BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang Sejalan dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) di
Indonesia, sector industri merupakan salah satu usaha yang didukung pemerintah. Sesuai dengan keadaan di Indonesia, perkebunan kelapa sawit didukung tenaga kerja yang cukup banyak dan berpotensial yang memungkinkan Negara Indonesia menjadi salah satu penghasil minyak. Kebutuhan akan minyak nabati didalam negeri sebagian berasal dari minyak kelapa. Sehubungan dengan laju pertumbuhan produksinya lamban dan tingkaat kebutuhan akan minyak kelapa sawit sebagai salah satu keperluan rumah tangga yang cukup tinggi, maka untuk mencukupi kebutuhan didalam negeri harus dipenuhi dengan minyak kelapa sawit dan inti sawit Pabrik kelapa sawit dioperasikan dalam satuan rangkain yang kontinu, dimana hasl proses sebelumnya dilanjutkan keberikutnya tanpa dapat mengubah mutu tetapi hanya melanjutkannya. Kesalahan pada proses awal tidak akan mendapatkan hasil yang baik pada proses selanjutnya. Untuk meningkatkan daya guna kemampuan produksi dari suatu pabrik kelapa sawit, diperlukan serta pengetahuan teknis yang baikdalam mengoperasikan peralatan-peralatan yang berada di pabrik dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan tidak mengabaikan mutu dari pada produksi yang dihasilkan. Sterilizer (ketel rebusan) adalah suatu bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus kelapa sawit. Dalam proses produksi kelapa sawit, sterilizer merupakan pengolahan mekanis yang pertama untuk buah kelapa sawit. Sterilizer
Universitas Sumatera Utara
menggunakan uap basah sebagai media pemanas yang berasal dari sisa pembuangan turbin uap yang dimasukkan ke dalam tangki supply atau BPV (Back Peasure Vessel). Umumnya sterilizer dirancang dengan panjang yang memuat 8-10 lori dengan tekanan kerja 3 kg/cm2 dan lama waktu perebusa 80-90 menit.Tekanan uap dan lamanya waktu perebusan sangat menentukan hasil perebusan buah kelapa sawit. Di PTPN IV Dolok Sinumbah menggunakan 3 buah sterilizer tipe horizontal dengan muatan satu sterilizer adalah 10 lori, dimana per satu lori bermuatan 2,5 ton TBS. Suhu perebusan mencapi 130 0C dengan tekanan 2,8 kg/cm2. Untuk satu kali perebusan TBS (Tandan Buah Segar) mempergunakan sistem 3 puncak dimana pembuangan uap kondesat dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kejutan tekanan pada buah sawit. Baik buruknya mutu dan jumlah hasil olahan suatu pabrik kelapa sawit terutama ditentukan oleh keberhasilan rebusan yang dilakukan oleh sterilizer tersebut. Oleh sebab itu merebus buah harus sesuai dengan ketentuan yang ada dan merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan. Selama proses perebusan diharapkan tekanan uap yang diterima oleh sterilizer harus sesuai sehingga panas dapat menembus masuk ke dalam daging buah sehingga dapat menghasilkan mutu minyak dan kondisi sterilizer yang baik. Atas dasar uraian inilah penulis tertarik untuk membahas permasalahan pengaruh tekanan uap yang diberikan terhadap sterilizer dimana hasil pembahasan diwujudkan dalam karya akhir yang diberi judul: “PENGARUH TEKANAN UAP SAAT PEREBUSAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT ( TBS ) DAN TERHADAP KEKUATAN DINDING STERILIZER DI PKS DOLOK SINUMBAH”.
Universitas Sumatera Utara
1.2.
Tujuan dan manfaat penulisan Tujuan dan manfaat penulisan karya akhir adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh tekanan uap pada saat proses perebusan tandan buah segar (TBS) terhadap unit sterilizer dan juga buah sawit. b. Untuk mempelajari tentang cara penanggulangan pengaruh tekanan uap yang dilakuakan pada sterilizer. c. Untuk mengetahui bagaimana suatau proses perebusan yang baik meliputi tinjauan sterilizer, proses kerja di sterilizer untuk menghasilkan mutu minyak dan inti sawit yang baik, spesifikasi, sterilizer dan akibat asam kondensasi bagi sterilizer
1.3.
Rumusan masalah Dilihat dari proses kerja unit sterilizer dalam melakukan perebusan tandan
buah segar, menyangkut suhu, tekanan uap, waktu perebusan, pembuangan air kondesat serta permukaan dalam sterilizer itu sendiri yang memerlukan tindakantindakan
1.4.
Batasan masalah Mengingat masalah yang akan diangkat sebagai karya akhir ini mempunyai
ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah ini hanya pada :
Universitas Sumatera Utara
1. tekanan puncak uap dari perebusan yang cocok digunakan untuk mendapatkan mutu yang baik 2. korosi pada dinding bagian dalam akibat dari perebusan 3.
1.5.
perhitungan tidak mendetail
Metode Penulisan Mengingat masalah yang akan diangkat sebagai karya akhir ini mempunyai
ruang lingkup yang relatif luas, maka penulis membatasi masalah ini hanya pada : 1. Studi literatur : mengambil bahan – bahan dari buku – buku referensi, jurnal, artikel dan sebagainya. 2. Studi lapangan : mengambil data dan informasi dari PTPN IV Dolok Sinumbah Kabupaten Simalungun. 1.6.
Sistematika penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, metoda penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI Bab ini memberikan penjelasan mengenai teori-teori dasar yang dipelukan dalam karya akhir.diantaranya menjelaskan mengenai Sterilizer secara umum
Universitas Sumatera Utara
BAB III
: STERILIZER Mengenai sterilizer dimana pada bab ini penulis menguraikan tentang sterilizer, prinsip kerja sterilizer, alat-alat pembantu pengaman pada sterilizer, spesifikasi sterilizer, dan bagianbagian dari sterilizer
BAB IV
: PENGARUH TEKANAN UAP SAAT PEREBUSAN TANDAN BUAH SEGAR
KELAPA SAWIT ( TBS )
DAN TERHADAP KEKUATAN DINDING STERILIZER Pada bagian ini menguraikan tentang kebutuhan uap yang diperlukan saat perebusan, pengaruh tekanan uap pada saat perebusan dan terhadap kekuatan dinding sterilizer. BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN Bagian ini berisikan beberapa kesimpulan dan saran dari penulisan
karya akhir
Universitas Sumatera Utara