan pengaduan apakah layak tayang atau tidak, serta menghapus pengaduan.
2. Akses sistem oleh Admin Instansi Tujuan Pengaduan Pada aplikasi web, Admin instansi tujuan pengaduan wajib melakukan login ke dalam sistem dengan cara yang sama dengan user lainnya, hanya saja untuk admin instansi tujuan pengaduan memiliki ruang gerak tersendiri di dalam sistem yaitu : -
Akses halaman Admin Instansi Tujuan Pengaduan dengan fitur update data
-
Akses halaman Admin Instansi Tujuan Pengaduan dengan fitur pemberian tanggapan terhadap pengaduan yang ditujukan kepada instansinya. Cepat lambatnya memberikan tanggapan berdasarkan kinerja instansi dalam menyikapi pengaduan. Pengaduan yang telah diverifikasi oleh Admin Sistem akan memberikan informasi tanggal kapan pengaduan dikirim oleh masyarakat, sehingga dapat dijadikan acuan dalam menindaklanjutinya. Adapun status respon pemberian tanggapan ada dua yaitu WAJAR dan LAMBAT, WAJAR jika tanggapan diberikan dalam kurun waktu maksimal 7 hari setelah pengaduan dikirim sedangkan status LAMBAT jika tanggapan belum atau diberikan diatas 7 hari sejak pengaduan dikirim.
106
3. Akses sistem oleh Masyarakat Pada aplikasi web, Masyarakat wajib melakukan login ke dalam sistem dengan cara yang sama dengan user lainnya, atau dengan menggunakan akun social media seperti Facebook atau Twitter. Setelah masuk ke dalam sistem, user Masyarakat memiliki ruang gerak tersendiri yaitu : -
Akses halaman Masyarakat dengan fitur Update Biodata
-
Akses halaman Masyarakat dengan fitur Mengirim Pengaduan Pengiriman Pengaduan dilengkapi topik, deskripsi, instansi tujuan serta tambahan informasi mengenai lokasi pengaduan untuk membantu instansi bersangkutan dalam menindaklanjuti pengaduan tersebut
-
Akses halaman Masyarakat dengan fitur Melihat Pengaduan Sendiri Fitur ini untuk melihat status pengaduan yang pernah dibuat serta menelusuri dalam tahap mana pengaduan yang telah dikirim, apakah masih dalam proses verifikasi ataukah telah terverifikasi sehingga telah tayang di website serta untuk melihat detail pengaduan yang berisikan tanggapan oleh instansi tujuan pengaduan jika pengaduan tersebut telah ditindaklanjuti. Sedangkan pada aplikasi mobile berbasis android Halo-
Mangupura, seperti halnya pada halaman web, login kedalam sistem dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu login menggunakan username dan password yang telah teregistrasi, login menggunakan akun Facebook atau login menggunakan akun Twitter.
107
Adapun fitur yang ada juga sejenis dengan fitur yang ada pada halaman web yaitu Update Biodata, Lapor Pengaduan, Lihat Pengaduan dan Lihat Pengaduan Sendiri. 4. Akses sistem oleh Inspektur Pada aplikasi web, Inspektur wajib melakukan login ke dalam sistem dengan cara yang sama dengan user lainnya, hanya saja untuk Inspektur memiliki ruang gerak tersendiri di dalam sistem yaitu : -
Akses halaman inspektur dengan fitur Update Biodata
-
Akses halaman inspektur dengan fitur Inspeksi respon instansi tujuan pengaduan terhadap pengaduan yang ditujukan kepada instansinya. Hal ini dapat dijadikan laporan atas kinerja Instansi bersangkutan dalam merespon pengaduan masyarakat.
Berdasarkan atas pembagian Empat jenis User atau disebut pula sebagai Eksternal Entity, dengan wewenang serta pembagian hak aksesnya masingmasing, serta dengan memperhatikan bagan alir proses bisnis yang ada, maka dapat disusun sebuah Basis Data dengan beberapa entitas diantaranya, User, Pengaduan, dan Instansi. Entitas User akan diisi atribut yang mengindikasikan keempat user yaitu Administrator Sistem, Admin Instansi Tujuan Pengaduan, Masyarakat dan Inspektur termasuk kelengkapan informasi pribadi seperti username, password, email, maupun status user. Entitas Pengaduan akan diisi dengan atribut data pengaduan, seperti waktu, topik pengaduan, deskripsi pengaduan, informasi
108
lokasi, alamat pengunggahan file multimedia, informasi penanganan pengaduan dan lainnya. Entitas Instansi akan diisi dengan informasi nama Instansi yang memiliki Admin Instansi Tujuan Pengaduan. Adapun keterhubungan atau kerelasian antara masing-masing entitas tersebut adalah sebagai berikut : 1. User atau pengguna yang melakukan pengaduan adalah user jenis Masyarakat. Sehingga, entitas user memiliki kerelasian terhadap entitas pengaduan dalam hal pelapor pengaduan. 2. User atau pengguna yang melakukan manajemen pengaduan pada masing-masing instansi adalah user jenis Admin Instansi Ujuan Pengaduan. Sehingga, entitas user memiliki kerelasian terhadap entitas instansi dalam hal nama admin instansi. 3. Sedangkan instansi tujuan pengaduan pada data pengaduan didalam entitas pengaduan memiliki kerelasian dengan nama instansi pada entitas instansi. Jika digambarkan, kerelasian tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.15, 4.16 dan 4.17 berikut :
Gambar 4.15. Kerelasian Entitas User dan Entitas Pengaduan
109
Gambar 4.16. Kerelasian Entitas User dan Entitas Instansi
Gambar 4.17. Kerelasian Entitas Pengaduan dan Entitas Instansi 4.3. Integrasi Aplikasi Dalam membangun sistem aplikasi pengaduan masyarakat ini, dilakukan integrasi aplikasi diantaranya untuk membangun sistem login menggunakan Email serta akun Social media diantaranya Facebook dan Twitter. Integrasi aplikasi pada sistem registrasi dan login ke dalam sistem yang dilakukan pada halaman web Pengaduan Halo Mangupura pada alamat http://disayang.in adalah sebagai berikut : 1. Validasi Pendaftaran dengan menggunakan alamat email. Proses Pendaftaran atau Registrasi dapat dilakukan dengan mengisi formulir isian yang wajib diisi informasi seperti username, password, email, nama, alamat, nomor telepon. Khusus untuk alamat email, pengisian alamat email diharapkan sesuai format email yang benar yang bertujuan untuk menghindari kesalahan input alamat email yang berujung kepada pengiriman kode aktivasi kepada alamat email yang salah, sehingga aktivasi keanggotaan
110
tidak dapat dilakukan. Anggota yang terdaftar namun belum melakukan aktivasi tidak dapat masuk / login ke dalam sistem. Kode aktivasi dibuat dengan fungsi random sehingga karakter yang dibangkitkan adalah karakter acak sejumlah 10 karakter. Dengan kode acak unik ini, yang telah juga disimpan pada database, seorang user yang telah melakukan proses Registrasi akan dapat melakukan aktivasi dengan mengikuti link yang diberikan yang telah dikirim ke alamat email yang digunakan dalam proses sebelumnya. Sistem akan mencocokkan kesesuaian kode tersebut, jika coock status user akan aktif namun begitu pula berlaku sebaliknya. Adapun proses aktivasi dapat digambarkan sebagai Gambar 4.18 dan Gambar 4.19 berikut :
Gambar 4.18. Proses Registrasi dan pembangkitan serta pengiriman kode aktivasi
111
Gambar 4.19. Proses Aktivasi akun user secara mandiri 2. Login menggunakan akun Facebook Proses login dengan Facebook memanfaatkan fitur OAuth dari Facebook. Sehingga memungkinkan seorang user dari suatu aplikasi web melakukan login atau masuk ke dalam suatu sistem aplikasi dengan terlebih dahulu login menggunakan akun Facebooknya. Dengan metode ini tidak lagi diperlukan aktivasi karena dengan berhasil login menggunakan akun Facebook, data pada profile Facebook seperti Nama dan alamat email akan diambil dan dimasukkan ke dalam basis data. Pada dasarnya, aplikasi untuk login menggunakan akun Facebook ini terdapat pada web Server aplikasi pengaduan masyarakat Halo Mangupura, yang link untuk membukanya ditempatkan pada halaman depan
112
web dengan gambar login menggunakan akun Facebook. Pada saat user memilih link tersebut, mereka akan dibawa ke halaman login milik Facebook, dan ketika user berhasil melakukan login, user akan dibawa kembali masuk ke halaman aplikasi, dan data profil mereka telah diambil dan dimasukkan ke dalam basis data. Sehingga, oleh aplikasi web pengaduan ini, dianggap user yang valid dan telah berhasil melakukan login. Begitu pula saat user yang login menggunakan Facebook ini melakukan logout atau keluar dari aplikasi, secara otomatis link untuk logout adalah link logout yang disediakan oleh Facebook itu sendiri. Sehingga, user akan keluar aplikasi sekaligus keluar dari Facebook pada komputer atau laptop bersangkutan yang mengakses aplikasi tersebut. Jika digambarkan dalam flowchart, urutan proses yang terjadi ketika proses login via Facebook dilakukan oleh seorang user pada sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura dengan mengakses halaman web adalah seperti yang terlihat pada Gambar 4.20 3. Login menggunakan akun Twitter Proses login dengan Twitter memanfaatkan fitur OAuth dari Twitter. Sehingga memungkinkan seorang user dari suatu aplikasi web melakukan login atau masuk ke dalam suatu sistem aplikasi dengan terlebih dahulu login menggunakan akun Twitternya. Dengan metode ini tidak lagi diperlukan aktivasi karena dengan berhasil login menggunakan akun Twitter, data pada profile Twitter seperti Username dan alamat email akan diambil dan dimasukkan ke dalam basis data.
113
Gambar 4.20 Proses login menggunakan akun Facebook
Pada dasarnya, aplikasi untuk login menggunakan akun Twitter ini terdapat pada web Server aplikasi pengaduan masyarakat Halo Mangupura, yang link untuk membukanya ditempatkan pada halaman depan web dengan gambar login menggunakan akun Twitter. Pada saat user memilih link tersebut, mereka akan dibawa ke halaman login milik Twitter, dan ketika user berhasil melakukan login, user akan dibawa kembali masuk ke halaman aplikasi, dan data profil mereka telah diambil dan dimasukkan ke dalam basis data. Sehingga, oleh aplikasi web pengaduan ini, dianggap user yang valid dan telah berhasil melakukan login. Begitu pula saat user yang login menggunakan Twitter ini melakukan logout atau keluar dari aplikasi, secara otomatis link untuk logout adalah link logout yang disediakan oleh
114
Twitter itu sendiri. Sehingga, user akan keluar aplikasi sekaligus keluar dari Twitter pada komputer atau laptop bersangkutan yang mengakses aplikasi tersebut. Jika digambarkan dalam flowchart, urutan proses yang terjadi ketika proses login via Twitter dilakukan oleh seorang user pada sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura dengan mengakses halaman web adalah seperti yang terlihat pada Gambar 4.21
Gambar 4.21 Proses login menggunakan akun Twitter Sedangkan integrasi aplikasi pada sistem registrasi dan login ke dalam sistem yang dilakukan pada aplikasi mobile berbasis android Halo-Mangupura adalah sebagai berikut :
115
1. Validasi Pendaftaran dengan menggunakan alamat email Seperti
pada
aplikasi
berbasis
web
pada
pembahasan
sebelumnya, proses validasi pendaftaran menggunakan alamat email juga diberlakukan pada pendaftaran user yang menggunakan aplikasi mobile berbasis android Halo-Mangupura. Setelah screen utama aplikasi terbuka, user dapat memilih link untuk mendaftar yaitu link Register. Pada menu ini, user memasukkan data informasi seperti username, password, email, nama, alamat serta nomor telepon. Jika telah lengkap maka data akan dimasukkan ke basis data, dan kode aktivasi dibuat. Dengan kode aktivasi yang dikirim ke alamat email user yang mendaftar inilah seorang user dapat melakukan aktivasi seperti pada aplikasi berbasis web pada nomor 1 pembahasan sebelumnya. 2. Login menggunakan akun Twitter Pembangunan aplikasi mobile Halo-Mangupura yang berbasis android pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi pengembangan aplikasi android App Inventor dari Google yang kini dimaintenance oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT). Berdasarkan pallete yang tersedia dalam komponen desainer aplikasi pada App Inventor, terdapat pallete social yaitu Twitter diantara pallete social lainnya yaitu ContactPicker, EmailPicker, PhoneCall, PhoneNumberPicker, Sharing, dan Texting. Dengan menggunakan pallete ini disusunlah koneksitas antara aplikasi yang
116
dibangun yaitu Halo-Mangupura dengan social media khususnya Twitter. Sebelum digunakan terlebih dahulu diperlukan data Consumer Key dan Consumer Secret yang diperoleh dari halaman web Twitter. Consumer Key dan Consumer Secret ini seperti halnya Facebook dan Google Map adalah sebuah identitas pengguna yang memanfaatkan layanan koneksitas yang diberikan oleh Social media tersebut. Dalam hal ini, Consumer Key dan Consumer Secret tersebut adalah akses kepada aplikasi Halo Mangupura yang telah didaftarkan kepada Twitter. Artinya, setiap user yang menggunakan fitur login menggunakan akun Twitter untuk masuk ke aplikasi Halo-Mangupura memerlukan sebuah identitas yang telah terdaftar sebelumnya pada Twitter yaitu pasangan Consumer Key dan Consumer Secret. Seperti halnya pada aplikasi berbasis web, user yang login menggunakan akun Twitternya akan diarahkan ke Screen Login milik Twitter yang telah terintegrasi dalam lingkup aplikasi Halo-Mangupura. Untuk pertama kali penggunaan, akan disediakan dialog kepada user tentang kesediaan mereka untuk memberikan akses terhadap informasi profil mereka oleh aplikasi Halo-Mangupura.
117
Gambar 4.22 Proses login dengan Twitter pada aplikasi mobile Halo-Mangupura
Jika setuju, dan berhasil login, data user seperti username pada Twitter, dan email akan diambil serta selanjutnya dimasukkan ke dalam basis data dan Screen aplikasi diarahkan masuk ke Screen Menu Utama. Proses ini dapat dilihat sesuai flowchart pada Gambar 4.22. 3. Login menggunakan akun Facebook Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembangunan aplikasi Halo-Mangupura menggunakan App Inventor dari Google. Berdasarkan pallete yang tersedia dalam komponen desainer aplikasi pada App Inventor, terdapat pallete social yaitu Twitter diantara pallete social
lainnya
yaitu
ContactPicker,
EmailPicker,
PhoneCall,
118
PhoneNumberPicker, Sharing, dan Texting. Namun tidak terdapat pallete social untuk Facebook. Sehingga secara teknis App Inventor tidak mendukung untuk integrasi dengan Facebook. Namun dengan pertimbangan bahwa dengan adanya koneksitas atau fitur login menggunakan akun Facebook pada aplikasi HaloMangupura
akan
memudahkan
dan
lebih
membuka
peluang
penggunaan aplikasi dikemudian hari oleh masyarakat khususnya yang memiliki akun Facebook, maka diusahakan menyediakan fitur login via Facebook pada aplikasi mobile Halo-Mangupura yang dibangun menggunakan App Inventor. Adapun langkah yang ditempuh untuk menyediakan fitur ini adalah studi literatur tentang App Inventor, mengenai fitur serta kemampuan koneksitasnya dengan aplikasi lain. Dalam hal ini diperoleh bahwa fitur yang memiliki koneksitas kepada aplikasi yang lain adalah Activity Starter dan Webviewer. Berdasarkan ujicoba trial and error diputuskan menggunakan pallete user interface Webviewer sebagai
sarana
menghubungkan
Facebook dan
aplikasi
Halo-
Mangupura. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Membuat script login dengan PHP dan ditempatkan pada web Server seperti login Facebook melalui halaman web. 2. Mengarahkan URL yang diakses oleh Webviewer saat login menggunakan Facebook pada aplikasi Halo-Mangupura ke halaman script nomor 1.
119
3. Jika berhasil login, script lain untuk memasukkan data ke basis data dijalankan, sehingga data user masuk dalam basis data user. 4. Akses aplikasi login dari Facebook yang berbasis web dengan Webviewer, dan saat login berhasil, ketika aplikasi mengarahkan halaman web kembali ke halaman awal, URL dari halaman tersebut diselipkan informasi Facebook Id dengan perintah GET dengan sebelumnya menyaring URL terlebih dahulu sehingga yang tersisa adalah Facebook Id dari user yang berhasil melakukan login. 5. Dengan Facebook Id dari user ini, dapat diperoleh data lainnya dari basis data termasuk nama dan email. Menghubungkan akun Facebook dengan fitur login pada aplikasi Halo-Mangupura telah dapat dilakukan walaupun App Inventor memiliki keterbatasan untuk itu, sehingga untuk menjalankannya butuh urutan proses yang sedikit lebih panjang dari biasanya karena menggunakan fitur Webviewer pada App Inventor dan bukannya terhubung langsung menjadi modul utama pada App Inventor seperti halnya Twitter. Prosesnya dapat dilihat pada flowchart sesuai Gambar 4.23. 4.4. Alur Kerja Sistem Adapun alur kerja proses pelaporan pengaduan pada sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat ini adalah ditunjukkan dengan Gambar 4.24. Dalam Sistem Aplikasi ini, terdapat 4 (empat) jenis User, yaitu Administrator Sistem, Masyarakat, Admin Instansi Tujuan Pengaduan dan Inspektur
120
Gambar 4. 23 Proses login dengan Facebook pada aplikasi mobile HaloMangupura
121
Adapun kewajiban, hak ataupun wewenang masing-masing dari keempat User tersebut adalah sebagai berikut : Kewajiban dan Wewenang Administrator Sistem 1. Bertanggungjawab atas pengelolaan sistem aplikasi di sisi Server. 2. Menyeleksi pendaftaran User lain yaitu Masyarakat dan mendaftarkan Admin Instansi Tujuan serta Inspektur secara langsung kedalam sistem 3. Menyeleksi pengaduan yang dilakukan oleh User Masyarakat berkenaan dengan absah atau tidaknya pengaduan yang dibuat dan korelasi dari lokasi, foto maupun video yang diunggah 4. Mengarahkan tujuan pelaporan Pengaduan kepada Instansi Tujuan yang tepat atau yang berkompeten bila User Masyarakat salah memilih Instansi Tujuan 5. Berwenang memanajemen user dan pengaduan termasuk membackup data pengaduan atau menghapusnya.
122
Masyarakat
-
Gambar 4.24 Alur Kerja Proses Pelaporan Pengaduan Halo Mangupura SKPD Terkait (Administrator Sistem) (Admin Instansi Tujuan)
START
Pengaduan
Pengaduan
Pengaduan
Verifikasi Keabsahan Pengaduan
Verifikasi Lapangan
Data Pelapor Topik Pengaduan Deskripsi Pengaduan Lokasi Pengaduan File Multimedia
Inspektorat (Inspektur) Inspeksi Proses Penanganan Pengaduan
Pengaduan Valid? Pengaduan Valid?
