BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, “pendidikan berfungsi untuk memberikan kemampuan agar seseorang mampu berperan dalam kehidupannya kelak”.1 Maka dari itu pendidikan harus diikuti oleh semua orang. Manusia adalah bagian sumber daya yang paling penting dan untuk mewujudkan manusia yang berkualitas dibutuhkan adanya pendidikan. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar bagi pembangunan sebuah bangsa. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Bab XIII berkaitan dengan Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31 ayat satu dan dua menyebutkan secara berturut-turut bahwa “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.2 Pendidikan selain mempunyai peranan vital dalam seluruh upaya pembangunan, juga merupakan prasyarat suatu bangsa untuk membangun.3 Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut maka pemerintah mencanangkan program wajib belajar sembilan tahun, setiap warga negara yang sudah menginjak usia enam tahun dapat
1
Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan (Teori, Konsep dan Isu), (Bandung : Alfabeta, 2004), hlm.128. 2 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. (Surakarta : Putra Mandiri, 2014), Pasal 31, hlm. 23. 3 Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan … , hlm. 43.
1
2
mengikuti program wajib belajar sampai minimal tamat sekolah lanjutan tingkat pertama. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat siswa mengembangkan kemampuan dirinya. Di sinilah peran sekolah dalam memaksimalkan setiap kemampuan siswa sehingga dapat menghasilkan prestasi yang baik. Melihat prestasi gemilang dari para siswa adalah dambaan para pendidik atau sekolah pada umumnya. Oleh karena itu pihak pengelola lembaga pendidikan telah melakukan berbagai usaha untuk memperoleh kualitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi siswa. Agar suatu lembaga pendidikan dapat berjalan maka dibutuhkan komponen-komponen yang saling terkait dan saling mempengaruhi, di antara komponen-komponen tersebut adalah ruang kelas atau sarana dan prasarana pendidikan, peserta didik, guru, dan juga biaya pendidikan. Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumen (instrumental input) yang berperan penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah karena biaya pendidikan memiliki peran yang sangat menentukan setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.4 Sebagaimana komitmen pemerintah Indonesia untuk mewujudkan wajib belajar sembilan tahun, sesuai dengan undang-undang yang telah disampaikan di atas bahwa pemerintah wajib membiayai warga negara yang mengikuti wajib belajar sembilan tahun. Hal ini dibuktikan oleh pemerintah dengan mencanangkan program BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah suatu kegiatan yang 4
H. M . Zainuddin, Reformasi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 92.
3
merupakan realisasi atau implementasi kebijakan dalam perluasan dan pemerataan akses pendidikan, khususnya dalam mendukung program wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) sembilan tahun. BOS merupakan implementasi
dari
Undang-Undang
Nomor
20
tahun
2003
yang
menyebutkan bahwa; Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya serta wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dari pemerintah daerah dan masyarakat.5 Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD sampai dengan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat dengan menjamin bahwa peserta didik tidak terbebani oleh biaya pendidikan. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ini dimulai sejak Juli 2005 dan “pada tahun 2015 ini pemerintah telah melakukan penambahan biaya satuan dana BOS”,6 ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah berkomitmen dalam memajukan pendidikan Indonesia. Orientasi dari program
BOS
sebagaimana
disampaikan
sebelumnya
yaitu
untuk
peningkatan kualitas madrasah. Suatu sekolah/madrasah dapat dikatakan berkualitas apabila menghasilkan output yang berkualitas pula, bagaimana untuk mengetahui kualitas output suatu lembaga pendidikan?, tidak lain
5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Republik Indonesia), pasal 34 ayat 2 dan 3. 6 Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren 2015, (Jakarta : Kementerian Agama, 2015), hlm. 1.
4
adalah dengan melihat prestasi akademik siswanya. Dengan demikian diharapkan program BOS dapat secara efektif berpengaruh positif terhadap prestasi akademik siswa. Prestasi yang bagus menunjukkan kualitas sebuah kegiatan belajar mengajar, namun untuk mewujudkan hal tersebut tidak cukup apa bila hanya mengandalkan peran lembaga pendidikan yang ditunjang oleh dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) belaka. Sesungguhnya seorang siswa juga membutuhkan dukungan dari keluarga atau orang tua yaitu berupa motivasi. Apabila diperhatikan secara sederhana maka waktu yang dilalui oleh anak kebanyakan dihabiskan dalam lingkungan keluarganya, dengan demikian orang tua harus mampu mengambil perannya dalam memotivasi anaknya, sehingga diharapkan dengan motivasi dari orang tua anak akan lebih bersemangat dalam belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi yang baik. “Pada diri seorang siswa terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak belajar”.7 Kekuatan penggerak tersebut dapat dipengaruhi dari dalam diri siswa (internal) atau dari luar diri siswa (eksternal). Apabila kekuatan penggerak belajar ini muncul secara internal maka secara otomatis seorang siswa akan senantiasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun jarang sekali ditemui siswa yang selalu semangat dalam belajar, karena hal inilah maka dibutuhkan adanya motivasi eksternal utamanya perhatian orang tua terhadap anaknya. Ngalim Purwanto berpendapat bahwa “banyak bakat anak yang tidak berkembang karena tidak
7
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm. 80.
