BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Citra adalah kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan pengalaman
seseorang tentang suatu hal. Bagi perusahaan, citra diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi masyarakat terhadap perusahaan didasari pada apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Citra perusahaan yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan meningkatkan kreativitasnya bahkan memberikan manfaat lebih bagi orang lain. Citra merupakan tujuan dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai. Walaupun citra merupakan sesuatu yang abstrak dan tidak dapat diukur secara sistematis, namun wujudnya dapat dirasakan dari hasil penelitian baik dan buruk yang datang dari khalayak atau masyarakat luas. Penilaian atau tanggapan tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respect), kesan-kesan yang baik yang berakar pada nilai-nilai kepercayaan. Keberhasilan perusahaan membangun citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Citra adalah salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Citra yang baik merupakan perangkat yang kuat bukan hanya untuk menarik konsumen untuk memilih produk atau jasa perusahaan, melaikan juga memperbaiki kepuasan konsumen terhadap perusahaan atau organisasi (Sutojo, 2004: 60). Terkadang perusahaan atau organisasi selalu berfokus pada pembentukan citra positif external dan sering melupakan citra positif internal yang tentunya merupakan hal yang sangan penting bagi perusahaan atau organisasi tersebut.
1
2
Pencitraan yang positif yang di dapat dari publik external tidak akan pernah terbentuk dengan sempurna apabila di dalam publik internal perusahaan atau organisasi tersebut tidak terbentuk citra positif. Bagaimana kita sebagai publik internal bisa memajukan perusahaan atau organisasi, sedangkan kita sebagai pubik internal tidak memiliki rasa memiliki dan tanggung jawab untuk membentuk hubungan yang harmonis dalam kehidupan perusahaan. Sebelum membentuk citra positif perusahaan di mata publik eksternal ada baiknya untuk kita memperkuat citra positif di mata publik internal. Publik internal yaitu publik yang menjadi bagian dari unit usaha/ badan/ perusahaan/ instansi itu sendiri seperti karyawan, buruh, dan pemegang saham. Dengan terbentuknya pemahaman yang kuat tentang citra positif perusahaan di mata publik internal diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga dan rasa memiliki para karyawan terhadap perusahaannya sebagai tempat mereka untuk berkarir. Rasa bangga dan rasa memiliki yang tumbuh dalam diri karyawan tersebut maka akan menambah rasa mencintai serta loyalitas karyawan terhadap perusahaannya. Apabila pemahaman tentang citra positif perusahaan telah melekat dengan baik dalam diri karyawan diharapkan mereka dapat menjadi ambassador bagi perusahaannya untuk menyebarkan citra perusahaan yang positif kepada publik internal dan eksternal yang selalu berhubungan dengan perusahaan atau organisasi mereka. Upaya pembentukan citra positif perusahaan dimata internal melalui stratefi public relations adalah hal yang tepat karena yang dilakukan oleh PR adalah menciptakan hubungan timbal balik dengan khalayak sasaranya secara terarah, terencana, dan dilaksanakan secara berkesinambungan agar tercitpta saling pengertian, pemahaman, apresiasi, minat dan dukungan dari berbagai pihak yang akan menentukan keberhasilan perusahaan. Citra bagi peruasahaan merupakan aset
3
yang tak ternilai harganya dan untuk mewujudkan citra tidak dapat dilakukan secara instant dalam waktu yang singkat karena mengingat kompleksitas dan kebutuhan konsumen yang telah mencapai tingkat yang sangan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan program yang tepat untuk dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Membangun citra yang baik di mata publik internal perusahaan juga mengisyaratkan bahwa membangun citra perusahaan harus dilakukan berdasarkan perbandingan tingkat kualitas yang sama atau seimbang diantara publik internal maupun publik eksternal. Salah satunya dengan cara diberikan pelatihan dalam rangka keprofesionalannya, memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan aspirasi dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan, bisa memberi dampak melahirkan karyawan-karyawan yang produktif dan berprestasi tinggi. Fortune PR (PT Fortune Pramana Rancang) adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan Public Relations, dengan tujuan perusahaan untuk membantu membangun citra dan reputasi merek lokal dan internasional dan perusahaan di Indonesia.