Pemberian tanggapan
Notifikasi Pengaduan Tidak Valid Penanganan Pengaduan dan pemberian tanggapan
Notifikasi Pengaduan telah / belum ditindaklanjuti
Proses Penanganan Pengaduan
Respon >7hari?
Inspeksi Proses Penanganan Pengaduan
Respon Penanganan Pengaduan = “LAMBAT” Respon Penanganan Pengaduan = “WAJAR”
123
Kewajiban dan Hak User Masyarakat 1. Bertanggungjawab atas data-data yang dikirim pada saat melakukan pendaftaran pada sistem. 2. Bertanggungjawab atas data-data yang dikirim pada saat melaporkan pengaduan. 3. Berhak melihat pengaduan absah yang telah dilaporkan baik oleh dirinya maupun oleh User Masyarakat lain dengan detail pengaduan berupa tanggal pengaduan dibuat, identitas pelapor, topik pengaduan, deskripsi pengaduan, foto/video pendukung pengaduan, lokasi pengaduan serta tanggapan dari instansi tujuan pengaduan. 4. Berhak melakukan pengaduan yang absah dan mendapat tanggapan tindaklanjut dari Instansi Tujuan yang berkompeten. Kewajiban dan Wewenang Admin Instansi Tujuan Pengaduan 1. Bertanggungjawab atas data-data pengaduan yang telah diverifikasi oleh Administrator Sistem untuk kemudian ditelaah. 2. Bertanggungjawab meneruskan pengaduan kepada bidang yang menangani permasalahan pada Instansinya. 3. Berwenang memberikan tanggapan atas tindaklanjut yang telah diambil oleh Instansinya terhadap setiap pengaduan yang dilaporkan dengan tujuan Instansinya.
124
Wewenang dan Hak Inspektur 1. Mengakses seluruh data pengaduan yang ada lengkap dengan informasi penanganannya. 2. Mendapat data riil kinerja Instansi Tujuan Pengaduan dalam melakukan respon terhadap Pengaduan yang ada. 3. Berwenang memberikan apresiasi atau teguran kepada Instansi Tujuan Pengaduan berdasarkan data yang diperoleh melalui aplikasi. Dengan Kewajiban, Hak, serta Wewenang dari masing-masing User, maka dapat disusun alur kerja Sistem Aplikasi ini menjadi sebagai berikut : 1. Pendaftaran - User Masyarakat mengisi formulir pendaftaran dengan mencantumkan username, password, email, nama, alamat, nomor telepon. - User mengirim data. - Setelah data-data tersebut dikirim, User Masyarakat wajib melakukan aktivasi dengan membuka email yang dikirim oleh sistem ke email User yang berisi link konfirmasi pendaftaran. Hal ini dilakukan untuk mencegah penggunaan email yang tidak absah. Berikut Flowchart dari proses pendaftaran oleh User sesuai Gambar 4.25.
125
Gambar 4.25. Flowchart proses pendaftaran user
126
2. Masuk ke dalam sistem (Login) - User yang dapat masuk ke dalam sistem adalah Administrator Sistem, User Masyarakat, Admin Instansi Tujuan Pengaduan dan Inspektur. - Cara masuk ke dalam Sistem untuk User Administrator Sistem, Admin Instansi Tujuan Pengaduan dan Inspektur adalah dengan memasukkan username serta password yang benar. Khusus untuk User Masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan memasukkan pasangan username dan password yang benar atau dengan menggunakan aplikasi login via sosial media seperti Facebook atau Twitter. Sedangkan jika login dilakukan menggunakan aplikasi mobile berbasis Android, Login dapat dilakukan dengan menjalankan aplikasi mobile berbasis Android yang dapat diunduh melalui link yang ada pada halaman depan website. User Masyarakat dapat memasukkan pasangan username dan password yang benar kemudian memilih menu Login. Login juga dapat dilakukan dengan menggunakan akun sosial media Facebook dan Twitter. User yang berhasil masuk ke dalam sistem akan dibawa ke screen Menu Utama. - Login ini dimaksudkan sebagai Autentikasi sistem terhadap User yang berhak mengakses. Jika data login yang dikirimkan absah, maka Sistem akan membawa User masuk kedalam yaitu halaman User. Masingmasing User memiliki halaman User yang berbeda, sesuai dengan Kewajiban, Hak serta Wewenangnya. Untuk User Administrator Sistem, halaman User akan berisikan fitur untuk manajemen User
127
lainnya, serta manajemen pengaduan. Untuk halaman User Instansi Tujuan Pengaduan, fitur yang disediakan adalah fitur untuk memanajemen pengaduan khusus untuk memberikan tanggapan serta tindaklanjut pengaduan yang secara otomatis akan mengubah status penanganan pengaduan dari “Belum ditangani” menjadi “Sudah ditangani”. Sedangkan untuk user Inspektur halaman yang disediakan berisi fitur Inspeksi Pengaduan untuk masing-masing Instansi Tujuan Pengaduan. Flowchart dari proses Login oleh User sesuai Gambar 4.26. Flowchart dari proses Login oleh User melalui akun Social media dapat ditunjukkan pada Gambar 4.27.
3. Melihat Pengaduan Setiap User dapat melihat seluruh pengaduan yang telah diverifikasi oleh Administrator Sistem, baik melalui halaman web, maupun aplikasi mobile oleh User Masyarakat. Dari halaman web, untuk melihat pengaduan dapat dilakukan dengan memilih Menu Pengaduan pada daftar menu utama yang ada. Menu Pengaduan terletak disebelah kanan Menu Home yang berderet bersama-sama dengan Menu Register, Petunjuk dan Syarat serta Download. Daftar pengaduan yang ditampilkan adalah Daftar Pengaduan yang telah diverifikasi. Untuk melihat detail lokasi dan file foto atau video
128
yang dikirim beserta dengan pengaduannya, dapat dilakukan dengan memilih link Detail Pengaduan.
Gambar 4.26. FLowchart proses login user dengan username dan password
129
Gambar 4.27. Flowchart proses login user dengan akun Social Media Facebook/Twitter
130
Pada halaman Detail Pengaduan akan ditampilkan foto atau video yang dikirim bersama pengaduan serta peta dari Google Map yang dilengkapi dengan penanda atau marker. Untuk Status Pengaduan yang telah ditangani, tanda marker adalah biru, sedangkan untuk Status Pengaduan yang belum ditangani, penanda atau marker akan berwarna merah. Penempatan penanda ini tepat berada di tengah-tengah peta. Sedangkan untuk melihat Identitas Pelapor dan Deskripsi Pengaduan pada penanda tersebut, dapat dilakukan klik sehingga muncul keterangan Pelapor dan Deskripsi dari setiap pengaduan yang lokasinya direpresentasikan pada penanda atau marker pada peta. Sedangkan dari aplikasi mobile berbasis Android, untuk melihat daftar pengaduan dapat dilakukan dengan memilih Menu Lihat Pengaduan pada Menu Utama. Screen Menu Utama dapat diakses ketika User telah melewati tahap Login. Pada Screen Pengaduan, User akan disuguhkan Daftar Pengaduan yang telah melewati tahap verifikasi. Untuk melihat salah satu pengaduan, dapat dilakukan tap pada salah satu topik yang muncul sebagai daftar. Setelah tap dilakukan, pada Screen akan ditampilkan tabel data yang berisikan data-data pengaduan. Pada bagian akhirnya disediakan tombol untuk melihat detail pengaduan yaitu foto atau video yang mungkin melengkapi pengaduan, serta peta lokasi berupa peta statis dari Google Map. Pada peta statis tersebut akan terlihat sebuah penanda pada tengah peta dengan warna merah huruf B atau biru dengan huruf S. Warna merah merepresentasikan bahwa pengaduan belum ditangani oleh Instansi Tujuan Pengaduan, dan huruf B bermakna “Belum”, atau warna biru yang
131
merepresentasikan bahwa pengaduan telah ditangani oleh Instansi Tujuan Pengaduan serta huruf S yang artinya “Sudah”. Hal ini berkorelasi dengan tabel data yang ditampilkan, yaitu bagian Tanggapan, jika telah ditangani maka akan muncul tanggapan dari Instansi Tujuan Pengaduan, sedangkan jika pada baris Tanggapan pada tabel data masih kosong, maka berarti pengaduan belum ditangani oleh Instansi Tujuan Pengaduan. Untuk melihat secara detail lokasi pengaduan tersebut dapat dilakukan dengan melakukan tap pada peta statis, maka aplikasi akan membuka aplikasi Google Map pada perangkat, dan menandainya. Arah dan jarak dari posisi User yang mengakses ke tempat pengaduan dapat diketahui. Flowchart dari proses Melihat Pengaduan oleh User sesuai dengan Gambar 4.28. 4. Lapor Pengaduan Setiap User Masyarakat dapat melakukan pengaduan kepada Instansi Tujuan yang bertanggungjawab di bidangnya. Laporan dibuat dengan memilih Menu Kirim Pengaduan pada halaman User. Pada halaman Kirim Pengaduan, User akan diberikan sebuah formulir untuk memasukkan data-data tentang pengaduan yang akan dibuat, yaitu : - Tanggal Pengaduan - Instansi Tujuan Pengaduan - Topik Pengaduan - Deskripsi Pengaduan .
132
Gambar 4.28. Flowchart proses melihat Pengaduan
133
-
Lokasi Pengaduan yang didapat melalui pemilihan lokasi pada peta yang disediakan.
-
File foto atau video yang digunakan sebagai pendukung pengaduan
Data yang dimasukkan haruslah lengkap, jika masih satu atau dua baris isian yang kosong kecuali file pengaduan, formulir tidak dapat dikirim. Demikian halnya dengan penggunaan aplikasi mobile, ketika User memilih Menu Lapor pada Screen Menu Utama, User akan diarahkan menuju Screen Lapor Pengaduan. Dalam Screen ini, disediakan formulir untuk diisi sama persis dengan formulir yang ada pada halaman web Kirim Pengaduan kecuali pada fitur memilih lokasi, karena tujuan dari penggunaan aplikasi mobile ini adalah untuk menentukan lokasi tepat kejadian maka lokasi pengaduan otomatis di set sesuai lokasi User berada saat menjalankan aplikasi Kirim Pengaduan. Berikut Flowchart dari proses Lapor Pengaduan oleh User. Gambar 4.29 menunjukkan proses lapor pengaduan melalui halaman web. Sedangkan pada Gambar 4.30 menunjukkan proses lapor pengaduan dengan menggunakan aplikasi mobile Halo-Mangupura.
134
START
User memilih menu Lapor Pengaduan pada aplikasi dan mengisi Formulir Pengaduan
Memeriksa kelengkapan dan keabsahan isian pengaduan
Lengkap dan absah ?
Y
Menyimpan data pengaduan. Tampilkan daftar Pengaduan yang telah dilaporkan beserta statusnya
Database Pengaduan
STOP
Gambar 4.29. Flowchart proses Lapor Pengaduan (via Web)
135
Gambar 4.30. Flowchart proses Lapor Pengaduan (via mobile app)
4.5. Pembangunan Sistem Dari seluruh tahap penelitian sesuai dengan yang telah dijelaskan pada BAB III khususnya Sub Bab 3.5 dan Sub Bab 3.6 yaitu Pembangunan Sistem Aplikasi dan Pengujian Sistem Aplikasi, diperoleh hasil sebagai berikut :
136
1. Pembangunan Basis Data Dalam penelitian ini, arsitektur sistem yang dipilih untuk digunakan adalah berbasis Client-Server. Oleh karenanya, sangat penting dalam menyusun Basis Data yang handal dan aman karena seluruh proses pengolahan data yang terpusat ini bertumpu kepada basis data ini. Berdasarkan pertimbangan tersebut dan prinsip Open Source nya, maka dalam penelitian ini dipilih Mysql Server sebagai engine basis data yang juga merupakan sebuah perangkat lunak Database Management Sistems (DBMS). MySql dengan aplikasi antarmuka pengolahannya yang berbasis web yaitu phpMyAdmin sangat membantu dalam administrasi basis data secara remote. Adapun jumlah keseluruhan database yang digunakan dalam sistem ini adalah sebanyak 2 (dua) database. Satu database untuk sistem, dan yang lain untuk kepentingan survey online. Untuk database sistem, diberikan nama kayusel1_halomang. Untuk database survey online diberikan nama kayusel1_advp591. Jumlah tabel yang dibangun untuk mendukung sistem aplikasi ini di dalam database kayusel1_halomang adalah sebanyak 3 (tiga) tabel yaitu tabel user, tabel pengaduan dan tabel instansi. Adapun tabel-tabel yang termasuk dalam database kayusel1_halomang adalah sebagai berikut :
137
a. Tabel user Tabel user menampung simbol entitas user, yaitu keempat jenis user yang terdiri dari atribut user_id, fuid, oauth_provider, username, password,
email,
nama,
alamat,
nomor_telepon,
status,
aktif,
kode_aktivasi, jml_pengaduan. Jika digambarkan, hubungan antara simbol entitas dan atributnya dapat dilihat pada Gambar 4.31.
Gambar 4.31 Simbol entitas dan atribut pada tabel user Adapun keterangan masing-masing atribut adalah : 1. user_id, bersifat unik, jenis bilangan integer, dan auto increment, menampung identitas unik dari setiap user yang terdaftar sesuai urutan waktu. 2. fuid, berjenis varchar, menampung Facebook Id dari user yang login menggunakan akun facebook 3. oauth_provider, berjenis varchar, menampung Jenis provider dengan layanan oauth, misalnya Twitter.
138
4. username, berjenis varchar, menampung nama unik user. 5. password, berjenis password, menampung password atau kata sandi dari user. 6. email, berjenis varchar, menampung alamat email user. 7. nama, berjenis varchar, menampung nama lengkap dari user. 8. alamat, berjenis varchar, menampung alamat lengkap dari user. 9. nomor_telepon, berjenis varchar, menampung nomor telepon dari user. 10. status, berjenis integer, menampung jenis user, yaitu 1 untuk Sistem Administrator, 2 untuk Masyarakat, 3 untuk Admin Instansi Tujuan, dan 4 untuk Inspektur. 11. aktif, berjenis integer, menampung status user apakah aktif atau tidak dengan kondisi aktif sebagai 1, dan kondisi tidak aktif sebagai 0. 12. Kode_aktivasi, berjenis varchar, menampung kode acak untuk aktivasi user sesaat setelah berhasil melakukan pendaftaran. Kode ini hanya diterbitkan untuk jenis user yang mendaftar melalui menu Register. Untuk user yang masuk atau login menggunakan akun SocialMedia, kode aktivasi tidak berlaku. 13. jml_pengaduan, berjenis integer, menampung jumlah pengaduan yang telah dilaporkan oleh user. Atribut ini berkorelasi dengan tabel Pengaduan khususnya dengan atribut Pelapor. b. Tabel pengaduan Tabel pengaduan menampung simbol entitas pengaduan, yang terdiri dari atribut aduan_id, pelapor, tanggal_aduan, jam_aduan,
139
topik_aduan, des_aduan, file_aduan, latitude_aduan, longitude_aduan, status_aduan, instansi_tujuan, fuid, status_tangan, jenis_file_aduan, tanggapan, tgl_tanggapan, jam_tanggapan, dibaca. Jika digambarkan, hubungan antara simbol entitas dan atributnya dapat dilihat pada Gambar 4.32.
Gambar 4.32 Simbol entitas dan atribut pada tabel pengaduan
Adapun keterangan masing-masing atribut adalah : 1. aduan_id, bersifat unik, jenis bilangan integer, dan auto increment, menampung identitas unik dari setiap pengaduan yang disimpan sesuai urutan waktu. 2. pelapor, berjenis varchar, menampung username atau nama dari user yang mengirim pengaduan.
140
3. tanggal_aduan, berjenis date, menampung tanggal dikirimnya pengaduan. 4. jam_aduan, berjenis time, menampung waktu dikirimnya pengaduan. 5. topik_aduan, berjenis varchar, menampung topik pengaduan yang dikirim oleh user. 6. des_aduan, berjenis varchar, menampung deskripsi pengaduan yang dikirim oleh user. 7. file_aduan, berjenis varchar, menampung url / path tempat dimana file multimedia yang melengkapi pengaduan yang dikirim oleh user disimpan. 8. latitude_aduan,
berjenis
varchar,
menampung
latitude
berupa
koordinat lintang selatan dari koordinat lokasi pengaduan yang dikirim oleh user. 9. longitude_aduan, berjenis varchar, menampung menampung longitude berupa koordinat bujur timur dari koordinat lokasi pengaduan yang dikirim oleh user. 10. status_aduan, berjenis integer, menampung jenis pengaduan apakah telah aktif atau belum, yaitu 1 untuk kondisi aktif, 2 untuk kondisi tidak aktif. Dalam hal ini, aktif berarti telah melalui verifikasi oleh Administrator System sehingga telah tayang dalam sistem. 11. instansi_tujuan, berjenis varchar, menampung nama instansi tujuan pengaduan yang dikirim oleh user. Adapun instansi tujuan yang dipilih disesuaikan dengan kewenangan bidang penanganan masing-
141
masing instansi atas berbagai masalah yang ada. Jika arah instansi tujuan tidak tepat untuk topik pengaduan, bidang apakah aktif atau tidak dengan kondisi aktif sebagai 1, dan kondisi tidak aktif sebagai 0. 12. fuid, berjenis varchar, menampung facebook id, untuk pelapor yang menggunakan
akun
facebook
dalam
melakukan
pengiriman
pengaduan. 13. status_tangan, berjenis varchar, menampung status penanganan oleh instansi tujuan pengaduan yang isinya dua kondisi yaitu “Sudah” atau “Belum”. 14. jenis_file_aduan, berjenis varchar, menampung jenis file multimedia yang melengkapi pengaduan, dengan kondisi “gambar” untuk file dengan mime type image, dan “video” untuk file dengan mime type video. 15. tanggapan, berjenis varchar, menampung isi komentar tanggapan dari Admin Instansi Tujuan sebagai respon dari adanya pengaduan. Hal ini dianggap sebagai tanda bahwa pengaduan telah diverifikasi lapangan oleh instansi tujuan. 16. tgl_tanggapan, berjenis date, menampung tanggal saat pengaduan diberikan tanggapan oleh Admin Instansi Tujuan. 17. jam_tanggapan, berjenis time, menampung waktu saat pengaduan diberikan tanggapan oleh Admin Instansi Tujuan.
142
18. dibaca, berjenis integer, menampung nilai yang merupakan jumlah berapa kali suatu pengaduan yang telah berstatus aktif dibaca secara detail oleh pengunjung atau user. c. Tabel instansi Tabel instansi menampung simbol entitas instansi tujuan pengaduan, yang terdiri dari atribut instansi_id, instansi_admin, dan instansi_nama. Jika digambarkan, hubungan antara simbol entitas dan atributnya dapat dilihat pada Gambar 4.33.
Gambar 4.33. Simbol entitas dan atribut pada tabel instansi Adapun keterangan masing-masing atribut adalah : 1. instansi_id, bersifat unik, jenis bilangan integer, dan auto increment, menampung identitas unik dari setiap instansi yang disimpan sesuai urutan waktu. 2. instansi_admin, berjenis varchar, menampung nama unik dari Admin Instansi Tujuan yang didaftarkan kepada Administrator Sistem. 3. instansi_nama, berjenis varchar, menampung nama instansi untuk masing-masing instansi tujuan pengaduan.