5 memperoleh motivasi yang tepat”8 dengan demikian hendaknya orang tua dapat berperan aktif dalam memberikan motivasi kepada anaknya. Memberikan motivasi kepada siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu. Secara psikologis seorang siswa mebutuhkan dorongan guna memunculkan keinginan dan “motivasi inilah yang mendorong mengapa
seorang
individu
melakukan
suatu
kegiatan/pekerjaan”.9
Begitupun dalam dunia belajar seorang siswa juga sangat membutuhkan motivasi, “motivation is an essential condition of learning, hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi”.10 Pemerintah telah memberikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diharapkan dapat dimanfaatkan sekolah untuk membiayai kebutuhan sekolah
guna
penyelenggaraan
proses
belajar
mengajar,
seperti
pengembangan perpustakaan, kegiatan penerimaan peserta didik baru, kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler, ulangan, ujian, pembelian bahan-bahan habis pakai, anggaran daya dan jasa, pembayaran honorarium, membantu siswa miskin, pembelian perangkat komputer, dan lain sebagainya yang terdapat dalam buku petunjuk teknis pelaksanaan BOS. Apabila dana BOS dari pemerintah ini dapat dikelola secara efektif oleh para manajer pendidikan di sekolah, maka tidak mustahil akan terjadi peningkatan mutu pendidikan.
8
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992), hlm. 61. Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 84. 10 Ibid. 9
6
Sebenarnya dengan adanya dana BOS ini orang tua juga ikut merasakan manfaatnya, yaitu tidak perlu lagi membayar SPP dan biayabiaya pendidikan lainnya yang sebelum ada BOS harus dibayarkan. Jadi orang tua hendaknya berterimakasih kepada pemerintah yang telah memberikan BOS ini. Oleh karena itu sebagai wujud rasa terimakasih kepada pemerintah seharusnya orang tua ikut berperan aktif untuk memujudkan cita-cita pemerintah yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang tidak lain ini adalah harapan semua orang tua yang ingin melihat anaknya tercinta tumbuh menjadi anak yang cerdas berguna bagi keluarga, agama, dan negara. Wujud dari peran orang tua ini dapat berupa pemberian motivasi kepada anaknya dengan barbagai
cara sehingga anak menjadi
tergerak untuk bersemangat menuntut ilmu, yang pada akhirnya dapat mencapai prestasi yang gemilang. Pemberian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menguntungkan orang tua siswa karena akan mengurangi pengeluaran untuk membiayai pendidikan anak, namun hal ini kebanyakan membuat terlenanya orang tua, karena merasa tidak lelah untuk mencarikan biaya pendidikan bagi anaknya, mereka lupa kepada peranannya untuk tetap memperhatikan anaknya dengan memberikan motivasi agar senantiasa rajin belajar. Melihat kondisi yang demikian maka pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tanpa didukung oleh motivasi orang tua kepada anak (siswa) akan menjadi hal yang tidak efektif guna pencapaian tujuan pendidikan. Dengan demikian BOS dan motivasi orang tua tidak serta merta mempengaruhi prestasi siswa.
7
Berdasarkan uraian di atas maka terlihatlah sebuah kontradiksi antara Bantuan Operasional Sekolah (BOS), motivasi orang tua, dengan prestasi akademik siswa. Untuk mengetahui dan menemukan jawaban dari kontradiksi ini maka diperlukan sebuah usaha penelitian. Maka dari itu penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Terhadap
Prestasi
Akademik
Siswa
Motivasi Orang Tua
Madrasah
Ibtidaiyah
Se
Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun 2015” B.
Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, permasalahan dalam penelitian ini ada tiga hal yang perlu dibahas yaitu: 1.
Bagaimana pengaruh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap prestasi akademik siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Banjarejo?
2.
Bagaimana pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi akademik siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Banjarejo?
3.
Bagaimana pengaruh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan motivasi orang tua terhadap prestasi akademik siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Banjarejo?
C.
Tujuan Penelitian dan Mafaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas maka ada tiga tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk mendiskripsikan :
8
a. Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terhadap prestasi akademik siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Banjarejo. b. Pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi akademik siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Banjarejo. c. Pengaruh Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan motivasi orang tua terhadap prestasi akademik siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) se Kecamatan Banjarejo.
2.
Manfaat Penelitian Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
bermanfaat
untuk
pengembangan proses penyelenggaraan pendidikan yang berkaitan dengan pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dikaitkan dengan prestasi akademik siswa, utamanya pada lingkungan Madrasah Ibtidaiyah (MI) se-Kecamtan Banjarejo kabupaten Blora. Baik manfaat secara akademik maupun secara praktis. a. Manfaat Akademik 1) Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah bahwa hasil penelitian diharapkan dapat menambah bahan kajian, khususnya MI yang ada di Kecamatan Banjarejo dan umumnya pada karakteristik yang sama. 2) Memberikan sumbangan wawasan bagi penelitian selanjutnya pada
Program
Pascasarjana
Magister
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pendidikan
Islam
9
3) Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam menerapkan teori dan mendapatkan gambaran dan pengalaman praktis dalam penelitian yang berkaitan dengan Bantuan Operasional Sekolah, motivasi orang tua dan pengaruhnya terhadap prestasi siswa. b. Manfaat Praktis 1) Manfaat praktis dari penelitian ini adalah bahwa penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi lembaga pendidikan lingkup MI se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora tentang pentingnya BOS (Bantuan Operasional Sekolah), peranan orang tua siswa untuk memberikan motivasi dan hubungannya dengan prestasi akdemik siswa. 2) Sebagai gambaran bagi Dinas Pendidikan dan Kementrian Agama Kabupaten Blora dalam hal pemanfaatan dana BOS dan pengaruh motivasi orang tua terhadap pencapaian prestasi akademik siswa MI se Kecamatan Banjarejo. D.
Telaah Pustaka Dalam penelitian ini penulis akan membahas tentang pengaruh dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) dan motivasi orang tua terhadap
prestasi akademik siswa, berikut terdapat beberapa Jurnal Internasional yang berkaitan dengan pembiayaan pendidikan, motivasi orang tua dan hubungannya dengan prestasi akademik siswa :
10 Rodney Stanley, 2009, Jurnal, “Funding And Achievement Issues In
1.
