BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan usaha. Pasar modal merupakan sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat keberbagai sektor yang melaksanakan investasi dan syarat utama yang diperlukan untuk melakukan hal tersebut adalah rasa aman akan investasinya sehingga banyak perusahaan yang melakukan go public. Perusahaan yang melakukan go public bertujuan untuk mencari alternatif dana selain dari kegiatan operasi perusahaan yaitu dari penjualan saham atau sekuritas dan salah satu kewajiban perusahaan yang telah go public adalah menyampaikan laporan keuangan kepada publik. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia dipengaruhi oleh perkembangan pasar-pasar modal lain di luar negeri, maka bukan hal yang tidak mungkin apabila informasi akuntansi menjadi informasi penting bagi para pengambil keputusan. Penyampaian informasi akuntansi tersebut membantu mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.
Oleh karena itu perkembangan Pasar Modal di
Indonesia memerlukan bantuan dari berbagai pihak terkait yaitu pemerintah (Bapepam), emiten, para analis, pialang dan pihak-pihak lain untuk saling melakukan pembenahan atas segala hal sesuai dengan perkembangan tersebut (Parawiyati dan Baridwan, 1998).
1
Dalam pasar modal informasi tentang posisi keuangan perusahaan sangat penting bagi para investor dalam melaksanakan kebijakan investasi. Investor menggunakan informasi akuntansi tersebut untuk mengevaluasi kinerja perusahaanperusahaan yang telah tercatat di pasar modal sebelum mengambil keputusan. Secara umum kegunaan informasi akuntansi adalah sebagai dasar prediksi bagi pemakainya. Dalam kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (SAK, 1994) disebutkan bahwa pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan adalah investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman (kreditur), pemasok (supplier) dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah beserta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Laporan keuangan yang disajikan harus relevan dengan kebutuhan dari masing-masing pemakai (Gibson dan Boyer, 1980). Kinerja perusahaan merupakan hasil dari serangkaian proses pengorbanan berbagai sumber daya dan salah satu parameter kinerjanya adalah laba. Pentingnya informasi laba secara tegas telah disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1, bahwa selain untuk menilai kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif, serta untuk menaksir risiko dalam investasi atau kredit. Informasi laba, nilai buku saham dan laba per lembar saham merupakan informasi yang dibutuhkan para investor di Pasar Modal. Namun demikian, informasi akuntansi seperti tersebut bukan merupakan informasi yang sifatnya absolut dalam pengambilan keputusan bagi pemodal. Untuk kondisi Pasar Modal di Indonesia, pertimbangan membeli atau menjual saham dalam praktiknya masih banyak
2
didasarkan pada informasi non akuntansi seperti dengan melihat daftar peringkat saham. Menurut Parawiyati dan Baridwan (1998) penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pertumbuhan laba pada kualitas kelompok laba tinggi lebih besar daripada kelompok laba rendah. Dalam sebagian kasus perbedaan antara tingkat pertumbuhan kualitas laba tinggi dan laba rendah tersebut adalah signifikan. Demikian pula sebagaimana yang diharapkan perubahan kelompok kualitas laba rendah pada sebagian besar kasus adalah negatif, hal ini menunjukkan bahwa skor fundamental menjadikan komponen laba mengalami perubahan. Jadi sinyal fundamental dapat menyebabkan perubahan laba mendatang juga menggambarkan persistensi laba. Selain informasi laba diperlukan juga informasi tentang arus kas dari perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek. Di Indonesia, pelaporan arus kas diwajibkan mulai tahun 1994 dengan dikeluarkannya Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No.2 paragraf 01, yang menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan (SAK, 1994). Informasi tentang arus kas bertujuan untuk mengevaluasi perubahan struktur keuangan seperti likuiditas, dan solvabilitas serta hubungannya dengan profitabilitas. Penelitian Catherine A. Finger (Autumn, 1994) menunjukkan bahwa arus kas sebagai prediktor yang lebih baik atas arus kas dalam periode prediksi jangka pendek (1-2 tahun) dibanding prediktor laba atas arus kas yang lebih panjang yaitu delapan