143
Jika direlasikan, antar ketiga tabel ini, maka dapat digambarkan hubungan antar entitas dalam tabel tersebut sebagai Gambar 4.34.
Gambar 4.34. Relasi antar tabel Penjelasan dari relasi ini adalah sebagai berikut : -
username dan nama dari tabel user, berelasi dengan pelapor pada tabel pengaduan, yaitu hanya user yang telah terdaftar yang dapat melakukan laporan pengaduan. Untu user yang melakukan pendaftaran melalui menu register, tentu dilengkapi dengan username, sedangkan user yang login dengan akun social media seperti facebook atau twitter, penggunaan username dapat digantikan oleh nama.
-
username pada tabel user juga berelasi dengan instansi_admin, yaitu Admin Instansi Tujuan juga merupakan user yang terdaftar.
144
-
fuid pada tabel user berelasi dengan fuid pada tabel pengaduan yang merupakan identitas dari user yang menggunakan akun facebook untuk melakukan login dan melaporkan pengaduan.
-
instansi tujuan dari tabel pengaduan berelasi dengan instansi_nama pada tabel instansi khususnya untuk fungsi manajemen pengaduan oleh Admin Instansi Tujuan, yaitu untuk memfilter pengaduan yang mana saja yang ditujukan kepada instansinya.
2. Pembangunan Sistem Aplikasi berbasis Web pada Server. Aplikasi ini berupa halaman web Pengaduan Masyarakat yang diberikan alamat domain tertentu sehingga dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Dalam penelitian ini, berkas halaman web baik yang sifatnya statis maupun yang dinamis (Server side scripting) diletakkan pada sebuah web hosting berbayar dengan nama domain http://disayang.in, dengan tampilan halaman utama yang terlihat seperti pada Lampiran Gambar 1. Penempatan berkas halaman web di sebuah web hosting agar seluruh fitur yang ada dapat berjalan dengan baik khususnya dapat diakses orang banyak, uptime yang baik, dan dapat mengakses layanan GoogleMaps. Khusus untuk berkas yang diupload ke Server seperti berkas multimedia,
diletakkan
pada
hosting
yang
berbeda
yaitu
pada
http://mangupura.host22.com yaitu hosting dengan layanan yang sama dengan hosting berbayar yang disupport oleh http://000webhost.com yang berdasarkan penelitian ini memiliki kebijakan untuk memperbolehkan upload
145
file dengan penerapan fitur PHP PEAR, yang sangat diperlukan dalam upload berkas menggunakan aplikasi mobile berbasis android yang dibangun untuk sisi Client pada penelitian ini. Adapun fitur yang telah dibangun dalam halaman web ini antara lain Register, Login, Melihat Daftar Pengaduan, Membuat Pengaduan, Melihat Pengaduan yang telah dilaporkan, Administrasi oleh Administrator Sistem, Administrasi oleh Admin Instansi Tujuan, dan Dashboard Inspektur dengan rincian sebagai berikut : a. Register Register atau pendaftaran adalah fitur yang digunakan oleh pengguna untuk mendaftarkan dirinya sebagai pengguna aplikasi ini. Pendaftaran dilakukan dengan mengisi sebuah formulir dengan datadata sebagai berikut : -
Username
-
Password
-
Email
-
Nama
-
Alamat
-
Nomor Telepon Jika data lengkap dan diisi dengan benar, sistem akan
membangkitkan kode aktivasi dan membuat email yang memuat data pendaftaran lengkap dengan link yang disediakan untuk melakukan aktivasi. Aktivasi ini dimaksudkan untuk mencegah digunakannya
146
email palsu atau tidak valid oleh pengguna, serta memperkecil kemungkinan disalahgunakannya aplikasi ini untuk kepentingan tertentu. Email tersebut dikirim ke alamat email calon pengguna. Pengguna yang telah menerima email pemberitahuan pendaftaran diwajibkan melakukan aktivasi. Jika tidak dilakukan, maka aplikasi belum dapat digunakan menggunakan identitas calon pengguna yang didaftarkan tersebut. Halaman Register dapat dilihat seperti pada Lampiran Gambar 2. Jenis pengguna atau user dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu 1 untuk Administrator Sistem, 2 untuk Pengguna/Masyarakat dan 3 untuk Instansi Tujuan Pengaduan, dan 4 untuk Inspektur. Untuk User Administrator Sistem, fitur yang disediakan adalah (sesuai menu pada Lampiran Gambar 3): 1. Memanajemen User (On /Off User) 2. Memanajemen
Pengaduan
(Verifikasi/Aktivasi
Pengaduan,
Update Status Penanganan) Untuk User Pengguna/Masyarakat, fitur yang disediakan adalah (sesuai menu pada Lampiran Gambar 4): 1. Update Bio Data 2. Melakukan Pengaduan 3. Melihat
Pengaduan
yang
telah
pengaduan termasuk penanganannya.
dilaporkan
beserta
status
147
Untuk User Instansi Tujuan Pengaduan, fitur yang disediakan adalah (sesuai menu pada Lampiran Gambar 5) : 1. Melihat Pengaduan-pengaduan yang terkait dengan Instansinya 2. Update Status Penanganan 3. Memberikan penjelasan atas penanganan yang dilakukan Untuk User Inspektur, fitur yang disediakan adalah (sesuai menu pada Lampiran Gambar 6) : 1. Melihat Pengaduan-pengaduan beserta proses penanganannya 2. Mengambil data atau mencetak halaman untuk administrasi pengawasan b. Login Login atau masuk ke dalam sistem dilakukan dengan memasukkan pasangan username dan password yang benar yang telah terdaftar dan teraktivasi. Kecuali untuk user yang menggunakan akun Facebook atau Twitter, dapat langsung menggunakannya untuk melakukan
login,
namun
khusus
untuk
jenis
User
Pengguna/Masyarakat. Proses login melalui halaman register dapat dilihat pada Lampiran Gambar 7 dan Lampiran Gambar 8. User yang login dengan menggunakan akun Facebook dapat dilihat sesuai pada Lampiran Gambar 9. User yang login dengan menggunakan akun Twitter dapat dilihat sesuai pada Lampiran Gambar 10.
148
Proses login sekaligus dilakukan selain untuk otentikasi user juga dilakukan untuk mendaftarkan session yang kemudian digunakan pada setiap halaman web yang akan diakses selanjutnya. Jika login terautentikasi, maka sistem membuat sesi untuk user tersebut. Sehingga, tidak diperlukan login kembali untuk setiap halaman yang diakses, cukup uji sesi tersebut saja di setiap halaman. c. Melihat Daftar Pengaduan Fitur ini tidak memerlukan proses login terlebih dahulu, sehingga dapat diakses oleh seluruh pengunjung halaman web. Pengaduan yang dapat dilihat adalah pengaduan yang telah diverifikasi oleh Administrator Sistem. Seluruh pengunjung memiliki hak akses yang sama terhadap seluruh pengaduan yang telah diverifikasi oleh Admin, termasuk melihat detail pengaduan yang terdiri dari informasi tanggal pengaduan, pelapor, topik pengaduan, deskripsi pengaduan, foto atau berkas multimedia lain tentang pengaduan tersebut, serta lokasi pengaduan yang ditampilkan dalam bentuk peta dari GoogleMaps dengan penanda (marker) titik lokasi pengaduan dengan identitas berupa warna yang menunjukkan status penanganan. Warna merah menandakan pengaduan belum ditangani instansi terkait, sedangkan warna biru menunjukkan pengaduan telah ditangani. Penanda pada GoogleMaps ini jika di klik akan muncul Nama Pelapor serta Deskripsi Pengaduan sebagai identitasnya.
149
Posisi marker sebagai penanda lokasi pengaduan, sesuai dengan data pengaduan yang dilaporkan, otomatis terletak pada tengah peta. Peta yang muncul bersifat dinamis, dengan tampilan yang dapat disesuaikan sebagai tampilan satelit maupun jalan. Begitu pula dengan posisi zoom atau pembesaran yang dapat disesuaikan baik di perbesar maupun semakin kecil. Hal ini untuk memudahkan dalam pencarian lokasi yang lebih spesifik. Halaman web untuk melihat pengaduan ditunjukkan dalam Lampiran Gambar 11, Gambar 12, dan Gambar 13. d. Membuat Pengaduan Fitur ini hanya terdapat pada User Pengguna/Masyarakat. Dalam membuat Pengaduan, Pengguna diberikan sebuah formulir yang memuat daftar isian Pengaduan diantaranya (sesuai dengan Lampiran Gambar 14): -
Waktu Pelaporan Pengaduan (waktu saat ini secara otomatis terekam)
-
Topik Pengaduan
-
Deskripsi Pengaduan
-
Lokasi Pengaduan (dilakukan dengan drag marker pada peta untuk menentukan koordinat latitude maupun longitudenya)
-
File Multimedia (jika ada) untuk melengkapi pengaduan Pengaduan yang dikirim akan disimpan dalam database, dan
muncul sebagai Pengaduan yang belum diverifikasi. Kecuali jika
150
pengguna telah pernah melakukan pengaduan valid (telah diverifikasi) minimal sebanyak 3 (tiga) kali, maka secara otomatis akan terverifikasi yang artinya langsung tayang pada sistem. e. Melihat Pengaduan yang telah dilaporkan Pengaduan yang telah dikirim atau dilaporkan dapat dilihat secara langsung oleh pelapor di halaman User. Hal ini bertujuan untuk melihat status pengaduan yang dibuat apakah telah diverifikasi atau belum, dan apakah telah ditangani instansi terkait atau belum, dan melihat tanggapan langsung dari instansi terkait perihal pengaduan yang telah dikirim. Pada kolom terakhir dari tabel Lihat Pengaduan ini terdapat menu pilihan untuk melihat secara detil pengaduan. Detil Pengaduan yang dimaksud adalah Deskripsi Pengaduan, lokasi pengaduan yang ditampilkan dalam
bentuk Peta dengan GoogleMaps,
Status
Penanganan oleh Instansti Tujuan, serta Tanggapan dari Instansi Tujuan. Tampilan dari halaman untuk melihat Pengaduan oleh User dapat dilihat pada Lampiran Gambar 15 dan Lampiran Gambar 16. f.
Administrasi oleh Administrator Sistem Administrator
Sistem
memiliki
kewenangan
dalam
memanajemen user dan pengaduan. Untuk manajemen User, Admin Sistem diberikan sebuah halaman untuk memantau User termasuk untuk
memanajemen.
Kewenangan
manajemennya
yaitu
mengaktifkan atau bahkan untuk menghapus User. Hal ini dapat
151
dilihat pada halaman Manajemen User sesuai pada Lampiran Gambar 17. Disamping kewenangan
itu,
dalam
Administrator
memanajemen
Sistem
juga
pengaduan.
memiliki
Manajemennya
meliputi mengaktifkan pengaduan setelah melakukan verifikasi terhadap kebenaran pengaduan, keabsahan lokasi, file multimedia yang diunggah dan deskripsi pengaduan secara umum. Manajemen Pengaduan juga termasuk menyesuaikan pilihan Instansi Tujuan oleh User jika Instansi yang dipilih salah. Administrator Sistem bertanggungjawab untuk mengarahkan ke Instansi Tujuan yang benar menangani masalah tersebut. Hal ini dapat dilihat pada halaman Manajemen Pengaduan sesuai pada Lampiran Gambar 18. g.
Administrasi oleh Admin Instansi Tujuan Sama halnya dengan Administrator Sistem, Administrator Instansi
Tujuan
memiliki
kewenangan
dalam
memanajemen
pengaduan. Hanya saja, bentuk kewenangannya berbeda, yaitu Admin Instansi Tujuan hanya dapat memberikan Tanggapan terhadap pengaduan yang diarahkan kepada Instansinya. Pemberian Tanggapan terlebih dahulu melalui proses pelaporan
kepada
bidang
yang
menangani,
sehingga
terjadi
sinkronisasi dalam penanganan dilapangan dengan pemberian tanggapan
pada
sistem.
Pemberian
Tanggapan
otomatis
152
memperbaharui status pengaduan menjadi telah tertangani. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya keterangan kapan dan isi dari tanggapan oleh Instansi Tujuan pada informasi detil pengaduan. Hal ini dapat dilihat pada halaman Manajemen Pengaduan oleh Admin Instansi Tujuan sesuai pada Lampiran Gambar 19. h.
Dashboard Inspektur Sama halnya dengan Administrator Sistem dan Admin Instansi Tujuan, Inspektur memiliki kewenangan dalam melihat pengaduan. Hanya saja, inspektur tidak memiliki wewenang untuk memanajemen pengaduan. Sifatnya hanya memantau atau mengawasi kinerja Instansi Tujuan Pengaduan. Status penanganan pengaduan dibagi menjadi dua kondisi yaitu Wajar atau Lambat. Penanganan yang melebihi 7 hari kalender diberikan kategori sebagai penanganan yang lambat, sedangkan sebaliknya diberikan kategori wajar. Inspektur juga dapat mencetak proses penanganan pengaduan beserta data-data kinerja dari Instansi Tujuan Pengaduan sebagai dasar melakukan penilaian kinerja sesuai pada Lampiran Gambar 20.
3. Pembangunan Sistem Aplikasi pada Client mobile ber sistem operasi Android Pengembangan aplikasi Client pada Android ini dibangun dengan bantuan App Inventor 2 yang mengakses Web Database MySql yang sama dengan aplikasi berbasis web pada bagian 2 yaitu Pembangunan
153
Sistem Aplikasi berbasis web pada Server. Sehingga, data-data yang diakses adalah data yang sama. Tampilan masuk aplikasi ditunjukkan pada Lampiran Gambar 21. Adapun fitur yang telah dibangun antara lain Register, Login, Melihat Pengaduan, Lapor Pengaduan, dan Update Data dengan rincian sebagai berikut : a. Register Register atau pendaftaran dilakukan dengan mengisi formulir yang terdiri dari item username, password, email, nama, alamat, nomor telepon. Setelah melengkapi formulir isian dengan benar, maka data tersebut dikirim kepada web Server dan disimpan dalam database. Pengisian formulir register haruslah lengkap, karena jika satu saja isian formulir tidak terisi atau tidak memenuhi syarat, maka pengiriman data akan gagal. Proses registrasi ditunjukkan oleh Lampiran Gambar 22. Untuk memulai menggunakan aplikasi User wajib melakukan aktivasi dengan mengikuti link yang dikirim ke email yang digunakan dalam proses pendaftaran. Setelah user dinyatakan aktif oleh sistem, user dipersilahkan melakukan login atau masuk ke dalam sistem untuk kemudian memanfaatkan fitur-fitur yang ada sesuai dengan jenis dan user. b. Login Login atau masuk ke dalam sistem dilakukan dengan memasukkan pasangan username dan password yang benar kedalam
154
formulir login. Proses otentikasi ini dilakukan sama dengan aplikasi yang berbasis web yaitu mencocokkan data yang ada pada database untuk kemudian membuat sesi khusus untuk user yang telah berhasil login dalam mengakses screen demi screen dalam aplikasi ini. Khusus untuk user yang memiliki akun media social Facebook atau Twitter, login langsung dapat dilakukan dengan menggunakan akun Facebook atau Twitternya dengan memilih tombol Login via Facebook atau Login via Twitter. Proses login ditunjukkan pada Lampiran Gambar 23a, Gambar 23b dan Gambar 23c. c. Melihat Pengaduan Sedikit berbeda dengan aplikasi berbasis web yang dibangun pada nomor 1 yaitu Pembangunan Sistem Aplikasi berbasis web pada Server, hanya user yang telah melakukan login atau masuk ke dalam sistem yang dapat mengakses pengaduan yang telah terverifikasi baik yang telah ditangani atau belum ditangani oleh instansi terkait. Setelah melalui tahap login, user akan dibawa kepada screen Menu Utama, yang ditunjukkan pada Lampiran Gambar 24. Pada Menu Utama terdapat beberapa menu yaitu Pengaduan, Lapor dan Update Bio Data. Untuk melihat Pengaduan, dipilih menu Pengaduan yang akan menampilkan sebuah daftar yang memuat seluruh pengaduan yang telah terverifikasi dengan memunculkan Topik Pengaduan sebagai judulnya berdasarkan urutan dari yang terbaru.
155
Untuk
melihat
salah
satu
pengaduan,
dapat
dipilih
berdasarkan topik pengaduan yang tertera dalam daftar pengaduan seperti yang terlihat pada Lampiran Gambar 25. User yang telah memilih salah satu pengaduan, akan dibawa kepada screen lain yang memuat informasi lengkap tentang pengaduan tersebut yang terdiri dari : -
Tanggal Pengaduan
-
Pelapor
-
Topik Pengaduan
-
Deskripsi Pengaduan
-
Instansi Tujuan
-
Lokasi Pengaduan
Tampilan untuk daftar informasi pengaduan seperti tersebut di atas dapat dilihat pada Screen yang ditunjukkan oleh Lampiran Gambar 26. Khusus untuk lokasi pengaduan, fitur ini dapat dilihat jika telah memilih tombol Lihat Lokasi. Kemudian akan muncul sebuah peta dengan penanda berupa marker dengan warna yang menandakan lokasi dan status penanganan sebuah pengaduan. Marker warna merah menandakan pengaduan dengan status belum ditangani, sedangkan marker berwarna biru menandakan bahwa pengaduan di lokasi tersebut telah ditangani. Adapun lokasi dari pengaduan yang dipilih akan ditampilkan pada bagian tengah peta. Lokasi pada peta ini dapat dilihat seperti pada Lampiran Gambar 27.
156
Pengaduan dengan kelengkapan sebuah file multimedia, yang dapat berupa foto atau video, akan ditampilkan pada bagian akhir halaman. Jika file berupa foto, akan langsung ditampilkan. Apabila file berupa
video,
maka
perlu
campur
tangan
User
untuk
mulai
memainkannya. Jenis file multimedia yang dapat diunggah adalah file multimedia yang didukung oleh aplikasi ini. Hal ini ditunjukkan pada Lampiran Gambar 28. Peta yang muncul merupakan peta statis, sedangkan untuk melihat lokasi yang ditandai dari lokasi user saat ini, dapat dilakukan dengan melakukan klik peta sehingga sistem akan menampilkan peta dinamis Googlemaps dengan posisi user saat ini terhadap lokasi pengaduan yang ingin ditampilkan. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran Gambar 29. d. Lapor Pengaduan Fitur Lapor Pengaduan dapat diakses dengan memilih menu Lapor pada Menu Utama. User yang memilih menu Lapor akan dibawa kepada sebuah screen yang terdiri dari sebuah formulir isian pengiriman pengaduan yan memuat data input sebagai berikut (sesuai Lampiran Gambar 30): -
Topik Pengaduan
-
Instansi Tujuan (sesuai Lampiran Gambar 31)
-
Deskripsi Pengaduan (sesuai Lampiran Gambar 32)
157
-
Informasi Lokasi tempat Pengaduan dibuat dan Titik Koordinat berupa latitude dan longitude
-
Berkas
multimedia
yang
akan
diupload
untuk
melengkapi
pengaduan. Khusus untuk file berupa foto, disediakan pula fitur untuk mengambil gambar melalui kamera pada perangkat. Untuk file video, file dipilih dengan fitur Pilih File yang kemudian nama file akan muncul sebagai file terpilih. e. Update Data Update Data User dapat dilakukan dengan memilih menu Update Data pada Menu Utama. Update Data yang dimaksud adalah Data User sebagai pengguna aplikasi. Jika terdapat perubahan username, password, nama, alamat, telp dan lainnya. Pada screen update data, akan ditampilkan data yang telah disimpan sesuai dengan input data yang dilakukan user pada saat melakukan pendaftaran. Jika user menginginkan adanya perubahan, dapat di klik tombol Update Data, sehingga akan muncul form data lama dan form kosong dibawah masing-masing jenis data user. Tampilan Update Data User dapat ditunjukkan pada Lampiran Gambar 33. User yang ingin melakukan perubahan atas datanya dapat mengetik kembali data yang akan dijadikan data termutakhir pada formulir yang masih kosong di bawah formulir data sebelumnya.
