1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu tempat dimana terdapat kerjasama dua orang atau lebih yang mempunyai fungsi dan wewenang untuk mengerjakan suatu usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan. Organisasi juga merupakan perpaduan secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, pengawasan dalam usaha mencapai tujuan. Organisasi sebagai tempat atau wadah lebih bersifat statis sedangkan
sebagai
proses
lebih
bersifat
dinamis
karena
dinamikanya,
aktivitasnya, tindakan dan hubungan yang terjadi dalam organisasi baik dalam organisasi pemerintah maupun non-pemerintah. Kecamatan Mangunreja merupakan suatu organisasi pemerintahan yang secara langsung terlibat dengan pelayanan terhadap publik. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor (No). 9 Kabupaten Tasikmalaya tentang Organisasi Kecamatan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, bahwa kecamatan merupakan Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja tertentu, dipimpin oleh Camat yang kedudukannya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah sebagai perpanjangan tangan mengenai kebijakan-kebijakan yang telah dirumuskan oleh pemerintah daerah. Camat sebagai koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerjanya. Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dalam wilayah Kecamatan yang dilimpahkan oleh
2
Bupati serta melaksanakan tugas pemerintahan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Tertuang dalam Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999, kecamatan memiliki tugas deligatif saja yang merupakan pelaksanaan tugas jika diberikan kewenangan dari pemerintah kabupaten/kota. Sedangkan dalam UU No. 32 Tahun 2004, selain memiliki tugas deligatif, kecamatan juga memiliki tugas atributif yang merupakan tugas yang melekat pada kecamatan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengelola dan mengendalikan para pegawainya agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta adanya pengendalian terhadap pelaksanaan pekerjaan pegawai sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Seorang Camat didalam suatu organisasi dituntut untuk lebih meningkatkan loyalitas dalam mengendalikan pegawainya terutama untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaan, tugas dan tanggungjawabnya. Pengendalian merupakan salah satu dari fungsi manajemen, pengendalian merupakan kegiatan mengendalikan pegawai agar mentaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana, dengan adanya pengendalian diharapkan sumber daya manusia yang merupakan factor utama penggerak didalam organisasi dapat memberikan keuntungan yang maksimal bagi organisasi dimana ia bekerja. Pengendalian mempunyai peranan terhadap kondisi kerja pegawai oleh karena itu dengan adanya pengendalian yang baik diharpkan dapat mempermudah para pegawai dalam melaksanakn pekerjaannya. Sikap mental pegawai merupakan kondisi yang mendorong diri pegawai untuk berusaha dalam mencapai kinerja
3
pegawai secara maksimal. Pengendalian dapat dijadikan tolak ukur dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara. Kinerja pegawai mengacu pada sesuatu yang terkait dengan kegiatan melakukan pekerjaan dalm hal ini meliputi hasil yang dicapai kerja tersebut. Adanya pengendalian diharapkan dapat mengawasi pelaksanaan pekerjaan pegawai sesuai dengan rencana-rencana yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penjajagan dan pengamatan yang peneliti lakukan pada Kecamatan
Mangunreja
Kabupaten
Tasikmalaya,
peneliti
menemukan
permasalahan masih rendahnya kinerja pegawai. Hal ini terlihat dari indikator : 1. Kurangnya kualitas kerja berdasarkan syarat-syarat kesesuaian. Hal ini terlihat dari kurangnya berbagai informasi yang tersedia Di Kantor Kecamatan Mangunreja. Contoh : Informasi yang dibutuhkan masyarakat mengenai berbagai persyaratan untuk memenuhi kebutuhan, baik itu persyaratan pembuatan KTP, Kartu Keluarga, Kelakuan Baik, Akta Tanah dan sebagainya, tidak tersedia secara langsung atau tidak dipajang diluar maupun diloket pelayanan yang dimana informasi tentang hal-hal tersebut sangat diperlukan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan. 2. Kesadaran dan kepercayaan pegawai masih rendah. Hal ini terlihat dari kurangnya kesadaran pegawai tentang pentingnya profesionalisme dalam hal pekerjaan.
4
Contohnya : Masih ada pegawai yang mendahulukan kerabatnya yang membutuhkan pelayanan pembuatan Akta Tanah padahal masyarakat yang lain yang sudah menunggu belum terlayani sehingga terjadi kecemburuan sosial di mata masyarakat dan munculnya ketidakadilan dalam pelaksanaan pelayanan. Belum tercapainya kinerja pegawai tersebut diduga disebabkan karena pengendalian yang ada pada Kantor Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya belum menyeluruh seperti terlihat pada faktor-faktor berikut : 1.
