BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam agama Islam, setiap muslim diwajibkan melaksanakan Rukun
Islam. Salah satu dari rukun tersebut yaitu melaksanakan ibadah haji bagi setiap muslim yang mampu. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji hanya diwajibkan sekali saja bagi setiap muslim yang mampu, dan apabila ia melaksanakan haji kembali itu sifatnya sunnah saja. Haji merupakan kegiatan ibadah yang wajib dan penting dalam Islam. Tetapi kewajibannya dibatasi hanya bagi muslim yang mampu saja. Kemampuan tersebut baik secara moral maupun materi, karena ibadah ini harus dilakukan khusus di medan haji Saudi Arabia. Ibadah haji sama seperti ibadah lainnya, melaksanakan haji adalah panggilan ketaqwaan dan diharapkan setelah pulang ke tanah air menjadi orang-orang yang semakin taqwa dalam cara hidupnya. Perjalanan haji berbeda dengan perjalanan-perjalanan lainnya. Misalnya perjalanan untuk bersenang-senang atau perjalanan untuk bisnis. Perjalanan haji merupakan perjalanan yang suci, karena perjalanan ini dapat diartikan sebagai proses penyegaran dan pembersihan iman. Orang yang melaksanakan perjalanan ini adalah orang yang mempunyai rasa cinta dan rasa takut kepada Allah. Biasanya orang meninggalkan rumah, menghabiskan uang dan waktu untuk mencapai tujuan pribadi dan demi keinginan diri sendiri, dan tak ada masalah pengorbanan di dalamnya.
Tetapi perjalanan yang dinamakan haji
Universitas Sumatera Utara
berbeda. Perjalanan haji adalah perjalanan pengorbanan yang ditujukan sematamata untuk Allah, dan untuk memenuhi kehendak serta perintah Allah. Orang yang melakukan perjalanan ini berarti telah memiliki kesiapan mental untuk meninggalkan rumah untuk berpisah sementara dengan keluarga dan juga kerabat. Ia juga berani meninggalkan segala kenyamanan hidupnya untuk mencari keridhoan Allah. Sekarang ini, orang yang mampu pergi haji setiap tahun jumlahnya meningkat luar biasa sehingga pengaruh status kehajian yang dicerminkan melalui panggilan bu hajjah atau pak haji sudah menjadi hal yang tak lagi istimewa. Ini berarti tuntutan baru bagi para haji untuk mencari keistimewaan lain yang memberi makna kehajiannya itu tidak sekedar panggilan haji, yaitu pada kualitaskualitas kemabruran haji yang benar-benar dirasakan indah oleh orang lain (Wahid, 1997: 109). Dengan semakin mahalnya biaya perjalanan ibadah haji sekarang ini, maka banyak pula masyarakat yang menginginkan peningkataan fasilitas yang lebih baik lagi untuk para jamaah haji. Karena para jamaah haji maupun para calon jamaah haji ingin mendapatkan pelayanan dan fasilitas yang baik ketika melakukan ibadah haji dan ketika berada di Arab Saudi agar tidak terganggu dalam melaksanakan rangkaian ibadahnya. Ketua DPR RI, Marzuki Alie, menegaskan pemerintah harus benar-benar melakukan pembenahan menyeluruh terhadap pelayanan jamaah haji. Saat ini sesuai UU No 13 Tahun 2008 tentang haji, salah satunya mengatur kewajiban
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan haji yang masih berada di Kementerian Agama. Marzuki Alie (Pos Kota, 5 November 2012) mengatakan bahwa Setiap tahun dalam penyelenggaraan haji keluhan jamaah dan masalah yang timbul masih itu-itu saja. Ini masalah serius yang sampai sekarang belum bisa ditangani. Hak-hak para jemaah haji yang telah membayar BPIH selalu saja tidak bisa dipenuhi seperti hak mendapatkan pemondokan yang layak, hak mendapatkan sarana transporatasi yang layak dan catering yang layak serta hakhak jamaah lainnya. Ini tidak bisa dibiarkan lagi. Dengan mahalnya biaya untuk perjalanan haji membuat sebagian masyarakat muslim hanya bermimpi saja untuk melaksanakan ibadah haji tersebut dikarenakan ketidak mampuan dari segi materi. Namun yang membingungkan dengan mahalnya biaya haji sekarang ini entah mengapa setiap tahunnya tetap saja ratusan ribu umat Islam Indonesia menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi. Bahkan jumlah jamaah haji dari Indonesia adalah yang terbanyak dibandingkan dengan Negara - Negara lain di dunia. Semenjak tahun sembilan puluhan, jumlah jamaah haji Indonesia sudah mencapai ratusan ribu orang. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah Jamaah Haji Indonesia Tahun 1992-1998 Tahun
Jumlah Jamaah Haji
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 Jumlah
104.361 122881 158.533 158.533 193.071 197.532 200.094 1.135.005
Persen (%) Kenaikan / Penurnan Berdasarkan Jumlah 9,19 % 10,83 % (Naik) 13,97 % (Naik) 13,97 % (Naik) 17,01 % (Naik) 17,40 % (Naik) 17,63 % (Naik) 100 %
Sumber: H.M Iwan Gayo (2000:260). Data telah diolah kembali oleh penulis.
