ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang Masalah Di zaman modern seperti sekarang dimana era globalisasi, arus teknologi dan
informasi berkembang dengan sangat cepat. Membuat pergerakkan barang produksi juga semakin cepat, dan semakin bertambah banyaknya pilihan-pilihan produk yang ditawarkan oleh pelaku usaha kepada para konsumen. Konsumsi rumah tangga masih menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Di awal tahun, konsumsi rumah tangga naik pada februari. Kuatnya daya beli konsumen di Indonesia ditopang peningkatan penghasilan serta inflansi yang masih cukup tinggi. 1 Membudayanya perilaku konsumtif tidak terlepas dari peran media. Baik media elektronik maupun media nonelektronik. Salah satu sarana pemasaran yang sedang populer dimanfaatkan oleh pelaku usaha dalam memasarkan barang-barang kebutuhan sehari-hari adalah iklan. Penayangan iklan melalui media elektronik seperti televisi, radio, internet, maupun melalui media nonelektronik seperti majalah, surat kabar, billboard, dan lain-lain tampilannya akan semakin menarik, serta daya jangkauannya akan semakin luas, dan dapat dilihat atau diketahui oleh setiap tingkatan usia. Sampai media – media sosial seperti facebook, twitter, atau yang lainnya dipenuhi dengan penawaran berbagai
1
SKRIPSI
Jawa Pos, Konsumen Mulai Aksi Borong, Jawa Pos, Surabaya, 9 Maret 2013, h.5
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
macam produk. Dengan mudahnya seseorang bisa mengakses hal tersebut dimanapun, kapanpun dan dengan mudah untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkannya. Informasi yang benar, jelas, dan jujur dalam suatu produk itu sangatlah penting karena hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa adalah salah satu hak konsumen sebagaimana diatur dalam pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Kebutuhan konsumen akan informasi suatu produk ini sangatlah penting artinya, dan salah satu cara konsumen untuk mengetahui informasi dalam produk tersebut adalah melalui iklan. Informasi dalam iklan merupakan salah satu sarana pemasaran yang sangat banyak dipergunakan oleh pelaku usaha untuk memperkenalkan produk, dan memberikan informasi yang sebenar-benarnya kepada konsumen. Sejatinya iklan merupakan media positif bagi konsumen untuk memperoleh informasi guna dapat melakukan perbandingan antar produk, sehingga harus dicegah hal-hal yang dapat menimbulkan akses yang cenderung memasukkan unsur negatif yang bersifat tidak benar, menyesatkan, dan lain sebagainya. 2 Idealnya informasi yang di sampaikan oleh pelaku usaha tersebut bukan hanya menonjolkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh suatu produk, tetapi perlu pula diimbangi dengan informasi yang memuat kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh
2
Nurmadjito, Kesiapan Perangkat Peraturan Perundang –undangan tentang Perlindungan Konsumen dalam Menghadapi Era Perdagangan Bebas, Mandar Maju, 2000, h.18 ‐ 19
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
produk yang bersangkutan, terutama mengenai hal-hal yang menyangkut keamanan dan keselamatan konsumen. 3 Akan tetapi terkadang ada penyimpangan yang dilakukan oleh oknum pelaku usaha. Iklan suatu produk yang seringkali menyesatkan dan mengakibatkan kerugian bagi konsumen. Hal ini disebabkan banyaknya pelaku usaha yang berlomba-lomba untuk mempengaruhi konsumen agar membeli produk yang mereka hasilkan dengan cara melebih-lebihkan kualitas barang yang mereka hasilkan dan terkadang tidak mencantumkan informasi yang lengkap pada label produk yang mereka hasilkan.Dalam periklanan adanya kecenderungan melebih-lebihkan kualitas barang dan jasa yang di produksinya dan menjelek-jelekan produk barang dan jasa pelaku usaha lain. Di samping dapat menimbulkan kerugian, iklan juga memiliki kecenderungan sebagai penyebab timbulnya ketidakstabilan dalam masyarakat hal ini dapat terlihat dari penyalahgunaan iklan dalam bentuk-bentuk iklan yang menjerumuskan dan merangsang remaja untuk memulai merokok, iklan susu bubuk dalam kaleng yang menyatakan susu tersebut lebih baik dari air susu ibu, iklan-iklan yang merangsang seks dan sadisme, iklan yang menipu atau memperdaya konsumen, promosi manipulatif serta menyesatkan, bahkan pembodohan, baik di media elektronik maupun di media cetak. 4
