BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga bola yang paling banyak penggemar di dunia termasuk di Indonesia. Membahas mengenai sepak bola tidak bisa terlepas dari para fans atau yang biasa kita kenal dengan sebutan suporter. Hakikat suporter adalah kerumunan di mana kerumunan tersebut diartikan sebagai sejumlah orang yang berada pada tempat yang sama, adakalanya tidak saling mengenal, dan memiliki sifat yang peka pada stimulus (rangsangan) yang datang dari luar. (Soeprapto, 2010). Sepak bola memang sudah menjadi olahraga yang sangat “trend” diseluruh belahan dunia mulai dari Negara Amerika, Eropa, hingga Asia sendiri, suksesnya dunia kulit bundar itu tidak lepas dari peranan para suporter fanatiknya yang sangat antusias ingin menyaksikan tim kebanggannya bermain di lapangan hijau. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai tingkat kepopuleran sepak bola sangat tinggi dan fanatisme para masyarakatnya yang sangat mencintai sepak bola (fotokita. net, 2012). Seiring berkembangnya persepak bolaan, para suporter olah raga satu ini pun semakin banyak. Seperti yang dilansir oleh Nielsen Irawati Pratignyo, beliau mengatakan (kompas. com, 2010) : “Indonesia adalah yang terbesar di Asia Pasifik, yakni mencapai 54 persen penduduknya mencintai sepak bola, Sebanyak 68 persen di antaranya adalah laki-laki, dan sisanya sebesar 32 persen adalah perempuan. Jumlah penggemar bola di kalangan perempuan di Indonesia terbilang tinggi. Mereka cukup suportif menemani pasangan menonton bola, Jumlah perempuan penggemar bola di Indonesia termasuk sangat besar mengingat di wilayah Asia Pasifik perempuan penggemar bola hanya mencapai 16 persen. Dari Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
persentase tersebut, masyarakat Indonesia mengaku akan mengikuti Piala Dunia, dari menonton pertandingan secara live hingga mengikuti highlight. ” Peran suporter ini sangat berarti bagi klub kesayangan mereka, terutama untuk beberapa klub dalam negeri yang dimana para suporter dapat memberikan dukungan secara langsung seperti ikut menonton di stadion saat pertandingan klub tersebut berlangsung. Bahkan kedatangan suporter ini memberikan dampak positif bagi klub tersebut, karena disaksikan langsung oleh suporternya maka klub tersebut memiliki semangat tambahan dapat memenangkan pertandingan tersebut. Salah satu klub sepakbola Indonesia yang paling sering menang di rumahnya sendiri adalah Persib, klub sepakbola asal kota Bandung ini sering menang di kandanganya sendiri karena merasa memliki energy tambahan ketika banyak Viking (sebutan untuk suporter Persib) datang untuk memberikan dukungan. Akan tetapi sekarang fenomena suporter sepakbola mulai meluas, sudah mulai banyak kelompok-kelompok suporter yang mendukung tim-tim Eropa sebut saja seperti Madridista, Milanisti, United dana masih banyak lagi. Meskipun klub kesayangan mereka berada jauh di dataran Eropa akan tetapi para suporternya di Indonesia tetap memberikan dukungan salah satunya melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter dan lain-lain. Para pecinta sepak bola ini biasanya membentuk sebuah kelompok atau komunitas informal yang kohesif sehingga para pecinta sepakbola dapat saling berinteraksi dan berbagi cerita mengenai klub sepakbola kesayangannya. Dalam kelompok suporter yang kohesiv ini para anggota yang juga sebagai sesama pecinta sepak bola pada satu klub sepak bola sama-sama memiliki latar belakang yang sama sehingga tidak sulit untuk mencapai tujuan yang sama dalam kelompok tersebut yakni untuk tetap bersama-sama antara anggota untuk mendukung klub favoritnya. Sebuah kelompok yang kohesif terdiri dari individu-individu yang saling tertarik satu dengan yang lainnya, kohesivitas mengikat seluruh anggota tim agar Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
