BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sumberdaya hutan merupakan sumberdaya alam yang dapat diperbaharui
(renewable resources), namun apabila dimanfaatkan secara berlebihan dan terusmenerus akan mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitasnya. Saat hal tersebut terjadi akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan keadaan hutan seperti sedia kala. Pengelolaan hutan sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui perlu memperhatikan berbagai fungsi, sehingga pemanfaatannya untuk hutan produksi perlu menerapkan konsep manajemen secara lestari agar dapat dimanfaatkan pada rotasi selanjutnya atau periode yang akan datang. Hutan mempunyai beberapa fungsi, yaitu fungsi hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi.. Dalam Buku Statistik Kehutanan 2012, jumlah luas daratan kawasan hutan adalah 128.220.010,10 Ha.
Luasan tersebut terbagi
menjadi kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam dengan luas 27.452.722,63 Ha, hutan lindung dengan luas sekitar 30.096.778 Ha, hutan produksi terbatas dengan luas 27.874.583 Ha, hutan produksi tetap sekitar 30.180.157 Ha, dan hutan produksi yang dapat dikonversi dengan luas 17.814.745 Ha. Salah satu komponen penting dalam pengelolaan hutan, terutama dalam pengelolaan hutan produksi adalah pemanenan hasil hutan. Pengelolaan hutan
1
2
produksi bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu yang berbahan baku kayu. Sedangkan pengertian pemanenan hasil hutan sendiri adalah semua proses yang berkaitan dengan bagaimana pohon itu disiapkan agar dapat dikeluarkan dari dalam hutan, dan bagaimana cara mengeluarkan hasil tebangan tersebut, sehingga proses pemanenan penting untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas kayu yang dibutuhkan untuk proses produksi. Kegiatan pemanenan hasil hutan merupakan bagian dari sistem pengelolaan hutan.
Pemanenan memiliki komponen-komponen yang saling
berkaitan, yaitu perencanaan, penebangan, penyaradan, bongkar-muat, dan pengangkutan. Pemanenan hasil hutan selain menjadi komponen penting juga merupakan komponen yang menimbulkan dampak negatif paling besar dalam pengelolaan hutan.
Oleh karena itu pemanenan hasil hutan yang ramah
lingkungan (Reduced Impact Logging/RIL) merupakan salah satu komponen yang seharusnya ada dalam pengelolaan hutan, karena sistem pemanenan yang ramah lingkungan akan mengurangi dampak kerusakan bagi tegakan sehingga dapat memberikan peluang bagi pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Salah satu perusahaan kehutanan yang telah menerapkan sistem RIL adalah PT. Sari Bumi Kusuma (SBK) yang dalam komitmennya menyadari betul pentingnya menjaga kinerja perusahaan secara sungguh-sungguh melalui kepatuhan terhadap peraturan per-undangan yang berlaku dari pemerintah (Departemen Kehutanan) dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari yang mengacu kepada standar yang ada, baik standar nasional maupun standar Internasional.
3
Penyaradan merupakan salah satu bagian dari kegiatan pemanenan yang prakteknya disempurnakan melalui RIL yang artinya bahwa dalam kegiatan penyaradan juga harus diperhatikan aspek ekologis guna mencapai kelestarian hutan.
Terutama karena penyaradan merupakan kegiatan pemanenan yang
mempunyai dampak kerusakan terbesar dibanding kegiatan lainnya. Penyaradan kayu merupakan salah satu tahapan dari serangkaian kegiatan pemanenan kayu yang bertujuan untuk memindahkan kayu dari tempat tebangan ke tempat pengumpulan kayu (TPn).
Dalam proses penyaradan jenis alat
penyarad (traktor) dan kayu yang disarad (terutama sekali ukurannya) serta keterampilan operator merupakan faktor-faktor yang
dapat mengakibatkan
kerusakan pada pohon-pohon yang dilaluinya. Demikian pula kontak antara alat penyarad dan kayu yang disarad terhadap tanah, dapat mengakibatkan kerusakan pada permukaan tanah yang selanjutnya dapat menimbulkan erosi. Kegiatan ini juga merupakan langkah penting yang dapat menentukan kualitas dan tingkat kerusakan dari kayu yang dihasilkan.
Hasil dan kualitas kayu yang tinggi
diperoleh dari prestasi kerja yang tinggi pula. Produktivitas pekerja yang tinggi akan menghasilkan prestasi kerja penyaradan yang tinggi. Prestasi kerja penyaradan akan sangat menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam pemungutan hasil.
Semakin tinggi prestasi kerja
kegiatan maka biaya yang harus dikeluarkan semakin kecil, demikian juga sebaliknya prestasi kerja yang rendah maka biaya yang harus dikeluarkan semakin besar.
4
1.2
Permasalahan Guna
mengantisipasi
dan
memenuhi
dinamika
tuntutan
global,
perusahaan-perusahaan kehutanan yang memiliki ijin usaha pengelolaan hasil hutan kayu (IUPHHK) dituntut untuk menjaga kinerja perusahaan secara sungguh-sungguh melalui kepatuhan terhadap peraturan per-undangan yang berlaku dari pemerintah dan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari yang mengacu kepada standar yang ada. Salah satu sisten yang diterapkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah dengan menerapkan reduced impact logging dalam kegiatan pemanenan hasil hutannya. Penyaradan merupakan salah satu bagian dari kegiatan pemanenan yang harus memperhatikan aspek ekologis guna mencapai kelestarian hutan. Kenyataan di lapangan menunjukkan pemakaian teknik pemanenan selain mempengaruhi dampak yang ditimbulkan juga mempengaruhi besarnya produktivitas dan biaya yang dikeluarkan oleh pihak pengelola hutan, apalagi kegiatan penyaradan merupakan kegiatan pemanenan yang selain menimbulkan dampak kerusakan terbesar juga merupakan kegiatan yang membutuhkan biaya terbesar. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diketahui efektivitas dan efisiensi kegiatan penyaradan melalui perhitungan prestasi kerja dan biaya untuk digunakan sebagai penilaian terhadap pemilihan teknik yang tepat.
5
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui jenis-jenis elemen kerja, cara kerja, dan volume kerja pada kegiatan penyaradan pada teknik RIL. 2. Mengetahui prestasi kerja kegiatan penyaradan dengan menggunakan traktor CAT 527 dan CAT D7G pada teknik RIL. 3. Mengetahui komponen penyusun biaya dan besarnya biaya penyaradan dengan menggunakan traktor CAT 527 dan CAT D7G pada teknik RIL.
1.4
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan terbatas pada pelaksanaan kegiatan penyaradan di
areal kerja PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah. Pemanenan di lokasi tersebut dilaksanakan di hutan alam produksi dengan sistem tebang pilih. Lingkup hal yang diteliti meliputi elemen pekerjaan, prestasi kerja, dan biaya penyaradan dengan menggunakan traktor sarad CAT 527 dan CAT D7G pada teknik pemanenan RIL.
1.5
Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian tentang prestasi kerja dan biaya penebangan dengan
teknik RIL ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Memberi informasi mengenai jenis-jenis elemen kerja, cara kerja, dan volume kerja pada kegiatan penyaradan pada teknik RIL
6
2. Memberi informasi tentang prestasi kerja penyaradan pada teknik RIL 3. Memberi informasi tentang komponen penyusun biaya dan besarnya biaya penyaradan pada teknik RIL.