Sebagai perusahaan konsultan PR yang sudah meraih
banyak penghargaan sebagai perusahaan konsultan PR terbaik dan dapat dipercaya, maka pencitraan perusahaan merupakan hal penting yang harus dipertahankan untuk menentukan eksistensi perusahaan Fortune PR. Klien dari Forune PR (PT. Fortune Pramana Rancang) adalah perusahaan-perusahaan yang tentunya membutuhkan jasa konsultan PR untuk membantu perusahaan mereka mensukseskan program yang direncanakan. Pencitraan positif yang di dapat dari mata publik internal tentu sangat dirasa penting bagi Fortune PR karena bagaimanapun citra positif yang berasal dari publik internal pada dasarnya sangat membantu pembentukan citra positif eksternal agar terbentuk secara sempurna. Tujuan dari menciptakan citra positif di mata public
4
internal perusahaan dalam rangka menunjukan kepedulian dan perhatian yang besar dari perusahaan terhadap publik internal perusahaan, bahkan secar apositif perusahaan diharapkan untuk ikut melakukan kegiatan tertentu yang tidak sematamata didasarkan pada perhitungan keuntungan perusahaan, melainkan demi kemajuan dan kesejahteraan publiknya, baik esternal maupun internal. Citra perusahaan yang secara menyeluruh baik hal yang bersifat intangible maupun tangible dimulai dari pembentukan citra diri perusahaan itu sendiri yang dimana terbentuk dari publik internalnya terlebih dahulu barulah membentuk citra produk/layanan dimana citra eksternal ditingatkan. Kegiatan
yang
dilakukan
Fortune
PR
dalam
membentuk
dan
mempertahankan citra eksternal juga harus didukung oleh citra positif internal yang di dapat dari penilaian karyawan Fortune PR sendiri. Apakah pencitraan positif sudah didapat dari karyawan Fortune PR atau tidak?. Mengingat banyak perusahaan yang mengabaikan citra internalnya sendiri maka peneliti tertarik untuk meneliti “Analisis strategi pembentukan citra perusahaan di mata publik internal (Studi Kasus pada Divisi Headline Fortune PR)” 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di atas maka rumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses pembentukan citra perusahaan di mata publik internal Fortune PR (PT. Fortune Pramana Rancang) ? 2. Apakah perusahaan berhasil membentuk citra positif di mata publik internal Fortune PR (PT. Fortune Pramana Rancang) ?
5
1.3
Ruang Lingkup Dalam penelitian ini, perlunya batasan-batasan ruang lingkup untuk
permasalahan yang ada. Mengingat luasnya dan kompleknya masalah pembentukan citra perusahaan, penulis membatasi ruang lingkup masalah untuk mengindari kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian dilakukan untuk mengetahui Strategi program pembentukan pencitraan
internal dan
prosesnya
pembentukan
pencitraan internal
perusahaan. 2. Penelitian dilakukan pada Divisi Headline Fortune PR (PT. Fortune Pramana Rancang) Jakarta, Indonesia. 3. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari 2011 sampai dengan selesai. 1.4
Tujuan dan Manfaat
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk ; 1. Mengetahui proses pembentukan citra perusahaan di mata publik internal Fotune PR (PT. Fortune Pramana Rancang). 2. Mengetahui apakah perusahaan berhasil membentuk citra positif di mata publik internal Fotune PR (PT. Fortune Pramana Rancang). Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi Fotune PR (PT. Fortune Pramana Rancang) mengenai pentingnya pencitraan internal yang tentunya di dapat dari mata karyawan perusahaan Fortune PR sendiri serta mengetahui
6
keberhasilan pembentukan citra perusahaan yang didapat dengan begitu perusahaan dapat mengubah atau memperbaharui sistem komunikasi atau budaya organisasi untuk memajukan dan meningkatkan pencitraan internal perusahaan. 2. Manfaat Akademis Bagi diri penulis, agar bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai strategi program pembentukan pencitraan perusahaan, tentunya bisa berguna juga bagi bagi pihak lain sebagai bahan masukan dan perbandingan untuk pemecahan masalah yang terkait dengan pencitraan internal pada perusahaan dan bagaimana strategi pembentukan agar program pencitraan internal dapat di rasakan dan memberi hasil yang sempurna. 1.5
Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Dalam
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang karakteristik (ciri-ciri) individu, situasi atau kelompok tertentu, juga untuk mengangkat fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. Penelitian ini menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan situasi yang terjadim sikap, dan pandangan yang menggejalan di masyarakat, hubungan antarvariabel, pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta, dan lain-lain. 1.5.1 Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metode survei melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden (subjek). Data yang dikumpulkan bersifat kompleks, sensitif, dan kontroversial sehingga kadang menyebabkan kurang
7
mendapat respon dari subjeknya, hal tersebut dapat terjadi ketika responden tidak dapat membaca dan menulis atau kurang memahami daftar pertanyaan yang diajukan tersebut. (Ruslan, 2010:23) Peneliti
memilih
tipe
wawancara
terstruktur.
