BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun saat ini komunikasi diklasifikasikan dengan dua bagian yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal itu sendiri adalah komunikasi yang dilakukan oleh seluruh manusia di kehidupan sehari-hari, seperti penggunaan bahasa. Bahasa merupakan hal terpenting dalam komunikasi verbal, kita dapat mengetahui komunikasi yang dilakukan oleh manusia tersebut dengan bahasa yang mereka gunakan. Komunikasi melibatkan tidak hanya proses verbal yang berupa kata, frase atau kalimat yang diucapkan dan didengar, tetapi juga proses nonverbal. Proses nonverbal meliputi isyarat, ekspresi wajah, kontak mata, postur dan gerakan tubuh, sentuhan, pakaian, artefak, daim, temporalitas, dan ciri paralinguistik.1 Penggunaan komunikasi non verbal sering dilakukan oleh
psikopat
dibandingkan komunikasi verbal. Karena seorang psikopat memiliki sifat anti sosial, dimana kebanyakan penderita penyakit ini lebih memilih untuk tidak bersosialisai dengan masyarakat di sekitar. Mereka akan menyapa atau hanya
1
Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, Hal 79
1
2
sekedar berbicara seperlunya, komunikasi verbal yang mereka lakukan pun tidak seperti manusia secara umumnya. Psikopat merupakan salah satu kepribadian seseorang yang mengidap gangguan kejiwaan. Dalam hal ini kepribadian psikopat itu mempunyai ciri utama yaitu perilakunya yang agresif dan sifat implusive yang ekstrim. Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Prikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai psikopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.2 Tidak semua psikopat memilih untuk menghindari masyarakat dan tidak berkomunikasi dengan sekitarnya. Ada pula tipe psikopat yang berbaur dengan masyarakat dan melakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal dengan baik. Biasanya mereka melakukan hal tersebut unutk menutupi kebiasaan mereka yang berbeda dengan yang lainnya. Orang penderita psikopat itu sendiri biasanya memliki latar belakang di kehidupannya yang kurang baik seperti hal nya mengalami kekerasan di dalam rumah, memiliki musuh di luar rumah, dan tidak adanya bimbingan dari orang tua. Kebanyakan psikopat memiliki emosi yang tidak stabil, memiliki kepribadian yang labil, semua hal yang dilakukan berdasarkan ego dari dirinya. Di Indonesia sendiri isu psikopat bukan lagi menjadi hal yang jarang diperbicangkan karena terdapat beberapa kasus psikopat seperti kasus Baekuni, Ryan Jombang, Ahmad Imam Al Haftid dan Assyifa Ramadhani. Melihat kisah2
Sarlito W.Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2012, Hal 264-265
3
kisah dari kasus psikopat diatas maka hal ini menarik untuk menjadi bahan penelitian ini untuk melihat sejauh mana film bisa menjadi media untuk meberitahu masyarakat seperti apa sifat psikopat itu sendiri. Proses komunikasi yang dilakukan oleh seorang psikopat dapat kita lihat melalui beberapa film seperti Saw, sosok psikopat dalam film ini membuat para penontonnya tercengang dengan adegan sadis serta ide kreatif yang dilakukan guna membunuh para korbannya. Kebanyakan film yang mengangkat psikopat di ciptakan oleh para kreator film dari Amerika, namun saat ini Korea mulai membuat film yang memiliki unsur psikopat. Perkembangan film Korea bermula pada tahun 1923 dimana fitur sunyi (tanpa suara) pertama kali diproduksi Korea, dan selama beberapa tahun tujuh perusahaan film Korea mulai bermunculan. Menjelang tahun 1935 film suara pertama Chunhyang-jeon (berdasarkan cerita rakyat yang paling terkenal di Korea, yang telah direkam lebih dari satu kali). Tahun 1937 Jepang menyerbu Cina, dan pembuatan film Korea berada di bawah tekanan yang meningkat untuk menembak film yang didukung militer Jepang. Tahun 1942, film berbahasa Korea dilarang langsung oleh pemerintah. Hingga pada tahun 1997, Korea merilis film Hit The Contact oleh Chang Yoonhyun yang ditandai bangkitnya box office serta popularitas untuk fitur domestik. Sejak itu Korea telah memasuki periode yang meningkat sebagai salah satu perkembangan paling tiba-tiba dan terkenal di hari dunia bioskop.