158
Pemutakhiran data ini dapat ditampilkan seperti Lampiran Gambar 34 dan 35. 4.6. Pengujian Sistem Aplikasi Pengujian Suatu Sistem yang terdiri dari Aplikasi adalah elemen kritis dari jaminan kualitas dan merepresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean. Pada dasarnya, pengujian merupakan suatu proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap sebagai hal yang destruktif daripada konstruktif, karena berusahan menemukan kesalahan, kelemahan dan kekurangan suatu sistem. Sasaran suatu pengujian oleh Glen Myers adalah sebagai berikut : a. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. b. Test case yg baik adalah test case yg memiliki probabilitas tinggi untuk menemukan kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya. c. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya dengan prinsip pengujian sebagai berikut : 1. Semua pengujian harus dapat ditelusuri sampai ke persyaratan yang diinginkan oleh pengguna. 2. Pengujian harus direncanakan lama sebelum pengujian itu dimulai. 3. Pengujian harus mulai dari yang kecil dan berkembang ke pengujian yang besar.
159
Adapun pendekatan pengujian suatu sistem aplikasi yang digunakan ada dua yaitu White box testing dan Black box testing. Dalam Penelitian ini, pengujian sistem aplikasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan Black box testing. Pengujian berdasarkan pendekatan ini adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari aplikasi. Jadi dianalogikan seperti melihat suatu kotak hitam, hanya bisa dilihat penampilan luarnya saja, tanpa mengetahui ada apa dibalik bungkus hitamnya. Pengujian black box, mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya (interface nya), fungsionalitasnya tanpa mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya. Yang terlihat adalah input dan output dari aplikasi tersebut guna memperlihatkan bahwa fungsi- fungsi aplikasi dapat beroperasi dan menguji beberapa aspek dasar dengan memperhatikan logika internal. Adapun metode pendekatan Black box testing yang digunakan adalah Equivalence partitioning. Equivalence partitioning adalah metode pengujian black-box yang memecah atau membagi domain input dari program ke dalam kelas-kelas data sehingga test case dapat diperoleh. Perancangan test case equivalence partitioning berdasarkan evaluasi kelas equivalence untuk kondisi input yang menggambarkan kumpulan keadaan yang valid atau tidak.
160
Sehingga berdasarkan metode tersebut dapat dilakukan pemilahan input untuk seluruh proses utama dalam aplikasi web maupun pada aplikasi mobile Halo-Mangupura, yaitu pada proses : 1. Pendaftaran atau Registrasi User. (Pada Aplikasi Web dan Aplikasi Mobile Halo Mangupura) 2. Masuk ke dalam sistem. (Pada Aplikasi Web dan Aplikasi Mobile Halo Mangupura) 3. Hak Akses masing-masing User. (Pada Aplikasi Web) - Hak akses Administrator Sistem - Hak akses Masyarakat - Hak akses Admin Instansi Tujuan Pengaduan - Hak akses Inspektur 4. Proses Update Bio Data. (Pada Aplikasi Web dan Aplikasi Mobile Halo Mangupura) 5. Proses Melihat Pengaduan. (Pada Aplikasi Web dan Aplikasi Mobile Halo Mangupura) - Melihat Daftar Pengaduan - Melihat Detail Pengaduan - Melihat Pengaduan Sendiri 6. Proses Melaporkan Pengaduan. (Pada Aplikasi Web dan Aplikasi Mobile Halo Mangupura)
161
7. Proses oleh Administrator System. (Pada Aplikasi Web) -
Update Biodata
-
Manajemen User
-
Manajemen Pengaduan
8. Proses oleh Admin Instansi Tujuan Pengaduan. (Pada Aplikasi Web) -
Update Biodata
-
Manajemen Pengaduan
9. Proses oleh Inspektur. (Pada Aplikasi Web) Berdasarkan metode ini pula akan disusun tabel pengujian black-box pada masing-masing proses di atas dari nomor 1 sampai dengan nomor 6 untuk masing-masing aplikasi baik aplikasi web yang berjalan pada sisi Server dan aplikasi mobile Halo-Mangupura yang berjalan pada sisi Client. A.
Pengujian Aplikasi halaman Web http://disayang.in Untuk Proses nomor 1 yaitu Pendaftaran User, sesuai Tabel 4.2: Tabel 4.2. Pengujian untuk proses Pendaftaran
No.
Skenario Pengujian
1.
Formulir isian dibiarkan kosong, dan button Daftar diklik
Test case
Username : Password : Email : Nama : Alamat : Nomor Telp: Kode : -
Hasil yang diharapkan Pop up yang menyatakan bahwa username masih kosong
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
162
Tabel 4.2.(lanjutan) Pengujian untuk proses Pendaftaran No.
Skenario Pengujian
Test case
2.
Formulir isian diisi hanya bagian username, dan button Daftar diklik
Username : aditya Password : Email : -
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Pop up yang menyatakan bahwa password masih kosong
Sesuai harapan
Valid
Pop up yang menyatakan bahwa email masih kosong
Sesuai harapan
Valid
Pop up yang menyatakan bahwa nama masih kosong
Sesuai harapan
Valid
Pop up yang menyatakan bahwa penulisan email tidak benar
Sesuai harapan
Valid
Nama : Alamat : Nomor Telp: Kode : 3.
Formulir isian diisi hanya bagian username dan password, dan button Daftar diklik
Username : aditya Password : ***** Email : Nama : Alamat : Nomor Telp: Kode : -
4.
Formulir isian diisi hanya bagian username, password, dan email lalu button Daftar diklik
Username : aditya Password : ***** Email :
[email protected] Nama : Alamat : Nomor Telp: Kode : -
5.
Formulir isian diisi hanya bagian username, password, dan email dengan format salah lalu button Daftar diklik
Username : aditya Password : ***** Email : adi%$62*tyacom Nama : Alamat : Nomor Telp: Kode : -
163
Tabel 4.2.(lanjutan) Pengujian untuk proses Pendaftaran No.
6.
Skenario Pengujian
Formulir isian diisi hanya bagian username, password, email dan nama lalu button Daftar diklik
Test case
Username : aditya Password : *****
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Pop up yang menyatakan bahwa alamat masih kosong
Sesuai harapan
Valid
Pop up yang menyatakan bahwa nomor telepon masih kosong
Sesuai harapan
Valid
Pop up yang menyatakan bahwa kode masih kosong
Sesuai harapan
Valid
Email :
[email protected] Nama : aditya Alamat : Nomor Telp: Kode : -
7.
Formulir isian diisi hanya bagian username, password, email, nama dan alamat lalu button Daftar diklik
Username : aditya Password : ***** Email :
[email protected] Nama : aditya Alamat : Jln. Darmawangsa No.45 Nomor Telp: Kode : -
8.
Formulir isian diisi hanya bagian username, password, email, nama, alamat dan nomor telepon lalu button Daftar diklik
Username : aditya Password : ***** Email :
[email protected] Nama : aditya Alamat : Jln. Darmawangsa No.45 Nomor Telp: 433235 Kode : -
164
Tabel 4.2.(lanjutan) Pengujian untuk proses Pendaftaran No.
9.
Skenario Pengujian
Formulir isian diisi hanya bagian username, password, email, nama, alamat dan nomor telepon dengan format penulisan yang salah lalu button Daftar diklik
Test case
Username : aditya Password : ***** Email :
[email protected]
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Pop up yang menyatakan bahwa telepon harus angka dan tidak boleh kosong
Sesuai harapan
Valid
Tidak ada notifikasi kesalahan, dan proses input ke database mulai dilakukan dan mengirim kode aktivasi ke alamat email user.
Sesuai harapan
Valid
Sesuai harapan
Valid
Nama : aditya Alamat : Jln. Darmawangsa No.45 Nomor Telp: 4gguwrwg4 Kode : -
10.
Formulir isian diisi pada bagian username, password, email, nama, alamat, nomor telepon dan kode sesuai kode yang muncul lalu button Daftar diklik
Dengan kondisi username yang dipilih belum digunakan.
11.
Formulir isian diisi pada bagian username, password, email, nama, alamat, nomor telepon dan kode sesuai kode yang muncul lalu button Daftar diklik Dengan kondisi username yang dipilih telah digunakan.
Username : aditya Password : ***** Email :
[email protected] Nama : aditya Alamat : Jln. Darmawangsa No.45 Nomor Telp: 434543 Kode : 34532
Username : aditya Password : *****Email :
[email protected]
Setelah berhasil, muncul pemberitahuan untuk memeriksa email
Tidak ada notifikasi kesalahan, dan proses input ke database mulai dilakukan.
Nama : aditya Alamat : Jln. Darmawangsa No.45 Nomor Telp: 434543 Kode : 34532
Kemudian muncul pemberitahuan : Pastikan anda belum terdaftar dan periksa penulisan Captcha !!
165
Untuk Proses nomor 2 yaitu Masuk ke dalam Sistem (Login), berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.3 : Tabel 4.3. Pengujian untuk proses Masuk ke Sistem (Login) Test case
No.
Skenario Pengujian
1.
Mengosongkan isian data dan langsung klik Tombol Login
Username : -
Mengisi satu isian benar bergantian, baik username atau password, yang lain kosong
Username : aditya
Mengisi isian username dan password dengan isian salah
Username : aditya32d
Mengisi isian username dan password dengan isian SQL injection
Username : ‘ OR ’1′=’1
Mengisi isian username dan password dengan isian benar
Username : aditya
2.
3.
4.
5.
Password : -
Password : -
Password : ******
Password : ‘ OR ’1′=’1
Password : ******
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Muncul pesan pada halaman utama, Login Gagal!, username atau password kosong!
Sesuai harapan
Valid
Muncul pesan pada halaman utama, Login Gagal!, username atau password kosong!
Sesuai harapan
Valid
Muncul pesan pada halaman utama, Login Gagal!, periksa username dan password anda !
Sesuai harapan
Valid
Muncul pesan pada halaman utama Login Gagal!, periksa username dan password anda !
Sesuai harapan
Valid
Login berhasil, dan diarahkan sesuai jenis user. Jika user masyarakat, akan diarahkan menuju halaman utama dengan pesan Anda login sebagai ..User.
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses nomor 3 yaitu Hak Akses Masing-masing User, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.4 :
166
Tabel 4.4. Pengujian untuk Hak Akses masing-masing User Test case
No.
Skenario Pengujian
1.
Login sebagai masyarakat dan mengakses halaman utama user Administrator System
Sesi jenis user : Masyarakat.
Login sebagai masyarakat dan mengakses halaman utama user Admin Instansi Tujuan
Sesi jenis user : Masyarakat.
Login sebagai masyarakat dan mengakses halaman utama Inspektur
Sesi jenis user : Masyarakat.
Login sebagai Administrator System dan mengakses halaman utama user Masyarakat
Sesi jenis user : Administrator System.
Login sebagai Administrator System dan mengakses halaman utama user Instansi Tujuan Pengaduan
Sesi jenis user : Administrator System.
2.
3.
4.
5.
Akses http://disayang.in/ admin.php
Akses http://disayang.in/ admini.php
Akses http://disayang.in/i nspekdata.php
Akses http://disayang.in/ member.php
Akses http://disayang.in/ admini.php
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/inde x.php dengan user login tetap user masyarakat
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/inde x.php dengan user login tetap user masyarakat
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/inde x.php dengan user login tetap user masyarakat
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/adm in.php dengan user login tetap user Admin System
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/adm in.php dengan user login tetap user Admin System
Sesuai harapan
Valid
167
Tabel 4.4.(lanjutan) Pengujian untuk Hak Akses masing-masing User Test case
No.
Skenario Pengujian
6.
Login sebagai Administrator System dan mengakses halaman utama user Inspektur
Sesi jenis user : Administrator System.
Login sebagai Admin Instansi Tujuan dan mengakses halaman utama user Masyarakat
Sesi jenis user : Admin Instansi Tujuan.
Login sebagai Admin Instansi Tujuan dan mengakses halaman utama user Administrator System
Sesi jenis user : Admin Instansi Tujuan.
Login sebagai Admin Instansi Tujuan dan mengakses halaman utama user Inspektur
Sesi jenis user : Admin Instansi Tujuan.
7.
8.
9.
Akses http://disayang.in/i nspekdata.php
Akses http://disayang.in/ member.php
Akses http://disayang.in/ admin.php
Akses http://disayang.in/i nspekdata.php 10.
Login sebagai Inspektur dan mengakses halaman utama user Masyarakat
Sesi jenis user : Inspektur. Akses http://disayang.in/ member.php
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/adm in.php dengan user login tetap user Admin System
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/adm ini.php dengan user login tetap user Admin Instansi Tujuan
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/adm ini.php dengan user login tetap user Admin Instansi Tujuan
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/adm ini.php dengan user login tetap user Admin Instansi Tujuan
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/insp ekdata.php dengan user login tetap user Inspektur
Sesuai harapan
Valid
168
Tabel 4.4.(lanjutan) Pengujian untuk Hak Akses masing-masing User Test case
No.
Skenario Pengujian
11.
Login sebagai Inspektur dan mengakses halaman utama user Administrator System
Sesi jenis user : Inspektur.
Login sebagai Inspektur dan mengakses halaman utama user Admin Instansi Tujuan
Sesi jenis user : Inspektur.
Tidak login, mengakses halaman dengan hak akses tertentu
Akses http://disayang.in/ member.php
12.
13.
Akses http://disayang.in/ admin.php
Akses http://disayang.in/ admini.php
Akses http://disayang.in/ admin.php
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/insp ekdata.php dengan user login tetap user Inspektur
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/insp ekdata.php dengan user login tetap user Inspektur
Sesuai harapan
Valid
Halaman diarahkan kembali ke http://disayang.in/inde x.php
Sesuai harapan
Valid
Akses http://disayang.in/ admini.php Akses http://disayang.in/i nspekdata.php
Untuk Proses nomor 4 yaitu Proses Update Bio Data, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.5: Tabel 4.5. Pengujian untuk Proses Update Bio Data No.
1.
Skenario Pengujian
Tidak melakukan Perubahan pada Data Formulir Update Bio Data
Test case
Username : Password : Email : Nama : Alamat : Telepon : -
Hasil yang diharapkan Data tetap seperti semula
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
169
Tabel 4.5.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Update Bio Data No.
2.
Skenario Pengujian
Perubahan Data Formulir Update Bio Data sebagian, sebagian kosong
Test case
Username : Password : Email : Nama : aditya pratama Alamat : Telepon : -
Hasil yang diharapkan Data berubah sesuai data yang dirubah
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses nomor 5 yaitu Proses Melihat Pengaduan, berikut pengujian blackbox metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.6 : Tabel 4.6. Pengujian untuk Proses Melihat Pengaduan No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
1.
Tidak login sebagai user, memilih menu atau link ke daftar pengaduan (Pengaduan)
Akses http://disayang.in/ daftarpengaduan.php
Tampil daftar seluruh pengaduan yang telah terverifikasi oleh Administrator System. Bila belum ada data, akan muncul Belum Ada Pengaduan.
Sesuai harapan
Valid
2.
Login sebagai User Masyarakat, memilih menu atau link ke daftar pengaduan (Pengaduan)
Akses http://disayang.in/ daftarpengaduan.php
Tampil daftar seluruh pengaduan yang telah terverifikasi oleh Administrator System. Bila belum ada data, akan muncul Belum Ada Pengaduan. Side Menu yang muncul adalah menu untuk User Masyarakat
Sesuai harapan
Valid
3.
Login sebagai User Administrator System, memilih menu atau link ke daftar pengaduan (Pengaduan)
Akses http://disayang.in/ daftarpengaduan.php
Tampil daftar seluruh pengaduan yang telah terverifikasi oleh Administrator System. Bila belum ada data, akan muncul Belum Ada Pengaduan. Side Menu yang muncul adalah menu untuk User Administrator System
Sesuai harapan
Valid
170
Tabel 4.6.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Melihat Pengaduan No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
4.
Login sebagai User Admin Instansi Tujuan, memilih menu atau link ke daftar pengaduan (Pengaduan)
Akses http://disayang.in/ daftarpengaduan.php
5.
Login sebagai User Inspektur, memilih menu atau link ke daftar pengaduan (Pengaduan)
Akses http://disayang.in/ daftarpengaduan.php
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Tampil daftar seluruh pengaduan yang telah terverifikasi oleh Administrator System. Bila belum ada data, akan muncul Belum Ada Pengaduan. Side Menu yang muncul adalah menu untuk User Admin Instansi Tujuan
Sesuai harapan
Valid
Tampil daftar seluruh pengaduan yang telah terverifikasi oleh Administrator System. Bila belum ada data, akan muncul Belum Ada Pengaduan. Side Menu yang muncul adalah menu untuk User Inspektur
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses nomor 5 yaitu Proses Melihat Pengaduan secara Detail, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.7 : Tabel 4.7. Pengujian untuk Proses Melihat Pengaduan Detail No.
1.
Skenario Pengujian
Tidak login sebagai user, memilih menu atau link ke daftar pengaduan (Pengaduan). Lalu memilih link Detail untuk salah satu Pengaduan.
Test case
Hasil yang diharapkan
Akses http://disayang.in /daftarpengaduan.php
Tampil detail pengaduan berdasarkan identitas pengaduan yang dipilih, terdiri dari deskripsi, lokasi, file multimedia pendukung pengaduan, tanggapan dari instansi tujuan. Untuk penandaan peta, Pengaduan yang telah ditangani berwarna biru, sedangkan yang belum berwarna merah dengan keterangan deskripsi bila marker di klik
Hasil Pengujian Sesuai harapan
Kesimp ulan Valid
171
Tabel 4.7.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Melihat Pengaduan Detail No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
2.
Login sebagai User Masyarakat atau Administrator System atau Admin Instansi Tujuan atau Inspektur, kemudian memilih menu atau link ke daftar pengaduan (Pengaduan). Lalu memilih link Detail untuk salah satu Pengaduan.
Akses http://disayang.in/ daftarpengaduan.php
Tampil detail pengaduan berdasarkan identitas pengaduan yang dipilih, terdiri dari deskripsi, lokasi, file multimedia pendukung pengaduan, tanggapan dari instansi tujuan. Untuk penandaan peta, Pengaduan yang telah ditangani berwarna biru, sedangkan yang belum berwarna merah dengan keterangan deskripsi bila marker di klik.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses nomor 5 yaitu Proses Melihat Pengaduan Sendiri, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.8 : Tabel 4.8. Pengujian untuk Proses Melihat Pengaduan Sendiri No.