Education
Finance:
Symposium
Introduction”.11
Jurnal
ini
mengungkapkan tentang isu prestasi dan pendanaan dalam pembiayaan pendidikan. Jurnal ini merupakan buah penelitian yang dilakukan di Tennessee yang merupakan bagian dari Amerika Serikat, dimana di Tennessee ini terdapat sekolah dengan tingkat prestasi yang terendah diantara 136 sekolah disana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan prestasi antara siswa yang ada di Tennessee (yang disebut siswa Black Belt) dengan siswa
non-Black
Belt. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa non-Black Belt memiliki prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa Black Belt. Selanjutnya dicari jawaban mengapa dapat terjadi seperti itu?, Ternyata hasil penyelidikan menunjukkan bahwa yang membedakan adalah dalam hal pembiayaan pendidikan. Siswa-siswa Black Belt bersal dari latar belakang keluarga dengan penghasilan rendah, dimana matapencaharian mereka adalah sebagai petani, sekolah mereka pun termasuk sekolah yang penganggaran
pembiayaan pendidikannya
terhitung kecil. Berkaitan dengan Isu ini pemerintah Amerika berusaha untuk meratakan kemajuan induvidu dan kesempatan yang sama bagi seluruh warga Amerika khususnya dalam
bidang pendidikan.
Sebelumnya terdapat perbedaan yang signifikan antara daerah-daerah yang pendapatan tinggi dengan daerah yang
11
berpendapatan rendah
J. Of Public Budgeting, Accounting & Financial Management, 21 (1), 37-41 Spring 2009
11
dalam hal kemampuan untuk membiayai pendidikan. Melalui pemerataan pembiayaan pendidikan ini mulailah tampak peningkatan prestasi pada siswa-siswa Black Belt. 2.
Agharuwhe A. Akiri, 2014, Jurnal, “Utilisation of local inputs in the funding and administration of education in Nigeria”.12 Jurnal ini membahas tentang bagaimana, mengapa dan siapa yang bertanggung jawab terhadap administrasi dan pembiayaan pendidikan di Nigeria. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan statistik yang relevan dan dihubungkan dengan kecenderungan politik dan sejarah. Pendidikan dipandang sebagai instrumen yang penting bagi masyarakat, baik melalui sekolah formal maupun informal. Dalam upaya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan memperkuat administrasi sekolah, masalah keuangan tidak dapat diremehkan. Oleh karena itu, pembiayaan pendidikan baik terletak pada pemerintah, masyarakat, organisasi, individu atau dimanapun harus dapat bekerja sama. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang mengalokasikan pendapatan pajak dalam pembiayaan pendidikan, dan pengelolaannya yang merupakan kerjasama antar pemerintahan pusat dengan daerah, akan lebih mudah dalam melakukan kontrol dan menentukan kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian hasil penelitian ini merekomendasikan sebagai berikut: pertama; administrasi sekolah dan pembiayaannya seharusnya menjadi sarana untuk mencerminkan
12
Research in Education, Number 91, (May 2014) © Manchester University Press http://dx.doi.org/10.7227/RIE.91.1.1.
12
kebijakan sehingga masyarakat dapat mengambil perannya. Kedua; sumberdaya keuangan harus didorong dari masyarakat, dan harus ada partisipasi aktif dan kerja ahli untuk menjalankan sekolah meskipun mengikuti pedoman umum negara. 3.
Marites O. Monteflor, dkk, Jurnal, 2006, “Parent Motivation Strategies and the Performance of Preschoolers in a Rural Philippine Municipality”.13 Jurnal ini membicarakan tentang strategi yang dilakukan orang tua dalam memberikan motivasi dan perkembangan anak-anak prasekolah di pedesaan Filipina. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji, (a) apakah strategi motivasi yang digunakan orang tua telah sesuai dengan “keseimbangan, dan pendekatan holistic” terhadap perkembangan anak? (b) apakah strategi motivasi orang tua telah terasosiasi dengan kondisi sekolah?. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat kelebihan dari prestasi akademik anak dari orang tua yang rajin memberikan motivasi. Hal ini sesuai dengan hasil-hasil penelitian yang lainnya, dan prestasi akademik ini
tidak dapat di
pisahkan dengan kinerja sekolah yang mendidik anak. Hal yang luar biasa adalah jelas bahwa dengan keterlibatan orang tua dalam memotivasi anak-anak mereka menunjukkan pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik anak. Orang tua cenderung menggunakan berbagai strategi untuk mencapai tujuan yang mereka harapkan. Dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam memberikan motivasi 13
Early Childhood Education Journal, Vol. 33, No. 5, April 2006 (_ 2006), DOI: 10.1007/ s10643-005-0035-1.
13
kepada anak memberikan pengaruh yang sangat besar bagi prestasi anak. Neha Acharya dan Shobhna Joshi, Jurnal, 2011, “Achievement
4.
Motivation and Parental Support to Adolescents”.14 Jurnal ini membicarakan tentang dukungan orang tua dan pengaruhnya terhadap motivasi berprestasi anak. Penelitian ini memberikan suatu perspektif tentang hubungan antara motivasi berprestasi dan dukungan orang tua. Sampel untuk penelitian ini terdiri dari 500 remaja dalam kelompok usia 16 sampai 18 tahun dari kota Varanasi yang terdaftar di kelas 11 dan 12 Deo Mohan. Hasil menunjukkan korelasi positif antara motivasi berprestasi dan dukungan orang tua. Motivasi berprestasi berhubungan dengan keberhasilan dalam hidup, kepuasan hidup dan kualitas hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan orang tua untuk anak-anak mereka tampaknya memiliki pengaruh yang kuat pada motivasi berprestasi. Hasil dari penelitian ini adalah umumnya positif dan memiliki implikasi penting bagi pendidik dan orang tua. Secara khusus, orang tua harus mendukung pendidikan dan kegiatan anak-anak mereka untuk meningkatkan motivasi akademis mereka. Empat macam jurnal di atas membahas tentang pembiayaan pendidikan (penelitian Rodney Stanley dan Agharuwhe A. Akiri) dan Motivasi (penelitian Marites O. Monteflor dan Neha Acharya, Shobhna Joshi) yang dikaitkan dengan prestasi akademik siswa. 14
139.
Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, January 2011, Vol.37, No.1, 132-
14
Penelitian yang penulis lakukan juga berkaitan dengan pembiayaan pendidikan (pemanfaatan Bantuan Operasional Sekolah) dan Motivasi Orang Tua dihubungkan dengan Prestasi Akademik Siswa. Terdapat kesamaan variabel dengan penelitian yang dilakukan Rodney Stanley dan Agharuwhe A. Akiri dalam hal pembiayaan pendidikan (BOS) dikaitkan dengan prestasi akademik, kemudian penelitian Marites O. Monteflor dan Neha Acharya, Shobhna Joshi dalam hal motivasi dikaitkan dengan prestasi akademik. E.
Kerangka Teoritik “Bagian ini mengungkapkan teori yang akan digunakan untuk mengungkap data atau fakta yang ditemukan sesuai dengan pokok masalah yang diteliti”15 yaitu berkaitan dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), motivasi orang tua dan prestasi akademik siswa. Beberapa penjelasan yang akan penulis sampaikan adalah berkaitan dengan hal-hal berikut: 1.
BOS (Bantuan Operasional Sekolah) a. Pengertian BOS (Bantuan Operasional Sekolah) Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)
adalah
program
pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan bagi operasional non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar.16 15
Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pedoman Penulisan Tesis (Surakarta: PPs Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014), hlm. 11. 16 Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia, Petunjuk Teknis . . ., hlm. 1.
15
b. Tujuan BOS (Bantuan Operasional Sekolah) “Secara umum BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar sembilan tahun”.17 Adapun secara khusus BOS bertujuan untuk :18 1) Membebaskan segala jenis biaya pendidikan bagi seluruh siswa miskin ditingkat pendidikan dasar, baik di madrasah negeri maupun di madrasah swasta. 2) Membebaskan biaya operasional sekolah bagi seluruh siswa MI negeri dan MTs Negeri. 3) Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di madrasah swasta/PPS c. Sasaran BOS (Bantuan Operasional Sekolah) Sasaran program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) “adalah semua MI, MTs, negeri dan swasta serta Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) Ula dan Wushta penyelenggara Wajar Dikdas, termasuk MIMTs Satu Atap (SATAP) di seluruh Provinsi di Indonesia yang telah memiliki izin operasional”.19 d. Manfaat BOS (Bantuan Operasional Sekolah) Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan kegiatan seperti:20 Pengembangan
17
Ibid. Ibid., hlm. 2. 19 Ibid. 20 Ibid., hlm. 15-19. 18
16
perpustakaan, kegiatan dalam rangka penerimaan peserta didik baru, kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa, kegiatan ulangan dan ujian, pembelian bahan-bahan habis pakai, langganan daya dan jasa, perawatan madrasah, pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer, pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan, membantu siswa miskin, pembiayaan pengelolaan BOS, pembelian perangkat komputer, pembiayaan asrama dan pembelian peralatan ibadah (khusus PPS penyelenggara Wajar Diksas), biaya lainnya apabila semua pembiayaan tersebut telah terpenuhi. Dalam pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Prioritas utama penggunaan dana BOS adalah untuk kegiatan operasional madrasah/PPS 2) Bagi madrasah yang menerima DAK (Dana Alokasi Khusus), tidak tiperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama. 3) Biaya transportasi dan uang lelah bagi guru PNS yang bertugas diluar jam mengajar, harus mengikuti batas kewajaran yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. 4) Bagi madrasah negeri yang sudah mendapat anggaran dalam DIPA selain BOS, maka penggunaan dana BOS hanya untuk
17
menambah
kekurangan,
sehingga
tidak
terjadi
double
accounting. 5) Batas maksimum penggunaan BOS untuk belanja pegawai (honor guru/tenaga kependidikan honorer dan honor-honor kegiatan) pada madrasah negeri sebesar 20% dari total dana BOS yang diterima dalam satu tahun. 2.
Motivasi Orang Tua a. Pengertian Motivasi Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.21 b. Komponen dalam Motivasi “Ada
tiga
komponen
utama
dalam
motivasi
yaitu
(1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan”.22 Hull berpendapat bahwa “dorongan sebagai penggerak utama perilaku, tetapi kemudian juga tidak sepenuhnya menolak adanya pengaruh faktorfaktor eksternal”.23 Salah satu faktor eksternal tersebut adalah peranan orang tua.
21
Syaiful Bahri Djamarh, Psikologi Belajar ,(Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002), Cet-1, hlm. 114. 22 Dimyati, Mudjiono, Belajar …, hlm. 80. 23 Ibid., hlm. 82.
18
c. Pentingnya Motivasi Orang Tua Direktur Pendidikan Karakter dan Education Consulting, Doni Koesoema A, mengatakan dari banyak teori psikologi perkembangan anak, terbukti bahwa anak yang didampingi orang tua di rumah akan cenderung lebih baik dalam proses pembelajarannya. Hal itu menurutnya, selaras dengan teori pendidikan dari tokoh zona of proximal development yang menyatakan bahwa anak akan lebih berkembang dalam proses pembelajaran ketika didampingi orang dewasa.24 Anak yang didampingi orang dewasa, akan belajar lebih baik dari pada mereka yang tidak mendapat pendampingan. Secara psikologis, perhatian orang tuanya tersebut membantu anak tidak merasa sendiri, merasa percaya diri, dan merasa diperhatikan. Perasaan nyaman dan diperhatikan itu akan menjadi awal belajar yang baik dan menumbuhkan motivasi belajar anak.
