BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kegiatan perawatan memiliki peranan yang penting dalam mendukung berjalannya suatu sistem agar berjalan dengan baik. Dengan diterapkannya kegiatan perawatan yang tepat dapat meminimalkan biaya dan kerugian-kerugian yang dapat ditimbulkan apabila terjadi kerusakan pada mesin. Kegiatan perawatan berdasarkan tindakannya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu kegiatan pencegahan dan kegiatan perbaikan. Kegiatan pencegahan lebih baik dibandingkan dengan kegiatan perbaikan karena dapat meminimalisir kerugian bila terjadi kerusakan dan biaya yang harus dikeluarkan (Asisco, Amar, & Perdana, 2012, pp. 1-2). Perum Jasa Tirta II (PJT II) merupakan perusahaan yang mengelola pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Jatiluhur, Jawa Barat, Indonesia. Tenaga air yang digunakan berasal dari air pada Waduk Jatiluhur. Perum Jasa Tirta II memiliki enam unit pembangkit listrik dengan kapasitas total 187 MW. Satu set unit terdiri dari generator, turbin, trafo dan pintu air. Hasil produksi listrik Perum Jasa Tirta II dibagi menjadi dua bagian yaitu untuk penyaluran ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan pemakaian sendiri. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II
Tahun
Pembangkitan KWH
2005
884.280.300
2006
741.646.900
2007
552.160.100
2008
673.654.527
2009
948.893.658
2010
1.191.454.000
2011
753.156.000
2012
757.435.000
2013
1.094.379.000
1
Tahun
Pembangkitan KWH
2014/Agustus
662.124.750
(sumber : Laporan produksi, penjualan, dan pemakaian sendiri PJT II) Dalam beroprasinya perusahaan, jumlah produksi listrik yang dihasilkan oleh Perum Jasa Tirta II selalu mengalami perubahan setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena seringnya unit mengalami kerusakan yang membuat downtime yang tinggi. Downtime yang tinggi mengakibatkan produksi listrik menjadi berkurang, sehingga mempengaruhi pendapatan perusahaan dan memberikan dampak langsung untuk konsumen listrik seperti pemadaman listrik. (Jumlah)
Frekuensi Kerusakan
60 50 40 30 20 10 0 Unit 1
Unit 2
Unit 3
Unit 4
Unit 5
Unit 6 (overhoul)
Gambar I.1 Frekuensi terjadi kerusakan selama priode Juli-September 2014 Frekuensi terjadinya kerusakan untuk setiap unit selama periode bulan Juli sampai September 2014 terlihat pada gambar I.1, kecuali untuk unit 6 yang sedang mengalami perawatan mesin. Frekuensi kerusakan yang terjadi mengakibatkan jumlah jam downtime semakin tinggi seperti terlihat pada gambar I.2.
Jumlah Jam Downtime
(Jam) 2500 2000 1500 1000 500 0 Unit 1
Unit 2
Unit 3
Unit 4
Unit 5
Unit 6 (overhoul)
Gambar I.2 Jumlah jam downtime selama priode Juli-September 2014 (sumber : Laporan produksi listrik dan jam operasi unit PJT II)
2
Kebijakan perawatan yang dilakukan Perum Jasa Tirta II dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu preventice maintenance, corrective maintenance dan overhaul. Kebijakan preventive maintenance dilakukan berdasarkan waktu harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Kegiatan pada preventive maintenance yang dilakukan berupa memeriksa, membersihkan, menguji dan sebagainya, namun kegiatan tersebut belum dilakukan berdasarkan interval waktu perawatan yang tepat. Kebijakan corrective maintenance dilakukan apabila terjadi kerusakan. Kebijakan overhaul dilakukan untuk mengganti atau memperbaiki secara keseluruhan bagian unit dengan ketentuan dilakukan dalam 5 tahun sekali atau berdasarkan jam kerja yang telah mencapai 50.000 jam. Kegiatan overhaul yang dilakukan menghabiskan waktu lebih dari enam bulan. Meski telah dilakukan kegiatan perawatan, frekuensi terjadinya kerusakan disetiap unit masih tinggi yang mempengaruhi jumlah jam downtime, sehingga diperlukan kebijakan yang efektif dan efisien berdasarkan karakteristik mesin dan interval waktu perawatan. Selain itu belum diterapkannya metode perawatan berbasis reliability di Perum Jasa Tirta II, membuat peneliti mengusulkan menggunakan metode Reliable Centered Maintenance II (RCM II) dalam penelitian ini untuk menentukan kebijakan perawatan yang efektif dan efisien berbasis realibility. Reliable Centered Maintenance II digunakan untuk memperoleh kegiatan perawatan yang dapat mempertahankan suatu aset fisik agar terus bekerja sesuai fungsinya agar dapat mencegah terjadi kegagalan fungsional yang dapat berdampak pada lingkungan, keselamatan dan biaya operasional (Moubray, 1991). I.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang dirumsukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana menentukan maintenance task yang tepat pada Perum Jasa Tirta II dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance II ? 2. Bagaiman menentukan interval waktu perawatan yang optimal agar mendapatkan kebijakan perawatan efektif dan efisien bagi Perum Jasa Tirta II?
3
I.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan kebijakan maintenance task yang tepat pada Perum Jasa Tirta II dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance II. 2. Menetukan interval waktu perawatan yang optimal pada Perum Jasa Tirta II. I.4. Batasan Penelitian Pembatasan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian agar diharapkan dan terarah adalah sebagai berikut: 1. Data yang digunakan ialah pada periode Januari 2013 – Desember 2014 2. Penelitian dilakukan hanya untuk Sistem Turbine 3. Untuk data-data yang tidak dapat diperoleh, maka digunakan asumsi tertentu, seperti data kerusakan yang tidak diperoleh, maka interval waktu perawatan usulan digunakan sesuai dengan interval waktu perawatan eksisting perusahaan I.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Perum Jasa Tirta II memperoleh usulan maintenance task yang tepat dengan berdasarkan metode Reliability Centered Maintenance II. 2. Penelitian ini dapat memberikan usulan mengenai interval waktu perawatan yang optimal untuk mengurangi downtime yang terajdi di perusahaan. I.6. Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. Bab II Landasan Teori Pada bab ini berisi sumber dan literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, dan dibahas pula hasil dari penelitian terdahulu. Sumber dan literatur yang menjadi acuan adalah
4
mengenai manajemen perawatan mesin, dengan metode Reliability Centered Maintenance II (RCM II). Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan secara rinci, meliputi : tahap merumuskan masalah penelitian, merancang pengumpulan dan pengolahan data, merancang analisis pengolahan data, dan mengambil kesimpulan yang dilakukan. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini dijelaskan mengenai pengumpulan dan pengolahan data. Data-data yang dikumpulkan meliputi deskripsi sistem, kegiatan perawatan eksisting, data Time to Failure (TTF), dan data Time to Repair (TTR). Data-data tersebut akan dilakukan pengolahan data. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis sistem kritis , analisis Reliability Centered Maintenance, analis interval waktu peratawatan dan analisis perbandingan kebijakan usulan dengan kebijakan eksisting. Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya.
5