Standar-standar yang akan digunakan dasar pengendalian belum dijalankan. Hal ini terlihat dari sarana atau fasilitas khususnya mengenai informasi berbagai pelayanan untuk masyarakat yang ada pada Kantor Kecamatan Mangunreja belum maksimal. Contohnya : Kurangnya papan informasi yang tersedia Di Kantor Kecamatan Mangunreja mengenai berbagai pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang dapat membantu masyarakat yang memerlukan jasa
pelayanan
dari
Kantor
Kecamatan
Mangunreja
Kabupaten
Tasikmalaya. 2. Penyimpangan-penyimpangan
yang
ada
pada
Kantor
Kecamatan
Mangunreja belum dilakukan tindakan perbaikan. Contohnya : Pimpinan kurang melakukan jalinan atau hubungan kerja dengan para pegawai seperti kegiatan pengendalian dalam meningkatkan kinerja pegawai sehingga penyimpangan-penyimpangan yang ada sulit diketahui.
5
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dan mencari alternatif pemecahannya yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian yang berjudul : “PELAKSANAAN KINERJA
PENGENDALIAN
PEGAWAI
PADA
DALAM
MENINGKATKAN
KECAMATAN
MANGUNREJA
KABUPATEN TASIKMALAYA”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya? 2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pengendalian dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya ? 3. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan guna mengantisipasi hambatanhambatan pelaksanaan pengendalian dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya ? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian. a. Menemukan data dan informasi mengenai bagaimana pelaksanaan pengendalian dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya.
6
b. Mengembangkan data dan informasi mengenai hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pengendalian dalam meningkatkan
kinerja
Pegawai
pada
Kecamatan
Mangunreja
Kabupaten Tasikmalaya. c. Menerapkan data dan informasi mengenai usaha-usaha apa saja yang dilakukan
untuk
mengatasi
hambatan-hambatan
pelaksanaan
pengendalian dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara Teoritis Kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini dapat melatih kemampuan peneliti dalam menganalisis suatu permasalahan serta mencari cara-cara memecahkan masalah tersebut dengan menerapkan teori-teori yang peneliti peroleh selama kuliah dan juga diharapkan menjadi bahan masukan bagi pengembangan ilmu-ilmu sosial serta Ilmu Administrasi Negara umumnya, khususnya mengenai pelaksanaan pengendalian dalam meningkatkan kinerja pegawai. b. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi Camat Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. c. Bagi Pihak Lain
7
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan pengendalian dalam meningkatkan kinerja pegawai. D. Kerangka Pemikiran Berkaitan dengan topik permasalahan mengenai pelaksanaan pengendalian dalam meningkatkan kinerja Pegawai pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya, diperlukan adanya suatu kerangka pemikiran yang menjadi tolak ukur bersumber dari beberapa pendapat para ahli. Keberadaan dan keberlangsungan suatu organisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia yang merupakan penggerak utama dalam operasioanal organisasi. Kegiatan yang dilakukan untuk mengatur, mengarahkan dan mengambil tindakan korektif untuk mengatasi penyimpangan atau kesalahan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan maka diperlukan adanya suatu pengendalian yang baik, pengendalian merupakan salah satu dari fungsi manajemen. Peneliti
akan
mengemukakan
pengertian
pengendalian
menurut
Sedarmayanti dalam bukunya yang berjudul Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja (2001 : 9) sebagai berikut : Pengendalian adalah kegiatan mengendalikan pegawai agar mentaati peraturan organisasi dan bekerja sesuai dengan rencana, bila terdapat penyimpangan atau kesalahan diadakan tindakan perbaikan atau penyempurnaan. Pengendalian pegawai meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku kerjasama dan menjaga situasi lingkungan pekerjaannya. Peneliti akan mengemukakan pengertian pengendalian yang dikemukakan oleh Robert J. Mocler dikutif oleh James A.F Stoner, R. Edward Freeman,
8
Daniel R Gilbert J.R yang diterjemahkan oleh Alexander Sindoro dalam bukunya Manajemen Jilid II (2000 : 248) sebagai berikut : Pengendalian mananjemen adalah usaha sistematis untuk menetapkan standar pengambilan keputusan dengan tujuan perencanaan, untuk mendesein sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu, untuk menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur signifikansi serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya perusahaan digunakan dengan cara yang seefektif dan seefesien mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan atau organisasi. Peneliti akan mengemukakan pengertian pengendalian menurut Amin Widjaya Tunggal dalam bukunya Kamus Bisnis dan Manajemen (2000 : 187) sebagai berikut : Pengendalian adalah kegiatan mengukur performa actual, membandingkannya terhadap standar dan mengambil tindakan manajerial untuk memperbaiki deviasi atau standar yang tidak sesuai. Peneliti akan mengemukakan pengertian pengendalian menurut Koontz dalam Hasibuan dengan bukunya Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (2006 : 241), Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tunjuan dapat terselenggara. Agar pengendalian dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan maka menurut Hasibuan dalam bukunya Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (2006 : 245) pengendalian perlu dilakukan secara bertahap melalui langkah-langkah pengendalian yang dapat dijadikan alat ukur dari pengendalian yaitu sebagai berikut :