3.
Prestasi Akademik a. Pengertian Prestasi Belajar tentunya akan mengharapkan hasil dari apa yang telah dilakukan yaitu adanya suatu perubahan. Perubahan ini ditunjukkan dalam bentuk kemampuan yang dikuasai atau yang disebut prestasi. “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai”25 dalam hal ini ditekankan pada prestasi akademik siswa. Prestasi akademik ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yaitu nilai akhir yang diperoleh siswa.
24
Julkifli Marbun, Pentingnya Orang Tua dalam Belajar Anak, (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/15/01/08/nhtpql-pentingnya-peran-orangtua-dalam-belajar-anak , diakses 2 Februari 2015). 25 Hardinawati, M. dan Isti Nuraeni, 2003, Kamus Pelajar, (Jakarta: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), hlm. 519.
19
b. Nilai Sebagai Acuan Prestasi Akademik Siswa Nilai yang diperoleh siswa adalah hasil pengukuran, yaitu melalui tes. Tes diartikan sebagai
penilaian yang komprehensif
terhadap seorang individu/keseluruhan juga merupakan usaha evaluasi program. “Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkapkan performansi maksimal subyek
dalam
menguasai
bahan-bahan/materi
yang
telah
diajarkan”.26 c. Hal-Hal yang Mempengaruhi Prestasi Siswa Terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi siswa, yaitu: faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern mencakup: faktor jasmaniah
(kesehatan
dan
cacat
tubuh),
faktor
psikologis
(intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan) dan faktor ekstern mencakup: faktor keluarga, faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).27
26
Saifudin Anwar, Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset, 1996), hlm. 9. 27 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hlm. 54.
20 Berdasar pada uraian kerangka di atas, dapat terlihat bahwa “BOS memiliki peranan yang sangat penting dalam pencapaian prestasi siswa dan apabila didukung dengan motivasi yang diberikan orang tua maka akan lebih baik lagi, sehingga peningkatan prestasi akademik siswa pun akan mudah dicapai”. Penulis berusaha untuk mengkaitkan antara pemanfaatan dana BOS dan motivasi orang tua dengan prestasi akdemik siswa. Adapun alur pemikirannya adalah sebagai berikut : Motivasi Orang Tua Siswa
Perhatian orang tua kepada anak
Pemanfaatan dana BOS
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Prestasi Akademik Siswa Gambar 1.1. Berdasar gambar 1.1 diatas maka idealnya terdapat sinergi yang positif antara pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan motivasi orang tua sebagai wujud terimakasih orang tua karena telah dibantu oleh pemerintah dalam pembiayaan pendidikan. Dengan demikian BOS dapat dimanfaatkan sekolah untuk melengkapi sarana prasarana penunjang pelaksanaan pengajaran agar lebih efektif. Disisi lain dibutuhkan peranan orang tua sebagai pendorong, pemberi motivasi kepada anak sehingga tergerak dan bersemangat dalam belajar. Dengan kedua dukungan tersebut
21
(kondisi sekolah yang didukung BOS dan motivasi dari orang tua) maka diharapkan akan meningkatkan prestasi akademik siswa. Permasalahannya, apabila diperhatikan pada gambar 1.1 di atas terdapat lingkaran abu-abu (hubungan saling mempengaruhi antara BOS dengan motivasi orang tua) pada paragraf sebelumnya disampaikan bahwa terjadi hubungan positif, namun apabila hal ini terjadi sebaliknya (hubungan negatif) maka akibatnya pun akan terbalik, yaitu kegagalan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.
F.
Hipotesis “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.28 Sudjuna mengungkapkan bahwa “hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya”.29 Dengan demikian hipotesis barulah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis sangat tergantung pada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konkluasi yang sifatnya sangat sementara. Sebagai konkluasi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil dari hasil-hasil serta problematik-problematik yang timbul dari penyelidikan-penyelidikan 28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 67. 29 Sudjuna, Metode Statistik, (Bandung : Tarsito, 1996), hlm. 219.
22
yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbanganpertimbangan yang masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan eksploratif yang dilakukan sendiri.30
Berdasarkan pemaparan yang menunujukkan peran dana Bantuan Operasional Sekolah dan peran orang tua dalam memberikan motivasi maka berkaitan dengan pengaruh Bantuan Operasional Sekolah dan motivasi orang tua terhadap prestasi akademik siswa penulis menarik hipotesis bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan antara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Akademik Siswa MI Se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun 2015”. Apabila diperinci adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Terhadap Prestasi Akademik Siswa MI Se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun 2015 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Akademik Siswa MI Se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun 2015 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Motivasi Orang Tua Terhadap Prestasi Akademik Siswa MI Se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora Tahun 2015 Indikator dari pernyataan hipotesis di atas adalah dilihat dari tiga variabel berikut:
30
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet-2, hlm.63-64.
23
Keterangan:
X1
X1 : Pemanfaatan Bantuan X1 – X2
Operasional Sekolah
Y
X2 : Motivasi Orang Tua X2
Y : Prestasi Akademik Siswa Gambar 1.2
G.