1.
Skenario Pengujian
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Pengaduan Saya.
Test case
Hasil yang diharapkan
Akses http://disayang.in/ pengaduanku.php
Tampil daftar pengaduan yang pernah dilaporkan oleh User yang terdiri dari informasi tanggal pengaduan dilaporkan, topik pengaduan, serta status pengaduan, apakah masih dalam Tahap Verifikasi atau Terverifikasi serta link untuk melihat detail. Pengaduan yang telah terverifikasi akan muncul pada daftar pengaduan yang dapat diakses oleh semua pengunjung.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
172
Tabel 4.8.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Melihat Pengaduan Sendiri No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
2.
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Pengaduan Saya. Kemudian memilih salah satu pengaduan dengan klik pada link Detail.
Akses http://disayang.in/ pengaduanku.php
Tampil detail pengaduan yang identitasnya sesuai pengaduan yang di klik dan pernah dilaporkan oleh User yang tampil dengan informasi topik pengaduan, deskripsi pengaduan, lokasi pengaduan pada peta, status pengaduan, biru telah ditangani, dan merah belum ditangani serta tanggapan dari instansi tujuan pengaduan bila telah ditangani.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses nomor 6 yaitu Proses Melaporkan Pengaduan, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.9 : Tabel 4.9. Pengujian untuk Proses Melaporkan Pengaduan No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
1.
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Kirim Pengaduan. Tanpa mengisi formulir lalu menekan tombol Kirim.
Akses http://disayang.in/ pengaduan.php
2.
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Kirim Pengaduan. Mengisi Instansi Tujuan Pengaduan lalu menekan tombol Kirim.
Akses http://disayang.in/ pengaduan.php
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Muncul pop up yang menyatakan bahwa Instansi Tujuan Pengaduan masih kosong.
Sesuai harapan
Valid
Muncul pop up yang menyatakan bahwa Topik Pengaduan masih kosong.
Sesuai harapan
Valid
173
Tabel 4.9. (lanjutan) Pengujian untuk Proses Melaporkan Pengaduan No.
Skenario Pengujian
Test case
3.
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Kirim Pengaduan. Mengisi Instansi Tujuan Pengaduan, dan Topik Pengaduan lalu menekan tombol Kirim.
Akses http://disayang .in/pengaduan. php
4.
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Kirim Pengaduan. Mengisi Instansi Tujuan Pengaduan, Topik Pengaduan, dan Deskripsi Pengaduan lalu menekan tombol Kirim.
5.
6.
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesim pulan
Muncul pop up yang menyatakan bahwa Deskripsi Pengaduan masih kosong.
Sesuai harapan
Valid
Akses http://disayang .in/pengaduan. php
Proses kirim pengaduan berhasil, input ke database serta mengarahkan User ke halaman Pengaduan Saya, yaitu daftar pengaduan User yang pernah dilaporkan
Sesuai harapan
Valid
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Kirim Pengaduan. Mengisi Instansi Tujuan Pengaduan, Topik Pengaduan, dan Deskripsi Pengaduan, memilih lokasi dan memilih file multimedia berupa gambar format .jpeg, .gif, .png, .bmp, .webp lalu menekan tombol Kirim.
Akses http://disayang .in/pengaduan. php
Proses kirim pengaduan berhasil, input ke database serta mengarahkan User ke halaman Pengaduan Saya, yaitu daftar pengaduan User yang pernah dilaporkan
Sesuai harapan
Valid
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Kirim Pengaduan. Mengisi Instansi Tujuan Pengaduan, Topik Pengaduan, dan Deskripsi Pengaduan, memilih lokasi dan memilih file multimedia berupa video format .mp4/.ogg/.webm lalu menekan tombol Kirim.
Akses http://disayang .in/pengaduan. php
Proses kirim pengaduan berhasil, input ke database serta mengarahkan User ke halaman Pengaduan Saya, yaitu daftar pengaduan User yang pernah dilaporkan
Sesuai harapan
Valid
174
Tabel 4.9.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Melaporkan Pengaduan No.
Skenario Pengujian
Test case
7.
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Kirim Pengaduan. Mengisi Instansi Tujuan Pengaduan, Topik Pengaduan, dan Deskripsi Pengaduan, memilih lokasi dan memilih file multimedia selain berupa video format .mp4/.ogg/.webm atau gambar format .jpeg, .gif, .png, .bmp, .webp lalu menekan tombol Kirim.
8.
9.
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Akses http://disayang. in/pengaduan.p hp
Muncul pesan bahwa file multimedia tidak disupport. Data tidak dikirim.
Sesuai harapan
Valid
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Kirim Pengaduan. Mengisi Instansi Tujuan Pengaduan, Topik Pengaduan, dan Deskripsi Pengaduan, memilih lokasi dan memilih file multimedia berupa video format .mp4/.ogg/.webm atau gambar format .jpeg, .gif, .png, .bmp, .webp yang besarnya file melebihi 1MB, lalu menekan tombol Kirim.
Akses http://disayang. in/pengaduan.p hp
Muncul pesan bahwa file multimedia terlalu besar. Data tidak dikirim.
Sesuai harapan
Valid
Login sebagai user Masyarakat, memilih menu atau link ke Kirim Pengaduan. Mengisi Instansi Tujuan Pengaduan, Topik Pengaduan, dan Deskripsi Pengaduan, memilih lokasi di luar wilayah Kabupaten Badung lalu menekan tombol Kirim.
Akses http://disayang. in/pengaduan.p hp
Muncul pesan bahwa lokasi di luar wilayah Kabupaten Badung. Data tidak dikirim.
Sesuai harapan
Valid
175
Untuk Proses nomor 7 yaitu fitur yang dimiliki oleh seorang Administrator System, yaitu Update Biodata, Manajemen User dan Manajemen Pengaduan. Untuk yang pertama Update Biodata, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.10: Tabel 4.10. Pengujian untuk Proses oleh Administrator System (Update Data) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
1.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Update Data tanpa mengisi formulir lalu menekan tombol Update.
Akses http://disayang.in/ admin.php
2.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Update Data dengan mengisi/mengubah isi formulir lalu menekan tombol Update.
Akses http://disayang.in/ admin.php
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Data terupdate dengan tanpa perubahan.
Sesuai harapan
Valid
Data terupdate dengan perubahan sesuai formulir.
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses Manajemen User oleh seorang Administrator System, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.11.
176
Tabel 4.11. Pengujian untuk Proses oleh Administrator Sistem (Manajemen User) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
1.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Manajemen User.
Akses http://disayang.in/ admin.php
Data User seluruh user terbuka baik status aktif maupun tidak aktif
Sesuai harapan
Valid
2.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Manajemen User. Kemudian menekan link “aktifkan” pada data user yang dinyatakan tidak aktif
Akses http://disayang.in/ man-user.php
Data user terupdate dengan perubahan sesuai dengan kondisi yang dipilih, jika diaktifkan, user yang status sebelumnya tidak aktif menjadi aktif.
Sesuai harapan
Valid
3.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Manajemen User. Kemudian menekan link “nonaktifkan” pada data user yang dinyatakan aktif
Akses http://disayang.in/ man-user.php
Data user terupdate dengan perubahan sesuai dengan kondisi yang dipilih, jika dinonaktifkan, user yang status sebelumnya aktif menjadi tidak aktif.
Sesuai harapan
Valid
4.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Manajemen User. Kemudian menekan link “delete” pada data user tertentu / yang dipilih
Akses http://disayang.in/ man-user.php
Data user yang dipilih dihapus dari database.
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses Manajemen Pengaduan oleh seorang Administrator System, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.12.
177
Tabel 4.12. Pengujian untuk Proses oleh Administrator System (Manajemen Pengaduan) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
1.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Manajemen Pengaduan.
Akses http://disayang.in/ manpengaduan.php
Data seluruh Pengaduan terbuka baik status aktif maupun tidak aktif
Sesuai harapan
Valid
2.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Manajemen Pengaduan. Kemudian menekan link “aktifkan” pada data pengaduan yang dinyatakan tidak aktif
Akses http://disayang.in/ manpengaduan.php
Data pengaduan terupdate dengan perubahan sesuai dengan kondisi yang dipilih, jika diaktifkan, pengaduan yang status sebelumnya tidak aktif menjadi aktif.
Sesuai harapan
Valid
3.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Manajemen Pengaduan. Kemudian menekan link “nonaktifkan” pada data pengaduan yang dinyatakan aktif
Akses http://disayang.in/ manpengaduan.php
Data pengaduan terupdate dengan perubahan sesuai dengan kondisi yang dipilih, jika dinonaktifkan, pengaduan yang status sebelumnya aktif menjadi tidak aktif.
Sesuai harapan
Valid
4.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Manajemen Pengaduan. Kemudian menekan link “detail” pada data pengaduan tertentu
Akses http://disayang.in/ manpengaduan.php
Data pengaduan diperlihatkan secara detail termasuk file multimedia yang menyertainya (jika ada). Disediakan menu untuk mengarahkan instansi tujuan pengaduan yang sesuai jika instansi tujuan semula tidak tepat.
Sesuai harapan
Valid
178
Tabel 4.12 (lanjutan). Pengujian untuk Proses oleh Administrator System (Manajemen Pengaduan) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
5.
Login sebagai Administrator System, memilih menu atau link Manajemen Pengaduan. Kemudian menekan link “detail” pada data pengaduan tertentu. Kemudian mengarahkan pengaduan ke suatu instansi tujuan yang lain
Akses http://disayang.in/ manpengaduan.php
Data pengaduan diperlihatkan secara detail termasuk file multimedia yang menyertainya (jika ada). Disediakan menu untuk mengarahkan instansi tujuan pengaduan yang sesuai jika instansi tujuan semula tidak tepat. Jika dipilih, maka data pengaduan tersebut berubah khususnya instansi tujuannya. Sehingga data pengaduan hanya dapat diakses oleh admin instansi tersebut.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses nomor 8 yaitu fitur yang dimiliki oleh seorang Admin Instansi Tujuan, yaitu Update Biodata, Manajemen Pengaduan. Untuk yang pertama Update Biodata, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.13:
179
Tabel 4.13. Pengujian untuk Proses oleh Admin Instansi Tujuan (Update Data) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
1.
Login sebagai Admin Instansi Tujuan, memilih menu atau link Update Data tanpa mengisi formulir lalu menekan tombol Update.
Akses http://disayang.in/ admini.php
2.
Login sebagai Admin Instansi Tujuan, memilih menu atau link Update Data dengan mengisi/mengubah isi formulir lalu menekan tombol Update.
Akses http://disayang.in/ admini.php
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Data terupdate dengan tanpa perubahan.
Sesuai harapan
Valid
Data terupdate dengan perubahan sesuai formulir.
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses Manajemen Pengaduan oleh seorang Admin Instansi Tujuan, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.14 : Tabel 4.14. Pengujian untuk Proses oleh Admin Instansi Tujuan (Manajemen Pengaduan) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
1.
Login sebagai Admin Instansi Tujuan, memilih menu atau link Manajemen Pengaduan.
Akses http://disayang.in/ manpengaduani.php
Data seluruh Pengaduan dengan tujuan instansinya terbuka baik status belum ditanggapai maupun telah ditanggapi terdiri dari info pelapor, tanggal lapor, topik, status penanganan, waktu respon serta menu melihat detail. Jika pengaduan belum
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
180
Tabel 4.14. (lanjutan) Pengujian untuk Proses oleh Admin Instansi Tujuan (Manajemen Pengaduan) No.
Skenario Pengujian
Test case
1.
Login sebagai Admin Instansi Tujuan, memilih menu atau link Manajemen Pengaduan.
Akses http://disayang.in/ manpengaduani.php
2.
Login sebagai Adminin Instansi Pengaduan, memilih menu atau link Manajemen Pengaduan. Kemudian menekan link “detail” pada data pengaduan tertentu
3.
Login sebagai Adminin Instansi Pengaduan, memilih menu atau link Manajemen Pengaduan. Kemudian menekan link “detail” pada data pengaduan tertentu.Lalu mengisi tanggapan.
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
ditangani, waktu respon berwarna merah dan menunjukkan jumlah hari dari waktu lapor sampai hari ini. Dan jika pengaduan telah ditangani, waktu respon menunjukkan selisih tanggal lapor dengan tanggal tanggapan.
Sesuai harapan
Valid
Akses http://disayang.in/ manpengaduani.php
Data pengaduan yang dipilih ditampilkan secara detail termasuk file multimedia jika ada serta menu untuk memberikan tanggapan.
Sesuai harapan
Valid
Akses http://disayang.in/ manpengaduani.php
Data pengaduan yang dipilih ditampilkan secara detail termasuk file multimedia jika ada serta menu untuk memberikan tanggapan. Setelah tanggapan diberikan, status pengaduan menjadi telah ditanggapi dan waktu respon dihitung mulai tanggal pengaduan sampai waktu diberikannya tanggapan.
Sesuai harapan
Valid
181
Untuk Proses nomor 9 yaitu fitur yang dimiliki oleh seorang Inspektur, yaitu Update Biodata, Inspek Pengaduan. Untuk yang pertama Update Biodata, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.15: Tabel 4.15. Pengujian untuk Proses oleh Inspektur (Update Data) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
1.
Login sebagai Inspektur, memilih menu atau link Update Data tanpa mengisi formulir lalu menekan tombol Update.
Akses http://disayang.in/i nspekdata.php
2.
Login sebagai Admin Instansi Tujuan, memilih menu atau link Update Data dengan mengisi/mengubah isi formulir lalu menekan tombol Update.
Akses http://disayang.in/i nspekdata.php
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Data terupdate dengan tanpa perubahan.
Sesuai harapan
Valid
Data terupdate dengan perubahan sesuai formulir.
Sesuai harapan
Valid
Untuk yang kedua Inspek Pengaduan, berikut pengujian black-box metode Equivalence partitioning nya seperti pada Tabel 4.16: Tabel 4.16. Pengujian untuk Proses oleh Inspektur (Inspeksi Pengaduan) No.
1.
Skenario Pengujian
Login sebagai Inspektur, memilih menu atau link Inspeksi Pengaduan.
Test case
Hasil yang diharapkan
Akses http://disayang.in/i nspek.php
Data penanganan seluruh pengaduan yang ada akan ditampilkan yang terdiri dari pelapor, tanggal lapor, topik pengaduan, deskripsi, instansi tujuan, status penanganan,
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
182
Tabel 4.16. (lanjutan) Pengujian untuk Proses oleh Inspektur (Inspeksi Pengaduan) No.
Test case
Skenario Pengujian
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
tanggapan (bila ada), tgl.tanggapan (bila sudah), respon time dan status. Status “Wajar” untuk respon time 0-7 hari, sedangkan “Lambat” bila respon time > 7 hari. 2.
Login sebagai Inspektur, memilih menu atau link Inspeksi Pengaduan. Kemudian memilih menu Cetak Halaman.
Akses http://disayang.in/i nspek.php
Data yang ditampilkan pada halaman akan dicetak ke printer.
Sesuai harapan
Valid
3.
Login sebagai Inspektur, memilih menu atau link Inspeksi Pengaduan. Kemudian memilih menu Cetak Laporan.
Akses http://disayang.in/i nspek.php
Dengan memilih menu ini akan ada dialog untuk pencetakan laporan dalam bentuk pdf, dengan mengisi dan memilih setting tertentu, data inspeksi akan dicetak menjadi dokumen pdf.
Sesuai harapan
Valid
B. Pengujian pada Aplikasi Mobile Halo-Mangupura Berdasarkan metode pengujian yang sama, pada Aplikasi mobile HaloMangupura dilakukan pemilahan input untuk seluruh proses utama dalam aplikasi mobile Halo-Mangupura, yaitu pada proses : 1. Pendaftaran atau Registrasi User. 2. Masuk ke dalam sistem.
183
3. Proses Update Bio Data. 4. Proses Melihat Pengaduan. - Melihat Daftar Pengaduan - Melihat Detail Pengaduan - Melihat Pengaduan Sendiri 5. Proses Melaporkan Pengaduan. Berdasarkan metode ini pula akan disusun tabel pengujian black-box pada masing-masing proses di atas dari nomor 1 sampai dengan nomor 5 untuk masingmasing aplikasi baik aplikasi web yang berjalan pada sisi Server dan aplikasi mobile Halo-Mangupura yang berjalan pada sisi Client. Untuk Proses Nomor 1 yaitu Pendaftaran atau Registrasi User, sesuai tabel 4.17 berikut : Tabel 4.17. Pengujian untuk Proses Pendaftaran (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
1.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register.
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Tampil Formulir Isian dengan data isian berupa username, password, email, nama, alamat dan nomor telepon.
Sesuai harapan
Valid
2.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Tanpa mengisi formulir isian kemudian tap pada button Daftar.
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Tampil pemberitahuan bahwa username masih kosong. Pada baris isian username berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
184
Tabel 4.17.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Pendaftaran (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
3.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan lima karakter, kemudian tap pada button Daftar.
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Tampil pemberitahuan bahwa username minimal 6 karakter. Pada baris isian username berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
4.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan enam karakter, kemudian tap pada button Daftar.
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Tampil pemberitahuan bahwa password masih kosong. Pada baris isian password berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
5.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan enam karakter, mengisi data isian password sampai lima karakter, kemudian tap pada button Daftar.
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Tampil pemberitahuan bahwa password minimal 6 karakter. Pada baris isian password berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
6.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan enam karakter, mengisi data isian password sampai enam karakter, kemudian tap pada button Daftar.
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Tampil pemberitahuan bahwa email masih kosong. Pada baris isian email berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
185
Tabel 4.17.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Pendaftaran (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
7.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan enam karakter, mengisi data isian password sampai enam karakter, kemudian tap pada button Daftar.
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
8.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan enam karakter, mengisi data isian password sampai lima karakter, mengisi data isian email dengan format aditya@ kemudian tap pada button Daftar.
9.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan enam karakter, mengisi data isian password sampai lima karakter, mengisi data isian email dengan format
[email protected] kemudian tap pada button Daftar.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Tampil pemberitahuan bahwa email masih kosong. Pada baris isian email berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Tampil pemberitahuan bahwa format email salah. Pada baris isian email berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Tampil pemberitahuan bahwa nama masih kosong. Pada baris isian nama berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
186
Tabel 4.17. (lanjutan) Pengujian untuk Proses Pendaftaran (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
10.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan enam karakter, mengisi data isian password sampai lima karakter, mengisi data isian email dengan format
[email protected], mengisi nama kemudian tap pada button Daftar.
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
11.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan enam karakter, mengisi data isian password sampai lima karakter, mengisi data isian email dengan format
[email protected], mengisi nama dan alamat kemudian tap pada button Daftar.
12.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tap pada button Register. Dengan mengisi data isian username sampai dengan enam karakter, mengisi data isian password sampai lima karakter, mengisi data isian email dengan format
[email protected], mengisi nama dan alamat serta nomor telepon. Pada saat pengisian nomor telepon, kemudian tap pada button Daftar.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Tampil pemberitahuan bahwa alamat masih kosong. Pada baris isian alamat berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Tampil pemberitahuan bahwa nomor telepon masih kosong. Pada baris telepon berwarna merah muda.
