BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah sebagai suatu sistem akan menghasilkan output yang baik, jika input dan prosesnya berjalan dengan baik. Karena sekolah sebagai sistem, maka input, proses, danoutput merupakan satu kesatuan yang terintegrasi. Mengadakan perubahan pada satu komponen akan mengakibatkan perubahan pada komponen lainnya. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu upaya yang harus diwujudkan oleh semua elemen pendidikan. Banyak komponen yang dapat membantu untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif diantanya komponen tingkat professional guru, kinerja mengajar guru, kurikulum, manajemen pembiayaan, ketersediaan sarana dan prasarana, dan lain-lain. Efektivitas pembelajaran sangat penting untuk terus dikembangkan mengingat kualitas hasil sangat tergantung pada kualitas proses pembelajaran. Sebagaimana
dikemukakan
oleh
Fatttah
(2003)
bahwa”
kualitas
hasil
pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas proses pembelajaran.” Kualitas proses pembelajaran yang dianggap baik adalak ketika proses pembelajaran berlangsung secara efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Efektivitas pembelajaran merupakan unsur yang dominan dalam meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran lebih jauhnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu pengkajian
yang
lebih
mendalam
di
bidang
efektivitas
pembelajaran.
Terwujudnya kualitas lulusan yang baik di SD sangat ditentukan oleh kualitas
1
proses pembelajaran di SD. Berbicara tentang kualitas pendidikan atau kualitas lulusan di SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut selama ini masih dianggap kurang. Berdasarkan temuan dilapangan dilihat dari satu aspek saja yaitu aspek pengetahuan masih sangat rendah. Hal ini dilihat dari hasil ujian try out untuk AUSBN yang dilaksanakan di kabupaten Garut, hasil yang diperoleh siswa-siswa di kecamatan bayongbong relative sangat kurang. Berdasarkan data yang ada di Kecamatan Bayongbong, dari 52 SD Negeri yang ada di kecamatan bayongbong, lebih dari 30% mendapatkan hasil 50% siswanya tidak mendapatkan nilai yang sesuai dengan standar kelulusan baik dilihat dari nilai KKM sekolah tersebut maupun nilai minimal yang ditentukan oleh pemerintah yaitu 5,5. Kurangnya kualitas pendidikan disinyalir karena kurang efektifnya proses pembelajaran. Karena itu, efektivitas pembeljaran sangat penting untuk diteliti agar peningkatan kualitas pendidikan dapat segera tercapai. Dihak lain penelitian dibidang efektivitas pembelajaran sangat penting untuk mengembangkan atau mengkaji ulang teori-teori yang ada serta relevansinya dengan kondisi di lapangan khususnya pada SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru. Profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya
2
dalam hal bidang keilmuannya. Misalnya guru SD bukan lah sarjana di bidang keahlian mengajar di SD. Memang jumlah tenaga pendidik secara kuantitatif sudah cukup banyak, tetapi mutu dan profesionalisme belum sesuai dengan harapan. Banyak diantaranya yang tidak bermutu dan menyampaikan materi yang keliru
sehingga
mereka
tidak
atau
kurang
mampu
menyajikan
dan
menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar bermutu. Selama ini penelitian tentang efektivitas pembelajaran sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, tetapi khusus bagi SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut penelitian tersebut belum pernah ada yang melaksanakan. Oleh karena itu penelitian ini sangat penting agar dapat memberikan masukan demi perbaikan proses pembelajaran. Bayak faktor yang memungkinkan mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Salah satu faktor yang sangat jelas memberikan kontribusi terhadap pembelajaran adalah faktor pembiayaan. Faktor pembiayaan di SD sekarang tidak lepas dari Manajemen BOS di sekolah tersebut. Selain itu faktor yang sangat dominan dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran adalah faktor guru. Khusus faktor guru sangat tertumpu pada bagaimana kinerja mengajar guru tersebut
dalam
melaksanakan
tugasnya
khususnya dalam
melaksanakan
pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis akan melaksanakan penelitian tentang Kontribusi Manajemen BOS
dan Kinerja Mengajar Guru
terhadap Efektivitas Pembelajaran di Sekolah Dasar. Penelitian ini mengkaji data tentang masalah pokok dalam efektivitas pembelajaran serta faktor-faktor yang
3