Metode Penelitian “Metode penelitian merupakan panduan untuk penelitian yang akan dilakukan”.31 Untuk dapat memecahkan masalah penelitian, metode penelitian harus sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 1. Paradigma Penelitian “Paradigma penelitian adalah suatu cara pandang peneliti terhadap asumsi-asumsi dasar dari suatu penelitian yang diimplementasikan dalam model, metode dan pelaksanaan penelitian”.32 Terdapat dua macam paradigm penelitian yaitu, Kuantitatif dan Kualitatif. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kuantitatif, yaitu “penelitian yang menitik beratkan pada hasil dengan metode analisis statistik”.33 “statistik diartikan sebagai suatu metode dan prosedur yang digunakan untuk melakukan pengumpulan, penafsiran dan penarikan kesimpulan pada data-data hasil penelitian”.34
31
Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pedoman …, hlm. 11. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia. 2011), hlm. 84. 33 Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pedoman… , hlm. 11-12. 34 Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi Pendidikan, (Malang: UMM Press, 2009), Cet-4, hlm. 1. 32
24
2. Jenis Penelitian Jenis penelitian dapat dikelompokkan berdasarkan ruang lingkup penelitian (penelitian sejarah, pendidikan, sosial, hukum, agama, ekonomi, sastra, politik, teknik, dan psikologi), berdasar tempat penelitian (penelitian kepustakaan, lapangan, dan laboratorium), dan berdasar tipe penelitian (eksploratif, eksplanatori, dan deskriptif). 35 Berdasarkan ruang lingkupnya penelitian ini tergolong dalam penelitian pendidikan, karena berkaitan erat dengan lembaga pendidikan dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Berdasarkan tempat penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan (field research), sedangkan berdasarkan tipenya penelitian ini termasuk penelitian eksplanatori yang bercirikan menganalisis hubungan antara variabel dan menguji hipotesis. 3. Pendekatan Penelitian Pendekatan adalah sudut pandang yang digunakan oleh peneliti untuk melihat dan menganalisis suatu data/fakta atau fenomena/realitas.36 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan Psikologis. Pendekatan psikologis dimaksudkan untuk meneliti sisi dalam manusia yang melahirkan perbuatan yang nampak lahiriyah karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Berkaitan dengan penelitian ini maka yang menjadi sasaran penelitian adalah psikologis siswa, bagaimana seorang siswa mampu 35 36
Mahmud, Metode … , hlm. 31. Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pedoman …., hlm. 12.
25
berprestasi dalam pendidikannnya apabila dikaitkan dengan dukungan eksternal yaitu berupa adanya Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dirasakan siswa dan pengaruh orang tua siswa dalam memotivasi anaknya (siswa) tersebut. 4. Sumber Data Untuk memperoleh data dan informasi dalam penyusunan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada beberapa sekolah tingkat dasar (Madrasah Ibtidaiyah) yang berada di wilayah Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora sebagai berikut: MIN Plosorejo, MIS Nurul Falah Wonosemi, MIS Himmatul Mu’allimin Klopoduwur, MIS Miftahul Ilmiyah
Mojowetan,
MIS
Tarbiyatus
Shibyan
Sendangwungu,
MIS Islamiyah Gedongsari. Adapun yang menjadi sasaran utama dalam pengumpulan data adalah siswa, sedangkan Kepala Sekolah, dan guru difungsikan sebagai informan, dimana data-data informasi yang berasal dari Kepala Sekolah, guru (guru kelas), bendahara, dan sumber lain yang dapat mendukung akan dimanfaatkan sebagai data penunjang dalam proses pembuatan instrumen pengumpulan data (angket). a. Populasi Populasi penelitian adalah keseluruhan sumber data atau objek penelitian, dimana data diperoleh dan untuk ruang lingkup hasil penelitian diberlakukan. “Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
26
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.37 Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MI se Kecamatan Banjarejo. No
Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Jumlah Siswa
Rombel
1
MIN PLOSOREJO
165
6
2
MIS NURUL FALAH WONOSEMI
111
6
255
9
189
6
91
6
164
6
975
39
3
4
5 6
MIS HIMMATUL MU’ALLIMIN KLOPODUWUR MIS MIFTAHUL ILMIYAH MOJOWETAN MIS TARBIYATUS SHIBYAN SENDANGWUNGU MIS ISLAMIYAH GEDONGSARI Jumlah Tabel 1.1
Dari tabel di atas terlihat bahwa jumlah populasinya adalah 975 siswa yang terdiri dari 39 rombongan belajar. b. Sampel Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang dijadikan sebagai sumber data yang diangap mampu mewakili seluruh populasi, sehingga hasil penelitian dapat diterapkan pada populasi. Sugiono menjelaskan bahwa: Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, 37
Ibid. hlm. 80.
27
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).38 Berkaitan dalam penlelitian ini, maka perbandingan antara populasi dengan sampel dapat dilihat pada tabel berikut :
No
MI
Jml. Siswa (Populasi)
Sampel
Ket. (%)
1
MIN PLOSOREJO
165
33
20 %
2
MIS NURUL FALAH WONOSEMI
111
22
20 %
3
MIS HIMMATUL MU’ALLIMIN KLOPODUWUR
255
51
20 %
4
MIS MIFTAHUL ILMIYAH MOJOWETAN
189
38
5
MIS TARBIYATUS SHIBYAN SENDANGWUNGU
91
18
6
MIS ISLAMIYAH GEDONGSARI
164
33
20 %
Jumlah
975
195
20 %
20 %
20 %
Tabel 1.2 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa populasinya adalah 975 siswa, karena populasi tersebut lebih dari 100 maka mengacu dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan dapat diambil antara 10 – 25 %, maka dalam penelitian ini di ambil 20% sehingga total sampelnya adalah 195 siswa. 38
Ibid. hlm.81.