3
Dedi Harianto, Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Periklanan yang Menyesatkan, Juli 2010 Di kutip dari Nurhaina burhan, Hak Konsumen Keamanan dan Perlindungan, Harian Waspada, Sabtu 27 Mei 2000 4 Rony Rahmana, Studi Pemberlakuan Pasal – pasal yang Terkait dengan Periklanan dalam Undang – Undang Perlindungan Konsumen Di Indonesia, Ghalia Indonesia Juli 2010, h.6
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Dalam prakteknya di Indonesia, iklan yang sifatnya membohongi konsumen terdapat empat macam, yaitu : 5 1. Iklan yang memuat pernyataan yang salah ( false statement ). 2. Iklan yang memuat pernyataan yang menyesatkan ( mislead ). 3. Iklan yang berlebihan ( puffery ). 4. Iklan yang memakai tiruan ( mock ups ). Ke empat sifat iklan yang membohongi konsumen yang dilakukan oleh pelaku usaha inilah yang sering kali mengakibatkan kerugian bagi konsumen. Seperti dalam kasus iklan-iklan rokok. Iklan merupakan elemen yang sangat penting dan sebagai salah satu dari ujung tombak bagi produsen rokok dalam menunjang keberhasilan pemasaran suatu produk rokok. Tidak bisa kita hindari, iklan rokok merupakan salah satu faktor terbesar dalam mempengaruhi remaja untuk mencoba merokok. Anak-anak Indonesia kini dalam bahaya karena mereka merokok sejak usia dini. Prevalensi perokok anak usia 13-15 tahun mencapai 26,8 persen dari total populasi penduduk Indonesia, 234 juta jiwa. Karena itu, Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak mendesak pemerintah melarang secara menyeluruh iklan, promosi, dan sponsor rokok. Ketua Komnas Perlindungan Anak Seto Mulyadi mengemukakan hal itu, setelah mengekspose hasil penelitian Komnas Perlindungan Anak bersama Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) dan Tobacco Control Support Center-IAKMI, yang dilakukan 5
Yohanes Sogar Simamora, Iklan dan Upaya Perlindungan Hukum Bagi Konsumen, Yuridika, No.4 Th. Juli‐Agustus, 1999, h.46
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Januari - Oktober 2007. "Iklan rokok merupakan monster bagi anak-anak karena ia dengan mudah terpengaruh," ujarnya. 6 Dalam perkembangannya sekarang ini iklan-iklan rokok semakin gencar menarik konsumen untuk membeli rokok. Tidak jarang, hal-hal positif diselipkan dan disalahgunakan untuk menanamkan persepsi tentang merokok yang sebenarnya menjerumuskan. Dalam peraturan memang tidak boleh ada iklan yang menunjukkan display atau batang rokok. Tetapi peraturan seperti ini dapat disiasati dengan baik oleh produsen-produsen rokok tersebut. Perusahaan rokok semakin cermat dalam pembuatan iklannya dengan menyelenggarakan atau mensponsori suatu acara-acara yang tetap bertujuan untuk mengiklankan produk rokok tersebut. Dalam pantauan Komnas Perlindungan Anak, menurut Seto Mulyadi, sepanjang Januari-Oktober 2007 terdapat 2.848 tayangan televisi yang disponsori rokok di 13 stasiun televisi. Juga tercatat 1.350 kegiatan yang diselenggarakan atau disponsori industri rokok, seperti kegiatan musik, olahraga, film layar lebar, ajang pencarian bakat, seni dan budaya, hingga keagamaan." Pada acaraacara ini kerap kali industri rokok membagi-bagikan rokok gratis kepada pengunjung tanpa pandang usia, kendati bertentangan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003," ujarnya. 7 Keberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan ini telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dan digantikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tentang 6
http://nasional.kompas.com/read/2008/01/18/19084238/Prevalensi.Anak.Merokok.26.8.Persen, 18 januari 2008, dikunjungi pada tanggal 15 Maret 2013 7 Ibid.