tetap berada dalam kelompok dan menangkal pengaruh yang menarik anggota agar keluar dari kelompok (John M Ivacevich, Robert Konopaske. Michael T Matteson, 2006). Penyuka sepak bola di Indonesia tidak hanya mendukung klub sepak bola Indonesia, banyak dari mereka yang menyukai klub sepak bola luar. Salah satunya adalah klub sepak bola asal negeri matador “Real Madrid FC”. Klub sepak bola asal Spanyol ini memiliki markas utama di kota Madrid sendiri sejak 6 Maret 1902 dengan stadion kebanggan mereka yakni Santiago Bernabeu. Tim ini menggunakan gelar Real (“dari kerajaan”) setelah raja Alfonso XII dari Spanyol memberikan izin resmi kepada klub sepak bola tersebut pada Juni 1920 (wikipedia. com 2009). Fans dari Real Madrid ini diberi nama Madridista dan Ninas untuk fans perempuan (RealMadrid. com, 2012). Untuk di Indonesia ini kelompok pusat fanbase pecinta Real Madrid ini bernama Madridista Indonesia yang mulai terbentuk sekitar tahun 2006, dan akan berulang tahun ke 7 pada tanggal 19 Januari 2014. Pena Real Madrid de Indonesia (PRMI) ini pun bukanlah suatu kelompok biasa tetapi sudah menjadi kelompok resmi dan diakui langsung oleh pihak Real Madrid di Spanyolnya sendiri (Madridindo, 2009). Karena jumlah keanggotaan yang banyak dan untuk menjaga silaturahmi sekaligus memperbanyak kawan Pena Real Madrid de Indonesia (PRMI) mengadakan gathering nasional setiap tahunnya. Madridista Indonesia pun sudah 2 kali membuat gathering nasional, kebetulan di tahun ini Pena Real Madrid de Indonesia (PRMI) bekerja sama dengan Madridista Bali mengadakan Gathering Nasional di Pulau Bali dari tanggal 8 hingga 10 November 2014. Madridista Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Pena Real Madrid de Indonesia (PRMI) ini pun memiliki cabang di setiap wilayahnya. Salahnya adalah di kota Bandung. Fanbase Real Madrid Regional Bandung atau yang biasa dikenal dengan sebutan Madridista Bandung (MIB) (RealMadrid. com, 2012). Sebenarnya sejak tahun 2009 Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
mulai banyak bermunculan dan menjadi titik awal berdirinya fansclub bola di Indonesia. Fans Real Madrid FC ini sudah ada semenjak 1998 hanya saja awalnya aktifitasnya hanya di dunia on-line dan beberapa komunitas radio . Lalu pada Juli 2009 ada salah satu anggota Kelompok suporter Real Madrid regional Bandung mengikuti Gathering Madridista Indonesia di Jakarta. Dalam Gathering tersebut diminta agar mengumpulkan Fans-Fans Real Madrid yang masih tersebar di Bandung. Kemudian pada 19 agustus 2010 akhirnya dilakukan kopi darat untuk pertama kali meskipun ketika itu yang hadir hanya 9 orang, dan baru diresmikan sebagai Madridista Regional Bandung tepat di ulangtahun Real Madrid FC ke 108 yakni pada tanggal 6 Maret 2010 (Madrid-indo, 2009) “Mungkin mereka merasa „gua suka nih sama Real Madrid tapi ko kayanya kaya ga ada temen‟ tuh gitu mungkin mereka tuh nyatuin suara, nyatuin hati tuh disitu boleh dibilang yauda hayu”(S1/W1 /A13- 19 Juni 2013) “Yang suka Madrid hayu kumpul-kumpul kita kumpul kita bikin suatu komunitas biar ga kalah sama yang lain”. (S1/W1/A14- 19 Juni 2013) Johnson (Sarwono, 2005) kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to face interaction), yang masingmasing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masingmasing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok, dan masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mancapai tujuan bersama. Pada tahun 2012 ada permasalahan yang tejadi di pusat yakni Madridista Indonesia dengan kepengurusan terdahulu di Madridista Regional Bandung. Permasalahan berawal dari kesalah pahaman beberapa anggota Madridista Bandung terhadap Madridista pusat. Di dalam sebuah kelompok yang kohesif tidak hanya mengenai hubungan individu dengan kelompok maupun dengan anggota lainnya tetapi juga kepuasan personal seorang individu ketika sudah bergabung dalam sebuah kelompok. Jika dilihat dari segi materi, kelompok Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Madridista Indonesia ini kelompok non profit. Non profit disini adalah tidak adanya keuntungan secara materi yang didapat oleh anggota kelompok secara personal. Dari segi keuangan, ketika kelompok mendapatkan pemasukan ini akan berlanjut untuk kegiatan kelompok lainnya bukan kepada anggota kelompok. Sehingga bias dikatakan keuntungan secara personal kurang didapatkan oleh anggota kelompok. Dari masalah tersebut akhirnya mantan anggota Madridista Bandung