BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pada saat pendiriannya, organisasi memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan itulah yang mendasari pendirian sebuah organisasi. Dalam rangka
mencapai
tujuannya,
organisasi
perlu
merumuskan
dan
melaksanakan strategi. Anthony dan Govindarajan (2007) mengatakan bahwa implementasi strategi organisasi memerlukan sebuah pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja memampukan manajemen melihat seberapa efektif dan efisien upaya pelaksanaan strategi tersebut. Sekarang ini, melihat persaingan bisnis yang semakin ketat dan banyak perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan pengukuran keuangan saja dalam menilai kinerjanya. Ada aspek lain yang dapat menjadi pendorong keunggulan kompetitif, yaitu aspek nonkeuangan. Neely et al. (2005) mengatakan bahwa
pengukuran
kinerja
dapat
didefinisikan
sebagai
proses
menguantifikasikan efisiensi dan efektivitas dari suatu tindakan. Oleh karena itu, aspek nonkeuangan perlu dikuantifikasikan agar dapat diukur. Scholey (2005) mengatakan bahwa apa yang tidak dapat diukur, tidak dapat ditangani. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan pengukuran kinerja tepat, baik dari sisi keuangan dan nonkeuangan, manajemen diharapkan mengerti keadaan organisasi yang sesungguhnya. Manajemen
1
dapat memberikan tindak lanjut terhadap masalah yang ada.
Scholey
(2005) menambahkan bahwa suatu organisasi perlu memiliki alat ukur yang baik dalam mengukur aspek keuangan dan nonkeuangan tersebut. Kebergantungan terhadap pengukuran keuangan saja dapat menyebabkan organisasi melakukan hal-hal yang salah. Tia1 dapat menyebabkan lebih fokusnya organisasi kepada hasil jangka pendek yang dapat mengorbankan nilai jangka panjang (Chavan, 2009). Sama dengan pernyataan Anthony dan Govindarajan (2007), bahwa mengandalkan pengukuran keuangan saja dapat menyebabkan disfungsional. Selain itu, pengukuran kinerja tradisional tidak cukup merepresentasikan pelaksanaan strategi. Padahal, pada masa persaingan bisnis yang semakin kompetitif ini, perusahaan dituntut untuk dapat melaksanakan strateginya dengan baik dan sukses. Oleh karena itu, untuk menghasilkan pengukuran kinerja yang berfokus pada tujuan jangka panjang perusahaan, pengukuran kinerja perlu disesuaikan dan diselaraskan dengan strategi jangka panjang perusahaan. Balanced Scorecard (BSC) merupakan sebuah pendekatan evaluasi strategi yang dikembangkan oleh Kaplan dan Norton di awal 1990-an, dengan menilai empat perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. BSC merupakan sebuah inovasi akuntansi manajemen dalam pengukuran kinerja. Model ini tidak menempatkan laporan keuangan sebagai satu-satunya pengukur 1
tia dan meretia merupakan kata pengganti yang penulis gunakan untuk kata dia dan mereka yang merujuk ke benda. Kata tersebut penulis ketahui dari beberapa tulisan Suwardjono, seperti di dalam bukunya, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Kata tia dan meretia digunakan untuk merujuk ke kata pengganti benda.
2
keberhasilan pelaksanaan strategi. BSC juga menjadi sebuah alat evaluasi strategi yang tidak hanya dapat mengukur tangible assets, tetapi juga intangible assets suatu perusahaan (Brewer and Speh, 2000). Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan badan usaha yang dimiliki daerah dan diberi kewenangan untuk mengelola sumber daya yang ada di daerah tersebut. BUMD dibentuk dengan tujuan melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat, penyelenggaraan kemanfaatan umum, dan peningkatan penghasilan pemerintah daerah (Kamaluddin, 2001). Hal-hal yang menyangkut BUMD diatur
dalam
peraturan
mengenai
kewenangan
pemerintah
dan
kewenangan propinsi sebagai daerah otonom yang ditulis pada PP No.25 Tahun 2000. BUMD memiliki tujuan umum meningkatkan kesejahteraan rakyat serta pemerataan dan keadilan. Tujuan inilah yang sudah seharusnya menentukan arah berjalannya BUMD. Dalam kenyataan yang ada, BUMD belum optimal dalam mewujudkan peran yang diharapkan. Bahkan beberapa BUMD masih menjadi beban pemerintah daerah. Salah satu penyebabnya adalah bahwa BUMD tidak dikelola secara profesional (BPKRI, 2013). Permasalahan di dalam BUMD terjadi baik internal maupun eksternal. Masalah internal berkaitan dengan manajemen perusahaan, dan masalah eksternal berkaitan dengan dengan tingkat persaingan yang sangat tinggi dan perubahan lingkungan usaha. Permasalahan inilah yang menjadi penghambat bagi BUMD memiliki peran ideal bagi masyarakat Indonesia (BPK, 2013).