3
tahun. Prediksi mengenai arus kas diperlukan karena, tujuan penyajian informasi arus kas dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2) digunakan sebagai dasar perusahaan dalam menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan setara kas serta untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan kas. Laba dan arus kas merupakan keuntungan investasi modal (benefit of equity investment) sehingga menjadi informasi yang sangat penting bagi para investor untuk mengetahui perkembangannya. Banyak peneliti di luar negeri yang telah meneliti ruang lingkup laba seperti, Brown dan Ball (1968), mengungkap tentang isi informasi dengan analisis apabila perubahan unexpected earning positif memiliki abnormal rate of return rata-rata positif dan jika tidak memiliki isi informasi yaitu negatife. Wilson (1987) dan Ali (1994), meneliti mengenai isi informasi inkremental laba dengan hasil penelitian komponen laba akrual (total akrual yang didefinisikan sebagai kas dikurangi laba) dan komponen dana (kas akrual) memiliki isi informasi inkremental , apabila dana didefinisikan sebagai kas operasi. Sedangkan penelitian Catherine A. Finger menunjukkan bahwa , arus kas adalah prediktor yang lebih baik atas arus kas dalam periode prediksi jangka pendek (1-2 tahun) disbanding prediktor laba atsa arus kas, pada penelitian Bowen, Burgstahler dan Daley lebih menegaskan tentang arus kas sebagai prediktor atas arus kas itu sendiri lebih baik dibanding dengan laba. Adapun penelitian dari Indonesia yaitu Parawiyati dan Baridwan (1998), meneliti mengenai hubungan kemampuan laba dan arus kas terhadap prediksi dua keuntungan investasi (laba dan arus kas) dan hasilnya menunjukkan bahwa prediktor
4
laba memberikan pengaruh yang lebih besar daripada prediktor arus kas, selain itu prediktor laba juga lebih korelasinya dibandingkan dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus kas. Mas’ud Machfoed meneliti tentang perubahan ratio keuangan dan ratio lain yang dihubungkan dengan perubahan laba, hasilnya menunjukkan bahwa ratio keuangan yang digunakan dalam model bermanfaat untuk memprediksi laba satu tahun ke depan, dan tidak bermanfaat lebih dari satu tahun. Penelitian mengenai laba dan arus kas sebagai prediksi laba dan arus kas masih merupakan penelitian yang perlu pengkajian yang lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara nyata adanya perbedaan kemampuan antara laba dan arus kas sebagai alat prediktor, sehingga dapat diketahui prediktor mana yang lebih baik dalam memprediksi laba dan arus kas. Berdasarkan uraian diatas, penulis mengambil judul “Prediktabilitas Laba dan Arus Kas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam memprediksi laba di masa mendatang? 2. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam memprediksi arus kas di masa mendatang? 3. Apakah laba memberikan kemampuan prediksi inkremental terhadap arus kas?
5
1.3 Batasan Masalah Agar tidak menyimpang dari tujuan utama, dan lebih terarah, teliti serta untuk mendapatkan analisis yang cukup maka obyek penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang telah go publik atau listed di Bursa Efek Jakarta yang mempublikasikan Laporan Keuangan per 31 Desember 1991 sampai dengan 2003.
1.4 Tujuan Penelitian Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh informasi dari laba akuntansi, total arus kas dan komponen arus kas yang telah direkomendasikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tentang pengaruh laba akuntansi dan laporan arus kas terhadap prediksi laba dan arus kas.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Akademisi a. Penelitian ini diharapkan menjadi sarana belajar yang berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang informasi laba akuntansi dan arus kas di pasar modal. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang. 1.5.2 Bagi Pihak Lain a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan strategi dan kebijakan sehingga dapat meningkatkan
6
kredibilitas perusahaan di mata investor dengan memberikan informasi yang akurat. b. Bagi investor, penelitian ini diharapkan membantu para investor dalam mengambil keputusan investasi.
7