menunjang atau memberikan kontribusi terhadapnya. Faktor-faktor yang memmberikan kontribusi kepada efektivitas pembelajaran yang akan diteliti khususnya manajemen BOS dan kinerja mengajar guru. Sehingga dari hasil penelitian akan diketahui besaran kontribusi manajemen BOS dan kinerja mengajar guru terhadap efektivitas pembelajaran pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Dari berbagai faktor yang memberikan kontribusi terhadap efektivitas pembelajaran di sekolah dasar, diantaranya manajemen pembiayaan pendidikan, kinerja mengajar guru, sarana prasarana, kurikulum, lingkungan sosial siswa, budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, dan lain-lain. Manajemen efektivitas
pembiayaan
pembelajaran
karena
pendidikan
sangat
pelaksanaan
berpengaruh
pembelajaran
yang
terhadap efektif
membutuhkan berbagai sarana, media dan motivasi yang tinggi dari guru dalam mengajar. Berbicara manajemen pembiayaan di SD Negeri di Kecamatan bayongbong
Kabupaten
Garut,
karena
pada
umumnya
pendanaannya
menggunakan dana BOS, maka manajemen pembiayaan identik dengan manajemen BOS. Pengadaan sarana prasarana yang baik dan dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran yang efektif diperlukan biaya yang harus dikelola secara baik pula. Media pembelajaran dan alat-alat peraga/ alat bantu dalam pembelajaran pun pengadaannya sangat membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga pengadaannya baru dapat dilaksanakan jika manajemen BOS di sekolah
4
tersebut berjalan dengan baik. Untuk meningkatkan motivasi guru diperlukan konfensasi, sedangkan salah satu bentuk konvensasi yang paling efektif diantanya berupa insentif atau uang yang pelaksanaanya memerlukan dana, serta akan terlaksana jika pelaksanaan manajemen BOS di sekolah tersebut berjalan dengan baik. Dari berbagai faktor-faktor penentu kualitas proses pembelajaran tersebut perlu anggaran yang mendukung. Sehingga disekolah perlu dianggarkan biaya untuk pembinaan profesional guru seperti peningkatan kualifikasi pendidikan, pendidikan dan latihan, dan pengadaan buku bacaan untuk guru. Selain itu perlu anggaran untuk meningkatkan motivasi kerja guru dengan perbaikan sarana bangunan, pengadaan buku pelajaran, alat peraga pembelajaran, kegiatan ektra kulikuler dan lain-lain. Efektivitas pembelajaran sangat ditentukan oleh kinerja mengajar guru. Kinerja mengajar guru sangat berhubungan dengan kelengkapan sarana dan prasana. Kelengkapan sarana prasana akan terlaksana bila di sekolah dasar dilaksanakan manajemen
BOS yang baik. Selain itu. Kinerja mengajar guru
dipengaruhi oleh kemampuan dan motivasi. Kemampuan seorang guru ditentukan oleh faktor pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar. Pengetahuan diperoleh melalui pendidikan, pengalaman, latihan dan minat. Sedangkan keterampilan diperoleh melalui bakat dan kepribadian. Motivasi bagi guru akan muncul bila guru mendapat kepuasan atas kondisi kerja dan bila kebutuhannya terpenuhi. Kondisi kerja meliputi kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi sosial. Kondisi fisik meliputi kondisi ruang kelas, dan sarana pembelajaran. Sedangkan kondisi sosial meliputi situasi formal di
5
sekolah, situasi informal, pemimpin dan organisasi profesi. Situasi formal di sekolah meliputi stuktur organisasi, situasi kepemimpinan efisiensi organisasi, kebijakan kepegawaian dan komunikasi. Faktor lain yang memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap efektivitas pembelajaran adalah kurikulum. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan sekolah itu sendiri. Dengan diberlakukanya kurikulum tingkat satuan pendidikan, diharapkan penyusunan kurikulum akan sesuai dengan tuntutan lingkungan sekitar sekolah. Dengan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan lingkungan diharapkan pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih efektif. Lingkungan
sosial
siswa
memberikan
kontribusi
juga
terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Lingkungan yang mendukung terhadap efektivitas pembelajaran dimana lingkungan memberikan rasa aman dan tentram terhadap siswa sehingga siswa merasa siap untuk mengikuti pembelajaran. Ligkungan sosial berupa lingkungan disekolah atau lingkungan dirumah siswa masig-masing. Budaya sekolah memberikan dampak yang cukup besar pula terhadap efektivitas pembelajaran. Budaya sekolah yang kental dengan rasa kekeluargaan akan memberikan rasa aman dan saling memiliki diantara semua elemen yang ada di sekolah. Dengan keadaan tersebut akan memberikan motivasi yang memungkinkan meningkatkan efektivitas pembelajaran. Faktor lainya yang dapat memberikan kontribusi kedalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif adalah kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah
6
dengan kepemimpinannya yang relatif baik dan mempunyai visioner yang jelas akan memberikan pengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih efektif. 2. Batasan Masalah Dari sekian banyak permasalahan yang ada dalam upaya peningkatan efektivitas pembelajaran, karena keterbatasan waktu dan biaya, penulis membatasi penelitian ini pada
masalah yang memberikan kontribusi kepada efektivitas
pembelajaran dari segi manajemen BOS dan kinerja mengajar guru. C. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, penulis menyusun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah manajemen BOS pada SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut? 2. Bagaimanakah Kinerja Mengajar guru pada SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut? 3. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran pada SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut? 4. Seberapa besar kontribusi Manajemen BOS terhadap efektivitas pembelajaran di SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut? 5. Seberapa besar kontribusi kinerja mengajar guru terhadap efektivitas pembelajaran di SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut?
7
6. Seberapa besar kontribusi Manajemen BOS dan kinerja mengajar guru terhadap efektivitas pembelajaran di sekolah dasar di SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskrifsikan dan menggambarkan tentang Manajemen BOS di SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. 2. Mendeskrifsikan dan menggambarkan tentang Kinerja mengajar guru di SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. 3. Mendeskrifsikan dan menggambarkan tentang efektivitas pembelajaran di SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. 4. Mendeskrifsikan dan menggambarkan tentang besaran kontribusi Manajemen BOS terhadap efektivitas pembelajaran di SD se-Kabupaten Garut. 5. Mendeskrifsikan dan menggambarkan tentang besaran kontribusi kinerja mengajar guru terhadap efektivitas pembelajaran di SD se-Kabupaten Garut. 6. Mendeskrifsikan dan menggambarkan tentang besaran kontribusi Manajemen BOS dan kinerja mengajar guru terhadap efektivitas pembelajaran di SD seKabupaten Garut.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini menguji beberapa teori tentang masalah pembiayaan pendidikan, kinerja mengajar guru dan efktivitas pembelajaran. Hasil temuan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui keabsahan dan sebagai pengkajian
8
ulang teori yang ada sehingga teori-teori tersebut dapat digunakan secara universal.
2. Manfaat praktis Proses dan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis pada khususnya, dunia pendidikan pada umumnya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut ini. a. Bagi penulis Penulis akan bertambah wawasan terutama dalam bidang Manajemen pembiayaan, Pengeloalan BOS, kinerja mengajar guru dan kualitas prose pembelajaran. b. Bagi sekolah Sekolah akan memperoleh manfaat, yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan Manajemen BOS, peningkatan kinerja guru dan peningkatan efektivitas pembelajaran. c. Bagi guru; sebagai bahan perbaikan dalam meningkatkan kinerjanya dalam melaksanakan pekerjaan. d. Bagi kepala sekolah; sebagai bahan masukan dalam pengelolaan BOS agar dapat mewujudkan efisiensi dalam peningkatan kualitas pendidikan. e. Bagi masyarakat agar dapat bersama-sama meningkatkan partisifasinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
9
F. Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir merupakan konsep alur pikir penulis dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan kajian secara keilmuan maka dapat disusun kerangka pikir dalam penelitian sebagai berikut ini.
Manajemen BOS Efektivitas pembelajaran Kinerja mengajar guru
G. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi variabel penelitian yang terdiri dari variable X1 manajemen BOS, Variabel X2 Kinerja mengajar guru dan Variabel Y efektivitas pembelajaran. Lebih lanjut dapat diuraikan sebagai berikut ini. 1. Manajemen BOS adalah kegiatan mengatur penerimaan, mengalokasikan, dan mempertanggungjawabkan keuangan BOS untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan. Beberapa indikator dalam manajemen BOS diatur dalam Buku panduan Pengelolaan BOS tahun 2009. Ada tiga tahapan penting dalam manajemen BOS yaitu 1) perencanaan (penganggaran); 2) pelaksanaan/ implementasi dan 3). pertanggungjawaban.