3
Penilaian kinerja BUMD yang tepat dan penyelarasan antara penilaian kinerja dengan strategi perusahaan dapat menjadi alternatif untuk mengatasi masalah ini. Dengan penilaian kinerja yang tepat, perusahaan dapat mengetahui apakah strategi perusahaan telah dilaksanakan dengan baik atau belum. Selain itu, menurut Poll (2001) yang dikutip oleh Chavan (2009), penilaian kerja yang baik perlu menciptakan keseimbangan dalam penilaian eksternal maupun internal organisasi. Keseimbangan tersebut harus dicapai antara pengukuran masa lalu dan pengukuran yang menggerakkan kinerja masa depan. Dengan demikian, untuk memperoleh suatu penilaian kinerja yang tepat, dibutuhkan sebuah model pengukuran yang komprehensif, tidak hanya dari sisi finansial. Christina dan Sudana (2013) menyatakan bahwa BSC cocok diimplementasikan pada semua jenis entitas bisnis, baik penghasil barang maupun jasa. Selain itu, BSC juga dapat merefleksikan kebutuhan tiap-tiap pemangku kepentingan dengan baik karena adanya empat perspektif BSC. BUMD yang memiliki tujuan menyediakan jasa untuk kepentingan publik dan yang berada di bawah naungan pemerintah, harus dapat memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan. Dengan demikian, BSC menjadi sarana yang cocok bagi penilaian kinerja pada BUMD. PD. BPR Bank Salatiga merupakan sebuah Badan Usaha Milik Daerah Kota Salatiga yang bergerak di bidang perbankan. Bank ini merupakan lembaga keuangan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Salatiga dan berfungsi sebagai penghimpun serta penyalur dana
4
masyarakat, terutama masyarakat Kota Salatiga. Sebagian besar nasabah PD. BPR Bank Salatiga adalah PNS dan pedagang. Jumlah nasabah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Akan tetapi, bertambahnya nasabah tidak berarti pendapatan dan laba meningkat. Loyalitas nasabah yang rendah menjadi salah satu penyebab masalah yang muncul. Sistem pengukuran kinerja PD. BPR Bank Salatiga yang kurang komprehensif menimbulkan adanya beberapa hal yang terlewat dari pengawasan manajemen. Akhirnya, hal ini berdampak pada penurunan kinerja keuangannya. Dari uraian yang telah disebutkan di atas, penulis akan menganalisis dan mengevaluasi penilaian kinerja PD. BPR Bank Salatiga, serta memberi solusi yang diharapkan berguna bagi sistem penilaian kinerja PD. BPR Salatiga berdasarkan empat perspektif Balanced Scorecard. Dengan demikian, judul penelitian ini adalah “Analisis dan Evaluasi Penilaian Kinerja dengan Empat Perspektif Balanced Scorecard pada Badan Usaha Milik Daerah (Studi pada PD. BPR Bank Salatiga)”.
1.2
Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang yang telah disampaikan, maka pertanyaan penelitian yang dapat dibuat adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penilaian kinerja PD. BPR Bank Salatiga secara keseluruhan dengan menggunakan Balanced Scorecard?
5
2. Saran-saran apakah yang dapat diberikan untuk memperbaiki mekanisme penilaian kinerja PD. BPR Bank Salatiga?
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis dan mengevaluasi kinerja pada PD. BPR Bank Salatiga dengan menggunakan empat perspektif BSC 2. Mengidentifikasi cara-cara untuk
memperbaiki mekanisme
penilaian kinerja di waktu mendatang. 3. Membantu meningkatkan kinerja PD. BPR Bank Salatiga sebagai BUMD.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan: 1. Bermanfaat bagi PD. BPR Bank Salatiga dalam memperbaiki sistem pengukuran
kinerja,
serta
memberikan
gambaran
tentang
implementasi BSC. 2. Menjadi salah satu sumber literatur akademik mengenai kasus penerapan BSC dalam evaluasi kinerja BPR.
6
1.5
Sistematika Penelitian Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima (5) bab, yaitu: BAB I
Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori Bab ini menguraikan teori-teori dari studi pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini, yang kemudian dapat mendukung pemecahan masalah penelitian.
BAB III
Metode Penelitian Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, objek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV
Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi pembahasan mengenai evaluasi kinerja PD. BPR Salatiga dengan menggunakan empat perspektif pada pendekatan BSC.
BAB V
Penutup Bab ini berisi simpulan dan saran mengenai implementasi BSC di PD. BPR Salatiga.
7