BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sejak
awal
berdirinya
sebuah
negara,
pertumbuhan
ekonomi
merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh setiap negara. Dimana setiap negara sangat mengharapkan terjadinya pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan ekonomi sendiri merupakan perubahan atau pertambahan pendapatan nasional dalam satu tahun tertentu. Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat (Soebagiyo,2015). Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa untuk diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Semakin tinggi nilai pertumbuhan ekonomi suatu daerah maka dapat dikatakan daerah tersebut maju dan produktif dibandingkan dengan daerah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah (Sukirno,2002). Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, perubahan nilai pertumbuhan ekonomi daerah menimbulkan dua efek penting yaitu tercapainya tingkat kesejahteraan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan berupa kesempatan kerja baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya. Perubahan
ini
membawa
pengaruh
1
terutama
daerah
2
berkembang untuk mencapai tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengukur stabilitas permasalahan pertumbuhan ekonomi terkait kesejahteraan masyarakatnya di daerah adalah inflasi. Inflasi merupakan
proses terjadinya suatu kenaikan
harga yang berlaku terhadap perekonomian karena tingkat inflasi penting terhadap perkembangan perekonomian suatu daerah. Perekonomian dapat dikatakan baik apabila tingkat inflasi masih dalam kenaikan yang stabil, sebaliknya kenaikan Inflasi yang tinggi juga akan memberikan dampak yang kurang baik pada perekonomian (Sukirno,2002). Kenaikan inflasi secara umum dikarenakan kenaikan harga bahan baku untuk proses produksi (kenaikan biaya produksi) dan barang-barang dari luar negeri (impor), keadaan ekonomi suatu negara yang tidak stabil dan juga dapat terjadi karena faktor non ekonomi seperti kekacauan politik di dalam suatu negara. Sedangakan inflasi dapat dikakatan positif karena disebabkan oleh kondisi politik dan ekonomi suatu negara yang berada dalam keadaan stabil atau bahkan lebih baik dari tahun sebelumnya (Boediono,1982). Dalam perekonomian daerah, indikator makro ekonomi antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan saling berhubungan. Apabila tingkat inflasi tinggi maka akan menghambat proses produksi sehingga berpengaruh pada perekonomian menjadi lesu. Sebaliknya inflasi yang stabil justru mempunyai pengaruh positif untuk mendorong perekonomian menjadi lebih baik karena masyarakat memiliki gairah untuk bekerja maupun
3
mengadakan investasi sehingga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat pula memicu terjadinya inflasi yang tinggi melalui kenaikan dalam permintaan agregat. Oleh karena itu inflasi memiliki hubungan yang saling berkaitan
dengan
tingkat
pertumbuhan
ekonomi
suatu
daerah.
(Suparmoko,1991) Untuk melihat besar perkembangan nilai pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah dengan melihat perkembangan nilai Product Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB sendiri merupakan jumlah total seluruh nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh setiap sektor produktif dalam suatu regional (daerah) selama periode tertentu. Dengan demikian apabila nilai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari tahun sebelumnya, maka pertumbuhan ekonomi daerah tersebut mengalami kenaikan. Tabel 1.1 PDRB Atas Harga Konstan di Surakarta tahun 2006 – 2014 Tahun
PDRB (Juta Rupiah)
2005 3.858.169,67 2006 4.067.529,94 2007 4.304.287,37 2008 4.549.342,95 2009 4.817.877,63 2010 5.103.886,24 2011 5.411.912,32 2012 5.742.861,31 2013 6.080.954,07 2014 6.389.656,34 sumber : BPS Surakarta
Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,15% 5,43% 5,82% 5,69% 5,90% 5,94% 6,04% 6,12% 5,89% 5,08%
Inflasi (%) 13,31% 6,05% 3,25% 8,26% 2,58% 6,48% 2,91% 2,84% 8,12% 7,75%
4
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat nilai PDRB tahun 2005 – 2014 berdasarkan atas harga konstan mengalami kenaikan pada tahun 2005 sebesar Rp. 3.858.168,67 yang terus mengalami kenaikan yang stabil pada tahun 2014 sebesar Rp. 6.389.656,34; maka dapat disimpulkan tingkat pertumbuhan ekonomi di Surakarta cenderung stabil pada nilai 5 - 6 % meskipun pada tahun 2013 mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 1 %. Untuk ratarata kenaikan inflasi di Surakarta pada tahun 2006 sampai tahun 2014 adalah sebesar 5,08 % meskipun pada tahun 2005 mengalami inflasi kategori sedang pada angka 13,31%. Dari paparan tabel diatas, cukup menarik untuk diteliti dan dianalisis karena berkaitan dengan pengaruh pola hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Surakarta. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengambil sebuah peneltian untuk mengkaji lebih dalam terkait hubungan sebab akibat antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi di Surakarta dengan judul “Analisis Hubungan Kausalitas antara Inflasi dengan Pertumbuhan Ekonomi di Surakarta Tahun 1986 – 2015”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah utama yang akan dikaji dalam penelitan ini adalah bagaimana pola kausalitas atau hubungan keterkaitan dua arah antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi di Surakarta tahun 1986-2015 ?