4
Tabel 1.1 Jumlah Produksi Film tahun 1950-19593 Tahun
Jumlah
1950
5
1951
5
1952
6
1953
6
1954
18
1955
15
1956
30
1957
37
1958
74
1959
111
Setelah adanya keterpurukan di dalam dunia perfilman Korea, awal mula hanya membuat 18 film pada thaun 1954 hingga menjadi 111 film pada tahun 1959. Di akhir tahun 50’an merupakan awal dari tahun emas bagi perfilman Korea dan ditandai dengan film yang merangkul budaya barat seperti fashion, gaya hidup, dan semua hal yang modern. Untuk pertama kalinya, Korea menjalankan industri perfilman dengan baik.
3
Source: Traces of Korean Cinema from 1945 to 1959 (2003), Korean Film Archive.
5
Tema psikopat saat ini sedang menjadi trend di dunia perfilman Korea Selatan. Seperti film I Saw The Devil, dan ada pula drama Gapdong, Bad Guys yang memiliki tema psikopat. Adapula Amerika yang juga memiliki beberapa film bertemakan psikopat seperti film Hannibal, Saw dan lainnya. Indonesia itu sendiri juga mempunyai beberapa film yang bertemakan psikopat seperti Rumah Dara, Modus Anomali, dan sebagainnya. Salah satu film Korea yang mengangkat sosok psikopat adalah I Saw The Devil yang diproduksi tahun 2010. Film yang di sutradarai oleh Kim Jee Woon ini telah melalui tujuh tahap pemotongan skenario oleh badan sensor Korea Selatan agar layak ditayangkan. Berbagai halangan yang diterima dalam proses penayangan film ini dikarenakan banyaknya adegan penuh kekerasan dan penganiayaan yang sangat brutal terutama terhadap wanita. Untuk itu banyak adegan-adegan yang harus di potong guna kelayakan film agar dapat tayang di bioskop. Kisah di balik film ini adalah pembalasan dendam seorang agen rahasia yang mengetahui tunangannya dibunuh oleh pembunuh berantai. Film ini menceritakan pula bagaimana manusia yang biasa, bisa menjadi makhluk yang sangat buas hingga diri kita sendiri tidak menyadari apakah yang kita lakukan itu baik atau buruk. Diceritakan bahwa Kyung Chul adalah seorang psikopat yang sangat berbahaya, sangat gemar melakukan aksi pembunuhan sebagai rekreasi semata. Dengan tanpa adanya rasa menyesal ia membunuh korbannya mulai dari wanita
6
hingga anak-anak dengan cara berbagai macam. Mulai dari kekerasan seksual hingga tindakan mutilasi, ia tidak akan tanggung-tanggung untuk membunuh semua korbannya. Joo Hyun merupakan calon istri dari agen rahasia Soo Hyun, yang dibunuh oleh Kyung Chul. Joo Hyun yang berencana menunggu mobil derek dihampiri oleh seorang pria misterius ( Kyung Chul ), pria tersebut mencoba untuk membantu namun di tolak oleh Joo Hyun, hingga pada akhirnya sang pria misterius itu mebabi buta dengan menghancurkan kaca mobil dan membobol masuk ke dalam mobil. Ia memukuli Joo Hyun hingga lemas tak berdaya dan bersimbah darah. Hal tersebut merupakan awal mula cerita Soo Hyun untuk membalaskan dendamnya, ia mencari siapa saja pembunuh berantai yang masih buron. Dengan bantuan dari calon mertua yang mempunyai akses data kepolisian, Soo Hyun mendapat data sejumlah calon tersangka yang memiliki sejarah kriminal dengan motif kejahatan yang sama. Soo Hyun memulai aksi nya dengan menangkap Kyung Chul di saat tengah-tengah kasinya menyantap salah satu calon korbannya, ia langsung menghajar Kyung Chul hingga benar-benar babak belur. Film ini membuktikan bahwa bukanlah film yang hanya sekedar balas dendam. Sang sutradara membuat dua cerita yang cukup menarik dimana Soo Hyun masih tetap membiarkan Kyung Chul hidup.
7
Di dalam film berdurasi 144 menit ini, sang sutradara bukan hanya sekedar membuat kisah tentang balas dendam seperti pada umumnya, namun memiliki cerita yang lebih mendalam. Di dalam film ini penonton akan mempertanyakan faktor apakah yang menciptakan suatu monster. Aksi balas dendam yang dilakukan Soo Hyun seakan terlihat mulai menikmati permainan kucing dan tikus yang brutal ini, sehingga perlahan menjadi serupa dengan sosok Kyung Chul yang ia benci. Nama-nama pemeran utama dalam film I Saw The Devil antara lain adalah Lee Byung Hun (Soo Hyun), Choi Min Sik (Kyung Chul), Oh San Ha (Joo Hyun), Jeon Guk Hwan (Detektive Jang). Lee memiliki lawan main yang juga tak kalah ganas yaitu Choi Min Sik, tidak perlu diragukan lagi kualitasnya dalam berakitng. Terkenal dengan peran utama di film Old Boy (2003) aktor yang sudah eksis sejak tahun 1989 ini memiliki kehebatan dalam memperagakan karakter manusia berdarah dingin seperti Anthony Hopkins sebagai Hannibal Lecter dalam film The Silence Of The Lambs (1991). Walaupun karakter Kyung Chul tidak melakukan terlalu banyak dialog namun dengan perilaku nonverbalnya seperti perminan mata dan bibir mampu mengekspresikan emosinya dengan sangat baik. Kedua pemain utama bermain dengan sangat baik. Mereka mampu menampilkan secara visual, akting maupun emosi yang benar-benar terbayang di kepala ketika sebuah adegan terjadi yang menjadikan nilai plus dalam film ini. Dengan pribadi yang digambarkan sangat bertolak belakang, mereka menggambarkan bahwa sebenarnya kita yang sebenarnya adalah apa yang kita tutup-tutupi.
8
I Saw The Devil di produksi oleh Showbox/Mediaplex, yang memiliki genre Crime, Horror, Drama dan Thriller. Tanngal awal liris film ini adalah 12 Agustus 2010 untuk di Korea Selatan, dan 4 Maret 2011 untuk di negara Amerika Serikat. Film ini memiliki beberapa penghargaan diantaranya : Tabel 1.2 Penghargaan film “I Saw The Devil” Tahun
Penghargaan
Kategori
2011
Asian Film Award (Hong Kong, China)
Best Editor (Na young Nam)
2011
2011
Austin Film Critics Assocition (Austin,
Best Foreign Language
Texas, USA)
Film
Baek Sang Art Awards (Seoul,South
Daesang Grand Award
Korea) 2011
Blue Dragon Award (Seoul, South
Best Music
Korea)
(Mowg/composer), Best Cinematography (Mo Gae Lee)
2011
Fantasproto (Porto, Portugal)/
Best Director ( Kim Jee
International Fantasy Film Award,
Woon), Best Film
Orient Express Section Grand Prize 2011
Fight Meter Award (Texas,USA)
2011
Gérardmer Film Festival (Gerardmer, France)
Best Director
9
1. Audiance Award
Best Feature Film( Kim
2. Critics Award
Jee Woon)
3. Special Jury Price 4. Youth Jury Grand Price Sumber : IMDB > I Saw The Devil (2010) > Awards Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, serta dengan menggunakan pendekatan semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce. Terdiri dari tiga term, yaitu tanda (sign), objek (object), dan interpretan (interpretant) yang membentuk sebuah hubungan segitiga. Masing-masing term tersebut akan membentuk sebuah hubungan yang sangat dekat, sehingga salah satu term akan dapat dipahami apabila kita memahami term yang lain. Model elemen Peirce yang berbentuk segitiga tersebut antara sign, interpretasi dan realitas eksternal sebagai hal yang sangat penting dalam mempelajari suatu tanda.4 Berdasarkan latar belakang tersebut peniliti memutuskan untuk melakukan kajian lebih dalam tentang film I Saw The Devil guna memahami pemaknaan komunikasi verbal dan non verbal psikopat alam film I Saw The Devil dengan menggunakan
analisis
semiotika.
Peneliti
mengambil
judul
penelitian
“Pemaknaan Komunikasi Verbal dan NonVerbal Psikopat dalam film „I Saw The Devil‟ (Analisis Semiotika Charles Saners Peirce)”.
4
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Hal 41- 42
10
1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut, yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana pemaknaan komunikasi verbal dan nonverbal dari seorang psikopat di dalam film I Saw The Devil dapat dipahami oleh semua orang. Fokus penelitian terbagi menjadi beberapa bagian : -
Choi Min Sik sebagai Kyung Chul merupakan tokoh utama seorang psikopat.
-
Lee Byung Hun sebagai Soo Hyun tokoh kedua merupakan seorang agen rahasia yang mulai mengikuti perilaku Kyung Chul.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pemaknaan secara keseluruhan mengenai komunikasi baik verbal maupun nonverbal psikopat yang dikonstruksikan dalam film I Saw The Devil dengan mengidentifikasi tanda-tanda yang terdapat dalam film tersebut. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian yang akan dibahas, maka penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya di bidang kajian
11
semiotika film. Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai penambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat. 1.4.2 Manfaat Praktis Dalam hal ini penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis bagi peneliti. Peneltian ini dapat menjadi sumber informasi untuk mempelajari bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh seorang psikopat. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada penulis selanjutnya guna membaca makna yang terkandung dalam suatu film.