keluar dan membentuk kelompok pecinta Real Madrid yang baru. Akan tetapi ini tidak membuat hubungan antara Madridista regional Bandung dengan Pena Madridista Indo ini menjauh. “Kalau pendapat saya, perbedaan, mungkin itu terjadi karena adanya perbedaan pendapat ya. Perbedaan pendapat itu wajar. Kalau misalnya yang saya liat itu tidak ada yang mau mengalah ya wajarlah kaya PSSI sekarang kan ya. Ga mau ngalah jadi kebelah dua ya gitu jadi kedua belah pihak merasa yang paling benar jadi ya saya rasa sih, kalau misalnya terjadi perpecahan saya sih ya kurang-kurang ya sayang lah gitu. Ini kan komunitas Madrid kita dikenalkan hanya satu kan ga kaya barca, barca ka nada dua kan. Ada indobarca ada FCBI. Cuman menyayangkan aja sih kenapa harus ga bisa diselesaikan bersama. Yang aku liat sih ga ada, kurang komunikasi sih. Karena kurang komunikas diantara yang terkait itu” (I2/W1/J16-28 Juli 2013) Meskipun klub sepak bola Real Madrid berada jauh dari Indonesia akan tetapi dukungan tidak pernah berhenti diberikan oleh Madridista khususnya Madridista Indonesia. Dukungannya bisa lewat jejaring sosial seperti facebook, twitter, yahoo dan lain lain. Bahkan secara rutin Madridista setiap regional mengadakan nonton bersama ketika Real Madrid tengah bertanding, selain memiliki hobbi yang sama acara ini dimaksudkan untuk mengumpulkan para suporter yang sama-sama menyukai Real Madrid sehingga membentuk kelompok yang lebih besar lagi. Selain acara nonton bersama, para Madridista inipun memiliki kegiatan kumpul bersama untuk saling berbagi cerita mengenai Real Madrid, koleksi serba Real Madrid dan juga untuk membuka pendaftaran Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
anggota baru (Madrid-indo, 2009). Sehingga dengan begitu dapat membentuk kelompok dengan jumlah anggota yang semakin banyak. Theodore Caplov (Sarwono, 2005:79 ) membagi kelompok kecil menjadi dua jenis berdasarkan ukurannya antara lain : “Kelompok primer dan non-primer. Kelompok primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya 2-20 orang dan tiap anggota berinteraksi dengan setiap anggota lainnya dalam kelompok (keluarga, sahabat). Sedangkan, kelompok non-primer adalah kelompok yang jumlah anggotanya 3-30 orang dan interaksi antar anggotanya tidak seintensif pada kelompok primer (teman sekelas, kelompok arisan, panitia kecil). Theodore Caplov (Sarwono, 2005)” Kohesivitas adalah teamwork, banyak teori menyatakan bahwa kohesi harus dilakukan bersama dengan keinginan para anggotanya untuk bekerjasama mencapai tujuan. Sehingga, kelompok yang dikatakan kohesif ditandai dengan ketergantungan antar anggota, stabilitas antar anggota kelompok, perasaan bertanggung jawab dari hasil usaha kelompok, absent yang berkurang, dan tahan pada gangguan Widmeyer, Brawley& Carron (John M Ivacevich, Robert Konopaske. Michael T Matteson, 2006). Kohesvitas kelompok ini bisa kita lihat dari kelompok suporter Real Madrid yang biasa kita kenal dengan Madridista meskipunsudah berlangsung lama yakni 6 tahun tetapi sampai saat ini masih kompak memberikan dukungan kepada tim kesayangannya meskipun tim sepakbola ini berada jauh di dataran Eropa, saling berinteraksi, saling terikat sehingga jika ada suatu masalah dapat dipecahkan dengan bersamasama. Bahkan rutin setiap setahun sekali mengadakan Gathering Nasional yang diperuntukan bagi seluruh suporter Real Madrid di Indonesia, selain sebagai ajang silaturahmi tetapi acara ini juga bermanfaat guna menjalin kedekatan para anggota (@Madrid_indo, 2012). Menurut Mc Dougal (Sarwono, 2005) kohesivitas kelompok dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain kelangsungan keberadaan kelompok (berlanjut untuk waktu Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