10
2. Kinerja mengajar guru adalah kualitas aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Djam’an Satari mengemukakan indikator prestasi kerja guru/kinerja guru berupa mutu proses pembelajaran yang sangat dipengaruhi oleh guru dalam : a. Menyusun desain instruksional b.
Menguasai metode-metode mengajar dan menggunakannya sesuai dengan sifat kegiatan belajar murid
c.
Melakukan interaksi dengan murid yang menimbulkan motivasi yang tinggi sehingga murid-murid merasakan kegiatan belajar-mengajar yang menyenangkan
d. Menguasai bahan dan menggunakan sumber belajar untuk membangkitkan proses belajar aktif melalui pengembangan keterampilan proses e. Mengenal perbedaan individual murid sehingga ia mampu memberikan bimbingan belajar f. Menilai proses dan hasil belajar, memberikan umpan balik kepada murid dan merancang program belajar remedial. 3. Efektivitas pembelajaran adalah keseluruhan karakteristik layanan jasa pendidikan yang dilaksanakan oleh suatu lembaga pendidikan. Efektivitas pembelajaran menurut
(Baumert, Artelt, Klieme, Neubrand, Prenzel,
Schiefele, Schneider, Tillmann, &Weiss, 2003) dalam Hermann Astleitner terdiri dari 13 indikator. Tiga belas indikator yang menunjukkan efektivitas pembelajaran adalah sebagai berikut ini.
11
a. Pembelajarankan didesain untuk menciptakan pelajaran yang refleksif. b. Memberikan
dukungan,
motivasi
karakteristik-karakteristik
secara
emosional. c. Mempertimbangkan kekuatan/kemampuan para siswa. d. Pengetahuan yang memperoleh dapat diterapkan di dalam bermacammacam konteks-konteks. e. Mendukung
dan
mengevaluasi
langkah-langkah
keterampilan-
keterampilan secara berurutan. f. Merangsang menampilkan ketrampilan-ketrampilan berargumentasi. g. Mengatur dan memandu siswa belajar mandiri. h. Meningkatkan efisiensi dalam belajar. i. Membangkitkan dan mendukung perkembangan minat. j. Meningkatkan perasaan positif. k. Menghindari perasaan negatif. l. Menerapkan rasa hormat dan tanggung jawab. m. Menggunakan bahan-bahan pelajaran pembelajaran di lingkungan diri sendiri.
H. Asumsi Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengemukakan asumsi sebagai berikut ini. 1. pembelajaran yang merupakan inti dari pendidikan pasti membutuhkan biaya, sehingga pembiayaan pasti berpengaruh terhadap proses pembelajaran.
12
2. kinerja mengajar guru merupakan elemen kunci dalam peningkatan kualitas pendidikan sehingga akan memberikan pengaruh yang besar terhadap peningkatan mutu. 3. kualitas pendidikan sangat tergantung dari kualitas pembelajaran, sedangkan kualitas
pembelajaran
adalah
dapat
diciptakan
dengan
mewujudkan
pembelajaran yang efisien dan efektif.
I. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara yang akan dibuktikan kebenarannya melalui penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut ini. 1. Terdapat kontribusi manajemen BOS terhadap efektivitas pembelajaran pada SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. 2. Terdapat kontribusi kinerja mengajar guru terhadap efektivitas pembelajaran pada SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. 3. Terdapat kontribusi manajemen BOS dan kinerja mengajar guru terhadap efektivitas pembelajaran pada sekolah dasar di SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.
J. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan meggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pada penelitian ini pengumpulan data dilaksanakan dengan metode survey.
13
Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik angket. Penggunaan teknik angket dinilai lebih efektif karena dalam proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat untuk responden yang cukup banyak serta jawaban yang diberikan oleh responden akan lebih terbuka.
K. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada SD negeri di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. 2. Populasi Sebagai populasi dalam penelitian terdiri dari 53 SD Negeri dengan jumlah guru dan kepala sekolah sebagai responden sebanyak 347 orang. 3. Sampel Penelitian Untuk melaksanakan penelitian ini penulis mengambil sampel di wilayah Kecamatan Bayongbong. Sekolah yang menjadi tempat penelitian dan diambil sebagai sampel adalah sekolah dasar negeri di lingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Bayongbong yang terdiri dari 53 sekolah dasar.
14