BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kecakapan berpikir merupakan landasan pokok yang harus dimiliki siswa untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Melalui kegiatan pendidikan di Sekolah Dasar ditanamkan dasar-dasar pengetahuan pada siswa. Dasar pengetahuan tersebut ditanamkan dan dikembangkan melalui bidang pengajaran, diantaranya melalui pelajaran matematika. Melalui
berbagai
kegiatan
belajar matematika siswa berlatih
mengembangkan pengetahuan dan pola pikir untuk memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan fungsi matematika, seperti dinyatakan dalam kurikulum berbasis kompetensi (2004:19) bahwa: Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan eksplorasi dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Salah satu upaya pengembangan pengetahuan dan pola pikir siswa sekolah dasar, di kelas IV diajarkan materi bilangan bulat. Materi bilangan bulat meliputi konsep bilangan bulat dan operasi hitung bulangan bulat, yaitu operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Menurut Ruseffendi (1976:6) alasan materi bilangan bulat diajarkan kepada siswa sekolah dasar adalah: 1) Dalam kehidupan sehari-hari banyak keadaan yang menggunakan atau memerlukan konsep bilangan bulat, misalnya:
1
2
untung rugi, bergerak ke kanan dan ke kiri, maju mundur, di atas permukaan tanah di bawah permukaan tanah, menang kalah (dalam permainan), di bawah nol derajat dan sebagainya; 2) Agar penggunaan dari operasi hitung +, -, dan x lebih luas dan dalam; 3) Supaya ada kaitannya dengan pelajaran di tingkat yang lebih tinggi; 4) Agar siswa berkenalan dengan bilangan yang akan diberikan di tingkat yang lebih tinggi; 5) Konsep bilangan bulat dapat dipahami anak asal penyampaiannya sesuai dengan kemampuannya. Senada dengan pendapat di atas, Muhsetyo (2002:1-9) menyatakan sebagai berikut: Keberadaan bilangan bulat diperlukan untuk proses perhitungan yang lebih luas lagi dalam kehidupan nyata, seperti: untuk melakukan pembukuan, pemasaran, perdagangan, industri dan IPTEK. Selain itu tumbuh pula untuk melakukan proses hutang piutang, maju mundur, atas bawah. Mengingat keberadaan bilangan bulat diperlukan untuk proses perhitungan dalam kehidupan nyata, seyogyanya sejak dini siswa mengenal dan memahami bilangan bulat. Hal tersebut sesuai dengan tuntutan Kurikulum Pendidikan Dasar (1994:108) yang menyatakan bahwa “siswa kelas IV mengenal bilangan bulat dan pengerjaannya yang sederhana”, selanjutnya sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan, dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004:23) lebih ditegaskan bahwa “Hasil belajar harus dicapai yaitu siswa mampu melakukan operasi hitung bilangan bulat”. Untuk mewujudkan harapan tersebut dalam kegiatan belajar kepada siswa ditekankan agar mampu melakukan operasi hitung bilangan bulat. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa kelas IV adalah kemampuan melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat.
3
Kekurangan pemahaman siswa dalam operasi penjumlahan bilangan bulat dimungkinkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam kegiatan belajar mengajar. Hudoyo (1998:6) mengemukakan bahwa: “Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar itu antara lain: 1) Faktor guru (penguasa materi, memilih pendekatan yang tepat; 2) Faktor siswa (taraf berfikir siswa); 3) Faktor sarana (terbatasnya alat peraga/alat bantu)”. Dari ketiga faktor tersebut saling berhubungan seperti dinyatakan oleh Piaget (dalam Cuandi, 2003:4) bahwa “Tingkat berpikir siswa yang masih berada pada tahap operasional konkret, di dalam mempelajari konsep abstrak sangat memerlukan bantuan benda-benda konkret”. Pendapat di atas dikuatkan lagi oleh Bruner (Ruseffendi, 1993:109) bahwa: “Dalam proses belajar sebaiknya siswa diberikan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Dengan alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya, keteraturan tersebut kemudian oleh siswa dihubungkan dengan keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya”. Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa keberadaan alat peraga dalam kegiatan belajar menjadikan siswa bersikap positif dan membantu pemahaman materi yang dipelajarinya. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Ruseffendi
(dalam
Cuandi,
2003:4)
bahwa
“Siswa
yang
belajar
matematikanya menggunakan alat peraga akan bersikap positif dan penguasaannya lebih baik daripada yang tidak menggunakan alat peraga”.
