BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak akan
pernah lepas dari
kehidupan manusia pada umumnya. Kita dapat mengetahui informasi yang dibutuhkan orang lain, menjadikan manusia yang tadinya tidak tau menjadi tahu, yang akhirnya akan mengerti dan memahami pesan yang telah disampaikan agar dapat menghasilkan feedback, yaitu adanya interaksi. Keunikan komunikasi ini dapat dibedakan dengan semua perilaku manusia dan komunitas lain nya karena melibatkan proses pemahaman dan memahami orang. Komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih yang mengirim dan menerima pesan yang terdistoris oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.1 Hakikat manusia sebagai makhluk sosial manusia akan membentuk sebuah struktur masyarakat dengan berkelompok dan membentuk system mereka sendiri. System
masyarakat
akan
dibentuk
sesuai kebutuhan
individu
maupun
kelompoknya, agar mereka memiliki tatanan hidup sebagai pedoman untuk berinterkasi manusia lainnya. Interaksi diterapkan kepada setiap manusia sebagai 1
Joseph A Devito, komunikasi antar manusia edisi kelima, Jakarta:professional books, 1997, hal 23
1
2
makhluk sosial, untuk menjaga itu agar tidak terjadi konflik terhadap komunitas lain maka diperlukan kesepakatan dan pemahaman yang dibuat. Interaksi sosial merupakan suatu hubungan dimana terjadi proses saling pengaruh mempengaruhi antara para individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok.2 Sejumlah orang yang secara fisik bersama sama berada ditempat yang sama pada saat yang sama belum tentu merupakan kelompok. Berdasarkan definisi kelompok pada sejumlah orang tersebut haruslah ada persatuan psikologis, interaksi atau semacam itu. Komunikasi model kelompok kecil ini dapat dikatakan efektif dalam arti kata bahwa komunikator dapat berbuat sedemikian rupa, sehingga pesan yang dikomunikasikan nya mencapai sasaran dengan sukses. Ia dapat melihat (feedback) seketika dapat mengajukan pertanyaan apakah mengerti atau tidak. Dapat mengulangi pesannya, kalau diperlukan. Bahkan dapat lebih meyakinkan lagi dan demikian seterusnya. Istilah pola komunikasi dapat disebut juga sebagai model tetapi maksudnya sama, yaitu sistem yang terdiri dari atas berbagai kompenen yang berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan keadaan masyarakat. Pola adalah bentuk atau model yang bisa dipakai untuk membuat atau menghasilkan
2
Burhan bungin, sosiologi komunikasi, 2009, hal 28
3
suatu atau bagian dari seseuatu khususnya jika yang ditimbulkan cukup mencapai satu jenis untuk pola dasar yang ditunjukan atau terlihat.3 Proses komunikasi melalui media komunitas menjadi ‘miniatur’ pola komunikasi dalam komunitas. Untuk itu, perlu dikaji terlebih dahulu konsep komunitas
dengan
segala
aspeknya.Untuk
membahasnya,
berikut
ini
mengemukakan beberapa pendapat mengenai istilah komunitas.4 Gottschalk (Horton dan Hunt, 1975:18) dalam buku Sociology, mengemukakan bahwa “komunitas dapat didefinisikan baik sebagai suatu kelompok kesatuan manusia (kota kecil, kota dan desa maupun sebagai seperangkat perasaan (rasa keterikatan, kesetiaan).” Definisi yang dianggap ideal oleh Yudhistira Garna (1999: 147) tentang komunitas adalah “Suatu kelompok manusia yang menempati suatu kawasan geografis, yang terlibat dalam aktifitas ekonomi, politik dan juga membentuk suatu satuan sosial yang memiliki nilai-nilai tertentu, serta rasa kebersamaan.” Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dalam pengertian komunitas itu ada dua konteks utama, yaitu :5 1. Lokalitas yang terbentuk pada batasan geografis tertentu (Geographical locality). Misalnya, komunitas kota bandung, berarti orang yang tinggal didaerah bandung dengan dibatasi oleh bats geografis tertentu. 3
Syaiful, Rohim. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Bandung, Rineka Cipta. 2008. Hal. 14 4 Atie Rachmiatie, M.si, Radio Komunitas “ Eskalasi Demokratisasi Komunikasi “, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2007, Hal : 71 5 Ibid, Hal : 72
4
2. Identitas yang sama, atau minat / kepentingan / kepedulian terhadap hal yang sama (Sense of identity or community of in terest). Misalnya, komunitas islam pesantren atau komunitas perguruan tinggi, komunitas sunda, artinya orang-orang yang merasa memiliki identitas yang sama. Atau komunitas penggemar mobil antik, berarti dianggap memiliki sejumlah minat / kepentingan / kepedlian terhadap hal yang sama, yakni mobil antik. Faktor utama yang menjadi dasar suatu komunitas adalah adanya interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya sehingga menumbuhkan rasa keterikatan