Sesuai harapan
Valid
HaloMangupura.apk. Fitur Register.
Pada saat pengisian nomor telepon, hanya num pad yang muncul, kemudian setelah button Daftar ditap,tampil pemberitahuan Register berhasil, dan informasi agar memeriksa email untuk aktivasi pendaftaran.
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses Nomor 2 yaitu Masuk ke dalam Sistem, sesuai tabel 4.18 berikut :
187
Tabel 4.18. Pengujian untuk Proses Login (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
1.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, tanpa mengisi isian username maupun password kemudian tap pada button Login.
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Tampil Pemberitahuan bahwa username/password kosong.
Sesuai harapan
Valid
2.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, dengan mengisi isian username namun password kosong kemudian tap pada button Login.
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Tampil Pemberitahuan bahwa username/password kosong.
Sesuai harapan
Valid
3.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, dengan mengisi isian username kosong namun password isi kemudian tap pada button Login.
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Tampil Pemberitahuan bahwa username/password kosong.
Sesuai harapan
Valid
4.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, dengan mengisi isian username benar namun password salah kemudian tap pada button Login.
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Tampil Pemberitahuan bahwa username/password salah.
Sesuai harapan
Valid
5.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, dengan mengisi isian username salah namun password benar kemudian tap pada button Login.
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Tampil Pemberitahuan bahwa username/password salah.
Sesuai harapan
Valid
188
Tabel 4.18.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Login (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
6.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, dengan mengisi isian username benar dan password benar kemudian tap pada button Login.
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
7.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, memilih login via Facebook.
8.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Tampil Pemberitahuan bahwa Login Berhasil serta Screen diarahkan ke Screen Menu Utama.
Sesuai harapan
Valid
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Tampil Screen Login dengan Facebook dan dilanjutkan dengan formulir isian untuk email dan password akun facebook.
Sesuai harapan
Valid
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, memilih login via Facebook. Setelah mengisi dengan email yang salah namun password benar
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Tampil Pemberitahuan untuk memeriksa kembali akun yang dimiliki.
Sesuai harapan
Valid
9.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, memilih login via Facebook. Setelah mengisi dengan email yang benar dan password benar
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Tampil Pemberitahuan bahwa aplikasi HaloMangupura berusaha mengakses informasi profile.
Sesuai harapan
Valid
10.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, memilih login via Facebook. Setelah mengisi dengan email yang benar dan password benar, kemudian menyetujui untuk proses akses Halo-Mangupura.
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Tampil Pemberitahuan bahwa User berhasil Login dan masuk ke dalam aplikasi, kemudian disarankan untuk menekan button Go NEXT.
Sesuai harapan
Valid
189
Tabel 4.18.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Login (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
11.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, memilih login via Facebook. Setelah mengisi dengan email yang benar dan password benar, kemudian menyetujui untuk proses akses HaloMangupura.Button GO NEXT di tekan.
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
12.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, memilih login via Twitter.
13.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Pemberitahuan bahwa Login berhasil dan Screen diarahkan ke Screen Menu Utama.
Sesuai harapan
Valid
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Muncul Screen login via Twitter.
Sesuai harapan
Valid
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, memilih login via Twitter. Kemudian mengisi formulir isian login dengan data yang salah kemudian menekan button Login
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Muncul Pemberitahuan bahwa akun tidak benar dan disarankan untuk memeriksa keabsahan akun serta kesesuaian password
Sesuai harapan
Valid
14.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, memilih login via Twitter. Kemudian mengisi formulir isian login dengan data yang benar kemudian menekan button Login
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Muncul Pemberitahuan bahwa Halo-Mangupura meminta izin untuk mengakses akun Twitter kemudian diberikan opsi menyetujui atau tidak.
Sesuai harapan
Valid
15.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen Utama, memilih login via Twitter. Kemudian mengisi formulir isian login dengan data yang benar kemudian menekan button Login. Dipilih untuk menyetujui akses akun oleh Halo Mangupura.
HaloMangupura.apk. Fitur Login.
Muncul Pemberitahuan bahwa login berhasil dan Screen diarahkan ke Screen Menu Utama
Sesuai harapan
Valid
190
Untuk Proses Nomor 3 yaitu Update Bio Data, sesuai tabel 4.19 berikut : Tabel 4.19. Pengujian untuk Proses Update Data (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
1.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Update Data.
HaloMangupura.apk. Fitur Update Data.
Tampil Informasi Data User sesuai User yang login, kemudian terdapat pilihan untuk Update Data maupun kembali ke Menu.
Sesuai harapan
Valid
2.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Update Data. Kemudian memilih pilihan Update Data.
HaloMangupura.apk. Fitur Update Data.
Tampil Informasi Data User sesuai User yang login, yang masing-masing item informasinya disediakan baris kosong untuk update data terbaru.
Sesuai harapan
Valid
3.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Update Data. Kemudian memilih pilihan Update Data.
HaloMangupura.apk. Fitur Update Data.
Tampil Informasi Data User sesuai User yang login, yang masing-masing item informasinya disediakan baris kosong untuk update data terbaru.
Sesuai harapan
Valid
4.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Update Data. Kemudian memilih pilihan Update Data. Tanpa mengisi data, kemudian menekan button Update.
HaloMangupura.apk. Fitur Update Data.
Data lama tetap tidak terupdate.
Sesuai harapan
Valid
191
Tabel 4.19.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Update Data (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
5.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Update Data. Kemudian memilih pilihan Update Data. Mengisi data baru sebagian dan kosong sebagian, kemudian menekan button Update.
HaloMangupura.apk. Fitur Update Data.
6.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Update Data. Kemudian memilih pilihan Update Data. Mengisi data isian dengan data baru keseluruhan, kemudian menekan button Update.
HaloMangupura.apk. Fitur Update Data.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Data yang tidak diupdate tetap tak berubah, hanya data yang diupdate saja menyesuaikan dengan data baru..
Sesuai harapan
Valid
Seluruh Data diupdate sesuai dengan inputan data yang baru.
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses Nomor 4 yaitu Proses Melihat Pengaduan, detail pengaduan dan pengaduan saya, sesuai tabel 4.20 berikut : Tabel 4.20. Pengujian untuk Proses Lihat Pengaduan (Aplikasi mobile) No.
1.
Skenario Pengujian
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lihat Pengaduan.
Test case
Hasil yang diharapkan
HaloMangupura.apk. Fitur Lihat Pengaduan.
Tampil Pilihan untuk memilih lihat daftar pengaduan atau pengaduan sendiri atau kembali ke menu utama.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
192
Tabel 4.20.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Lihat Pengaduan (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
2.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lihat Pengaduan. Setelah muncul pilihan menu dipilih untuk melihat daftar pengaduan.
HaloMangupura.apk. Fitur Lihat Pengaduan.
3.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lihat Pengaduan. Setelah muncul pilihan menu dipilih untuk melihat daftar pengaduan. Kemudian dipilih salah satu topik.
4.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lihat Pengaduan. Setelah muncul pilihan menu dipilih untuk melihat daftar pengaduan. Kemudian dipilih salah satu topik.Dan tap pada peta lokasi.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Tampil seluruh Data Pengaduan yang telah diverifikasi oleh admin yang ditampilkan menurut topik dan pelapor sesuai urutan tanggal dari yang terkini/terbaru.
Sesuai harapan
Valid
HaloMangupura.apk. Fitur Lihat Pengaduan.
Tampil seluruh Data Pengaduan yang telah diverifikasi oleh admin yang ditampilkan menurut topik dan pelapor sesuai urutan tanggal dari yang terkini/terbaru. Ketika dipilih salah satu topik, akan terbuka halaman berisikan data detail pengaduan tersebut, yaitu termasuk deskripsi, peta lokasi, status penanganan serta file multimedia yang menyertainya.
Sesuai harapan
Valid
HaloMangupura.apk. Fitur Lihat Pengaduan.
Muncul peta dinamis GoogleMap yang menunjukkan lokasi pengaduan dan dapat ditelusuri lokasinya dari posisi sekarang.
Sesuai harapan
Valid
193
Tabel 4.20.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Lihat Pengaduan (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
5.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lihat Pengaduan. Setelah muncul pilihan menu dipilih untuk melihat daftar pengaduan. Kemudian dipilih salah satu topik. Bila file multimedia berupa video, tap pada menu play.
HaloMangupura.apk. Fitur Lihat Pengaduan.
6.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lihat Pengaduan. Setelah muncul pilihan menu dipilih untuk melihat daftar pengaduan saya. Kemudian dipilih salah satu topik.
HaloMangupura.apk. Fitur Lihat Pengaduan.
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
File multimedia berupa video yang diunggah bersama pengaduan dapat diputar.
Sesuai harapan
Valid
Bila ada akan ditampilkan pengaduan-pengaduan yang dilaporkan oleh user pengguna. Saat dipilih akan muncul detail pengaduan serta kelengkapan lain seperti lokasi, status p enanganan serta file multimedia yang menyertainya.
Sesuai harapan
Valid
Untuk Proses Nomor 5 yaitu Proses Melaporkan Pengaduan, sesuai tabel 4.21 berikut : Tabel 4.21. Pengujian untuk Proses Lapor Pengaduan (Aplikasi mobile) No.
1.
Skenario Pengujian
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lapor Pengaduan.
Test case
Hasil yang diharapkan
HaloMangupura.apk. Fitur Lapor Pengaduan.
Tampil formulir isian pengaduan yang terdiri dari Topik Pengaduan, Instansi Tujuan Pengaduan, Deskripsi Pengaduan, Informasi lokasi, informasi koordinat lokasi sekarang, menu upload file
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
194
Tabel 4.21.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Lapor Pengaduan (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
Hasil Pengujian
Kesimpul an
multimedia, serta menu pengambilan gambar/foto. 2.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lapor Pengaduan. Tanpa mengisi data isian kemudian menekan button Kirim.
HaloMangupura.apk. Fitur Lapor Pengaduan.
Muncul Pemberitahuan bahwa topik pengaduan masih kosong.
Sesuai harapan
Valid
3.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lapor Pengaduan. Mengisi topik pengaduan kemudian menekan button Kirim.
HaloMangupura.apk. Fitur Lapor Pengaduan.
Muncul Pemberitahuan bahwa Instansi tujuan pengaduan masih kosong.
Sesuai harapan
Valid
4.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lapor Pengaduan. Mengisi topik pengaduan, instansi tujuan pengaduan kemudian menekan button Kirim.
HaloMangupura.apk. Fitur Lapor Pengaduan.
Muncul Pemberitahuan bahwa deskripsi pengaduan masih kosong.
Sesuai harapan
Valid
5.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lapor Pengaduan. Mengisi topik pengaduan, instansi tujuan pengaduan, deskripsi pengaduan kemudian menekan button Kirim.
HaloMangupura.apk. Fitur Lapor Pengaduan.
Pengaduan terkirim dengan data pelapor, tanggal lapor, instansi tujuan, deskripsi pengaduan, lokasi pengaduan
Sesuai harapan
Valid
195
Tabel 4.21.(lanjutan) Pengujian untuk Proses Lapor Pengaduan (Aplikasi mobile) No.
Skenario Pengujian
Test case
Hasil yang diharapkan
6.
Menjalankan aplikasi Halo-Mangupura. Pada Screen MenuUtama, memilih menu Lapor Pengaduan. Mengisi topik pengaduan, instansi tujuan pengaduan, deskripsi pengaduan,memilih file multimedia/mengambil foto kemudian menekan button Kirim.
HaloMangupura.apk. Fitur Lapor Pengaduan.
Pengaduan terkirim dengan data pelapor, tanggal lapor, instansi tujuan, deskripsi pengaduan, lokasi pengaduan serta foto/file multimedia.
Hasil Pengujian
Kesimpul an
Sesuai harapan
Valid
4.7. Penyebaran Kuesioner dan Penghimpunan Data Kuesioner yang disebarkan seluruhnya berjumlah 100 (seratus) lembar kuesioner. Kuesioner diberikan kepada Masyarakat setelah diberikan kesempatan mencoba aplikasi baik dalam bentuk aplikasi mobile atau dengan antarmuka halaman web pengaduan dengan alamat http://disayang.in yang digunakan dalam penelitian ini. Lokasi yang dipilih untuk memperoleh data ini adalah dengan mengacu kepada pengembangan Kota Mangupura sebagai Ibukota Kabupaten Badung, yaitu disekitar Kota Mangupura maupun lokasi lain yang masih dalam wilayah Kabupaten Badung. Adapun responden yang diberikan kesempatan untuk mencoba aplikasi berjumlah 100 orang, dengan komposisi latar belakang berbeda, namun dapat dibedakan secara umum sebagai pegawai di lingkungan pemerintah kabupaten Badung serta sebagai masyarakat dari berbagai profesi. Adapun teknik pengambilan sampel dari responden dilakukan dengan pendekatan orang per orang untuk kesediaan mereka menjadi responden. Persetujuan tersebut sangat
196
penting disebabkan adanya penggunaan informasi pribadi berupa nama, email dan bahkan data sebuah akun sosial media seperti Facebook maupun Twitter. Dari seluruh responden yang diberikan kesempatan untuk menggunakan aplikasi ini tidaklah semuanya melakukan pengaduan. Hal ini disebabkan oleh karena menurut pengakuan mereka bahwa belum memiliki ide dalam melakukan pengaduan, maupun karena sedang terburu waktu. Pengembalian kuesioner dilakukan pada saat itu juga. Setelah kembali, kuesioner dihitung dan data-datanya dihimpun dalam sebuah tabel yang menunjukkan jumlah perolehan skor untuk masing-masing pertanyaan. Adapun dari data yang dihimpun dapat ditampilkan sesuai dengan kenyataannya seperti tabel berikut yang diperoleh dari Tabel Hasil Kuesioner sesuai Tabel 4.22 : Tabel 4.22. Tabel Jawaban Kuesioner No.
Pertanyaan
SS
S
1.
Trend Telepon seluler sekarang kearah Smartphone
23
54
2.
Salah satu Sistem Operasi Smartphone yang popular yaitu Android
29
3.
Jaringan telekomunikasi data sudah terjangkau di daerah tempat tinggal saya
4.
N
TS
STS
Jml
1
21
1
100
46
4
21
0
100
10
33
3
49
5
100
Internet dapat digunakan untuk ikut berpartisipasi dalam program pemerintah
5
75
0
20
0
100
5.
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini memberikan manfaat bagi aktifitas sehari-hari saya
48
46
2
4
0
100
6.
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini berorientasi kepada kebutuhan Pemerintah dan Masyarakat
5
47
0
47
1
100
7.
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini mudah dipahami
4
52
1
43
0
100
Ket.
197
Tabel 4.22.(lanjutan) Tabel Jawaban Kuesioner No.
Pertanyaan
8.
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini adalah suatu Pembaharuan di bidang TIK di daerah ini
40
30
9.
Partisipasi Masyarakat melalui Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini adalah penting
26
27
10.
Membangun Sistem Informasi sejenis yang lebih lengkap, membuktikan penerapan TIK oleh Pemda
20
42
11.
Pemanfaatan TIK dalam Pengaduan Masyarakat dan tindak lanjutnya menaikkan Wibawa dan Citra Pemerintah
12.
Tujuan utama dari penggunaan aplikasi ini adalah untuk pemeliharaan Fasilitas Umum
30
48
0
22
0
100
13.
Seluruh Fitur dalam Sistem Aplikasi ini berjalan sempurna
17
43
0
40
0
100
14.
Pengiriman data pada aplikasi ini cukup cepat
12
28
0
60
0
100
15.
Pendapat saya jika Sistem Aplikasi ini dikembangkan dalam skala yang lebih besar
40
30
0
26
4
100
336
627
JUMLAH
SS
27
S
N 5
0
2
26
TS
STS
Jml
24
1
100
47
36
0
18
0
0
47
507
Ket.
100
100
0
100
12
Dari 100 orang responden yang mencoba menggunakan aplikasi, terdapat 61 orang yang mencoba aplikasi menggunakan antarmuka mobile android, sedangkan 39 orang lainnya menggunakan antarmuka web melalui browser. Adapun dari data yang dihimpun dapat dianalisis masing-masing pertanyaan dalam kuesioner sebagai berikut : 1. Hasil Kuesioner pertanyaan 1 adalah sebagai berikut : Trend Telepon seluler sekarang kearah Smartphone.
198
60
54
Sangat Setuju
50 Setuju
40 30
23
21
Netral
20 10
1
1
Tidak Setuju
0
Sumber Gambar 4.35
: Hasil pengolahan data kuesioner : Diagram jawaban kuesioner pertanyaan 1
Dari 100 orang responden yang dikumpulkan, 23 orang responden atau 23% orang responden menyatakan sangat setuju, 54 orang responden atau 54% menyatakan setuju, 1 orang atau 1% netral, 21 orang atau 21% menyatakan tidak setuju dan 1 orang atau 1% menyatakan sangat tidak setuju. Perhitungan analisis kuesioner kepentingan Pertanyaan 1: Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
: 23 orang x 5 : 54 orang x 4 : 1 orang x 3 : 21 orang x 2 : 1 orang x 1
= 115 = 216 = 3 = 42 = 1 = 377
Tingkat persetujuan pertanyaan 1 adalah 377/500 x 100% = 75,4%.
199
2. Hasil Kuesioner pertanyaan 2 adalah sebagai berikut : Salah satu Sistem Operasi Smartphone yang popular yaitu Android. 46
50
Sangat Setuju
40 30
Setuju
29 21
Netral
20 10
4
0
Tidak Setuju
0
Sumber Gambar 4.36
: Hasil pengolahan data kuesioner : Diagram jawaban kuesioner pertanyaan 2
Dari 100 orang responden yang dikumpulkan, 29 orang responden atau 29% orang responden menyatakan sangat setuju, 46 orang responden atau 46% menyatakan setuju, 4 orang atau 4% netral, 21 orang atau 21% menyatakan tidak setuju dan 0 orang atau 0% menyatakan sangat tidak setuju. Perhitungan analisis kuesioner kepentingan Pertanyaan 2: Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
: 29 orang x 5 : 46 orang x 4 : 4 orang x 3 : 21 orang x 2 : 0 orang x 1
= 145 = 184 = 12 = 42 = 0 = 383
Tingkat persetujuan pertanyaan 2 adalah 383/500 x 100% = 76,6%.
200
Dengan cara yang sama, diperoleh perhitungan untuk pertanyaan 3 sampai dengan pertanyaan 15 secara lengkap ditampilkan pada tabel 4.23. Tabel 4.23. Tingkat Persetujuan atas setiap pertanyaan No.
Pertanyaan
SS
S
N
TS
STS
Persetujuan
1.
Pertanyaan 1
23
54
1
21
1
75,4%
2.
Pertanyaan 2
29
46
4
21
0
76,6%
3.
Pertanyaan 3
10
33
3
49
5
58,8%
4.
Pertanyaan 4
5
75
0
20
0
78%
5.
Pertanyaan 5
48
46
2
4
0
87,6%
6.
Pertanyaan 6
5
47
0
47
1
61,6%
7.
Pertanyaan 7
4
52
1
43
0
63,4%
8.
Pertanyaan 8
40
30
5
24
1
76,8%
9.
