BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha – usaha berkategori terlarang (haram). Upaya awal penerapan sistem profit and loss sharing (untung dan rugi ditanggung bersama) tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya upaya mengelola dana jamaah haji secara non – konvensional (Antonio, 2001). Sementara
di
tanah
air,
bank
syariah
baru
muncul
dengan
ditandatanganinya akta pendirian PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 Nopember 1991. BMI ini lahir berkat hasil kerja TPMUI (Tim Setelah itu bermunculan bank – bank
Perbankan Majelis Ulama Indonesia).
syariah lainnya. Ada yang secara khusus, ada pula bank – bank konvensional yang membuka sub – syariah seperti BNI Syariah, Syariah Mandiri, Niaga Syariah, Mega Syariah, dan sebagainya. Hasilnya, bank – bank syariah sekarang menjadi ikon baru dalam dunia perbankan dan perekonomian dunia. Aset mereka menggelembung secara signifikan dari tahun ke tahun. Perkembangan itu terlihat dari pertambahan jumlah kantor perbankan syariah yang dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini :
1
2
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Kelompok Bank Des Des 2010 2011 Bank Umum Syariah - Jumlah Bank 11 11 - Jumlah Kantor 1,215 1,401 Unit Usaha Syariah - Jumlah bank umum konvensional 23 24 yang memiliki UUS - Jumlah Kantor 262 336 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah - Jumlah Bank 150 155 - Jumlah Kantor 286 364 1,763 2,101 TOTAL Sumber : Bank Indonesia (2013)
Des 2012 11 1,745 24 517 158 401 2,663
Menurut Muhammad (2004) persoalan yang dihadapi bank syariah salah satunya adalah mencari investor. Pada awalnya, bank syariah kurang menarik minat swasta, sebab mempertanyakan apakah perbankan Islam adalah bidang penanaman modal yang prospektif dan cukup menjanjikan. Dari persoalan tersebut diatas, adalah suatu tantangan bagi bank syariah untuk membangun kepercayaan pada masyarakat (investor). Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu meningkatkan efisiensi kinerja manajemen bank syariah. Hal ini akan meningkatkan pendapatan bank dan dapat memberikan keuntungan bagi investor sehingga kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah akan terbentuk. Secara teori prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank Islam keseluruhan. Secara syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, bank Islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana. Dengan penabung, bank akan bertindak sebagai
3
mudharib “pengelola”, sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal “penyandang dana”. Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing – masing pihak (Antonio, 2001). Akan tetapi, hal ini bertolak belakang dengan praktiknya. Pada praktiknya saat ini, pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan yang jarang digunakan. Dalam statistik perbankan syariah pada September 2013 terlihat bahwa pembiayaan murabahah (jual-beli) adalah pembiayaan atau pendanaan yang sering
digunakan
dibandingkan
pembiayaan
mudharabah
(bagi
hasil).
Penggunaan murabahah sebesar Rp 106,7 milyar sedangkan penggunaan mudharabah sebesar Rp 13,3 milyar (Bank Indonesia, 2013). Dalam perkembangan dari tahun ke tahun, bank syariah cukup mengalami pertumbuhan yang mengesankan. Hal ini tercermin dari data statistik perbankan syariah di Indonesia yang mencatat pertumbuhan pembiayaan serta dana pihak ketiga (DPK) bank syariah yang cukup berarti. Dari data statistik perbankan syariah Indonesia menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah DPK perbankan syariah di Indonesia yaitu dari Rp 156,9 milyar pada Maret 2013 menjadi Rp 171,7 milyar pada September 2013. Jumlah giro wadiah pada Maret 2013 sebesar Rp 14 milyar dan tabungan mudharabah sebesar Rp 38,5 milyar, sedangkan deposito mudharabah sebesar Rp 96,4 milyar. Jumlah tersebut selalu mengalami kenaikan, hingga pada September 2013 tercatat bahwa jumlah giro wadiah sebesar Rp 15,5 milyar dan tabungan mudharabah sebesar Rp 42,8 milyar, sedangkan deposito mudharabah sebesar Rp 103,7 milyar (Bank Indonesia, 2013).