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Pengamanan Bahan Yang mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan yang mulai berlaku pada tanggal 24 Desember 2012, sesuai dengan pengaturan pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012, pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4276), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Para produsen rokok mampu memasuki segala genre musik yang diselenggarakan anak-anak muda dengan bantuan sebagai sponsorship maupun yang diselenggarakan oleh perusahaan rokok itu sendiri. Mulai Djarum Rock Festival hingga yang paling baru semacam Class Music dan A Mild Rising Stars. Dalam event tersebut,
produsen
rokok
bahkan
membagikan
rokok
gratis
atau
mudah
mendapatkannya dengan menukarkan potongan tiket masuk acara tersebut, tanpa melihat berapa umur orang yang saat itu menukarkan tiketnya dengan sebungkus rokok dalam eventnya. Sedemikian mudahnyalah anak-anak muda mendapatkan rokok. Di bidang-bidang olahraga pun tidak luput dari perusahaan rokok. Gudang Garam yang pernah menjadi pemodal utama dalam operasional Persatuan Sepak Bola Kediri di Kediri, Jawa Timur di karenakan pabrik Gudang Garam berada di kota Kediri. Contoh lain yaitu, Djarum yang membuat klub bulu tangkis di Kudus, Jawa Tengah, Dan Liga Djarum dan Copa Dji Sam Soe sebagai nama dari kompetisi sepak bola.
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Para produsen rokok dalam pemasarannya juga sering kali memakai sloganslogan yang sangat menarik untuk dibaca atau dipahami oleh para kawula muda. Dengan slogan merokok dengan rendah kadar Tar dan Nikotin, slogan yang menarik bagi para remaja misalnya tema “bukan Basa Basi”, “go ahead”, “asyiknya rame rame”, “teman yang asyik”, “gak ada lo gak rame”, “ada obsesi ada jalan”,“yang penting hepi”, “pria punya selera”, “expresikan aksimu”, “my life my adventure”, “Super Taste for Super People”, dan “buktikan merahmu”. 8 Slogan tersebut sangat efektif dalam mempengaruhi remaja seakan-akan ingin membuat suatu gambaran jika seorang lelaki akan terlihat lebih gaul, berwibawa, pemberani, keren dan jantan apabila mereka merokok. Kata – kata seperti ini yang dianggap menyesatkan dan bersifat promotif dan melanggar ketentuan pasal 24 ayat 1 dan 2 PP 109 tahun 2012. Pasal ini mengatur tentang produsen rokok dilarang untuk mencantumkan keterangan atau tanda apapun yang menyesatkan atau kata-kata yang bersifat promotif. Iklan dan slogan semacam ini kenyataannya memang sangat efektif dalam mempengaruhi persepsi konsumen terutama kalangan anak-anak, remaja dan dewasa muda. Dikarenakan pola pikir mereka belum terlalu matang, cenderung labil sehingga mudah sekali untuk dipengaruhi dengan iklan-iklan dan slogan semacam ini. Terbukti dengan meningkatnya konsumsi rokok dan masih banyaknya perokok muda di Indonesia. Tingginya tingkat konsumsi rokok di suatu negara berkorelasi dengan longgar atau ketatnya regulasi terhadap rokok. Hingga tahun 2009, Indonesia 8
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/02/01/17201573/Belajar.dari.Regulasi.Rokok.Negara .Lain, dikunjungi pada tanggal 1 februari 2013