5
C. Tujuan Penelitian Dengan melihat rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pola kausalitas atau hubungan keterkaitan dua arah antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi di Surakarta tahun 1986-2015. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan bagi pemerintah terutama di daerah Surakarta dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi. 2. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi sebagai penilaian terkait dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi daerah khususnya Kota Surakarta. 3. Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi yang berkenaan dengan kausalitas yang terjadi antara tingkat inflasi dengan pertumbuhan ekonomi dan dapat dijadikan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya sehingga proses pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung dan memperoleh hasil yang maksimal khususnya.
6
E. Metode Analisis Data 1.
Alat dan Model Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan granger causality test yang bertujuan untuk melihat hubungan timbal balik antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Surakarta. a. Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas digunakan untuk mengetahui apakah data Inflasi dengan pertumbuhan ekonomi stasioner dan dapat langsung di estimasi atau tidak stasioner karena mengandung unsur trend (rendim walk). Hipotesis uji ADF untuk uji stasioneritas adalah: HO : δ = 0 (data tidak stasioner) HA : δ < 0 (data stasioner). Apabila koefisien δ > 0 (positif), maka uji ADF tidak valid dikarenakan data urut waktu yang diuji berarti bersifat eksplosif. Model uji ADF terbaik adalah model yang memiliki nilai Akaike Information Criterion (AIC) minimum (Gujarati,2003). b. Uji Derajat Integrasi Hasil pengujian derajat pertama (1st Difference) menunjukkan bahwa nilai kedua variabel telah stasioner. Hal tersebut ditunjukkan dari semua model terbaik dengan kriteria Akaike Information Criterion (AIC) minimum, semua model memiliki nilai τ-statistik
7
lebih besar atau lebih negatif dari nilai Mackinnon Critical Value sebesar 5% c. Uji Kasusalitas Granger Untuk melihat apakah terdapat hubungan pola antar variabel X dan Y dalam bentuk analisis kausalitas. Dalam penelitian ini, uji kausalitas granger melihat pertanyaan apakah variabel inflasi memiliki hubungan dengan variabel pertumbuhan ekonomi dan bagaimana pola hubungan antara variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Surakarta tahun 1986 - 2015. Metode dalam penelitian ini mereplikasi model dan alur dari jurnal “Analisis Kausalitas Jumlah Uang Beredar Dan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (Bi Rate) Di Indonesia Periode 2009.1 – 2015.4. Vol. 16 No. 02 tahun 2016 hal 278-287”di Universitas Sam Ratulangi, Manado Indonesia yang ditulis oleh Peggy Riyani Lapong, Tri Oldy Rotinsulu dan Mauna Th.B. Maramis dengan model sebagai berikut :
Dimana: X = variabel X Y = vaiabel Y m = jumlah lag et = variabel pengganggu α, β = koefisien masing-masing variabel
8
Dari replikasi model diatas, maka model penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:
= Inflasi (%)
Dimana :
= Pertumbuhan Ekonomi (%) m
= Jumlah lag
et
= Variabel pengganggu (Error Term)
α, β
= Koefisien masing-masing variabel.
2. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitaif. Pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Secara lebih khusus penelitian ini melihat hubungan sebab akibat untuk menganalisis kemungkinan faktor penyebabnya melalui data yang terkumpul, maka dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data time serries (data tahunan). b. Sumber Data Penelitian Dalam penelitian ini data yang digunakan sebagai bahan untuk mendukung adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah
9
ada, sumber data sekunder dikumpulkan dari catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs web, dan internet. F. Sistematika Penulisan Rencana penulisan skripsi ini akan dibagi dalam 5 bab, yaitu: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian yang diharapkan, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori - teori yang mendiskripsikan mengenai pengertian pertumbuhan ekonomi dan inflasi secara umum yang didukung oleh penelitian - penelitian terdahulu dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian sumber data, definisi operasional tiap variabel, metode pengumpulan data dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian. BAB IV : HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini meliputi uraian pembahasan dari hasil penelitian. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi uraian tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran.