BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sebagai industri yang berkembang pesat dan memiliki kegiatan usaha yang semakin beragam, perbankan dihadapkan dengan risiko yang semakin kompleks
W
terutama karena kegiatan usaha perbankan melibatkan pengelolaan uang masyarakat yang diputar dalam bentuk berbagai investasi seperti pemberian
KD
kredit, pembelian surat-surat berharga dan bentuk penanaman dana lainnya. Dengan kegiatan yang kompleks seperti di atas maka perbankan membutuhkan
U
praktek manajemen risiko bagi kegiatan usaha. Salah satu kegiatan perbankan adalah pemberian kredit dengan implikasi risiko kredit atau kerugian yang cukup
IK
besar. Jika bank memilih mengalokasikan aktiva produktif sebagai pinjaman maka
M IL
bank akan dihadapkan kepada risiko kredit yaitu risiko yang terjadi karena peminjam tidak mampu atau gagal membayar utang (kewajiban) pada jatuh tempo.
Risiko kredit (credit risk) adalah risiko kerugian yang dihadapi bank,
terkait dengan kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo, counterparty-nya gagal memenuhi kewajibannya kepada bank. Credit risk juga diartikan sebagai risiko kerugian bagi bank karena debitur tidak melunasi kembali pokok pinjamannya (plus bunga). Irwin (1998) dan Sutoyo (2000) dalam Setyogroho (2000) mengemukakan bahwa di banyak Negara ekonomi maju dan berkembang rata-rata jumlah aktiva
1
2
produktif bank umum yang disalurkan dalam kredit berkisar sekitar 60-70%. Di Indonesia sesuai laporan tahunan BI tahun 1996/1997 asset produktif perbankan nasional mencapai 80,7% yang disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Kesehatan
perbankan
tergantung
pada
kualitas
kredit
yang
disalurkannya, maka pengelolaan dan penyelenggaraan kredit (loan govermance)
kaidah atau aturan perbankan nasional.
W
harus dilaksanakan sesuai pendoman perkreditan intern bank dan mengikuti
KD
Harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang berasal
U
dari dalam perusahaan, yaitu kinerja perusahaan baik kinerja keuangannya maupun kinerja manajemen, kondisi perusahaan dan prospek perusahaan. Faktor
IK
eksternal meliputi berbagai informasi di luar perusahaan, yaitu informasi
M IL
ekonomi, politik, dan kondisi pasar. Upaya untuk menghitung pengaruh risiko kredit terhadap perubahan
harga saham pada perusahaan perbankan dapat juga menggunakan model dari Altman Z-score yang berupa fungsi diskriminan. Rasio-rasio yang digunakan sebagai alat analisis dalam fungsi diskriminan adalah rasio likuiditas dalam hal ini terdiri atas working capital/total assets, rasio profitabilitas terdiri dari retained earnings/total asssets dan earning before interest and tax/total assets, serta rasio rentabilitas yaitu terdiri dari market value of equity/book value of debt dan sales/total assets, setelah fungsi diskriminan diketahui tahap berikutnya adalah menggunakan fungsi tersebut untuk memprediksi risiko kredit baik dari debitur
3
yang tidak memenuhi kewajibannya maupun debitur yang memenuhi kewajibanya (kegagalan bayar), sehingga dengan adanya fungsi diskriminan dapat mengetahui perusahaan perbankan yang mengalami tingkat risiko kredit yang tinggi atau sebaliknya, adanya kegagalan bayar dari debitur mengakibatkan kebangkrutan ataupun risiko terhadap perbankan, timbulnya kebangkrutan tidak hanya dipengaruhi oleh risiko gagal bayar tetapi dapat juga dipengaruhi faktor-faktor
W
lain seperti informasi perusahaan, kebijakan pemerintah, risiko geografis, risiko
KD
inflasi dan faktor luar lainnya.
Dengan adanya analisis diskriminan dalam perusahaan perbankan sehingga dapat diketahui pengaruh risiko kredit terhadap perubahan harga saham.
U
Jika perbankan tidak mengelola risiko kredit dengan baik dapat mengakibatkan
IK
dampak terhadap perubahan harga sahamnya. Untuk itu perbankan lebih hati-hati dalam memberikan kredit ataupun memperhatikan faktor-faktor lain baik dari
M IL
dalam maupun dari luar perusahaan yang mengakibatkan risiko ataupun kebangkrutan. Dengan adanya pengelolaan risiko yang baik maka perubahan harga saham di pasar modal mengalami peningkatan sehingga dapat menarik investor untuk menginvestasikan sahamnya di perbankan. Dalam penelitian ini digunakan model diskriminan dan koefisien dari teori Altman Z-score, karena menurut riset dari George. at all (2006:128,129) yang berjudul Credit derivatives, model Z-score
cocok digunakan untuk
perusahaan yang go public dan model Z-score
juga hanya cocok untuk
dipergunakan pada satu sektor saja atau perusahaan yang sejenis. Hal ini sesuai dengan penelitian ini dimana penulis meneliti perusahaan yang go public dan
4
perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis yaitu perusahaan perbankan yang go public. Oleh karena itu penulis menggunakan model pertama dari Altman Z-score. Risiko kredit perbankan memiliki pengaruh terhadap perubahan harga saham karena jika perbankan tidak mengelola risiko kredit dengan baik maka memiliki dampak penurunan terhadap perubahan harga saham, karena bagi
W
investor informasi perubahan harga saham lebih bernilai dibanding harga saham sehingga investor cenderung melihat harga sahamnya naik atau turun bukan
KD
besarnya harga saham saat ini. Jadi perbankan lebih hati-hati dalam memberikan kredit. Dengan adanya pengelolaan risiko yang baik maka perubahan harga saham
U
di pasar pun mengalami peningkatan disamping itu dapat menarik investor untuk menginvestasikan sahamnya di perbankan.
IK
Berdasar uraian diatas maka penulis mengambil judul penelitian
M IL
Pengaruh risiko kredit terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang go public.
1.2 Perumusan Masalah
Setelah melihat masalah di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apakah risiko kredit berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang go public ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh risiko kredit terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan yang go public.
5
1.4 Manfaat Penelitian Setelah melakukan penelitian ini maka penulis berharap penelitian ini bermanfaat bagi : a.
Bagi Lembaga Keuangan dan Perbankan ketika bank menentukan kebijakan pengelolaan risiko kredit untuk meminimalisasikan risiko kredit dan memperlancar kredit perbankan bagi
W
dunia usaha serta mendorong perluasan kredit dengan tetap berpedoman pada azas-azas perkreditan yang sehat, mendorong perbankan untuk
KD
menangani masalah kredit macet, mengendalikan pertumbuhan jumlah uang beredar & kredit perbankan dalam batas-batas aman bagi stabilitas
b.
Bagi Pemerintah
U
ekonomi.
IK
Sebagai alat pertimbangan pemerintah dalam mengambil kebijakan yang
M IL
ada hubungannya dengan pengelolaan risiko kredit bagi perbankan. c.
Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi ilmu khususnya bidang manajemen keuangan.
d.
Bagi Investor Salah satu masukan pertimbangan ketika melakukan transaksi atau investasi di sektor perbankan.
6
1.5
Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus, maka peneliti membatasi penelitian ini pada : a.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2003-2007
b.
Risiko kredit perbankan diukur menggunakan metode Altman Z-score pertama Diasumsikan bahwa pola risiko kredit industri perbankan di tingkat
W
c.
international (penelitian Altman) juga menjadi pola risiko kredit pada
M IL
IK
U
KD
industri perbankan di Indonesia periode 2003-2007