BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator pembangunan suatu negara adalah peningkatan kinerja perekonomian yang terjadi setiap waktu. Peningkatan perekonomian tersebut tidak terlepas dari berbagai instrumen yang mendukung. Baik dari segi kebijakan pemerintah maupun alat lainnya. Alat tersebut tidak terlepas dari berbagai macam lembaga keuangan yang ada di suatu negara. Salah satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. Industri perbankan memiliki peran sentral dalam mengatur perputaran uang dan roda perekonomian negara, sehingga diperlukan kehati-hatian untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan perekonomian yang merugikan sistem perekonomian suatu negara. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka dibutuhkan bank yang sehat agar dapat beroperasi secara optimal. Oleh karena itu, dalam menciptakan
perbankan
yang
sehat,
Bank
Indonesia
(BI)
telah
mengeluarkan program API (Arsitektur Perbankan Indonesia) yaitu program penguatan struktur perbankan nasional yang bertujuan untuk memperkuat permodalan bank dalam rangka meningkatkan kemampuan bank dalam mengelola usaha maupun risiko. Bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antar pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
dengan pihah-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) melalui kegiatan perkreditan dan berbasis jasa yang diberikan. Bank melayani kebutuhan pembiayaan serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran (Dendawijaya,2009). Dinamisnya aktivitas perekonomian masyarakat menuntut setiap lembaga keuangan mampu memberikan kepercayaan bagi masyarakat dalam fungsi utama bank yaitu sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial intermediary). Efisien dan optimalnya penghimpunan dan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank akan sejalan dengan tujuan utama perbankan yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang optimal (Miadalyni, 2013). Kemampuan menghasilkan laba dalam periode tertentu atau yang lebih dikenal dengan profitabilitas, dapat digunakan untuk mengetahui seberapa efektif dan efisiennya ukuran yang digunakan perusahaan terhadap kinerja perbankan (Munawir, 2007:86). ROA digunakan karena merupakan rasio profitabilitas yang penting bagi bank dan digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan total aktiva-aktiva yang dimilikinya (Agustiningrum, 2013). Dalam kondisi perekonomian di Indonesia yang terpuruk juga membawa dampak yang cukup besar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan jumlah jaringan kantor bank umum terhitung hingga Mei 2016 mengalami penurunan karena adanya konsolidasi internal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diterbitkan Selasa (19/7/2016) per Mei 2016, terlihat jumlah kantor cabang bank umum Tanah Air mengalami penurunan tahun ini. Penurunan jumlah kantor tersebut telah terjadi sejak awal tahun. Menurunnya jumlah bank yang beroperasi perlu tindakan-tindakan untuk menyelamatkan dan menyehatkan bank umum agar bank-bank yang masih dapat beroperasi tidak terpuruk kinerjanya, terutama kinerja keuangan. Informasi tentang posisi kinerja perusahaan dan keuangan perusahaan. Aliran kas perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan, untuk memahami informasi tentang laporan keuangan, analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan. Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Kinerja Keuangan sebagai pertanggungjawaban kepada para stakeholder. Pertanggung jawaban itu harus disertai dengan usaha untuk memperoleh
kepercayaan
masyarakat
terhadap
dana
yang
telah
dipercayakan kepada bank tersebut. Untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka bank harus menjaga kinerja keuangannya. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Rasio keuangan adalah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik,baik dalam bentuk persentase atau kali (Selamet Riyadi, 2006:155). Hubungan antara Return On Assets (ROA) dan shareholder equity ada dua ukuran yakni Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Mawardi, 2005). Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE, karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dari aset yang dananya sebagian berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa di Indonesia Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa di Indonesia Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa di Indonesia pada awal Mei 2015 pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) menurun dalam dua bulan periode, sehingga tren pertumbuhan laba perbankan juga masih menurun. Perekonomian yang memiliki sektor perbankan dengan tingkat profitabilitas
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
yang tinggi akan lebih mampu berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan (Alper & Anbar, 2011). Persaingan yang terjadi diantara bank umum pun semakin ketat. Bank berlomba-lomba meningkatkan kualitas dan kinerjanya agar dapat bertahan. Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa perlu memperhatikan kinerjanya, salah satu penilaian adalah profitabilitasnya yang terjadi tahun 2012 - 2015 dengan memperhatikan Return On Asset (ROA) di setiap tahunnya yang dapat dilihat pada grafik berikut ini : Gambar 1.1 Diagram ROA (Return On Asset)
Sumber :Bank Indonesia (Data Diolah) Dari Grafik Return On Asset (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa periode 2012 - 2015 diatas dapat dilihat bahwa tahun 2015 sangat jauh berbeda meskipun mengalami peningkatan tetapi peningkatan Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa tersebut masih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
belum dapat melebihi tahun 2012 dan tahun 2013 yang berpengaruh pada perkembangan laba bank yang sulit berkembang. Dari Fenomena tersebut yang semakin menurun menyebabkan kinerja industri
perbankan
mengalami
kelesuan
hingga
april
2015.