9
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan dasar pengendalian. 2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang akan dicapai. 3. Membandingkan pelaksanaan atau kasi dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada. 4. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana. Peneliti juga akan mengemukakan macam-macam pengendalian menurut Hasibuan dalam bukunya Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (2006 : 248) sebagai berikut : 1. Internal control Pengendalian yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya. 2. External control Pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar. Pengendalian extern ini dapat dilakuakn secara formal atau informal, misalnya pemeriksaan pembukuan oleh kantor akuntan dan penilaian yang dilakukan oleh masyarakat. 3. Formal control Pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat resmi dan dapat dilakukan secara intern maupun ekstern. 4. Informal control Penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya melalui media cetak atau electronik, dan lain-lainnya. Pelaksanaan pengendalian dalam mencapai tujuannya dibutuhkan langkahlangkah yang mampu menciptakan gerak kegiatan dalam organisasi yang dapat menciptakan kinerja pegawai secara optimal. Berkaitan dengan kinerja menurut Mangkunegara
dalam
bukunya
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia
Perusahaan (2005 : 67), Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
10
Peneliti juga akan mengemukakan pengertian kinerja menurut Agus Dharma dalam bukunya Manajemen Suvervisi (2001 : 51), Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai pegawai dalam periode waktu tertentu. Peneliti akan mengemukakan pengertian kinerja menurut Mahsun dalam bukunya Pengukuran Kinerja Sektor Publik (2006 : 25) sebagai berikut : Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian tingkat pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Penelitian Tesis yang dilakukan oleh Manaf Di Kecamatan Boliyohuto Kabupaten Gorontalo, yang dikutif Alamsyah dalam bukunya Perilaku Organisasi Dalam Birokrasi Pemerintahan (2004 : 52) menjelaskan : Dalam rangka peningkatan kinerja aparat kecamatan, maka diperlukan perbaikan perilaku sehingga aparat mampu menjadi penyedia layanan yang tanggap, fasilitator yang bertanggungjawab dan komunikator yang komunikatif. Pengertian kinerja menurut Rasul dan Tim BPKP, dalam bukunya Pengukuran Kinerja Suatu Tinjauan Pada Instansi Pemerintah (2000 : 9) sebagai berikut : Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan (strategis planning) suatu organisasi. Peneliti akan mengemukakan pengertian kinerja pegawai menurut Mangkunegara dalam bukunya Evaluasi Kinerja SDM (2005 : 9) Kinerja pegawai adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.
11
Kemudian selanjutnya mengungkapkan definitif pengertian tentang kinerja pegawai menurut Bernardin dan Russel yang dikutif oleh Gomes dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2003:135) Kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama suatu periode waktu tertentu. Ukuran-ukuran yang dapat menilai tingkat kinerja pegawai, dirujuk prinsip-prinsip kinerja pegawai menurut Gomes dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2003:142), yaitu : 1. Quantity of work; jumlah kerja yang dilakukan dalam satu periode waktu yang ditentukan. 2. Quality of work, kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapan. 3. Job Knowledge; luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya ; 4. Creativeness, adalah keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan yang timbul ; 5. Cooperation ; kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain (sesama anggota organisasi ) ; 6. Dependability ; kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan peneyelesaian kerja ; 7. Initiative ; semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya. 8. Personal qualities ; menyangkut kepribadian, kepemimpian, keramah-tamahan, dan integritas pribadi.
E. Hipotesis Bertitik tolak dari kerangka pemikiran dan penjelasan tersebut, peneliti merumuskan hipotesis, sebagai berikut : “Jika pelaksanaan pengendalian dilaksanakan berdasarkan langkahlangkah pengendalian maka kinerja Pegawai pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya meningkat”.
12
Berdasarkan hipotesis diatas maka peneliti akan mengemukakan definisi operasional, sebagai berikut : a. Pengendalian adalah adanya tindakan perbaikan oleh Pimpinan terhadap pelaksanaan pekerjaan Pegawai pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara. b. Kinerja adalah catatan outcome yang dihasilkan dari pelaksanaan suatu pekerjaan yang dilakukan para Pegawai pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya selama suatu periode waktu tertentu. c. Meningkat adalah adanya perubahan ke arah atau keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya yang menyangkut jumlah kerja yang dilakukan dalam satu periode waktu yang telah ditentukan, kualitas kerja yang dicapai, kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja. semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya, menyangkut kepribadian, kepemimpian, keramahtamahan, dan integritas pribadi yang telah ditetapkan pada Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya.
13
F. Lokasi dan Lamanya Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada Kantor Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya yang beralamat Jl.Kalapa Sewu No 54 Kode Pos 46462 Telp. (0265) 544583 2. Lamanya Penelitian Penelitian dilakukan selama 8 bulan terhitung dari bulan Februari – September 2008, sebagaimana terlihat pada jadual penelitian yang disajikan pada Gambar 1.