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
menempati peringkat keempat di dunia dalam konsumsi rokok setelah China, Amerika Serikat, dan Rusia. Namun, kini Indonesia menyodok ke peringkat ketiga untuk konsumsi rokok terbanyak di dunia setelah China dan India. 9 Tingginya tingkat perokok muda di Indonesia ini sangatlah mengkhawatirkan, padahal sebenarnya mereka mengerti apa saja dampak negatif dari merokok dikarenakan zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok tersebut, mulai dari gangguan reproduksi dan fertilitas, mulut dan gigi rusak, jantung, paru-paru, hingga kanker. Baru-baru ini di temukan kembali dampak negatif dari rokok tersebut. Penelitian terbaru menyebutkan merokok menjadi penyebab utama dalam timbulnya kanker Laring. Mekanisme rokok yang mengakibatkan kanker laring. yakni, asap rokok yang mengandung kimia semacam karsinogen masuk dalam tubuh. Dalam waktu yang lama, asap itu mengiritasi epital mukosa laring (bagian dari laring yang juga terdapat pita suara) dalam jangka panjang, sel-sel bias berproliferasi alias tumbuh tak terkendali. 10 Tindakan para pelaku usaha dalam memasang iklan rokok yang demikian ini, seringkali merugikan masyarakat. Selain itu terdapat posisi yang tidak seimbang antara konsumen dan pelaku usaha. Posisi lemah pada konsumen seperti ini cenderung di manfaatkan pelaku usaha untuk semakin melemahkan posisi konsumen guna meraih keuntungan yang lebih besar. Banyaknya pelanggaran yang terjadi hendaknya perlu lebih di perhatikan. Oleh karena itu untuk melindungi kelemahan 9
Ibid. Jawa Pos, Merokok Jadi Penyebab Terbanyak Kanker Laring, Jawa Pos, Surabaya, 13 Maret 2013, h.40 10
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
kelemahan pada konsumen harus ada perlindungan bagi konsumen melalui sarana dan perangkat hukum, baik dari aspek norma atau hukum positif maupun lembaga penegakannya. Pada keadaan yang terdahulu, sebelum terbentuknya Undang-undang perlindungan konsumen terdapat beberapa sisi kurangnya perlindungan terhadap konsumen, sehingga konsumen kurang mempunyai kedudukan yang “aman”. Mengingat lemahnya kedudukan konsumen dibandingkan dengan kedudukan para produsen atau pelaku usaha yang relative lebih kuat dalam kebanyakan hal, maka konsumen sangat membutuhkan payung hukum sebagai perlindungan hukum bagi para konsumen. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen maka diharapkan akan dapat memberikan perlindungan terhadap konsumen di Indonesia karena kurangnya pengetahuan dan posisi lemah atau tidak seimbang para konsumen yang seringkali salah mengidentifikasi maksud dan tujuan dari iklan produk tersebut dan yang sering kali memuat pernyataanpernyataan yang tidak benar dan menimbulkan potensi kerugian bagi konsumen. 2.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas,
maka permasalahannya adalah : a. Bagaimanakah pengaturan peredaran iklan rokok di Indonesia sebagai bentuk perlindungan hukum bagi konsumen? b. Bagaimanakah upaya hukum dalam pelanggaran iklan rokok di Indonesia?
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
3.