Laju
pertumbuhan kredit yang lambat membuat laba tersendat sebagaimana dilansir media financial bisnis.com. Hal ini menunjukkan bahwa Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa mengalami kesulitan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan Return on Asset (ROA) setiap tahunnya. Fenomena ini yang mendorong peneliti untuk mengangkat Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa di Indonesia tersebut sebagai lokasi penelitian, peneliti terdorong untuk mengetahui apakah Capital Adequacy Ratio (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional, Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap fenomena kinerja keuangan dengan melihat profitabilitas yang terjadi pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa di Indonesia dari periode 2012 - 2015 dimana di dalam penelitian ini diproksikan dengan Return on Asset (ROA). Adapun data kinerja keuangan berdasarkan variabel ROA, CAR, LDR, BOPO, NIM, dan NPL pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa adalah sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Tabel 1.1 CAR, LDR, BOPO, NIM dan NPL BUSN DevisaTahun 2012 - 2015 (Dalam Persen)
Sumber : Bank Indonesia (Data diolah) Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio kinerja keuangan yang berupa Capital Adequacy Ratio (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL) untuk mengetahui pengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Penelitian sebelumnya yang diungkapkan oleh Chandra Chintya Putri dan Suhermin (2015) tentang Pengaruh NPL, LDR, CAR Terhadap Profitabilitas Bank Umum Swasta Nasional Devisa Periode 2008 - 2013, yang memberikan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kredit
bermasalah
(NPL)
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
yang
diproksikan dengan Return On Asset (ROA) Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang terdaftar di BEI dengan aset lebih dari 50 milyar. Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
(ROA) Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa yang terdaftar di BEI dengan aset lebih dari 50 milyar. Beberapa tanda-tanda terjadinya gagal bank bukan hanya tampak di permukaan saja, tetapi merupakan pencerminan dari adanya kesulitan yang diderita oleh suatu bank. Dari tahun ke tahun rasio keuangan bisa berfluktuasi tetapi kelemahan rasio-rasio keuangan dalam waktu yang cukup lama merupakan suatu tanda bahaya terjadinya bank gagal. Pada 20 November 2008, Bank Century dinyatakan gagal dan berdampak sistematik pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) serta disetujui oleh Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) yang dipimpin oleh Menteri Keuangan, Ibu Sri Mulyani Indrawati pada tanggal 21 November 2008. Selama ini untuk mengukur sistemik atau tidaknya sebuah bank hanya didasarkan pada penguasaan aset. Semakin besar aset sebuah bank akan semakin tinggi pula potensi sistemik bank itu bila harus ditutup. Begitu pula sebaliknya, bank dengan aset kecil maka potensi sistemiknya pun rendah. Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai variabel dependen bahwa pertumbuhan laba merupakan salah satu bagian penting. Perbankan perlu memperhatikan Return On Asset (ROA) di periode yang akan datang dan mengambil strategi dan tindakan yang tepat untuk meningkatkan laba dan memperbaiki kinerja bank secara keseluruhan. Berdasarkan Fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berada pada periode tahun 2012 - 2015 bagaimana pengaruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
pertumbuhan laba dengan judul “Pengaruh CAR, LDR, BOPO, NIM, NPL Terhadap Return On Asset (ROA) Perusahaan Perbankan Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Di Indonesia ( Studi Empiris tahun 2012 2015) ”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1.
Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan ?
2.
Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan ?
3.
Apakah
Biaya
Operasional/Pendapatan
Operasional
(BOPO)
berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan ? 4.
Apakah Net Interest Margin (NIM) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan ?
5.
Apakah Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan ?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
C.
Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tujuannya adalah untuk 1.
:
Menguji secara empiris pengaruh variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan.
2.
Menguji secara empiris pengaruh variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan.
3.
Menguji secara empirisi pengaruh variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan.
4.
Menguji secara empiris pengaruh variabel Net Interest Margin (NIM) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan.
5.
Menguji secara empiris pengaruh variabel Non Performing Loan (NPL) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan perbankan.
2.
Kontribusi Penelitian Adapun kontribusi penelitian ini agar dapat memberikan manfaat bagi : 1. Kontribusi Akademik a.
Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan tentang pengaruh tingkat Pengaruh Capital Adequacy Ratio (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional, Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Perusahaan Perbankan Pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa Di Indonesia tahun 2012 - 2015 sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan. b.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Kontribusi Praktik a.
Untuk memberikan masukan bagi dunia perbankan bagaimana tingkat Pengaruh Capital Adequacy Ratio (ROA), Loan to Deposit
Ratio
(LDR),
Biaya
Operasional
Pendapatan
Operasional, Net Interest Margin (NIM) dan Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Asset (ROA Perusahaan Perbankan Pada Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa tahun 2012 - 2015 yang terkait dengan kinerja perbankan. b.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan bank untuk meningkatkan Profitabilitas sehingga laba akan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
http://digilib.mercubuana.ac.id/