Universitas Sumatera Utara
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, jumlah jamaah haji Indonesia juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Seiring dengan
meningkatnya jumlah jamaah haji dan meningkatnya biaya perjalanan ibadah haji, maka hal ini menuntut adanya pengelolaan penyelenggaraan ibadah haji yang lebih baik. Gambaran biaya perjalanan haji beberapa tahun terakhir dapat dilihat dalam tabel 1.2. Tabel 1.2 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Tahun 2003-2012
2003
Biaya Perjalanan Ibadah Haji Rp 25,799,728
Persen (%) Kenaikan / Penurun Berdasarkan Jumlah 8,96 %
2004
Rp 22,998,800
7,99 % (Turun)
2005
Rp 26,143,363
9,08 % (Naik)
2006
Rp 26,733,873
9,28 % (Naik)
2007
Rp 26,215,316
9,10 % (Turun)
2008
Rp 32,026,130
11,12 % (Naik)
2009
Rp 33,479,248
11,63 % (Naik)
2010
Rp 30,434,108
10,57 % (Turun)
2011
Rp 30,822,332
10,70 % (Naik)
2012
Rp 33.331.600
11,57 % (Naik)
Jumlah
Rp 287.984.498
100 %
Rata-rata
Rp 28.798.449
10 %
Tahun
Sumber : http://nurimzaidin.wordpress.com/2012/10/18/biaya-haji-emas-murah-ahun tahun/. Data telah diolah kembali oleh penulis.
Dari tabel 1.2 dapat di lihat bahwa persentase Biaya Perjalanan Ibadah Haji Terendah berada pada tahun 2004 yaitu sebesar 7,99 % setelah mengalami penurunan sebesar 0,97 % dari persentase tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2003 sebesar 8,96 %.
Sedangkan persentase Biaya Perjalanan Ibadah Haji
Universitas Sumatera Utara
tertinggi berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 11,63 % setelah mengalami kenaikan sebesar 0,51 % dari persentase tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 sebesar 11,12 %, dan setelah dirata-ratakan BPIH dari tahun 2003-2012 yaitu sebesar Rp 28.798.449. Pembiayaan penyelenggaraan haji berasal dari jamaah haji yang membayar sejumlah dana untuk menunaikan ibadah haji kepada Menteri Agama. Pembayaran tersebut disetorkan melalui Bank-Bank pemerintah atau swasta yang telah ditunjuk oleh Pemerintah.
Menteri Agama menunjuk Bank penerima
setoran Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) setelah mendapat pertimbangan Gubernur Bank Indonesia. Penetapan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) dilakukan oleh Presiden atas usul Menteri Agama setelah mendapat persetujuan DPR RI, yang selanjutnya digunakan untuk keperluan penyelenggaraan ibadah haji.
Penyusunan Biaya
Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) dilakukan secara konsultatif antara Pemerintah dan DPR RI dengan memperhitungkan komponen-komponen biaya angkutan udara, biaya di Arab Saudi dan biaya di dalam Negeri. Namun Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) di Indonesia berbeda-beda di setiap daerah.
Biaya tersebut ditetapkan pemerintah berdasarkan Embarkasi
masing-masing daerah. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan biaya penerbangan dari masing-masing daerah menuju Arab Saudi. Pada tabel 1.3 dapat dilihat perbedaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) pada tahun 2011 berdasarkan Embarkasi masing-masing daerah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3 Biaya Perjalanan Ibadah Haji Berdasarkan Embarkasi Daerah Tahun 2011
Embarkasi Aceh Besar
USD 3,285;
Persen (%) Kenaikan / Penurunan Berdasarkan Jumlah 8,45 %
Embarkasi Medan
USD 3,327;
8,56 % (Naik)
Embarkasi Batam
USD 3,460;
8,90 %( Naik)
Embarkasi Padang
USD 3,369;
8,67 % (Turun)
Embarkasi Palembang
USD 3,417;
8,79 % (Naik)
Embarkasi Jakarta
USD 3,589;
9.24 % (Naik)
Embarkasi Solo
USD 3,549;
9,13 % (Turun)
Embarkasi Surabaya
USD 3,612;
9,31 % (Naik)
Embarkasi Banjarmasin
USD 3,720;
9,57 % (Naik)
Embarkasi Balikpapan
USD 3,736;
9,61 % (Naik)
Embarkasi Makassar
USD 3,795.