Pertanyaan 9
26
27
0
47
0
66,4%
10.
Pertanyaan 10
20
42
2
36
0
69,2%
11.
Pertanyaan 11
27
26
0
47
0
66,6%
12.
Pertanyaan 12
30
48
0
22
0
77,2%
13.
Pertanyaan 13
17
43
0
40
0
67,4%
14.
Pertanyaan 14
12
28
0
60
0
58,4%
15.
Pertanyaan 15
40
30
0
26
4
75,2
201
Sehingga secara total tingkat persetujuan masyarakat terhadap penggunaan Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat Berbasis Lokasi untuk Pengembangan Kota Cerdas adalah sebagai berikut : ,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
,
= 71,32.
Jika dipetakan pada Garis interval skor penilaian dan prosentase Skala Likert, hasil dari pengumpulan data kuesioner ini di dapat Skor 71,32 yaitu Cukup Kuat, seperti pada Gambar 4.37 sebagai berikut : 0
0
Skor terendah STS
TS
20%
40%
Sangat lemah
Lemah
N 60% Cukup
|
Skor tertinggi
S
SS
|
80% Kuat
100% Sangat Kuat
Gambar 4.37 Garis interval skor penilaian dan prosentase Skala Likert hasil pengumpulan data
4.8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Dalam melakukan uji validitas sebuah instrumen penelitian, misalnya dalam hal ini kuesioner, digunakan teknik uji validitas tertentu. Dalam hal ini digunakan teknik Uji Validitas dengan teknik Product Moment atau lebih dikenal dengan metode PEARSON. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung nilai validitas dengan rumus validitas PEARSON sesuai dengan persamaan 3.2 pada Bab III. Setelah didapat nilai r (koefisien korelasi untuk uji validitas PEARSON),
202
maka kita lakukan uji-t, yaitu membandingkan nilai t-hitung untuk masingmasing item pertanyaan dengan t-tabel. Untuk mendapatkan nilai t-hitung, digunakan rumus t-hitung sesuai dengan persamaan 3.3 pada Bab III. Jika t-hitung > t-tabel, item pertanyaan pada kuesioner dapat dinyatakan valid untuk penelitian ini. Dan sebaliknya jika t-hitung < t-tabel, item pertanyaan tersebut tidak valid, sehingga harus diganti dan dilakukan pengujian ulang. (∑
r=
{ (∑
dimana : n
) (∑ )(∑ )
(∑ ) } | { (∑
) (∑ ) }
= jumlah responden,
X
= skor tiap item
Y
= skor seluruh item responden ujicoba
r
= koefisien korelasi
membandingkan t-hitung dengan t-tabel. T hitung didapatkan dengan rumus sesuai persamaan 3.3 pada Bab III, yaitu t hitung =
( (
) )
dimana : r
= koefisien korelasi
n
= Jumlah responden
t-hitung
= t hitung untuk masing masing item pertanyaan
Sehingga akan diperoleh suatu pengujian validitas untuk tiap item pertanyaan yang ada dengan membandingkan t-hitung dari tiap item pertanyaan dengan t-tabel. Untuk penelitian ini, berdasarkan hasil rekapitulasi perolehan
203
skor untuk tiap-tiap item pertanyaan yang diperoleh dari kuesioner dapat ditampilkan pada Lampiran Tabel 1. Perhitungan validitas Pertanyaan 1: Sesuai data pada tabel, untuk item pertanyaan 1 dengan jumlah responden 100 orang, diperoleh tabel penolong pada Lampiran Tabel 2. Sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut :
r=
(∑ { (∑
) (∑ )(∑ )
(∑ ) } | { (∑
) (∑ ) }
r = 100(20015) – (377)(5268) (100 ∗ 1533 − 377 ) (100*283338 -5268 ) r = 0,191
t-hitung (Pertanyaan1)
=
( (
) )
= 0,191* (100 − 2) / (1 − 0,191 ) = 1,934 yaitu lebih besar dari 1,661 (t-tabel dengan df=98 dan signifikansi 90%) sehingga dinyatakan valid.
Perhitungan validitas Pertanyaan 2: Sesuai data pada tabel, untuk item pertanyaan 2 dengan jumlah responden 100 orang, diperoleh tabel penolong pada Lampiran Tabel 3. Sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut :
r=
(∑ { (∑
) (∑ )(∑ )
(∑ ) } | { (∑
) (∑ ) }
r = 100(20664) – (383)(5268) (100 ∗ 1581 − 383 ) (100*283338 -5268 )
204
r = 0,598
t-hitung (Pertanyaan2)
=
( (
) )
= 0,598* (100 − 2) / (1 − 0,598 ) = 7,391 yaitu lebih besar dari 1,661 (t-tabel dengan df=98 dan signifikansi 90%) sehingga dinyatakan valid.
Perhitungan selengkapnya untuk keseluruhan item pertanyaan dapat disusun ke dalam Tabel 4.24 sebagai berikut : Tabel 4.24 Uji Validitas No.
Pertanyaan
r
t-hitung
t-tabel
Validitas
1
Pertanyaan 1
0,191
1,934
1,661
valid
2
Pertanyaan 2
0,598
7,391
1,661
valid
3
Pertanyaan 3
0,529
6,185
1,661
valid
4
Pertanyaan 4
0,377
4,038
1,661
valid
5
Pertanyaan 5
0,328
3,447
1,661
valid
6
Pertanyaan 6
0,505
5,795
1,661
valid
7
Pertanyaan 7
0,199
2,018
1,661
valid
8
Pertanyaan 8
0,652
8,535
1,661
valid
9
Pertanyaan 9
0,444
4,912
1,661
valid
10
Pertanyaan 10
0,479
5,406
1,661
valid
11
Pertanyaan 11
0,483
5,475
1,661
valid
12
Pertanyaan 12
0,521
6,049
1,661
valid
13
Pertanyaan 13
0,301
3,134
1,661
valid
14
Pertanyaan 14
0,460
5,131
1,661
valid
15
Pertanyaan 15
0,629
8,029
1,661
valid
205
Berdasarkan Rumus perhitungan manual yang ada pada persamaan 3.2 Bab III tentang menghitung nilai r (koefisien korelasi / koefisien PEARSON, dengan bantuan Peranti Lunak MS Excel kita dapat menghitungnya dengan cara : 1. Membuat tabel dengan kolom berupa item pertanyaan, dan baris sebanyak jumlah responden. 2. Hasil kuesioner berupa nilai dengan range 1-5 pada pertanyaan positif, hal mana 1 untuk kondisi Sangat Tidak Setuju, 2 untuk kondisi Tidak Setuju, 3 untuk kondisi Netral, 4 untuk kondisi Setuju dan 5 untuk kondisi Sangat Setuju. 3. Setiap kolom item pertanyaan, pada baris paling bawah digunakan untuk menghitung nilai rxy, yaitu dengan rumus validitas PEARSON. Pada MS Excel, digunakan fungsi PEARSON(Skor seluruh responden untuk masing-masing item pertanyaan dibandingkan dengan jumlah total skor semua responden untuk seluruh item pertanyaan). 4. Untuk menentukan t-hitung digunakan rumus seperti pada persamaan 3.3 Bab III dan pada MS Excel disesuaikan menjadi SQRT(n-2)*r/SQRT(1-r2) hal mana n=jumlah responden. 5. Nilai
t-tabel
dihitung
dengan
menggunakan
fungsi
MS
Excel
TINV(prob;degree of freedom). Prob disini adalah signifikansi dan berapa arah, dalam hal ini digunakan signifikansi 0.05 dan 2 arah, sedangkan derajat kebebasan diberi nilai n-2 yaitu 98.
206
Digunakan 2 arah karena digunakan untuk mengukur pendapat atau sikap serta persepsi masyarakat terhadap penggunaan sistem aplikasi pengaduan masyarakat berbasis lokasi untuk pengembangan kota cerdas. Untuk lebih jelasnya, dapat ditampilkan Uji validitas kuesioner penelitian ini sebagai Lampiran Tabel 17. b. Uji Reliabilitas Untuk Uji Realibilitas secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan Rumus pada persamaan 3.4, 3.5, dan 3.6 pada Bab III. Hal pertama yang dilakukan adalah menghitung nilai varians setiap butir pertanyaan. Untuk dapat melakukan hal tersebut, dapat dibantu dengan tabel penolong seperti pada Lampiran Tabel 18. Berdasarkan Data yang ada pada tabel penolong diperoleh nilai-nilai yang diperlukan dalam rumus yang diperlukan untuk menentukan nilai reliabilitas, yaitu Varian, dan Varian Total. Nilai Varian Pertanyaan 1 : ∑ =
−(
∑
)
= (1533 – (378)^2/100) / 100 = 1,0416 Nilai Varian Pertanyaan 2 : ∑ =
−(
∑
)
= (1581 – (385)^2/100) / 100 = 0,9875
207
Perhitungan selengkapnya untuk keseluruhan item pertanyaan dapat disusun ke dalam Tabel 4.25 sebagai berikut :
Tabel 4.25 Nilai Varian untuk Uji Reliabilitas No.
Pertanyaan
Nilai varian
1
Pertanyaan 1
1,0416
2
Pertanyaan 2
0,9875
3
Pertanyaan 3
1,2391
4
Pertanyaan 4
0,4339
5
Pertanyaan 5
0,0751
6
Pertanyaan 6
0,8004
7
Pertanyaan 7
0,6324
8
Pertanyaan 8
0,8536
9
Pertanyaan 9
1,0719
10
Pertanyaan 10
0,6664
11
Pertanyaan 11
0,9564
12
Pertanyaan 12
0,2196
13
Pertanyaan 13
0,48
14
Pertanyaan 14
0,5164
15
Pertanyaan 15
0,5919
Jumlah Total nilai varians adalah 1,0416 + 0,9875 + 1,2391 + 0,4339 + 0,0751 + 0,8004 + 0,6324 + 0,8536 + 1,0719 + 0,6664 + 0,9564 + 0,2196 + 0,48 + 0,5164 + 0,5919 = 10,5662 Menghitung nilai varians total :
∑ =
−(
∑
)
208
= (283338 – (5268^2)/100 ) / 100 = 58,1976 Untuk menghitung Reliabilitas digunakan rumus :
r=[
] [1 −
∑
]
r = 100 / (100-1) * (1- (10,5662/58,1976)) = 0,87. Instrumen Penelitian dinyatakan reliabel jika nilai r > 0,6. Sehingga Instrumen Penelitian ini dapat dinyatakan reliabel. 4.9. Analisis Hasil Penelitian Pada penelitian ini, terdapat beberapa hasil Penelitian yang dapat dianalisis yaitu Social media pada Sistem Aplikasi Pengaduan berbasis lokasi, Antusiasme Masyarakat, Komposisi Responden, Pilihan Platform aplikasi, serta Sikap Masyarakat berdasarkan hasil rekapitulasi data Kuesioner sebagai berikut : 1. Social media pada Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat berbasis lokasi. Pada penelitian ini, aplikasi yang dibangun baik yang berbasis web maupun berbasis android dilengkapi dengan fitur login menggunakan akun social media yang cukup terkenal dan banyak digunakan saat ini di masyarakat termasuk di Kabupaten Badung yaitu Facebook dan Twitter. Dari hasil data user yang bersedia mendaftar dan melakukan percobaan penggunaan aplikasi dari seluruh user sebanyak 100 orang, terdapat 72 user yang mendaftar menggunakan akun
209
Facebook dan 3 orang menggunakan akun Twitter. Sedangkan sisanya mendaftar menggunakan fitur Register yang konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 75 persen dari pengguna potensial dari aplikasi ini memiliki akun pada social media. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang aktif menggunakan internet secara umum dan memiliki kemampuan untuk menggunakan aplikasi berbasis internet serta cukup peduli pada program pemerintah berbasis IT cenderung mempunyai akun social media. Sehingga jika Pemerintah ingin menyusun aplikasi berbasis IT untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat seyogyanya menggunakan fitur-fitur yang terhubung kepada social media baik aplikasi web, mobile maupun aplikasi-aplikasi lainnya. 2. Antusiasme Masyarakat Berdasarkan data yang diperoleh dari sosialisasi kepada masyarakat secara acak, maka dari 100 user yang mendaftar, terdapat 59 orang user yang mencoba melakukan pengaduan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa antusiasme masyarakat masyarakat cukup baik, hanya saja tidak semua user pada saat melakukan pendaftaran melakukan pengaduan. Hal ini dapat dijelaskan sesuai dengan komentar sebagian besar dari mereka sebagai berikut : 1. Sedang terburu-buru atau sibuk dan ada hal lain yang dipikirkan 2. Tidak ada hal yang ingin diadukan 3. Pada saat itu, belum terpikirkan hal apa yang akan diadukan, terlebih hal ini merupakan hal yang baru di daerah mereka yaitu di Kabupaten Badung
210
4. Akan menyimpan aplikasi dan membookmark halaman web, untuk dikemduian hari digunakan saat ada hal yang ingin diadukan. 3.
Komposisi Responden Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan saat sosialisasi dan uji coba
aplikasi, bahwa hampir seluruh responden yaitu dengan komposisi 50 orang merupakan karyawan karyawati di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung dan 50 orang dari masyarakat dan yang mengerti, menggunakan serta yang bersedia melakukan ujicoba aplikasi adalah termasuk pada rentang usia relatif muda yaitu pada rentang usia 16 – 35. Di luar rentang usia tersebut yaitu di bawah usia 16 tahun, lebih banyak yang mengungkapkan bahwa tidak memiliki akun Social media maupun email. Demikian halnya pada kelompok usia di atas 35 tahun, sehingga tidak dapat melakukan uji coba aplikasi. Dilihat dari rentang usia tersebut, yaitu 16 tahun ke atas sampai usia 35 tahun adalah rentang usia pelajar dan karyawan yang masih relatif muda, sehingga cukup fasih dalam menggunakan aplikasi yang berhubungan dengan internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika Pemerintah ingin membangun sebuah sistem aplikasi yang berhubungan dengan produk IT untuk menjembatani masyarakat target pasar yang dituju adalah kelompok usia tersebut yaitu pada rentang usia 16-35 tahun. Sehingga fitur, desain serta antarmukanya disesuaikan untuk target pasar rentang usia tersebut.
211
4.
Pilihan platform aplikasi Berdasarkan perhitungan jumlah pilihan platform aplikasi yang digunakan untuk mencoba aplikasi pengaduan ini, diperoleh perbandingan jumlah sebagai berikut : -
61 orang mencoba menggunakan aplikasi dengan platform mobile android.
-
39 orang mencoba menggunakan aplikasi dengan platform web yaitu dengan mengakses halaman web http://disayang.in.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa kecenderungan pilihan masyarakat dalam memanfaatkan aplikasi ini adalah menggunakan aplikasi mobile berbasis android dibandingkan dengan mengakses halaman web melalui browser.
Sehingga
hal
ini
dapat
menjadi
pertimbangan
dalam
pengembangan sistem aplikasi ini dikemudian hari maupun sistem aplikasi yang lain, haruslah memberikan perhatian yang lebih kepada aplikasi berbasis mobile disamping tetap dapat mengembangkannya dalam antarmuka yang lain. 5.
Sikap Masyarakat terhadap Sistem Aplikasi Berbasis Lokasi pada Pengaduan Masyarakat Halo-Mangupura. Hasil olah data kuesioner menunjukkan bahwa trend penggunaan
teknologi
telekomunikasi
di
masyarakat
cenderung
kearah
penggunaan
smartphone dengan sistem aplikasi yang terbuka seperti android sehingga secara keseluruhan akan terjangkau dari sisi harga. Hal ini ditunjukkan pada respon pertanyaan nomor 1, dan 2.
212
Dari hasil jawaban pertanyaan nomor 4 diketahui bahwa sebagian besar masyarakat
setuju
bahwa
penggunaan
internet
tepat
digunakan
dalam
menjembatani partisipasi masyarakat membangun daerahnya pada jaman modern dan serba IT saat ini. Dari hasil olah data kuesioner menunjukkan bahwa pada setiap item pertanyaan, kecenderungan masyarakat adalah cukup positif menyikapi sistem aplikasi pengaduan masyarakat ini. Hal ini dapat dilihat khususnya pada item pertanyaan nomor 5, 6, 7, 8, 9 dan 10. Hal mana pada pertanyaan ini, sebagian besar masyarakat menyatakan setuju walaupun ada sebagian kecil yang tidak setuju. Lain halnya dengan pertanyaan pada item 11 bahwa penggunaan aplikasi dan tindak lanjutnya akan menaikkan wibawa dan citra Pemerintah. Pada item pertanyaan ini terdapat komposisi persetujuan dan penolakan yang cukup tipis, hal ini dapat disebabkan oleh : Yang Menyatakan Setuju : 1. Ada suatu keinginan yang positif untuk kemajuan daerahnya 2. Adanya hal baru yang coba dieksplorasi guna meningkatkan kinerja Pemerintah 3. Telah memahami dengan baik sistem kerja yang ada dari sistem aplikasi pengaduan ini Yang Menyatakan Tidak Setuju : 1. Penerapan sistem aplikasi pengaduan ini belum dilakukan secara resmi oleh Pemerintah Kabupaten.
213
2. Masih ada kesangsian dalam hati masyarakat akan tindak lanjut dari pengaduan-pengaduan yang mereka kirimkan 3. Hal ini merupakan hal yang baru, dan masyarakat belum paham benar dan mengetahui secara mendetail proses dibalik sistem ini, mereka hanya melihat dari sisi pengaduan saja, sehingga proses tindak lanjut dan control yang ada tidak diketahui secara detail. Jawaban dari pertanyaan nomor 12 memberikan informasi tentang pemahaman user tentang tujuan utama dari pembangunan sistem aplikasi pengaduan masyarakat berbasis lokasi ini. Dari hasil yang ada dapat disimpulkan bahwa sebagian besar user telah paham. Untuk Pertanyaan tentang fitur Aplikasi yang berjalan sempurna, jawaban setuju dan tidak setuju cukup berimbang, walaupun secara keseluruhan menyatakan setuju. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh : 1. Pemahaman penggunaan teknologi oleh user 2. User belum mencoba keseluruhan fitur yang ada 3. Fitur yang tersedia masih dengan desain yang sederhana Untuk item pertanyaan nomor 14, sebagian besar user justru menyatakan tidak setuju untuk pertanyaan tentang pengiriman data yang relatif cepat. Hal ini dapat dikorelasikan dengan pernyataan mereka pada pertanyaan nomor 3 yaitu Jaringan telekomunikasi data sudah terjangkau di daerah tempat tinggal saya. Berdasarkan data tersebut dapat dianalisa bahwa :
214
1. Sebagian user/pengguna yang mencoba aplikasi menyatakan bahwa pengiriman data relatif cepat, namun sebagian menyatakan tidak cepat. Pada kenyataannya seluruh informasi yang hendak dikirim berhasil dikirim, seperti misalnya pengaduan dengan aplikasi mobile, hanya saja memerlukan waktu yang berbeda sehingga mempengaruhi user secara subyektif. 2. Jika dikorelasikan dengan pertanyaan nomor 3, bahwa responden yang menyatakan tidak setuju dipengaruhi oleh pengalaman mereka menggunakan layanan data di daerah tempat tinggal mereka. Hal ini pun mempengaruhi pendapat mereka pada pertanyaan nomor 14. 3. Secara keseluruhan dari 100 orang responden, 58,4 persen masih menyatakan transfer data pada aplikasi ini cukup baik. Untuk pertanyaan terakhir yaitu pertanyaan nomor 15, diperoleh informasi bahwa masyarakat setuju apabila sistem ini dikembangkan dalam skala yang lebih besar dan sempurna, terlihat pada respon jawaban mereka bahwa dari 100 responden 70 orang menyatakan setuju dan sangat setuju. 4.10. Tanggapan Penggunaan Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat dalam usaha Pengembangan Kota Cerdas
Berdasarkan parameter yang digunakan dalam penelitian ini untuk menilai tanggapan penggunaan Sistem Aplikasi Location Based Service dalam usaha Pengembangan Kota Cerdas yaitu :
215
-
Semakin luasnya penggunaan teknologi informasi di masyarakat dan semakin luasnya akses terhadap jaringan komunikasi pada masyarakat (International WSIS – World Summit on Information Society),
-
Sumber Daya Teknologi yang salah satunya adalah adanya Sumber Daya Teknologi berupa aplikasi yang berfungsi untuk membantu masyarakat dalam
mendukung
aktivitasnya
sehari-hari
(APTIKOM,
DETIKNAS,PT.TELKOM), serta -
Standar kebutuhan sistem aplikasi yang harus dipenuhi oleh setiap sistem aplikasi e-Government maka dapat diuraikan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Rancangan Sistem Aplikasi Client-Server Pengaduan Masyarakat yang mendukung pengembangan Kota Cerdas khususnya di Kabupaten Badung yang telah dibangun, berdasarkan parameter pendukung pengembangan kota cerdas yang pertama bahwa luasnya penggunaan teknologi informasi di masyarakat dan semakin luasnya akses terhadap jaringan komunikasi, dapat dijelaskan dengan jawaban responden melalui hasil kuesioner untuk pertanyaan nomor 1, 2, 3 dan 4. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Tingkat persetujuan pertanyaan 1
: 75,4%
Tingkat persetujuan pertanyaan 2
: 76,6%
Tingkat persetujuan pertanyaan 3
: 58,8%
Tingkat persetujuan pertanyaan 4
: 78%
Rata-rata menjadi (75,4% + 76,6% + 58,8% + 78%)/4 = 72,2%
216
Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan garis interval skor penilaian dan prosentase Skala Likert hasilnya bahwa parameter pertama telah terpenuhi dengan nilai 72,2% atau Kuat. 2. Rancangan Sistem Aplikasi Client-Server Pengaduan Masyarakat yang mendukung pengembangan Kota Cerdas khususnya di Kabupaten Badung yang telah dibangun, berdasarkan parameter pendukung pengembangan kota cerdas yang kedua yaitu sumber daya teknologi berupa aplikasi yang berfungsi untuk membantu masyarakat dalam mendukung aktivitasnya sehari-hari, dapat dijelaskan dengan jawaban responden melalui hasil kuesioner untuk pertanyaan nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10,11 dan 12. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Tingkat persetujuan pertanyaan 5
: 87,6%
Tingkat persetujuan pertanyaan 6
: 61,6%
Tingkat persetujuan pertanyaan 7
: 63,4%
Tingkat persetujuan pertanyaan 8
: 76,8%
Tingkat persetujuan pertanyaan 9
: 66,4%
Tingkat persetujuan pertanyaan 10
: 69,2%
Tingkat persetujuan pertanyaan 11
: 66,6%
Tingkat persetujuan pertanyaan 12
: 77,2%
Rata-rata menjadi (87,6% + 61,6% + 63,4% + 76,8% + 66,4% + 69,2% + 66,6% + 77,2%)/8 = 71,1%
217
Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan garis interval skor penilaian dan prosentase Skala Likert hasilnya bahwa parameter kedua telah terpenuhi dengan nilai 71,1% atau Kuat. 3. Rancangan Sistem Aplikasi Client-Server Pengaduan Masyarakat yang mendukung pengembangan Kota Cerdas khususnya di Kabupaten Badung yang telah dibangun, berdasarkan parameter pendukung pengembangan kota cerdas yang ketiga yaitu bahwa sistem aplikasi yang dibangun memiliki standar kebutuhan sistem aplikasi untuk sistem aplikasi e-Government, dapat dijelaskan dengan jawaban responden melalui hasil kuesioner untuk pertanyaan nomor 7, 13, 14, dan 15. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut : Tingkat persetujuan pertanyaan 7
: 63,4%
Tingkat persetujuan pertanyaan 13
: 67,4%
Tingkat persetujuan pertanyaan 14
: 58,4%
Tingkat persetujuan pertanyaan 15
: 75,2%
Rata-rata menjadi (63,4% + 67,4% + 58,4% + 75,2%)/4 = 66,1% Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan garis interval skor penilaian dan prosentase Skala Likert hasilnya bahwa parameter ketiga telah terpenuhi dengan nilai 66,1% atau Cukup.
218
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Rancangan Sistem Aplikasi Client-Server Pengaduan Masyarakat guna mendukung pengembangan Kota Cerdas dapat diuraikan sebagai berikut : -
Rancangan Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo-Mangupura berarsitektur Client-Server dengan tujuan menyederhanakan akses oleh pengguna aplikasi dan memberikan keleluasaan dalam mengelola data oleh administrator. Akses oleh pengguna dari beberapa platform yang berbeda dapat ditangani oleh Server secara sederhana.
-
Rancangan Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo-Mangupura dapat diakses dengan hanya menggunakan browser atau aplikasi mobile berbasis android sepanjang masih dalam jangkauan jaringan telekomunikasi atau internet.
-
Rancangan
Sistem
Aplikasi
yang
dibangun
memanfaatkan
kemampuan penentuan lokasi oleh perangkat pengguna, yaitu GPS untuk menentukan lokasi pengaduan halmana sangat berguna dalam tindaklanjut di lapangan oleh instansi tujuan pengaduan.
219
-
Rancangan Sistem Aplikasi ini memberikan kesempatan partisipasi masyarakat dalam ikut serta menjadi bagian dalam usaha membangun daerahnya melalui pengaduan secara realtime dan efisien dari segi waktu dan biaya.
-
Rancangan
Sistem
Aplikasi
ini
memungkinkan
masyarakat
memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah berupa pengaduan, yang merupakan informasi penting untuk dapat meningkatkan kinerja instansi pemerintah daerah dalam pelayanan publik. 2.
Membangun Sistem Aplikasi Client berbasis android dan Server berbasis web yang menggunakan layanan berbasis lokasi sebagai Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat telah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Membangun remote server yaitu web server melalui layanan hosting dengan alamat http://disayang.in dengan tujuan menempatkan file, database, dan data lainnya untuk akses publik. Sedangkan khusus untuk penyimpanan file-file yang diupload dari aplikasi mobile HaloMangupura, ditempatkan pada server tak berbayar dengan alamat http://mangupura.host22.com b. Membangun basis data yang datanya dapat diakses oleh aplikasi berbasis web maupun berbasis android. c. Membangun Administrator
pembagian Sistem,
akses
kewenangan
Masyarakat,
Admin
terhadap Instansi
user Tujuan
Pengaduan, dan Inspektur sehingga masing-masing jenis user
220
memiliki bidang dan kewenangan akses sesuai dengan tugasnya masing-masing. d. Membangun fitur untuk aplikasi berbasis web yaitu Update User Data, Melihat Pengaduan, Lapor Pengaduan, Manajemen User, Manajemen Pengaduan serta Inspeksi untuk masing-masing jenis user yang ada dengan pembagian sebagai berikut : -
Administrator Sistem : Update User Data, Manajemen User, Manajemen Pengaduan.
-
Admin Instansi Tujuan Pengaduan : Update User Data, Manajemen Pengaduan.
-
Masyarakat : Update User Data, Lihat Pengaduan, Lapor Pengaduan.
-
Inspektur : Update User Data, Inspeksi.
e. Membangun fitur untuk aplikasi client berbasis android yaitu Register, Login, Update User Data, Melihat Pengaduan, dan Lapor Pengaduan yang seluruhnya dimiliki oleh user Masyarakat. 3. Dari hasil penelitian secara keseluruhan, diperoleh persetujuan kepada penggunaan sistem aplikasi Pengaduan Masyarakat Halo Mangupura yang menggunakan Location Based Service terhadap pengembangan Kota Cerdas khususnya di Kabupaten Badung sebesar 71,32%. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengembangkan suatu Kota Cerdas selain didukung oleh infrastruktur telekomunikasi yang handal dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, serta sumber daya teknologi berupa perangkat keras
221
serta perangkat lunak yang baik, juga diperlukan suatu partisipasi dari masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan dalan pengembangan Kota Cerdas. 5.2. Saran 1. Dalam penelitian lebih lanjut dapat digunakan berbagai platform aplikasi yang berbeda sehingga lebih luas menjangkau masyarakat sehingga dapat lebih optimal dalam penggunaan serta penelitian yang memerlukan tanggapan masyarakat. Penelitian lebih lanjut dapat membahas komponen lain dari pengembangan Kota Cerdas misalnya pembangunan infrastruktur telekomunikasi, suprastruktur atau SDM, komunitas pengguna, strategi nasional serta dari segi manfaat yang diperoleh. 2. Agar dalam penelitian selanjutnya diintegrasikan sebuah sistem pengaduan masyarakat yang dapat menampung berbagai jenis platform pengaduan yang berbeda misalnya dari social media ke aplikasi, dari sms center ke aplikasi atau dari email ke aplikasi, dan bahkan yang lebih luas dari platform radio, kotak pengaduan dan media massa dengan alur pengaduan yang lebih lengkap dan berjenjang, dan tindak lanjut dari pengaduan dapat dimonitor oleh pelapor dan jika tidak mendapat respon dalam jangka waktu tertentu, akan diteruskan kepada lembaga maupun pejabat berwenang di atas instansi yang menangani permasalahan yang diadukan.
222
DAFTAR PUSTAKA Akhmad Dharma Kasman, Kolaborasi Dahsyat ANDROID dengan PHP dan MySQL, 2013
Amit Kushwaha, Vineet Kushwaha, Location Based Services using Android Mobile, International Journal of Advances in Engineering & Technology, Mar 2011
Anonim. 2014. Website Aplikasi Ngabandungan oleh Walikota Bandung Ridwan Kamil. Tersedia di : http://www.ridwankamil.net/ngabandungan. [diunduh : 20 Januari 2014].
Anonim.
2014.
Website
Aplikasi
HaloJakarta.
Tersedia
di
:
di
:
http://halojakarta.org/Halo_Jakarta.html. [diunduh : 20 Januari 2014].
Anonim.
2014.
Aplikasi
UnMuted
di
India.
Tersedia
http://id.techinasia.com/aplikasi-ini-mempermudah-masyarakat-bandungmelaporkan-keluhan-terhadap-keadaan-kotanya/. [diunduh : 20 Januari 2014].
Anonim. 2014. Penetrasi Pengguna Android di Indonesia. Tersedia di : http://merdeka.com. [diunduh : 20 Januari 2014].
Anonim. 2014. Website Penyedia Layanan Hosting USA dan IIX. Tersedia di : http://mixmaxspace.com. [diunduh : 13 Pebruari 2014].
Anonim. 2014. Website Penyedia Layanan Hosting USA Berbayar dan Tidak Berbayar. Tersedia di : http://000webhost.com. [diunduh : 10 Oktober 2014].
Anonim. 2014. Hosting tempat menampung file multimedia yang diupload melalui aplikasi mobile android. Tersedia di : http://mangupura.host22.com. [diunduh : 10 Oktober 2014].
223
Badung Dalam Angka 2013, Balai Pusat Statistik Kabupaten Badung 2013
Glen Myers. 1979. Dasar Dasar Pengujian Perangkat Lunak.
Google Developers, Google Maps Android API v2, https://developers.google.com/maps/documentation/android/ diakses tgl 13 Pebruari 2014
GPS.Gov, The Global Positioning System, http://www.gps.gov/systems/gps/ diakses pada tanggal 13 Pebruari 2014
Gunita Mustika Hati, Andri Suprayogi, Bandi Sasmito, ST., M.T., Aplikasi Penanda Lokasi Peta Digital Berbasis Mobile GIS Pada Smartphone Android, Jurnal Geodesi Undip Oktober 2013
Hans Schaffers, Carlo Ratti and Nicos Komninos, Guest EditorsSpecial Issue on Smart Applications for Smart Cities – New Approaches to Innovation: Guest Editors' Introduction, Journal of Theoretical and Applied Electronic Commerce Research ISSN 0718–1876 Electronic Version VOL 7 / ISSUE 3 / DECEMBER 2012 / II-VI
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government
Juan Andrés Alonso González (ATOS) and Andrea Rossi (ATOS), New Trends for Smart Cities, OPEN CITIES, 2011
KsChang, Cupcake, Donut, Eclair, Froyo, Gingerbread, Honeycomb, Ice Cream Sandwich...
Google
Android
OS
Code
Names
and
History,
http://hubpages.com/hub/Cupcake-Donut-Eclair-Froyo-Gingerbread-HoneycombAndroid-OS-Version-Codenames-and-Why) diakses pada tanggal 13 Pebruari 2014.
224
Luca Calderoni, Dario Maio and Paolo Palmieri, Location-aware Mobile Services for a Smart City: Design, Implementation and Deployment, Journal of Theoretical and Applied Electronic Commerce Research ISSN 0718-1876 Electronic Version VOL 7 / ISSUE 3 / DECEMBER 2012 / 74-87
Nazir M. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia;Bogor; 2005
Noraziahtulhidayu Kamarudin, Sazilah Salam, Enabling Mobile Location Based Services for Emergency Cases, Faculty of Information and Communication Technology Universiti Teknikal Malaysia Melaka Melaka, Malaysia
Peraturan Bupati Badung Nomor 82 Tahun 2012, Rencana Detail Sistem Informasi Pemerintah Kabupaten Badung
Richardus Eko Indrajit, Kerangka Merancang dan Membangun KOTA CERDAS di Seantero Nusantara, EKOJI999 Nomor 001, 9 September 2012 ICT Pura
Rahmi Marwa Putri, Aplikasi Petunjuk Arah Kampus Gunadarma (D&J) Menggunakan Metode Haversine, Universitas Gunadarma
Rencana Strategis Pengembangan E-Government di Kabupaten Badung 2010-2015
Rencana Strategis Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Badung 2010-2015
Dr.Riduwan, M.B.A, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta,2013
Sandeep Kumar, Mohammed Abdul Qadeer, Archana Gupta, Location Based Services using Android (LBSOID), Department of Computer Engineering Zakir
225
Hussain College of Engineering and Technology Aligarh Muslim University, Aligarh 202002, India
Sandi Wijaya, dkk, Pengukuran Quality Of Experience Web Pada Jaringan Internet GSM XL Dengan Landasan ITU-T G.1030, 2012
S. Nofan Maulana Rachman, Sistem Informasi Geografi pariwisata Kota Yogyakarta Berbasis Mobile Android 2.2, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM Yogyakarta 2012
Soegiyono. 1999. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian, Rajawali Pers, 2010
226
SISTEM APLIKASI LOCATION BASED SERVICE UNTUK PENGEMBANGAN KOTA CERDAS KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN VARIABEL 1
DIMENSI 2
Semakin luasnya penggunaan teknologi informasi di masyarakat dan semakin luasnya akses terhadap jaringan komunikasi pada masyarakat. (International WSIS - World Summit on Information Society)
1.
Sumber Daya Teknologi yang salah satunya adalah adanya Sumber Daya Teknologi berupa aplikasi yang berfungsi untuk membantu masyarakat dalam mendukung aktivitasnya sehari-hari. (APTIKOM, DETIKNAS, PT.TELKOM)
Standar kebutuhan sistem aplikasi yang harus dipenuhi oleh setiap sistem aplikasi e-Government
Penggunaan TIK oleh masyarakat
INDIKATOR 3 1. 2.
Alat komunikasi nirkabel pintar Alat komunikasi nirkabel pintar berbasis Android
ITEM 4 1 2
2.
Akses terhadap Jaringan Komunikasi data (Internet)
1.
1.
Nilai Kepedulian
1. 2. 3. 4.
Nilai manfaat Orientasi kebutuhan Mudah dipahami Pembaharuan
5 6 7 8
2.
Nilai Sikap
1. 2. 3.
Partisipasi Masyarakat Kredibilitas Pemerintah Wibawa dan Citra Pemerintah
9 10 11
3.
Kepentingan Umum
1. Fasilitas Umum
12
1.
Handal
1. Fitur dalam Sistem Aplikasi 2. Respon Server
13 14
2.
Interoperabilitas
1.
2.
2.
Jangkauan jaringan telekomunikasi Penggunaan koneksi Internet untuk partisipasi masyarakat
Antarmuka aplikasi diakses dari handheld/perangkat mobile Antarmuka aplikasi diakses dari web browser
3 4
7,13,15
7,13,15
3.
Scalable
1. Aplikasi dapat dikembangkan dalam skala yang lebih besar
15
4.
User Friendly
1. Sistem Aplikasi relatif mudah digunakan
7
5.
Integrateable
1. Sistem Aplikasi dapat diintegrasikan dengan SA lain yang mengakses database yang sama
13, 15
227
SISTEM APLIKASI LOCATION BASED SERVICE UNTUK PENGEMBANGAN KOTA CERDAS Halaman web http://disayang.in PETUNJUK ANGKET 1. Mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr./Sdri. Untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada. 2. Beri tanda (√) pada kolom yang anda pilih sesuai keadaan yang sebenarnya. 3. Ada lima alternatif jawaban yang dipilih, yaitu : a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S) c. Netral (N) d. Tidak Setuju (TS) e. Sangat Tidak Setuju (STS) JAWABAN No.
ITEM PERTANYAAN SS
1
2
1
Trend Telepon seluler sekarang kearah Smartphone
2
Salah satu Sistem Operasi Smartphone yang popular yaitu Android
3
Jaringan telekomunikasi data sudah terjangkau di daerah tempat tinggal saya
4
Internet dapat digunakan untuk ikut berpartisipasi dalam program pemerintah
5
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini memberikan manfaat bagi aktifitas sehari-hari saya
6
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini berorientasi kepada kebutuhan Pemerintah dan Masyarakat
7
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini mudah digunakan
8
Sistem Aplikasi Pengaduan Masyarakat ini adalah suatu Pembaharuan di bidang TIK di daerah ini
S
N TS STS 3
228
9
Partisipasi Masyarakat melalui Sistem Pengaduan Masyarakat ini adalah penting
10
Membangun Sistem Informasi sejenis yang lebih lengkap, membuktikan penerapan TIK oleh Pemda
11
Pemanfaatan TIK dalam Pengaduan Masyarakat dan tindak lanjutnya menaikkan Wibawa dan Citra Pemerintah
12
Tujuan utama dari penggunaan aplikasi ini adalah untuk pemeliharaan Fasilitas Umum
13
Seluruh Fitur dalam Sistem Aplikasi ini berjalan sempurna
14
Pengiriman data pada aplikasi ini cukup cepat
15
Pendapat saya jika Sistem Aplikasi ini dikembangkan dalam skala yang lebih besar
Aplikasi