Wawancara
terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti menggunakan wawancara ini bertujuan untuk mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang sedang diteliti. Untuk itu pertanyaan disusun ketat dan rapi. (Moleong, 2011: 190) 2. Observasi Penulis
mengadakan observasi
dengan cara
terjun
langsung
kelapangan yaitu di PT.Fortune Pramana Rancang (Fortune PR). Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Observasi deskriftif, terfokus dan selektif, dimana peneliti melakukan pengamatan mengenai aktivitas manusia, karakteristik fisik situasi sosial, dan bagaimana perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama dilapangan, peneliti melakukan observasi yang tidak tetap, yaitu mulai dari observasi deskriptif (descriptive observation) untuk menggambarkan secara umum situasi sosial dan apa yang sedang terjadi. Kemudian melakukan catatan tertulis, merekam dan menganalisis data pertama, peneliti memfokuskan pada pengumpulan data secara observasi terfokus (focused observation), dan pada akhirnya dilakukan lebih banyak mengenai analisa melalui observasi secara berulang-ulang di lapangan. Selanjutnya peneliti lebih menyempitkan lagi tentang penelitiannya dnegan melakukan observasi selektif (selective observation), dan tetap terus melakukan observasi
8
deskriptif dalam proses pengambilan data atau informasi, menganalisis hingga menariknya menjadi suatu kesimpulan. (Ruslan,2010:38) 3. Studi Pustaka Studi pustaka, yaitu menggunakan media buku-buku referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, artikel, newslatter, internet serta data yang relevansi. Data dan informasi tersebut diperoleh darisumber tertulis seperti melalui membaca dokumentasi administrated dan internal organisasi. Setelah membaca beberapa literature, peneliti kemudian meringkas, menganalisa, dan membuat kesimpulan dari buku-buku referensi yang mendukung secara langsung penulisan skripsi. 1.5.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi Pengertian populasi menurut Sugiyono dalam buku “Statistika Untuk Penelitian” (2002), adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulannya. Jadi, populasi (Population) data yang diteliti, yang berkaitan dengan sekelompok orang, kejadian atau semua yang mempunyai karakteristik tertentu dan anggota populasi itu disebut dengan elemen populasi (population element) 2. Sampel Merupakan bagian dari populasi penelitian yang dipilih sebagai wakil representatif dari keseluruhan untuk diteliti. Menurut Indriantoro Supomo, ada beberapa faktor yang menjadi alasan peneliti melaksanakan penelitian sampel, yaitu jumlah elemen populasi yang relatif banyak dan
9
tidak mungkin mengumpulkan seluruh elemen-elemen populasi karena akan memerlukan tenaga, waktu, dan biaya yang tidak sedikit jumlahnya. Kemudian adanya kualitas data yang dihasilkan oleh peneliti melalui sampel lebih baik atau tepat. Dan proses pengajian akan lebih mudah dan cepat. (Ruslan, 2010:141) 1.6
Asumsi Asumsi peneliti berdasarkan latar belakang yang ada yaitu strategi
pembentukan citra perushaan di mata publik internal yang baik dan sukses akan berhasil dilakukan oleh Fortune PR (PT. Fortune Pramana Rancang) dan akan terbentuk dengan baik pula yaitu pencitraan yang positif di mata karyawan Fortune PR sendir. Dimana proses pembentukan citra akan berjalan dengan sempurna sesuai target yang telah direncanakan dan dibentuk oleh Fortune PR (PT. Fortune Pramana Rancang). Ketika strategi pembentukan citra perusahaan yang dilakukan Fortune PR (PT. Fortune Pramana Rancang) berhasil maka akan membengaruhi kecintaan karyawan terhadap perusahaan yang nantinya karyawan akan memberikan timbal balik berupa peningkatan kinerja dan rasa nyaman serta yang yang paling penting adalah berupa pengabdian dirinya sebagai karyawan perusahaan Fortune PR (PT. Fortune Pramana Rancang). 1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan proposal skripsi ini terdiri dari 5 bab yang disusun
secara sistematis. Secara garis besar, isi dari setiap bab adalah sebagai berikut. BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis memberikan gambaran garis besar pendahuluan berisikan latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi penelitian, asumsi dan sistematika penelitian.
10
BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar penelitian dan dasar untuk mengelola data. BAB 3 INTI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai sejarah Fortune PR (PT. Fortune Pramana Rancang) struktur perusahaan, job description, visi dan misi perusahaan, penghargaan dan sertifikasi, dan desain penelitian. BAB 4 HASIL PENELITIAN Dalam bab ini merupakan penjelasan secara lengkap mengenai hasil penelitian yang penulis dapatkan, yang terdiri dari penyajian data penelitian melalui wawancara dengan berbagai narasumber, kemudian penjelasan mengenai pengolahan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian. BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini merupakan bab akhir yang berisi kesimpulan yang diambil dari inti penelitian dan hasil penelitian dan saran untuk tindak lanjut yang lebih baik dalam usaha menyempurnakan penyusunan skripsi.