9,77 % (Naik)
Jumlah
USD 38,859;
100 %
Rata-rata
USD 3,532;
9,10 %
Embarkasi
Biaya Perjalanan Ibadah Haji
Sumber : http://haji.kemenag.go.id/assets/data/arsip/perpresBPIH.zip Data telah diolah kembali oleh penulis
Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa rata-rata BPIH dari seluruh embarkasi yaitu sebesar USD 3,532.
Sedangkan yang tertinggi yaitu terdapat pada
embarkasi Makasar sebesar USD 3,795 atau sebesar 9,77 %, dan BPIH yang terrendah yaitu terdapat pada embarkasi Aceh Besar sebesar USD 3,285 atau sebesar 8,45 %. Perbedaan BPIH ini tentunya berkaitan dengan jarak antara masing-masing daerah dengan Arab Saudi dan karena adanya perbedaan biaya penerbangan dari masing-masing daerah menuju Arab Saudi. Sejak tahun 2001 Biaya Perjalanan Ibadah Haji ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk mata uang rupiah dan Dollar A.S, yang pembayaran-
Universitas Sumatera Utara
pembayarannya disesuaikan dengan kurs yang berlaku yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada hari pembayaran dilakukan.
Secara ringkas dapat dijelaskan
masing-masing komponen perhitungan Biaya Perjalanan Ibadah Haji tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, biaya angkutan udara adalah biaya yang harus dibayarkan oleh pemerintah kepada pihak penerbangan yang mengangkut jamaah haji yang dilakukan secara charter antara pemerintah dengan pihak penerbangan yang telah ditunjuk, sehingga seluruh komponen yang termasuk dalam biaya angkutan udara dibayarkan kepada pihak penerbangan.
Biaya
angkutan udara merupakan komponen paling besar dalam susunan Biaya Perjalanan Ibadah Haji, yaitu antara 40% sampai dengan 48%. Kedua, biaya di Arab Saudi merupakan biaya yang dipergunakan untuk penyelenggaraan operasional haji di Arab Saudi yang harus dibayarkan pemerintah Indonesia kepada penyediaan pelayanan haji di Arab Saudi. Biaya ini dibedakan menjadi biaya wajib, yaitu Maslahat ‘Ammah (general service), akomodasi di Mekah, Madinah dan Madinatul Hijjaj, konsumsi dan transportasi, serta biaya operasional, meliputi belanja pegawai atau honorarium petugas, belanja barang, belanja perjalanan, sewa gedung dan pemeliharaan serta biaya hidup (living cost) bagi jamaah haji selama di Arab Saudi. Ketiga, biaya di dalam Negeri merupakan biaya yang digunakan untuk penyelenggaraan operasional haji di Indonesia yang terdiri dari biaya operasional pusat, biaya operasional di embarkasi, biaya operasional di
Universitas Sumatera Utara
daerah dan airport tax.
Dari keseluruhan biaya tersebut telah
diperhitungkan biaya penyediaan obat-obatan dan alat kesehatan selama di tanah air dan di Arab Saudi. Disamping itu kepada setiap jamaah haji diberikan biaya hidup (living cost) sebesar SAR 1.500 untuk keperluan di Arab Saudi. Dengan melihat latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi mengenai : ”Analisis Pandangan Masyarakat Muslim Kota Medan Terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji.” 1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti dapat mengidentifikasikan permasalahan dalam penelitian ini. Masalah terebut di identifikasikan sebagai berikut: 1. Bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap kadar biaya perjalanan ibadah haji. 2. Bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap BPIH yang disetorkan kepada bank Konvensional. 3. Bagaimana pandangan masyarakat muslim Kota Medan dengan tidak adanya bagi hasil yang diterima mereka dari penyetoran BPIH selama bertahun-tahun.
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap kadar biaya perjalanan ibadah haji yang semakin mahal. 2. Untuk mengetahui Bagaimana pandangan masyarakat Muslim Kota Medan terhadap BPIH yang disetorkan kepada bank Konvensional. 3. Untuk mengetahui Bagaimana pandangan masyarakat muslim Kota Medan dengan tidak adanya bagi hasil yang diterima dari penyetoran BPIH selama bertahun-tahun.
1.3.2
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah secara teoritis, hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat muslim Kota Medan terhadap Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjelaskan realitas Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) masyarakat muslim Kota Medan. Selanjutnya hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk menganalisis masalah yang berkenaan dengan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), dan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa – mahasiswi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara, khususnya mahasiswa – mahasiswi Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara