1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Proyek konstruksi saat ini memiliki tantangan dan persaingan yang
semakin kompleks. Terlebih lagi semakin banyaknya perusahaan konstruksi yang saling bersaing dari berbagai jenis level perusahaan. Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan hasil produksi dalam hal kualitas dan waktu penyelesaian menjadi sangat penting agar perusahaan dapat terus bersaing dan bertahan. Rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi dimulai dari persiapan di lapangan hingga penyerahan hasil konstruksi, yang dalam pelaksanaannya terbagi dalam berbagai paket pekerjaan yang melibatkan berbagai pihak lain (Susilawati, 2005). Masing-masing pihak memfokuskan dirinya melakukan pekerjaan yang menjadi kemampuan utamanya (core-competency) dan menyerahkan kegiatan lainnya kepada pihak lain (sub-kontraktor), sehingga proyek konstruksi dapat dikatakan memiliki tingkat “fragmentasi” yang tinggi (Susilawati, 2005). Proyek konstruksi dimulai dari adanya suatu kebutuhan dari owner yang kemudian diteruskan kepada pihak-pihak lain seperti konsultan, kontraktor, sub kontraktor, supplier, labour yang saling terkait menjadi suatu rangkaian proses konstruksi. Hubungan antara pelaku pekerjaan konstruksi tersebut akan membuat suatu model hubungan yang menempatkan satu pihak tertentu sebagai satu mata rantai dalam suatu pekerjaan konstruksi yang disebut sebagai Construction Supply Chain (CSC) dengan tujuan menghasilkan produk konstruksi (Yustiarini, 2007).
2
Menurut Xue et al. (2007) CSC terdiri dari multi-stage process yaitu seluruh proses bisnis konstruksi dari adanya permintaan atau kebutuhan client, pembuatan konsep (conceptual), perencanaan desain dan proyek konstruksi hingga maintenance, replacement yang akhirnya menonaktifkan bangunan. CSC merupakan multi-organization process yang melibatkan client/owner, designer, contractor, subcontactor, supplier, consultant dan sebagainya. Di dalam CSC terdapat tiga aspek aliran yang terjadi diantara para pelaku CSC yaitu aliran informasi (flow of informations), aliran material (flow of materials) dan aliran dana (flow of funds). Para pelaku CSC dibagi menjadi pelaku hilir (owner, consultant), pelaku hulu (subcontactor, supplier) dan kontraktor merupakan pelaku utama dalam jaringan CSC yang menjadi penghubung antara pelaku hilir dan pelaku hulu. Oleh karena itu maka diperlukan kontrol yang baik oleh kontraktor sebagai pelaku utama untuk menghasilkan proyek konstruksi yang sesuai spesifikasi dengan pengeluaran biaya proyek yang sudah direncankan, sehingga kontraktor bisa memperoleh keuntungan proyek sesuai dengan target perusahaan. Berdasarkan hasil suatu studi diperoleh kesimpulan bahwa desain supply chain yang buruk memiliki potensi untuk meningkatkan biaya proyek hingga 10% (Bertelsen, 1993). Terjadinya peningkatan biaya pelaksanaan proyek konstruksi gedung adalah dampak dari risiko dalam jaringan CSC bagi kontraktor yang merupakan pelaku utama dari CSC. Risiko di dalam CSC terdapat di dalam tiga aspek aliran (flow of informations, flow of materials, flow of funds) yang terjadi
3
antara pelaku CSC. Oleh karena itu risiko yang mungkin terjadi dalam ketiga aliran CSC ini harus ditangani dengan cara yang benar. Studi tentang supply chain dalam proyek konstruksi sudah banyak dilakukan di Indonesia yang ditinjau dari berbagai aspek, misalnya penelitian mengenai jaringan supply chain yang terjadi pada proyek konstruksi gedung di Bandung
dan Jakarta serta bagaimana proses pembentukan jaringan tersebut
(Susilawati, 2005). Kemudian Soepiadhy (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh supply chain terhadap kinerja kontraktor bangunan gedung di Jember. Penelitian mengenai kerja sama diantara pihak pihak yang terlibat di dalam supply chain pada proyek konstruksi gedung di Surabaya dilakukan oleh Sutowijoyo (2011). Dari berbagai studi supply chain belum banyak yang mengkaji mengenai risiko yang terjadi di dalam aliran supply chain pada proyek konstruksi gedung. Oleh karena itu dalam penilitian ini akan dilakukan analisis risiko aliran supply chain (flow of information, flow of material, flow of fund) pada proyek konstruksi bangunan gedung di Bali yang berpengaruh terhadap biaya proyek sehingga menyebebakan menurunnya keuntungan kontraktor. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang akan
diteliti adalah sebagai berikut: 1.