Penjelasan Judul Penulis
menggunakan
judul
“
PERLINDUNGAN
HUKUM
BAGI
KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK “. Dalam rangka menghindari terjadinya penafsiran yang berbeda dan untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas dengan permasalahan di atas maka akan dijelaskan terlebih dahulu pengertian dari judul, yaitu : Pengertian perlindungan hukum menurut Undang-undang Nomor 4 tahun 1999 tentang Pers adalah jaminan perlindungan pemerintah dan atau masyarakat kepada warga negara dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban, dan peranannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dikaitkan dengan pengertian perlindungan konsumen dalam pasal 1 angka 1 Undang -undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Pengertian konsumen dalam pasal 1 angka 2 Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk di perdagangkan. Dijelaskan lebih lanjut pada pasal 1 angka 2 Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dalam penjelasannya pengertian konsumen di bedakan menjadi dua kelompok, yaitu konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses suatu
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
produk lainnya. Dalam judul skripsi ini yang dimaksud dengan konsumen adalah konsumen akhir. Pengertian iklan menurut pasal 46 angka 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyatakan bahwa siaran iklan terdiri atas 2 kelompok yaitu siaran iklan niaga dan siaran iklan layanan masyarakat. Pengertian Siaran iklan niaga dalam pasal 1 angka 6 Undang-undang 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan. Pengertian Siaran iklan layanan masyarakat dalam pasal 1 angka 7 Undang-undang 32 tahun 2002 Tentang Penyiaran adalah siaran iklan nonkomersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan/atau pesan-pesan lainnya kepada masyarakat untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut. Di jelaskan lebih lanjut dalam pasal 1 angka 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan menyatakan bahwa iklan niaga produk tembakau yang selanjutnya disebut iklan produk tembakau, adalah iklan komersial dengan tujuan memperkenalkan dan/atau memasyarakatkan barang kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
tembakau yang di tawarkan. Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan iklan adalah iklan niaga produk tembakau. Pengertian rokok menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah gulungan tembakau (kira – kira sebesar kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas). Dijelaskan lebih lanjut pada pasal 1 angka 3 PP 109 tahun 2012, rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk di bakar dan di hisap dan/atau di hirup asapnya, termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang di hasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tembakau. Penjelasan dari pengertian kata-kata di atas merupakan suatu rangkaian yang berkaitan dan memiliki pengertian yang utuh sehingga memberikan penjelasan untuk memberikan perlindungan hukum terhadap konsumen dari iklan
produk-produk
tembakau yang menyesatkan dan banyak menimbulkan kerugian, berkaitan dengan pelaku usaha yang sering membuat iklan-iklan rokok yang berlebihan dan kurangnya pemahaman konsumen atas pengaturan iklan rokok di Indonesia. 4.
Alasan Pemilihan Judul Penulisan skripsi dengan pengambilan judul “Perlindungan Hukum Bagi
Konsumen Atas Peredaran Iklan Rokok”, didasari dan di latar belakangi dengan masih banyaknya dalam praktek para remaja dan anak-anak yang mencoba merokok karena terpengaruh dari iklan-iklan rokok. Iklan rokok merupakan “monster” bagi remaja dan anak-anak karena mereka dengan sangat mudahnya terpengaruh oleh
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
iklan-iklan rokok tersebut. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut maka saya tertarik untuk mengupas lebih dalam permasalahan ini karena ingin lebih memahami apakah para pelaku usaha produk tembakau telah sepenuhnya menjalankan sesuai yang diatur dalam pengaturan iklan-iklan produk tembakau di Indonesia ini, apakah telah memenuhi asas – asas perlindungan konsumen khusunya bagi remaja dan anakanak dari bahaya rokok dan mengetahui tentang sanksi yang dapat dikenakan pada pelaku usaha dalam pembuatan iklan, upaya hukum yang dapat dilakukan oleh konsumen berkaitan dengan perlindungan konsumen dan peranan pemerintah dalam melakukan pengendalian dalam iklan produk tembakau. 5.
Tujuan Penulisan a. Mengetahui apakah peredaran iklan rokok di Indonesia telah memenuhi asasasas perlindungan konsumen dan pengaturan iklan rokok dapat memberikan perlindungan hukum bagi konsumen. b. Mengetahui apa saja upaya hukum yang dapat di tempuh konsumen terhadap pelanggaran-pelanggaran iklan rokok yang dilakukan oleh pelaku usaha produk tembakau.
6.
Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam skripsi ini berdasarkan judul dan perumusan
masalah yang diajukan secara keseluruhan dari tahap pendekatan masalah sampai dengan analisis bahan hukum dapat diuraikan sebagai berikut:
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
a. Pendekatan Masalah Dalam penulisan skripsi ini digunakan penelitian hukum dengan menggunakan pendekatan Statute Approach. Pendekatan Statute Approach yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi serta membahas peraturan perundang-undangan yang berlaku berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. Dalam skripsi ini menelaah semua peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap konsumen dalam kaitannya dengan pelanggaran – pelanggaran terhadap iklan yang di lakukan oleh pelaku usaha produk tembakau yang dapat menyesatkan konsumen. b. Sumber Bahan Hukum Dalam menyusun skripsi ini dipergunakan 2 (dua) macam bahan hukum yang dapat dibedakan yaitu : Sumber bahan hukum primer Merupakan bahan hukum yang berasal dari peraturan perundang – undangan yang diperlukan dan berkaitan dengan pokok permasalahan dalam skripsi ini, antara lain Undang – Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Kitab Undang – Undang Hukum Pidana yang selanjutnya di sebut KUHP, Kitab Undang _ Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk wetboek (BW), Undang – Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang – Undang Nomor 4 tahun 1999 tentang Pers, Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau, Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.3.1.3322 tentang Tata Laksana Pengawasan Produk Rokok yang Beredar Dan Iklan, Etika Pariwara Indonesia (EPI) Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia. Sumber bahan Hukum sekunder Merupakan bahan-bahan hukum yang berasal dari kepustakaan, seperti buku, artikel, surat kabar, dan dari internet. c.
Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Hukum Untuk mendapatkan bahan hukum yang di perlukan dalam skripsi ini
diperoleh melalui peraturan perundang-undangan yang erat kaitannya dengan pembahasan pada skripsi ini, juga dikumpulkan melalui artikel, surat kabar dan juga dari internet yang membahas mengenai perlindungan konsumen, yang kemudian diseleksi berdasarkan klasifikasi prioritas sehubungan dengan masalah yang ada, yang selanjutnya diolah dan dirumuskan secara sistematis dengan pokok bahasan dalam skripsi ini. d.
Analisis Bahan Hukum Dalam skripsi ini di gunakan metode deskriptif analisis yaitu dengan
memaparkan dan menafsirkan bahan – bahan hukum yang di peroleh untuk kemudian di padukan dan dianalisis serta di susun berdasarkan rumusan masalah, diuraikan dan
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
dijelaskan secara terperinci dalam skripsi ini sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. 7.
Pertanggungjawaban Sistematika Materi skripsi ini terbagi dalam empat bab pokok permasalahan, dan untuk
lebih mempermudah dan memperjelas materi yang terangkum di dalamnya, maka penulis akan membaginya sebagai berikut : Bab I merupakan bab pendahuluan yang memuat latar belakang permasalahan, rumusan masalah, penjelasan judul, alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, metode penulisan, dan di akhiri dengan pertanggungjawaban sistematika. Bab II yang berjudul Pengaturan Iklan Rokok di Indonesia Sebagai Bentuk Perlindungan Hukum Bagi Konsumen ini terdiri dari tiga (3) subbab, yaitu : subbab pertama berjudul Iklan Sebagai Wujud Hak Konsumen Atas Informasi, subbab kedua berjudul Kriteria Iklan Rokok Yang Menyesatkan, dan subbab ketiga dan terakhir dalam bab II ini adalah berjudul Pengaturan Iklan Rokok Dalam Ketentuan Perlindungan Konsumen. Bab III yang berjudul Upaya Hukum Atas Pelanggaran Dalam Iklan Rokok, menjelaskan tentang kewajiban – kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha dalam pembuatan iklan rokok, dan menambahkan sanksi – sanksi apa saja yang dapat dikenakan pada pelaku usaha yang melakukan pelanggaran dalam pembuatan iklan rokok, serta pada akhir bab III ini menjelaskan tentang peran serta pemerintah dalam pengendalian iklan produk tembakau.
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN
ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
Bab IV merupakan penutup dan yang mengahkiri seluruh rangkaian uraian dan pembahasan masalah. Pada bab ini memuat kesimpulan dari apa yang telah di bahas dalam bab – bab sebelumnya. Dan pada bab ini juga terdapat sedikit saran dari penulis yang mungkin dapat mengatasi masalah yang ada pada rumusan masalah dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum maupun bermanfaat bagi masyarakat.
SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN ATAS PEREDARAN IKLAN ROKOK
RIDO RAMADHAN