28
c. Sampling Guna menyederhanakan proses pengambilan data penelitian, penulis akan mengambil sampel dari kelas tinggi yaitu kelas 4, 5 dan 6. Penulis memutuskan untuk mengambil sampel dari kelas tinggi karena siswa kelas 4 sampai dengan 6 akan cenderung lebih mudah untuk diajak komunikasi. Sehingga diharapkan dalam proses pengumpulan data melalui angket akan menjadi lebih mudah dan sesuai harapan. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, agar dapat mewakili populasi maka peneliti menentukan jumlah sampel dengan merujuk apa yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.39 Dengan demikian penelitian ini mengambil sampel sejumah 20%, yaitu 195 responden (siswa). Adapun teknik sampling yang digunakan adalah sampel kombinasi (random stratifikasi). Sampel kombinasi, dalam penelitian ini penulis memilih menggunakan teknik sampel stratifikasi digabungkan dengan random “jika teknik stratifikasi digabung dengan random maka nama sampelnya adalah sampel random stratifikasi”.40 “Teknik sampel 39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 120. 40 Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian …, hlm. 17.
29
stratifikasi digunakan apabila populasi terdiri dari kategori-kategori yang mempunyai susunan bertingkat dan diduga tingkatan tersebut berpengaruh pada variabel yang diteliti”.41 Teknik stratifikasi dalam penelitian ini dimaksudkan agar sampel yang diambil dapat mewakili dari kategori kategori prestasi siswa. Penulis membagi kategori siswa berdasar pretasi akademiknya menjadi empat kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang). Setelah siswa masuk dalam kategori-kategori tersebut, maka langkah selanjutnya adalah melakukan random “teknik sampel random dilakukan dengan jalan memberikan kemungkinan yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel penelitian”.42 Terdapat tiga cara dalam teknik random yaitu, undian, ordinal, dan menggunakan tabel bilangan random. Adapun yang digunakan peneliti adalah menggunakan random undian. Untuk lebih jelasnya berkaitan dengan tahapan sampling adalah sebagai berikut: 1) Membuat daftar nama siswa kelas tinggi (kelas 4, 5 dan 6) beserta nilai rata-rata raportnya. 2) Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah. 3) Mengurutkan siswa dari nilai terendah sampai nilai tertinggi 4) Menentukan range (dengan rumus :
41 42
Ibid., hlm. 14. Ibid., hlm. 16.
+1)
30
5) Menentukan k (dalam penelitian ini k adalah 4, karena sampel akan ditentukan kedalam 4 kategori yaitu KURANG (K), CUKUP (C), BAIK (B), SANGAT BAIK (SB). 6) Mencari interval (dengan rumus :
)
7) Mendistribusikan nilai kedalam tabel, sebagai contoh berikut: No.
Interval Nilai
Frekuensi
Jumlah Sampel (45,2 % dari Fekuensi)
Kategori
1
83
87
7
3
SB
2
78
82
18
8
B
3
73
77
18
8
C
4
68
72
30
14
K
73
33
Jumlah
Tabel. 1.3 Jumlah prosentase sampel yang akan di ambil perkategori dicari dengan menggunakan rumus :
x 100
8) Mengambil sampel dengan teknik random (undian).
Keterangan : Teknik ini sampling ini diterapkan pada masing masing sekolah dengan populasi yang berbeda tentunya pengambilan sampel pun akan meyesuaikan dengan jumlah populasinya.
5. Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data dari lapangan adalah :
31
a. Observasi, penulis melihat dan mengamati langsung sekaligus mencatat obyek-obyek di lapangan guna memperoleh data atau keterangan-keterangan yang akurat, objektif dan dapat dipercaya. Data hasil observasi akan sangat mempengaruhi dalam penyusunan angket. b. Wawancara, penulis mengadakan wawancara langsung dengan Kepala Sekolah, guru, atau siswa, untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pemanfaatan dana BOS, motivasi orang tua, dan prestasi akademik siswa. Dari data hasil wawancara akan dijadikan pertimbangan dalam penyusunan angket. c. Angket, untuk mendapatkan data, maka penulis menyebarkan angket kepada seluruh sampel untuk diisi yang kemudian hasilnya dianalisis. Penulis menyebarkan angket karena dalam penelitian ini penulis ingin memperoleh data mengenai manfaat yang dirasakan siswa atas pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan perhatian orang tua dalam memotivasi anak.
6. Uji Validitas dan Reabilitas Data a. Uji Validitas Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.43 Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total).
43
Dari hasil perhitungan
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 137.
32
korelasi akan di dapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, biasanya digunakan uji signifikansi valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total. Analisis ini dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan
skor
total
menunjukkan
item-item
tersebut
mampu
memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap, rumus korelasi product moment dari pearsons yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan : rxy
: koefisien korelasi anatara variabel X dan Y
N
: jumlah responden
ΣX
: jumlah skor butir soal
ΣY
: jumlah skor total soal
ΣX2
: jumlah skor kuadrat butir soal
ΣY2
: jumlah skor total kuadrat butir soal
33
Nilai r hitung dicocokkan dengan r tabel product moment pada taraf signifikan 5%. Jika r hitung lebih besar dari r tabel 5%. Maka butir soal tersebut valid. Untuk mengetahui nilai r di atas maka diperlukan ujicoba intrumen angket, sebelum diterapkan pada objek penelitian. Ujicoba angket ini dimaksudkan “untuk mengetahui letak kelemahan serta hal yang mungkin menyulitkan responden dalam menjawab”. 44 Hasil uji coba selanjutnya dijadikan dasar untuk melakukan refisi item-item dalam angket yang tidak memenuhi taraf signifikan. Peneliti akan melakukan uji caba angket pada MI NURUL FALAH WONOSEMI dengan pertimbangan efisiensi waktu dan efektifitas, karena lokasi MI ini adalah yang paling dekat dengan tempat tinggal peneliti. Uji coba angket ini akan diterapkan pada 30 siswa, 30 siswa yang difungsikan sebagai ujicoba angket ini tidak akan dijadikan anggota sampel dalam penelitian yang sesungguhnya.
b. Uji Reabilitas Uji reabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten. Reabilitas berarti dapat dipercaya” Artinya, instrumen dapat memberikan hasil yang tepat. Alat ukur instrumen dikategorikan 44
Mahmud, Metode …, hlm. 181.