4
Kenyataan di lapangan masih banyak guru dalam mengajar matematika tidak menggunakan alat peraga. Padahal alat peraga sangat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran, diantaranya untuk meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan bilangan bulat. Salah satu alat peraga yang dapat membantu untuk meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan bilangan bulat adalah alat peraga garis bilangan. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian sebagai bahan penulisan skripsi dengan judul “Penggunaan Alat Peraga Garis Bilangan Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Sekolah Dasar Terhadap Konsep Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bojongkoneng 1 Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung)”. Kiranya cukup menarik untuk diteliti dan hasilnya mudah-mudahan berguna bagi guru dalam mengajar, khususnya untuk mengajarkan materi penjumlahan bilangan bulat.
B. Rumusan Masalah Memperhatikan latar belakang di atas masalah utama yang akan diteliti adalah “Bagaimana Peningkatan Pemahaman Konsep Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat jika dalam Proses Pembelajaran Menggunakan Alat Peraga Garis Bilangan?”.
5
Agar penelitian lebih terarah perumusan masalah difokuskan pada pembelajaran matematika dengan topik penjumlahan bilangan bulat. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga garis bilangan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bojongkoneng 1? 2. Bagaimana proses pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga garis bilangan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bojongkoneng 1? 3. Bagaimana peningkatan belajar siswa mengenai proses penjumlahan bilangan
bulat
setelah
mengikuti
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan alat peraga garis bilangan bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bojongkoneng 1?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman
konsep
operasi
penjumlahan
bilangan
bulat
dengan
menggunakan alat peraga garis bilangan di kelas IV Sekolah Dasar. Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk
mengoptimalkan
perencanaan
pembelajaran
tentang
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga garis
6
bilangan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bojongkoneng I Kecamatan Cibeuying Kidul Kota Bandung. b. Untuk mengoptimalkan proses pembelajaran penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga garis bilangan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bojongkoneng I Kecamatan Cibeuying Kidul Kota Bandung. c. Untuk meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan bilangan bulat bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bojongkoneng I Kecamatan Cibeuying Kidul Kota Bandung setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga garis bilangan.
2. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: a. Untuk
mengembangkan
model
pembelajaran
tentang
operasi
penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga garis bilangan di kelas IV sekolah dasar. b. Untuk
dijadikan
referensi,
khususnya
bagi
guru
SD
dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran tentang penjumlahan bilangan bulat di kelas IV sekolah dasar. c. Menumbuhkan semangat belajar siswa. d. Memfungsikan lembaga (sekolah/kelas) sebagai tempat belajar untuk kegiatan penelitian tindakan kelas.
7
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis dari tindakan ini adalah “jika guru dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran matematika tentang operasi penjumlahan bilangan bulat menggunakan alat peraga garis bilangan, maka pemahaman siswa terhadap konsep opersi penjumlahan bilangan bulat akan meningkat’.
E. Penjelasan Istilah 1. Garis bilangan bulat Garis bilangan adalah garis yang dibentuk untuk menyatakan suatu bilangan. Bilangan tersebut antara lain yang letaknya di sebelah kiri titik nol disebut bilangan bulat negatif, dan bilangan yang letaknya di sebelah kanan titik nol disebut bilangan bulat positif.
…
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
…
Gambar 1 Garis Bilangan Bulat 2. Operasi hitung penjumlahan Operasi hitung adalah pengerjaan yang melibatkan satu atau beberapa unsur matematika yang menghasilkan suatu unsur tertentu. Operasi
hitung
penjumlahan
bilangan
penjumlahan dalam lingkup bilangan bulat.
bulat
adalah
pengerjaan
8
3. Bilangan bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol dan bilangan bulat positif.