4
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa jumlah deposito mudharabah lebih besar dibandingkan giro wadiah dan tabungan mudharabah. Bertambahnya jumlah deposito mudharabah dari waktu ke waktu memperlihatkan bahwa deposito mudharabah cukup diminati oleh nasabah. Pendirian perbankan syariah di Indonesia semakin pesat. Persaingan antar perbankan dalam meningkatkan kualitas pelayanan untuk menarik nasabahnya juga semakin tinggi. Beragam jasa pelayanan yang diberikan oleh bank juga mengalami perkembangan. Berbagai penelitian menemukan bahwa perilaku nasabah dalam memilih bank syariah didorong oleh faktor memperoleh keuntungan. Seperti pendapat Karsten (1982) yang dikutip dalam penelitian Apriandika (2011) menyatakan besarnya bagi hasil yang diperoleh, ditentukan berdasarkan keberhasilan pengelola dana untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu tingkat laba Bank Syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah yang menyimpan dana (konsep profit dan loss sharing). Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan harta, pengusaha dan pengelola investasi yang baik (professional investment manager) akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediary (perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana) dan kemampuannya menghasilkan laba. Dalam hal ini, salah satu penilaian kemampuan bank yang dapat dilakukan adalah dengan menilai kinerja keuangan untuk mengetahui tingkat kesehatan bank.
5
Menurut Munawir (2002), kinerja keuangan adalah “Kemampuan dari suatu perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mendapatkan hasil yang maksimal”. Karena kinerja keuangan dapat menunjukkan kualitas bank melalui penghitungan rasio keuangannya. Untuk menghitung rasio keuangan dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan bank yang dipublikasikan secara berkala. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, mulai dari nasabah atau calon nasabah, investor atau calon investor, pihak pemberi dana atau calon pemberi dana, sampai pada manajemen perbankan itu sendiri. Informasi dari laporan keuangan tersebut akan memenuhi harapan dari pihak – pihak yang berkepentingan dan pada gilirannya akan mempengaruhi terhadap nilai perusahaan.
Apabila kinerja
keuangan bank dapat berjalan dengan baik maka kinerja bank juga dapat berjalan optimal untuk menghasilkan keuntungan atau bagi hasil kepada para nasabahnya. Penelitian ini menguji apakah kinerja keuangan secara langsung dapat berpengaruh terhadap deposito mudharabah. Kinerja keuangan yang digunakan adalah berbagai macam Rasio Keuangan diantaranya, Rasio Profitabilitas dengan ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity), Rasio Likuiditas dengan FDR (Financing Deposit Ratio), Rasio Efisiensi yang terdiri dari BOPO (Biaya
6
Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan Rasio Solvabilitas dengan CAR (Capital Adequacy Ratio). Dengan demikian berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang kemudian hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul : “PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH”.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
diatas,
maka
peneliti
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh simultan antara profitabilitas, likuiditas, efisiensi dan solvabilitas terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah? 2. Apakah ada pengaruh profitabilitas terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah? 3. Apakah ada pengaruh likuiditas terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah? 4. Apakah ada pengaruh efisiensi terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah? 5. Apakah ada pengaruh solvabilitas terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah?
7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang merupakan gambaran nyata mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk
mengetahui
apakah
terdapat
pengaruh
secara
simultan,
profitabilitas, likuiditas, efisiensi dan solvabilitas terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh likuiditas terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh efisiensi terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 5. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh solvabilitas terhadap tingkat bagi hasil deposito mudharabah. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun dengan diadakannya penelitian ini, penulis berharap hal tersebut dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Akademis Sebagai rujukan, referensi, dan menjadi bahan informasi bagi peneliti lain terutama dalam rangka pengembangan dalam bidang ilmu analisis laporan keuangan dimana untuk melihat sejauh mana keterkaitan antara rasio
8
keuangan yang satu dengan yang lain dan membuka sudut pandang lain dari penilaian kinerja keuangan terutama pada perbankan syariah. 2. Penulis Diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang Profitabilitas, Likuiditas, Efisiensi dan Solvabilitas serta hubungannya dengan tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan memperhatikan secara langsung penerapan teori – teori di dalam dunia bisnis secara nyata. 3. Instansi Terkait Hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan bagi pihak instansi dalam menentukan kebijakan – kebijakan yang akan diambil terutama dalam rangka meningkatkan transaksi deposito mudharabah. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan skripsi ini, data diperoleh melalui laporan keuangan publikasi bank umum syariah antara tahun 2010-2012. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014 sampai dengan selesai.