34
reabel jika menunjukkan konstanta hasil pengukuran dan mempunyai ketetapan hasil pengukuran sehingga terbukti bahwa alat ukur itu benar-benar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mengukur reabilitas skala atau kuosioner dapat digunakan rumus Alpha Cronbach
Keterangan: rtt
: koefisisien reabilitas instrumen (total tes)
k
: banyaknya butir pertanyaan yang sahih
Σδ2 b
: jumlah varian butir
Σδ2 t
: varian skor total
Perhitungan uji reabilitas skala diterima, jika hasil perhitungan r hitung > r tabel 5%. “Pengukuran validitas dan reabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan reabel maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reable”.45 Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dalam hal ini maka model angket (pertanyaannya) ataupun pertanyaan wawancara harus benar-benar dapat menjadi instrumen pengumpulan data yang valid. 45
Ibid.
35
Peneliti juga akan memanfaatkan software SPSS 16.0 untuk membantu melakukan uji validitas dan reliabilitas tersebut.
7. Analisis Data Penelitian ini terdiri dari 3 Variabel yaitu pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (X1), motivasi orang tua (X2), dan prestasi akademik siswa (Y). Dengan demikian teknik analisis yang dirasa paling tepat adalah menggunakan Uji korelasi ganda (ry.12). “Korelasi ganda (ry.12) adalah teknik statistik yang digunakan untuk mempelajari korelasi antara satu variabel terikat (Y) dengan sejumlah atau beberapa variabel bebas (X) sebagai satu kesatuan”.46 Uji korelasi ganda juga disebut multiple product moment correlation ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
Keterangan : Ry.12 : korelasi antara X1 dan X2 dengan Y
46
r1.y
: korelasi
antara X1 dengan Y
r2.y
: korelasi
antara X2 dengan Y
r1.2
: korelasi
antara X1 dengan X2
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian …, hlm. 240.
36
Sebelum masuk dalam rumus di atas maka peneliti harus mencari jawaban hubungan antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, X1 dengan X2, dan X1-X2 dengan Y, sebgai berikut : Rumus untuk mencari korelasi X1 dengan Y (r1.y) hubungan antara pemanfaatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan prestasi akademik siswa <menjawab rumusan masalah pertama>
Rumus untuk mencari korelasi X2 dengan Y (r2.y) hubungan antara motivasi orang tua dengan prestasi akademik siswa <menjawab rumusan masalah ke dua>
Rumus untuk mencari korelasi X1 dengan X2 (r1.2) berguna untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pemanfaatan BOS dengan motivasi orang tua.
Setelah ketiganya terjawab maka barulah dicari korelasi X1-X2 dengan Y (Ry.12) <menjawab rumusan masalah ketiga>
37
Sebelum hasil analisis statistik di atas digunakan untuk mengambil kesimpulan maka harga korelasi (Ry.12) tersebut harus diuji signifikansinya dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan : F
: signifikansi
R2
: koefifien korelasi ganda (Ry.12) 2
m
: jumlah variabel bebas
N
: jumlah individu (siswa) Selanjutnya hasil F tersebut dibandingkan dengan tabel nilai F,
apa bila ditemukan nilai F lebih besar dari F tabel maka hal itu menunjukkan hubungan signifikan.
H.
Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I
: Pendahuluan. Pada bab ini memuat latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan dan Manfaat penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka Teoritik, Metode Penelitian, Sistematika Pembahasan. Dengan demikian pada bab I ini penulis akan menyampaikan mengapa penelitian ini penting untuk diteliti, yaitu dengan menunjukkan perbandingan antara teori ideal dengan kenyataan yang
ditemukan.
pertanyaan
Berikutnya
dalam
dirumuskan
rumusan
masalah.
dalam
bentuk
Selanjutnya
38
mengungkapkan tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian disampaikan tentang metodologi penelitian yang diterapkan guna memperoleh data hingga pada teknik analisis data. Bab II
: Kajian Teori. Pada Bab II ini penulis akan menyajikan teoriteori yang berhubungan dengan pembiayaan pendidikan dalam kaitannya dengan BOS, teori-teori tentang motivasi khususnya berkaitan dengan peranan orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak. Juga teori-teori tentang prestasi siswa, mencakup pengertian, hal-hal yang mempengaruhi prestasi baik yang mendukung maupun yang menghambat. Dan yang terpenting adalah mengkaitkan antara teori-teori tersebut sehingga mampu menunjukkan hubungan antar teori sehingga dapat membawa pada arah tujuan pembahasan penelitian.
Bab III
: Data-data Penelitian. Pada bab III akan dipaparkan data hasil penelitian, yaitu data-data yang berkaitan dengan pemanfaatan Bantuan Operasional Sekolah, data-data berkaitan dengan motivasi orang tua kepada anak (siswa), dan data yang berkaitan dengan prestasi siswa.
Bab IV
: Analisis data hasil penelitian. Pada bagian ini adalah bagian untuk menunjukkan hubungaan antara ketiga variable di atas yaitu BOS (X1), Motivasi Orang Tua (X2) dan Prestasi akademik siswa (Y). yaitu antara X1 dengan Y kemudian X2 dengan Y, dan hubungan X1 – X2 dengan Y.
39
Bab V
: Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan, implikasi, saran dan rekomendasi, yaitu kesimpulan akhir tentang hasil penelitian, implikasinya dan saran-saran berkaitan dengan penelitian, selanjutnya rekomendasi pada peneliti berikutnya.