dan
keakraban
yang
menimbulkan
kenyamanan
bagi
para
anggotanya.Umumnya, mereka memiliki kebiasaan-kebiasaan yang sama, meskipun hanya sebagian yang menjalankan tradisi yang dimiliki. Komunitas Vespa sebagai suatu wadah yang dibentuk berdasarkan persamaan kecintaannya terhadap kendaraan jenis vespa. Secara fisik suatu komunitas biasanya diikat berdasarkan batas lokasi atau wilayah geografis, para penggemar vespa memiliki suatu perasaan yang sama dalam hal kecintaannya terhadap vespa ini juga memiliki suatu perasaan bangga akan komunitasnya karena berbeda dengan komunitas lainnya. Komunitas vespa khususnya memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki komunitas lainnya, sebagai suatu kesatuan manusia atau yang sering disebut dengan komunitas tentu mempunyai perasaan kesatuaan, tetapi perasaan dalam kesatuaan vespa ini biasanya amat keras sehingga menimbulkan suatu sentimen
5
persatuan dan tingkat solidaritas yang sangat tinggi menjadikan komunitas vespa tetap utuh. Karena adanya kesamaan kesukaan, hobi, dan ketertarikan pada motor clasik yaitu Vespa. Oleh karena itu terbentuklah Komunitas Vespa, yang dinamakan Komunitas “Senayan Vespa”. Dinamakan komunitas “Senayan Vespa”, karena para anggota-anggota Komunitas “Senayan Vespa” berkumpulnya di daerah Senayan, oleh karena itu dinamakan “Senayan Vespa”.para pengguna vespa berkumpul bersama menyatukan perasaan pada kesamaan dalam menggemari dan mencintai motor vespa. Dalam pertemuan yang dilakukan oleh komunitas “ Kopdar “ atau biasa disebut “ copy darat”, menjadi khas dalam komunitas. Karena kopdar ajang untuk bertemunya para anggota-anggota komunitas dan menyediakan forum untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Manfaat dari kopdar ini sendiri adalah untuk menjaga keutuhan komunitas. Komunitas “Senayan Vespa” juga melaksanakan kegiatan pertemuan, Untuk menjaga keutuhan, kebersamaan, solidaritas, dan kekeluargaan dalam Komunitas “Senayan Vespa”.Kopdar menyediakan forum untuk para anggota Komunitas “Senayan Vespa” untuk berkomunikasi dan berinteraksi.6 Adanya forum sebagai wadah berinteraksi antara anggota Komunitas “Senayan Vespa”karena adanya komunikasi langsung atau secara tatap muka maka akan menimbulkan tindakan atau sikap dari anggota-anggota Komunitas “Senayan Vespa”. Karna disini bisa membahas apa saja yang mau dibahas tentang
6
Sumber : hasil wawancara ketua. “ Senayan Vespa “, Ardimas Kelly Saputra, 12 Mei 2015
6
kegiatan dan kebutuhan dalam Komunitas “Senayan Vespa”, acara-acara besar vespa, dan masalah-masalah yang ada diantara anggota-anggota itu sendiri dan akan mendapatkan tanggapan atau masukan dari anggota Komunitas “Senayan Vespa”. Hal unik yang ada di komunitas Senayan Vespa yaitu cara pengumpulan uang kas dengan cara di letakan sebuah helm ditengah-tengah berkumpulnya anggota jadi dengan kesadaran anggota itu sendiri dan tidak ditentukan nilainya.dan juga bisa dibilang bukan hanya sekedar komunitas tapi layaknya keluarga kecil. Itulah yang membedakan antara komunitas Senayan Vespa dengan komunitas lainnya. Alasan mengangkat Komunitas Senayan Vespa Family karena penulis ingin meneliti tentang bagaimana pola komunikasi di dalam komunitas.
1.2
Fokus Penelitian
Fokus Penelitian atau hal yang menjadi perhatian dari sang peneliti dari beberapa hal yang menjadi perhatian yaitu: ”Bagaimana pola komunikasi komunitas Senayan Vespa ?
1.3 Identifikasi Masalah
penulis ingin meneliti tentang bagaimana pola komunikasi yang terjadi dalam komunitas Senayan Vespa.
7
1.4
Tujuan Penelitian
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi anggota Komunitas “Senayan Vespa” dalam Deskriptif Kualitatif Komunitas “Senayan Vespa”. 1.5
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian masalah di atas, maka penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.5.1 Manfaat Akademis
Peneliti dapat menerapkan ilmu komunikasi dalam kajian psikologi komuniksi dan penggunaan bahasa komunikasi verbal dan nonverbal bagi komunitas Senayan Vespa. 1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini bermanfaat bagi para Komunitas Vespa serta para anggotannya untuk lebih memahami pola komunikasi yang terjadi didalam Komunitas “Senayan Vespa”.