Risiko apa saja yang kemungkinan terjadi dalam tiga aliran (flow of material, flow of information dan flow of fund) dalam sistem supply chain proyek konstruksi gedung yang menyebabkan menurunnya keuntungan kontraktor?
4
2.
Risiko mana saja dari variabel-variabel risiko teridentifikasi yang tergolong dalam major risk?
3.
Bagaimana langkah tindakan mitigasi dari major risk yang sudah teridentifikasi?
4.
Seberapa besar pengaruh variabel bebas (independent) yaitu risiko dalam aliran informasi (flow of information), risiko aliran material (flow of material) dan risiko aliran dana (flow of fund) terhadap variabel terikat (dependent) yaitu penurunan keuntungan kontraktor.
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka tujuan dari penilitian ini
adalah: 1.
Untuk mengetahui risiko apa saja yang kemungkinan terjadi dalam tiga aliran (flow of material, flow of information dan flow of fund) dalam sistem supply chain proyek konstruksi gedung yang menyebabkan menurunnya keuntungan kontraktor.
2.
Untuk mengetahi risiko mana saja dari variabel-variabel risiko teridentifikasi yang tergolong dalam major risk.
3.
Untuk mengetahui langkah tindakan mitigasi dari major risk yang sudah teridentifikasi.
4.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (independent) yaitu risiko dalam aliran informasi (flow of information), risiko aliran material (flow of material) dan risiko aliran dana (flow of fund) terhadap variabel terikat (dependent) yaitu penurunan keuntungan kontraktor.
5
1.4
Batasan Masalah Pada penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal berikut:
1.
Objek penelitian ini adalah kontraktor yang merupakan pelaku utama dalam proyek konstruksi gedung.
2.
Penelitian ini dilakukan terhadap kontraktor di daerah Denpasar dan Badung.
3.
Identifikasi risiko pada ketiga aliran supply chain yaitu flow of information, flow of material dan flow of fund.
4.
Identifikasi risiko difokuskan pada risiko yang berpengaruh terhadap penurunan keuntungan kontraktor dari segi finansial atau biaya proyek.
1.5
Manfaat Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas diharapkan manfaat dari penelitian ini
adalah: 1.
Bagi peneliti, merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pasca sarjana Fakultas Teknik Sipil Universitas Udayana, dan juga untuk mendalami pengetahuan mengenai supply chain dan analisis risiko pada proyek konstruksi gedung.
2.
Bagi akademik Universitas Udayana, untuk menambahkan penelitian mengenai supply chain dan analisis risiko pada proyek konstruksi gedung. Dan diharapakan penelitian ini akan dilanjutkan lebih jauh untuk mendapatkan analisa yang lebih dalam dengan sudut pandang lain.
3.
Bagi praktisi proyek konstruksi diharapakan dapat memberikan informasi mengenai risiko yang kemungkinan terjadi dalam tiga aspek aliran (flow of material, flow of information dan flow of fund) dalam sistem supply chain
6
proyek konstruksi gedung yang berpengaruh terhadap penurunan keuntungan kontraktor serta penanganan terhadap risiko tersebut.