yang lama) dalam arti keanggotaan dan peran setiap anggota, adanya tradisi dan kebiasaan, ada organisasi dalam kelompok (ada deferensiasi dan spesialisasi fungsi), dan kesadaran diri kelompok (setiap anggota tahu siapa saja yang termasuk kelompok, bagaimana caranya ia berfungsi dalam kelompok, bagaimana struktur dalam kelompok), pengetahuan tentang kelompok, keterikatan (attachment) kepada kelompok. Penelitian mengenai kohesivitas kelompok suporter sepakbola sudah pernah diteliti sebelumnya oleh B Wicaksosno pada tahun 2011 hanya saja mengenai kohesivitas pada kelompok suporter dari tim sepak bola dalam negeri yakni persija. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa tampak adanya kohesivitas individu dalam kelompok kecil The Jack Mania (nama dari suporter Persija). Dilihat dari kejadian yang pernah terjadi setahun yang lalu antara beberapa anggota kelompok suporter Real Madrid regional Bandung dengan PRMI secara otomatis ada pengurangan jumlah keanggotaan dalam kelompok suporter Real Madrid regional Bandung yang dimana para anggotanya adalah yang banyak memegang jabatan dalam kelompok tersebut, salah satunya adalah mantan ketua kelompok tersebut. Madridista Bandung ini pun akhirnya membentuk kepengurusan yang baru dimana terdapat ketua, wakil ketua, sekretari, bendehara dan berbagai divisi. Hanya saja saying ada beberapa posisi dimana pengurusnya tidak bekerja secara maksimal sehingga memberikan pekerjaan tambahan bagi pengurus yang lain karena harus mengcoverpekerjaan pengurus yang lain. Selain itu keuntungan secara personal kurang didapatkan oleh anggota karena kelompok ini adalah kelompok non profit, dimana segala keuntungan yang bersifat materi kurang didapatkan oleh anggota terutama para pengurus yang memiliki jabatan di kelompok Madridista regional Bandung. Maka dari itu saya mengambil kohesivitas kelompok pada kelompok suporter Real Madrid ini untuk diteliti, guna mengetahui kohesivitas pada pengurus dalam kelompok Madridista regional Bandung.
Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas mengenai permasalahan yang terjadi di dalam kelompok Madridista regional Bandung yang membuat beberapa anggota serta pengurusnya keluar dan membentuk kelompok yang baru. Fokus penelitian ini diarahkan kepada gambaran kohesivitas pada pengurus kelompok Madridista regional Bandung.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran kohesivitas pada pengurus kelompok Madridista regional Bandung?”
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kohesivitas pada pengurus kelompok Madridista regional Bandung.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi social mengenai kohesivitas kelompok. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran sekaligus referensi mengenai kondisi yang diperoleh peneliti sehingga dapat menunjang penelitian selanjutnya.
Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
2. Manfaat praktis Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kelompok Madridista regional Bandung. Lebih jauh, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan latihan penulisan karya ilmiah.
F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi terdiri dari Bab I sampai Bab V yang dijabarkan sebagai berikut : 1. BAB I Pendahuluan Berisi tentang uraian pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Pada bab ini, peneliti menjelaskan alasan mengapa topik kohesivitas pada pengurus supporter Madridista reginal Bandung ini yang diteliti. 2. BAB II Kajian Pustaka Kajian pustaka berisi konsep dan teori dalam bidang yang dikaji. Pada bab ini, berisi penjelasan mengenai definisi, teori, komponen mengenai kelompok, kohesivitas serta Madridista Indonesia dan reginal Bandung. 3. BAB III Metode Penelitian Metode penelitian berisi tentang penjabaran rinci mengenai metode penelitian, termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik keabsahan data. 4. BAB IV Hasil dan Pembahasan Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
Hasil dan pembahasan berisi tentang pengolahan dan pembahasan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Pada bab ini, akan ditemukan penjelasan bagaimana kohesivitas pada kelompok Madridista regional Bandung. 5. BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi Kesimpulan dan rekomendasi berisi tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti pada hasil analisis temuan penelitian.
Risha Mahalani Putri, 2014 KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENGURUSMADRIDISTA REGIONAL BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu